BAB III
berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan
dimaksud ketrampilan dasar adalah ketrampilan standar yang harus dimiliki setiap
individu yang berprofesi sebagai guru. Ketrampilan itulah yang sepintas dapat
membedakan mana guru yang profesional dan mana yang bukan guru.2
Ketrampilan mengajar guru menjadi salah satu jenis ketrampilan yang harus
dikuasai guru. Dengan memiliki ketrampilan mengajar, guru dapat mengelola proses
yang sudah tahu (guru) kepada yang belum tahu (peserta didik), melainkan
1
E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 69
2
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. (Jakarta:
Kencana, 2005), hal. 125
3
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikolog Pembelajaran. (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008), hal. 168
53
Orang yang memiliki watak sebagai guru yang sesungguhnya adalah mereka yang
profesional tidak hanya perlu “tahu jawabannya” tetapi juga perlu memiliki
materi yang akan diajarkan, sehingga peserta didik siap mental dan tertarik
seluruh proses belajar mengajar. Sebab jika pada awal pelajaran seseorang guru
tidak mampu menarik perhatian peserta didik, maka proses belajar yang dinamis
4
Abd. Rahman Assegaf, Pendidikan Islam Integratif. (Yoyakarta: Pustaka pelajar, 2005), hal.
132
5
National Academy Of Education, Guru yang Baik di Setiap Kelas. (Jakarta: PT. Indeks,
2009), hal. 48
54
Ketrampilan ini cukup penting dalam membantu siswa menemukan kunci pokok
pembahasan.6
dasar mengajar yang harus dikuasai dan dilatihkan bagi calon guru agar dapat
1. Membuka pelajaran
kompetensi dasar dan indikator hasil belajar, serta pokok persoalan yang akan
dibahas, rencana kerja, dan pembagian waktu, (d) mengaitkan antara topik
yang sudah dikuasai dan topik baru, atau (e) menanggapi situasi kelas.
6
Yoto dan Saiful Rahman, Manajeman Pembelajaran. (Malang: Yanizar Group, 2001), hal.
134
55
garis pemisah.
c. Fleksibel, berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti tidak terputus-
Antusiasme menandai kadar motivasi yang tinggi dari guru dan hasil ini
akan berpengaruh pada motivasi yang tinggi pada peserta didik. Dengan
demikian, peserta didik akan tinggi perhatian dan minatnya, yang pada
yang hangat dapat melahirkan respons terbuka, akrab, dan simpatik dari
peserta didik.
awal dan akhir pelajaran. Artinya, sebelum guru menjelaskan materi yang
56
peran yang sangat penting dalam memulai dan mengakhiri setiap interaksi belajar
yang selalu dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan
kondisi peserta didik agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman
diharapkan.
dalam membuka dan menutup pelajaran mulai dari awal hingga akhir pelajaran.
Hal tersebut dilakukan guru agar dalam ingatan setiap peserta didik terdapat
dengan materi yang akan disajikan. Pada awal pelajaran tidak semua peserta
didik memiliki kesiapan mental dan tertarik untuk mengikuti hal-hal yang akan
dipelajari.
Banyak cara yang dilakukan oleh guru untuk menarik perhatian peserta
didik terhadap pelajaran yang akan disampaikannya. Antara lain dapat dilakukan
7
Marno dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran. (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008),
hal. 85-93
57
melalui gaya mengajar guru dengan menggunakan media dan sumber belajar
bervariasi. Guru dapat menggunakan alat bantu seperti, alat peraga, surat kabar,
diperhatikan semua cara itu, karena harus berkaitan dengan materi yang dipelajari
peserta didik. Sehingga peserta didik lebih memahami apa yang telah
Dalam usaha untuk mengaitkan antara pelajaran baru dengan materi yang
untuk digunakan sebagai pijakan dalam menjelaskan hal-hal yang baru atau
materi baru yang akan dipelajari peserta didik. Sehingga peserta didik
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat tercapai secara efektif dan efisien.
dapat dilakukan guru yakni dengan kehangatan dan semangat. Guru hendaknya
memiliki sikap yang ramah dan hangat dalam berinteraksi dengan peserta didik.
belajar serta materi pelajaran yang telah diterima akan menjadi bagian inti di
siswa agar termotivasi terhadap pelajaran yang akan diberikan guru. Sedangkan
kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan terakhir yang dilakukan guru untuk
secara menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa yang berkaitan dengan
B. Ketrampilan Bertanya
Sejak zaman Socrates, tekhnik tanya jawab telah menjadi salah satu
tekhnik yang efektif dalam pendidikan. Meski demikian, tidak semua guru
menguasai tekhnik tanya jawab yang baik. Bertanya atau mengajukan pertanyaan
merupakan salah satu fungsi pokok bahasa selain fungsi lain seperti menyatakan
Teknik dan ragam bertanya sangat penting arti dan peranannya dalam
dilontarkan guru yang menuntun respon atau jawaban dari peserta didik .
peserta didik.
8
Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis. (Yogyakarta: Kanisius. 2007), hal. 73
9
Ibid., hal. 78
60
sederhana.
didik.10
sangat penting untuk dikuasai. Sebab, melalui ketrampilan ini guru dapat
10
Supeksa, “Ketrampilan dan Model Dasar Mengajar” dalam http://supeksa.wordpress.com,
diakses tanggal 29 Januari 2011
61
guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya
berpikir. Oleh karena itu dalam setiap proses pembelajaran apapun yang
tidak terpisahkan.11
pertanyaan (ke seluruh kelas, ke peserta didik tertentu, dan ke peserta didik
penjelasan sebelumnya).12
peserta didik perlu ditata sedemikian rupa sehingga tersusun secara urut
11
Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam..., hal. 157
12
E. Mulyasa, Menjadi Guru..., hal. 70
62
dari tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Guru hendaknya mampu
bertanya secara runtut dan terpola seperti di atas, maka dapat dijamin proses
Hal ini disebabkan menuntut kesiapan dua kutub yang benar-benar prima.
Dua kutub dimaksud adalah salah satunya guru dan peserta didik sebagai
materi ajar oleh kedua kutub tersebut merupakan bagian terpenting dalam
menguasainya.
berlangsung tersebut.13
positif bagi kegiatan belajar peserta didik merupakan suatu hal yang tidak mudah.
yang dapat membimbing peserta didiknya belajar. Oleh karena itu, peserta didik
sesuatu.
mengapa, dimana dan bagaimana. Bobot pertanyaaan yang dilakukan oleh guru
berfungsi untuk mengembangkan daya nalar dan daya pikir kreatif peserta didik.
Bobot pertanyaan guru tidak ditentukan oleh jumlah atau variasi pertanyaan yang
13
Marijan, “Penerapan Ketrampilan Bertanya” dalam
http://history22education.wordpress.com, diakses 01 Januari 2011
65
diajukan peserta didik. Guru yang baik ketika mengajukan pertanyaan ia harus
memberikan waktu peserta didik untuk berfikir. Waktu tunggu sangat diperlukan
peserta didik untuk berfikir dan memiliki peran yang sangat penting, artinya
peserta didik harus diberi waktu yang cukup untuk mengolah pertanyaan tersebut
Tidak adanya waktu bagi peserta didik untuk menyusun jawaban akan
peserta didik lain merasa terpojok. Akibatnya secara psikologis peserta didik
harga diri dan rasa percaya diri pada diri peserta didik. Harga diri maupun rasa
percaya diri peseeta didik sangat berharga untuk membangun hubungan baik
antara guru dengan peserta didik. Oleh karena itu seharusnya pertanyaan guru
bisa mendorong peserta didik untuk berpendapat atau menyatakan sikap. Pada
pengetahuan peserta didiknya, akan tetapi yang jauh lebih pentig adalah untuk
Pertanyaan yang berupa fakta dan informasi sangat penting bila guru
setelah guru mengajukan pertanyaan dengan kata tanya seperti, apa, siapa,
dari fakta yang terungkap. Dengan kata lain. Kedalaman dan keluasan makna
jawaban akan memberi perolehan pengetahuan secara lebih lengkap dan utuh.
kemunkinan termasuk jawaban yang keliru. Dengan begitu, guru dapat menetuka
tindak lanjutnya, misalnya bila jawaban peserta didik salah. Guru sebaiknya tidak
segera mengalihkan pertanyaannya pada peserta didik lain. Guru perlu merefleksi
kesalahan tersebut disebabkan oleh bobot pertanyaan guru. Bagi siswa yang tidak
diajukan oleh guru akan memepengaruhi kualitas jawaban dari peserta didik, dan
sebaliknya tanpa adanya kegiatan tanya jawab suasana yang ada di dalam kelas
tidak akan hidup dan bergairah. Guru harus mampu melibatkan siswa dalam
67
C. Ketrampilan Penguatan
laku tertentu dari peserta didik yang memungkinkan tingkah laku tersebut timbul
1. Penguatan secara isyarat (verbal) ialah ucapan yang singkat tetapi mempunyai
samping membuat peserta didik lebih bergairah dalam belajarnya, dapat pula
14
Bukhori Alma, Guru Profesional. (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 30
15
Sadirman, Interaksi dan..., hal. 208
68
peserta didik dapat menyelesaika pekerjaan dengan baik, maka dia dapat
dari plastik.16
3. Bervariasi.
5. Bersifat pribadi.
6. Langsung/segera.17
16
Suwarno, Pengajaran..., hal. 77
17
Bukhori Alma, Guru..., hal. 31-32
69
Guru harus terlatih mengutarakan kata-kata pujian kepada peserta didik yang
dapat memberikan suatu jawaban yang benar pada sebuah pertanyaan yang
dilontarkan oleh guru. Hal tersebut dilakukan agar terjalin komunikasi yang baik
antara guru dan peserta didik. Penguatan dapat ditujukan kepada pribadi tertentu,
secara verbal dapat dengan mudah timbul selama guru dapat menghargai orang
lain, dan keterbukaan untuk mengakui kelebihan orang lain. Apabila ada peserta
didik yang memberikan jawaban kurang tepat, guru dapat merangsang untuk
berpikir atau berbuat lebih lanjut. Aktifitas peserta didik yang bersifat negatif
dihentikan. Peserta didik yang bermain sendiri atau mengganggu temanya yang
yang diucapkan guru. Melalui gerakan-gerakan tangan dan anggota badan yang
lain keterbatasan media sedikit banyak dapat diatasi. Guru dapat meminta peserta
oleh guru dalam rangka memperjelas penjelasan. Selain itu, mimik raut muka
perasaan senang, sedih, setuju, menolak, heran, marah dan lain sebagainya.
Isyarat non verbal yang digunakan harus jelas penampilannya dalam menunjang
pada saat guru memberikan respon terhadap munculnya tingkah laku siswa yang
siswa kearah yang lebih positif. Dengan guru memberikan penguatan maka
peserta didik akan merasa lebih dihargai. Penguatan yang dilakukan secara verbal
maupun non verbal sangatlah penting, karena hal tersebut dapat meningkatkan
perhatian dari peserta didik dan juga dapat merangsang dalam meningkatkan
motivasi belajarnya. Sehingga hubungan yang terjalin antara guru dan peserta
didik menjadi harmonis, karena penguatan yang dilontarkan seorang guru sangat
D. Ketrampilan Menjelaskan
lainnya, misalnya antara sebab akibat, definisi dengan contoh atau dengan
baik dan disajikan dengan urutan yang cocok, merupakan ciri utama kegiatan
menjelaskan.
masalah.
2. Penjelasan harus menarik perhatian peserta didik dan sesuai dengan materi
18
Suwarno, Pengajaran.., hal.69-70
72
sebagai berikut:
direncanakan dengan baik, terutama yang berkenaan dengan isi pesan dan
penerima pesan.
memperlihatkan:
perhatian peserta didik agar terpusat pada masalah pokok, dan mengurangi
19
E. Mulyasa, Menjadi Guru.., hal. 80
73
merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam perbuatan guru. Seorang
karena itu, ketrampilan menjelaskan perlu ditingkatkan agar dapat mencapai hasil
gerak-gerik dan mimik peserta didik sehingga penjelasan yang diberikan dapat
yang akan disampaikan pada peserta didik dengan segala kesiapannya. Dalam
20
Suwarno, Pengajaran..., hal. 70-72
74
memberikan penjelasan yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan tujuan
yang diharapkan.
dan enak didengar oleh seluruh peserta didik. Selain itu, penjelasan dapat
dalam proses pembelajaran. Karena di dalam kelas akan terjadi pembicaraan yang
dilakukan oleh guru sendiri, oleh guru dan siswa, maupun siswa dengan siswa
yang lain. Oleh sebab itu guru diharapkan mampu mengorganisasikan materi
siswa.
akan menjadi sangat bosan jika guru selalu mengajar dengan cara yang sama. 21
Faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang
didik terhadap pelajaran guru, dan sekolah menurun. Untuk itu diperlukan adanya
21
Zainal Aqib, Profesionalisme Guru dalam..., hal. 101
22
J.J. Hasibuan, Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hal. 64
75
kemudahan belajar.
berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik dan berguna dalam
komponen-komponen:
menggunakan model.
didik.
76
5. Gerakan badan dan mimik: perubahan ekspresi wajah, gerakan kepala, badan,
apabila ditinjau dari indera yang digunakan, dapat digolongkan ke dalam tiga
bagian, yakni: yang dapat didengar, dilihat dan diraba. Pergantian penggunaan
jenis media yang satu ke jenis yang lain mengharuskan anak menyesuaikan alat
inderanya. Ada anak yang termasuk tipe visual, auditif atau motorik.24
bervariasi antara jenis-jenis media belajar yang ada. Akan tetapi, penggunaannya
tidak lepas dari pertimbangan tujuan belajar yang akan dicapai. Begitu pula,
penggunaan media dimungkinkan secara serempak dua atau tiga jenis media
memperkuat ingatan. Bentuk visual bisa berupa gambar, lukisan, foto, dan
grafik.26
termasuk ke dalam hal ini, misalnya: peragaan yang dilakukan oleh guru atau
siswa, model patung, topeng, dan boneka yang dapat digunakan oleh peserta
4. Variasi media yang dapat didengar, dilihat, dan diraba. Media yang termasuk
ini, misalnya: film, televisi, slide projektor yang diiringi penjelasan guru.
hendak dicapai.27
26
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 191
27
Suwarno, Pengajaran..., hal. 87
78
dikuasai oleh guru. Seorang guru harus pandai menggunakan seni mengajar
menyenangkan.
yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yan selalu sama,
menjaga peserta didik dari kebosanan, guru dapat menggunakan suara secara
didik untuk menangkap makna yang disampaikan oleh guru. Selain itu,
perubahan posisi yang dilakukan oleh guru dengan gerakan mendekat menjauh
dapat juga mempengaruhi motivasi peserta didik sehingga guru menguasai situasi
peserta didik.
guru, peserta didik, dan antara sesama peseeta didik yang lain agar kegiatan
79
variasi harus dimiliki oleh guru dengan tujuan untuk melakukan perubahan dalam
menjelaskan pengertian kelas sebagai “sekelompok siswa yang pada waktu yang
sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama”. Ragam keunikan
yang bisa dijumpai dalam kelas meliputi berbagai macam aspek seperti aspek
fisik, psikis, latar keluarga, bakat, minat, dan lain-lain. Seluruh aspek tersaebut
perlu ditanggapi secara positif sebagai faktor pemacu dalam mewujudkan situsi
dinamis yang dapat berlangsung dalam kelas, sehingga segenap peserta didik
diharapkan dapat tumbuh dan berkembang secara efektif lagi terarah sesuai
Lingkungan ini harus diawasi, agar kegiatan belajar mengajar bisa terarah dan
28
Akhyak, (ed.), Meniti Jalan Pendidikan Islam. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal. 279
80
baik. Karakteristik lingkungan yang baik itu, diantaranya adalah kelas memiliki
sifat merangsang dan menantang siswa untuk selalu belajar, memberikan rasa
Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu
interpersonal yang baik antara guru dan peserta didik, dan sesama peserta didik
kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar
dengan baik, karena kelas yang terhindar dari konflik memungkinkan guru
29
Ibid., hal. 281
30
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 97
81
membina hubungan yang baik dengan peserta didiknya. 31 Ada lima persiapan
4. Mempersiapkan catatan-catatan.
dari mata pelajaran, juga bukan bagian dari cara mengajar. Subjek apapun yang
3. Peserta didik belajar pada kelompok kelas dan juga pada kelompok mata
31
Michael Marland, Seni Mengelola Kelas. (Semarang: Dahara Prize, 1985), hal. 11
32
Ibid., hal. 5-16
82
disesuaikan dengan tenaga guru, ruang belajar, dan sarana belajar yang dapat
merupakan salah satu syarat bagi kegiatan belajar mengajar yang optimal.
3. Bervariasi. Penggunaan alat atau media, gaya, dan interaksi belajar mengajar
5. Penekanan pada hal-hal yang positif. Guru harus menekankan pada hal-hal
yang positif dan menghindari pemusatan peserta didik dari hal-hal yang
negatif.
6. Penanaman disiplin diri. Guru harus selalu mendorong peserta didik untuk
33
Suryosubroto, Tatalaksana Kurikulum. (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hal. 111
83
jawab.34
kelompok belajar yang porposional terdiri dari lingkungan kelas yang baik yang
Dalam usaha mengelola kelas secara efektif ada sejumlah kekeliruan yang
1. Campur tangan yang berlebihan. Apabila guru menyela kegiatan yang sedang
2. Kelenyapan. Hal ini terjadi jika guru secara tepat melengkapi suatu instruksi,
4. Penyimpangan. Akibat guru terlalu asyik dalam suatu kegiatan atau bahan
34
Uzer Usman, Menjadi Guru..., hal. 97-98
35
Akhyak, (ed.), Meniti Jalan..., hal. 28
84
dalam rangka menciptakan dan mempertahankan situasi kelas yang kondusif dan
didik dalam situasi dan kondisi belajar yang baik sehingga dapat menopang
keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Selain itu hubungan yang baik
antara guru dengan peserta didik, dan peserta didik yang satu dengan yang
karena itu, guru yang baik harus dapat melaksanakan pembelajaran dengan
36
Uzer Usman, Menjadi Guru..., hal. 101