BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Di zaman yang semakin canggih ini masih banyak masyarakat yang tidak bias mengikuti
arus perkembangan zaman ini,kebanyakan dari mereka terbawa oleh derasnya arus
perkembangan zaman. Bagaimanakah kita dapat mengikuti arus perkembangan zaman namun
tidak sampai tenggelam ke dalamnya.
Dari sinilah penulis ingin mengatakan bahwa di era seperti ini pendidikan itu sangat
diperlukan. Agar kita dapat mengikuti perkembangan zaman dan tetap berpegang pada dasar-
dasar yang telah kita miliki dengan bantuan pendidikan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui makna dari pendidikan
2. Untuk mengetahui fungsi pendidikan
3. Untuk mengetahui macam-macam fungsi pendidikan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat diperlukan di era modern ini, menjadi pusat
perbincangan masyarakat karena di era yang serba modern seperti saat ini masih banyak
masyarakat yang tidak memperdulikan tentang pendidikan, padahal saat ini segala sesuatu selalu
diukur dari pendidikan seseorang, contohnya saja masalah pekerjaan di era MEA (Masyarakat
Ekonomi Asia) indonesa harus bersaing dengan Negara-negara yang lebih maju dari Indonesia.
Oleh karena itu pendidikan dapat menjamin seseorang di era saat ini.
2
berfikir, merasa dan segala hal yang merupakan pendidikan yang dapat merubah umat manusia
menjadi lebih baik.
3
2. Menyediakan sarana untuk pembangkangan. Sekolah memiliki potensi untuk menanamkan
nilai pembangkangan di masyarakat. Hal ini tercermin dengan adanya perbedaan pandangan
antara sekolah dan masyarakat tentang sesuatu hal, misalnya pendidikan seks dan sikap
terbuka.
3. Mempertahankan sistem kelas sosial. Pendidikan sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan
kepada para anak didiknya untuk menerima perbedaan prestise, privilese, dan status yang ada
dalam masyarakat. Sekolah juga diharapkan menjadi saluran mobilitas siswa ke status sosial
yang lebih tinggi atau paling tidak sesuai dengan status orang tuanya.
4. Memperpanjang masa remaja. Pendidikan sekolah dapat pula memperlambat masa dewasa
seseorang karena siswa masih tergantung secara ekonomi pada orang tuanya.
Menurut David Popenoe, ada lima macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
1. Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
2. Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
3. Menjamin integrasi sosial.
4. Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
5. Sumber inovasi sosial
Dibawah ini dikemukakan beberapa batasan tentang pendidikan yang bebeda berdasarkan
fungsinya.
1. Pendidikan sebagai Proses Transformasi Budaya - Sebagai proses transformasi budaya,
pendidikan diartikan sebagai kegiatan pewarisan budaya dari suatu generasi ke generasi
lainnya. Nilai-nilai kebudayaan tersebut mengalami proses transformasi dari generasi tua ke
generasi muda. Ada 3 bentuk transformasi yaitu nilai-nilai yang masih cocok diteruskan
misalnya nilai-nilai kejujuran, rasa tanggungjawab dan lain-lain, yang kurang cocok
diperbaiki misalnya tata cara perkawinan, dan tidak cocok diganti misalnya pendidikan seks
yang dahulu ditabukan diganti dengan pendidikan seks melalui pendidikan formal. Disini
tampak bahwa,proses pewarisan budaya tidak semata-mata mengekalkan budaya secara
estafet. Pendidikan justru mempunyai tugas kenyiapkan peserta didik untuk hari esok.
2. Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Pribadi - Sebagai proses pembentukan pribadi,
pendidikan diartikan sebagai sutu kegiatan yang sistematis dan sitemik dan terarah kepada
terbentuknya kepribadian peserta didik. Proses pembentukan pribadi meliputi dua sasaran
yaitu pembentukan pribadi bagi mereka yang belum dewasa oleh mereka yang belum
4
dewasa, dan bagi mereka yang sudah dewasa atas usaha sendiri. Yang terkhir disebut
pendidikan diri sendiri.
3. Pendidikan sebagai Proses Penyiapan warga Negara - Pendidikan sebagai penyiapan
warga negara diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk membekali peserta didik
agar menjadi warga negara yang baik.
4. Pendidikan sebagai Penyiapan Tenaga Kerja - Pendidkan sebagai penyiapan tenaga kerja
diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memilki bekal dasar untuk
bekerja. Pembekalan dasar berupa pembentukan sikap, pengetahuan, dan keterampilan kerja
pada calon luaran.
5. Definisi Pendidikan Menurut GBHN - GBHN 1988 (BP 7 Pusat, 1990:105) memberikan
batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut: Pensisikan Nasional yang berakar pada
kebudayaan bangsa Indonesia Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk
meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta
masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa, dan Negara. Dan menurut salah seorang tokoh bangsa Arab yang hidup
tahun 106 H- 143 H yang bernama Ibnu Muqaffa, mengatakan bahwa : “Pendidikan itu ialah
yang kita butuhkan untuk mendapatkan sesuatu yang akan menguatkan semua indera kita seperti
makanan dan minuman, dengan yang lebih kita butuhkan untuk mencapai peradaban yang tinggi
yang merupakan santaan akal dan rohani.” Ibnu Muqaffa yang menyampaikan definisi
pendidikan tersebut adalah pengarang Kitab Kalilah dan Daminah.
Hasil ilmu pendidikan adalah konsep-konsep ilmiah tentang aspek-aspek dan dimensi-
dimensi pendidikan sebagai salah satu gejala kehidupan manusia. Konsep-konsep tersebut sangat
berguna untuk meningkatkan pemahaman kita tentang berbagai aspek dan dimensi pendidikan.
Pemahaman tersebut secara potensial dapat dipergunakan untuk lebih mengembangkan konsep-
konsep ilmiah pendidikan, baik dalam arti meningkatkan mutu (validitas dan signifikansi)
konsep-konsep ilmiah pendidikan yang telah ada, maupun melahirkan atau menciptkan konsep-
konsep baru, yang secara langsung atau tidak langsung bersumber pada konsep-kosnep ilmiah
5
pendidikan yang telah ada. Dengan kata lain, pemahaman terhadap konsep-konsep ilmiah
pendidikan secara potensial mempunyai nilai kegunaan untuk mengembangkan isi dan metode
Ilmu Pendidikan. Di samping itu, secara potensial dapat pula membantu meningkatkan wawasan
dan keyakinan diri kita, baik sebagai ahli pendidikan atau teoretikus pendidikan maupun sebagai
praktisi pendidikan (pendidik dan pengelola pendidikan). Dengan kata lain, secara potensial
dapat turut serta mengembangkan mutu profesional teoritikus dan praktisi pendidikan.
Pada dasarnya mendidik adalah tuntunan, bantuan, pertolongan kepada peserta didik.
Dalam pengertian memberi tuntunan telah tersimpul suatu dasar pengakuan bahwa pihak yang
diberi tuntunan memiliki daya atau potensi untuk berkembang. Potensi ini secara berangsur-
ansur tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang yang diberi tuntunan.
Pendidikan selalu diarahkan untuk pengembangan nilai-nilai kehidupan manusia. Dalam
pengembangan nilai ini, tersirat pengertian manfaat yang ingin dicapai oleh manusia dalam
hidupnya. Oleh karena itu, apa yang ingin dikembangkan merupakan apa yang dapat
dimanfaatkan dari arah pengembangan itu sendiri.
Adapun mengenai fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat menurut Wuradji
(1988), bahwa pendidikan sebagai lembaga konservatif mempunyai fungsi-fungsi sebagai
berikut:
1. Fungsi sosialisasi.
2. Fungsi kontrol sosial.
3. Fungsi pelestarian budaya masyarakat.
4. Fungsi latihan dan pengembangan tenaga kerja.
5. Fungsi seleksi dan alokasi.
6. Fungsi pendidikan dan perubahan sosial.
7. Fungsi reproduksi budaya.
8. Fungsi difusi cultural.
9.Fungsi peningkatan sosial.
10.Fungsi modifikasi sosial
6
Adapun penjelasan dari fungsi-fungsi tersebut, yaitu:
1. Fungsi Sosialisasi
Pendidikan berperan penting dalam proses sosialisasi, yaitu proses membantu
perkembangan individu menjadi makhluk sosial, makhluk yang dapat beradapatasi dengan
baik di masyarakat.
2. Fungsi Kontrol Sosial
Pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai dan loyalitas terhadap tatanan tradisional
masyarakat harus juga berfungsi sebagai lembaga pelayanan pendidikan untuk melakukan
mekanisme kontrol sosial. Durheim menjelaskan bahwa pendidikan moral dapat
dipergunakan untuk menahan atau mengurangi sifat-sifat egoisme pada anak-anak menjadi
pribadi yang merupakan bagian masyarakat yang integral di mana anak harus memiliki
kesadaran dan tanggung jawab sosial. (Jeane H. Bellatine, 1983, p.8).
7
c. Mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional.
d. Melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional.
e. Melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi
tradisional yang telah ketinggalan.
Pendidikan berfungsi sebagai reproduksi budaya menempatkan sekolah sebagai pusat
penelitian dan pengembangan. Fungsi semacam ini merupakan fungsi pada perguruan tinggi.
Pada sekolah-sekolah yang lebih rendah, fungsi ini tidak setinggi pada tingkat pendidikan tinggi.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pendidikan merupakan proses upaya menigkatkan nilai peradaban individu atau
masyarakat dari suatu keadaan tertentu menjadi suatu keadaan yang lebih baik. Serta dalam
Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab I pasal
1 dikemukakan, bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terrecana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensssi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirirnya, masyarakat, bangsa dan
Negara.
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan berkaitan dengan fungsi yang nyata
(manifes) berikut:
Mempersiapkan anggota masyarakat untuk mencari nafkah.
Mengembangkan bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan
masyarakat.
Melestarikan kebudayaan.
Menanamkan keterampilan yang perlu bagi partisipasi dalam demokrasi.
Menurut David Popenoe, ada lima macam fungsi pendidikan yakni sebagai berikut:
Transmisi (pemindahan) kebudayaan.
Memilih dan mengajarkan peranan sosial.
Menjamin integrasi sosial.
Sekolah mengajarkan corak kepribadian.
Sumber inovasi sosial.
9
DAFTAR PUSTAKA
10