Anda di halaman 1dari 23

ANATOMI PAYUDARA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh nilai
tugas kelompok mata kuliah Anatomi Fisiologi

DISUSUN OLEH:
Kelompok 1
Adinda Yudistira
Cut Putri Faiza

DOSEN PENGAJAR :
Eva Zulisa, S.ST., M.Tr.Keb

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)
MUHAMMADIYAH ACEH
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Anatomi Payudara tepat waktu.
Makalah Anatomi Payudara disusun guna memenuhi tugas dari Dosen mata
kuliah Anatomi fisiologi S1 Kebidanan di Stikes muhammadiyah Aceh.

Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca tentang Anatomi Payudara. Penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan makalah ini.

Banda Aceh, 18 Nov 2020

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB IPENDAHULUAN....................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.............................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah......................................................... 1
.......................................................................................
1.3 Tujuan............................................................................ 1
.......................................................................................

BAB IIPEMBAHASAN........................................................................ 3

2.1 Anatomi Payudara......................................................... 3


.......................................................................................
2.2 Fisiologi Payudara......................................................... 6
.......................................................................................
2.3 Tahapan Perkembangan Payudara................................. 6
.......................................................................................
2.4 Proses Produksi ASI...................................................... 8
.......................................................................................
2.5 Proses Laktasi................................................................ 9
.......................................................................................
2.6 Proses Pembentukan Laktogen...................................... 9
.......................................................................................
2.7 Manajemen Laktasi....................................................... 11
.......................................................................................
2.8 Gangguan Kalenjar Payudara........................................ 13
2.9 Cara Menjaga Kesehatan Payudara............................... 14
.......................................................................................

BAB IIIPENUTUP................................................................................ 16

3.1 Kesimpulan.................................................................... 16
3.2 Saran.............................................................................. 16
.......................................................................................

iii
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas otot dada. Fungsi
dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Payudara
memegang peranan penting dalam kebiasaan seksual manusia. Setiap manusia
pada umumnya memiliki payudara, tetapi antara laki-laki dan perempuan
berbeda dalam fungsinya. Payudara yang matang adalah salah satu tanda
pertumbuhan sekunder dari seorang perempuan dan merupakan salah satu
organ yang indah dan menarik. Lebih dari itu, untuk mempertahankan
kelangsungan hidup keturunannya, maka organ ini menjadi sumber utama
kehidupan, karena air susu ibu (ASI) adalah makanan bayi yang paling penting,
terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan bayi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi Payudara?
2. Bagaimana fisiologi payudara?
3. Bagaimana tahapan perkembangan payudara?
4. Bagaimana proses produksi ASI?
5. Bagaimana proses laktasi?
6. Bagaimana proses pembentukan laktogen?
7. Bagaimana manajemen laktasi?
8. Apa saja jenis gangguan kalenjar payudara?
9. Bagaimana cara menjaga kesehatan payudara?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui anatomi Payudara.
2. Untuk mengetahui fisiologi payudara.
3. Untuk mengetahui tahapan perkembangan payudara.
4. Untuk mengetahui proses produksi ASI.
5. Untuk mengetahui proses laktasi.
6. Untuk mengetahui proses pembentukan laktogen.
7. Untuk mengetahui manajemen laktasi.

1
8. Untuk mengetahui jenis gangguan kalenjar payudara.
9. Untuk mengetahui cara menjaga kesehatan payudara.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi Payudara

A. Pengertian Payudara
Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di
atas otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi
bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya
kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
(Ambarwati, 2008)

Payudara adalah  Organ tubuh yang terletak  bagian bawah kulit dan di atas
otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi
bayi. Dengan kata lain, payudara terletak di dinding depan fasia superfisialis
antara tulang dada sampai tulang iga ke enam, bentuknya cembung ke depan
bervariasi dan di tengahnya terdapat putting susu yang terdiri dari kulit dan
jaringan erektil (Maryunani, 2010).
Ada tiga bagian utama payudara, yaitu:
 Korpus (badan), yaitu yang membesar
 Aerola, yaitu yang kehitaman di tengah
 Papilla, atau putting, yaitu yang menonjol di puncak payudara

3
B. Letak
Payudara wanita disebut juga glandula mammaria yang merupakan alat
reprouksi tambahan. Payudara terletak pada sisi sternumdan meluas
setinggi antara costa ke dua dan keenam. Payudara teletak pada fascia
superficialis dinding rongga dada diatas musculus pectoralis mayor dan
dibuat stabil oleh ligamentum suspensori.(Ambarwati.2008)
C. Bentuk
Masing masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan
mempunyai ekor (caudal). Dari jaringnan yang meluas ke ketiak atau
axilla (cauda axillaris spence) (Ambarwati. 2008)
D. Ukuran
Ukuran payudara berbeda untuk setiap individu, juga bergantung pda
stadium perkembangan dan umur. Tidak jarang salah satu payudara
ukurannya agak lebih besar daripada payudara yang lain.
(Ambarwati. 2008)
E. Struktur Makroskopis
Struktur makroskopis dibagi menjadi 3 yaitu :
1) Korpus (badan payudara)
Korpus adalah bagian melingkar yang mengalami pembesaran pada
payudara atau bisa disebut dengan badan payudara. Sebagian besar
badan payudara terdiri dari kumpulan jaringan lemak yang dilapisi
oleh kulit.
2) Areola
Areola merupakan bagian hitam yang mengelilingi puting susu.
Ada banyak kelenjar sebasea, kelenjar keringat, dan kelenjar susu.
Kelenjar sebasea berfungsi sebagai pelumas pelindung bagi areola
dan puting susu. Bagian areola inilah yang akan mengalami
pembesaran selama masa kehamilan dan menyusui.
Di bagian dalam areola, terdapat saluran-saluran melebar yang
disebut sinus laktiferus. Sinus laktiferus ini yang bertugas untuk
menyimpan susu dalam payudara ibu selama masa menyusui

4
sampai akhirnya dikeluarkan untuk bayi. Sel yang berperan dalam
pergerakan areola selama masa menyusui disebut sel
myoepithelial, gunanya untuk mendorong keluarnya air susu.
3) Puting susu (papilla)
Puting susu dan areola adalah area payudara yang paling gelap.
Puting terletak dibagian tengah areola yang sebagian besar terdiri
dari serat otot polos, berfungsi untuk membantu puting agar
terbentuk saat distimulasi.
Selama masa pubertas anak perempuan, pigmen yang berada di
puting susu dan areola akan meningkat (sehingga warnanya jadi
lebih gelap) dan membuat puting susu semakin menonjol.
F. Struktur Mikroskopis
Struktur mikroskopis dibagi menjadi 4 yaitu:
1) Alveoli : mengandung sel – sel yang mensekresi air susu. Sertiap
alveoli dilapisi oleh sel – sel yang mensekresi air susu, disebut
acini yang mengekstraksi faktor – faktor dari darah yang penting
untuk pembentukan air susu. Di sekeliling setiap alveolus terdapat
sel – sel mioepitel yang kadang – kadang di sebut sel keranjang
atau sel laba – laba. Apabila sel – sel ini dirangsang oleh oksitosin
akan berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke dalam ductus
lactifer. Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu.
Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan lemak, sel
plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu
kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20
lobus pada tiap payudara. ASI dsalurkan dari alveolus ke dalam
saluran kecil (duktulus), kemudian beberapa duktulus bergabung
membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
2) Tubulus lactifer : saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli.
3) Ductus lactifer : saluran sentral yang merupakan muara beberapa
tubulus lactifer. Meluas dari ampulla sampai muara papilla
mammae.

5
4) Ampulla : bagian dari ductus lactifer yang melebar yang
merupakan tempat menyimpan air susu. Ampulla terletak di
bawah areola.
5) jaringan ikat & lemak : jaringan penunjang & pelindung

2.2 Fisiologi Payudara

Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon yaitu :

1) Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa
pubertas, masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak
pubertas, pengaruh estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan
juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan
timbulnya asinus.
2) Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar
hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari
sebelum menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. kadang-
kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari
menjelang menstruasi, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga
pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu
itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar
terlalu besar. Begitu menstruasi mulai, semuanya berkurang.
3) Perubahan ketiga terjadi pada waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan,
payudara menjadi besar karena epitel ductus lobul dan ductus alveolus
berploliferasi, dan tumbuh ductus baru. Sekresi hormon prolaktin dari
hipofisis anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel
alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui ductus ke puting
susu. (Walyani, Elisabeth Siwi. 2014)

2.3 Tahap Perkembangan Payudara

Payudara wanita adalah salah satu struktur tubuh yang rumit dan luar biasa.
Payudara wanita mulai tumbuh pada masa puber dan terus berubah seiring dengan

6
fluktuasi hormonnya. Biasanya payudara mulai kendur pada akhir usia 40-an.
Seperti apa kondisi payudara payudara dalam setiap tahapan usia?

1) Usia 20-an
Pada masa pubertas ketika tubuh seorang gadis remaja pertama
menghasilkan estrogen dalam jumlah cukup, payudaranya akan
berkembang pesat, membentuk dua kerangka jaringan ikat serta sistem
kelenjar, saluran, pembuluh darah, kelenjar getah bening, dan saraf. Secara
bersamaan, payudara juga mengembangkan sel-sel lemak yang membentuk
gumpalan kelenjar payudara. Payudara juga lebih cepat terpengaruh gaya
gravitasi. Untuk mencegahnya, kenakan bra yang mampu menyangga
"aset" Anda ini dengan sempurna.
2) Usia 30-an
Selama kehamilan, payudara secara bertahap akan membesar. Boleh jadi
bobot kedua payudara akan bertambah sebanyak setengah kilogram.
Peregangan kulit di sekitar payudara akibat kenaikan berat badan juga bisa
mengganggu produksi kolagen sehingga membuat kulit di sekitar payudara
menjadi kendur, terutama setelah persalinan. Lakukan pemeriksaan
payudara sendiri sekali setiap bulan. Jika ibu atau saudari Anda memiliki
riwayat kanker, lakukan mamografi di usia 35 tahun.
3) Usia 40-an 
Walaupun Anda belum pernah hamil dan melahirkan, di usia ini kelenjar
penghasil susu (lobule) akan mengecil sehingga payudara terlihat kendur.
Penurunan berat badan yang drastis juga bisa membuat payudara terlihat
kendur akibat lapisan lemak pada payudara menyusut. Push up bra bisa
menyiasati hal tersebut. Mamografi disarankan setahun sekali.
4) Usia 50-an
Pada saat menopause, perubahan pada payudara yang biasanya terjadi
selama siklus haid tidak terjadi lagi. Namun, risiko kanker payudara akan
semakin meningkat seiring bertambahnya usia. Pemeriksaan payudara
menjadi lebih penting lagi dilakukan setelah menopause. (Verralls, Sylvia.
1997).

7
2.4 Produksi ASI
Dalam fisiologi laktasi prolaktin suatu hormone yang disekresi oleh glendula
pituitary anterior, penting untuk produksi ASI tetapi walaupun kadar hormone ini
di dalam siklus maternal meningkat selama kehamilan, kerja hormone ini
dihambat oleh hormone plasenta. Dengan lepas atau keluarnya plasenta pada akhir
proses persalinan, maka kadar estrogen dan progesterone berangsur-angsur turun
hingga tingkat dapat dilepaskannya dan diaktifkannya prolaktin. Terjadi
peningkatan suplai darah yang beredar pat dilewat payudara dan dapat diekstraksi
dan penting untuk pembentukan akhir susu. Globulun, lemak, dan molekul-
molekul protein dari dasar sel-sel sekretoris akan membengkakkan acini dan
mendorongnya menuju ke tubuli laktifer. Peningkatan kadar prolaktin akan
menghambat ovulasi dan dengan demikian juga mempunyai fungsi kontrasepsi,
tetapi ibu perlu memberi air susu agar pengaruhnya benar-benar efektif. Kadar
prolaktin paling tinggi adalah pada malam hari dan penghentian pertama air susu
dilakukan pada malam hari yang biasanya memang demikian sebagai fungsi
kontrasepsi. (Nugroho,Taufan. 2014)
Pengerluaran ASI Dipengaruhi oleh hormone oksitosin, dimana pengeluran air
susu dibagi menjadi 2 proses, yaitu:
1) Tekanan dari belakang
Tekanan globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli
tersebut ke dalam  tubuli laktifer dan pengisapan oleh bayi yang akan
memacu sekresi air susu lebih banyak.
2) Refleks neurohormonal
Apabila bayi disusui maka grakan menghisap yang berirama akan
menghasilkan rangsangan syaraf yang terdapat di dalam glandula pituitary
posterior. Akibat langsung reflex ini adalah dikeluarkannya oksitosin dari
pituitary posterior, hal ini akan menyebabkan sel-sel mioepitel di sekitar
alveoli akan berkontraksi dan mendorong air susu masuk ke dalam
pembuluh laktifer dan dengan demikian lebih banyak air susu yang
mengalir ke dalam ampulla. Refleksi ini dapat dihambat oleh adanya rasa
sakit, misalnya jahitan perineum.Dengan demikian penting untuk
menempatkan ibu dalam posisi yang aman, santai dan bebas dari rasa sakit,

8
terutama pada jam – jam menyusukan anak. Sekresi oks itosin yang sama
juga akan menyebabkan otot uterus berkontraksi dan membantu involusi
uterus selama nifas. (Nugroho,Taufan. 2014)

2.5 Proses Laktasi

Proses laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormon-hormon


yang berperan adalah :

1. Progesteron, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.


Tingkat progesteron dan estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal
ini menstimulasi produksi secara besar-besaran.
2. Estrogen, berfungsi menstimulasi sistem saluran ASI untuk membesar.
Tingkat estrogen menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk
beberapa bulan selama tetap menyusui. Sebaiknya ibu menyusui
menghindari KB hormonal berbasis hormon estrogen, karena dapat
mengurangi jumlah produksi ASI.
3. Follicle stimulating hormone (FSH)
4. Luteinizing hormone (LH)
5. Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoil dalam kehamilan.
6. Oksitosin, berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat
melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Selain itu,
pasca melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar
alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan
dalam proses turunnya susu let-down/ milk ejection reflex.
7. Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta
mengeluarkan banyak HPL, yang berperan dalam pertumbuhan payudara,
puting, dan areola sebelum melahirkan.
Pada bulan kelima dan keenam kehamilan, payudara siap memproduksi
ASI. Namun, ASI bisa juga diproduksi tanpa kehamilan (induced
lactation). (Nugroho,Taufan. 2014)

2.6 Proses Pembentukan Laktogen

9
Proses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut:

1. Laktogenesis I
Merupakan fase penambahan dan pembesaran lobulus-alveolus. Terjadi
pada fase terakhir kehamilan. Pada fase ini, payudara memproduksi
kolostrum, yaitu berupa cairan kental kekuningan dan tingkat progesteron
tinggi sehingga mencegah produksi ASI. Pengeluaran kolustrum pada saat
hamil atau sebelum bayi lahir, tidak menjadikan masalah medis. Hal ini
juga bukan merupakan indikasi sedikit atau banyaknya produksi ASI.
2. Laktogenesis II
Pengeluaran plasenta saat melahirkan menyebabkan menurunnya kadar
hormon progesteron, esterogen dan HPL. Akan tetapi kadar hormon
prolaktin tetap tinggi. Hal ini menyebabkan produksi ASI besar-besaran.
Apabila payudara dirangsang, level prolaktin dalam darah meningkat,
memuncak dalam periode 45 menit, dan kemudian kembali ke level
sebelum rangsangan tiga jam kemudian. Keluarnya hormon prolaktin
menstimulasi sel di dalam alveoli untuk memproduksi ASI, dan hormon
ini juga keluar dalam ASI itu sendiri. Penelitian mengemukakan bahwa
level prolaktin dalam susu lebih tinggi apabila produksi ASI lebih banyak,
yaitu sekitar pukul 2 pagi hingga 6 pagi, namun level prolaktin rendah saat
payudara terasa penuh. Hormon lainnya, seperti insulin, tiroksin, dan
kortisol, juga terdapat dalam proses ini, namun peran hormon tersebut
belum diketahui. Penanda biokimiawi mengindikasikan bahwa proses
laktogenesis II dimulai sekitar 30-40 jam setelah melahirkan, tetapi
biasanya para ibu baru merasakan payudara penuh sekitar 50-73 jam (2-3
hari) setelah melahirkan.  Artinya, memang produksi ASI sebenarnya tidak
langsung keluar setelah melahirkan. Kolostrum dikonsumsi bayi sebelum
ASI sebenarnya. Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibodi
yang tinggi daripada ASI sebenarnya, khususnya tinggi dalam level
immunoglobulin A (IgA), yang membantu melapisi usus bayi yang masih
rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga mencegah alergi
makanan. Dalam dua minggu pertama setelah melahirkan, kolostrum pelan
pelan hilang dan tergantikan oleh ASI sebenarnya.

10
3. Laktogenesis III
istem kontrol hormon endokrin mengatur produksi ASI selama kehamilan
dan beberapa hari pertama setelah melahirkan. Ketika produksi ASI mulai
stabil, sistem kontrol autokrin dimulai. Pada tahap ini, apabila ASI banyak
dikeluarkan, payudara akan memproduksi ASI banyak. Penelitian
berkesimpulan bahwa apabila payudara dikosongkan secara menyeluruh
juga akan meningkatkan taraf produksi ASI. Dengan demikian, produksi
ASI sangat dipengaruhi seberapa sering dan seberapa baik bayi
menghisap, dan juga seberapa sering payudara
dikosongkan. (Nugroho,Taufan. 2014)

Ada 4 hormon  yang penting  dlm pertumbuhan ductus :


1) GH
2) Prolaktin
3) Glukokortikoid adrenal
4) Insulin

Terdapat faktor penghambat saat prolaktin disekresi oleh hipofise anterior


menekan sekresi hormon yang lain. Faktor penghambat : dopamin kateklamin.

Produksi ASI yang rendah adalah akibat dari:

1) Kurang sering menyusui atau memerah payudara


2) Apabila bayi tidak bisa menghisap ASI secara efektif, antara lain
akibat: struktur mulut dan rahang yang kurang baik; teknik perlekatan
yang salah.
3) Kelainan endokrin ibu (jarang terjadi)
4) Jaringan payudara hipoplastik
5) Kelainan metabolisme atau pencernaan bayi, sehingga tidak dapat
mencerna ASI
6) Kurangnya gizi ibu

2.7 Manajemen Laktasi

11
Manajemen Laktasi adalah merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk
membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya. 

Usaha ini dilakukanterhadap dalam tiga tahap yakni :

 pada masa kehamilan (antenatal),
 sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), 
 dan masa menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun 
(Susiana.H.2009)

Manajemen Laktasi adalah upaya – upaya yang dilakukan untuk menunjang


keberhasilan menyusui (Siregar, 2004).

Laktasi adalah produksi dan pengeluaran ASI, dimana calon ibu harus sudah siap


baik secara psikologis dan fisik.Jika laktasi baik maka bayi cukup sehat
menyusu.Produksi ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi, volume ASI 500 –
800 ml/hari (3000 ml/hari) (Rukiyah, dkk, 2011).

Ruang Lingkup manajemen laktasi adalah periode postnatal, antara lain ASI
eksklusif, teknik menyusui, memeras ASI, memberikan ASI peras, menyimpan
ASI peras, pemenuhan gizi selama periode menyusui (Maryunani, 2012). Semua
tahapan pada manajemen laktasi adalah penting dan berperan untuk keberhasilan
ASI eksklusif, sehingga semua tahap harus dipersiapkan dengan baik supaya ASI
eksklusif berjalan dengan sukses adalah motivasi bidan, konseling dan perawatan
payudara.

Pada saat bayi menghisap, ASI di dalam sinus tertekan keluar, ke mulut


bayi.Gerakan ASI dari sinus ini dinamakan let down reflect atau “pelepasan”.
Pada akhirnya, let down dapat dipacu tanpa rangsangan hisapan. Pelepasaan dapat
terjadi bila ibu mendengar bayi menangis atau sekedar memikirkan tentang
bayinya.Pelepasan penting sekali bagi pemberian ASI yang baik.Tanpa pelepasan,
bayi dapat menghisap terus – menerus, tetapi hanya memperoleh sebagian dari
ASI yang tersedia dan tersimpan di dalam payudara.Bila pelepasaan gagal terjadi
berulang kali dan payudara berulang kali tidak dikosongkan  pada waktu
pemberian ASI, refleks ini akan berhenti berfungsi dan laktasi akan berhenti.
Cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibunya sesudah dilahirkan adalah

12
kolostrum yang mengandung campuran yang kaya akan protein, mineral, dan
antibodi, daripada ASI yang telah “matur”. ASI mulai ad akira – kira pada hari
yang ke – 3 atau ke – 4 setelah kelahiran bayi dan kolostrum berubah menjadi ASI
yang matur kira – kira 15 hari sesudah bayi lahir. Bila ibu menyusui sesudah bayi
lahir dan bayi diperolehkan sering menyusu maka proses produksi ASI akan
meningkat.

Langkah-langkah kegiatan Menejemen Laktasi menurut Depkes  RI(2005)


adalah :

a. Masa Kehamilan (Antenatal).

1) Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi mengenai manfaat dan


keunggulan ASI,manfaat menyusui bagi ibu, bayi dan keluarga serta cara
pelaksanaan management laktasi.
2) Menyakinkan ibu hamil agar ibu mau dan mampumenyusui bayinya.
3) Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara. Disamping
itu, perlu pula dipantau kenaikan berat badan ibu hamil selama kehamilan
4) Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan sehari-hari termasuk
mencegah kekurangan zat besi.   Jumlah makanan sehari-hari perlu
ditambah mulai kehamilan trimester ke-2 (minggu ke 13-26) menjadi 1-
2kali porsi dari jumlah makanan pada saatm sebelum hamil untuk
kebutuhan gizi ibu hamil.
5) Menciptakan suasana keluarga   yang   menyenangkan.   Penting   pula
perhatian keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk 
memberikan dukungan dan membesarkan hatinya bahwa kehamilan
merupakan anugerah dan tugas yang mulia.

b. Saat segera setelah bayi lahir

1) Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi agar
mulai kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai menyusui bayi.
Karena saat ini bayi dalam keadaan paling peka terhadap
rangsangan,selanjutnya bayi akan mencari payudara ibu secara naluriah.

13
2) Membantu kontak langsung ibu-bayi sedini mungkin untuk memberikan
rasa aman dan kehangatan

2.8 Jenis Gangguan Payudara

Ada beberapa jenis gangguan atau penyakit yang dapat menyerang kelenjar
payudara, di antaranya:

1) Kanker payudara.
2) Tumor jinak payudara, seperti papiloma intraductal, fibroadenoma, tumor
sel granular, dan tumor filodes payudara.
3) Kista payudara.
4) Mastitis.
5) Kalsifikasi payudara.
6) Ektasia duktus (penyumbatan saluran ASI).
7) Ginekomastia atau pembesaran payudara pada pria.

Gangguan pada kelenjar payudara tersebut dapat menimbulkan beberapa keluhan,


seperti muncul benjolan atau pembengkakan pada payudara, payudara terasa
nyeri, puting tertarik ke dalam payudara, ukuran payudara berubah, hingga
keluarnya cairan atau darah dari payudara.

Untuk menentukan gangguan yang menimpa kelenjar payudara dan faktor


penyebabnya, perlu dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Dalam menentukan
diagnosis dan mencari tahu penyebabnya, dokter akan melakukan pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang berupa tes darah, mammografi, USG dan CT
scan payudara, serta biopsi.

2.9 Cara Menjaga Kesehatan Payudara

Salah satu cara agar kelainan payudara dapat segera terdeteksi dengan
melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) secara rutin setiap bulan,
tepatnya 7-10 hari setelah menstruasi. Jika mendapati adanya perubahan pada
ukuran atau bentuk payudara, Anda disarankan untuk memeriksakan keluhan
tersebut ke dokter.Wanita yang berusia di atas 45 tahun juga disarankan untuk
melakukan pemeriksaan payudara berkala (breast check up) secara rutin ke dokter
setiap 2 tahun sekali.

14
Kesehatan payudara dapat dijaga dengan mengenakan bra yang dapat menopang
payudara dengan baik, namun tidak terlalu ketat, serta menjalani pola hidup sehat,
seperti mengonsumsi makanan bernutrisi, berolahraga secara teratur, menjaga
berat badan ideal, tidak banyak mengonsumsi minuman beralkohol, dan tidak
merokok.Jika Anda merasakan adanya benjolan, nyeri, atau menemukan
kejanggalan pada kelenjar payudara Anda, segeralah periksakan ke dokter. Setelah
pemeriksaan dilakukan, dokter akan menentukan penyebab gangguan pada
payudara Anda dan memberikan penanganan yang tepat.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit, di atas
otot dada. Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi.
Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara, yang beratnya kurang lebih 200
gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram. (Ambarwati, 2008).

Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon yaitu :

1)Perubahan pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas,
masa fertilitas, sampai ke klimakterium dan menopause.

2) Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari
kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal.

3) Perubahan ketiga terjadi pada waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan,
payudara menjadi besar karena epitel ductus lobul dan ductus alveolus
berploliferasi, dan tumbuh ductus baru.

Proses pembentukan laktogen melalui tahapan-tahapan berikut: Laktogenesis


I,Laktogenesis II dan Laktogenesis III.

Manajemen Laktasi adalah merupakan segala daya upaya yang dilakukan untuk
membantu ibu mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya.

Usaha ini dilakukan dalam 3 tahapan, yakni pada masa kehamilan (antenatal),
sewaktu ibu dalam persalinan sampai keluar rumah sakit (perinatal), dan masa
menyusui selanjutnya sampai anak berumur 2 tahun.

3.2 Saran

Bagi para mahasiswa diharapkan mampu untuk menjelaskan anatomi dan fisiologi
payudara serta mampu menjelaskan mengenai ASI.

16
Bagi ibu menyusui perawatan puting susu merupakan hal yang sangat penting
sehingga harus dibersihkan. Sebagai seorang wanita harus menjaga organ
reproduksi terutama payudara agar dapat terhindar dari penyakit yang menyerang
payudara. Selain itu dengan merawat payudara kitaterutama pada seorang Ibu
maka zat gizi yang di perlukan bayinya akan terpenuhi dengan baik, sehingga
pertumbuhan bayi dapat berjalan dengan lancar.

17
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2001. Pengambilan Keputusan Pemberian ASI Eksklusif kepada Bayi


di Kota

Bogor. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

American Academy of pediatrics. 1997. Breastfeeding and the use of human


milk.

Journal of Human Lactation 32 (4): 543-545

Amiruddin. 2006. Promosi Susu Formula Menghambat Pemberian ASI


Eksklusifpada

Bayi 6-11 Bulan. FKM Unhas: Jakarta

Anderson, Johnstone, & Remley. 1999. Brestfeeding and Cognitive


Development.Journal

of Human Latation 62 (4): 451-453

Anonymous. 2006. A Controlled Trial of the Fathers Rules in Breastfeeding


Promotion.

http://Pediatrics.aap Publication.org

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta:


Jakarta

Atkinson et al. 2000. Defines Psychology as The Scientific Study of behavior and
Mental

Processes. Elsevier: USA

Cernadas, Noceda, Barrera, Martinez, & Garsd. 2003. Maternal and Perinatal
factors

influencing the duration of exclusive breastfeeding during the first 6 months of


life.

Journal of Human Lactation, 19 , 136

18
Cunningham. 2010. Williams Obstetrics. McGraw-Hill Company: USA

Departemen Kesehatan. 2011. Panduan 13 Dasar Gizi Seimbang. Departemen


Kesehatan

RI. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat dan Bina Gizi


Masyarakat.

Depkes: Jakarta

Dinas Kesehatan Bukittinggi. 2010. Peranan ayah terhadap praktik pemberian


ASI.

Dinkes: Bukittinggi

Dowshen, Izenberg, and Bass. 2002. The Kids Health Guide for parents.
McGraw-Hill

Company: USA

Verralls, Sylvia. 1997. Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Kebidanan.


Jakarta:EGC.

Ambarwati.2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.


Arianto.2004. Anatomi Payudara dan Fisiologi Laktasi

Maryunani, A. 2010. Biologi Reproduksi dalam Kebidanan. Jakarta : CV Trans


Info Media.

Walyani, Elisabeth Siwi.2015. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.


Yogyakarta:Pustaka Baru Press.

Nugroho, Taufan. 2014. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta:Nuha Medika.

19

Anda mungkin juga menyukai