Makalah KLP 2 Sosial& Dinamika
Makalah KLP 2 Sosial& Dinamika
DI SUSUN OLEH :
Sriwahdini 200222164
Pritisinta 200222151
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca
untuk memperdalam ilmu agama.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan terhadap makalah ini. Oleh
kerena itu, penulis meminta kepada para pembaca untuk memberikan masukan
bermanfaat yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini agar dapat
diperbaiki bentuk maupun isi makalah sehingga kedepannya dapat menjadi lebih
baik.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Simpulan......................................................................................................24
B. Saran ...........................................................................................................24
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1.Apakah yang dimaksud dengan konsep pembangunan..?
2.apa saja jenis-jenis teori pembangunan..
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari makalah ini adalah agar kita mampu mengetahui tentang konsep
pembangunan dan apa saja jenis-jenis teori pembangunan itu
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KONSEP PEMBANGUNAN
Karl Marx
Teori struktural ini sering dianggap bersumber pada teori yang dilontarkan
oleh Karl Marx, terutama teorinya tentang bangunan bawah atau base, dan bagunan
atas atau superstructure. Dalam salah satu karyanya, “Marx Dab Engels” pernah
menyatakan bahwa masa depan dari teori Negara-negara yang terbelakang dapat
dilihat pada Negara-negara yang sudah maju. Bagi Marx, dunia akan berkembang
menuju kapitalisme global. Oleh karena itu tidak dapat dihindari lagi, seluruh
Negara di dunia akan menjadi Negara kapitalis. Masyarakat terdiri atas berbagai
komponen yang memiliki perbedaan-perbedaan kepentingan bahkan cenderung
konflik.
Teori pembangunan struktural menitikberatkan pembahasan pada
mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh negara sedang berkembang,
yang semula lebih bersifat subsisten dan menitikberatkan pada sektor pertanian
menuju ke struktur perekonomian yang lebih modern, dan sangat didominasi oleh
sektor industri dan jasa. Kemiskinan yang terdapat di Negara Dunia ketiga yang
mengkhususkan pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur perekonomian
dunia yang eksploitatif sehingga surplus dari negara tersebut beralih ke Negara
Industri maju.
Kebanyakan Negara yang sedang berkembang merupakan bangsa yang baru
saja lepas dari penindasan Negara lain dan berusaha mencoba beralih dari
keterbelakangan sebagai masyarakat agraris yang mengalami kemunduran ekonomi
menjadi masyarakat masyarakat industry-teknokratis yang terus berkembang.
Kerjasama internasional, revolusi teknologi, perdebatan terhadap strategi-strategi
pembangunan yang tepat, serta koeksistensi tradisi dan modernitas akan melahirkan
suatu tantangan dan kesempatan untuk mengubah struktur suatu negara.
· Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah
untuk negara pusat.
· Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah
untuk negara pusat.
B. teori ketergantungan secara garis besar bisa dibagi menjadi dua macam
Teori ini digagas oleh Fernando Henrigue Cardoso, teori ini menyatakan bahwa
antara negara yang satu dengan lainnya perlu kerjasama dengan melihat
karakteristik histori dari daerah tersebut.
Teori Liberal
Teori liberal pada dasarnya tidak banyak dipengaruhi oleh teori
ketergantungan, teori liberal tetap berjalan seperti sebelumnya yakni mengukuti
asumsi-asumsi bahwa modal dan investasi adalah masalah utama dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi. Kritik terhadap teori liberal pada umumnya berkisar pada
ketajaman definisi dari teori ketergantungan. Definisi yang ada dianggap terlalu
kabur, sulit dijadikan sesuatu yang operasional. Tanpa kejelasan dan ketajaman
konsep-konsep dasarnya, teori ketergantungan lebih merupakan sebuah retorika
belaka. Agar konsep ketergantungan dapat di pakai untuk menyusun teori, maka
ada dua kriteria yang harus dipenuhinya, yaitu:
· Gejala ketergantungan ini harus hanya ada di negara-negara yang ekonominya
mengalami ketergantungan dan tidak di negara yang tidak tergantung dengan
negara lain.
· Gejala ini mempengaruhi perkembangan dan pola pembangunan di negara-
negara yang tergantung.
Dari penelitiannya terhadap aspek ekonomi dan sosiopolitik dari gejala
ketergantungan, Lall melihat bahwa gejala ini juga terdapat di negara-negara yang
dianggap tidak tergantung. Misalnya tentang dominasi modal asing. Dalam hal ini,
Kanada dan Belgia akan lebih tergantung daripada India atau Pakistan. Tetapi sulit
sekali memasukkan Kanada dan Belgia ke dalam kelompok negara-negara yang
tergantung, karena tingkat kemakmurannya yang tinggi. Baik dominasi maupun
ketergantungan merupakan gejala yang umum yang ada di negara-negara pusat
maupun pinggiran.
Teori liberal pada dasarnya tidak banyak dipengaruhi oleh teori
ketergantungan. Teori liberal tetap berjalan seperti sebelumnya, yakni mengikuti
asumsi-asumsi bahwa modal dan investasi adalah masalah utama dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi. Teori yang dianut oleh para ahli ekonomi ini lebih
mengembangkan diri pada keterampilan teknisnya, yakni bagaimana membuat
table input-output yang baik, bagaimana mengukur keterkaitan diantara berbagai
sector ekonomi dan sebagainya. Tentu saja bukan tidak berguna. Tetapi, yang
kurang dipersoalkan adalah bagaimana faktor politik bisa dimasukkan ke dalam
model mereka.
Pembangunan di Indonesia
Perjalanan kemerdekaan Indonesia selama ini selalu penuh dengan
pembangunan yang mengiringinya. Sampai saat inipun pembangunan pasti terus
dilakukan sebagai bentuk pengaruh perkembangan zaman yang ada. Pembangunan
di Indonesia yang diawali pada masa Orde Lama terus berlanjut walaupun dengan
berbedanya masa kekuasaan selanjutnya yaitu Orde Lama yang dilanjutkan dengan
masa Reformasi.
Pada masa Orde Lama pembangunan memang baru dimulai. Penataan akan
sistem pembangunan pun mulai sedikit demi sedikit diarahkan. Namun, keadaan
politik mulai terguncang dan stabilitas negara terganggu akibat masalah yang ada.
Pemerintahan pun beralih pada penguasaan Orde Baru. Sistem pemerintahan pun
mulai diarahkan dengan mencanangkan program pembangunan.
Pembangunan yang awalnya memang berjalan baik dan dirasakan
berdampak positif, akhirnya menjadi ladang untuk melakukan praktek korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN). Penjalaran selanjutnya berakibat pada utang luar
negeri yang dilakukan kolega-kolega dalam praktek KKN dan juga pihak swasta
yang tidak bertanggung jawab. Akhirnya, utang tersebut beralih pada rakyat
Indonesia. Keadaan ini diperparah dengan peran media massa dan juga pengawasan
ketat dalam hal politik sehingga banyak batasan-batasan dalam pengetahuan
tentang keadaan pemerintahan, sampai akhirnya dimulailah gerakan reformasi
menuntut perubahan yang lebih baik.
Era reformasi pun sampai kini sedang berlangsung. Perubahan akan sistem
pembangunan dilakukan untuk memperbaiki ketimpangan dalam pemerintahan
yang lama. Program-program baru pun mulai bergulir dan memberikan pengaruh
yang berbeda dengan bentuk pemerintahan yang lebih demokratis.
Masalah Pembangunan di Indonesia
1. Masalah kependudukan
2. Masalah kemiskinan
4. Masalah Keamanan dan Ketertiban
3. Masalah kualitas lingkungan hidup
1. Masalah kependudukan
Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan Kualitas) : Suatu pembangunan
dapat berhasil jika didukung oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang
memiliki kualitas dan kuantitas yang memadai.
a. Permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia :
Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah
Cina, India, dan Amerika Serikat. Permasalahan dalam kepadatan penduduk
adalah persebarannya yang tidak merata. Susunan penduduk memberikan
konsekuensi terhadap hal-hal berikut : Penyediaan fasilitas kesehatan,
Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah, Penyediaan lapangan
pekerjaan bagi penduduk kerja dan penyediaan fasilitas sosial lainnya yang
mendukung perkembangan penduduk usia muda.
2. Masalah kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu contoh ketidakadilan yang dialami suatu
kelompok (masyarakat pra sejahtera). Ketidakadilan itu terlihat dari tidak
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka untuk bertahan hidup dalam kesehatan
yang baik, sulitnya mendapat akses ke pelayanan publik (sanitasi sehat, air bersih,
pengelolaan sampah ) rumah sehat, pelayanan pendidikan dan sebagainya.
Ketidakadilan juga terlihat dari tidak adanya akses kepemilikan hak atas tanah yang
mereka huni. Sebagai akibat itu semua, sulit bagi mereka untuk mendapat akses ke
pekerjaan yang baik dan stabil. Ketidakadilan itu menyebabkan masyarakat miskin
tetap miskin dan mengancam proses pembangunan yang berkelanjutan.
3. Masalah kualitas lingkungan hidup
Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu
hidup manusia. Di lain pihak, pembangunan yang makin meningkat akan
memberikan dampak negatif, berupa resiko pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup, yang mengakibatkan rusaknya struktur dan fungsi dasar ekosistem yang
menjadi penunjang kehidupan. Kerusakan ini pada akhirnya akan menjadi beban
yang malah menurunkan mutu hidup manusia, sehingga apa yang menjadi tujuan
pembangunan akan sia-sia.
Arthur Lewis
Arthur Lewis adalah seorang ahli ekonomi pertama yang
memerhatikan secara serius dimensi social dan cultural dari pembangunan
ekonomi. Dia menghubungkan factor-faktor psikokultural yang mendorong
kemunculan para wirausaha dengan masalah lingkungna social dan politik yang
subur bagi pertumbuhan ekonomi. Bagi Arthur Lewis, pertumbuhan ekonomi
dipengaruhi oleh sikap terhadap kerja, terhadap jumlah dan pemilikan anak,
terhadap penemuan baru, terhadap orang asing, terhadap pencarian pengalaman
hidup dan lain lain. Semua sikap ini membentuk satu kekuatan psikokultural yang
dahsyat bagi perkembangan ekonomi.
Evertt Hagen
Daya psikokultural menurut Evertt Hagen yang pertama adalah prilaku
inovatif. Prilaku inovatif ini berasal dari nilai dan sikap mental yang khas. Satu
bangsa akan tetap tertinggal di belakang jika terlalu sedikit anggotanya yang
memiliki nilai dan sikap mental inovatif ini. Mereka yang mamiliki nilai dan sikap
mental inovatif ini disebut innovational personality.
Kebalikan dari innovatinal personality adalah authoritarian personality.
Masyarakat pedesaan pertanian yang pada umumnya beku dan mandek didominasi
oleh authoritarian personality ini. Dalam masyarakat ini orang merasa puas apabila
mereka telah member kewenangan dan tunduk kepada penguasa. Sebaliknya, para
penguasa yang pada umunya tinggal di kota merasa mencapai kepuasan dalam
tindakan mereka dalam menguasai rakyat jelata. Situasi social poltis di mana orang
memperoleh kepuasan dan ketenangan dengan cara menginjak kebawah dan
menjilat ke atas ini adalah bertentangan dengan innovatinal personality, yang pada
gilirannya menghambat bagi jalan menuju kekemajuan ekonomi.
Inovasi memerlukan kreatifitas. Manusia yang kreatif adalah seseorang
yang selalu siap dalam mengamati dunia sekelilingnya dan percaya akan evaluasi
yang dibuatnya terhadap pengalaman hidupnya. Manusia seperti ini susuah untuk
muncul dalam sebuah masyarakat yang didominasi oleh authoritarian personality.
Gunnar Myrdal
Gunnar Myrdal adalah seorang ahli ekonomi yang paling serius dalam
mengkaji akar psikokultural dari perkembangan ekonomi. Bagi Myrdal factor
psikokultural tidak hanya melahirkan prilaku enterpereneurial, tapi juga memasuki,
membantuk, dan mendominasi dimensi politik, ekonomi, social, dan lain-lain dari
seluruh sisitem nasional. Factor psikokultural tersebut seperi sikap toleran,
rasionalitas dan masih banyak lagi.
David McClelland
David McClelland mengatakan bahwa satu jenis daya mentalitas seseorang
yang disebut sebagai “n achievement” adalah factor penting bagi kemajuan usaha
orang tersebut. Daya psikokultural ini adalah berbentuk semacam gagasan,
motivasi, semangat, dorongan, untuk melakukan pekerjaan tidak hanya dengan
hasil yang baik, tapi dengan hasil yang lebih baik, lebih baik, terus lebih baik. Jadi,
kata kunci dalam daya psikokultural ini adalah berbuat yang lebih baik dan
bermanfaat untuk banyak orang.
Alex Inkeles
Menurut Inkeles manusia modern adalah manusia yang siap untuk
meninggalkan pola pikir tradisional jika diperlukan. Factor psikokultural menurut
Inkeles yaitu terdapat pada manusia modern. Di antaranya :
- Memiliki pola pikir terbuka pada inovasi dan perubahan, dan siap untuk
menerima pengalaman baru.
- Mempunyai pandangan yang luas terhadap sejumlah masalah dan isu yang
terjadi, tidak hanya di lingkungan kecil tapi juga di lingkungan yang lebih
luas.
- Mempunyai pandangan yang lebih demokratis, bersedia dan menghargai
kepercayaan, sikap dan pendapat yang berlainan.
- Lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan, menghargai tepat waktu,
disiplin kerja dan hidup teratur.
- Menjalankan kehidupan secara berencana dan terorganisasi.
- Percaya kepada keampuhan ilmu dan teknologi.
- Percaya bahwa kehidupan alam dunia dapat di atur dan diperhitungkan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kemajuan ekonomi merupakan komponen utama pembangunan, tetapi
bukan satu-satunya komponen. Proses pembangunan harus mampu membawa umat
manusia melampaui pengutamaan materi dan aspek-aspek keuangan dari kehidupan
sehari-hari. Pembangunan harus difahami sebagai suatu proses yang
multidimensional, yang melibatkan segenap pengorganisasian dan peninjauan
kembali atas sistem-sistem ekonomi dan sosial secara keseluruhan. Selain
peningkatan pendapatan dan output, proses pembangunan itu juga berkenaan
dengan serangkaian perubahan yang bersifat mendasar atas struktur-struktur
kelembagaan, social, dan administrasi, sikap-sikap masyarakat dan bahkan
seringkali juga merambah adat-istiadat, kebiasaan, dan system kepercayaan yang
hidup dalam masyarakat yang bersangkutan.Lima teori utama yang menyoroti soal
pembangunan, yang acapkali saling bersaing satu sama lain mengenai sejarah
terakhirdan evolusi intelektual didalam pemikiran akedemik mengenai bagaimana
dan mengapa pembangunan itu dapat berlangsung, atau tidak dapat
berlangsung.Masing-masing pendekatan memiliki keungulan dan kelemahannya
sendiri, namun kenyataan akan masih adanya kontroversi, baik itu secara idealogis.
Teoritis, maupun empiris. Justru menjadi bidang studi tersebut semakin menantang
dan memikat. Ilmu ekonomi pembangunan tidak memiliki doktrin-doktrin atau
paradigm baku yang telah diterima secara universal.
DAFTAR PUSTAKA