Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TELEMATIKA

Semua jawaban harus disertai dengan dasar hukum dan contoh


1. Dalam pengaturan perlindungan data pribadi dikenal dengan konsep “access” and
“control’ of privacy data, jelaskan kedua konsep ini berdasarkan peraturan yang ada
dan disertai dengan contoh.
Jawab : konsep dari akses dan control data pribadi adalah salah satu konsep yang
memiliki hak untuk dilindungi. hak atas privasi termasuk di dalamnya perlindungan
data pribadi diakui sebagai salah hak konstitusional warga negara. Hal ini sejalan
dengan dimasukannya bab khusus tentang hak asasi manusia (bill of rights)
dalam konstitusi hasil amandemen (Bab XA—Pasal 28 A‐J). Ketentuan memgenai
jaminan perlindungan data pribadi dapat ditemukan di dalam Pasal 28G ayat (1)
UUD 1945 yang menyatakan, “Setiap orang berhak atas perlindungan atas
perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di
bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan
hak asasi.” . Selain perlindungan konstitusional, keterlibatan Indonesia sebagai
negara pihak dari International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR),
yang telah disahkan melalui UU No. 12/2005, juga menegaskan kewajiban pemerintah
Indonesia untuk melindungi privasi dan data pribadi warga negaranya.
Contohnya adalah Pinjaman online dengan mekanisme transaksinya mengisi data
secara online akan tetapi dalam hal keterlambatan pembayaran tidak jarang
menggunakan kolektor untuk melakukan intimidasi kepada nasabah, keluarga
nasabah, pimpinan tempat nasabah bekerja dan bahkan dapat mengakses data dari
handphone nasabah. Berdasarkan peristiwa tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat metadata berupa data pribadi yang diberikan untuk berbagai kepentingan
(perbankan, e-commerce, dll.), diserahkan secara sukarela dan disimpan sbagai data
digital oleh pelaku usaha (atau siapapun yang menerima dan menyimpan data pribadi,
metadata rentan untuk disalahgunakan penerima-penyimpan data atau dicuri (hack)
pihak ketiga dan terbuka untuk disalahgunakan, digunakan untuk tujuan-tujuan lain di
luar kesepakatan.
2. Dalam memberikan perlindungan hukum hak cipta atas karya yang berbentuk digital
works, dikenal adanya istilah “digital rights management” , jelaskan konsep DRM
tersebut sebagai wujud perlindungan digital works, jelaskan dan beri contoh
Jawab : DRM (Digital Right Management adalah sebuah sistem yang memiliki tugas
untuk mengontrol akses yang digunakan oleh produsen atau pemegang hak cipta
agar dapat membatasi penggunaan media digital atau perangkat digital. DRM
memiliki tujuan yang sangat baik yaitu untuk menghindari karya karya digital yang
sudah susah payah dibuat dari pembajakan yang tentu akan sangat merugikan. Sesuai
dengan UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta menyatakan bahwa hak cipta adalah
hak yang mengatur karya intelektual di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra
yang dituangkan dalam bentuk yang khas dan diberikan pada ide, prosedur, metode
atau konsep yang telah dituangkan dalam wujud tetap. DRM salah satu sistem yang
melindungi hak cipta suatu karya.
Contohnya adalah aplikasi Itunes yang terdapat pada produk apple karya dari steve
jobs. Lagu lagu yang didapatkan dari itunes hanya boleh dan hanya bisa diputar oleh
itunes atau ipods dengan syarat melakukan pembayaran untuk mengkonsumsi karya
tersebut. itu salah satu bentuk DRM yang ada pada Apple yang juga menjadi
keunggulan Apple untuk melindungi hak cipta.
3. Salah satu bidang yang berkembang dewasa ini adalah tentang perangkat lunak
(software) yang di beberapa negara selain dilindungi oleh hak cipta dilindungi oleh
hak paten. Spektrum perlindungan atas software ini tergantung dari jenis softwarenya
yang selanjutnya akan berpengaruh pada jenis lisensinya, jelaskan keterkaitan kedua
hal ini dalam contoh
Jawab : software atau perangkat lunak tidak masuk kedalam kategori hak cipta
kekayaan intelektual yang dilindungi undang – undang. Di Indonesia pun pemerintah
akhirnya membuat amandemen undang-undang hak cipta dengan menggolongkan
Komputer kedalam kategori karya tulis, tercantum dalam Undang-undang Nomor 19
Tahun 2002 tentang Hak cipta. Dengan demikian, para programmer memiliki hak dan
bisa menuntut apabila ada pengguna software yang mengklaim atau melanggar
ketentuan. Di dalam Undang-undang tersebut mencakup berbagai hal perlindungan
seperti hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan merk.
Contohnya adalah
1. Lisensi commercial
Lisensi commercial adalah lisensi suatu software yang dibuat dengan tujuan
komersial. Untuk dapat menggunakan software dengan lisensi tersebut terlebih
dahulu harus mengantongi izin dari pemilik hak cipta software atau melakukan
transaksi pembelian dengan pemiliknya. Contoh dari lisensi commercial sudah tak
asing lagi dengan sistem operasi Windows dari Microsoft, software ini ternyata
masuk dalam daftar software berlisensi commercial.
2. Lisensi non commercial
Kebalikan dari commercial, ternyata ada juga lisensi software yang sifatnya non
commercial. Software jenis ini murni tidak mencari laba. Biasanya software dengan
lisensi non-commercial dipakai pada software pelayanan umum seperti misalnya di
rumah sakit, sekolah atau yayasan.
3. Lisensi trial
Software dengan lisensi trial artinya diperbolehkan untuk menggunakannya secara
bebas dengan jangka waktu tertentu. Software jenis ini sifatnya uji coba atau
berupa demo yang bisa dapatkan secara gratis. Untuk bisa menikmati software
secara terus menerus mau tidak mau harus membelinya. Contoh dari software
dengan lisensi trial adalah Avast Antivirus, Internet Download Manager dan AVG
Tune Up.
4. Lisensi open source
Lisensi open source sendiri adalah salah satu software yang banyak diminati
banyak orang karena dapat dengan bebas menggunakan sekaligus mengubah dan
menyebarluaskannya kembali secara cuma-cuma. Software open source diciptakan
untuk kepentingan umum. Contoh dari software open source sendiri adalah Linux,
Ubuntu dan notepad++.
4. Dalam kasus sengketa nama domain, seseorang secara hukum mempunyai hak atas
sebuah domain name apabila bisa membuktikan bahwa pihak tersebut mempunyai
“legitimate interest”, jelaskan apa yang dimaksud dengan hal itu dan bagaimana
contohnya
Jawab : nama domain adalah konsep penanaman dalam dunia internet untuk
memudahkan seseorang dalam berinteraksi (alamat seseorang/IP Address). Nama
domain biasanya menunjukkan nama pemilik website, baik perorangan maupun
perusahaan, brand/merk, dan kalimat pendek yang dijadikan sebagai nama domain
hanya dilindungi oleh hukum apabila terdaftar di Direktorat Jendral Hak Kekayaan
Intelektual. Maka dengan terdaftar maka memiliki legitimate interest atau kepentingan
yang sah
Contohnya adalah perlindungan nama domain menurut undang undang No 15 tahun
2001 tentang merek. Merek adalah tanda pengenal yang membedakan milik
seseorang dengan milik orang lain berkaitan dengan hasil industri dan barang dagang
seperti yang dijelaskan pada pasa 1 ayat (1) Undang – Undang No 15 Tahun 2001
tentang merek yaitu sebagai berikut “ tanda berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf,
angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur – unsur tersebut yang
memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan
jasa”
5. Marketplace merupakan salah satu bentuk dari Penyelenggara Sistem Elektronik
dimana dalam platform yang dikelola sering disalahgunakan oleh user sebagai tempat
menjual obyek yang melanggar UU, apakah marketplace dapat dimintai pertanggung
jawaban atas hal ini? Jelaskan dengan menghubungkannya dengan prinsip “safe
harbor”
Jawab : Pasal 15 ayat (3) UU ITE memuat ketentuan yang membebaskan tanggung
jawab hukum penyelenggara sistem elektroniik atas kesalahan yang dilakukan
pengguna. Dengan demikian penyedia platform market place tidak dapat dimintai
pertanggungjawaban hukum terhadap beredarnya barang yang melanggar merek
yang diunggah oleh merchant dalam situs market placenya. Ini menjadi permasalahan
hukum mengingat pengelolaan situs e-commerce sejatinya menjadi ranah penyedia
platform. sudah semestinya penyedia platform e-commerce tetap dapat dibebankan
tanggung jawab atas dasar kesalahan dengan membiarkan pembiaran peredaran dan
penyebarluasan barang tersebut dalam platformnya. Atas dasar hal tersebut,
tanggung jawab hukum yang dibebankan dapat didasarkan oleh Pasal 1365 KUHPdt
mengenai perbuatan melawan hukum.

Referensi
Meliala, Sebatian. (2019). “Perlindungan Nama Domain Dari Tindakan Pendaftaran Nama Domaun
dengan Itikad Buruk berdasarkan Hukum Positif Indonesia dan Uniform Domain name dispute
resolution policy” diakses dari link https://media.neliti.com/media/publications/35357-ID-
perlindungan-nama-domain-dari-tindakan-pendaftaran-nama-domain-dengan-itikad-bur.pdf .
Pada tanggal 01 November 2021.

Gaptex.id. (2019). “Digital Right Management”. Diakses pada link


https://gaptex.id/glossary/pengertian-drm-digital-rights-management/ pada tanggal 01 November
2021

Anda mungkin juga menyukai