Anda di halaman 1dari 21

Page |1

KARYA TULIS
STUDI TOUR
SMK BINTANG NUSANTARA

Di susun oleh :

Faizal_Rio_Pratama (X,Tkj)
Page |2

HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis ini Saya susun tidak hanya untuk memenuhi Tugas mata pelajaran Bahasa
indonesia Tahun Pelajaran 2010/ 2011, tetapi juga sebagai sarana untuk menambah wawasan
dan pengetahuan serta lebih mencintai keindahan alam Negara kita diantaranya Bandung.

Maka Saya ucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Drs.Sadianto selaku kepala sekolah SMK Bintang Nusantara (BINUSA) yang telah
memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti kegiatan Studi tour di Bandung.

2. Bapak Nurhadi S.Pd.I. selaku wali kelas saya.

3. Ibu desi selaku guru Bahasa Indonesia saya yang telah memberikan pengarahan dalam
penyusunan karya tulis ini.

4. Bapak dan Ibu Guru pembimbing yang telah menjaga, mendampingi, dan memotifasi saya
selama perjalanan studi tour ke Bandung.

5. Semua pihak yang telah membantu saya dalam penyusunan karya tulis ini sehingga karya tulis
ini dapat terselesaikan dengan baik.

saya berharap dengan selesainya Karya Tulis ini dapat bermanfaat bagi parapembaca
khususnya kepada adik-adik kelas saya semoga karya tulis ini dapat menjadi penduan untuk
kalian kelak.
Page |3

KATA PENGANTAR
Puja dan Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang MahaEsa, yang telah,
melimpahkan nikmat, rahmad dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan
studi tour ini, namun hal ini tidak lepas dari bimbingan Bapak dan Ibu guru. Melalui karya tulis
ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu guru yang telah
mencurahkan dan membimbing saya dalam penyusunan karya tulis ini.

Dan tidak lupa kami menyampaikan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak .Sadianto selaku kepala sekolah SMK Bintang Nusantara (BINUSA) yang telah
mengijinkan saya dalam melaksanakan studi tour.

2. Bapak Nurhadi S.Pd.I. selaku wali kelas saya yang telah memberikan petunjuk dan bantuan
dalam penyusunan karya tulis ini.

3. Seluruh Bapak, Ibu guru pengajar yang telah membantu dan membimbing saya dalam
penyelesian tugas karya tulis ini.

4. Dan semua kawan – kawan yang telah membantu dan mendukung saya dalam penyelesaian tugas
karya tulis ini.

saya menyadari dengan sepenuh hati bahwa karya tulis ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh, karena itu, saran dan berbagai kritik yang bersifat membangun sangat saya harapkan guna
untuk menyempurnakan karya tulis saya
Page |4

Tahun pelajaran 2010/2011


Daftar isi
Halaman Judul ………………………….……………………………………. 1
Halaman Persembahan ……………….………...……………………..…..… 2
Kata Pengantar ……………………….…….…………………….………….. 3
Daftar Isi …………………………………….…….………………….…….… 4
Bab I Pendahuluan …………………………...………………………………. 5
1. Latar Belakang ………………………...………………….………..… 5
2. Tujuan ……………………………………………………………….... 5
3. Manfaat Penulis ……………………………………………………... 6
4. Sistematik …………………………………………………………...... 6
Bab II Isi ……………………………………………………………………….. 6
1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan …………………………………… 6
A. Pemberangkatan ……………………………………………..… 6
B. Perjalanan Ke Bandung ……………………………………….. 6
C. Perjalanan Di Bandung ………………………………………... 7
2. Tujuan Kunjungan ………………………………………………….... 7
3. Objek Wisata ………………………………………………………….. 7
A. Batik Hasan ……………………………………………………... 7
● Batik ………………………………………………………... 7
● Sejarah Batik Di Indonesia ……………………………….. 8
● Hasan Bandung’s Batik …………………………………… 9
● Sejarah Batik Bandung …………………………………… 10
● Jenis – Jenis Batik Jawa Barat …………………………… 10
● Bahan – Bahan dan Cara Membuat Batik …………….… 14
B. Museum Sri Baduga ……………………………………………. 15
● Sejarah Museum Sri Baduga …………………………...… 15
● Lokasi Museum Sri Baduga ………………………………. 16
● Koleksi Museum Sri Baduga…...………………………….. 17
Bab III Penutup ……………………………………………………..………….. 18
A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 18
B. Kritik Dan Saran ……………………………………………………… 18
Daftar Pustaka ………………………………………………………………….. 19
Page |5

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Seiring dengan perkembangan dunia pariwisata diNegara kita terutama
peninggalan–peninggalan sejarah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke menjadi salah satu
alasan diadakan studi tour. studi tour merupakan suatu kegiatan rutin tahunan yang
diselenggarakan oleh sekolah saya. studi tour tahun ini mengambil objek – objek karya wisata
di Bandung karena di sana banyak terdapat tempat – tempat wisata yang tersohor atau terkenal
di Dunia dan bersejarah.

Kaitanya dengan studi tour, saya ditugasi untuk membuat laporan dalam bentuk
Karya Tulis mengenai objek – objek wisata yang saya tersohor atau terkenal di Dunia dan
bersejarah.

Kaitanya dengan studi tour, kami ditugasi untuk membuat laporandalam bentuk Karya
Tulis mengenai objek – objek wisata yang saya kunjungi di Bandung. Dalam menyusun laporan
tersebut, saya memerlukan data – data yang akurat. Dalam pencarian data – data yang akurat
tersebut saya mengalami suka dan duka.

2. TUJUAN
Tujuan khusus:

Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa indonesia kelas X (TKJ) tahun ajaran
2010/2011

Tujuan Umum:

 Penulis ingin memperkenalkan profile objek-objek wisata yang ada di Bandung kepada
pembaca
 Sebagai wawasan tambahan informasi serta menperbanyak pengetahuan.
 Sebagai latihan untuk memperlancar sastra dan bahasa.
 Sebagai perbandingan antara teori di kelas dan kenyataan di Lapangan.
 Menanamkan rasa Cinta Tanah Air.
 Mengenal kebudayaan Nusantara.
 Untuk berlatih menyusun Karya Tulis secara Sistematis
Page |6

3. MANFAAT PENULISAN
 Sebagai tambahan materi diluar sekolah.
 Melatih siswa agar dapat mengolah laporan widaya wisata
 Menambah pembendaharaan pustaka sekolah yang menunjang minat baca siswa agar
pengetahuannya lebih luas

4. SISTEMATIK
Penulis membuat sistematika laporan sebagai berikut:

1. Pada bab pertama adalah pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang
pemilihan obje wisata,tujuan penulisan,manfaat penulisan,serta sistematika penulisannya.

2. Pada bab dua menguraikan tentang tempat dan waktu pelaksanaan kunjungan,tujuan
kunjungan serta isi dari pengamatan tentang kilas balik Bandung dan objek-objek wisata yang
ada disana, serta seni budayanya.

3. Pada bab tiga penulis mengambil kesimpulan dan saran-saran yang mana merupakan akhur
penutuo laporan serta lampiran

BAB II
ISI
1.WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Karya wisata ini dilaksanakan pada hari senin tepatnya padatanggal 11 April 2011. penulis
berada di Bandung selama 1 hari dan mengamati objek wisata selama 1 hari di Bandung.

A. PEMBERANGKATAN
07.30 WIB. Bpk.Asep selaku panitia pelaksanaan studi tour memberikan pengarahan kepada
siswanya yang akan melakukan Studi Tour ke Bandung. SMK Bintang Nusantara (BINUSA)
memberangkatkan 2 Bus.

B. PERJALANAN KE BANDUNG
Pada saat – saat pertama dalam perjalanan parapeserta studi tour, semua sangant ceria
karena peserta studi tour belum merasakan lelah. Masing – masing peserta sibuk dengan
kegiatannya diri – sendiri ada yang saling bercanda, bernyanyi, berfoto – foto, dan ada juga
Page |7

yang hanya menikmati pemandangan di luar. Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul
10.00 WIB, kita sampai di dareh bandung.

C. PERJALANAN DI BANDUNG
Sekitar jam 11.30 WIB di tempat pembuata batik hasan, disanah saya dijelaskan tentang
sejara dan proses batik oleh seorang tour guid. Sekitar jam 13.00 WIB kita sholat dan makan
siang di Ganesa ITB, tentu saja sholat kami di jamak. Sekitar jam 14.30 WIB kita sampai di
museum sejarah sribaduga. Pada jam 15.30 kita semua beristirahat di cibaduyut, 19.00 WIB kita
semua pulang dan meninggal kan bandung, dan pada perjalanan pulang bis terhenti beberapa
saat, dan kemudian bis pun berjalan kembali semua lelah tak seperti saat pertama berangkat,
semua terlelap, pukul 23.00 WIB kita semua tiba di SMK tercinta dan para orang tua murid
telah menunggu kita.

2. TUJUAN KUNJUNGAN
A. Sebagai wawasan tanbahan informasi serta memperbanyak Pengetahuan

B. Untuk memperkenalkan objek-objek wisata dan budaya yang ada diBandung.

C. Pembaca mengetahui sedikit tentang Bandung dan Seni budaya di Bandung dan objek
- objek wisata yang ada di Bandung.

3. OBJEK WISATA
A. BATIK HASAN
 BATIK
Batik merupakan salah satu karya seni dan kerajinan yang khas
Indonesia. Batik merupakan tradisi penduduk Indonesia yang berkembang
sejak masa lalu. Dalam tata hubungan komersial batik dapat ditampilkan
sebagai komoditi, sedangkan dalam dunia artistik batik menyajikan aktifitas
seni. Sementara itu batik tergolong sebagai unsur peninggalan tradisi yang
menjadi salah satu komponen kerangka cultural Indonesia.
Tehnik Batik merupakan media yang dapat mempresentasikan bentuk
lebih lentur, rinci, rajin tapi juga mudah. Hal ini dapat dibandingkan dengan
tehnik rintang warna lain (mis. Jumputan, plangi) yang tidak
memperlihatkan kelenturan bentuk.
Kata batik dalam bahasa Jawa, berasal dari akar kata “tik” yang
mempunyai pengertian berhubungan dengan suatu pekerjaan halus, lembut
dan kecil yang menggandung unsur keindahan. Membatik berarti menitikkan
malam dengan canting sehingga membentuk corak yang terdiri atas sususnan
titikan dan garisan.
Page |8

Secara teknis, batik adalah suatu cara penerapan corak diatas kain
melalui proses celup rintang warna dengan malam sebagai medium
perintangnya.

 SEJARAH BATIK DI INDONESIA

Sejarah pembatikan di Indonesia berkait erat dengan


perkembangan kerajaan Majapahit dan penyebaran ajaran Islam di Tanah
Jawa. Dalam beberapa catatan, pengembangan batik banyak dilakukan pada
masa-masa kerajaan Mataram, kemudian pada masa kerjaan Solo dan
Yogyakarta. 

        Jadi kesenian batik ini di Indonesia telah dikenal sejak zaman kerjaan
Majapahit dan terus berkembang kepada kerajaan dan raja-raja berikutnya.
Adapun mulai meluasnya kesenian batik ini menjadi milik rakyat Indonesia
dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad ke-XVIII atau awal abad
ke-XIX. Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad
ke-XX dan batik cap dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau
sekitar tahun 1920. Adapun kaitan dengan penyebaran ajaran Islam. Banyak
daerah-daerah pusat perbatikan di Jawa adalah daerah-daerah santri dan
kemudian Batik menjadi alat perjaungan ekonomi oleh tokoh-tokoh
pedangan Muslim melawan perekonomian Belanda. 

        Kesenian batik adalah kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang
menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-raja Indonesia zaman dulu.
Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan hasilnya
untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak
dari pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa
oleh mereka keluar kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing. 

        Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan
selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya
untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya
pakaian keluarga kraton, kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari,
baik wanita maupun pria. Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu
adalah hasil tenunan sendiri. 

        Sedang bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-


tumbuhan asli Indonesia yang dibuat sendiri antara lain dari: pohon
mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda abu, serta
garamnya dibuat dari tanahlumpur.

        Jaman MajapahitBatik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan


Page |9

Majahit, pat ditelusuri di daerah Mojokerto dan Tulung Agung. Mojoketo


adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan Majapahit semasa
dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit.
Kaitannya dengan perkembangan batik asal Majapahit berkembang di
Tulung Agung adalah riwayat perkembangan pembatikan didaerah ini, dapat
digali dari peninggalan di zaman kerajaan Majapahit. Pada waktu itu daerah
Tulungagung yang sebagian terdiri dari rawa-rawa dalam sejarah terkenal
dengan nama daerah Bonorowo, yang pada saat bekembangnya Majapahit
daerah itu dikuasai oleh seorang yang benama Adipati Kalang, dan tidak
mau tunduk kepada kerajaan Majapahit. 

        Diceritakan bahwa dalam aksi polisionil yang dilancarkan oleh


Majapahati, Adipati Kalang tewas dalam pertempuran yang konon
dikabarkan disekitar desa yang sekarang bernama Kalangbret. Demikianlah
maka petugas-petugas tentara dan keluara kerajaan Majapahit yang menetap
dan tinggal diwilayah Bonorowo atau yang sekarang bernama Tulungagung
antara lain juga membawa kesenian membuat batik asli.

 HASAN BANDUNG’S BATIK

HASAN Bandung’s Batik merupakan suatu rumah industri yang


bergerak pada produksi dan penjualan batik. Proses batik yang digunakan
adalah batik tulis, batik cap dan batik kombinasi. Batik tulis dibuat dengan
menggunakan canting sebagai pembentuk motif, batik cap dibuat dengan
menggunakan cap dari bahan tembaga sedangkan batik kombinasi
merupakan kombinasi antara cap dan canting.

Hasan Bandung’s Batik mendesain batik dengan mengekploitasi


berbagai macam ragam hias, baik ragam hias tradisional Indonesia (kawung,
lereng, ceplok, dll); ragam hias geometris (titik, kotak, garis, dll); serta
kombinasi antara ragam hias tradisional dan ragam hias geometris.

Salah satu ragam hias ragam hias yang diciptakan oleh HASAN
Bandung’s Batik adalah batik tambal (patch-work-batik) dengan efek 3
dimensi yang menggunakan proses cap, canting, colet dan celup.

Latar belakang keluarga pembatik serta pendidikan dari Desain


Tekstil ITB, merupakan kekuatan HASAN Bandung’s Batik dalam membuat
dan mengembangkan desain batik yang ekslusif dan inofatif. Desainer
HASAN Bandung’s Batik akan membantu seluruh konsumen untuk
mendesain batik sesuai dengan keinginan mereka.

Dengan tenaga kerja yang berpengalaman serta manajemen yang


profesional, Hasan Bandung’s batik memprioritaskan kepuasan konsumen
dalam memproduksi dan memasarkan Batik Bandung.
P a g e | 10

 SEJARAH BATIK BANDUNG

Batik Kabupaten Bandung


Dalam naskah kuno Siksa Kanda Ing Karesian yang telah diterjemahkan
oleh Saleh Danasasmita pada tahun 1984 disebutkan bahwa sejak Rakean
Darmasiksa (1175 -1297) berkuasa di kerajaan Sunda itu telah dikenal
berbagai jenis motif batik. Dalam naskah terebut juga disebutkan bahwa
ketika Prabu Siliwangi dinobatkan sebagai Sri Baduga Maharaja beliau
mengenakan sinjang dodot yang bermotif Banyak Ngantrang. Konon kain
batik Banyak Ngantrang ini memiliki warna dasar ungu. Warna ungu itu
sendiri merupakan lambang dari kerajaan Pajajaran. Sedangkan motif yang
terdapat pada kain berlatar ungu tersebut adalah manuk Julang, kembang
cangkok Wijayakusumah, kembang Loa, dan kembang Kacapiring.

Selain motif Banyak Ngantrang, motif-motif batik lainnya yang


terdapat pada masa itu antara lain Alas-alasan, Hujan Riris, Seumat Saruhun,
Ragen Panganten, Gaganjar, Hihinggulan, Kekembangan, Banyak Wide,
Poleng Rengganis, Kampuh Jayati, Kalangkang Ayakan, Anyam Cayut, dan
Julat Jalikem. Sayangnya, motif-motif yang sangat banyak ragamnya
tersebut harus hilang bersamaan dengan lenyapnya kerajaan Pakuan
Pajajaran yang diperkirakan terjadi pada tahun 1579. Adapun motif-motif
batik lama ang berhasil direka ulang ialah motif Ragen Panganten, Pasi-pasi,
Kembang Muncang, Jayanti, dan Banyak Ngantrang. Motif-motif batik hasil
reka ulang tersebut kemudian disebut sebagai motif batik Pakuan Pajajaran
yang kemudian diterapkan pada batik Kabupaten Bandung.

 JENIS – JENIS BATIK JAWA BARAT


o KARANG JAHE

Menggambarkan kekayaan rempah-rempah di Cirebon


P a g e | 11

o PIRING SELAMPAT

Diilhami oleh hiasan piring cina di dinding keraton istana Gunung Jati

o SAWUNGGALING

Sawung [ayam jantan], melambangkan menyambut fajar agama


Islam di Cirebon

o GEGUNU
NGAN
P a g e | 12

Menggambarkan daerah Tasik yang dikelilingi gunung dan


tanaman bunga yang indah

o KEMBANG KOMBINASI

Diilhami oleh banyaknya kebun bunga didaerah Tasikmalaya

o PARANG BUKET

Menggambarkan paduan budaya Jawa dan Sunda yang terjadi


di Tasikmalaya

o SEMARANGAN

Melambangkan keindahan, kesuburan dan kemakmuran


P a g e | 13

o SAWAT GUNTING

Menggambarkan sejenis kerang berbentuk gunting yang


menjadi kegemaran masyarakat setempat di Indramayu

o KEMBANG KAPAS

Diilhami banyaknya tanaman kapas yang dulu tumbuh di


daerah Dermayu dan Babadan

o KUTO KOSOD
P a g e | 14

Menggambarkan Gapura keraton Kasepuhan Cirebon yang


terbuat dari batu bata yang dihaluskan, Kuto = tembok, kosod =
dihaluskan

o TAMAN ARUM SUNYA RAGI

Menggambarkan taman yang harum untuk para Raja atau


Penguasa bersemedi agar mencapai alam Sunya Ragi [Jiwa dan Alam
Semesta menyatu]

o PAKSI NAGA LIMAN


P a g e | 15

Diambil dari kereta Keraton Kanoman, merupakan campuran


budaya China, Hindu dan Islam

 BAHAN – BAHAN DAN CARA MEMBUAT BATIK

Berikut ini adalah alat dan bahan yang harus disiapkan untuk membuat batik
tulis : 

o Kain mori (bisa terbuat dari sutra atau katun)

o Canting sebagai alat pembentuk motif,

o Gawangan (tempat untuk m enyampirkan kain)

o Lilin (malam) yang dicairkan

o Panci dan kompor kecil untuk memanaskan

o Larutan pewarna

Adapun tahapan-tahapan dalam proses pembutan batik tulis ini: 

1. Langkah pertama adalah membuat desain batik yang biasa disebut


molani. Dalam penentuan motif, biasanya tiap orang memiliki selera
berbeda-beda. Ada yang lebih suka untuk membuat motif sendiri,
namun yang lain lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum
yang telah ada. Motif yang kerap dipakai di Indonesia sendiri adalah
batik yang terbagi menjadi 2 : batik klasik, yang banyak bermain
dengan simbol-simbol, dan batik pesisiran dengan ciri khas natural
seperti gambar bunga dan kupu-kupu. Membuat design atau motif ini
dapat menggunakan pensil.

2. Setelah selesai melakukan molani, langkah kedua adalah melukis


dengan (lilin) malam menggunakan canting (dikandangi/dicantangi)
dengan mengikuti pola tersebut.
P a g e | 16

3. Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang


akan tetap berwarna putih (tidak berwarna). Canting untuk bagian
halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar. Tujuannya adalah
supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang
diberi lapisan lilin tidak terkena.

4. Tahap berikutnya, proses pewarnaan pertama pada bagian yang tidak


tertutup oleh lilin dengan mencelupkan kain tersebut pada warna
tertentu .

5. Setelah dicelupkan, kain tersebut di jemur dan dikeringkan.

6. Setelah kering, kembali melakukan proses pembatikan yaitu melukis


dengan lilin malam menggunakan canting untuk menutup bagian yang
akan tetap dipertahankan pada pewarnaan yang pertama.

7. Kemudian, dilanjutkan dengan proses pencelupan warna yang kedua.

8. Proses berikutnya, menghilangkan lilin malam dari kain tersebut


dengan cara meletakkan kain tersebut dengan air panas diatas tungku.

9. Setelah kain bersih dari lilin dan kering, dapat dilakukan kembali
proses pembatikan dengan penutupan lilin (menggunakan alat
canting)untuk menahan warna pertama dan kedua.

10.Proses membuka dan menutup lilin malam dapat dilakukan


berulangkali sesuai dengan banyaknya warna dan kompleksitas motif
yang diinginkan.

11.Proses selanjutnya adalah nglorot, dimana kain yang telah berubah


warna direbus air panas. Tujuannya adalah untuk menghilangkan
lapisan lilin, sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat
jelas. Anda tidak perlu kuatir, pencelupan ini tidak akan membuat
motif yang telah Anda gambar terkena warna, karena bagian atas kain
tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur).
Setelah selesai, maka batik tersebut telah siap untuk digunakan.

12.Proses terakhir adalah mencuci kain batik tersebut dan kemudian


mengeringkannya dengan menjemurnya sebelum dapat digunakan dan
dipakai.

B. MUSEUM SRI BADUGA


 Sejarah SRI BADUGA
P a g e | 17

Propinsi Jawa Barat merupakan wilayah yang sebagian besar didiami


oleh orang Sunda, oleh karena itu sering disebut Tatar sunda atau Tanah
Sunda. Dari perjalanan sejarah dan lingkup geografis Budaya Jawa Barat
secara umum berada pada lingkup budaya Sunda, sebagai budaya daerah
yang menunjang pembangunan kebudayaan nasional.

Wilayah yang sarat dengan ragam budaya serta didukung oleh kultur
alam dan kultur sosial yang kondusif sehingga terlahir ragam budaya.
Wilayah yang strategis berakibat pada terjadinya berkembang dan adanya
perubahan budaya yang merupakan dampak dari globalisasi yang ditandai
dengan adanya revolusi dalam bidang informasi, komunikasi, dan
transportasi. Hal tersebut memacu kita untuk mengambil langkah dan
strategi secara bijak untuk menempatkan serta memposisikan citra seni
budaya daerah untuk tetap hidup dan berkembang di tengah masyarakat. 

Tinggalan kebudayaan yang bernilai tinggi banyak tersebar di


Kawasan Jawa Barat, baik yang hampir punah maupun yang masih
berkembang hingga kini. Perkembangan kebudayaan berlangsung sepanjang
masa sesuai dengan pasangsurutnya pola kehidupan. Dengan perkembangan
tidak sedikit pengaruh budaya luar yang masuk. Hal ini disebabkan karena
wilayah Jawa Barat pada posisi strategis dari berbagai aspek mobilitas
penduduk yang cukup tinggi. Pengaruh budaya luar cenderung mempercepat
proses kepunahan budaya asli Jawa Barat, maka pemerintah mengambil
kebijakan untuk mendirikan Museum Negeri Jawa Barat . Pembangunannya
dimulai sejak tahun 1974 dengan lokasi menggunakan gedung pemerintah,
yaitu bekas Kawedanaan Tegallega. Sebagian dari bangunan asli tersebut
tetap dipelihara kelestariannya dan digunakan sebagai kantor administrasi. 

Peresmian penggunaan Museum Negeri Jawa Barat baru dilaksanakan


pada tanggal 5 Juni 1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI , Dr.
DAUD JOESOEF didampingi oleh Gubernur Kepal;a Daerah Tingkat I
Propinsi Jawa Barat H. Aang Kunaefi. Pada tanggal 1 April 1990, sepuluh
tahun setelah peresmian digunakan nama ?Sri Baduga? Raja yang
memerintah di Pajajaran. 
Pada era Otonomi Daerah (OTDA) berdasarkan Perda No.5 Tahun 2002
sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) bergabung dengan Dinas Kebudayaan
Propisi Jawa Barat dengan nama Balai Pengelolaan Museum Negeri Sri
Baduga hingga sekarang.

 LOKASI MUSEUM SRI BADUGA


P a g e | 18

Museum Sri Baduga merupakan museum pemerintah Pripinsi Jawa Barat


yang berdomisili di Ibukota Propinsinya Bandung. Dari sisi Geografi kota ini
terletak diantara 1070 36' Bujur Timur dan 600 55' Lintang Selatan. Selain kota
ini menjadi kota yang bersejarah pada masa perjuangan kemerdekaan Republik
Indonesia juga memiliki posisi geografis yang sangatlah strategis baik dari sisi,
komunikasi, perekonomian dan transportasi berada dalam poros jalan raya
nasional dan poros jalan raya wisata.

Kota yang berada pada ketinggian 791 m dpl yang dikelilingi perbukitan
dan gunung disekitarnya sangat potensial secara ekosistem dan lingkungan.
Ditambah lagi dengan kondisi iklim kota yang lembab dan sejuk dengan
temperatur rata rata 23,1o C dan curah hujan rata rata 204,11 mm / tahun
memungkinkan orang untuk nyaman beraktifitas dan berekreasi 

 K o l e k s i Museum Sri Baduga


Koleksi yang disajikan pada pameran tetap museum Sri Baduga ditata
menyajikan benda benda bukti kebudayaan Jawa Barat. Kondisi geografis
dan kekayaan alam berpengaruh pada tumbuh dan berkembangnya
kebudayaan Jawa Barat. Fase-fase perkembangan tersebut dikelompokkan
dalam bentuk pameran dalam tiga lantai ruang pameran tetap museum.
Museum Sri Baduga yang memiliki jumlah koleksi sebanyak 6600
koleksi terdiri dari 6346 buah, 220 set, 23 stel dan 11 pasang yang kemudian
dikelompokan menjadi 10 klasifikasi.

1. Geologika / Geografika 79 buah 3 set 0 stel 0 pasang


2. Biologika 180 buah 1 set 0 stel 0 pasang
3. Etnografika 2420 buah 179 set 20 stel 9 pasang
4. Arkeologika 953 buah 3 set 0 stel 0 pasang
5. Historika 16 buah 6 set 3 stel 0 pasang
6. Numismatika / Heraldika 1705 buah 0 set 0 stel 0 pasang
7. Filologika 145 buah 0 set 0 stel 0 pasang
8. Keramologika 599 buah 1 set 0 stel 0 pasang
9. Senirupa 134 buah 0 set 0 stel 2 pasang
10. Teknologika 115 buah 27 set 0 stel 0 pasang
P a g e | 19

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya dapat di buat kesimpulan

sebagai berikut :

1. Objek wisata Batik Hasan terletak di Jl. Cigadung Raya Timur No.136 Bandung 40191

2. Drs. Hasanudin, M.Sn. Pemilik perusahaan Batik Hasan

B. KRITIK DAN SARAN


Akhirnya dengan rasa syukur saya ucapkan “Alhamdulillah” karena saya dapat
menyelesaikan karya tulis ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa penulisan karya tulis ini masih jauh darisempurna
dan memiliki banyak kekurangan, seperti pepatah “Tiada Gading Yang Tak Retak”. Oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan karya
tulis ini.
P a g e | 20
P a g e | 21

DAFTAR PUSTAKA
http://www.sribadugamuseum.com/

http://www.facebook.com/hasanbatikbandung

http://hasanbatik.co.id/

http://hasanbatik.blogspot.com/

Buku Saku "Batik Jawa Barat" Jilid II

Anda mungkin juga menyukai