Anda di halaman 1dari 42

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 ANALISIS

Analisis adalah serangkaian kegiatan seperti menguraikan, menjabarkan

atau memilih sesuatu hal untuk di jabarkan atau dikelompokkan kembali

berdasarkan kriteria dan kemudian di kaitkan untuk dapat di tafsirkan maknanya.

Berikut definisi-definisi istilah analisis antara lain adalah:

Maith (2013 : 621) mengungkapkan bahwa: “Analisis adalah penguraian

suatu persoalan atau permasalahan serta menjelaskan mengenai hubungan antara

bagian-bagian yang ada di dalamnya untuk selanjutnya diperoleh suatu pengertian

secara keseluruhan”.

Djaeng dan Burhanudin (2016 : 54) mendefinisikan analisis sebagai

berikut:

“Analisis adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu pokok hal


menjadi bagian-bagian atau komponen tertentu sehingga dapat diketahui
ciri-ciri atau karakteristik setiap bagian, bagaimana hubungan antara
bagian-bagian yang ada, serta fungsi masing-masing bagian terhadap
keseluruhan pokok hal tersebut”.

Sugiarti (2013 : 18) mengungkapkan bahwa: “Analisis adalah suatu proses

yang menghasilkan spesifikasi perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan

sistem".

Dari beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa analisis merupakan

suatu kegiatan untuk menjabarkan, menjelaskan atau menguraikan beberapa

pokok hal, persoalan maupun permasalahan menjadi beberapa bagian atau

8
9

komponen tertentu untuk mengetahui hubungan yang ada sehingga dapat

memberikan penjelasan secara keseluruhan tentang pokok hal, persoalan maupun

permasalahan tersebut.

2.2 KUALITAS

Kualitas adalah kegiatan untuk menyatakan nilai dari suatu produk atau

jasa yang diberikan kepada konsumen. Kualitas sendiri memiliki banyak kriteria

yang berubah seacara terus menerus. Orang yang berbeda akan menilai dengan

kriteria yang berlainan pula. Berikut definisi-definisi istilah kualitas antara lain

adalah:

Wijaya (2018 : 9) mendefinisikan kualitas sebagai berikut:

“Kualitas merupakan sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan. Artinya,


kualitas didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan atau konsumen
terhadap barang atau jasa yang diukur berdasarkan persyaratan-persyaratan
atau artibut-artibut tertentu”.

Febriyanto (2011 : 54) mengungkapkan bahwa: “Kualitas merupakan

faktor utama yang harus dimiliki oleh suatu institusi dalam memberikan

produknya, baik berupa barang ataupun jasa”.

Febriyanto (2011 : 54) menyatakan bahwa: “Kualitas sangat erat

hubungannya dengan faktor kepuasan konsumen, apalagi dalam bisnis jasa, yang

notabene konsumen akan mendapati dan menggunakan serta mengkonsumsi

langsung produknya, yaitu berupa jasa pelayanan”.

Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa kualitas merupakan tolak ukur

nilai atas kepuasan konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang diberikan
10

dimana kepuasan dapat diukur berdasarkan persyaratan dan artibut-artibut

tertentu.

2.3 WEBSITE

2.3.1 Definisi Website

Website adalah sekumpulan halaman yang dapat diakses dengan bantuan

perangkat keras yang terhubung dengan internet dimana halaman tersebut

berisikan informasi yang bermanfaat bagi pengunjung website tersebut. Berikut

definisi-definisi istilah website antara lain adalah:

Hastanti et al. (2015 : 1) mengungkapkan bahwa: “Website merupakan

kumpulan halaman-halaman yang berisi informasi yang disimpan diinternet yang

bisa diakses atau dilihat melalui jaringan internet pada perangkat-perangkat yang

bisa mengakses internet itu sendiri seperti komputer”.

Alhasanah et al. (2014 : 4) mendefinisikan website sebagai berikut:

“Web adalah sistem informasi yang tersaji dalam bentuk hiperteks yang
dapat menyimpan, mengambil, memindahkan, memformat, dan
menampilkan informasi serta komunikasi jarak jauh secara digital
menggunakan internet”.

Abbas (2013 : 2) mendefinisikan website sebagai berikut:

“Website disebut juga site, situs, situs web atau portal. Merupakan
kumpulan halaman web yang berhubungan antara satu dengan lainnya,
halaman pertama sebuah website adalah home page, sedangkan halaman
demi halamannya secara mandiri disebut web page, dengan kata lain
website adalah situs yang dapat diakses dan dilihat oleh para pengguna
internet diseluruh dunia”.

Prasetyo (2015 : 21) mengungkapkan bahwa: “Website merupakan media

informasi yang dapat di akses oleh siapa pun dalam suatu jaringan internet”.
11

Hidayat (2010 : 2) mendefinisikan website sebagai berikut:

“Website atau situs dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman


yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau
gerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya, baik yang
bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan
yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-
jaringan halaman”.

Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa website merupakan media

informasi yang memiliki kumpulan halaman-halaman berisi teks, gambar,

animasi, suara atau gabungan dari semuanya yang saling berkaitan di internet

yang dapat di akses oleh siapa saja dengan bantuan perangkat-perangkat yang bisa

terhubung dengan internet tanpa dibatasi oleh tempat dan waktu.

2.3.2 Sejarah Website

Sebuah website dapat berupa hasil kerja baik individu maupun

organisasi/perusahaan. Website biasanya menyajikan topik secara khusus untuk

kepentingan tertentu. Bahkan website berisi hypelink yang akan menghubungkan

ke website lain. Berikut awal sejarah singkat terbentuknya website:

Hernita P (2010 : 1-2) menyatakan bahwa:

“Penemu website adalah Sir Timothy John ‘Tim’ Berners-lee, sedangkan


website yang tersambung dengan jaringan pertama kali muncul pada tahun
1991. Pada awalnya, Tim menciptakan website dengan tujuan untuk
mempermudah arus pertukaran dan memperbarui informasi kepada sesama
peneliti di CERN, tempat dia bekerja. Pada tanggal 30 April 1993, CERN
menginformasikan bahwa WWW dapat digunakan gratis oleh semua
orang. Website ditulis atau secara dinamik dikonversi menjadi HTML
(Hyper Text Markup Language) dan diakses melalui sebuah program
software yang biasa disebut web browser. Halaman web dapat dilihat atau
diakses melalui jaringan komputer dan internet, sedangkan perangkatnya
bisa berupa personal komputer, laptop, PDA maupun cell phone”.
12

2.3.3 Jenis-Jenis Website

Website memiliki jenis-jenis yang berbeda satu sama lain, website secara

umum terbagi menjadi 2 jenis. Website berdasarkan sifat atau style-nya (Hidayat,

2010 : 3-4) terbagi atas:

1. Website dinamis, merupakan sebuah website yang menyediakan content

atau isi yang selalu berubah-ubah setiap saat. Bahasa pemograman yang

digunakan antara lain PHP, ASP, .NET dan memanfaatkan database

MySQL atau MS SQL. Misalnya website www.artikel-it.com,

www.detik.com, www.technomobile.co.cc, www.polinpdg.ac.id dan lain-

lain.

2. Website statis, merupakan website yang content-nya sangat jarang diubah.

Bahasa pemograman yang digunakan adalah HTML dan belum

memanfaatkan database. Misalnya: web profile organisasi, dan lain-lain.

Web juga memiliki beberapa jenis berdasarkan fungsinya yang dapat

terbagi atas:

a) Personal website, website yang berisi informasi pribadi seseorang.

b) Commercial website , webiste yang dimiliki oleh sebuah perusahaan yang

bersifat bisnis.

c) Government website, website yang dimiliki oleh instansi pemerintahan,

pendidikan yang bertujuan memberikan pelayanan kepada pengguna.

d) Non-propit organization website, dimiliki oleh organisasi yang bersifat

non-profit atau tidak bersifat bisnis.


13

2.3.4 Perkembangan Website

Dalam perkembangannya hingga saat ini, teknologi berbasis web telah

memiliki kurang lebih tiga phase perkembangan/generasi yakni dimulai dari web

1.0, web 2.0, web 3.0/web semantic:

1. Web 1.0

Rerung (2018 : 2) menyatakan bahwa:

“Merupakan teknologi web gerenasi pertama yang merupakan revolusi


baru didunia internet karena telah mengubah cara kerja dunia industri dan
media. Secara umum, web 1.0 dikembangkan untuk pengaksesan
informasi dan memiliki sifat yang interaktif. Secara garis besar sifat web
1.0 adalah read”.

2. Web 2.0

Rerung (2018 : 2-3) menyatakan bahwa:

“Istilah web 2.0 pertama kali diperkenalkan oleh O’Reily Media pada
tahun 2004 sebagai teknologi web generasi kedua yang mengedepankan
kolaborasi dan sharing informasi secara daring. Sifat web 2.0 adalah read-
write. Era 2.0 tidak membutuhkan orang jenius yang hanya berkutat
sendiri di ruang tertutup atau laboratorium untuk membuat teknologi baru
yang dipatenkan agar membuat dirinya menjadi terkenal. Tapi era ini lebih
membutuhkan orang untuk saling berbagi ilmu, pengalaman atau lainnya
sehingga terbentuk komunitas daring besar yang menghapus sifat-sifat
individu. Berbagai layanan berbasis web seperti jejaring sosial, wiki dan
folksonomies merupakan teknologi web 2.0 yang menambah interaktifitas
di antara para pengguna web. Yang menjadi kunci perbedaan dalam web
2.0 dan web 1.0 adalah keterbatasan pada web 1.0 yang mengharuskan
pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu
persatu konten di dalamnya. Sedangkan web 2.0 memungkinkan pengguna
internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke
alamat situs yang bersangkutan. Kemampuan web 2.0 dalam melakukan
aktivitas drag and drop, auto complete, chat, voice dapat dilakukan
layaknya aplikasi desktop”.
14

3. Web 3.0

Fatmawati (2015 : 54) menyatakan bahwa:

“Istilah web 3.0 pertama kali dikemukanan oleh John Markoff tahun 2006
di New York. Apabila dibanding dengan web 1.0 dan web 2.0, maka web
3.0 jelas lebih bagus dan semakin cerdas. Dalam web 3.0, sumber daya
diidentifikasi oleh pengenal global yang dikenal dengan Uniform Resource
Identifier (URI). Artinya dapat menyajikan informasi yang tersedia dalam
suatu jaringan internet. Namun demikian, meskipun nama-nama web
menjadi berbeda karena disesuaikan dengan perkembangannya, tetapi
semuanya secara fundamental memiliki dasar yang sama. Hanya saja
seperti versi sebelumnya, konsensus tentang definisi untuk web 3.0
bervariasi, termasuk mengenai nama lain yang muncul, seperti: semantic
web; transcendent web, dan web of things. Konten internet menjadi lebih
beragam dan volume data yang tersedia menjadi lebih terbuka. Web 3.0
telah terintegrasi secara online melalui generasi baru seperti halnya pada
aplikasi sosial media, web semantik, dan mempunyai karakter kalau
sistemnya lebih mudah dalam menemukan dan berbagi informasi”.

2.3.5 Contoh-Contoh Website

Contoh-contoh dari website ini menggambarkan tampilan dari masing-

masing jenis website yang secara umum terbagi menjadi 2, berikut tampilan web

berdasarkan sifat atau style-nya yaitu:

a. Website dinamis

Gambar 2.1 Tampilan Website Detikcom (htps://m.www.detik.com/


15

Gambar 2.2 Tampilan Website Politeknik Negeri Padang

(http://www.pnp.ac.id/)

b. . Website statis

Gambar 2.3 Tampilan Website CV. Djamboe WebDesign

(http://gufron.com/)
16

Gambar 2.4 Tampilan Website DomainMarket.com

(https://www.domainmarket.com)

Berikut ini tampilan dari masing-masing jenis-jenis web berdasarkan

fungsinya yaitu:

a. Personal website

Gambar 2.5 Tampilan Website The Naked Traveler

(https://naked-traveler.com/)
17

b. Commercial website

Gambar 2.6 Tampilan Website Tokopedia (https://www.tokopedia.com/)

c. Government website

Gambar 2.7 Tampilan Website Indonesia.go.id (https://indonesia.go.id/)


18

d. Non-propit organization website

Gambar 2.8 Tampilan Website Indonesia Corruption Watch

(https://antikorupsi.org)

2.3.6 Ciri-Ciri Website

Untuk mendapatkan website yang lebih baik, maka pengamatan dapat

dilakukan dengan mempertimbangkan ciri-ciri website (Sulianta, 2013 : 48-49)

sebagai berikut:

1. Desain website konsisten antara halaman-halaman website.

2. Antarmuka yang ramah pengguna.

3. Dapat di askes dengan cepat. Website yang baik menyajikan konten

dengan format atau ukuran file yang memadai untuk diakses web internet

tanpa harus menunggu (proses muat/load) lama.

4. Navigasi yang memudahkan pengunjung untuk beralih dari satu halaman

ke halmana lain. Pengaksesan informasi pada website tidak membuat


19

pengunjung tersesat dalam mencari konten yang diinginkan. Menu bar dan

dropdown menu memudahkan pengguna mengakses konten web.

5. Penyaji konten yang baik dengan informasi yang bermanfaat. Website

yang baik tidak mengambil konten website lain dan penataan konten dibuat

dengan memperhatikan detail, misalnya judul, kata kunci, tanggal

pembuatan, keberadaan gambar, identitas orang yang membuat atau

berkontribusi pada artikel, dsb.

6. Menyertakan atau terintegrasi jejaring sosial sebagai sarana menjaring

audiensi. Hal ini menandakan bahwa website yang dibuat pada dasarnya

peduli dan ingin memberikan informasi yang berharga pada audiens.

7. Website yang baik akan terdaftar pada indeks mesin pencarian populer dan

menduduki peringkat pada beberapa halaman pertama mesin pencarian.

8. Website yang baik memiliki jumlah pengunjung tinggi dengan web traffic

yang juga tinggi.

9. Kompatible dengan ragam web browser populer, seperti Firefox, Google

Chrome, Internet Explorer, Safari dan Opera.

10. Mendefinisikan asal usul atau tujuan dibuatnya website dengan seksama.

11. Menyediakan kontak informasi yang ditujukan sebagai media jika

pengunjung hendak berkomunikasi dengan orang, perusahaan, atau

administrator website. Kesulitan, kendala, pemohonan ijin, serta

kebutuhan lainnya dapat dikomunikasikan oleh pengguna via kontak

informasi dengan pemilik website.


20

12. Menyediakan FAQ, Term of use, dan privacy policy yang menjadi standar

dan kebijakan dalam mengakses konten web.

13. Jika website tersebut ditujukan untuk transaksi online atau melibatkan

informasi personal pengunjung, biasanya menyertakan pula pengamanan

SSL seperti VeriSign, TrustE, GeoTrust, atau Entrust.

2.4 KUALITAS WEBSITE

Kualitas website adalah nilai ukur untuk mengukur nilai dari suatu website

apakah telah sesuai dengan kebutuhan pengguna atau harus dilakukan perbaikan

sehingga website dapat lebih baik kedepannya.

Alhasanah et al. (2014 : 2) menyatakan bahwa: “Pengukuran kualitas web

yang dilakukan oleh konsumen akan membantu perusahaan untuk dapat

melakukan pemeliharaan dan perbaikan terhadap website untuk meningkatkan

pelayanan terhadap konsumennya”.

Sastika (2016 : 651) menyatakan bahwa:

“Kualitas dari sebuah website yang bagus itu dapat dilihat dan diukur
melalui tiga dimensi kualitas website yaitu kualitas pengguna yang
mencakup kemudahan untuk digunakan, dimengerti, ditelusuri, digunakan,
menarik, tampilan bagus, kompetensi baik, memberi pengalaman baru
yang baik. Kemudian kualitas informasi dimana mencakup hal-hal
informasi yang akurat, terpercaya, up to date, sesuai topik bahasan, mudah
dimengerti, detail, dan disampaikan dalam format desain yang sesuai. Dan
yang terakhir kualitas interaksi yaitu mencakup kemampuan memberi rasa
aman pada konsumen saat transaksi, memiliki reputasi yang baik, mampu
memudahkan komunikasi, menciptakan perasaan emosional yang lebih
personal, memiliki kepercayaan dalam menyimpan informasi pribadi user,
menciptakan komunitas yang lebih spesifik, menepati janji yang
disampaikan”.
21

Hapsaria dan Priyadi (2017 : 67) menyatakan bahwa: “Kualitas website

akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan penggunanya itu sendiri.

Semakin tinggi kualitas suatu website, maka akan semakin banyak pengguna yang

mengakses website tersebut”.

Napitupulu (2016 : 52) menyatakan bahwa:

“Peningkatan kualitas layanan berbasis web merupakan suatu upaya yang


harus dilakukan secara berkesinambungan untuk meyakinkan pengguna
agar tetap menggunakan layanannya sehingga pada gilirannya dapat
memberikan kepuasan kepada penggunanya”.

Nada dan Wibowo (2015 : 123) menyatakan bahwa:

“Semuanya merupakan pengukuran user satisfaction (kepuasan


pengguna) terhadap kualitas dari website tersebut. Dari hasil pengukuran
tersebut, diharapkan bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan popularitas
dari website dan juga memunculkan rekomendasi untuk para developer
dan pengelola untuk meningkatkan kualitas dan pengembangan website”.

Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa kualitas website merupakan

suatu pengukuran yang dilakukan oleh konsumen agar dapat membantu dalam

pemeliharaan dan perbaikan website untuk meningkatkan layanan kepuasan

pengguna terhadap kualitas dari website tersebut.

2.5 KORAN DIGITAL

Koran elektronik atau disebut juga koran digital adalah surat kabar dalam

format elektronik yang dapat diakses dengan komputer atau ponsel cerdas. Karena

perkembangan teknologi, koran yang hanya berbentuk cetak, kini tersedia versi

digital atau elektronik dari versi cetak tersebut. Berikut definisi-definisi istilah

koran digital antara lain adalah:


22

Kusmanto dan Subagio (2017) mengungkapkan bahwa: “Elektronik atau

dalam bahasa Inggris disebut electronic paper, adalah surat kabar dalam format

elektronik yang dapat diakses dengan komputer atau smartphone”.

Firmansyah (2015 : 113) mengungkapkan bahwa: “E-newspaper atau yang

biasa disebut dengan koran digital adalah sebuah koran yang dapat dibaca melalui

media elektronik seperti lewat tablet ataupun smartphone”.

Fesa (2015 : 146) menyatakan bahwa:

“Sekarang sudah sangat umum bagi sebuah surat kabar memiliki e-papers
atau koran digital dimana beberapa layanannya disajikan secara cuma-
cuma bagi para pembaca atau konsumen. Budaya membaca sebagian
konsumen juga sudah beralih ke media digital, khususnya anak-anak muda
yang biasanya selalu mengikuti perkembangan teknologi digital.
Fenomena yang umum adalah, para konsumen sekarang sudah terbiasa
dengan cara pencarian yang tematik dalam mendapatkan informasi berita.
Hanya dengan menggunakan perangkat keras (gadget) dan layanan
internet dari provider telekomunikasi, mereka dapat mencari (searching
atau browsing) hanya informasi yang dibutuhkannya. Hal ini pun
mendorong para perusahaan surat kabar (dengan terpaksa) menyediakan
fasilitas berita sesuai dengan kategori-kategori tertentu yang dibutuhkan
oleh para pembaca dan konsumen”.

Kusmanto dan Subagio (2017) menyatakan bahwa:

“Dari segi fisik semua produk dimata konsumen memiliki keunggulan


sama. Hanya saja tidak semua produk surat kabar menerbitkan versi digital
atau dalam bentuk epaper. Meski demikian, hal ini menunjukan bahwa
kompetisi yang terjadi sangat ketat dan mengharuskan perusahaan untuk
perlu usaha khusus agar tetap mampu bersaing. Faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen yaitu, faktor ekstern meliputi budaya
dan sub budaya, kelas sosial, kelompok referensi, dan keluarga. Sedangkan
faktor intern meliputi motivasi, sikap konsumen, demografi yang meliputi
usia, pendidikan, pembelajaran dan lain-lain. Faktor-faktor itulah yang
menjadi pertimbangan konsumen dalam keputusan penggunaan surat kabar
baik cetak maupun digital. Perusahaan harus memahami apa yang menjadi
pembeda dari faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam proses
pengambilan keputusan. Budaya menjadi hal yang mempengaruhi kedua
hal tersebut. Meski dikatakan lebih praktis dan cepat, beberapa masyarakat
Indonesia juga masih mengkonsumsi media secara cetak. Dilihat dari
faktor pribadi, penggunaan koran cetak dan koran digital pastinya berbeda
23

sudut pandang. Di negara-negara maju dengan segala perkembangan tentu


wajar apabila hampir seluruh masyarakat (para pembaca) mengonsumsi
lebih besar berita online. Faktor psikologis konsumen harus dapat
ditangkap secara cermat oleh penerbit surat kabar. Aspek psikologis
konsumen menjadi masalah yang sangat penting untuk menempatkan
posisi produk karena dari satu obyek rangsang yang sama dapat dihasilkan
dua perkiraan dari dua individu yang berbeda. Aspek psikologis konsumen
yang terbentuk dari serangkaian informasi dan atribut yang terkait dengan
produk atau jasa, bisa bersifat intrinsik (terkait langsung dengan produk
seperti warna, ukuran dan lainlain) dan ekstrinsik (tidak terkait langsung
dengan produk seperti penempatan produk, harga, citra, layanan, atau
pesan promosi/iklan)”.

Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa koran digital merupakan surat

kabar atau koran yang disajikan dalam bentuk format elektronik melalui

smartphone, komputer ataupun tablet dengan bantuan jaringan internet sehingga

memudahkan pembaca koran untuk dapat memperoleh informasi tanpa dibatasi

oleh tempat dan waktu.

2.6 WEBQUAL

2.6.1 Definisi WebQual

WebQual adalah salah satu dari banyak metode pengukuran kualitas

website yang bisa digunakan saat ini berdasarkan pendapat atau presepsi dari

pengguna akhir website. Berikut definisi-definisi istilah WebQual antara lain

adalah:

Abbas (2013 : 4) mendefinisikan WebQual sebagai berikut:

“WebQual adalah suatu pengukuran untuk mengukur kualitas dari sebuah


website berdasarkan instrument-instrumen penelitian yang dapat
dikategorikan kedalam tiga variable yaitu : usability, information quality,
dan services interaction. Kesemuanya adalah pengukuran kepuasan
konsumen atau user terhadap kualitas dari website tersebut”.
24

Alhasanah et al. (2014 : 4) mengungkapkan bahwa: “ WebQual adalah alat

untuk mengukur kegunaan, kualitas informasi dan kualitas interaksi layanan

pelayanan pada web”.

Sastika (2016 : 652) mengungkapkan bahwa: “WebQual merupakan salah

satu metode pengukuran kualitas website berdasarkan persepsi pengguna akhir.

WebQual ini merupakan pengembangan dari ServQual yang telah banyak

digunakan untuk pengukuran kualitas jasa”.

Dari beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa WebQual

merupakan salah satu metode untuk mengukur kualitas dari sebuah website

dengan menggunakan tiga variabel yaitu usability, information quality, dan

services interaction terhadap kepuasaan pengguna sehingga membantu website

dalam memperbaiki dan memelihara website agar lebih baik kedepanya.

2.6.2 Perkembangan WebQual

WebQual telah dikembangkan sejak tahun 1998 dan telah mengalami

beberapa iterasi dalam penyusunan butir-butir pertanyaannya. WebQual telah

digunakan untuk mengukur kualitas website UK Bussiness School, toko buku

online dan website pemerintahan. Pengembangan WebQual telah mencapai versi

4.0. Berikut penjelasan perkembangan WebQual (Sastika, 2016 : 652-653)

sebagai berikut:

1. Pada versi WebQual 1.0, WebQual hanya kuat pada information quality,

dimensinya adalah ease of use, experience, information, communication

dan integration, alternatif pada WebQual 1.0 diujikan dengan metode pilot
25

kuesioner sebelum diujikan pada populasi yang lebih besar dan dengan 24

pertanyaan untuk menguji kualitas situs UK Bussines School dengan

mengikuti standar dari QFD.

2. Pada WebQual 2.0 dilakukan perbaikan pada persepektif interaction dan

mengalami perubahan yang signifikan alternatif WebQual 1.0 dan mulai

dilakukan perbandingan dengan ServQual, diujikan pada domain toko

buku online amazon, blackwells dan internet bookshop dan menghasilkan

bahwa tingkat interaktif dari web mempengaruhi pembelian melalui

internet.

3. Pada WebQual 3.0 dimensinya adalah web information quality (accurate,

timely, reliable), web interaction quality (good reputation, safe to

transact, personal data secure, will deliver as promise) site design quality

(easy to navigate, attractive appearance, project a sense of competency)

tes dilakukan pada beberapa domain lelang online.

4. Pada WebQual 4.0 disusun berdasarkan pada penelitian tiga area yaitu:

kualitas informasi dari sistem informasi, kualitas interaksi dan usability

dari human computer interaction. Persepsi pengguna terdiri dari dua

bagian yaitu persepsi layanan yang diterima (aktual) dan tingkat harapan

(ideal), website yang bermutu dapat dilihat dari tingkat persepsi layanan

aktual yang tinggi dan kesenjangan antara persepsi aktual dan ideal yang

rendah.

Penjabaran instrument pada WebQual 4.0 dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:
26

Tabel 2.1 The WebQual 4.0 Instrument (Barnes dan Vidgen, 2006 : 768)

Category WebQual 4.0 Question Pertanyaan WebQual 4.0


Usability 1. I find the site easy to learn 1. Saya merasa situs mudah
to operate dipelajari untuk dioperasikan
2. My interaction with the site 2. Interaksi saya dengan situs
is clear and understandable jelas dan dapat dimengerti
3. I find the site easy to 3. Saya merasa situs mudah
navigate untuk bernavigasi
4. I find the site easy to use 4. Saya merasa situs mudah
5. The site has an attractive untuk digunakan
appearance 5. Situs ini memiliki penampilan
6. The design in appropriate yang menarik
to the type of site 6. Desain sesuai dengan jenis
7. The site conveys a sense of situs
competency 7. Situs menyampaikan rasa
8. The site creates a positive kompetensi
experience for me 8. Situs ini menciptakan
pengalaman positif bagi saya
Information 9. Provides accurate 9. Menyediakan informasi yang
Quality information akurat
10. Provides believable 10. Menyediakan informasi yang
information dapat dipercaya
11. Provides timely information 11. Menyediakan informasi tepat
12. Provides relevant waktu
information 12. Menyediakan informasi yang
13. Provides easy to understand relevan
information 13. Menyediakan informasi yang
14. Provides information at the mudah dimengerti
right level of detail 14. Menyediakan informasi pada
15. Presents the information in tingkat detail yang tepat
an appropriate format 15. Menyajikan informasi dalam
format yang sesuai
Service 16. Has a good reputation 16. Memiliki reputasi yang baik
Interaction 17. It feels safe to complete 17. Merasa aman untuk
transactions menyelesaikan transaksi
18. My personal information 18. Informasi pribadi saya terasa
feels secure aman
19. Create a sense of 19. Menciptakan rasa personali-
personalization sasi
20. Conveys a sense of 20. Menyampaikan rasa komuni-
community tas
21. Makes it easy to 21. Memudahkan berkomunikasi
communicate with the dengan organisasi
organization 22. Saya merasa yakin bahwa
27

22. I feel confident that barang / jasa akan dikirimkan


good/services will be seperti yang dijanjikan
delivered as promised
Overall 23. Overall view of the Web site 23. Tampilan keseluruhan situs
web

2.7 POPULASI , SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

Banyaknya populasi dapat menentukan teknik pengambilan sampel yang

akan digunakan, sampel merupakan sebagaian dari populasi yang mewakili

seluruh bagian dari populasi yang ada. Teknik pengambilan sampel menentukan

banyaknya populasi yang dibutuhkan.

Atika dan Tarigan (2014 : 21) mengungkapkan bahwa: “Populasi adalah

kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji”.

Jenis populasi terbagi dua (Siregar, 2014 : 56) yaitu:

1. Populasi finit, artinya jumlah individu ditentukan.

2. Populasi infinit, artinya jumlah individu tidak terhingga atau tidak

diketahui dengan pasti.

Siregar (2014 : 56) mengungkapkan bahwa: “Sampel adalah suatu

prosedur pengambilan data, di mana hanya sebagian populasi saja yang diambil

dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu

populasi".

Pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability

sampling dengan jenis simple purposive sampling.

Siregar (2014 : 60) menyatakan bahwa:

“Dalam non probability sampling, setiap unsur yang terdapat dalam


populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih
sebagai sampel, bahkan probilitas anggota tertentu untuk terpilih tidak
28

diketahui. Sedangkan purposive sampling merupakan metode penetapan


responden untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria
tertentu”.

Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah pengguna website Jambi

Independent tetapi karena jumlah pengguna yang selalu berubah, sehingga untuk

pengambilan sampel mengalami kesulitan dalam menentukan jumlah populasi

pengguna website.

Hair et al, (2014 : 100) menyatakan bahwa:

“Mengenai pertanyaan ukuran sampel, peneliti umumnya tidak akan


menganalisis faktor sampel kurang dari 50 pengamatan, dan sebaiknya
ukuran sampel harus 100 atau lebih besar. Sebagai aturan umum,
minimum adalah memiliki setidaknya 5 kali lebih banyak pengamatan dari
jumlah variabel yang akan dianalisis”.

Indikator dalam penelitian ini terdiri dari 3 variabel bebas dan 1 variabel

terikat. Total pertanyaan dalam penelitian ini adalah 25 pertanyaan, sehingga

minimal ukuran sampel penelitian ini adalah :

25 x 5 = 125

Jadi jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 125

responden. Namun, besarnya sampel yang ditetapkan adalah 150 orang untuk

mengurangi kesalahan.

2.8 SKALA LIKERT

Skala likert adalah skala yang pada umumnya digunakan dalam

angket/kuesioner dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset

maupun survei.
29

Sarjono dan Julianita (2011 : 6) mendefinisikan skala likert sebagai

berikut:

“Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,


pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang terhadap suatu
kejadian atau keadaan sosial, dimana variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak untuk menyusun item-item pernyataan”.

Satu indikator cukup diwakili dengan suatu pernyataan dan jawaban dari

setiap pernyataan yang menggunakan skala likert mempunyai tingkatan dari

sangat positif menjadi sangat negatif. Kelebihan dari skala likert dibandingkan

dengan model skala sikap lainnya adalah:

a. Skala likert mudah dibuat dan diterapkan.

b. Terdapat kebebasan dalam membuat pernyataan selama pernyataan masih

sesuai dengan konteks permasalahan dan indikator.

c. Mampu memperjelas item pernyataan karena jawaban berupa alternatif

(permasalahan).

Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala likert, prosedur

pengukurannya disebutkan (Lestari dan Priandini, 2018 : 37) sebagai berikut:

1) Responden diminta menjawab pertanyaan yang telah disediakan dan

dipergunakan sebagai dasar apakah responden masuk ke dalam kriteria

atau tidak.

2) Responden diminta untuk menyatakan setuju atau tidak terhadap

pertanyaan yang diajukan peneliti atas dasar persepsi masing-masing

responden.
30

3) Pemberian nilai (scoring) untuk pilihan jawaban pada tiap pertanyaan dan

pernyataan dalam kuesioner dapat digambarkan dalam tabel skor.

Agustina (2016 : 49) menyatakan bahwa:


“Pertanyaan-pertanyaan pada angket tertutup dibuat dengan skala likert
dengan 1-5. Skor 1-5 digunakan peneliti karena lebih sederhana dan
memiliki nilai tengah yang digunakan untuk menjelaskan keragu-raguan
atau netral dalam memilih jawaban. Oleh karena itu skala likert ini lazim
digunakan di Indonesia untuk yang mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang”.
Untuk analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor yang

ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 2.2 Skala Likert (Agustina 2016 : 49)

Pilihan Jawaban Skor


Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1

2.9 VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Validitas merupakan uji yang digunakan untuk mementukan apakah

kuesioner yang ada sesuai atau valid. Sedangkan uji realiabilitas merupakan uji

yang digunakan untuk melihat tingkat kehandalan atau konsitensi dari kuesioner.

A. Validitas

Zamani et al., (2016 : 3) menyatakan bahwa:

“Uji validitas dapat dilakukan menggunakan analisis pada masing-masing


variabel yaitu penggunaan (X1), kualitas informasi (X2), kualitas interaksi
(X3), kepuasan pengguna (Y) melalui program SPSS. Uji validitas
digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya kesesuaian kuesioner. Uji
validitas product momen pearson correlation digunakan untuk
mengkorelasikan atau menghubungakan antara masing-masing item skor
dengan total skor yang diperoleh dalam penelitian”.
31

Monalisa (2016 : 184) menyatakan bahwa: “Uji validitas penelitian

ini menggunakan korelasi parametric dengan uji korelasi product moment

pearson dengan tingkat signifikansi 5% artinya tingkat kepercayaan akan

uji validitas ini 95%”.

Priyatno (2012 : 119) menyatakan bahwa: “Pengujian signifikansi

dilakukan dengan kriteria r tabel pada tingkat signifikansi 0,05 dengan uji

2 sisi. Jika nilai positif dan r hitung ≥ r tabel, maka item dapat dinyatakan

valid (demikian pula sebaliknya)”.

B. Reliabilitas

Zamani et al., (2016 : 4) menyatakan bahwa:

“Uji reliabilitas berfungsi dalam mengetahui tingkat konsistensi suatu alat


ukur yang digunakan dalam penelitian, sehingga kuesioner tersebut bisa
dihandalkan. Uji reliabilitas juga dilakukan dengan menggunakan analisis
pada masing-masing variabel yaitu penggunaan (X1), kualitas informasi
(X2), kualitas interaksi (X3), kepuasan pengguna (Y) melalui program
SPSS. Dasar pengambilan keputusannya adalah jika nilai alpha lebih besar
dari r tabel, maka item–item kuesioner yang digunakan dinyatakan reliabel
atau konsisten”.

Nada dan Wibowo (2015 : 127) menyatakan bahwa: “Uji

reliabilitas dilakukan dengan memeriksa nilai cronbach’s alpha (α).

Koefisien alpha digunakan sebagai ukuran konsistensi internal. Semakin

nilainya mendekati 1, semakin besar konsistensi internal item-item di

dalam kuesioner”.

Priyatno (2012 : 120) menyatakan bahwa: “Uji reliabilitas

merupakan kelanjutan dari uji validitas di mana item yang masuk

pengujian adalah item yang valid saja. Menggunakan batasan 0,6 dapat

ditentukan apakah instrumen reliabel atau tidak”.


32

2.10 UJI ASUMSI KLASIK

Uji asumsi klasik merupakan syarat terlaksananya analisis regresi linear

berganda dalam uji statistika regresi. Tujuan pengujian asumsi klasik ini yaitu

untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki

ketepatan atau konsisten. Berikut adalah uji-uji dalam asumsi klasik sebagai

berikut :

1. Uji Normalitas Data

Monalisa (2016 : 184) menyatakan bahwa:

“Uji normalitas data untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak
dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas Kolmogrov–Smirnov. Dasar
pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni jika nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal dan
sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut
tidak berdistribusi normal”.

2. Uji Multikolinearitas

Tujuan uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

bebas (tidak terjadi multikolinearitas). Jika variabel bebas saling

berkorelasi maka variabel–variabel ini tidak ortogonal adalah variabel

bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.

Dasar pengambilan keputusannya (Monalisa, 2016 : 184-185) yaitu:

a) Jika nilai tolerance lebih besar 0,10 maka tidak terjadi

mutikolinearitas dan jika nilai tolerance lebih kecil atau sama

dengan 0,10 maka terjadi mutikolinearitas.


33

b) Jika nilai VIF lebih kecil 10,00 maka tidak terjadi multikolinearitas

dan jika nilai VIF lebih besar atau sama dengan 10,00 maka terjadi

multikolinearitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah model

regresi linier terdapat korelasi diantara kesalahan pengganggu pada

periode t-1 (sebelumnya). Dalam penelitian ini digunakan uji autokorelasi

dengan Durbin Watson. Dasar pemberian keputusan (Zamani et al., 2016

: 5) yaitu:

a) dU < DW < 4-dU maka H disetujui (tidak terjadi autokorelasi).

b) DW < dL atau DW > 4-dL maka H tidak disetujui (terjadi autoko-

relasi).

c) dL < DW < dU atau 4-dU < DW < 4-dL ,tidak ada keputusan yang

pasti.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan

ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

heteroskedastisitas. Jika varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan berbeda

disebut heteroskedasitas. Dasar pengambilan keputusan pada uji ini

(Monalisa, 2016 : 185) yaitu :


34

a) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 kesimpulannya tidak

terjadi heteroskedasitas.

b) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 kesimpulannya adalah

terjadi heteroskedasitas.

5. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan dalam mengetahui dua variabel apakah

memiliki suatu hubungan yang linier secara signifikan atau tidak. Data

dikatakan baik jika data tersebut memiliki hubungan yang linier antara

variabel (X) dengan variabel (Y). Uji linieritas dapat dilakukan dengan

dua cara (Zamani et al., 2016 : 6) yaitu:

a) Dengan melihat nilai signifikansi pada output SPSS jika nilai sig. >

0,05, maka artinya adalah terdapat hubungan linier secara

signifikan antara variabel X dengan variabel Y.

b) Dengan melihat nilai F hitung dengan F tabel jika nilai F hitung < F

tabel maka artinya adalah terdapat\hubungan linier secara

signifikan antara variabel X dengan variabel Y.

2.11 REGRESI LINIER BERGANDA

Regresi linier berganda adalah model regresi yang sebenarnya sama

dengan analisis regresi linear sederhana, hanya variabel bebasnya memiliki lebih

dari satu variabel yang digunakan. Berikut definisi-definisi istilah regresi linier

berganda antara lain adalah:


35

Priyatno (2012 : 80) mendefinisikan analisis regresi linier berganda

sebagai berikut:

“Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua
atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen yang
digunakan memprediksi atau meramalkan suatu nilai variabel dependen
berdasarkan variabel independen”.

Zamani et al., (2016 : 6) mengungkapkan bahwa: “Analisis regresi linier

merupakan suatu teknik dalam mencari korelasi variabel satu dengan yang lain,

dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik dalam hubungan yang

fungsional”.

Proses menghitung regresi linear berganda ini dilakukan dengan

menggunakan aplikasi SPSS dan rangkuman output dari perhitungan regresi

linear berganda. Rumus regresi linier berganda yaitu:

Y= 𝛼 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 …………………………………………………(2.1)

Keterangan :

Y = variabel dependen yang diramalkan

𝛼 = konstanta

𝑏1 , 𝑏2 dan 𝑏3 = koefisien regresi

𝑋1 , 𝑋 dan 𝑋3 = variabel independen

Pengujian yang dilakukan pada analisis regresi linear berganda yaitu Uji F

dan Uji T. Langkah analisis regresi dan prosedur pengujiannya sebagai berikut:

1. Koefisien Determinasi (𝑅2 )

Khasanah dan Kuswati (2013 : 128) menyatakan bahwa:

“Analisis koefisien determinasi (𝑅2 ) digunakan untuk mengetahui


seberapa besar sumbangan variabel independen terhadap variabel
dependen. Nilai (𝑅2 ) besarnya antara 0 sampai dengan 1. Semakin
36

tinggi nilai (𝑅2 ), hal tersebut menunjukkan semakin besar pengaruh


variabel independen terhadap perubahan atau peningkatan variabel
dependen. Jika nilai (𝑅2 ) sama dengan 1, maka variabel independen
berpengaruh secara sempurna terhadap variabel dependen”.

2. Uji Koefisien Regresi Bersama (Uji F)

Uji F digunakan dalam menguji pengaruh variabel independen

secara bersama–sama terhadap variabel dependen. Dalam prosedur

pengujiannya terdapat hipotesis (Zamani et al., 2016 : 7) yaitu:

𝐻0 : Variabel kualitas penggunaan, kualitas informasi, dan kualitas

interaksi, secara bersama–sama tidak berpengaruh terhadap

kepuasan pengguna.

𝐻1 : Variabel kualitas penggunaan, kualitas informasi, dan kualitas

interaksi secara bersama–sama berpengaruh terhadap kepuasan

pengguna.

Dengan menggunakan taraf signifikansi yang digunakan 0,05.

Dasar pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria pengujian

berdasarkan F hitung dan F tabel (Priyatno, 2012 : 89-90) yaitu:

a) Jika F hitung ≤ F tabel, maka 𝐻0 diterima.

b) Jika F hitung > F tabel, maka 𝐻0 ditolak.

Dan kriteria pengujian berdasarkan signifkan yaitu:

a) Jika signifikan > 0,05, maka 𝐻0 diterima.

b) Jika signifikan < 0,05, maka 𝐻0 ditolak.


37

3. Uji Koefisien Regresi Partial (Uji T)

Zamani et al., (2016 : 7) menyatakan bahwa:

“Uji T digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen secara


parsial terhadap variabel dependen. Dalam prosedur pengujiannya terdapat
beberapa pengujian yaitu pengujian 𝑏1 (kualitas penggunaan), pengujian
𝑏2 (kualitas informasi) dan pengujian 𝑏3 (kualitas interaksi). Taraf
signifikansi yang digunakan 0,05”.

Dasar pengambilan keputusan didasarkan pada kriteria pengujian

berdasarkan T hitung dan T tabel (Priyatno, 2012 : 91) yaitu:

a) Jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka 𝐻0 diterima.

b) Jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka 𝐻0 ditolak.

Dan kriteria pengujian berdasarkan signifkan yaitu:

c) Jika signifikan > 0,05, maka 𝐻0 diterima.

d) Jika signifikan < 0,05, maka 𝐻0 ditolak.

Dari beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa regresi linier

berganda merupakan teknik yang digunakan untuk melihat kelibatkan atau

hubungan antara dua atau lebih variabel bebas (independent) dengan variabel

terikat (dependent).

2.12 HIPOTESIS
Hipotes atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah

yang bersifat praduga yang masih harus dibuktikan kebenarannya. Dugaan

jawaban tersebut merupakan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang bersifat

sementara sehingga memerlukan pengujian.


38

Siregar (2014 : 65) mengungkapkan bahwa: “Hipotesis adalah jawaban

atau dugaan sementara yang harus di uji kebenarannya”. Dalam merumuskan

hipotesis ada beberapa hal yang peru dipertimbangkan antara lain:

1. Hipotesis harus mengekspresikan satu fenomena (satu variabel) atau

mengekspresikan hubungan/pengaruh antara dua variabel atau lebih.

Maksudnya, dalam merumuskan hipotesis untuk mengekspresikan

hubungan/pengaruh seorang peneliti harus setidak-tidaknya mempunyai

dua variabel yang akan dikaji. Kedua variabel tersebut adalah variabel

bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Jika variabel lebih

dari dua, maka biasanya satu variabel terikat dua variabel bebas.

2. Hipotesis harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda, artinya

rumusan hipotesis harus bersifat spesifik dan mengacu pada satu makna

dan tidak boleh menimbulkan penafsiran lain. Jika hipotesis dirumuskan

secara umum, maka hipotesis tersebut tidak dapat diuji secara empiris.

3. Hipotesis harus diuji secara empiris, maksudnya memungkinkan untuk

diungkapkan dalam bentuk operasionalisasi yang dapat di evaluasi

berdasarkan data yang didapatnya secara empriris.

Penelitian ini memiliki tiga hipotesis antara lain:

1. H1: Usability (kegunaan) pada website Jambi Independent berpengaruh

positif langsung terhadap user satisfaction (kepuasan pengguna).

2. H2: Information quality (kualitas informasi) pada website Jambi

Independent berpengaruh positif langsung terhadap user

satisfaction (kepuasan pengguna).


39

3. H3: Service quality (kualitas layanan) pada website Jambi Independent

berpengaruh positif langsung terhadap user satisfaction (kepuasan

pengguna).

Gambar 2.9 Hipotesis Penelitian (Pratama, 2015 : 1652)

2.13 SPSS

Statistical Product and Service Solution atau yang lebih dikenal dengan

sebutan SPSS adalah sebuah software yang digunakan untuk melakukan analisis

statistik. Berikut definisi-definisi istilah SPSS antara lain adalah:

Purnomo (2016 : 21) mengungkapkan bahwa: “SPSS adalah sebuah

program komputer yang digunakan untuk membuat analisis statistika”.

Abbas (2013 : 2) mendefinisikan SPSS sebagai berikut:

“SPSS adalah sebuah software untuk mengolah data statistik yang


penggunaannya cukup mudah bahkan bagi orang yang tidak mengenal
dengan baik teori statistik. Aplkasi SPSS seringkali digunakan untuk
memecahkan problem riset, atau bisnis dalam hal statistik”.
40

Janie (2012 : 1) mengungkapkan bahwa: “SPSS adalah salah satu program

pengolahan statistik yang paling umum digunakan dalam penelitian yang

menggunakan data kuantitatif atau data kualitatif yang dikuantitatifkan”.

SPSS (Statistical Package for the Social Sciences atau Paket Statistik

untuk Ilmu Sosial) versi pertama dirilis pada tahun 1968, diciptakan oleh Norman

Nie, seorang lulusan Fakultas Ilmu Politik dari Stanford University, yang

sekarang menjadi Profesor Peneliti Fakultas Ilmu Politik di Stanford dan Profesor

Emeritus Ilmu Politik di University of Chicago. Semula SPSS hanya digunakan

untuk ilmu sosial saja, tapi perkembangan berikutnya digunakan untuk berbagai

disiplin ilmu sehingga kepanjangannya berubah menjadi “Statistical Product and

Service Solution”. SPSS digunakan oleh peneliti pasar, peneliti kesehatan,

perusahaan survei, pemerintah, peneliti pendidikan, organisasi pemasaran, dan

sebagainya. Selain analisis statistika, manajemen data (seleksi kasus, penajaman

file, pembuatan data turunan) dan dokumentasi data (kamus meta-data ikut

dimasukkan bersama data) juga merupakan fitur-fitur dari software dasar SPSS.

Statistik yang termasuk software dasar SPSS (Purnomo, 2016 : 21-22) yaitu:

a. Statistik deskriptif : tabulasi silang, frekuensi, deskripsi, penelusuran,

statistik deskripsi rasio,

b. Statistik bivariat : rata-rata, t-test, anova, korelasi (bivariat, parsial, jarak),

nonparametric tests,

c. Prediksi hasil numerik : regresi linear,

d. Prediksi untuk mengidentivikasi kelompok : analisis faktor, analisis cluster

(two- step, k-means, hierarkis), diskriminan.


41

Agustina (2016 : 45-46) menyatakan bahwa:

“SPSS sebuah program aplikasi yang memiliki kemampuan analisis


statistik cukup tinggi serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis
dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak-kotak dialog yang
sederhana sehingga mudah untuk dipahami cara pengoperasiannya.
Beberapa aktivitas dapat dilakukan dengan mudah dengan menggunakan
pointing dan clicking mouse”.

Beberapa kemudahan yang lain yang dimiliki SPSS dalam

pengoperasiannya adalah karena SPSS menyediakan beberapa fasilitas (Purnomo,

2016 : 22-24) seperti :

a. Data editor. Merupakan jendela untuk pengolahan data. Data editor

dirancang sedemikian rupa seperti pada aplikasi-aplikasi spreadsheet

untuk mendefinisikan, memasukkan, mengedit, dan menampilkan data.

b. Viewer. Viewer mempermudah pemakai untuk melihat hasil pemrosesan,

menunjukkan atau menghilangkan bagian-bagian tertentu dari output, serta

memudahkan distribusi hasil pengolahan dari SPSS ke aplikasi-aplikasi

yang lain.

c. Multidimensional pivot tables. Hasil pengolahan data akan ditunjukkan

dengan multidimensional pivot tables. Pemakai dapat melakukan

eksplorasi terhdap tabel dengan pengaturan baris, kolom, serta layer.

Pemakai juga dapat dengan mudah melakukan pengaturan kelompok data

dengan melakukan splitting tabel sehingga hanya satu group tertentu saja

yang ditampilkan pada satu waktu.

d. High-resolution graphics. Dengan kemampuan grafikal beresolusi tinggi,

baik untuk menampilkan pie charts, bar charts, histogram, scatterplots, 3-


42

D graphics, akan membuat SPSS tidak hanya mudah dioperasikan tetapi

juga membuat pemakai merasa nyaman dalam pekerjaannya.

e. Database access. Pemakai program ini dapat memperoleh kembali

informasi dari sebuah database dengan menggunakan database wizard

yang disediakannya.

f. Data transformations. Transformasi data akan membantu pemakai data

yang siap untuk dianalisis. Pemakai dapat dengan mudah melakukan

subset data, mengkombinasikan kategori, add, aggregat, merge, split, dan

beberapa perintah transpose files, serta yang lainnya.

g. Electronic distribution. Pengguna dapat mengirimkan laporan secara

elektronik menggunakan sebuah tombol pengiriman data (e-mail) atau

melakukan export tabel dan grafik ke mode HTML sehingga mendukung

distribusi melalui internet dan internet.

h. Online help. SPSS menyediakan fasilitas online help yang akan selalu siap

membantu pemakai dalam melakukan pekerjaannya. Bantuan yang

diberikan dapat berupa petunjuk pengoperasian secara detail, kemudahan

pencarian prosedur yang diinginkan sampai pada contoh-contoh kasus

dalam pengoperasian program ini.

i. Akses data tanpa tempat penyimpanan sementara. Analisis file-file data

yang sangat besar disimpan tanpa membutuhkan tempat penyimpanan

sementara. Hal ini berbeda dengan SPSS sebelum versi 11.5 dimana file

data yang sangat besar dibuat temporary file nya.


43

j. Interface dengan database relasional. Fasilitas ini akan menambah

efisiensi dan memudahkan pekerjaan untuk mengekstrak data dan

menganalisnya dari database relasional.

k. Analisis distribusi. Fasilitas ini diperoleh pada pemakaian SPSS for Server

atau untuk aplikasi multiuser. Kegunaan dari analisis ini adalah apabila

peneliti akan menganalisis file-file data yang sangat besar dapat langsung

me-remote dari server dan memprosesnya sekaligus tanpa harus

memindahkan ke komputer user.

l. Multiple sesi. SPSS memberikan kemampuan untuk melakukan analisis

lebih dari satu file data pada waktu yang bersamaan.

m. Mapping. Visualisasi data dapat dibuat dengan berbagai macam tipe baik

secara konvensional atau interaktif, misalnya dengan menggunakan tipe

bar, pie atau jangkauan nilai, simbol gradual, dan chart.

Dari uraian diatas bisa disimpulkan bahwa SPSS merupakan sebuah

aplikasi yang digunakan untuk membantu memecahkan masalah yang berkaitan

dengan statistika dimana aplikasi ini dapat memudahkan dalam mengelola data.
2.14 PENELITIAN SEJENIS

Penelitian sejenis adalah penelitian dari pendapat orang lain untuk menjadi perbandingan atau acuan bagi penulisan ilmiah

penulis. Pada penyusunan laporan kali ini beberapa penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan ataupun pedoman dalam penulisan

laporan, diantaranya:

Tabel 2.3 Penelitian Sejenis

No Nama,Tahun Judul Metode Hasil Penelitian


1. Prionggo Pengaruh Kualitas WebQual Dalam analisis pengaruh kualitas website terhadap kepuasan pengguna
Hendradi, Toni Website Pt Go-Jek pada PT Go-Jek Indonesia, diperoleh hasil:
Sukendar, dan Indonesia Terhadap 1. Setiap peningkatan kualitas kegunaan pada website, maka akan
Mohammad Kepuasan Pengguna meningkatkan kepuasan pengguna dengan nilai regresi sebesar
Ikhsan Saputro Menggunakan 0,141.
(2017) Metode WebQual 2. Peningkatan kualitas informasi pada website, tidak akan
berbengaruh terhadap kepuasan pengguna dengan nilai regresi
sebesar 0,009.
Kualitas interaksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan mitra atau driver PT Go-Jek Indonesia. Artinya setiap
peningkatan kualitas interaksi pada website, maka akan meningkatkan
kepuasan pengguna dengan nilai regresi sebesar 0.809.
2. Fathur Pengukuran Kualitas WebQual Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
Rohman dan Website Badan 4.0 diambil kesimpulan hal-hal sebagai berikut:
Didik Nasional 1. Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis user satisfaction
Kurniawan Penanggulangan website BNPB adalan usability (kegunaan), information quality
(2017) Bencana (kualitas informasi), dan interaction quality (kualitas interaksi).

44
Menggunakan 2. Usability (kegunaan) website BNPB mempunyai pengaruh positif
WebQual 4.0 secara langsung terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction),
dengan pengaruh sebesar 50,4%.
3. Information quality (kualitas informasi) website BNPB mempunyai
pengaruh positif secara langsung terhadap kepuasan pengguna (user
satisfaction), dengan pengaruh sebesar 50,5%.
4. Interaction quality (kualitas interaksi) website BNPB mempunyai
pengaruh positif secara langsung terhadap kepuasan pengguna (user
satisfaction), dengan pengaruh sebesar 38,1%.
5. Seluruh variabel independen memiliki pengaruh positif terhadap
variabel dependen pada penelitian ini.
3. Syaifullah dan Pengukuran Kualitas WebQual Berdasarkan hasil pengukuran kualitas website menghasilkan
Dicky Oksa Website Menggunakan 4.0 kesimpulan bahwa :
Soemantri Metode WebQual 4.0 1. Kualitas kegunaan (usability) berpengaruh positif dan signifikan
(2016) (Studi Kasus: CV. terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction) dengan nilai regresi
Zamrud Multimedia sebesar 0.37.
Network) 2. Kualitas informasi (information quality) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction) dengan
nilai regresi sebesar 0.52.
3. Kualitas interaksi pelayanan (service interaction) berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna (user
satisfaction) dengan nilai regresi 0.75.
4. Yoga Pratama Pengukuran Kualitas WebQual Berdasarkan analisis terhadap pengujian yang dilakukan dapat
(2015) Website CDC 4.0 disimpulkan bahwa:
Universitas Telkom 1. Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis user satisfaction
Menggunakan Metode website CDC Universitas Telkom adalan usability (kegunaan),
WebQual 4.0 information quality (kualitas informasi), dan service interaction
quality (kualitas interaksi layanan).

45
2. Usability (kegunaan) website CDC mempunyai pengaruh positif
secara langsung terhadap kepuasan pengguna (user satisfaction),
dengan pengaruh sebesar 54,3%.
3. Information quality (kualitas informasi) website CDC mempunyai
pengaruh positif secara langsung terhadap kepuasan pengguna (user
satisfaction), dengan pengaruh sebesar 56,3%.
4. Service interaction quality (kualitas interaksi layanan) website CDC
mempunyai pengaruh positif secara langsung terhadap kepuasan
pengguna (user satisfaction), dengan pengaruh sebesar 56,1%.
5. Seluruh variabel independen memiliki pengaruh positif terhadap
variabel dependen pada penelitian ini.
5. Noora Qotrun Pengukuran Kualitas WebQual Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data dalam penelitian ini,
Nada dan Layanan Sistem 4.0 dari 3 dimensi WebQual 4.0, hanya dimensi kualitas interaksi
Setyoningsih Informasi Akademik (interaction quality) yang dinilai berpengaruh terhadap kepuasan
Wibowo Menggunakan Metode pengguna, sedangkan dimensi kualitas informasi (information quality)
(2015) WebQual 4.0 dan kegunaan (usability) dinilai tidak berpengaruh tehadap kepuasan
pengguna website SIA.
6. Uyun Ilham Analisis Pengaruh WebQual Berdasarkan hasil penelitian menghasilkan kesimpulan kepuasan
Zamani, Kualitas Website Pt pengguna memperoleh hasil:
Dewiyani Badak Lng Terhadap 1. Dari uji Linieritas hubungan antara variabel terhadap kepuasan
Sunarto dan Kepuasan Pengguna pengguna berpengaruh linier secara signifikan.
Ignatius Menggunakan 2. Dari uji regresi diperoleh nilai Y’ = 0,333 + 0,535 X1+ 0,051 X2+
Andrian Metode WebQual 0,487 X3, artinya setiap peningkatan Variabel X akan
Mastan mengakibatkan variabel Y meningkat.
(2016) 3. Dari analisis determinasi dapat diketahui nilai R 2 (Adjusted R
Square) adalah 0,699. Jadi faktor yang berpengaruh dari variabel
independen yaitu 69,9,% sedangkan sisanya sebesar 30,1%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

46
4. Dari hasil analisis uji koefisien regresi secara parsial diperoleh
hasil:
a) Peningkatan kualitas penggunaan pada website maka akan
meningkatkan kepuasan pengguna.
b) Peningkatan kualitas informasi pada website, maka tidak akan
berpengaruh terhadap kepuasan pengguna.
c) Setiap peningkatan kualitas interaksi pada website, maka akan
meningkatkan kepuasan pengguna.
7. Widya Sastika Analisis Pengaruh WebQual 1. Dari hasil penelitian, didapat bahwa pengaruh variabel x yaitu
(2016) Kualitas Website 4.0 website quality dengan mengunakan metode WebQual 4.0 terhadap
(WebQual 4.0) variabel y yaitu keputusan pembelian pada website e-commerce
Terhadap Keputusan Traveloka adalah signifikan.
Pembelian Pada 2. Variabel x yaitu website quality dapat menjelaskan variabel y yaitu
Website E-Commerce keputusan pembelian sebesar 40,5%, sedangkan (10040,5) = 59,5%
Traveloka dipengaruhi variabel-variabel lain.
(Studi Kasus :
Pengguna Traveloka
Di Kota Bandung
Tahun 2015)

Dari penelitian sejenis yang berada di dalam tabel dapat dilihat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang sedang

dikerjakan oleh penulis. Perbedaannya dapat dilihat dari tempat objeknya yang berbeda. Sedangkan persamaannya yaitu melakukan

analisis kualitas suatu website dengan menggunakan metode WebQual. Berdasarkan analisis yang di lakukan menunjukan seberapa

besar pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen.

47
48

Terdapat beberapa kelebihan pada penelitian penulis diantaranya sebagai

berikut :

1. Penelitian ini berjudul analisis kualitas website Jambi Independent

menggunakan metode WebQual 4.0. Dengan menggunakan pengumpulan

data primer melalui kuesioner yang akan diberikan kepada masyarakat

Jambi. Model kuesioner yang digunakan bersifat tertutup yaitu kuesioner

yang telah menyediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih

jawaban yang disediakan dengan cukup mengklik pada jawaban yang ada

pada google forms sesuai pilihan responden dengan menggunakan lima

jawaban yang telah disediakan dan data sekunder berupa buku dan jurnal-

jurnal peneliti terdahulu yang digunakan sebagai pendukung data primer.

2. Minimal jumlah responden 100 orang masyarakat kota Jambi pengguna

website.

3. Teknik sampel yang digunakan yaitu non probabilty sampling dengan

menggunakan salah satu jenisnya yaitu purposive sampling karena jumlah

populasi masyarakat Jambi yang sangat besar dan tidak diketahui secara

pasti.

4. Menggunakan analisis regresi linear berganda dan skala likert.

5. Menunjukan pengaruh antara variabel usability quality, information

quality dan interaction quality manakah yang paling dominan

mempengaruhi variabel kepuasan pengguna.


49

Anda mungkin juga menyukai