Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Amar Ma'ruf Nahi Munkar
Rabu, 04 Agustus 04
ن يَ ْه ِد ِه ْ َم،مالِ َناَ س ِي ّئَاتِ أَ ْع َ ِن ْ س َنا َوم ِ ش ُر ْو ِر أَ ْن ُف ُ ِن ْ س َت ْغف ُِر ْه َونَ ُعو ُذ بِاهللِ م ْ َس َت ِع ْي ُن ُه َون ْ َم ُد ُه َون َ ح ْ َه ن ِ َّ م َد لِل ْ ح َ إِنَّ ا ْل
َ
أ َّماD.س ْول ُُهُ م ًدا َع ْب ُد ُه َو َرَّ ح َ
َ ش َه ُد أنَّ ُم ْ َش َه ُد أَنَّ ال َ إِلَ َه إِال َّ هللا َوأ ْ َ أ.ِي لَ ُه َ هاد َ َ ِل َفال ْ ضل ْ ن ُي ْ ل لَ ُه َو َم َّ ض ِ هللا َفال َ ُم ُ
بَ ْع ُد؛
ل
َّ َو ُك،ح َدثَاتُ َها َ ش َّر األُ ُم ْو ِر ُم َ َو،م َ َّ سل
َ ه َو ِ هللا َعلَ ْي
ُ ل َّ ص َ م ٍد َّ حَ ي ُم ُ ه ْد َ ِخ ْي َر ا ْل َهدي َ اب هللاِ َو ُ ث كِ َت ِ ح ِد ْي َ ص َدقَ ا ْل ْ َفَإِنَّ أ
.ار
ِ ة فِي ال َّن ٍ َضالَل َ ل َّ ة َو ُك ٍ ضال َل َ ة ٍ ل بِ ْد َعَّ ة َو ُك ٌ ة بِ ْد َع ٍ َح َدث ْ ُم
. َِم ْون
ُ ُّسل ْ مم ُ َن إِال َّ َوأ
ْ نت َّ ُم ْوتُ َه َوال َ ت ِ ِق تُقَات َّ ح َ هللا َ ن َءا َم ُنوا ات َّ ُقوا َ يَاأَيُّهاَ ال َّ ِذ ْي
ِسآ ًء َ جاال ً َكثِ ْي ًرا َون َ ما ِرَ ج َها َوبَثَّ ِم ْن ُه َ ق ِم ْن َها َز ْو َ َخل َ ح َد ٍة َو ِ ِن نَ ْفسٍ َوا ْ ُم ّم ْ خلَ َقك َ ِي ْ ُم الَّذ ُ اس اتَّ ُق ْوا َربَّك ُ يَاأَيُّ َها ال َّن
.ُم َرقِ ْيبًا ْ هللا َكانَ َعلَ ْيك َ َّم إِن َ حا َ
َ ه َو ْاأل ْر ِ ِسآ َءلُ ْونَ ب َ َِي ت ْ هللا الَّذ َ َوات َّ ُقوا
هللا
َ ِن ُيطِع ْ ُم َو َم ْ ُم ُذنُ ْوبَكْ ُم َويَ ْغف ِْر لَك ْ مالَك َ ُم أَ ْع ْ ِح لَك ْ صل ْ ُي.س ِد ْي ًدا َ ً هللا َو ُق ْولُ ْوا َق ْوال َ ن َءا َم ُنوا ات َّ ُقوا َ يَاأَيُّ َها ال َّ ِذ ْي
.ما ِ ه َفق َْد فَا َز َف ْو ًزا َعDُ َس ْول
ً ظ ْي ُ َو َر
Masyarakat kita memang mayoritas muslim tetapi mayoritas pula dari mereka
tidak tahu dengan ajaran dien-nya sendiri. Sehingga kita ketahui banyak orang
yang mengaku Islam, namun tidak mengetahui apa ajaran Islam itu, apa yang
diperintahkan Islam dan apa yang dilarang Islam. Sehingga tidak jarang kita
dapati orang yang melakukan kemungkaran namun ia anggap itu hal biasa atau
bahkan dianggap sebagai suatu kebenaran. Keadaan seperti ini kalau kita biarkan
maka akan terus berlanjut dan masyarakat kita akan tetap tenggelam dalam
kubangan lumpur kemungkaran. Tentu kita semua berhasrat merubah keadaan
masyarakat kita kepada yang lebih baik dalam takaran syariat Islam. Maka mari
kita ajak masyarakat untuk kembali mendalami ajaran dien kembali kepada Islam
secara keseluruhan. Firman Allah:
Menurut Mujahid kata (kaffah) di sini ialah seluruh amalan baik, dalam syariat
Nabi Muhammad (Tafsir Ibnu Katsir, 1/335).
Dan juga marilah kita kembali kepada ajaran Islam yang murni yang utuh yang
tidak tercampur dengan syirik, bid’ah, khurafat dan takhayul. Ajaran-ajaran yang
dibawa Rasulullah n kemudian beliau wariskan kepada sebaik-baik generasi,
generasi salafus-shalih yaitu para shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in.
Sidang Juma’ah yang dimuliakan Allah …
Perlu diketahui bahwa tidak semua orang yang melakukan kemungkaran itu ia
tidak tahu bahwa itu adalah kemungkaran akan tetapi ada kalanya karena iman
yang lemah sehingga lebih cenderung melakukan kemungkaran dengan
anggapan “Ah ini cuma dosa kecil.. ah cuma sekali saja”. Dari sini perlu kiranya
kita memperkuat iman kita sehingga mampu menangkis segala kemungkaran dan
kemaksiatan. Kita bisa bayangkan betapa indahnya hidup ini bila semua lapisan
mempunyai iman yang kuat. Yang menjadi rakyat kecil tidak akan mencuri atau
merampok walaupun hidup miskin. Karena ia tahu itu akan mendatangkan siksa
Allah. Yang menjadi pedagang tidak akan menipu karena ia tahu bahwa menipu
itu dosa. Yang menjadi pejabat tidak akan melakukan KKN, karena mereka tahu
Allah akan mengadzabnya kelak.
Sidang Jum’ah yang dimuliakan Allah .. Demikian tadi dua faktor di antara faktor-
faktor kenapa kemungkaran-kemungkaran itu dilakukan manusia.
Kemungkaran itu akan terus berlanjut apabila sama-sama kita biarkan. Tentu kita
sebagai seorang Muslim tidak boleh tinggal diam. Karena kita diperintahkan
untuk mencegah kemungkaran. Sabda Rasul Shalallaahu alaihi wasalam :
َ ف ْا ِإل ْي
.ِمان ْ َك أ
ُ ض َع ِ ِع َف ِب َق ْل ِب
َ ِه َو َذل ْ س َتط ْ َه ف َِإنْ ل
ْ َم ي َ ِع َف ِبل
ِ ِِسان ْ س َتط ْ َك ًرا َف ْل ُي َغ ِي ّ ْر ُه بِيَ ِد ِه ف َِإنْ ل
ْ َم ي ْ ن َرأَى ِم ْنك
َ ُم ُم ْن ْ َم
At Thabari berkata:
Juga dalam ayat ini disebutkan hendaklah ada segolongan dari kita yang menyeru
kepada kebajikan mencegah kemungkaran. Bagaimana kalau yang melakukan
kemungkaran itu dari Sabang sampai Merauke sedang yang menyeru hanya
segolongan orang apalagi sendirian, bagaimana kalau yang melakukan
kemungkaran itu di Sabang sedang segolongan yang mencegah berada di
Mataram atau mungkin yang satu di Jakarta dan yang satu lagi di Maluku. Maka
yang namanya amar ma’ruf nahi mungkar itu wajib kita tegakkan bersama
dimana kita berada. Firman Allah, artinya:
“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah kepada yang mungkar.” (QS. Ali Imran: 110).
Ibnu Katsir menyebutkan bahwa yang benar umat di sini umum, yaitu semua
umat disetiap zamannya (Tafsir Ibnu Katsir, 1/519). Mujahid berkata: Kamu akan
menjadi sebaik-baik umat jika kamu mau beramar ma’ruf nahi munkar (Tafsir Al-
Qurtubi, 4/171) Juga firman Allah: “Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-
orang mukmin perempuan menjadi wali dari sebagiannya, menyeru kepada yang
ma’ruf mencegah dari yang mungkar.” (QS. At-Taubah: 71).
Ibnu Taimiyah berkata: Maka wajib atas setiap muslim yang mampu, wajib di sini
wajib kifayah dan menjadi wajib ain bagi yang mampu bila tidak ada orang yang
melakukannya (Al-Hisbah fil Islam: 12). Maka dalam hal ini mari kita ajak
saudara-saudara kita semua kaum muslimin untuk melaksanakan kewajiban ini.
Firman Allah:
Khutbah Kedua
َّش َه ُد أَن
ْ َهللا َوأ َ ْ َ أ.ن
ُ َّ ش َه ُد أنْ ال َ إِلَ َه إِال ِ ِن َوال َ ُع ْد َوانَ إِال َّ َعلَى الظَّال
َ م ْي ُ ن َوا ْل َعاقِبَ ُة لِ ْل
َ م َّت ِق ْي َ م ْي ِ َب ا ْل َعال
ِ ّ ه َرِ َّ م ُد لِل َ اَ ْل
ْ ح
.س ْول ُُه رو
ُ ََ ُ ُ ْ ه د ب ع
َ ادً م
َّ َ ُم
ح
Artinya: “Dan takutlah kamu sekalian akan siksa yang tidak hanya menimpa
orang-orang zhalim saja.” (QS. Al-Anfal: 25)
Kita memohon kepada Allah agar diberi kekuatan bashirah untuk membedakan
antara yang hak dan yang batil, yang ma’ruf dan yang mungkar, kemudian kita
bersama-sama menegakkan yang ma’ruf dan memberantas segala bentuk
kebatilan dan kemungkaran. Maka di sini saya sampaikan kesimpulan dari
khutbah saya:
Ada dua faktor dari beberapa faktor kenapa kemungkaran itu terus
dilakukan. Pertama yaitu kebodohan umat dari ajaran dien, dan
sebagai solusinya marilah kita tingkatkan lagi kesadaran untuk
mendalami ajaran dinul Islam ini dan kita ajak umat untuk
bersama-sama dengan kita, menggalakkan majelis-majelis ta’lim,
pengajian-pengajian yang di dalamnya dipelajari ajaran-ajaran dien
dan dikupas segala yang haq dan yang batil, yang ma’ruf dan yang
mungkar. Yang kedua adalah lemahnya iman dan godaan syaithan.
Untuk itu perlu kiranya kita selalu memperkuat iman kita.
Keimanan yang tak tergoyahkan dengan apapun dan mampu
menangkis segala bentuk kemungkaran.