I. PENDAHULUAN
tropis.Banyak para ahli yang mendiskripsi hutan hujan tropis sebagai ekosistem
spesifik, yang hanya dapat berdiri mantap dengan keterkaitan antara komponen
sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan baru di bidang pertanian atau kehutanan.
ditawarkan untuk memanfaatkan lahan di bawah tegakan hutan tanaman yang juga
banyak definisi mengenai agroforestry, yang satu sama lain tidak berbeda secara
substansi. Banyak definisi dari agroforestry yang sering digunakan dalam dunia
aspek agro(pertanian) dan aspek forestry (kehutanan). Sistem ini sudah dikenal
2
tantangandalam menjalankan sistem usaha taninya, baik yang berasal dari dalam
maupun yang dari luar sistem. Hambatan dari dalam misalnya yang terkait dengan
sistem produksi seperti kesuburan tanah dan ketersediaan tenaga kerja dan modal.
Hambatan dari luar misalnya fluktuasi harga produk (harga yang rendah).
Oleh karena itu perlu ada inovasi teknologi yang bisa mengatasi berbagai
hambatan yang dihadapi oleh petani agroforestri, supaya agroforestri bisa menjadi
Kacang panjang (Vigna unguiculata) adalah salah satu jenis sayuran yang
sudah sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia maupun dunia. Sayur ini
muda. Dalam tahun-tahun terakhir banyak permintaan baik dalam maupun luar
Bali pada tahun 2011 telah mencapai 5.867 ton polong segar (Octaviani et al.,
2017). Kacang panjang dipanen pada umur 45-50 hari setelah tanam sebanyak 3
kali panen, dengan ciriciri polongnya sudah terisi penuh dan warna polongnya
2.1.1. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
2.1.2. Ekologi
terhadap lingkungan tumbuh. Tanaman ini tumbuh dan berproduksi dengan baik
di dataran rendah sampai dataran tinggi 1200 m dpl, tetapi paling baik adalah di
tumbuh baik pada dataran medium sampai dataran rendah, dapat ditanam di lahan
sawah, tegalan atau pekarangan pada setiap musim. Usahatani kacang panjang
2.1.3. Sebaran
tanaman ini berasal dari India dan Afrika Tengah (Sumanjaya, 2016). Sayuran
Waluyo, 2012).
2.1.4. Peran
Kacang panjang mengandung zat gizi yaitu thiamin (vitamin B1) dan serat
yang dapat membantu mengendalikan kadar glukosa darah tinggi pada pasien
dikembangkan untuk perbaikan gizi keluarga. Tanaman ini berumur pendek, tahan
terhadap kekeringan, tumbuh baik pada dataran medium sampai dataran rendah,
dapat ditanam di lahan sawah, tegalan, atau pekarangan pada setiap musim. Usaha
tani kacang panjang dapat diandalkan sebagai usaha agribisnis yang mampu
Terong adalah jenis sayuran yang sangat populer dan disukai oleh banyak
orang karena rasanya enak khususnya dijadikan sebagai bahan sayuran atau
melongena L.) merupakan salah satu komoditas sayuran penting sebagai bahan
2.1.1. Klasifikasi
berikut:
Kerajaan: Plantae
Subkelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Species : S. Melongena
2.1.2. Ekologi
berbentuk semak atau perdu, dengan tunas yang tumbuh terus di ketiak daun
ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi. Tanah yang cocok untuk
tanaman terong adalah tanah yang subur, tidak tergenang air, dengan pH 5-6, dan
drainase baik. Tanah lempung dan berpasir sangat baik untuk tanaman terung (Edi
Terung ungu dapat tumbuh di dataran rendah dan tinggi pada suhu udara
22-30 ˚C dengan jenis tanah yang paling baik lempung berpasir, subur, kaya
bahan organik, aerasi dan drainase baik dan pH antara 6,8-7,3. Media tanam
7
adalah tanah, pupuk kandang dan pasir/sekam, matahari cukup dn waktu tanam
yang cocok pada awal musim kemarau (Fidaus dan Susilawati, 2012).
Secara morfologi, terung memiliki variasi fenotipa yang besar. Dalam satu
populasi yang ditanam pada satu lingkungan dapat terjadi variasi akibat proporsi
gen yang berbeda. Proporsi gen dalam pemuliaan tanaman sangat penting
perannya karena suatu varietas harus memiliki pengaruh gen yang tinggi. Dengan
pengaruh gen yang tinggi, maka karakter suatu tanaman akan diturunkan pada
2.1.3. Sebaran
Terung merupakan tanaman asli daerah tropis yang diduga berasal dari
Asia, terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada
ketinggian hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Dari kawasan tersebut,
ke Karibia, Afrika Tengah, Afrika Timur, Afrika Barat, Amerika Selatan, dan
Spanyol dan negara lain di kawasan Eropa. Daerah penyebaran terung sangat
luas, sehingga sebutan untuk terung sangat beraneka ragam, yaitu eggplant
(Angriani, 2018).
Terung diduga bersal dari benua Asia, terutama India dan Birma. Tanaman
termasuk salah satu komoditi terbesar Indonesia, bahkan menurut FAO, Indonesia
8
menduduki peringkat no-6 dunia pada tahun 2011 sebagai negara penghasil terong
dan terus mengalami peningkatan jumlah hasil produksi setiap tahunnya (Dewana
2.1.4. Peran
memenuhi gizi keluarga, sehingga peranan produksi tanaman terung perlu terus
Berdasarkan warna buahnya, dikenal jenis terong hijau, terong putih dan terong
ungu. Sedangkan dari bentuknya dikenal terong berbentuk bulat dan silindris
panjang. Selain itu, dikenal pula jenis terong yang berbentuk kecil panjang,
sehingga disebut terong jari atau terong telunjuk. Jenis terong ini biasa ditemukan
2.3. Agroforestry
dan/atau ternak dalam waktu bersamaan atau bergiliran pada periode tertentu
Salah satu kelebihan sistem ini adalah dapat digunakan pada lahan berlereng
sistem penerapan yang merupakan salah satu sistem pengolahan lahan yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah yang timbul akibat adanya alih-guna lahan
tersebut diatas, dan sekaligus juga untuk mengatasi masalah pangan (Amin et al.,
2016).
eksentifikasi yang antara lain dapat dilakukan melalui perluasan areal pertanian di
pertanian di mana pepohonan ditanam secara tumpangsari dengan satu atau lebih
jenis tanaman semusim. Pepohonan bisa ditanam sebagai pagar mengelilingi petak
lahan tanaman pangan, secara acak dalam petak lahan, atau dengan pola lain
banyak jenis pepohonan (berbasis pohon) baik sengaja ditanam maupun yang
tumbuh secara alami pada sebidang lahan dan dikelola petani mengikuti pola
tanam dan ekosistem yang menyerupai hutan. Di dalam sistem ini, selain terdapat
beraneka jenis pohon, juga tanaman perdu, tanaman memanjat (liana), tanaman
timbunan bahan induk yang baru diendapkan, yang terangkut dari tempat lain dan
tertimbun pada tempat tersebut. Tanah regosol dengan tekstur kasar atau
kandungan pasir tinggi akan mempunyai porositas yang baik karena didominasi
oleh pori makro, namun mempunyai tingkat kesuburan rendah dimana unsur hara
muda tercuci. Tanah regosol miskin akan bahan organik (0,95 %) dengan
demikian kemampuan menyimpan air dan unsur hara sangat rendah, sedangkan
2014).
tanaman terhadap suatu unsur hara yang bisa berubah-ubah tergantung pada status
sifatnya interaksi positif ataupun negatif dari setiap unsur hara dengan unsur hara
dalam tanah maka kiranya perlu dipelajari interaksi antara N dan P pada tanaman
jagung di tanah latosol dan regosol. Pengaruh dari pemberian pupuk N dan P pada
11
tanah regosol yaitu adanya perkembangan yang di liat dari interaksi N dan P yang
keadaan adanya aplikasi bahan organik dan pupuk organik. Namun, di tanah
berpasir, kapasitas retensi P dapat menjadi buruk karena rendah Fe dan Al-oksida,
ini bersifat basa jantan dengan daya serap yang baik (Poushkarov, 2018).
Penggunaan jenis tanah regosol sebagai lahan pertanian atau lahan yang di
gunakan untuk proses penanaman dapat dilakukan, jika terlebih dahulu diperbaiki
sifat fisika, kimia dan biologinya. Sifat fisika yang menjadi penghambat adalah
drainase dan porositas serta belum membentuk agregat sehingga peka terhadap
diperlukan perbaikan secara fisika, kimia dan biologi. Perbaikan Regosol perlu
Tanah asam sulfat adalah tanah yang terbentuk secara alami, sedimen atau
substrat yang terbentuk di bawah air, mengurangi kondisi mineral, sulfida yang
jumlah yang dapat memiliki dampak buruk. Keragaman jenis yang terbentuk
dikaitkan dengan faktor pembentuk tanah yang berbeda, seperti lingkungan alam,
(Michael, 2013).
berkelanjutan. Sebagian besar tanah ini tidak cocok untuk produksi tanaman
kecuali ditingkatkan secara efektif. Tanah sulfat asam memiliki toksisitas karena
kehadiran Aluminium tinggi (Al), dan besi (Fe) dengan pH rendah (<4.0).
Biasanya jenis tanah ini memiliki kekurangan gizi terutama di fosfor, yang
diperbaiki dengan beberapa amandemen tanah seperti aplikasi basalt, batu kapur
et al., 2016).
rawa. Pemanfaatan lahan rawa khususnya tanah sulfat masam baik sebagai lahan
tanah sulfat masam yang marginal dan fragile maka untuk menjadikannya sebagai
kegunaan lain dari bawang merah adalah sebagai obat tradisional. Adanya
sebagai bahan obat tradisional dan memberikan aroma khas (Yenni, 2012).
2.5. Hama dan Penyakit Pada Tanaman Kacang Panjang (Vigna unguiculata)
hadapi salah satumya adalah hama dan penyakit. Salah satu hama utama yaitu
Nezara viridula yang menyerang polong mengakibatkan polon yang masih muda
menjdi kosong dan kempis karena biji tidak terbentuk serangan berat
mengakibatkan polong muda gugur. Jika polong tua yang diserang menyebabkan
polong keriout, berbintik hitam dan menjadi busuk (Hasinu et al., 2014).
sering muncul yaitu adanya serangga hama aphid (Aphis craccivora Koch). Aphid
cairan tanaman. Daun menjadi keriting dan berkerut, pertumbuhan sulur terhenti
dan mati. Aphid juga sering menyerang bunga dan polong. Tanaman yang
menyerang tanaman, daun dan pucuk sulur semakin banyak yang rusak dan
adalah ulat bunga/ penggerek polong (Maruca testulalis), lalat kacang (Agromiza
phaseoli), ulat tanah (Agrotis ipsilon), kutu daun (Myzus persicae), kutu hitam
(Callosobruchus maculatus L) dan ulat grayak (Spodoptera litura F.). Salah satu
Hama yang terdapat pada tanaman kacang panjang yaitu terdapat dua
hama utama diantaranya yaitu; (1) Kutu Aphids croccivora, sering menyerang
tanaman kacang panjang berwarna hitam. Kutu ini bergerombol di balik daun,
jelaga, (2) Ulat penggerek polong Maruca restualis, ulat ini berwarna hijau, warna
dengan cara melubangi kulit polong, kemudian memakan daging buah dan bijibiji
Hama yang paling penting sering ada pada tanaman kacang panjang adalah
hama jenis M. testutalis yang menyerang bagian bunga dan polong. Telur
15
diletakkan pada bagian bunga, daun dan polong secara berkelompok. Satu
kelompok telur terdiri dari 2-4 butir telur dengan bentuk lonjong agak pipih serta
berwarna putih kekuningan agak bening. Stadium telur berlangsung 2-3 hari.
berwarna coklat hingga hitam dan setiap segmen terdiri dari bintik-bintik gelap di
sepanjang tubuhnya yang terletak pada bagian punggungnya (Johan, 2011). Salah
satu faktor pembatas produksi kacang panjang adalah gangguan hama dan
diantaranya adalah inveksi virus, Penyakit jamur yang paling mengganggu yaitu
embun tepung. Jika serangannya gawat, akan menyebabkan daun tua rontok lebih
awal. Penyakit ini dapat diatasi dengan cara perlakuan secara teratur sulfur atau
fungisida yang lebih khusus lagi. Alternatif lain ialah mempertahankan kecepatan
tumbuh yang cukup tinggi untuk menggantikan kembali daundaunnya yang hilang
2014).
Tomatto spotted wilt virus (TSWV), Eggplant blister mosaic virus (EBMV) dan
penentu keberhasilan dalam budi daya terung. Kualitas benih dapat menentukan
nilai ekonomi dari produksi budi daya. Hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi
(Hartati, 2013).
17
meliputi kendala ekonomi, lahan, iklim, ekologi, geografi, dan struktur. Kendala
ekologi yang sering menghambat peningkatan produksi terong antara lain adalah
hama dan penyakit. Penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia
solanacearumm E.F. Smith. Merupakan salah satu kendala utama dalam budidaya
tropis adalah serangan hama dan tungau. Hama utama terong diantaranya adalah
penggerek pucuk dan buah terong, wereng daun, kutu putih (whitefly), thrips,
melepuh, tungau merah dan penyakit daun. Untuk melindungi tanaman terong
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah parang, pacul, meteran
roll, pita meter, timbangan dan kamera. Bahan yang digunakan pada praktikum ini
Ungu (Sonalum melongena L.), tally sheet, tali rafia, air dan pupuk kandang.
2. Memasang tali rafia di sekeliling plot dengan menghubungkan tiap ajir yang
3. Memasang papan nama kelmpok yang berisikan nama kelompok dan jenis
disesuaikan.
karena jenis kacang panjang waktu tumbuhnya sangat cepat dan benih terung
jarak tanam 1 m x 50 cm. Dalam setiap lubang tanam di isi 1 bibt, menanam
ungu (Sonalum melongena L.) yang telah di tanam setiap pagi atau sore hari
10. Menghitung jumlah daun, panjang daun, lebar daun dan tinggi tanaman setiap
minggunya dan dimasukkan kedalam tally sheet, jika sudah berbunga makan
pengukuran yang dilakukan hanya menghitung jumlah bunga dan jika sudah
14. Tahap penghitungan biomasa basah dan biomasa kering, dengan cara melihat
ovenkan.
berikut:
4.1. Hasil
sebagai berikut:
Rata-Rata
jangka 5 (lima) minggu yaitu 25,14 cm, lebar daun 2,62 cm, panjang daun 3,87
dalam jangka 7 (tujuh) minggu yaitu 2,25 cm, lebar daun 1,99 cm, panjang daun
Berat ∑
N Harga Jumla
Jenis Tanaman Tanama Harga/Ik
o (Rp/Kg) h Ikat
n (Kg) at (Rp)
1 Kacang Panjang (Vigna unguiculata) 0.105 6000 1 5.000
2 Kacang Panjang (Vigna unguiculata) 3 6000 10 50.000
3 Kacang Panjang (Vigna unguiculata) 5 6000 12 60.000
4 Kacang Panjang (Vigna unguiculata) 10 6000 24 120.000
Total 235.000
30
(Vigna unguiculata) memiliki harga jual pasar rata-rata Rp. 6.000/Kg. Hasil yang
yang diperoleh yaitu sebanyak 47 ikat. Jadi jika dikalikan dengan harga pasar,
Nilai KB
N Nilai TM TK
Komponen Biaya Ekonom (Rp/Ha
o (Rp) (Rp) (Rp)
i (K) )
1 Pupuk kandang 100. 000
143.00 235.00
2 Benih Kacang Panjang (Vigna unguiculata) 22.000 235.000 92.000
0 0
3 Benih Terung Ungu (Sonalum melongena L.) 21.000
Keterangan :
KB = Keuntungan Bersih
TM = Total Modal
TK = Total Keuntungan
diperoleh pada tanaman Kacang Panjang (Vigna unguiculata) yaitu Rp. 235.000.
Total modal yang dibutuhkan selama perawatan tanaman hingga pemanenan yaitu
Rp. 143.000. Sehingga keuntungan bersih yang diperoleh yaitu sebesar Rp.
235.000. Jika dikonversikan dalam bentuk hektar, maka total keuntungan yang
Berat Berat
Biomassa
No Jenis Tanaman Basah Kering Biomassa
(Kg/Ha)
(g) (g)
1 Kacang Panjang (Vigna unguiculata) 200 142 0.290 0.00029
2 Terung Ungu (Sonalum melongena L.) 200 38,4 0.808 0.000808
Total 400 180.4 1.098 0.001098
31
yang diperoleh yaitu 200 gram. Setelah sampel tanaman melalui proses
pengeringan di dalam oven yang memiliki suhu 80°C yang disimpan selama 4
berat 142 gram untuk dan 38,4 gram untuk tanaman Terung Ungu (Sonalum
melongena L.) . Sedangkan total biomassa yang terdapat pada tanaman tersebut
4.2. Pembahasan
sering timbul adalah alih fungsi lahan menyebabkan lahan hutan semakin
untuk memenuhi kebutuhan hidup baik itu di sekitar lahan pertanian, kehutanan
di lakukan tindakan perlu terlebih dahulu di ketahui jenis tanah di tempat tersebut.
luasan tempat tersebut, pengelolaan tanah yang di lakukan yaitu antara lain
tanaman 25,14 cm, lebar daun 2,65 cm, panjang daun 3,87 cm dan jumlah daun
melongena L.) yaitu tinggi tanaman 2,25 cm, lebar daun 1,99 cm, panjang daun
Nilai ekonomi yang dihasilkan dari praktikum ini yaitu terdapat pada
dengan harga per/Kg Rp 6.000 dan menghasilkan jumalh ikat yaitu sebanyak 47
ikat dengan harga per/ikat Rp 5.000 sehingga jika dikalikan maka hasil penjualan
yaitu Rp 235.000. Hasil penjualan kemudian dikurangi dengan nilai modal yang
kacang panjang (Vigna unguiculata) Rp 22.000, dan benih terung ungu (Sonalum
nilai keuntungan ekonomi perhektar yaitu dihasilkan dari nilai pengurangan total
mempengaruhi keadaan iklim itu dapat menjadi sumber untuk kelestarian suatu
menyerap karbon di udara dan di simpannya dalam tubuh tumbuhan baik itu
33
tanaman. Biomassa tanaman pada praktikum ini yaitu pada tanaman kacang
panjang (Vigna unguiculata) yaitu 0.290 gram dan tanaman terung ungu
(Sonalum melongena L.) yaitu 0.808 gram, sehingga total cadangan karbon yang
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
yaitu bahwa peran sistem agroforestry dalam penggunaan lahan kritis dengan
fisik tanah, kimia tanah dan biologi tanah pada perakaran tanaman sehingga akan
terjadi sirkulasi udara dan penyerapan air lebih cepat dalam membantu penunjang
unguiculata) yaitu tinggi tanaman 25,14 cm, lebar daun 2,65 cm, panjang daun
terung ungu (Sonalum melongena L.) yaitu tinggi tanaman 2,25 cm, lebar daun
5.2. Saran
Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini yaitu agar dalam
pemupukan pada saat penanaman awal karena walaupun dengan lokasi yang sama
kebutuhan pupuk untuk tanah dan tanaman itu berbeda-beda serta perawatan dan
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M., I. Rachman dan S.Ramlan. Jenis agroforestri dan orientasi pemanfaatan
lahan di desa simoro kecamatan gumbasa kabupaten sigi. Jurnal Warta
Rimba. 4 (1): 97-104.
Annisa, W dan Purwanto, B.H. 2010. Retensi p oleh oksida besi di tanah sulfat
masam setelah reklamasi lahan. Jurnal Sumberdaya Lahan. 4(1): 47-56.
Apriliyanto, E dan Setiawan, B.H. 2014. Perkembangan hama dan musuh alami
pada tumpangsari tanaman kacang panjang dan pakcoy. Jurnal Agritech.
16 (1): 98-109.
Arniana, A., Suaib dan L. Karimuna. 2012. Pemanfaatan residu bahan organik dan
fosfor untuk budidaya tanaman kacang panjang (Vigna sinensis L.).
Berkala Penelitian Agronomi. 1 (1): 8-15.
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian Aceh dan Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Nad. 2009. Budidaya tanaman jagung.
Dewana,S. F dan S. Rohmani. 2007. Uji aktifitas antioksidan ekstrak kulit terong
(solanum melongena L.) dan uji sifat fisika kimia dalam sediaan krim.
Universitas Sebelas Maret. Semarang. Indonesia.
Edi, S dan J. Bobihoe. 2010. Buku budidaya tanaman sayyuran. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Jambi. Jambi. Indonesia.
Firdaus dan E. Susilawati. 2012. Teknologi budidaya terung dalam pot. Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi. Palembang. Indonesia.
Harmayetty., I. Krisnana dan F. Anisa. 2009. Jus kacang panjang (vigna sinensis
l.) Menurunkan kadar glukosa darah pasien diabetes mellitus (String
Bean Juice Decreases Blood Glucose Level Patients with Diabetes
Mellitus). Jurnal Ners. 4 (2): 116-121.
36
Hasinu, J.V ., Rumthe, R.Y dan Laisow, R. 2014. Efikasi ekstrak daun pepaya
terhadap Nezara viridula L.{hemiptera : pentatomidae) pada polong
kacang panjang. Jurnal Agrologia. 3 (2): 97-102.
Helmi. 2013. Perubahan beberapa sifat fisika regosol dan hasil kacang tanah
akibat pemberian bahan organik dan pupuk fosfat. Pengajar Sekolah
Tinggi Ilmu Kehutanan (STIK) Banda Aceh.
Juhaeti, T dan P. Lestari. 2016. Pertumbuhan, produksi dan potensi gizi terong
asal enggano pada berbagai kombinasi perlakuan pemupukan [The
growth, production and nutrition potential of Enggano eggplant on
various combinations of fertilizer treatments]. Jurnal Berita Biologi. 15
(3): 303-313.
Jumini dan A. Marliah. 2009. Pertumbuhan dan hasil tanaman terung akibat
Pemberian pupuk daun gandasil d dan zat pengatur tumbuh harmonik.
Jurnal Floratek. 4 (1): 73-80.
Mawarni, T., Soesanto, L dan Utami, D.S. 2002. Tanggapan beberapa varietas
terung terhadap penyakit layu bakteri dan pengendalian hayatinya dengan
Pseudomonas fluorescens. Jurnal Pembangunan Pedesaan. 2 (2): 1-8.
Melinda., Damayanti, T.A dan Hidayat, S.H. 2015. Identifikasi molekuler bean
common mosaic virus yang berasosiasi dengan penyakit mosaik kuning
kacang panjang. Jurnal HPT Tropika. 15 (2): 132-140.
Michael, P.S. 2013. Ecological impacts and management of acid sulphate soil: A
Review. Asian Journal of Water, Environment and Pollution. 10(4):13-
24.
Panhwar, Q.A., Naher, U.A., Shamshuddin, J., Radziah, O dan Hakeen, K.R.
2016. Management of acid sulfate soils for sustainable rice cultivation in
Malaysia. Department of Land Management, Faculty of Agriculture,
Universiti Putra Malaysia.
Putinella, J.A. perubahan distribusi pori tanah regosol akibat Pemberian kompos
ela sagu dan pupuk organik cair. Buana Sains. 14(2):123-129.
38
Sagala, D. 2010. Peningkatan ph tanah masam di lahan rawa pasang surut pada
berbagai dosis kapur untuk budidaya kedelai. jurnal agroqua. 8(2):1-5.
Sahid, O. T., R. H. Murti dan S. Trisnowati. 2014. Hasil dan mutu enam galur
terung (Solanum melongena L.) yield and quality of six eggplant
(Solanum melongena L.) lines. Jurnal Vegetalika. 3(2): 45-58.
Sinaga, D.S. 2014. Sistem pakar mendeteksi penyakit tanaman terong belanda
dengan menggunakan metode forward chaining. Juran Jatisi. 1 (1): 101-
110.
Srinivasan, R. 2009. Insect and mite pests on eggplant. Balai Penelitian Tanaman
Sayuran. Bandung. Indonesia.
Syahrawati, M., Putra, A.M., Busniah, M dan Yaherwandi. 2010. Hama dan
predatornya pada pertanaman kacang panjang (Vigna sinensis (L.) Savi
Ex Has) di padang, sumatera barat. Universitas Andalas Padang. Padang.
Indonesia.
Yenni. 2012. Ameliorasi tanah sulfat masam potensial untuk budidaya tanaman
bawang merah (Allium ascalonicum L.). Jurnal Lahan
Suboptimal.1(1):40-49.
39
LAMPIRAN
40
28. Senin 31-12-2018 (Menghitung berat bimassa tanaman kacang panjang dan
terong)