Bab 1PENDAHULUAN 3 Lembar Lebih Dan Dapus Sudah Save 2
Bab 1PENDAHULUAN 3 Lembar Lebih Dan Dapus Sudah Save 2
PENDAHULUAN
Di Indonesia sendiri menurut data Riskesdas 2018, sebanyak 10,9 per 1.000
penduduk Indonesia mengalami stroke per 2018. Angka ini menurun dari lima
tahun sebelumnya, 12,10 per 1.000 penduduk dan meningkat dibandingkan tahun
2007, yakni 8,3 per 1.000 penduduk. Prevalensi tertinggi ditemukan pada daerah
Kalimantan Timur sebanyak 14,7% diikuti di daerah DI Yogyakarta sebanyak
14,6%. (Dasar, 2018) Prevalensi stroke di Provinsi Sulawesi Selatan sendiri yaitu
10,6%. Prevalensi stroke tertinggi pada kelompok umur ≥ 75 tahun (48,2%).2
Angka kematian dan angka kecacatan yang dapat ditimbulkan akibat penyakit
stroke yang tinggi menjadikan penyakit ini sebagai penyakit yang sangat penting
bagi kesehatan masyarakat dengan konsekuensi ekonomi dan sosial yang sangat
serius.4
Faktor resiko stroke terdiri dari faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
berupa : Usia, Riwayat Keluarga, Ras, Jenis kelamin, Stroke, TIA, atau Serangan
Jantung Sebelumnya dan faktor resiko yang dapat dimodifikasi yaitu tekanan darah
tinggi, Merokok, Diabetes, Diet, Aktivitas fisik, Kegemukan, Obesitas, faktor yang
lain dapat mempercepat penuaan otak, Kolesterol Tinggi, Penyakit Arteri Karotis,
Penyakit Arteri Perifer, Fibrilasi atrium, Penyakit Jantung Lainnya, Sickle Cell
Disease (Anemia Sel Sabit) Dan Coronavirus disease (COVID19) dimana
peningkatan pembentukan bekuan darah dapat menimbulkan komplikasi dari
COVID-19 yang mengakibatkan stroke.5
Tujuan tatalaksana stroke adalah untuk meminimalkan cedera otak akut dan
memaksimalkan pemulihan pasien. American Heart association Emergency
cardiovascular care (AHA ECC) mengeluarkan pedoman penilaian dan
pengelolaan stroke akut yang berfokus pada setting di luar rumah sakit dan UGD,
Hal ini perlu diperhatikan karena di dalam penanganan pasien stroke dipengaruhi
oleh alokasi waktu penanganan. 7