Anda di halaman 1dari 8

1. pasal 9 ayat (1) UU No.

3 Tahun 2002 “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut


serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”
2. pendidikan kewarganegaraan, penddidikan dasar kemiliteran, pengabdian segabai prajurit,
pengabdian sesuai profesi, pengabdian masyarakat
3. Pasal 27 ayat (3) mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara”. 
Pasal 30 ayat (1) mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”
4. UU 2/2002 ini menetapkan bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat
negara yang memiliki fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. UU No.2 Th. 2002 mengatur tentang
kepolisian negara republik indonesia sebagai aparat pemeliharaan keamanan dalam negri.
5. Perundingan mempertahankan kedaulatan NKRI :
 Perundingan Linggajati
Kuningan, Jawa Barat pada 10-15 November 1946 dan disahkan pada 25 Maret 1947.
Indonesia diwakili oleh Sutan Sjahrir dan Belanda diwakili oleh Prof. Schermerhorn.
Persetujuan, antara lain Belanda mengakui RI secara de facto yang terdiri atas Jawa,
Madura, dan Sumatra. Selain itu akan dibentuk negara federal yang dinamakan RIS
(di mana RI menjadi salah satu negara bagiannya). Terakhir akan dibentuk Uni
Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai kepala uni.
 Perundingan Renville
Di atas kapal milik Amerika Serikat yang bernama USS Renville pada 17 Januari 1948.
Kala itu, kapal USS Renville sedang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok.Delegasi
Indonesia diketuai Perdana Menteri Amir Syarifudin dan Belanda menempatkan seorang
Indonesia bernama R. Abdulkadir Wijoyoatmojo sebagai ketuanya. Hasil yang dituai dari
perjanjian ini adalah Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya RIS, RI sejajar
kedudukannya dengan Belanda, RI menjadi bagian dari RIS dan akan diadakan pemilu
untuk membentuk Konstituante RIS, serta tentara Indonesia di daerah Belanda (daerah
kantong) harus dipindahkan ke wilayah RI.
 Perundingan Roem-Royen
Digelar di Jakarta pada 7 Mei 1949. Mr. Moh. Roem sebagai ketua delegasi mewakili
Indonesia dan Dr. J.H Van Royen sebagai ketua delegasi Belanda. Sedangkan, sebagai
mediator perundingan adalah Merle Cochran dari UNCI.
Hasil dari perundingan ini adalah menghentikan perang gerilya dan Indonesia-Belanda
bekerja sama dalam memelihara ketertiban dan keamanan. Kembalinya pemerintah RI ke
Yogyakarta dan bersedia turut serta dalam Konferensi Meja Bundar yang akan
dilaksanakan dalam waktu dekat.
6. Kekuasaan negara adalah wewenang yang diberikan kepada penguasa atau pemerintah untuk
mengatur dan menjaga wilayah kekuasaannya dari penguasaan negara lain. Dalam penerapannya,
terdapat pemisahan kekuasaan dan pembagian kekuasaan
7. isi Kekuasaan menurut john locke (teori pemisahan) :
- Kekuasaan legislatif bertugas untuk membuat peraturan dan perundang-undangan
- Kekuasaan eksekutif bertugas untuk melaksanakan perundang-undangan, termasuk
kewenangan mengadili.
- Kekuasaan federatif bertugas untuk menjaga keamanan serta hubungan negara dengan negara
lainnya.
Isi kekuasaan menurut Montesquieu (trias politica) :
- Kekuasaan legislatif bertugas untuk membuat perundang-undangan. Di Indonesia, pemegang
kekuasaan legislatif adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
- Kekuasaan eksekutif bertugas untuk menyelenggarakan perundang-undangan. Pemegang
kekuasaan ini adalah Presiden, Wakil Presiden, dan kabinetnya.
- Kekuasaan yudikatif bertugas untuk mengadili jika ada pelanggaran atas perundang-
undangan. Tugas ini dipegang oleh Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK),
dan Komisi Yudisial (KY).
8. Dalam sistem pembagian kekuasaan di negara Republik Indonesia, kekuasaan negara dibagi
dalam empat lembaga negara, yaitu lembaga legislatif, lembaga eksekutif, lembaga yudikatif, dan
lembaga eksaminatif.
9. 1) Lembaga legislatif punya tugas untuk merumuskan Undang-Undang Dasar (UUD). Lembaga ini
terdiri dari:
 Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), punya anggota yang terdiri dari anggota DPD
dan DPR. Tugas MPR antara lain mengubah dan menetapkan UUD, juga melantik serta
memberhentikan presiden dan wakil presiden.
 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) punya tugas mengadakan dan mengesahkan undang-
undang negara, mengesahkan anggaran belanja dan pendapatan negara, serta
mengawasi jalannya pemerintahan.
 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mpunya tugas mengajukan RUU (Rancangan Undang-
Undang) kepada DPR, ikut membahas RUU, dan melakukan pengawasan pelaksanaan
RUU.
2) Lembaga yudikatif punya tugas untuk menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan
hukum dan keadilan. Lembaga ini terdiri dari:
 Mahkamah Agung (MA) punya tugas untuk melaksanakan kekuasaan kehakiman paling
tinggi. MA membawahi badan peradilan seperti Peradilan Umum, Peradilan Agama,
Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara.
 Mahkamah Konstitusi (MK) punya tugas untuk mengurus tuntutan masyarakat atas
kelayakan suatu undang-undang atau peraturan. Mahkamah Konstitusi juga berhak
untuk mencabut peraturan yang enggak adil dan bertentangan dengan undang-undang.
 Komisi Yudisial (KY) punya tugas untuk mengawasi para hakim, dalam memutus perkara
maupun keluhan masyarakat terhadap hakim.
3) Lembaga eksekutif adalah lembaga yang memegang kekuasaan pemerintahan, Kids.
Lembaga ini bertugas menjalankan pemerintahan dan pembangunan sesuai undang-undang.
Dibanding lembaga yang lain, lembaga eksekutif punya tugas yang lebih luas. Lembaga
eksekutif terdiri dari:
 Presiden
 Wakil Presiden
 Kementerian negara
 Pejabat setingkat menteri
 Lembaga pemerintah nonkementerian
Presiden dan wakil presiden adalah pemimpin dalam lembaga ini. Namun, dalam melaksanakan
tugasnya, presiden dan wakil presiden dibantu oleh menteri-menteri dan lembaga negara
lainnya.

10. Pembagian kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-
lembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan yudikatif).
Pembagian kekuasaan vertikal merupakan pembagian kekuasaan negara berdasar tingkatnya
yaitu pembagian kekuasaan pada beberapa tingkatan dalam pemerintahan seperti provinsi, kota,
maupun kabupaten.
11. Batasan wilayah laut Indonesia
1. Laut teritorial (Territorial Sea)
Batas laut teritorial terukur melalui perairan sepanjang 12 mil laut atau 22,224 kilometer dari
garis pangkal kepulauan.
Indonesia mempunyai kedaulatan mutlak atas wilayah laut, dasar laut, subsoil, dan udara
yang berada di dalamnya.
Indonesia juga mempunyai kewajiban untuk menjamin hak lintas damai, baik melalui alur
kepulauan maupun tradisional untuk pelayaran internasional.
2. Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusive Economic Zone)
Menurut UU Nomor 5 Tahun 1983 Pasal 2 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Indonesia, ZEE merupakan jalur di luar dan berbatasan dengan laut wilayah Indonesia.
ZEE sudah ditetapkan berdasarkan undang-undang yang berlaku mengenai aturan perairan
laut Indonesia.
Perairan ini terdiri atas dasar laut, tanah di bawahnya dan air di atasnya dengan batas terluar
200 mil laut diukur dari garis pangkal laut wilayah Indonesia.
Melalui ZEE, Indonesia mempunyai hak-hak berdaulat untuk eksplorasi, eksploitasi,
konservasi, dan pengelolaan sumber daya alam.
Hal ini pun meliputi Sumber Daya Alam (SDA) hayati maupun non hayati di dalamnya.
3. Landas Kontinen (Continental Shelf)
Bagian dasar laut termasuk subsoil yang menjadi kelanjutan kondisi alam dari wilayah
kepulauan Indonesia
Apabila bersifat alamiah, maka batas terluar landas kontinen ditandai dengan continental
slope atau continental rise.
Nah, ketika alamiah bersifat curam atau enggak jauh dari letak garis pangkal kepulauan, hal
ini mengakibatkan batas terluar landas kontinen berdempetan dengan batas luar ZEE.
12. UU Nomor 5 Tahun 1983 Pasal 2 Tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia, ZEE adalah jalur
di luar dan berbatasan dengan laut wilayah Indonesia.
13. Batas-batas wilayah Indonesia dilihat secara geografis :
Sebelah Utara : Malaysia, Singapura, Filipina, Laut China Selatan
Sebelah Selatan : Timor Leste, Australia, dan Samudera Hindia
Sebelah Barat : Samudera Hindia
Sebelah Timur : Papua Nugini dan Samudera Pasifik
Batas-batas wilayah Indonesia secara letak astronomis :
Batas Utara : 6°LU berada di Pulau Weh, Nanggroe Aceh Darussalam
Batas Selatan : 11°LS berada di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur
Batas Barat : 95°BT berada di Pulau Beureuh, Nanggroe Aceh Darussalam
Batas Timur : 141°BT berada di Merauke, Papua.
14. Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UUD 1945 Pasal 26 Ayat 1, 2, 3 “Yang
menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Penduduk ialah warga negara Indonesia
dan orang asing yang tempat tinggal di Indonesia.”
15. Dalam Penjelasan Umum UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia,
dijelaskan bahwa Indonesia menganut 4 (empat) asas umum, yaitu:
(i) asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan kewargangeraan
seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara tempat kelahiran;
(ii) asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdsasarkan negara tempat kelahiran, yang diberlakukan
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini;
(iii) asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan
bagi setiap orang,
(iv) asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.
16. Suprastruktur politik diartikan sebagai mesin politik resmi di suatu negara dan merupakan
penggerak politik yang bersifat formal dengan kata lain suprastruktur politik merupakan
gambaran pemerintah dalam arti luas yang terdiri atas lembaga-lembaga negara yang tugas dan
peranannya diatur dalam konstitusi negara atau peraturan undang-undangan lainnya
Infrastruktur politik adalah kelompok-kelompok kekuatan politik dalam masyarakat yang turut
berpartisipasi secara aktif kelompok-kelompok tersebut dapat berperan menjadi pelaku politik
tidak formal untuk turut serta dalam membentuk kebijaksanaan Negara
17. sebelum amandemen UUD 1945, lembaga tinggi negara hanya terdiri atas:
 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI),
 Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia,
 Mahkamah Luhur Republik Indonesia (MA-RI),
 Dewan Pertimbangan Luhur Republik Indonesia (DPA-RI), dan
 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI).
Setelah amandemen UUD 1945, lembaga tinggi negara menjadi:

 Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI),


 Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI),
 Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI),
 Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia,
 Mahkamah Luhur Republik Indonesia (MA-RI),
 Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MK-RI), dan
 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI).
18. Pasal-pasan mengenai kekuasaan DPR :
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 20A ayat (1) menyebutkan bahwa Dewan Perwakilan Rakyat
memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
19. Tugas dan kewenangan Mahkamah Konstitusi
1) Menguji undang-undang terhadap UUD RI tahun 1945.
2) Memutuskan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD
RI tahun 1945.
3) Memutuskan pembubaran partai politik.
4) Memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum
Tugas dan Wewenang MA :
1) Mengadili pada Tingkat Kasasi
2) Menguji Peraturan Perundang-Undangan di Bawah Undang-Undang terhadap Undang-Undang
3) Menjadi Pengawas Tertinggi Penyelenggaraan Peradilan
4) Mengawasi Hakim di Semua Lingkungan Peradilan
5) Memberi Pertimbangan Hukum pada Presiden
6) Mempunyai Wewenang Lainnya yang Diberikan oleh Undang-Undang
20. Lembaga keuangan Negara adalah lembaga yang memberikan fasilitas dan produk di bidang
keuangan serta memutar arus uang dalam perekonomian, terdiri dari 2 yaitu ;
1) Lembaga Keuangan Bank
Bank sentral, bank umum, bank pengkreditan rakyat,
2) Lembaga Keuangan Bukan Bank
Pegadaian, koperasi simpan pnjam, perusahaan modal ventura, Perusahaan Sewa Guna
(Leasing) atau Multifinance, dana pensiun, pasar modal, perusahaan asuransi.
21. Pembukaan UUD 1945 :
Alinea pertama :
Mengandung motivasi, dasar, dan pembenaran perjuangan sebagaimana disebutkan dalam
bagian "Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas
dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan."
Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran persatuan, identik dengan Sila ke-3 dari Pancasila,
Persatuan Indonesia.
Alinea kedua
Mengandung cita-cita bangsa Indonesia. Sebagaimana disebutkan dalam bagian "Negara
Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur."
Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran persatuan, identik dengan sila ke-5 Pancasila,
Keadilan sosial.
Alinea ketiga
Mengandung sebuah petunjuk atau tekad dalam pelaksanaannya. Sebagaimana disebutkan
dalam bagian saat menyatakan kemerdekaan "Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan
dengan didorongkan oleh keinginan luhur"
Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran persatuan, identik dengan Sila ke-4, kedaulatan
rakyat.
Alinea keempat
Berisikan tugas negara atau tujuan nasional, penyusunan UUD 1945, bentuk susunan negara,
dan dasar negara Indonesia (Pancasila).
Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran persatuan, identik dengan sila ke-1 dan ke-2 dari
Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil dan beradab.
22. Nilai universal mengandung pengertian bahwa Pembukaan UUD 1945 mengandung nilai-nilai
yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa beradab di seluruh dunia (alinea 1)
23. makna kata berdaulat dalam UUD 1945 alinea 2 yaitu Indonesia telah merdeka maka Indonesia
telah mempunyai kepemimpinannya sendiri, telah merdeka dan tidak dikuasi oleh negara lain.
24. Alinea yang menyatakan kemerdekaan bangsa Indonesia terdapat pada Pembukaan UUD 1945
alinea ke-3. “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya.”
25. Prinsip alinea ke-4 :
a. Tujuan negara yang akan diwujudkan oleh pemerintah Negara
- Melindungi segenap bangsa indoenesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
- Memajukan kesejahteraan umum.
- Mencerdaskan kehidupan bangsa.
- Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.
b. Ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar
Indonesia menganut hukum dasar yang tertulis , UUD 1945 bagi Indonesia adalah
sebagai landasan hukum dan sebagai hukum tertulis yang berfungsi sebagai kontrol untuk
kehidupan bernegara.
c. Bentuk negara, yaitu bentuk republik yang berkedaulatan rakyat
d. Dasar negara yaitu Pancasila
26. Tujuan dan cita-cita nasional bangsa Indonesia terdapat pada UUD 1945 Pembukaan alinea ke-4
27. Tujuan negara yang akan diwujudkan oleh pemerintah Negara
- Melindungi segenap bangsa indoenesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
- Memajukan kesejahteraan umum.
- Mencerdaskan kehidupan bangsa.
- Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
28. Rumusan Pancasila yang sah dan benar terdapat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 atau UUD 1945 alinea keempat.
29. Pokok pikiran keempat: ketuhanan dan kemanusiaan.
30. Hal yang paling penting dalam mempertahankan pokok pikiran pembukaan uud adalah aliea ke-4
31. Sebelum amandemen : UUD 1945 memiliki 16 bab, 37 pasal, 49 Ayat, 4 Pasal aturan peralihan,
serta 2 ayat aturan tambahan.
Setelah amandemen : Bagian Batang UUD 1945, menjadi 21 Bab, 73 Pasal, 170 Ayat, 3 Pasal
aturan peralihan, serta 2 pasal aturan tambahan.
32. Istilah due process of law dalam bahasa Indonesia dapat diterjemahkan sebagai proses hukum
yang adil.
33. UUD 1945 bersifat mengikat pada segala unsur yang berada di dalam negara seperti
pemerintah, lembaga negara, lembaga masyarakat, dan setiap warga negara Indonesia. “Negara
Indonesia adalah negara hukum” (UUD 1945 pasal 1 ayat 3). Selain itu, UUD 1945 juga memiliki
dua sifat lain, yaitu singkat dan supel. Konstitusi tersebut, dikatakan bersifat singkat karena
hanya memuat aturan-aturan dasar berupa instruksi dalam penyelenggaraan negara. Sedangkan,
mempunyai sifat supel lantaran dapat mengikuti dan digunakan dalam pelbagai zaman.
34. separuh jumlah anggota rapat (kuorum).
Keputusan berdasarkan mufakat adalah sah apabila diambil dalam rapat yang telah mencapai
kuorum dan disetujui oleh semua yang hadir.
35. (due process of law). Dalam konstitusi Indonesia, proses hukum yang adil diatur pada Pasal 28 D
ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945, yang menegaskan bahwa “Setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di
hadapan hukum”
Undang- Undang 1945 Pasal 1 ayat (3)
36. Ketetapan yang dibuat oleh presiden disebut KEPPRES dan PEPPRES
37. UUD 1945 pasal 1 ayat 3 berisikan soal negara Indonesia sebagai negara hukum yang
mengandung pengertian bahwa segala tatanan dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat, dan
bernegara didasarkan atas hukum yang berlaku.
38. Mahkamah Konstitusi berdasarkan pasal 24C ayat (1) dan (2) yaitu menguji Undang-Undang
terhadap Undang-Undang Dasar NRI Tahun 1945.
Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-
undangan di bawah undang-undang, dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang.
39. Idk
40. Peraturan pemerintah pengganti undang-undang tentang perubahan kedua atas undang-undang
nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

Essay
41. Isi pasal 31 UUD 1945 ayat (3) dan (4)
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari
anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

42. Syarat Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia menurut UU No 42 tahun 2008
tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden sebagai berikut:

1. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2. Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima
kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri.
3. Tidak pernah mengkhianati negara, serta tidak pernah melakukan tindak pidana korupsi
dan tindak pidana berat lainnya.
4. Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
Presiden dan Wakil Presiden.
5. Bertempat tinggal di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Telah melaporkan kekayaannya kepada instansi yang berwenang memeriksa laporan
kekayaan penyelenggara negara.
7. Tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan
hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara.
8. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan.
9. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela.
10. Terdaftar sebagai Pemilih.
11. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah melaksanakan kewajiban
membayar pajak selama 5 tahun terakhir yang dibuktikan dengan Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi.
12. Belum pernah menjabat sebagai Presiden atau Wakil Presiden selama 2 (dua) kali masa
jabatan dalam jabatan yang sama.
13. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
14. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
15. Berusia sekurang-kurangnya 35 (tiga puluh lima) tahun.
16. Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau
bentuk lain yang sederajat.
17. Bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk
organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung dalam G30S/PKI.
18. Memiliki visi, misi, dan program dalam melaksanakan pemerintahan negara Republik
Indonesia.
43. Pasal 7B (1) Usulan pemberhentian Presiden dan/ atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh
Dewan Perwakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih
dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa, mengadili dan
memutus pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela dan/ atau pendapat bahwa Presiden dan/
atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
44. Bunyi atau Isi pasal 11 ayat (2) UUD 1945 adalah “Presiden dalam membuat perjanjian
internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat
yang terkait dengan beban keuangan negara, dan/atau mengharuskan perubahan atau
pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat”

Anda mungkin juga menyukai