Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

KONSEP DAN TEORI PEMBANGUNAN

DI SUSUN OLEH :

Sriwahdini 200222164

Pritisinta 200222151

Nurul Ayu Ratna Sari 200222138

Nurul Reski Ramadhani 200222152

Arni Afrisa 200222137

Maya Elvariana 200222148

PRODI ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SINJAI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, inayah, taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca
untuk memperdalam ilmu agama.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan terhadap makalah ini. Oleh
kerena itu, penulis meminta kepada para pembaca untuk memberikan masukan
bermanfaat yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini agar dapat
diperbaiki bentuk maupun isi makalah sehingga kedepannya dapat menjadi lebih
baik.

Sinjai, 12 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar Isi ................................................................................................................ iii

Bab I PENDAHULUAN .........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................1


B. Tujuan Penulisan .........................................................................................2
C. Rumusan masalah.........................................................................................2

Bab II PEMBAHASAN ..........................................................................................3

A. Konsep Pembangunan ..................................................................................3


B. Jenis-Jenis Teori Pembangunan ...................................................................4

Bab III PENUTUP ................................................................................................24

A. Simpulan......................................................................................................24
B. Saran ...........................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................25


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setiap masyarakat senantiasa berada dalam proses perubahan sosial dengan


kata lain perubahan sosial merupakan gejala yang melekat disetiap kehidupan
masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan yang terjadi dalam masyarakat
Indonesia, dimana pada masa lalu dalam kehidupan keluarga suami merupakan
tulang punggung dan mempunyai posisi yang dominan dalam berbagai urusan
dalam rumah tangga, termasuk juga dalam hal ekonomi keluarga, sehingga apabila
suami tidak bekerja maka suatu keluarga dalam ekonomi akan mengalami kesulitan.
Sedangkan dalam masyarakat modern saat ini posisi seorang suami tidak terlalu
dominan.
Perubahan-perubahan sosial yang terjadi dalam mayarakat dapat diketahui
dengan cara membandingkan keadaan masyarakat pada waktu tertentu dengan
keadaan dimasa lampau. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan
menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang ada pada masyarakat.
Sehingga akan mengubah sturktur dan fungsi dari unsur-unsur sosial masyarakat
tertentu.
Permasalahahan selanjutnya yang akan dibahas dalam hal ini adalah
modernisasi. Modernisasi merupakan persoalan-persoalan yang berhubungan erat
dengan pembagian aktivitas untuk mengisi waktu-waktu senggang dan sebagainya.
Awal proses modrenisasi biasanya berupa industrialisasi yang dampak negatifnya
dapat menimbulkan pengangguran, mulai pudarnya nilai dan norma serta upacara
tradisi pada masyarakat dan sebagainya.
Modernisasi pada hakekatnya atau dalam pelaksanaanya menggunakan
unsur-unsur yang datang dari masyarakat luar. Terkadang kita selalu keliru dalam
membedakan modernisasi debgab westernisasi. Sebetulnya yang membedakan
istilah tersebut adalah dalam prosesnya dimana modernisasi pada hakekatnya
menggunakan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berasal dari barat. Sedangkan
westernisasi adalah segala hal tata cara kehidupan kebarat-baratan.
Pada makalah ini kami akan coba mengemukakan beberapa teori yang
berkaitan dengan perubahan sosial dan pembangunan. Kemudian setelah itu kami
pun akan mencoba menganalisa masalah dampak buruk internet serta solusi atas
masalah itu.

B. RUMUSAN MASALAH
1.Apakah yang dimaksud dengan konsep pembangunan..?
2.apa saja jenis-jenis teori pembangunan..

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari makalah ini adalah agar kita mampu mengetahui tentang konsep
pembangunan dan apa saja jenis-jenis teori pembangunan itu
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KONSEP PEMBANGUNAN

Pembangunan merupakan upaya yang secara sadar dilaksanakan oleh suatu


bangsa, Negara dan pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan nasional melalui
pertumbuhan dan perubahan secara terencana menuju masyarakat modern (S.P.
Siagian : 2012). Dari defenisi tersebut terlihat bahwa tidak ada satu Negara yang
akan mencapai tujuan nasionalnya tanpa melakukan berbagai kegiatan
pembangunan. Juga terlihat bahwa proses pembangunan harus terus berlanjut
karena tingkat kemakmuran, keadilan dan kesejahteraan rakyat bersifat relative dan
tidak akan pernah tercapai secara absolute. Pembangunan dapat diartikan sebagai
upaya terencana dan terprogram yang dilakukan secara terus menerus oleh 11 2
sutau Negara untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik. Setiap individu
(society) atau Negara (state) akan selalu bekerja keras untuk melakukan
pembangunan demi kelangsungan hidupnya untuk masa ini dan masa yang akan
datang. Dan dan pembangunan merupakan proses dinamis untuk mencapai
kesejahtraan masyarakat. proses kegiatan yang dilakukan dalam rangka
pengembangan kegiatan ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Tiaptiap
Negara selalu mengejar dengan yang namanya pembangunan. Dari pendapat dari
beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa pembangunan adalah proses perubahan
yang dilakukan melalui upaya-upaya secara sadar dan terencana kearah yang lebih
baik. Sedangkan pelaksanaan adalah strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Tujuan utama dari pembangunan yang telah dilaksanakan
oleh pemerintah adalah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.Beragam usaha
dari berbagai sector terus dikembangkan dalam usaha pencapaian tujuan
tersebut.Namun demikian, seringkali terjadi bahwa usaha dan niat baik tersebut
tidak mencapai seluruh masyarakat terutama masyarakat dipedesaan. Disamping itu
banyak terjadi kerusakan lingkungan karena pendayagunaan yang berlebihan dalam
mengejar target pembangunan tertentu dan juga terjadi pelanggaran norma-norma
kehidupan masyarakat dipedesaan. Agar pembangunan dapat berhasil, maka
diperlukan dukungan, perhatian dan partisipasi masyarakat dalam segala hal.Dalam
hal ini tidak terkecuali masyarakat pedesaan.Pembangunan yang berdampak
langsung kepada peningkatan kesejahteraan warga desa, misalnya pembangunan
jalan dan dan gorong-gorong.

B. JENIS-JENIS TEORI PRMBANGUNAN


1. TEORI PEMBANGUNAN MODERNISASI
Model/strategi pembangunan yang pasca Perang Dunia II sampai sekarang
masih menjadi sorotan dan menjadi topik perbincangan kalangan akademisi yakni
model pembangunan nasional (national building) di Negara-negara dunia ketiga.
Pembangunan adalah proses perubahan yang direncanakan untuk memperbaiki
berbagai aspek kehidupan manusia (Portes 1976). Perubahan yang direncakan
dalam pembangunan mencakup seluruh sistem sosial masyarakat mulai dari
ekonomi, politik, infrastruktur, pertahanan, pendidikan, teknologi, kesehatan.
Perubahan dalam system ekonomi misalnya terjadinya peningkatan kualitas dan
kuantitas produksi, perubahan basis ekonomi dari importir menjadi eksportir
(produksi berbasis pada ekspor), peningkatan penerimaan devisa dari seluruh
aktivitas ekonomi,dll. Dari aspek politik, pembangunan biasanya ditandai dengan
adanya stabilitas politik dalam negeri. Sedangkan pembangunan pada aspek
pertahanan diindikasikan dengan terjaminnya keamanan nasional. Adapun
beberapa indikator pembangunan yang banyak digunakan oleh lembaga-lembaga
internasional, diantaranya; Kekayaan Rata-rata (GDP dan GNP, Perkapita),
Distribusi pendapatan (pemerataan), kualitas kehidupan, kerusakan linkungan dan
keadilan sosial dan berkesinambuangan.
Ada beberapa Negara di kawasan Amerika Utara, Asia, Afrik, Amerika
Latin dan Eropa Barat yang melakukan pembangunan nasional dengan mengadopsi
teori modernisasi. Dengan karakteristik nasional yang berbeda-beda menggunakan
satu model yakni modernisasi tentunya akan menghasilnya hasil yang berbeda
pula. Negara-negara di Kawasan Amerika Utara dan Eropa Barat telah berhasil
melakukan pembangunan secara evolusi pada abad ke 18 dengan model/konsep
pembangunan yang sama (konsep modernisasi).
Pada perkembangannya kemudian, keberhasilan pembangunan yang
diterapkan pada negara-negara di Eropa ini memberikan pemikiran lanjut untuk
melakukan ekspansi pasar ke negara-negara dunia Ketiga, dan banyak memberikan
bantuan untuk pembangunannya; dalam kenyataannya, keberhasilan yang pernah
diterapkan di Eropa, ternyata banyak mengalami kegagalan di negara-negara dunia
Ketiga. Kemudian, mereka mencoba memberikan beberapa alternatif pemecahan
masalah berdasarkan cara pandang mereka

2. TEORI PEMBANGUNAN STRUKTURAL


Model pembangunan strukturalis pada awalnya muncul sebagai tantangan
terhadap “kebijaksanaan konvensional” model monoteris neo klasik, karena jelas
bahwa model konservatif yang mengemuka ini tidak menjelaskan ketidakmampuan
negara-negara Amerika Latin berkembang sendiri. Penting juga diketahui bahwa
gagasan strukturalis yang diformulasikan di negara-negara pinggiran dan
mendominasi ECLA dari awal tahun 1950-an baru diterima oleh kalangan
akademik barat pada awal tahun 1960-an.
Berbeda dengan neo klasik yang mengecilkan dampak negatif faktor-faktor
eksternal dan menekankan segi positif dari perdagangan internasional. Strukturalis
sejak awal telah pesimis menanggapi keuntungan yang mengalir dari perdagangan
bebas yang dinyatakan oleh neo klasik. Teoritisi srukturalis menekankan
pemecahan masalah pada tingkat lokal masing-masing negara.
Bagi sebagian besar teoritisi strukturalis, ketergantungan pada negara luar
merupakan hambatan yang sampai pada tingkat tertentu, bisa diatasi dengan usaha
masing-masing tingkat tertentu, bisa diatasi dengan usaha masing-masing negara
melalui penerapan teknologi modern. Strukturalis cenderung menggunakan
pandangan tentang pembangunan yang stagnasionis untuk menjelaskan
keprihatinan mereka mengindentifikasikan hambatan-hambatan struktural yang
menghambat faktor-faktor dinamis: atau kekuatan-kekuatan yang mampu
mentransformasikan negara-negara tertentu. Dibandingkan dengan teori neoklasik,
teori strukturalis lebih konsisten pada ekonomi politik tradisional. Selain menuntut
redistribusi pendapatan, dan berharap bahwa strategi ini akan mengurangi
ketidakpuasan dan menyalurkan energi ke usaha-usaha yang lebih produktif, teori
strukturalis masih melihat perubahan dan pembangunan yang terjadi dalam
kerangka konseptual kapitalisme yang longgar. Oleh karena itu, teori strukturalis
melihat struktur sosial yng menghambat pembangunan sebagi konsekuensi cara
kerja sistem ekonomi yang cacat dan bukan merupakan penyimpanan intrinsik dari
sistem itu sendiri.Teori strukturalis dan teori neo klasik sama-sama menyakini
prinsip-prinsip usaha bebas dan persaingan bebas. Perbedaan menyolok dari
keduanya adalah, bahawa teori strukturalis memiliki pengertian yang lebih rinci dan
secara empiris lebih mendasar mengenai, mengapa suatu pembangunan berhasil
atau gagal. Teori strukturalis juga menyakini bahwa menjalankan perubahan pasar
secara mendasar bisa dilaksanakan dan memang diperlukan untuk mencapai tujuan-
tujuan yang mendasar seperti redistribusi pendapatan dan untuk mempertahankan
perekonomian yasng padat karya (full employment). Teoritisi strukturalis
menjelaskan ketidakmampuan negara bangsa mengembangkan industri yang
mandiri dalam konteks cara kerja sistem internasional dan nasional yang cacat.
Tindakan tegas pada tingkat nasional lebih banyak tergantung pada faktor-faktor
seperti pembatasan pertumbuhan penduduk, peningkatan tabungan nasional,
penerapan teknologi yang tepat, pengurangan kantong-kantong modal asing yang
tidak sejalan dengan pembangunan nasional tanpa menghentikan modal asing yang
dinamis.

Pemahaman Menurut Para Tokoh


Arthur Lewis
Teori structural sendiri mengacu pada teori pembangunan yang
disampaikan oleh Arthur Lewis, pembahasannya lebih pada proses pembangunan
antara daerah kota dan desa, diikuti proses urbanisasi antara kedua tempat tersebut.
Selain itu teori ini juga mengulas model investasi dan system penetapan upah pada
sistem modern yang juga berpengaruh pada arus urbanisasi yang ada. Lewis
mengasumsikan bahwa perekonomian suatu negara pada dasarnya terbagi menjadi
dua :
1. Perekonomian tradisional
Lewis berasumsi bahwa daerah pedesaan dengan perekonomian tradisional
mengalami surplus tenaga kerja. Surplus tersebut erat kaitannya dengan basis
utama perekonomian tradisional. Kondisi masyarakat berada pada kondisi
subsiten akibat perekonomian yang subsisten pula yang ditandai nilai produk
marginal dari tenaga kerja yang bernilai nol. Kondisi ini menunjukkan bahwa
penambahan tenaga kerja justru akan mengurangi total produksi yang ada,
sebaliknya dengan mengurangi tenaga kerja justru tidak mengurangi total
produksi yang ada. Dengan demikian, nilai upah riil ditentukan oleh nilai rata-
rata produk marginal, dan bukan produk marginal dari tenaga kerja itu sendiri.
2. Perekonomian industri
Sektor industri berperan penting dalam sektor ini dan letaknya pula di
perkotaan. Pada sektor ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas sangat
tinggi termasuk input dan tenaga kerja yang digunakan. Nilai marginal terutama
tenaga kerja, bernilai positif dengan demikian daerah perkotaan merupakan
tempat tujuan bagi para pencari kerja dari daerah pedesaan. Jika ini terjadi maka
penambahan tenaga kerja pada sektor-sektor industri akan diikuti pula oleh
peningkatan output yang diproduksi. Dengan demikian, industri perkotaan
masih menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk desa. Selain lapangan
kerja yang tersedia tidak kalah menarik tingkat upah di kota yang mencapai
30%, dan ini kemudian menjadi ketertarikan bagi penduduk desa dalam
melakukan urbanisasi.

Karl Marx
Teori struktural ini sering dianggap bersumber pada teori yang dilontarkan
oleh Karl Marx, terutama teorinya tentang bangunan bawah atau base, dan bagunan
atas atau superstructure. Dalam salah satu karyanya, “Marx Dab Engels” pernah
menyatakan bahwa masa depan dari teori Negara-negara yang terbelakang dapat
dilihat pada Negara-negara yang sudah maju. Bagi Marx, dunia akan berkembang
menuju kapitalisme global. Oleh karena itu tidak dapat dihindari lagi, seluruh
Negara di dunia akan menjadi Negara kapitalis. Masyarakat terdiri atas berbagai
komponen yang memiliki perbedaan-perbedaan kepentingan bahkan cenderung
konflik.
Teori pembangunan struktural menitikberatkan pembahasan pada
mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh negara sedang berkembang,
yang semula lebih bersifat subsisten dan menitikberatkan pada sektor pertanian
menuju ke struktur perekonomian yang lebih modern, dan sangat didominasi oleh
sektor industri dan jasa. Kemiskinan yang terdapat di Negara Dunia ketiga yang
mengkhususkan pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur perekonomian
dunia yang eksploitatif sehingga surplus dari negara tersebut beralih ke Negara
Industri maju.
Kebanyakan Negara yang sedang berkembang merupakan bangsa yang baru
saja lepas dari penindasan Negara lain dan berusaha mencoba beralih dari
keterbelakangan sebagai masyarakat agraris yang mengalami kemunduran ekonomi
menjadi masyarakat masyarakat industry-teknokratis yang terus berkembang.
Kerjasama internasional, revolusi teknologi, perdebatan terhadap strategi-strategi
pembangunan yang tepat, serta koeksistensi tradisi dan modernitas akan melahirkan
suatu tantangan dan kesempatan untuk mengubah struktur suatu negara.

3. TEORI PEMBANGUNAN KETERGANTUNGAN


Teori Ketergantungan atau dikenal teori depedensi (Dependency Theory)
adalah salah satu teori yang melihat permasaalahan pembangunan dari
sudut Negara Dunia Ketiga. Menurut Theotonio Dos Santos, Dependensi
(ketergantungan) adalah keadaan dimana kehidupan ekonomi negara–negara
tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi
negara–negara lain, di mana negara–negara tertentu ini hanya berperan sebagai
penerima akibat saja. Aspek penting dalam kajian sosiologi adalah adanya pola
ketergantungan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lainnya
dalam kehidupan berbangsa di dunia. Teori Dependensi lebih menitik beratkan pada
persoalan keterbelakangan dan pembangunan negara pinggiran. Dalam hal ini,
dapat dikatakan bahwa teori dependensi mewakili "suara negara-negara pinggiran"
untuk menantang hegemoni ekonomi, politik, budaya dan intelektual dari negara
maju.

Teori Ketergantungan Menurut Para Ahli:

· Menurut Paul Baran

Menurut Paul baran adalah seorang pemikir Marxisme yang menolak


pandangan Marx tentang pembangunan dinegara-negara dunia
ketiga. Bila Marx mengatakan bahwa sentuhan negara-negara kapitalis maju
kepada negara-negara pra-kapitalis yang terbelakang akan membangunkan
negara-negara yang terakhir ini untuk berkembang, seperti negara-negara
kapitalis di Eropa. Baran berpendapat lain, baginya, sentuhan ini akan
mengakibatkan negara-negara kapitalis tersebut terhambat kemajuannya dan
akan terus hidup dalam keterbelakangan.

Dengan pendapatnya yang berbeda dengan Marx, Baran menyatakan bahwa


perkembangan kapitalisme di negara-negara pinggiran, berbeda dengan
perkembangan kapitalisme di negara-negara pusat. Di negara pinggiran sistem
kapitalisme seperti terkena penyakit kretinisme. Orang yang dihinggapi
penyakit ini tetap kerdil dan tidak bisa besar. Menurut baran kapitalisme di
negara-negara pusat bisa berkembang karena adanya tiga prasyarat:

· Meningkatnya produksi diikuti dengan tercabutnya masarakat petani di


pedesaan.

· Meningkatnya produksi komoditi da terjadinya pembagian kerja


mengakibatkan sebagian orang menjadi buruh yang menjual tenaga kerjanya
sehingga sulit menjadi kaya, dan sebagian lagi menjadi majikan yang bisa
mengumpulkan harta.

· Mengumpulnya harta di tangan para pedagang dan tuan tanah.

A. Bentuk - Bentuk Teori Ketergantungan

Dos Santos menguraikan ada 3 bentuk ketergantungan:


1). Ketergantungan Kolonial

· Terjadi penjajahan dari negara pusat ke negara pinggiran.

· Kegiatan ekonominya adalah ekspor barang-barang yang dibutuhkan negara


pusat.

· Hubungan penjajah – penduduk sekitar bersifat eksploitatif negara pusat.

· Negara pusat menanamkan modalnya baik langsung maupun melalui


kerjasama dengan pengusaha lokal.

2). Ketergantungan Teknologis-Industrial

· Bentuk ketergantungan baru.

· Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah
untuk negara pusat.

· Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran


dengan tujuan untuk kepentingan negara pinggiran.

3). Ketergantungan Teknologis-Industrial

· Bentuk ketergantungan baru.

· Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah
untuk negara pusat.

· Perusahaan multinasional mulai menanamkan modalnya di negara pinggiran


dengan tujuan untuk kepentingan negara pinggiran.

B. teori ketergantungan secara garis besar bisa dibagi menjadi dua macam

1) Teori Depensi Klasik


Teori ini digagas oleh Andre Gunder Frunk, yang menyatakan bahwa kapitalisme
global akan membuat ketergantungan masa lalu dan sekarang oleh karena itu negara
yang tidak maju dan berkembang harus memutuskan hubungan dengan negara maju
supaya negara berkembang bisa maju.

2) Teori Depensi Modern

Teori ini digagas oleh Fernando Henrigue Cardoso, teori ini menyatakan bahwa
antara negara yang satu dengan lainnya perlu kerjasama dengan melihat
karakteristik histori dari daerah tersebut.

C. Kelemahan dan Kekuatan Teori Ketergantungan

Menurut Robert A. Packenham, teori ketergantungan itu memiliki kelemahan


dan kekuatan. Packenham menyebutkan ada 6 kelemahan dari teori ketergantungan,
antara lain:

1. Menyalahkan hanya kapitalisme sebagai penyebab dari ketergantungan.

2. Konsep-konsep inti, termasuk konsep ketergantungan itu sendiri àkurang


didefinisikan secara jelas.

3. Hanya didefinisikan sebagai konsep dikotomi.

4. Sedikit sekali dibicarakan tentang proses yang memungkinkan sebuah negara


dapat lepas dari teori tersebut.

5. Selalu dianggap sebagai sesuatu yang negatif.

6. Kurang membahas dengan teori lain (otonomi).

Packenham juga mengatakan disamping kelemahan terdapat juga kelebihan


dari teori ketergantungan, kelebihannya antara lain:
1. Menekankan aspek internasional
2. Mempersoalkan akibat dari politik luar negeri.
3. Membahas proses internal dari perubahan di negara-negara pinggiran.
4. Menekankan pada kegiatan sektor swasta dalam hubungannya dengan
kegiatan perusahaan-perusahaan multinasional.
5. Membahas hubungan antar klas yang ada di dalam negeri.
6. Mempersoalkan bagaimana kekayaan nasional ini dibagikan antar klas-klas
sosial, antar daerah, dan antar negara.

4.TEORI PASCA KETERGANTUNGA


Teori Pasca Ketergantungan merupakan reaksi terhadap Teori
Ketergantungan, tetapi belum memiliki nama sendiri sebagai satu kelompok.
Teori ini bisa disebut sebagai Teori tentang Pembangunan, yang dimana muncul
setelah adanya Teori Ketergantungan.

Teori Liberal
Teori liberal pada dasarnya tidak banyak dipengaruhi oleh teori
ketergantungan, teori liberal tetap berjalan seperti sebelumnya yakni mengukuti
asumsi-asumsi bahwa modal dan investasi adalah masalah utama dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi. Kritik terhadap teori liberal pada umumnya berkisar pada
ketajaman definisi dari teori ketergantungan. Definisi yang ada dianggap terlalu
kabur, sulit dijadikan sesuatu yang operasional. Tanpa kejelasan dan ketajaman
konsep-konsep dasarnya, teori ketergantungan lebih merupakan sebuah retorika
belaka. Agar konsep ketergantungan dapat di pakai untuk menyusun teori, maka
ada dua kriteria yang harus dipenuhinya, yaitu:
· Gejala ketergantungan ini harus hanya ada di negara-negara yang ekonominya
mengalami ketergantungan dan tidak di negara yang tidak tergantung dengan
negara lain.
· Gejala ini mempengaruhi perkembangan dan pola pembangunan di negara-
negara yang tergantung.
Dari penelitiannya terhadap aspek ekonomi dan sosiopolitik dari gejala
ketergantungan, Lall melihat bahwa gejala ini juga terdapat di negara-negara yang
dianggap tidak tergantung. Misalnya tentang dominasi modal asing. Dalam hal ini,
Kanada dan Belgia akan lebih tergantung daripada India atau Pakistan. Tetapi sulit
sekali memasukkan Kanada dan Belgia ke dalam kelompok negara-negara yang
tergantung, karena tingkat kemakmurannya yang tinggi. Baik dominasi maupun
ketergantungan merupakan gejala yang umum yang ada di negara-negara pusat
maupun pinggiran.
Teori liberal pada dasarnya tidak banyak dipengaruhi oleh teori
ketergantungan. Teori liberal tetap berjalan seperti sebelumnya, yakni mengikuti
asumsi-asumsi bahwa modal dan investasi adalah masalah utama dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi. Teori yang dianut oleh para ahli ekonomi ini lebih
mengembangkan diri pada keterampilan teknisnya, yakni bagaimana membuat
table input-output yang baik, bagaimana mengukur keterkaitan diantara berbagai
sector ekonomi dan sebagainya. Tentu saja bukan tidak berguna. Tetapi, yang
kurang dipersoalkan adalah bagaimana faktor politik bisa dimasukkan ke dalam
model mereka.

5.TEORI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN


Menurut Brundtland Report dari PBB, pembangunan berkelanjutan adalah
proses pembangunan (lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan sebagainya) yang
berprinsip “memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan
kebutuhan generasi masa depan”. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran
lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan
sosial.
Arti Pembangunan Berkelanjutan Pembangunan pada hakikatnya adalah
perubahan lingkungan, yaitu mengurangi resiko lingkungan atau dan memperbesar
manfaat lingkungan.
Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan pada hakekatnya
tidak bisa dilepaskan dari pembangunan manusia itu sendiri. Manusia merupakan
subjek sekaligus objek pembangunan. Pembangunan berwawasan lingkungan
adalah upaya peningkatan kualitas secara bertahap dengan memperhatikan faktor
lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan dikenal dengan pembangunan
Berkelanjutan.
Hakikat Pembangunan Berkelanjutan
a. Dilakukan secara merata dan adil
b. Memelihara keanekaragaman hayati yang ada
c. Menggunakan pendekatan integrative
d. Bersifat jangka panjang
e. Memenuhi kebutuhan masa sekarang tanpa membahayakan pemenuhan
kebutuhan generasi mendatang dan mengaitkan bahwa pembangunan ekonomi
harus seimbang dengan konservasi lingkungan.
f. Pembangunan yang dilaksanakan tidak terjadi atau mampu meminimalkan
kerusakan dan pencemaran lingkungan,
g. Pembangunan yang dilaksanakan mendasar pada nilai – nilai kemanusiaan
serta memperhatikan moral atau nilai yang di anut dalam masyarakat.
Pembangunan yang dilaksanakan mampu memperluas lapangan dan
kesempatan kerja
h. Pembangunan yang dilaksanakan harus memiliki sifat fundamental dan ideal
serta berjangka pendek dan panjang.

Ciri-ciri Pembangunan Berkelanjutan


1. Pendapatan perkapita
2. Struktur ekonomi
3. Urbanisasi
4. Angka Tabungan
5. Indeks Kualitas Hidup
6. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)
7. Pertumbuhan ekonomi
Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) adalah
pembangunan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan saat ini
tanpa perlu merusak atau menurunkan kemampuan generasi yang akan datang
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pembangunan berkelanjutan mencakup sinergi tiga aspek yaitu:
Aspek ekonomiAspek sosial ,danAspek budaya didalam pembangunan.
1. Pendapatan perkapita
Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun GDP. Indikator ini
merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat
menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat termasuk pemerataan
akses terhadap sumber daya ekonomi.
2. Struktur ekonomi
Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan
mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas
sosial. Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan
meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang akan diikuti oleh
perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja.
3. Urbanisasi
Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang
bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Di Negara-
negara industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan
di Negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah
pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu
indikator pembangunan.
4. Angka Tabungan
Perkembangan sektor manufaktur/industri selama tahap industrialisasi
memerlukan investasi dan modal. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas
tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun
pemerintah.
5. Indeks Kualitas Hidup
IKH atau Physical Qualty of life Index digunakan untuk mengukur
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.Indeks ini dihitung berdasarkan kepada
:
a. Angka rata-rata harapan hidup,
b. Angka kematian bayi,
c. Angka melek huruf.
Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian bayi akan
dapat menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan
keluarga yang langsung beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang
diukur dengan angka melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang
memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan. Oleh karena itu, indeks
ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai
hasil dari pembangunan.
6. Indeks Pembangunan Manusia
(Human Development Index) Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini
adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan
hendaknya ditujukan kepada pengembangan SDM.
7. Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dianggap sebagai factor penting dalam kehidupan
manusia, Indeks ini dibuat dengagn mengkombinasikan tiga komponen, (1) rata-
rata harapan hidup pada saat lahir, (2) rata-rata pencapaian pendidikan tingkat SD,
SMP, dan SMU, (3) pendapatan per kapita. Pengembangan manusia berkaitan erat
dengan peningkatan kapabilitas manusia yang dapat dirangkum dalam peningkatan
knowledge, attitude dan skills, disamping derajat kesehatan seluruh anggota
keluarga dan lingkungannya.

Pembangunan di Indonesia
Perjalanan kemerdekaan Indonesia selama ini selalu penuh dengan
pembangunan yang mengiringinya. Sampai saat inipun pembangunan pasti terus
dilakukan sebagai bentuk pengaruh perkembangan zaman yang ada. Pembangunan
di Indonesia yang diawali pada masa Orde Lama terus berlanjut walaupun dengan
berbedanya masa kekuasaan selanjutnya yaitu Orde Lama yang dilanjutkan dengan
masa Reformasi.
Pada masa Orde Lama pembangunan memang baru dimulai. Penataan akan
sistem pembangunan pun mulai sedikit demi sedikit diarahkan. Namun, keadaan
politik mulai terguncang dan stabilitas negara terganggu akibat masalah yang ada.
Pemerintahan pun beralih pada penguasaan Orde Baru. Sistem pemerintahan pun
mulai diarahkan dengan mencanangkan program pembangunan.
Pembangunan yang awalnya memang berjalan baik dan dirasakan
berdampak positif, akhirnya menjadi ladang untuk melakukan praktek korupsi,
kolusi, dan nepotisme (KKN). Penjalaran selanjutnya berakibat pada utang luar
negeri yang dilakukan kolega-kolega dalam praktek KKN dan juga pihak swasta
yang tidak bertanggung jawab. Akhirnya, utang tersebut beralih pada rakyat
Indonesia. Keadaan ini diperparah dengan peran media massa dan juga pengawasan
ketat dalam hal politik sehingga banyak batasan-batasan dalam pengetahuan
tentang keadaan pemerintahan, sampai akhirnya dimulailah gerakan reformasi
menuntut perubahan yang lebih baik.
Era reformasi pun sampai kini sedang berlangsung. Perubahan akan sistem
pembangunan dilakukan untuk memperbaiki ketimpangan dalam pemerintahan
yang lama. Program-program baru pun mulai bergulir dan memberikan pengaruh
yang berbeda dengan bentuk pemerintahan yang lebih demokratis.
Masalah Pembangunan di Indonesia
1. Masalah kependudukan
2. Masalah kemiskinan
4. Masalah Keamanan dan Ketertiban
3. Masalah kualitas lingkungan hidup

1. Masalah kependudukan
Permasalahan Penduduk (Kuantitas dan Kualitas) : Suatu pembangunan
dapat berhasil jika didukung oleh subjek pembangunan, yakni penduduk yang
memiliki kualitas dan kuantitas yang memadai.
a. Permasalahan kuantitas penduduk di Indonesia :
Jumlah penduduk di Indonesia berada pada urutan keempat terbesar setelah
Cina, India, dan Amerika Serikat. Permasalahan dalam kepadatan penduduk
adalah persebarannya yang tidak merata. Susunan penduduk memberikan
konsekuensi terhadap hal-hal berikut : Penyediaan fasilitas kesehatan,
Penyediaan fasilitas pendidikan bagi anak usia sekolah, Penyediaan lapangan
pekerjaan bagi penduduk kerja dan penyediaan fasilitas sosial lainnya yang
mendukung perkembangan penduduk usia muda.

b. Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia


· Tingkat Kesehatan : Kondisi kesehatan di Indonesia masih belum ada
kemajuan. Dibandingkan dengan Negara yang lain Indonesia masih tertinggal
jauh. Kondisi demikian terjadi karena masih rendahnya pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan yang ada masih belum memenuhi kebutuhan seluruh
penduduk.
· Tingkat pendidikan : Kemajuan pendidikan di Indonesia dapat dilihat dari
lama sekolah dan tingkat elek huruf penduduk.
· Lama sekolah penduduk Indonesia masih tergolong rendah. Artinya, tingkat
pendidikan masyarakat Indonesia rata-rata masih berada pada taraf pendidikan
dasar. Tingkat melek huruf yaitu seseorang dikatakan melek huruf jika orang
tersebut dapat membaca atau tidak buta huruf. Kemajuan tingkat melek huruf
di Indonesia tergolong rendah.
· Tingkat Pendapatan per Kapita adalah rata-rata pendapatan penduduk suatu
Negara dalam satu tahun. Pendapatan perkapita secara umum menggambarkan
kemakmuran suatu Negara.

2. Masalah kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu contoh ketidakadilan yang dialami suatu
kelompok (masyarakat pra sejahtera). Ketidakadilan itu terlihat dari tidak
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka untuk bertahan hidup dalam kesehatan
yang baik, sulitnya mendapat akses ke pelayanan publik (sanitasi sehat, air bersih,
pengelolaan sampah ) rumah sehat, pelayanan pendidikan dan sebagainya.
Ketidakadilan juga terlihat dari tidak adanya akses kepemilikan hak atas tanah yang
mereka huni. Sebagai akibat itu semua, sulit bagi mereka untuk mendapat akses ke
pekerjaan yang baik dan stabil. Ketidakadilan itu menyebabkan masyarakat miskin
tetap miskin dan mengancam proses pembangunan yang berkelanjutan.
3. Masalah kualitas lingkungan hidup
Pembangunan dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan mutu
hidup manusia. Di lain pihak, pembangunan yang makin meningkat akan
memberikan dampak negatif, berupa resiko pencemaran dan perusakan lingkungan
hidup, yang mengakibatkan rusaknya struktur dan fungsi dasar ekosistem yang
menjadi penunjang kehidupan. Kerusakan ini pada akhirnya akan menjadi beban
yang malah menurunkan mutu hidup manusia, sehingga apa yang menjadi tujuan
pembangunan akan sia-sia.

4. Masalah Keamanan dan Ketertiban


Permasalahan ini diperberat dengan masalah ketertiban karena tidak
disiplinnya masyarakat. Hal ini tercermin dengan jelas antara lain dalam disiplin
berlalu lintas. Saat ini juga semakin sering terjadi demonstrasi yang dilakukan oleh
masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang dijalankan oleh
pemerintah, terutama di kota-kota besar. Hal ini dapat terjadi karena berbagai hal
seperti tidak adanya sosialisasi dari pemerintah, kurangnya pelibatan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan, kurangnya pemamhaman akan hak-hak dan
tanggung jawab masyarakta dalam pembangunan dan lain sebagainaya.

Strategi Pembangunan Berkelanjutan


1. Pembangunan yang Menjamin Pemerataan dan Keadilan Sosial
2. Pembangunan yang Menghargai Keanekaragaman
3. Pembangunan yang Menggunakan Pendekatan Integratif
4. Pembangunan yang Meminta Perspektif Jangka Panjang

6.TEORI PEMBANGUNAN MANUSIA


Weber adalah seorang yang selalu disebut sebagai pelopor kajian tentang
pengaruh daya psikokultural dalam perkembangan ekonomi suatu bangasa. Dia
berusaha mengembalikan tesisi Marx yang mmengatakan bahwa superstruktur
(ideology dan agama) ditentukan infrastruktur (hubungan ekonomi dan cara
produksi). Bagi Weber, salah satu factor penting perkembangan ekonomi kapitalis
justru terletak pada aspek superstruktur, yaitu daya psikokultural.
Menurut Weber, akar dari pencapaian ekonomi Eropa adalah seperangkat
nilai dan sikap yang terkandung dalam etika protestan (khususnya aliran
calvinisme) yaitu kerja keras, hemat, jujur, rasionalitas dan sederhana. Keseluruhan
nilai dann sikap ini disebut asceticism. Inilah yang disebut dengan daya
psikokultural.
Nilai dan sikap lain yang terkandung dalam etika protestan adalah “calling”
artinya pemenuhan kewajiban yang diletakan diatas bahu seseorang individu oleh
kedudukannnya dalam dunia ini. Aspek psikokultural yang lainnya lagi adalah
“election” (yaitu kepercayan bahwa Tuhan telah memberkahai sejumlah kecil
orang). Berkah dari tTuhan ini terlihat dari kemakmuran dan kekayaan yang telah
dicapai oleh orang-orang terpilih tersebut. Mereka yang tindakannya terdorong oleh
ketiga daya psikokultural di atas disebut golongan wirausaha (entrepreneur).
Jadi dapat disimpulkan bahwa daya psikokultural yaitu :
a. Salah satu factor penting dari perkembanga ekonomi kapitalis terlretak pada
aspek superstruktu (ideology dan agama).
b. Kerja keras, hemat, jujur, rasionalitas dan sederhana (asceticism).
c. Pemenuhan kewajiban yang diletakan diatas bahu seseorang individu oleh
kedudukannya dalam dunia (calling).
d. Berkah dari Tuhan, terlihat dari kemakmuran dan kekayaan yang dicapai oleh
orang orang terpilih.

Arthur Lewis
Arthur Lewis adalah seorang ahli ekonomi pertama yang
memerhatikan secara serius dimensi social dan cultural dari pembangunan
ekonomi. Dia menghubungkan factor-faktor psikokultural yang mendorong
kemunculan para wirausaha dengan masalah lingkungna social dan politik yang
subur bagi pertumbuhan ekonomi. Bagi Arthur Lewis, pertumbuhan ekonomi
dipengaruhi oleh sikap terhadap kerja, terhadap jumlah dan pemilikan anak,
terhadap penemuan baru, terhadap orang asing, terhadap pencarian pengalaman
hidup dan lain lain. Semua sikap ini membentuk satu kekuatan psikokultural yang
dahsyat bagi perkembangan ekonomi.
Evertt Hagen
Daya psikokultural menurut Evertt Hagen yang pertama adalah prilaku
inovatif. Prilaku inovatif ini berasal dari nilai dan sikap mental yang khas. Satu
bangsa akan tetap tertinggal di belakang jika terlalu sedikit anggotanya yang
memiliki nilai dan sikap mental inovatif ini. Mereka yang mamiliki nilai dan sikap
mental inovatif ini disebut innovational personality.
Kebalikan dari innovatinal personality adalah authoritarian personality.
Masyarakat pedesaan pertanian yang pada umumnya beku dan mandek didominasi
oleh authoritarian personality ini. Dalam masyarakat ini orang merasa puas apabila
mereka telah member kewenangan dan tunduk kepada penguasa. Sebaliknya, para
penguasa yang pada umunya tinggal di kota merasa mencapai kepuasan dalam
tindakan mereka dalam menguasai rakyat jelata. Situasi social poltis di mana orang
memperoleh kepuasan dan ketenangan dengan cara menginjak kebawah dan
menjilat ke atas ini adalah bertentangan dengan innovatinal personality, yang pada
gilirannya menghambat bagi jalan menuju kekemajuan ekonomi.
Inovasi memerlukan kreatifitas. Manusia yang kreatif adalah seseorang
yang selalu siap dalam mengamati dunia sekelilingnya dan percaya akan evaluasi
yang dibuatnya terhadap pengalaman hidupnya. Manusia seperti ini susuah untuk
muncul dalam sebuah masyarakat yang didominasi oleh authoritarian personality.

Gunnar Myrdal
Gunnar Myrdal adalah seorang ahli ekonomi yang paling serius dalam
mengkaji akar psikokultural dari perkembangan ekonomi. Bagi Myrdal factor
psikokultural tidak hanya melahirkan prilaku enterpereneurial, tapi juga memasuki,
membantuk, dan mendominasi dimensi politik, ekonomi, social, dan lain-lain dari
seluruh sisitem nasional. Factor psikokultural tersebut seperi sikap toleran,
rasionalitas dan masih banyak lagi.
David McClelland
David McClelland mengatakan bahwa satu jenis daya mentalitas seseorang
yang disebut sebagai “n achievement” adalah factor penting bagi kemajuan usaha
orang tersebut. Daya psikokultural ini adalah berbentuk semacam gagasan,
motivasi, semangat, dorongan, untuk melakukan pekerjaan tidak hanya dengan
hasil yang baik, tapi dengan hasil yang lebih baik, lebih baik, terus lebih baik. Jadi,
kata kunci dalam daya psikokultural ini adalah berbuat yang lebih baik dan
bermanfaat untuk banyak orang.
Alex Inkeles
Menurut Inkeles manusia modern adalah manusia yang siap untuk
meninggalkan pola pikir tradisional jika diperlukan. Factor psikokultural menurut
Inkeles yaitu terdapat pada manusia modern. Di antaranya :
- Memiliki pola pikir terbuka pada inovasi dan perubahan, dan siap untuk
menerima pengalaman baru.
- Mempunyai pandangan yang luas terhadap sejumlah masalah dan isu yang
terjadi, tidak hanya di lingkungan kecil tapi juga di lingkungan yang lebih
luas.
- Mempunyai pandangan yang lebih demokratis, bersedia dan menghargai
kepercayaan, sikap dan pendapat yang berlainan.
- Lebih berorientasi ke masa kini dan masa depan, menghargai tepat waktu,
disiplin kerja dan hidup teratur.
- Menjalankan kehidupan secara berencana dan terorganisasi.
- Percaya kepada keampuhan ilmu dan teknologi.
- Percaya bahwa kehidupan alam dunia dapat di atur dan diperhitungkan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Kemajuan ekonomi merupakan komponen utama pembangunan, tetapi
bukan satu-satunya komponen. Proses pembangunan harus mampu membawa umat
manusia melampaui pengutamaan materi dan aspek-aspek keuangan dari kehidupan
sehari-hari. Pembangunan harus difahami sebagai suatu proses yang
multidimensional, yang melibatkan segenap pengorganisasian dan peninjauan
kembali atas sistem-sistem ekonomi dan sosial secara keseluruhan. Selain
peningkatan pendapatan dan output, proses pembangunan itu juga berkenaan
dengan serangkaian perubahan yang bersifat mendasar atas struktur-struktur
kelembagaan, social, dan administrasi, sikap-sikap masyarakat dan bahkan
seringkali juga merambah adat-istiadat, kebiasaan, dan system kepercayaan yang
hidup dalam masyarakat yang bersangkutan.Lima teori utama yang menyoroti soal
pembangunan, yang acapkali saling bersaing satu sama lain mengenai sejarah
terakhirdan evolusi intelektual didalam pemikiran akedemik mengenai bagaimana
dan mengapa pembangunan itu dapat berlangsung, atau tidak dapat
berlangsung.Masing-masing pendekatan memiliki keungulan dan kelemahannya
sendiri, namun kenyataan akan masih adanya kontroversi, baik itu secara idealogis.
Teoritis, maupun empiris. Justru menjadi bidang studi tersebut semakin menantang
dan memikat. Ilmu ekonomi pembangunan tidak memiliki doktrin-doktrin atau
paradigm baku yang telah diterima secara universal.
DAFTAR PUSTAKA

Abraham, M. F. Perspective on Modernization: Toward a General Theory of Third


World Development. (1980). America: University Press of America.

Bryant, C. & White, L. G. Managing Development in The Third World. (1982).


Westview Press Inc.

Dharmawan, L. Alih Fungsi Lahan Pertanian di Jateng Mengkhawatirkan. (2013).


Diakses pada 2 November 2013, dari http://metrotvnews.com.

Libra, C. Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia. Diakses pada 4 November 2013,


dari http:// coretan.libra.blogspot.com.

Nugroho, A. Kondisi Kekinian Ekonomi Dunia. (2013). Diakses pada 1 November


2013, dari http://aryonugrohosusanto.blogspot.com.

Pratiwi, Y. D. Dari Konversi Lahan Pertanian Hingga Ketahanan Pangan, Kritik


Pembangunan Nasional. (2013). Diakses pada 2 November 2013, dari
http:// lembagakeris.net.

Putri, E. Perubahan dan Pertumbuhan Struktur Ekonomi. (2012). Diakses pada 1


November 2013, dari http:// eryputri.blogspot.com.

Anda mungkin juga menyukai