Anda di halaman 1dari 15

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM BERMASYARAKAT,

BERBANGSA DAN BERNEGARA

Dosen Pengampu : Khairul Mulkan,M.Hum

Disusun oleh kelompok 8:

Amy Aryany : 0206183026

Muhammad Fakhry Jaidan : 0206211009

Nabilah Fadiyah Shafa Saragih : 0206211010

Nadra Putri Syakilah : 0206211030

PROGRAM STUDI S1 ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


Kata Pengantar
Bismillahirahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan nikmat dan karunia serta rahmatNya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kekesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
ataupun materi nya. Kritik kontruksi serta saran dari pembaca yang kami nantikan dan harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ 3
BAB I .................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 5
A. Pengertian Paradigma .................................................................................................................... 5
B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan ............................................................................... 6
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya .................................................. 7
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum ............................................................. 8
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama Bangsa ............ 9
C.Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan ................................................ 10
Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Poleksosbudhankam ..................................... 10
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang politik ................................................. 10
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang ekonomi.............................................. 11
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial budaya ..................................... 11
Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang Hankam ............................................. 12
Pancasila sebagai Paradigma Pembaharuan Hukum dan Pengembanggan HAM ............. 12
BAB III ............................................................................................................................................ 14
PENUTUP ....................................................................................................................................... 14
A. Kesimpulan...............................................................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................................................14
Daftar Pustaka..........................................................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat diartikan
kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai dasar pemersatu, lambang
persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan Negara
Di sini Pancasila bersifat paradigm dalam arti ia sengaja dipilih untuk menjamin
suatu kesatuan dan integrasi politik yang bernama Republik Indonesia. Kedudukan ini
secara mencolok nampak dalam penetapan kembali sila-sila Pancasila ke dalam
Pembukaan UUD 1945. Artinya, Pancasila harus dilihat sebagai visi bersama bagi
pencapaian-pencapaian tujuan negara yang diperjuangkan. Yang kedua, Pancasila juga
dikukuhkan sebagai wawasan politik atau ideologi negara. Posisi semacam ini tak pelak
menjadikan Pancasila sebagai arena yang terbuka terhadap pemaknaan politik. Pemaknaan
terhadap Pancasila terus berkembang dan berubah sesuai dengan konteks historis pada
suatu masa tertentu. Pada masa demokrasi parlementer (liberal) misalnya, Pancasila
merupakan rujukan bagi pelaksanaan praktik sistem pemerintahan liberal.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian paradigma?
2. Bagaimana Pancasila sebagai paradigma pembangunan?

3. Apakah maksud Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengertian dari paradigma
2. Mengetahui pancasila sebagai paradigma pembangunan
3. Mengetahui sumber nilai dan paradigma pembangunan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Paradigma
Paradigma adalah sebuah istilah yang sering kali digunakan dalam disiplin
intelektual. Paradigma adalah sebuah model dalam teori ilmu pengetahuan. Kamu
mungkin memahaminya juga sebagai kerangka berpikir.
Paradigma memiliki fungsi sebagai dasar untuk seseorang berinteraksi dengan
lingkungannya. Hal ini sesuai dengan tujuan paradigma sendiri, yaitu membentuk
kerangkan pemikiran dalam mendekati dan terlibat dengan berbagai hal atau dengan orang
lain.
Paradigma adalah cara pandang seseorang terhadap sesuatu, yang memengaruhinya
dalam berpikir. Dalam penelitian, teori paradigma dapat membantu para ilmuwan untuk
dapat bekerja dalam suatu kerangka teoretis yang luas.

Paradigma adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan
mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan bertingkah laku.
Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang di
terapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunitas yang sama, khususnya,
dalam disiplin intelektual

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, paradigma adalah model dalam teori ilmu
pengetahuan. Selain itu, kamu juga mungkin sering kali mendengar bahwa paradigma
adalah kerangka berpikir. Paradigma adalah model utama, pola atau metode (untuk meraih
beberapa jenis tujuan). Sering kali paradigma merupakan sifat yang paling khas atau dasar
dari sebuah teori atau cabang ilmu.

Menurut Steven Covey, paradigma adalah cara kita memandang sesuatu:


pandangan kita, kerangka acuan kita atau keyakinan kita. Paradigma adalah seperti
kacamata. Steven Covey merangkum bahwa ada 3 paradigma pada umumnya: paradigma
tentang diri sendiri, paradigma tentang orang lain dan paradigma tentang kehidupan.
B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Paradigma adalah pandangan mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang
menjadi pokok persoalan suatu cabang ilmu pengetahuan. Istilah paradigma makin lama
makin berkembang tidak hanya di bidang ilmu pengetahuan, tetapi pada bidang lain seperti
bidang politik, hukum, sosial dan ekonomi. Paradigma kemudian berkembang dalam
pengertian sebagai kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok
ukur, parameter, arah dan tujuan. Sesuatu dijadikan paradigma berarti sesuatu itu dijadikan
sebagai kerangka, acuan, tolok ukur, parameter, arah, dan tujuan dari sebuah kegiatan.

Dengan demikian, paradigma menempati posisi tinggi dan penting dalam


melaksanakan segala hal dalam kehidupan manusia. Pancasila sebagai paradigma, artinya
nilai-nilai dasar pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan, dan tolok ukur
segenap aspek pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia. Hal ini sebagai
konsekuensi atas pengakuan dan penerimaan bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai dasar
negara dan ideologi nasional.
Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia
secara keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan, meliputi bidang politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Pancasila menjadi paradigma dalam
pembangunan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
• Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Politik
Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai pelaku politik bukan
sekedar objek politik. Sistem politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek
harus mampu menempatkan kekuasaan tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sistem politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai
paradigma adalah sistem politik demokrasi bukan otoriter. Berdasarkan hal itu, sistem
politik Indonesia harus dikembangkan atas asas kerakyatan (sila IV Pancasila).
Pengembangan selanjutnya adalah sistem politik didasarkan pada asas-asas moral daripada
sila-sila pada pancasila. Oleh karena itu, secara berturut-turut sistem politik Indonesia
dikembangkan atas moral ketuhanan, moral kemanusiaan, moral persatuan, moral
kerakyatan, dan moral keadilan.
Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik diartikan bahwa Pancasila
bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yang ingin diwujudkan dengan
menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila.
• Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Ekonomi
Sesuai dengan paradigma pancasila dalam pembangunan ekonomi maka sistem dan
pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada pancasila. Secara khusus, sistem
ekonomi harus mendasarkan pada dasar moralitas ketuhanan dan kemanusiaan. Sistem
ekonomi yang mendasarkan pada moralitas dam humanistis akan menghasilkan sistem
ekonomi yang berperikemanusiaan. Sistem ekonomi yang menghargai hakikat manusia,
baik selaku makhluk individu, sosial, makhluk pribadi maupun makhluk tuhan. Sistem
ekonomi harus dikembangkan menjadi sistem dan pembangunan ekonomi yang bertujuan
pada kesejahteraan rakyat secara keseluruhan. Sistem ekonomi yang berdasar pancasila
adalah sistem ekonomi kerakyatan yang berasaskan kekeluargaan. Sistem ekonomi
Indonesia juga tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai moral kemanusiaan. Pembangunan
ekonomi harus mampu menghindarkan diri dari bentuk-bentuk persaingan bebas, monopoli
dan bentuk lainnya yang hanya akan menimbulkan penindasan, ketidakadilan, penderitaan,
dan kesengsaraan warga negara.
Oleh sebab itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan. Bangun perusahaan yang sesuai dengan ini ialah koperasi. Ekonomi
Kerakyatan akan mampu mengembangkan program-program kongkrit pemerintah daerah
di era otonomi daerah yang lebih mandiri dan lebih mampu mewujudkan keadilan dan
pemerataan pembangunan daerah.
Dengan demikian, Ekonomi Kerakyatan akan mampu memberdayakan daerah/rakyat
dalam berekonomi, sehingga lebih adil, demokratis, transparan, dan partisipatif. Dalam
Ekonomi Kerakyatan, Pemerintahan yang demokratis berperanan memaksakan pematuhan
peraturan-peraturan yang bersifat melindungi warga atau meningkatkan kepastian hukum.

• Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Sosial Budaya

Pancasila pada hakikatnya bersifat humanistik karena memang pancasila bertolak dari
hakikat dan kedudukan kodrat manusia itu sendiri. Oleh karena itu, pembangunan sosial
budaya harus mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia, yaitu menjadi manusia
yang berbudaya dan beradab. Pembangunan sosial budaya yang menghasilkan manusia-
manusia biadab, kejam, brutal dan bersifat anarkis jelas bertentangan dengan cita-cita
menjadi manusia adil dan beradab.
Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar
penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam di seluruh wilayah
Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan bangsa.
Apabila dicermati, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila itu memenuhi kriteria sebagai
puncak-puncak kebudayaan, sebagai kerangka-acuan-bersama, bagi kebudayaan –
kebudayaan di daerah:

1. Sila Pertama, menunjukan tidak satu pun sukubangsa ataupun golongan sosial dan
komuniti setempat di Indonesia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
2. Sila Kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap
warganegara Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukubangsaan, kedaerahan,
maupun golongannya
3. Sila Ketiga, mencerminkan nilai budaya yang menjadi kebulatan tekad masyarakat
majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa
yang berdaulat
4. Sila Keempat, merupakan nilai budaya yang luas persebarannya di kalangan
masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui
musyawarah. Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang
mendahulukan kepentingan perorangan
5. Sila Kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang
membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutserta melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
• Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Hukum

Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung
jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara
keseluruhan. Atas dasar tersebut, sistem pertahanan dan keamanan adalah mengikut
sertakan seluruh komponen bangsa. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan
Indonesia disebut sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta. Penyelenggaraan
sistem pertahanan semesta didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga
negara, serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Sistem ini pada dasarnya sesuai dengan nilai-nilai pancasila, di mana pemerintahan dari
rakyat (individu) memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam masalah pertahanan negara
dan bela Negara sebagaimana tertuang dalam UU No. 3 Tahun 2002 tentang pertahanan
Negara.
Dengan ditetapkannya UUD 1945, NKRI telah memiliki sebuah konstitusi, yang di
dalamnya terdapat pengaturan tiga kelompok materi-muatan konstitusi, yaitu:

1. Adanya perlindungan terhadap HAM


2. Adanya susunan ketatanegaraan negara yang mendasar
3. Adanya pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang juga
mendasar.Sesuai dengan UUD 1945.

Hukum tertulis seperti UUD termasuk perubahannya, demikian juga UU dan peraturan
perundang-undangan lainnya, harus mengacu pada dasar negara Dengan demikian,
substansi hukum yang dikembangkan harus merupakan perwujudan atau penjabaran sila-
sila yang terkandung dalam Pancasila. Artinya, substansi produk hukum merupakan
karakter produk hukum responsif (untuk kepentingan rakyat dan merupakan perwujuan
aspirasi rakyat).
• Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama
Bangsa
Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama Bangsa Indonesia
sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun. Indonesia adalah Negara yang
majemuk, bhinneka dan plural. Indonesia terdiri dari beberapa suku, etnis, bahasa dan
agama namun terjalin kerja bersama guna meraih dan mengisi kemerdekaan Republik
Indonesia kita.
Namun akhir-akhir ini keramahan kita mulai dipertanyakan oleh banyak kalangan karena
ada beberapa kasus kekerasana yang bernuansa Agama. Ketika bicara peristiwa yang
terjadi di Indonesia hampir pasti semuanya melibatkan umat muslim, hal ini karena
mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam. Masyarakat muslim di Indonesia memang
terdapat beberapa aliran yang tidak terkoordinir, sehingga apapun yang diperbuat oleh umat
Islam menurut sebagian umat non muslim mereka seakan-seakan merefresentasikan umat
muslim.
Paradigma toleransi antar umat beragama guna terciptanya kerukunan umat beragama
perspektif Piagam. Lima prinsip yang terdapat dalam piagam Madinah mengisyaratkan:

1. Persamaan hak dan kewajiban antara sesama warga negara tanpa diskriminasi yang
didasarkan atas suku dan agama
2. Pemupukan semangat persahabatan dan saling berkonsultasi dalam menyelesaikan
masalah bersama serta saling membantu dalam menghadapi musuh bersama. Dalam
analisis dan interpretasi sosiologis dari agama

Hal ini didasarkan pada postulat bahwa homogenitas agama merupakan kondisi kesetabilan
politik. Sebab bila kepercayaan yang berlawanan bicara mengenai nilai-nilai tertinggi
(ultimate value) dan masuk ke arena politik, maka pertikaian akan mulai dan semakin jauh
dari kompromi.

C. Pancasila sebagai sumber nilai dan paradigma pembangunan

• Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Poleksosbudhankam

Pembangunan nasional dirinci diberbagai bidang antara lain politok, ekonomi, social
budaya, pertahanan dan keamanan yang penjabarannya tertuang pada GBHN.
Pembangunan yang sifatnya humanitis dan pragmatis harus mendasarkan pada hakekat
manusia sebagai pelaksana sekaligus tujuan pembangunan, sebagai pengembangan
Poleksosbudhankam, maka pembangunan pada hakekatnya membangun manusia secara
utuh, secara lengkap, meliputi seluruh unsure hakekat manusia yang monopluralis.
• Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang politik
Manusia Indonesia selaku warga negara harus ditempatkan sebagai subjek atau pelaku
politik bukan sekadar objek politik. Pancasila bertolak dari kodrat manusia maka
pembangunan politik harus dapat meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sistem
politik Indonesia yang bertolak dari manusia sebagai subjek harus mampu menempatkan
kekuasaan tertinggi pada rakyat. Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
rakyat. Sistem politik Indonesia yang sesuai pancasila sebagai paradigma adalah sistem
politik demokrasi bukan otoriter.
Pancasila sebagai paradIgma pembangunan politik, artinya bahwa nilai-nilai pancasila
sebagai wujud cita-cita Indonesia diimplementasikan sebagai berikut :

• Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan politik, budaya agama dan
ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
• Mendahulukan kepentingan rakyat/demokrasi dalam pengambilan keputusan.
• Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan perioritas kerakyatan berdasarkan konsep
mempertahankan kesatuan bangsa.
• Dalam pelaksanaan pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan kemanusiaan
yang adil dan beradab.
• Nilai-nilai kejujuran, toleransi harus bersumber pada nilai-nilai ketuhanan YME.

• Pancasila sebagai paradigm pembangunan bidang ekonomi


Diartikan sebagai pengembangan ekonomi bukan hanya mengejar pertumbuhan saja, tetapi
demi kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh bangsa, didasarkan atas kekeluargaan
seluruh bangsa. Menurut Mubyarto, pengembangan ekonomi tidak bias dipisahkan dengan
nilai-nilai moral kemanusiaan, ekonomoi kerakyatan yaitu ekonomi yang humanistic
dengan mendasar pada tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas.
Tujuan ekonomi untuk memmenuhi kebutuhan manusia agar lebih sejahtera, maka
ekonomi harus menghindarkan diri dari persaingan bebas, dari monopoli, ekonomi harus
menghindari yang menimbulkan penderitaan manusia dan yang menimbulkan penindasan
manusia satu dengan yang lain.
• Pancasila sebagai paradigm pembangunan bidang sosial budaya
Mengandung pengertian bahwa pancasila adalah etos budaya persatuan dalam masyarakat
majemuk. Semboyan Bhineka Tunggal Ika dan pelaksanaan UUD 45 yang menyangkut
pembangunan kebudayaan bangsa hendaknya menjadi perioritas, karena kebudayaan
nasional diperlukan sebagai landasan atau media sosial yang memperkuat persatuan.
Berdasar sila persatuan Indonesia, pembangunan sosial budaya dikembangkan atas dasar
penghargaan terhadap nilai sosial dan budaya-budaya yang beragam dari seluruh wilayah
Nusantara menuju pada tercapainya rasa persatuan sebagai bangsa.
Perlu ada pengakuan dan penghargaan terhadap budaya dan kehidupan sosial berbagai
kelompok bangsa Indonesia sehingga mereka merasa dihargai dan diterima sebagai warga
bangsa. Dengan demikian, pembangunan sosial budaya tidak menciptakan kecemburuan,
kesenjangan, diskriminasi, dan ketidakadilan sosial.
• Pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang Hankam
Salah satu tujuan bernegara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia. Hal ini mengandung makna bahwa tugas dan tanggung
jawab tidak hanya oleh penyelenggara negara saja, tetapi juga rakyat Indonesia secara
keseluruhan. Sistem pembangunan pertahanan dan keamanan Indonesia disebut sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata).

• Pancasila sebagai Paradigma Pembaharuan Hukum dan Pengembanggan


HAM
Produk hukum baik materi maupun penegakkannya semakin jauh dari nilai-nilai
kemanusiaan, kerakyatan dan keadilan. Pancasila merupakan cita-cita hukum, kerangka
berfikir, sumber nilai dan sumber arah penyusunan dan perubahan hukum positif di
Indonesia, sehinggga fungsi pancasila sebagai paradigma hukum atau berbagai
pembaharuan hukum di Indonesia.
Produk hukum dapat berubah dan diubah sesuai perkembangan zaman, perkembangan
iptek dan perkembangan aspirasi rakyat, namun sumber nilai (nilai – nilai Pancasila) harus
tetap tidak berubah.
Pancasila sebagai paradigm pembaharuan hukum merupakan sumber norma dan sumber
nilai, bersifat dinamik nyata ada dalam masyarakat, baik menyangkut aspirasinya,
kemajuan peradabannya maupun kemajuan ipteknya.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, didalam konsideransinya yang dimaksud HAM ialah seperangkat hak yang
melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan
merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat
dan martabat manusia.
Lebih lanjut UU tersebut menegaskan, demi tegaknya hak asasi manusia, maka semua
bentuk pelanggaran HAM yang dapat diilakukan oleh perorangan, kelompok yang
termasuk penguasa Negara dan aparat Negara baik yang disengaja maupun tidak sengaja
harus dihindari.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bangsa Indonesia mempunyai pancasila sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara

Indonesia, nilai dan norma yang terkandung di dalamnya merupakan keinginan dari bangsa

Indonesia yang harus di amalkan. Pengamalan Pancasila secara subjektif akan memperkuat

pengamalan Pancasila secara objektif. Pengamalan Pancasila ini harus di lakukan dalam berbagai

bidang kehidupan di negara Indonesia agar Pancasila benar-benar berperan sebagaimana Fungsi

dan kedudukannya dan supaya tujuan serta cita-cita bangsa Indonesia mudah terwujud.

B. Saran
Dewasa ini pengamalan pengamalan Pancasila semakin memudar terlebih lagi di era

globalisasi, sehingga mengancam mental dan kepribadian bangsa Indonesia. Hal ini harus segera

ditangani dengan cara meningkatkan penanaman pengamalan Pancasila melalui pendidikan yang

seutuhnya, jadi tidak sebatas teori tetapi juga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk

itu, perlu adanya kesadaran dari setiap warga negara akan pentingya pengamalan pancasila dan

mempertahankannya.
Daftar Pustaka

https://www.gudangmateri.com/2010/09/pancasila-sebagai-

paradigmapembangunan.htmll

https://www.gudangmateri.com/2010/09/paradigma-dalam-

implementasipancasila.html

https://aadesanjaya.blogspot.com/2010/04/pancasila-sebagai-paradigma.html

https://exalute.wordpress.com/2008/07/24/pancasila-sebagai-paradigmapembangunan/

Anda mungkin juga menyukai