Dari perjanjian Piagam Madinah ini kemudian Nabi memberikan teladan bagi kita untuk
melandasi negara dengan semangat persatuan dan demokratis, karena isi piagam ini terkandung
pengertian bahwa :
1. Nabi Muhammad SAW bertindak sebagai kepala Negara
2. Kota Madinah sebagai otoritas wilayahnya
3. Piagam Madinah sebagai landasannya
4. Orang Islam maupun Yahudi sebagai rakyatnya
D. Rintangan terhadap dakwah Nabi di Madinah
Perjalanan dakwah nabi di Madinah tidak selamanya berjalan mulus meskipun berbagai
upaya perdamaian telah dilakukan namun kaum kafir Quraisy tidak mau menyerah untuk terus
menentang dakwah Nabi dengan berbagai cara. Akhirnya pecahlah beberapa perang yang antara
lain; Perang Badar, Perang Uhud, Perang Khandaq.
1. Perang Badar
Perang ini merupakan awal pertempuran umat Islam melawan kaum kafir Quraisy yang dipimpin
oleh petinggi-petinggi kafir Quraisy dibawah komando Abu Jahal atau Amir bin Hisyam terjadi
pada tanggal 17 Maret 624 M atau 17 Ramahan 2 Hijriah.
Perang Badar terjadi akibat kesepakatan kaum Muslimin di Madinah yang terancam
kedaulatannya oleh kedatangan kaum kafir Quraisy yang akan melakukan perdagangan menuju
Syam. Untuk menuju Syam Kafir Quraisy harus melewati Madinah, kaum muslimin yakin
bahwa kedatangan kaum kafir Quraisy ke Madinah menuju Syam tidak akan hanya lewat saja
melainkan sudah pasti adanya maksud lain yaitu ingin menguasai kaum muslimin di Madinah
karena hal ini memang sudah direncanakan oleh kaum Quraisy.
Nabi mencegat pasukan Quraisy dengan hanya berjumlah pasukan lebih kurang 313 orang,
sedangkan kaum Kafir Quraisy berjumlah 1000 orang. Perang ini akhirnya dimenangkan oleh
kaum muslimin dengan terbunuhnya kepala pasukan mereka yaitu Abu Jahal.
Atas kemenangan perang ini kaum Muslimin semakin mempunyai kepercayaan diri yang kuat
dan kedudukan Nabi sebagai pemimpin umat serta panglima perang semakin Berjaya. Nama
Nabi Muhammad SAW semakin harum di hati kaum Muslimin di Madinah.
2. Perang Uhud
Perang ini adalah upaya kaum kafir quraisy untuk membalas kekalahan mereka pada perang
Badar. Pada mulanya kaum kafir memancing kemarahan kaum muslimin dengan menduduki
lading gandum kaum mukmin di wilayah bukit Uhud yang berjarak tiga mil dari Madinah.
Perang yang sangat dahsyat ini terjadi pada tanggal 15 syuro 3 Hijriah atau 13 Maret 625 M dan
diikuti lebih kurang 1000 orang kaum muslimin namun karena adanya hasutan dari pihak
Quraisy pasukan Nabi hanya tinggal 700 orang saja. Kaum inilah yang kita kenal di kemudian
hari sebagai orang-orang munafik.
Sebagai panglima perang sebenarnya Nabi lebih mengedepankan strategi menunggu musuh di
Madinah karena mengingat jumlah kaum muslimin yang tidak sebanding dengan jumlah kaum
kafir Quraisy yang mencapai 3000 orang, namun karena adanya desakan dari beberapa pihak
kaum Muslimin akhirnya Nabi menyetujui untuk berangkat menuju bukit Uhud.
Setibanya di Uhud dini hari Nabi langsung menyusun strategi perang. Bahwasannya kaum
Muslimin diperintahkan oleh Nabi untuk meninggalkan posisi masing-masing diatas bukit.
Strategi ini hampir memenangkan kaum muslimin tetapi karena akhirnya kaum muslimin banyak
yang tergiur adanya harta rampasan atau ghonimah, lalu mereka mulai meninggalkan pesan yang
merupakan strategi Nabi untuk turun di bawah bukit tempat harta ghonimah berada demikian
pula pasukan pemanah yang dipimpin oleh Mus’ab bin Abi Waqqos pun turut memburu harta
rampasan tersebut dan akhirnya pasukan muslimin pun berantakan.
Demi melihat kaum muslimin berada dibawah bukit maka para Kafir Quraisy yang dipimpin
oleh Kholid bin Walid menggantikan posisi perang dari atas bukit yang mengakibatkan kaum
muslimin terkepung dan mengalami kekalahan fatal. Perang ini menyebabkan kekalahan kaum
muslimin dan mengakibatkan tewasnya 70 syuhada.
3. Perang Khandaq
Perang ini terjadi akibat kaum Quraisy dari kabilah kabilah Arab serta kaum yahudi di Madinah
ingin menumpas kaum muslimin, dinamakan perang Khandaq (yang berarti parit) karena kaum
muslimin menggali parit sebagai benteng pertahanannya dari serangan musuh. Ide penggalian
parit sebagai upaya membendung laju musuh ini diprakarsai oleh seorang ahli siasat perang yang
bernama Salman Alfarisi.
Perang Khandaq terjadi pada awal Syawal tahun 5 H diikuti oleh sebanyak 3000 kaum muslimin
dan sekitar 500 ribu kaum kafir. Perang yang akhirnya dimenangkan oleh kaum muslimin ini
dibantu dengan pertolongan Allah berupa angin badai yang sangat dahsyat memporak-
porandakan periuk, kemah dan angin itu membuat debu panas berterbangan menimpa pasukan
kafir sebagaimana dikisahkan dalam al-Qur’an :
ا99ين آ َمنُوا ْاذ ُكرُوا نِ ْع َمةَ هَّللا ِ َعلَ ْي ُك ْم إِ ْذ َجا َء ْت ُك ْم ُجنُو ٌد فَأَرْ َس ْلنَا َعلَ ْي ِه ْم ِري ًح
َ يَا أَيُّهَا الَّ ِذ
َو ُجنُو ًدا
. . . لَ ْم تَ َر ْوهَا
Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikurniakan) kepadamu
ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan
tentara yang tidak dapat kamu melihatnya.(QS. Al Azhab : 9)