DISUSUN OLEH:
A.CITRA QURANI NUR
XI.IIS.1
SMAN 1 SOPPENG
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bila penulisan makalah ini masih belum sempurnah dan
banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan saya harapkan.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk teman-teman sekolah
dan masyarakat.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………….. ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………...………… 1
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………. 1
A. Pengertian jenazah………………………………………….. 1
B. Penyelenggaraan Jenazah........................................................ 1
1. Memandikan Jenazah........................................................... 2
2. Mengkafani Jenazah............................................................ 4
3. Menshalatkan Jenazah......................................................... 6
4. Menguburkan Jenazah......................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………... 18
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam ketentuan hukum Islam jika seorang muslim meninggal dunia maka
hukumnya fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup untuk
menyelenggarakan 4 perkara, yaitu memandikan, mengkafani, menshalatkan
dan menguburkan orang yang telah meninggal tersebut. Untuk lebih jelasnya
4 persoalan tersebut, pemakalah akan mencoba menguraikan dalam
penjelasan berikut ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN JENAZAH
Kata jenazah diambil dari bahasa Arab ( )جن ذحyang berarti tubuh mayat
dan kata جن ذyang berarti menutupi. Jadi, secara umum kata jenazah
memiliki arti tubuh mayat yang tertutup.[1]
Namun, sebelum penyelenggaraan jenazah itu dimulai, maka ada beberapa hal
yang harus dilakukan terhadap jenazah tersebut,[2] yaitu :
B. PENYELENGARAAN JENAZAH
1. Memandikan jenazah
2. Mengkafani jenazah
3. Mensalatkan jenazah
4. Menguburkan jenazah
1 Memandikan jenazah
Memandikan adalah salah satu cara yang wajib dilakukan terhadap mayat
orang yang beragama Islam. Caranya adalah menyampaikan atau mengalirkan
air bersih ke seluruh tubuhnya walaupun ia sedang haid atau junub.
Memandikan ini dilakukan orang yang masih hidup dengan menggunakan
sabun dan wangi- wangian, tetapi dengan lemah lembut.
Orang yang boleh memandikan jenazah adalah orang yang sama jenis
kelaminnya dengan mayat kecuali istri/ suami. Namun, jika ada beberapa
orang yang berhak memandikanny, maka yang lebih berhak adalah keluarga
terdekat yang mengetahui pelaksanaan mandi jenazah serta bersifat amanah.
Kalau tidak, orang lain yang lebih berpengetahuan serta amanah ( dapat
dipercaya untuk tidak membuka aib jenazah).
Selain hal di atas, yang perlu diperhatikan terhadap jenazah adalah sebagai
berikut:
2 Mengkafani jenazah
b. Kapas secukupnya.
3. Bagi jenazah laki-laki di tutup dengan tiga lapis kain secara rapi dan di
ikat dengan simpul disebelah kiri.
6. Setelah tutup kepala, baju( bagi wanita) kain dan kapas dipakaikan,
maka kain kapan digulung dengan cara mempertemukan ujung kain sebelah
kanan dan kiri satu persatu, sejak dari leher sampai ke kaki kemudian di ikat
dengan tali yang telah diletakkan terlebih dahulu di bawah kain kafan yaitu di
ujung sebelah kaki dan pinggang, sedangkan yang sebelah atas masih terbuka
sambil menanti kerabatnya ziarah terakhir. Setelah kerabat dan familinya
selesai berziarah, maka disempurnakan gulungannya dan
3 Menshalatkan jenazah
ا صلى على هذا\ هذه الميت \ميتة اربع تكبيرات فرض كفا ية اما ما\ ما موما هلل تعلى
· Sesudah takbir ketiga, dibaca do’a. Antara lain do’a yang dibaca
Rasulullah Saw sebagaimana hadis riwayat Muslim dan Nasa’i dari Auf bin
Malik, Rasulullah membaca :
اَللهُم الَ تَحْ ِر ْمنا َ أَجْ َره َُوالَ تَ ْفتِنا َ َوا ْغفِرْ لنَا َو لَه ( َر َواه ُال َحا ِكم
Apabila jenazahnya anak- anak, maka do’anya sesudah takbir ketiga diganti
dengan do’a berikut sebagaimana hadis riwayat Al-Bukhori dan Al- Baihaqy :
ً اَللهُم اج َعله لَنا َسلَفًا َو ُز ْخ ًرا[ َوفَ َر
) طا[ ( رواه البخارى و البيهقي
حد ثنا عمرو بن عبدهللا الءودي حد ثنا وكيع عن ابرهيم بن يذيد المكي عن ابي الز بير عن جا بر بن
[عبدهللا قال قا ل رسوهللا صلى هللا عليه و سلم الل تد فنوا مو تا كم با ليل اال ان تضطروا
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam penguburan jenazah ini antara lain
adalah:[6]
2) بسم هللا وعلى ملة رسو هلل صلي هللا عليه و سلم
. Khusus ketika memasukkan jenazah perempuan hendaklah di bentangkan
kain di atas liang kuburnya.
3) Dua atau tiga orang dari keluarga terdekat jenazah dan di utamakan
yang tidak junub pada malam hari sebelumnya, masuk kedalam liang kubur
dengan berdiri untuk menerima jenazah.
4) Adapun melepas tali-talinya dan membuka kain yang menutupi dan jari-
jari kakinya sehingga menempel ke tanah serta memasang bantalan tidak ada
tuntunan dari rasulullah SAW.
5) Bagi pengiring jenazah yang tiba di kuburan ketika kubur bekum selesai
digali hendaklah duduk menghadap kiblat dan jangan duduk di atas kuburan.
8) Dalam kondisi darurat boleh menguburkan dalam satu lubang dua mayat
atau lebih, dan yang lebih didahulukan adalah yang lebih afdhal di antara
mereka.
10) Menurut sunnah: memasukkan mayat dari arah belakang liang kubur.
BAB III
KESIMPULAN
a. Memandikan
b. Mengkafani
c. Menshalatkan
d. Menguburkan
Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah, antara
lain:
DAFTAR PUSTAKA
Ali Imran Sinaga, Fiqih Taharah, Ibadah, Muamalah, Cita Pustaka Media
Perintis Bandung. 2011
http://zainlzainal.blogspot.com/2012/10/penyelenggaraan-jenazah-disusun-
oleh.html