OLEH
NAMA NIM
ADINA SOARES PO.530320917180
( ) ( )
B. ETIOLOGI
1. Factor predisposisi
a. Biologis : lesi pada area frontal,temporal, dan limbic, gangguan otak
(kerusakan otak, keracunan zat halusinogenik),genetic.
b. Neurotransmitter, abnormalitas pada dopamin dan serotonin.
c. Psikologis: teori psikodinamik untuk terjadinya respon neurobiologis yang
maladaptif.
d. Sosial budaya: stress yang menumpuk dapat menunjang awitan skizofrenia.
2. Factor presipitasi
Secara fisik klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa
dan tidak berdaya.Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping dapat
mengindikasi kemungkinan kekambuhan.
Factor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:
a. Bilogis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak,yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak akibat
ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang di terima
oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
F. Pohon Masalah
Menarik diri
Etiologi
G. Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi (antipsikotik) harus ditunjang oleh psikoterapi seperti
cheorpromazine 100mg/hari,haloperidol 5-15 mg/ hari, porpenosin 12-24 mg/hari
dan triflufirasin 10-15 mg/hari.
Obat dimulai dengan dosis awal sesuai dengan dosis anjuran, dinaikan dosis setiap
dua minggu dan bias pula di naikan sampai mencapai dosis (stabilisasi), kemudian
diturunkan setiap dua minggu sampai mencapai dosis pemeliharaan. Dipertahankan
6 bulan sampai dua tahun (diselingi dengan masa bebas obat 1-2 hari/minggu).
Kemudian tapering off, dosis diturunkan dua sampai empat minggu.
b. Satu macam pendekatan terapi tidak cukup, tujuan utama perawatan dirumah sakit
adalah ikatan efektif antara pasien dan system pendukung masyarakat.
c. ECT (Electro Convulsive Terapy) merupakan perawatan untuk gangguan psikiatrik
dengan menggunakan aliran listrik singkat melewati otak pasien yang berada
dalam pengaruh anastesi dengan menggunakan alat khusus.
Kontraindikasi:
a. Gagal jantung tanpa terapi
b. Infeksi pernapasan akut
- Pikiran Logis
- Distorsi pikiran, - Gangguan Isi pikir/waham
- Persepsi akurat
Adaptif ilusi, menarik diri.
Distorsi
- Emosi Konsisten -Maladaptif
Halusinasi
- Reaksi emosi
- Perilaku sesuai - Sulit merespon Emosi
berlebihan/kurang,
- Hubungan sosial
- perilaku tidak
- Perilaku disorganisasi
biasa
- Isolasi sosial
No Masalah Keperawatan Data Subjektif Data Objektif
1 Halusinasi pasien mengatakan klien tampak
melihat sesuatu menyondongkan
pasien mengatakan kopingnya ke
mendengarkan bisikan arah suara yang
pasien mengatakan didengarnya.
merasa ketakutan Pasien berbica
melihat sesuatu yang sendiri-sendiri.
tidak ada
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
a. Data Subyektif :
mendengar suara bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata
melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
mencium bau tanpa stimulus
merasa makan sesuatu
merasa ada sesuatu pada kulitnya
takut pada suara / bunyi / gambaran yang didengar
ingin memukut / melempar barang – barang
b. Data Obyektif :
berbicara dan tertawa sendirl
bersikap seperti mendengar / melihat sesuatu
berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
disorientasi
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Klien mungkin
tidak mampu untuk
menugkapkan
persepsinya maka
perawat dapat
memvasilitasi klien
untuk
mengungkapkan
secara terbuka.
2.1.4
Meningkatkan
orientasi realita
klien dan rasa
percaya diri klien
2.2.1
2.2.2
Membantu klien
untuk mengontrol
halusinasinya bila
faktor pencetusnya
telah diketahui.
2.2.3
Upaya untuk
memutuskan
halusinasi perlu
dilakukan oleh klien
sendiri agar
halusinasinya tidak
berlanjut.
D. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi keperawatan yang telah ditetapkan.
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.