Anggota Kelompok :
Partai Suara N1 N3 N5 N7
A 50.000 50.000 16.600 10.000 7.142
B 40.000 40.000 13.300 8.000 5.714
C 30.000 30.000 10.000 6.000 4.300
D 1000 1000 333 200 142
3. Sistem Pemilu Apakah yang dianut dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden
Indonesia pada Pemilu 2024? Jelaskan landasan hukum dan alasan kelompok
Anda!
• Sistem Pemilu serentak 2024 tidak ada revisi sehingga masih menggunakan
acuan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Sehingga dalam
pemilu 2024 akan diimplimentasikan sebagai berikut:
a. Pelaksanaan dasar hukum Pemilu 2024 adalah UU No. 7 Tahun 2017.
b. Pemilih akan memilih lima posisi yaitu Presiden, Anggota DPR RI, DPD,
DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.
c. Pemilu dan Pilkada akan diselenggarakan pada tahun yang sama tetapi
beda bulan.
d. Untuk jadwal pemilihan, usulan KPU RI adalah pemungutan suara Pileg
dan Pilpres dilaksanakan pada 14 Februari 2024 atau 6 Maret 2024 sedangkan
untuk pemungutan suara Pilkada dilaksanakan pada 13 November 2024.
Untuk sistem Pemilu 2024 adalah:
a. Partai politik yang menjadi peserta Pemilu harus mendaftarkan diri ke
KPU.
b. Alokasi kursi di Dapil untuk DPR RI, 3-10 kursi sedangkan DPRD, 3-12
kursi.
c. Ambang batas pencalonan Presiden, 20% kursi DPR RI atau 25% suara sah
Pemilu DPR sebelumnya.
d. Pemberian suara Pemilu Legislatif dengan sistem Pemilu Proporsional
Daftar Terbuka atau mencoblos Caleg dan/atau partai politik.
e. Sistem Pemilu DPD, Distrik berwakil banyak atau SNTV (Single Non
Transferable Vote), memilih calon DPD.
f. Metode konversi suara partai politik menjadi kursi menggunakan sistem
Saint Lague yaitu suara sah dibagi bilangan pembagi 1 dan diikuti bilangan
ganjil seterusnya.
g. Ambang batas parlemen 4% untuk DPR RI dan 0% untuk DPRD.
4. Sistem Pemilu Apakah yang dianut dalam Pemilihan DPR di Indonesia pada
pemilu 2024? Jelaskan landasan hukum dan alasan kelompok Anda!
• Sistem Proposional Terbuka , Landasan hukum Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 ini menjadi dasar hukum penyelenaggaraan Pemilu DPR, DPD,
DPRD dan Pilpres. Alasan Proses rekrutmen caleg di internal partai politik masih
bersifat tertutup, jika sistem pemilu yang digunakan adalah sistem proporsional
tertutup maka tidak ada ruang bagi pemilih untuk menyeleksi secara langsung caleg
yang diinginkannya, sementara dengan sistem proporsional terbuka pemilih dapat
memutus oligarki partai tersebut. Sistem pemilu proposional daftar terbuka memang
membawa banyak masalah, mulai dari tuduhan menyuburkan politik uang sampai
menghasilkan anggota parlemen kualitas rendah. Namun mengubah sistem pemilu
proposional daftar terbuka menjadi sistem proporsional daftar tertutup, bukan
memperkuat dan menyuburkan kembali oligarki politik, tetapi juga membunuh
partisipasi politik berkualitas yang mulai tumbuh di masyarakat. Oleh karena itu
yang perlu dilakukan adalah penyempurnaan sistem pemilu proporsional daftar
terbuka