Anda di halaman 1dari 14

KERAJAAN MUGHAL

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
DEA HELMILIA PUTRI (2112140547)
TRI YANI OKTAVIA (2112140537)
LATAR BELAKANG

Sejarah merupakan realitas masa lalu, keseluruhan fakta, dan peristiwa yang unik dan berlaku. Hanya
sekali dan tidak terulang untuk yang kedua kalinya. Oleh karena itu, ada pandangan bahwa masa silam tidak perlu
dihiraukan lagi, anggap saja masa silam itu ”kuburan”. Pandangan ini tentu saja sangat subyektif dan cenderung
apriori sekaligus tidak memiliki argumentasi yang kuat. Tapi bagaimanapun sebuah peristiwa pada masa silam bisa
dijadikan pandangan untuk kehidupan yang akan datang agar lebih baik.
Hadirnya Kerajaan Mughal membentuk sebuah peradaban baru di daerah tersebut di mana pada saat
itu mengalami kemunduran dan keterbelakangan. Kerajaan Mughal yang bercorak Islam mampu membangkitkan
semangat umat Islam di India.
Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Jika pada
dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan berjaya.
Keberadaan kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan kedua setelah sebelumnya
mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiyah.
MATERI PEMBAHASAN

Proses berdirinya Perkembangan


01 Kerajaan Mughal 02 kerajaan Mughal

Kemunduran dan
03 Kehancuran Kerajaan
04
Mughal India
01
Proses Berdirinya Kerajaan
Mughal
next
Proses Berdirinya Kerjaan Mughal
Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi, sebab ia menandai puncak perjuangan
panjang untuk membentuk sebuah imperium India muslim yang didasarkan pada sebuah sintesa antara warisan bangsa
Persia dan bangsa India. Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya
Islam belum menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan berjaya. Keberadaan kerajaan ini dalam
periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan kedua setelah sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti
Abbasiyah.
Kerajaan Mughal ini didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur 1526-1530M salah satu dari cucu Timur
Lenk. Ayahnya Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia masih
berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekat akan menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada
masa itu. Pada mulanya, ia mengalami kekalahan, tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Syafawi, Ismail I akhirnya
berhasil menaklukkan Samarkand pada tahun 1494 M. Pada tahun 1504 M, ia menduduki Kabul, ibu kota Afganistan.
Setelah Kabul dapat ditaklukkan, Babur meneruskan ekspansinya ke India. Kala itu Ibrahim Lodi, penguasa India, dilanda
krisis, sehingga stabilitas pemerintahan menjadi kacau. Alam Khan, paman dari Ibrahim Lodi, bersama-sama Daulat Khan,
Gubernur Lahore, mengirim utusan ke Kabul, meminta bantuan Babur untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim Lody di
Delhi. Permohonan itu langung diterimanya. Pada tahun 1525 M, Babur berhasil menguasai Punjab dengan ibu kota
Lahore. Setelah itu, ia memimpin tentaranya menuju Delhi. Pada 21 April 1526 M, terjadilah pertempuran yang dahsyat di
Panipat. Ibrahim Lody beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu. Babur memasuki kota Delhi sebagai
pemenang dan menegakkan pemerintahannya di sana. Dengan demikian berdirilah Kerajaan Mughal di India.
Perkembangan
02
Kerajaan Mughal

Next
Perkembangan politik Kerajaan Mughal
1. Pemerintahan Babur
Kesultanan Moghul adalah Dinasti Islam yang terbesar dan terakhir di India. Setelah
mengalahkan Ibrahim Lodi, Babur membangun stabilitas politik dan memperkuat angkatan perang
serta melakukan penetrasi. Sampai tahun 1529 wilayah kekuasaan Moghul sangat luas mulai dari
Turkestan sampai Teluk Bengala. Artinya daerah-daerah penting telah ada di bawah kekuasaan
Moghul. Walaupun demikian Babur belum dapat dikatakan berhasil mengausai seluruh India.
2. Pemerintahan Humayun
Pada tahun 1530 Babur meninggal meninggalkan dua putra yakni Humayun dan Kamran.
Humayun naik tahta menggantikan ayahnya dengan menghadapi berbagai persoalan gerakan
desintegrasi dan ancaman usaha menjatuhkan kekuasaannya termasuk dari saudaranya sendiri.
Waktunya lebih banyak untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Ancaman paling berat
adalah dari Afghanistan. Kekuatan besar disiapkan untuk menghadapi Sher Khan (dari Afghanistan)
yang berusaha merebut Agra. Humayun sempat menyingkir dari Agra, dan dengan bantuan Shah
Thomas dari Persia Humayun berhasil menguasai Kabul kembali, kemudian Agra juga berhasil
direbut tahun 1555. Humayun mempunyai putra bernama Akbar yang lahir semasa pelarian (1542).
Pada tahun 1556 Akbar menggantikan Humayun yang kemudian terkenal sebagai sultan yang
gagah berani dan memiliki prestasi tinggi.
Perkembangan politik Kerajaan Mughal
3. Pemantapan politik Sultan Akbar
Sultan Akbar menghadapi persoalan kerajaan yang amat rumit. Dia berprinsip bahwa kekuatan negara
terletak pada tentara dan administrasi 7 . Berbagai gerakan desintegrasi dan ancaman penjatuhan kekuasaan masih
besar di depannya. Upaya penggulingan Sultan Akbar gagal, bahkan kemudian Delhi dapat direbut kembali dan
perluasan kekuasaan terus dilakukan dengan gemilang. Pada tahun 1576 Rajputana, Gujarat, dan Bengala telah
berhasil dikuasai Sultan Akbar. Dengan demikian pintu barat dan timur melalui laut di India telah dikuasai Sultan
Akbar.
Pada waktu naik tahta, Sultan Akbar baru berumur 13 tahun, sehingga kekuasaan kerajaan dipangku
oleh wazir bernama Bairam Khan. Wazir ini pulalah yang menjadi guru Akbar sejak kecil sampai naik tahta. Setelah
berusia 18 tahun, Akbar mulai melepas berbagai ketergantungan kepada orang lain. Upaya yang dilakukan Akbar
adalah melepaskan diri dari berbagai orang, keluarga, dan bangsawan yang terlalu mempengaruhi dirinya.
Akbar memiliki pemikiran ke depan untuk membangun India sebagai negara besar. Prestasi politik
gemilang Sultan Akbar adalah keberhasilannya mempersatukan berbagai daerah di India dalam kesultanan Moghul.
Kegigihan dan kegagahan pasukan perang Akbar akhirnya berhasil menaklukan satu demi satu berbagai kerajaan di
India. Keberhasilan awal Sultan Akbar diikuti oleh kegemilangan terhadap perluasan kekuasaan selanjutnya. Akbar
telah berhasil menguasai daerahdaerah penting India. Akbar juga melakukan akomodasi dengan masyarakat Hindu
dengan melakukan berbagai kebijakan seperti penghapusan Jizya dan Djazia, pelarangan penyembelihan sapi,
bahkan mengangkat beberapa orang Hindu untuk menduduki menteri-menteri dan pimpinan pasukan.
Perkembangan Politik Kerajaan Mughal

4. Sultan Jahangir (1605- 5. Masa pemerintahan Sultan


1628) Shah Jahan (1628-1658)

7. Dinasti Moghul pasca pemerintahan 6. Pemerintahan Aurangzib Alamgir dan


Aurangzib (1707-1857) upaya mengembalikan kebijakan jizya
(1659-1707)
03 Kemunduran Dan Kehancuran
Kerajaan Mughal India

Next
Kemunduran Dan Kehanjuran Kerajaan Mughal
1. Awal Kemunduran Kerajaan Mughal
Setelah satu setengah abad dinasti Mughal berada di puncak kejayaannya, para pelanjut
Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah di bina oleh sultan-sultan sebelumnya.
Pada abad ke-18 M kerajaan ini memasuki masa-masa kemunduran. Kekuasaan politiknya mulai merosot,
suksesi kepemimpinan di tingkat pusat menjadi ajang perebutan, gerakan separatis Hindu di India tengah,
Sikh di belahan utara dan Islam di bagian timur semakin lama semakin mengancam. Sementara itu, para
pedagang Inggris untuk pertama kalinya diizinkan oleh Jehangir menanamkan modal di India, dengan
dukungan oleh kekuatan bersenjata semakin kuat menguasai wilayah pantai. Sehingga yang diwarisi
hanyalah kemewahan dan kebesaran dalam istana yang disertai dengan dayang-dayang yang hanya akan
melemahkan sendi-sendi kepemimpinan pada kerajaan Mughal tersebut.
Ada dua hal yang mengancam kebesaran Mughal di India ittu selain kerajaan-kerajaan
Brahmana yang dibangun hendak melepaskan diri dari kungkungan Mughal, demikian juga beberapa
kerajaan Islam yang lain yaitu kerajaan Iran di bawah pimpinan Nadir Syah.
Kemunduran Dan Kehanjuran Kerajaan Mughal
2. Faktor Penyebab Kehancuran Kerajaan Mughal
Ada dua faktor kemunduran dan kehancuran kerajaan Mughal, yaitu faktor internal dan eksternal.
Kedua faktor ini memiliki hubungan yang sangat erat antara satu dengan yang lain.
1. Faktor Internal
❖ Tidak Adanya Kejelasan Lajur Suksesi
❖ Semua pewaris kerajaan pada masa terakhir adalah orang-orang lemah dalam bidang kepemimpinan, sehingga
tidak mampu menangani kemerosotan politik dalam negeri.
❖ Dekadensi moral dan gaya hidup mewah di kalangan elite politik, yang mengakibatkan pemborosan dalam
penggunaan uang negara.
❖ Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan
tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek sosial keagamaan yang dikembangkan oleh
masyarakat Hindu (Hodgson, 1974: 96), di samping memperlakukan diskriminasi yang mencolok terhadap
masyarakat Hindu dan memberi hak-hak istimewa kepada masyarakat Islam (Boswirh, 1993: 237), telah
menyebabkan kalangan Hindu memusuhi dan bersekongkol dengan musuh-musuh Mughal, sehingga akhirnya
meletuslah berbagai pemberontakan-pemberontakan seperti yang dilakukan oleh kalangan Marathas di bawah
pimpinan Santaji Ghjorpade dan Dhanaji Jadev (Mahmudunnasir, 1994: 373).
❖ Pemaksaan Ajaran Syi’ah
Kemunduran Dan Kehanjuran Kerajaan Mughal
2. Faktor Eksternal
❖ Adanya pemberontakan-pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang Hindu dan Sikh, selain akibat dari
kebijakan politik dan ekonomi para penguasa Mughal, seperti puritanisme dan pungutan pajak yang sangat tinggi
untuk membiayai kegemaran hidup mewah dan boros para penguasa, kemungkinan juga oleh sebab-sebab lain,
seperti perasaan dendam kesumat sebelumnya berkaitan dengan penaklukan kota Khithor oleh Sultan Akbar (1556-
1605 M) yang memusnahkan seluruh penduduknya berjumlah 30.000 jiwa. Kota ini dapat direbut setelah seluruh
penduduknya mengorbankan diri termasuk wanita dan anak-anak, dengan memilih membunuh diri melompot ke
dalam nyala api yang amat besar daripada menjadi tawanan Sultan Akbar (Israr, 1978: 105).
❖ Adanya serangan-serangan dari luar, seperti yang dilakukan oleh Nadir Syah pada tahun 1739 M. karena menganggap
kerajaan Mughal telah banyak sekali memberikan bantuan kepada para pemberontak Afghan di daerah Persia.
❖ Demikian halnya dengan serangan yang dilakukan oleh Ahmad Khan Durrani dari Afghan tahun 1761 M. sehingga
membuat Mughal akhirnya menjadi kerajaan boneka, meskipun Syah Alam selaku raja ketika itu masih diperkenankan
untuk memakai gelar Sultan (Boswirh, 1993: 238)
❖ Datangnya kekuatan Inggris dengan perusahaan dagangnya IEC. Ada dua periode penyerangan yang dilakukan oleh
Inggris: Pertama, ketika kerajaan Mughal dalam keadaan lemah saat berada di bawah kekuasaan Ahmad Khan Durrani
dari Afghan tahun 1671 M. Kedua, pada masa Bahadur syah pada tahun 1857 M. periode ini, Bahdur Syah (1837-1858
M)
Terimakasih!

Anda mungkin juga menyukai