DISUSUN OLEH:
1. A. SUBHAN (03)
2. ELVANO A.P (09)
3. M. OYONG S.R (13)
4. RIFQI M (19)
Dua tersangka kasus ancaman pembunuhan terhadap anggota Polri, dihadirkan dalam
rilis kasus tersebut di Mapolda Metro Jaya, Senin, 14 Desember 2020. Tersangka
inisial S ditangkap karena mengeluarkan ancaman untuk membunuh Kapolda Metro
Jaya Inspektur Jenderal Mohammad Fadil Imran di media sosial. TEMPO/Hilman
Fathurrahman W
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus memberikan keterangan dalam
rilis kasus ancaman pembunuhan, di Mapolda Metro Jaya, Senin, 14 Desember 2020.
Ancaman yang dikeluarkan tersangka inisial S itu dengan membuat unggahan berisi
foto Fadil dengan tulisan "dicari orang ini, Pembunuh bayaran, segera dihubungi
mujafudfisabilillah". TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menunjukkan barang bukti
dalam rilis kasus ancaman pembunuhan, di Mapolda Metro Jaya, Senin, 14 Desember
2020. Sedangkan tersangka inisial DB ditangkap karena mengunggah video berisi
ancaman memenggal aparat kepolisian terkait penahanan Rizieq Shihab.
TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus menunjukkan barang bukti
dalam rilis kasus ancaman pembunuhan, di Mapolda Metro Jaya, Senin, 14 Desember
2020. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
"Pemeriksaan terhadap dua orang yang terkait dengan perkara Tipikor dalam
penyelenggaraan pembiayaan ekspor nasional oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor
Indonesia," tutur Kapuspenkum Kejagung Leonard Eben Ezer Simanjuntak dalam
keterangannya, Sabtu (14/8/2021).
Leonard mengatakan, saksi itu adalah DSD selaku Kepala Divisi Analisa Resiko Bisnis II
periode April 2015 sampai dengan Januari 2019 pada LPEI. Dia diperiksa terkait dengan
dengan pemberian fasilitas kredit pada Kemilau Kemas Timur tahun 2016, PT. Borneo
Walet Indonesia tahun 2018, PT. Jasa Mulya Indonesia tahun 2015-2018, dan PT. Mulia
Walet Indonesia tahun 2016-2017.
Saksi selanjutnya berinisial AW selaku Kepala Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) pada
LPEI. Dia diperiksa terkait audit terhadap debitur yang tidak dapat mengembalikan fasilitas
kredit pada LPEI.
Dalam duduk perkara, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) diduga telah
memberikan fasilitas pembiayaan kepada Group Walet, Group Johan Darsono, Duniatex
Group, Group Bara Jaya Utama, Group Arkha, PT. Cipta Srigati Lestari, PT. Lautan
Harmoni Sejahtera dan PT. Kemilau Harapan Prima serta PT. Kemilau Kemas Timur dan
pembiayaan kepada para Debitur tersebut sesuai dengan laporan sistem informasi
manajemen resiko dalam posisi colektibility macet, sejak tanggal 31 Desember 2019.
Sirra Prayuna, anggota tim kuasa hukum Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki T Purnama
alias Ahok, mengatakan tidak ada persiapan khusus terkait kliennya yang menghadapi
pemeriksaan perdana sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama.
"Tidak ada sesuatu yang harus dipersiapkan betul. Hanya data dan bukti-bukti yang sudah
diajukan pada proses penyelidikan, itu kami cek kembali," kata Sirra di Mabes Polri, Jakarta,
Selasa (22/11).
Ahok diperiksa di Gedung Utama Mabes Polri dengan didampingi 15 orang kuasa hukum. Ahok
menjalani pemeriksaan perdana hari ini setelah mantan Bupati Belitung Timur itu ditetapkan
sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
"Kuasa hukum ada sekitar 15 (orang) yang hadir saat ini," katanya.
Ahok tiba di area Mabes Polri, Selasa pagi. Dia datang ke Mabes Polri dengan pengawalan
melekat kurang dari 10 personel. Dia tiba pukul 09.00 WIB. Tidak ada keterangan yang
disampaikan Ahok saat para awak media mengerubutinya.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Pol Agus Andrianto, mengatakan
sebanyak 24 orang saksi dari pihak pelapor telah diperiksa dalam penyidikan kasus Ahok.
"Total sudah 24 orang yang diperiksa," katanya.
Menurutnya, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab juga dijadwalkan
untuk diperiksa sebagai saksi dari pihak pelapor. "Tinggal Habib Rizieq (belum diperiksa),
kemarin (Habib) lagi ke luar kota," katanya.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memeriksa enam pejabat daerah terkait kasus dugaan
korupsi cukai rokok dan minuman beralkohol dengan tersangka Bupati Bintan nonaktif Apri Sujadi.
Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri melalui pesan WhatsApp, yang diterima di
Tanjungpinang, Senin (8/11/2021) mengatakan, saksi-saksi yang diperiksa hari ini di Mapolres
Tanjungpinang itu, sudah berulang kali diperiksa penyidik KPK. Advertisement
"Penyidik mendalami pengetahuan para saksi terhadap informasi dan data yang diperoleh," katanya
seperti dikutip Antara.
Ia membeberkan, enam pejabat yang diperiksa sebagai saksi itu, yakni Alfeni Harmi, Staf Badan
Pengusahaan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (Free Trade Zone/FTZ) Bintan yang juga
Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Dinas Penanaman Modal Pelayanan Satu Pintu
Bintan.
Kemudian, Mardiah, mantan Kepala Badan Pengusahaan FTZ Bintan (2011-2016) yang saat ini
menjabat sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3KB) Bintan.
Selain itu, penyidik KPK juga memeriksa Risteuli Napitupulu, Anggota Bidang Perdagangan dan
Penanaman Modal BP Bintan, dan Edi Pribadi, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Bintan
yang juga Anggota 2 Bidang Pelayanan Terpadu BP Bintan Tahun 2011-2013/Wakil Kepala BP
Bintan Tahun 2013-2016.
KPK juga menjadwalkan pemeriksaan dilakukan terhadap Radif Anandra, Anggota 4 Bidang
Pengawasan dan Pengendalian BP Bintan (2016-sekarang), dan Muhamad Hendri, Sekretaris DPRD
Bintan yang juga mantan Anggota 2 BP FTZ Bintan.
Analisis: KPK melakukan pemeriksaan terhadap 6 pejabat yang terkait dugaan kasus korupsi Cukai Rokok
FTZ