Anda di halaman 1dari 4

Amar Ma’ruf Nahi Mungkar

Rabu, 04 Agustus 04

Bacaan Khutbah Pertama :

‫ن يَ ْه ِد ِه‬ ْ ‫ َم‬،‫مالِ َنا‬َ ‫س ِي ّئَاتِ أَ ْع‬ َ ‫ِن‬ ْ ‫س َنا َوم‬ ِ ‫ش ُر ْو ِر أَ ْن ُف‬ ُ ‫ِن‬ ْ ‫س َت ْغف ُِر ْه َونَ ُعو ُذ بِاهللِ م‬ ْ َ‫س َت ِع ْي ُن ُه َون‬ ْ َ‫م ُد ُه َون‬ َ ‫ح‬ ْ َ‫ه ن‬ ِ َّ ‫م َد لِل‬ ْ ‫ح‬ َ ‫إِنَّ ا ْل‬
َ
‫ أ َّما‬D.‫س ْول ُُه‬ُ ‫م ًدا َع ْب ُد ُه َو َر‬َّ ‫ح‬ َ
َ ‫ش َه ُد أنَّ ُم‬ ْ َ‫ش َه ُد أَنَّ ال َ إِلَ َه إِال َّ هللا َوأ‬ ْ َ‫ أ‬.‫ِي لَ ُه‬ َ ‫هاد‬ َ َ ‫ِل َفال‬ ْ ‫ضل‬ ْ ‫ن ُي‬ ْ ‫ل لَ ُه َو َم‬ َّ ‫ض‬ ِ ‫هللا َفال َ ُم‬ ُ
‫بَ ْع ُد؛‬
‫ل‬
َّ ‫ َو ُك‬،‫ح َدثَاتُ َها‬ َ ‫ش َّر األُ ُم ْو ِر ُم‬ َ ‫ َو‬،‫م‬ َ َّ ‫سل‬
َ ‫ه َو‬ ِ ‫هللا َعلَ ْي‬
ُ ‫ل‬ َّ ‫ص‬ َ ‫م ٍد‬ َّ ‫ح‬َ ‫ي ُم‬ ُ ‫ه ْد‬ َ ِ‫خ ْي َر ا ْل َهدي‬ َ ‫اب هللاِ َو‬ ُ ‫ث كِ َت‬ ِ ‫ح ِد ْي‬ َ ‫ص َدقَ ا ْل‬ ْ َ‫فَإِنَّ أ‬
.‫ار‬
ِ ‫ة فِي ال َّن‬ ٍ َ‫ضالَل‬ َ ‫ل‬ َّ ‫ة َو ُك‬ ٍ ‫ضال َل‬ َ ‫ة‬ ٍ ‫ل بِ ْد َع‬َّ ‫ة َو ُك‬ ٌ ‫ة بِ ْد َع‬ ٍ َ‫ح َدث‬ ْ ‫ُم‬
. َ‫ِم ْون‬
ُ ‫ُّسل‬ ْ ‫مم‬ ُ َ‫ن إِال َّ َوأ‬
ْ ‫نت‬ َّ ُ‫م ْوت‬ُ َ‫ه َوال َ ت‬ ِ ِ‫ق تُقَات‬ َّ ‫ح‬ َ ‫هللا‬ َ ‫ن َءا َم ُنوا ات َّ ُقوا‬ َ ‫يَاأَيُّهاَ ال َّ ِذ ْي‬
‫ِسآ ًء‬ َ ‫جاال ً َكثِ ْي ًرا َون‬ َ ‫ما ِر‬َ ‫ج َها َوبَثَّ ِم ْن ُه‬ َ ‫ق ِم ْن َها َز ْو‬ َ َ‫خل‬ َ ‫ح َد ٍة َو‬ ِ ‫ِن نَ ْفسٍ َوا‬ ْ ‫ُم ّم‬ ْ ‫خلَ َقك‬ َ ‫ِي‬ ْ ‫ُم الَّذ‬ ُ ‫اس اتَّ ُق ْوا َربَّك‬ ُ ‫يَاأَيُّ َها ال َّن‬
.‫ُم َرقِ ْيبًا‬ ْ ‫هللا َكانَ َعلَ ْيك‬ َ َّ‫م إِن‬ َ ‫حا‬ َ
َ ‫ه َو ْاأل ْر‬ ِ ِ‫سآ َءلُ ْونَ ب‬ َ َ‫ِي ت‬ ْ ‫هللا الَّذ‬ َ ‫َوات َّ ُقوا‬
‫هللا‬
َ ِ‫ن ُيطِع‬ ْ ‫ُم َو َم‬ ْ ‫ُم ُذنُ ْوبَك‬ْ ‫ُم َويَ ْغف ِْر لَك‬ ْ ‫مالَك‬ َ ‫ُم أَ ْع‬ ْ ‫ِح لَك‬ ْ ‫صل‬ ْ ‫ ُي‬.‫س ِد ْي ًدا‬ َ ً ‫هللا َو ُق ْولُ ْوا َق ْوال‬ َ ‫ن َءا َم ُنوا ات َّ ُقوا‬ َ ‫يَاأَيُّ َها ال َّ ِذ ْي‬
.‫ما‬ ِ ‫ه َفق َْد فَا َز َف ْو ًزا َع‬Dُ َ‫س ْول‬
ً ‫ظ ْي‬ ُ ‫َو َر‬

Sidang Jum’ah yang dimuliakan Allah ……


Saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan jama’ah sekalian untuk selalu
bertaqwa kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dengan selalu melaksanakan
perintah serta menjauhi larangNya.

Sidang Jum’ah yang dimuliakan Allah …


Saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan jama’ah sekalian untuk selalu
bertaqwa kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala dengan selalu melaksanakan
perintah serta menjauhi larangNya.

Sidang Jum’ah yang dimuliakan Allah …


Dalam khutbah ini saya akan menyampaikan masalah yang berkenaan dengan
amar ma’ruf nahi mungkar. Sejenak marilah kita amati dan cermati keadaan
masyarakat kita, mereka tenggelam dalam kemungkaran, kemaksiatan dan
kedurhakaan kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala di antaranya adanya kasus KKN
(korupsi, kolusi dan nepotisme), manipulasi, penipuan, perampokan, pencurian,
pembunuhan, pemerkosaan, adanya pasangan zina PIL (pria idaman lain) dan
WIL (wanita idaman lain), penyelewengan/ penyimpangan seks dan lain
sebagainya.

Sehingga kalau kita cermati banyak faktor kenapa kemungkaran-kemungkaran


itu dilakukan masyarakat. Di antaranya faktor-faktor tersebut ialah:

1. Kebodohan umat terhadap ajaran dien.

Masyarakat kita memang mayoritas muslim tetapi mayoritas pula dari mereka
tidak tahu dengan ajaran dien-nya sendiri. Sehingga kita ketahui banyak orang
yang mengaku Islam, namun tidak mengetahui apa ajaran Islam itu, apa yang
diperintahkan Islam dan apa yang dilarang Islam. Sehingga tidak jarang kita
dapati orang yang melakukan kemungkaran namun ia anggap itu hal biasa atau
bahkan dianggap sebagai suatu kebenaran. Keadaan seperti ini kalau kita biarkan
maka akan terus berlanjut dan masyarakat kita akan tetap tenggelam dalam
kubangan lumpur kemungkaran. Tentu kita semua berhasrat merubah keadaan
masyarakat kita kepada yang lebih baik dalam takaran syariat Islam. Maka mari
kita ajak masyarakat untuk kembali mendalami ajaran dien kembali kepada Islam
secara keseluruhan. Firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara


keseluruhan dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
saitan itu musuh yang nyata bagimu.” (Al-Baqarah: 208).

Menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Thawus, Dhahak, Ikrimah, Qatadah, As-Suddy,


Ibnu Zaid; kata (as-silmi) di sini maksudnya Al-Islam.

Menurut Mujahid kata (kaffah) di sini ialah seluruh amalan baik, dalam syariat
Nabi Muhammad (Tafsir Ibnu Katsir, 1/335).

Dan juga marilah kita kembali kepada ajaran Islam yang murni yang utuh yang
tidak tercampur dengan syirik, bid’ah, khurafat dan takhayul. Ajaran-ajaran yang
dibawa Rasulullah n kemudian beliau wariskan kepada sebaik-baik generasi,
generasi salafus-shalih yaitu para shahabat, tabi’in dan tabi’ut tabi’in.
Sidang Juma’ah yang dimuliakan Allah …

2. Lemahnya Iman dan Godaan Syaithan

Perlu diketahui bahwa tidak semua orang yang melakukan kemungkaran itu ia
tidak tahu bahwa itu adalah kemungkaran akan tetapi ada kalanya karena iman
yang lemah sehingga lebih cenderung melakukan kemungkaran dengan
anggapan “Ah ini cuma dosa kecil.. ah cuma sekali saja”. Dari sini perlu kiranya
kita memperkuat iman kita sehingga mampu menangkis segala kemungkaran dan
kemaksiatan. Kita bisa bayangkan betapa indahnya hidup ini bila semua lapisan
mempunyai iman yang kuat. Yang menjadi rakyat kecil tidak akan mencuri atau
merampok walaupun hidup miskin. Karena ia tahu itu akan mendatangkan siksa
Allah. Yang menjadi pedagang tidak akan menipu karena ia tahu bahwa menipu
itu dosa. Yang menjadi pejabat tidak akan melakukan KKN, karena mereka tahu
Allah akan mengadzabnya kelak.

Sidang Jum’ah yang dimuliakan Allah ..


Sebenarnya kalau kita sadari bahwa ketika iman kita dalam keadaan lemah
sehingga mudah sekali digoyahkan maka pada saat itu pula sebenarnya kita
sedang diincar oleh musuh. Kita tidak bisa melihat musuh kita sedang ia selalu
mengintai kita, musuh kita adalah syaithan. Syaithan yang sudah sejak dulu
bersumpah akan selalu menggoda manusia supaya terjerumus ke dalam Neraka
Jahanam.

Sidang Jum’ah yang dimuliakan Allah .. Demikian tadi dua faktor di antara faktor-
faktor kenapa kemungkaran-kemungkaran itu dilakukan manusia.

Kemungkaran itu akan terus berlanjut apabila sama-sama kita biarkan. Tentu kita
sebagai seorang Muslim tidak boleh tinggal diam. Karena kita diperintahkan
untuk mencegah kemungkaran. Sabda Rasul Shalallaahu alaihi wasalam :

َ ‫ف ْا ِإل ْي‬
.ِ‫مان‬ ْ َ‫ك أ‬
ُ ‫ض َع‬ ِ ‫ِع َف ِب َق ْل ِب‬
َ ِ‫ه َو َذل‬ ْ ‫س َتط‬ ْ َ‫ه ف َِإنْ ل‬
ْ َ‫م ي‬ َ ‫ِع َف ِبل‬
ِ ِ‫ِسان‬ ْ ‫س َتط‬ ْ َ‫ك ًرا َف ْل ُي َغ ِي ّ ْر ُه بِيَ ِد ِه ف َِإنْ ل‬
ْ َ‫م ي‬ ْ ‫ن َرأَى ِم ْنك‬
َ ‫ُم ُم ْن‬ ْ ‫َم‬

Artinya: “Barangsiapa di antara kamu melihat kemungkaran maka ia harus


mengubah dengan tangannya, jika tidak mampu maka dengan linsanya dan jika
tidak mampu maka dengan hatinya dan yang demikian itu adalah selemah-lemah
iman.” (HR. Muslim 1/22).

Dan firman Allah:


Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar,
merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Imran: 104).

Abu Ja’far Al-Bakir Radhiallaahu anhu berkata: Rasulullah Shalallaahu alaihi


wasalam membaca kemudian beliau berkata: (Alkhoir) di sini ialah mengikut Al-
Qur’an dan sunnahku (Tafsir Ibnu Katsir 1/518).

Ibnu Katsir Rahimahullaah dalam tafsirnya mengatakan: “Hendaklah ada


segolongan dari umat ini berada pada posisi ini.” (Tafsir Ibnu Katsir 1/518).

At Thabari berkata:

 Al-khair di sini ialah Islam dan syariatnya yang disyariatkan Allah


pada hambaNya.
 Al-Ma’ruf di sini ialah mengikut Nabi Shalallaahu alaihi wasalam
dan dien Islam yang dibawanya.
 Al-Munkar di sini ialah kufur pada Allah, mendustakan Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam dan apa-apa yang dibawanya (Tafsir At
Thabari, 4/26).

Juga dalam ayat ini disebutkan hendaklah ada segolongan dari kita yang menyeru
kepada kebajikan mencegah kemungkaran. Bagaimana kalau yang melakukan
kemungkaran itu dari Sabang sampai Merauke sedang yang menyeru hanya
segolongan orang apalagi sendirian, bagaimana kalau yang melakukan
kemungkaran itu di Sabang sedang segolongan yang mencegah berada di
Mataram atau mungkin yang satu di Jakarta dan yang satu lagi di Maluku. Maka
yang namanya amar ma’ruf nahi mungkar itu wajib kita tegakkan bersama
dimana kita berada. Firman Allah, artinya:

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh kepada
yang ma’ruf dan mencegah kepada yang mungkar.” (QS. Ali Imran: 110).

Ibnu Katsir menyebutkan bahwa yang benar umat di sini umum, yaitu semua
umat disetiap zamannya (Tafsir Ibnu Katsir, 1/519). Mujahid berkata: Kamu akan
menjadi sebaik-baik umat jika kamu mau beramar ma’ruf nahi munkar (Tafsir Al-
Qurtubi, 4/171) Juga firman Allah: “Orang-orang mukmin laki-laki dan orang-
orang mukmin perempuan menjadi wali dari sebagiannya, menyeru kepada yang
ma’ruf mencegah dari yang mungkar.” (QS. At-Taubah: 71).
Ibnu Taimiyah berkata: Maka wajib atas setiap muslim yang mampu, wajib di sini
wajib kifayah dan menjadi wajib ain bagi yang mampu bila tidak ada orang yang
melakukannya (Al-Hisbah fil Islam: 12). Maka dalam hal ini mari kita ajak
saudara-saudara kita semua kaum muslimin untuk melaksanakan kewajiban ini.
Firman Allah:

“Sesungguhnya orang-orang beriman itu bersaudara”. (QS. Al-Hujurat: 10).

Persaudaraan ini harus tetap dipupuk untuk menyatukan langkah menghimpun


kekuatan untuk bersama-sama menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar.

Khutbah Kedua

َّ‫ش َه ُد أَن‬
ْ َ‫هللا َوأ‬ َ ْ َ‫ أ‬.‫ن‬
ُ َّ ‫ش َه ُد أنْ ال َ إِلَ َه إِال‬ ِ ِ‫ن َوال َ ُع ْد َوانَ إِال َّ َعلَى الظَّال‬
َ ‫م ْي‬ ُ ‫ن َوا ْل َعاقِبَ ُة لِ ْل‬
َ ‫م َّت ِق ْي‬ َ ‫م ْي‬ ِ َ‫ب ا ْل َعال‬
ِ ّ ‫ه َر‬ِ َّ ‫م ُد لِل‬ َ ‫اَ ْل‬
ْ ‫ح‬
.‫س ْول ُُه‬ ‫ر‬‫و‬
ُ ََ ُ ُ ْ ‫ه‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ع‬
َ ‫ا‬‫د‬ً ‫م‬
َّ َ ‫ُم‬
‫ح‬

Sidang Jum’ah yang di muliakan Allah ..


Dari permisalan ini dapat kita ambil pelajaran dari ulah segelintir orang yang
berbuat kesalahan akan mendatangkan bahaya bagi semuanya, firman Allah:

Artinya: “Dan takutlah kamu sekalian akan siksa yang tidak hanya menimpa
orang-orang zhalim saja.” (QS. Al-Anfal: 25)
Kita memohon kepada Allah agar diberi kekuatan bashirah untuk membedakan
antara yang hak dan yang batil, yang ma’ruf dan yang mungkar, kemudian kita
bersama-sama menegakkan yang ma’ruf dan memberantas segala bentuk
kebatilan dan kemungkaran. Maka di sini saya sampaikan kesimpulan dari
khutbah saya:

 Ada dua faktor dari beberapa faktor kenapa kemungkaran itu terus
dilakukan. Pertama yaitu kebodohan umat dari ajaran dien, dan
sebagai solusinya marilah kita tingkatkan lagi kesadaran untuk
mendalami ajaran dinul Islam ini dan kita ajak umat untuk
bersama-sama dengan kita, menggalakkan majelis-majelis ta’lim,
pengajian-pengajian yang di dalamnya dipelajari ajaran-ajaran dien
dan dikupas segala yang haq dan yang batil, yang ma’ruf dan yang
mungkar. Yang kedua adalah lemahnya iman dan godaan syaithan.
Untuk itu perlu kiranya kita selalu memperkuat iman kita.
Keimanan yang tak tergoyahkan dengan apapun dan mampu
menangkis segala bentuk kemungkaran.

 Beramar ma’ruf dan nahi mungkar adalah kewajiban kita semua,


mengingat akibat yang akan ditimpakan kepada kita bila kita
meninggalkan amar ma’ruf dan nahi mungkar.

Kita akhiri khutbah ini dengan do’a.

‫م ٍد‬ َّ ‫ح‬ َ ‫ك َعلَى ُم‬ ْ ‫ار‬


ِ َ‫ َوب‬.‫م‬ َ ‫ه ْي‬ ِ ‫م َو َعلَى آلِ إِ ْب َرا‬ َ ‫ه ْي‬ِ ‫ت َعلَى إِ ْب َرا‬ َ ‫صل َّ ْي‬
َ ‫ما‬ َ ‫م ٍد َك‬ َّ ‫ح‬ َ ‫م ٍد َو َعلَى آلِ ُم‬ َّ ‫ح‬ َ ‫ل َعلَى ُم‬ ِّ ‫ص‬َ ‫م‬ َّ ‫اَلل َُّه‬
‫ِي‬
ْ ‫ذ‬ َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫د‬ ‫ا‬ ‫ن‬َ
َ َ ْ ِ َ ْ ْ َّ ُ‫ل‬ ‫ِح‬ ‫ل‬ ‫ص‬ َ ‫أ‬ ‫م‬ ‫َّه‬ ‫ل‬ ‫ل‬ َ ‫ا‬ . ‫د‬ ‫ي‬ ‫ج‬ ‫م‬ ‫د‬ ‫ي‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫ك‬ ‫ن‬ ‫إ‬
ٌ ْ ِ َ ٌ ْ ِ َ َ َّ ِ َ ْ ِ َ ْ ِ ِ‫آل‬ ،‫م‬ ‫ي‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ع‬ ‫و‬ ‫م‬
َ َ َ ْ ِ َ ِْ ‫ي‬‫ه‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ب‬ ‫إ‬ ‫ى‬ َ ‫ل‬‫ع‬ َ َ َ َ َ ٍ َّ َ ُ ِ‫َو َعلَ آل‬
‫ْت‬ ‫ك‬ ‫ر‬ ‫ا‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫م‬ َ
‫ك‬ ‫د‬ ‫م‬ ‫ح‬ ‫م‬ ‫ى‬
‫حيَا َة‬ َ ‫ل‬ْ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫اج‬ ‫و‬ ،‫ا‬‫ن‬ ‫اد‬
ِ َ ْ َ َُ َ َ َ ْ ِ ْ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬ َ ‫ل‬‫إ‬ ‫ِي‬ ‫ت‬َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ن‬‫ت‬ ‫ر‬
َََ ِ‫خ‬ ‫آ‬ ‫ا‬ ‫ن‬ َ ‫ل‬ ‫ِح‬ ‫ل‬‫ص‬ َ ‫أ‬‫و‬
َ ْ ْ َ َ ُ َ َ َ ِْ ْ ،‫ا‬ ‫ن‬‫اش‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫ِي‬ ‫ت‬َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬َ َ ْ ‫ِح لَ َنا ُد‬
‫ن‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ْ ‫صل‬ ْ َ‫ َوأ‬،‫م ُة أَ ْم ِرنَا‬ َ ‫ص‬ ْ ‫ع‬ ِ ‫ه َو‬ ُ
‫م‬ ‫ي‬ ‫إل‬ ْ
‫ا‬
ِ‫ِ ْ َ َ َ ُ ْ َ ِ ِ ْ َ ان‬ ‫ب‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫و‬ ‫ق‬ ‫ب‬ ‫س‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ذ‬َّ ‫ل‬ ‫ا‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫خ‬ ‫إل‬‫و‬ ‫ا‬ ‫ن‬َ ‫ل‬ ‫ِر‬‫ف‬
َ ِ َ ْ ِ َ َ ْ ْ‫ِ ّ َ ٍّ َ َّ َ اغ‬ ‫ا‬ ‫ن‬ ‫ب‬ ‫ر‬ . ‫ر‬ ‫ش‬ ‫ل‬ ‫ك‬
ُ ‫ِن‬
ْ ‫م‬ ‫ا‬ ‫ن‬
َ َ ‫ل‬ ً
‫ة‬ ‫ح‬ ‫ا‬ ‫ر‬
َ َ َ ْ َ ‫ت‬ ‫و‬ ‫م‬ ْ
‫ل‬ ‫ا‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫اج‬ ‫و‬
ِ َ ْ َ ٍ ْ َ ِّ ، ‫ر‬ ‫ي‬ ‫خ‬ ‫ل‬ ‫ك‬
ُ ‫ِي‬
ْ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫ن‬ َ
َ ‫ِزيَا َد ًة‬
‫ل‬
‫س َن ًة‬ َ ‫ح‬ َ ‫خ َر ِة‬ ِ ‫س َن ًة َوفِي اآل‬ َ ‫ح‬ َ ‫ َربَّ َنا آتِ َنا فِي ال ُّد ْنيَا‬.‫م‬ ٌ ‫ح ْي‬ ِ ‫ك َر ُء ْوفٌ َّر‬ َ َّ‫ن َءا َم ُن ْوا َربَّ َنا إِن‬ َ ‫غال ً ّ لِ ّل َّ ِذ ْي‬ ِ ‫ِي ُقلُ ْوبِ َنا‬ ْ ‫لف‬ ْ ‫ج َع‬ ْ َ‫َوالَت‬
َ
.َ‫صالة‬ َّ ‫موا ال‬ ُ ‫ أقِ ْي‬.‫ن‬ َ َ ‫م ْي‬ َ
ِ ‫ب ال َعال‬ ْ ِ ّ ‫ه َر‬ َّ
ِ ‫م ُد لِل‬ ْ ‫ح‬ ْ
َ ‫ َوال‬.‫ار‬ ِ ‫َاب ال َّن‬
َ ‫َوقِ َنا َعذ‬

Anda mungkin juga menyukai