Anda di halaman 1dari 5

SEPA : Vol. 7 No.

2 Pebruari 2011 : 80 – 84 ISSN : 1829-9946

COMPETITIVE PROFILE MATRIX


SEBAGAI ALAT ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK ATAU JASA

MOHD. HARISUDIN
Staf Pengajar Program Studi Agribisnis , Fakultas Pertanian UNS

Masuk 18 Februari 2011; Diterima 24 Februari 2011

ABSTRACT

Simple understanding of the strategy is a tool to achieve the goal, but in formulating a good
strategy requires a mechanism that is not simple. This mechanism is not easy to do small and medium
entrepreneurs. Competitive Profile Matrix is one alternative to overcome these business, because in
the Competitive Profile Matrix is known in real comparison between products or services offered to
consumers than competitors' products or services. While alternative strategies can formulate based on
the value of weighted factor. Selection is done by QSPM chosen strategy.

Keywords: CPM, small and medium businesses, critical success factors

PENDAHULUAN manajemen strategi berdasarkan prosesnya


Strategi dalam arti sederhana dapat sehingga mendefinisikan sebagai seni dan
disebut sebagai alat untuk mencapai tujuan. pengetahuan untuk merumuskan,
Pengertian ini terus berkembang seiring mengimplementasikan dan mengevaluasi
luasnya kajian dan permasaahan strategi keputusan-keputusan lintas-fungsional yang
sebagai sebuah kajian. Kajian strategi menjadi memampukan sebuah perusahaan mencapai
semakin penting ketika dikaitkan sebagai tujuannya.
sebuah kajian akademis, yang semula masih Karena strategi merupakan alat untuk
menjadi kajian empirik bisnis menjadi sebuah mencapai tujuan, maka terminologi
kajian yang sistematis dan logis. Dalam manajemen strategi harus memiliki tiga
menstrukturkan mindset strategi menjadi karakter sekaligus, yaitu: menyatu (unified)
kajian akademis maka melahirkan terminologi yaitu menyatukan seluruh bagian dari
baru yaitu manajemen strategi. unit/divisi, menyeluruh (comprehensive) yaitu
Manajemen strategi terus berkembang mencakup seluruh aspek yang terkait dengan
dan perkembangan tersebut selalu diarahkan efektivitas strategi, dan integral (integrated)
untuk menghasilkan berbagai pendekatan yang yaitu seluruh strategi akan cocok atau sesuai
memudahkan perusahaan dalam melakukan seluruh tingkatan (Wahyudi 1996).
penyesuaian guna menjamin keberhasilan Selanjutnya Harisudin (2009) menambahkan
usahanya. Dalam lingkungan bisnis yang lagi dengan satu karakter lagi yaitu efektif
semakin dinamis, bagaimanapun juga (effective) yaitu strategi harus selalu memiliki
perusahaan harus sanggup secara konstan langkah maju atas benchmark yang ditetapkan.
menghadapi perubahan yang demikian cepat Sebagai sebuah kajian, manajemen
(Rainer dan Chaharbaghi, 1995). strategi telah berkembang cepat, dan secara
Glueck dan Jauch (1997) umum disepakati bahwa untuk memahamai
mendefinisikan manajemen strategi sebagai manajemen strategi lebih mudah jika didekati
rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi dalam sebuah proses. Menurut David (2009)
yang menghubungkan keunggulan strategis manajemen strategi terdiri dari tiga tahap yaitu
dengan tantangan lingkungan dan dirancang perumusan strategi, implementasi strategi dan
untuk memastikan bahwa tujuan utama dapat evaluasi strategi. Perumusan strategi terdiri
dicapai melalui pelaksanaan yang tepat. dari serangkaian kegiatan yang terdiri dari
Sedangkan David (2009) mendefinisikan merumuskan visi, misi, menetapkan tujuan

80
Mohd. Harisudin : Competitive Profile Matrix Sebagai Alat Analisis ...

jangka panjang, mengenali peluang dan dan arah strategi sehingga arah besar strategi
ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan dapat difahami secara benar oleh seluruh
kelemahan internal serta memilih strategi pelaksana strategi nantinya. Dengan
tertentu untuk dilaksanakan. Implementasi difahaminya maksud dari strategi ini, maka
strategi sering disebut tahap tindakan seluruh stake holder internal dapat
manajemen strategi dengan mentransformasi merencanakan dalam memberikan kontribusi
strategi yang telah dirumuskan menjadi suatu terbaik bagi perusahaan .
tindakan. Evaluasi strategi adalah tahap akhir Dalam melakukan perumusan strategi
dari manajemen strategi dengan tiga aktivitas ini, David (2009) menjabarkan kedalam tiga
dasar yaitu meninjau faktor-faktor eksternal tahap pelaksanaan dan menggunakan matriks
dan internal yang menjadi dasar strategi, sebagai model analisisnya. Tiga tahapan
mengukur prestasi dan mengambil tindakan kerangka kerja yang dimaksud adalah tahap
korektif. input (the input stage), tahap pencocokan (the
matching stage) dan tahap keputusan (the
MATRIK SWOT DAN MASALAHNYA decision stage). Pada tahap masukan (the input
stage), David (2009) memberi alternatif
Strategi (perusahaan agar berhasil di
pilihan yang nantinya dapat digunakan dalam
pasar) yang tepat harus dimulai dari baiknya
merumuskan alternatif strategi. Ketiga
perumusan strateginya. Tahap ini menurut
alternatif yang ditawarkan adalah Matriks
Wahyudi (1996) adalah merupakan tahap yang
Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor
paling menantang dan menarik dalam proses
Evaluation-EFE), Matriks Evaluasi Faktor
manajemen strategi. Inti pokok dari tahapan ini
Internal (Internal Factor Evaluataion-IFE) dan
adalah menghubungkan suatu perusahaan
matriks profil persaingan (Competitive Profil
dengan lingkungannya dan menciptakan
Matriks –CPM). Selanjutnya EFE dan IFE oleh
strategi-strategi yang cocok untuk
para peneliti lebih sering digunakan secara
dilaksanakan. Proses perumusan strategi
simultan dalam alat analis Matriks SWOT. Hal
terdiri dari empat elemen, yaitu :
ini dimungkinkan karena Matriks SWOT
1. Identifikasi masalah-masalah strategik yang
menurut Harisudin (2009) memiliki kelebihan
dihadapi meliputi lingkungan eksternal dan
dalam hal :
internal.
1. Dapat secara mudah digunakan untuk
2. Pengembangan alternatif-alternatif strategi
memaksimalkan kekuatan dan peluang
yang ada dengan mempertimbangkan
2. Dapat secara mudah mengurangi
strategi yang lain.
kelemahan dan ancaman
3. Evaluasi tiap alternatif strategi.
3. Menghasilkan banyak alternative strategi
4. Penentuan strategi terbaik dari berbagai
yang layak dan sesuai dengan kondisi
alternatif yangt tersedia.
internal perusahaan
Dalam tahap formulasi strategi ini
4. Data yang digunakan fleksibel (bisa
perumus strategi harus menyadari bahwa
kuantitatif ataupun kualitatif)
kegiatan pada tahap ini harus lebih banyak
Namun demikian SWOT juga memiliki
mengedepankan aspek/proses kognitif
kelemahan yang cukup vital, yaitu :
dibanding proses konsepsi semata. Meskipun
1. Tidak adanya urutan skala prioritas dalam
tidak bisa dipungkiri keberhasilan strategi juga
implementasinya
banyak dipengaruhi oleh intuisi perumus
2. Keberhasilan di lapang sangat tergantung
strategi (Harisudin, 2009). Namun aspek
dari “insting bisnis” pelaksana, sehingga
kognitif harus lebih dikedepankan. Kalaupun
lebih bersifat kualitatif.
ada intuisi yang dikembangkan, maka
Kelemahan ini sangat identik dengan
perusmus/arsitek strategi harus mampu
permasalahan yang dihadapi para pengusaha
mentransformasikannya dalam logika berpikir
baru yang belum memiliki banyak pengalaman
yang sistematis kepada pelaksana di tingkat
sehingga masih lemah “insting bisnisnya” serta
bisnis dan fungsional, sehingga seluruh stake
pengusaha kecil menengah. Adanya
holder internal mampu memahami semangat

81
Mohd. Harisudin : Competitive Profile Matrix Sebagai Alat Analisis ...

kelemahan matriks SWOT ini memungkinkan Dengan menyadari 2 hakekat diatas,


untuk mengkaji alat analisis yang lain yaitu maka perumus strategi sebenarnya hanya
matriks profil kompetitif (competitive profile dihadapkan pada sebuah tantangan untuk
matrix-CPM) yang selama ini banyak mengalahkan pesaing di pasar agar produk
ditinggalkan dalam berbagai analisis strategi atau jasa yang ditawarkan diterima konsumen
pemasaran. dan selanjutnya dijadikan sebagai produk atau
jasa yang akan digunakan oleh konsumen.
CPM SEBAGAI ALTERNATIF ALAT Substansi tantangan tersebut perlu dielaborasi
ANALISIS menjadi sebuah kalimat singkat bahwa “pada
dasarnya konsumen memilih produk atau jasa
Dalam persaingan bisnis, mengetahui
yang ditawarkan didasarkan pada faktor
posisi produk atau jasa dalam peta persaingan
penentu keberhasilan yang ditawarkan sesuai
adalah hal yang sangat penting. Pengetahuan
dengan kebutuhannya”. Pada tataran ini, dalam
ini dapat diperoleh melalui analisis lingkungan
melakukan keputusannya konsumen akan
(internal maupun eksternal) perusahaan.
membandingkan faktor penentu keberhasilan
Pengetahuan tersebut dapat berupa informasi
produk atau jasa yang ditawarkan, dan akan
tentang apa yang dibutuhkan pelanggan,
dipilih yang sesuai dengan kebutuhannya.
sumberdaya perusahaan, harga produk atau
Salah satu tools manajemen strategi
jasa kita, kapasitas mesin pabrik, keadaan
yang mampu membantu manajemen untuk
jaringan pemasaran, komposisi sales
menyelidiki dan memetakan posisi pesaing
representative, keadaan jaringan pemasok, hal-
utama dibandingkan dengan perusahaannya
hal yang akan dilakukan oleh para pesaing,
melalui faktor penentu keberhasilan-faktor
serta peluang-peluang yang mungkin ada.
penentu keberhasilan yang dibutuhkannya
Apabila pengetahuan-pengetahuan tersebut
adalah Matriks Profil Kompetitif (Competitive
telah dimiliki dan dapat dikelola dengan baik
Profile Matrix—CPM). CPM adalah sebuah
dan efektif, maka keunggulan kompetitif
alat manajemen strategi yang tepat dalam
perusahaan dapat dicapai dengan mudah.
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
Masalah yang cukup rumit dalam
pesaing utama dalam hubungannya dengan
menganalisis lingkungan persaingan di pasar
posisi strategis produk atau jasa yang
adalah mekanisme yang tidak mudah untuk
ditawarkan. Alat analisis ini digunakan pada
mendapatkan informasi tersebut, apalagi bagi
tahap masukan (input stage). CPM
perusahaan baru ataupun perusahaan kecil.
menunjukkan gambaran yang jelas tentang titik
Kemampuan menyediakan data dari factor-
kuat dan titik lemah relatif produk atau jasa
faktor internal dan eksternal saja mungkin
terhadap pesaing. Penilaian CPM diukur
mudah dipenuhi, namun karena factor-faktor
berdasarkan faktor penentu keberhasilan yang
tersebut harus memiliki benchmarklah yang
diperhatikan konsumen, dimana setiap faktor
menjadikan informasi yang dibutuhkan
penentu keberhasilan yang diukur digunakan
perusahaan menjadi sulit dipenuhi (Harisudin,
skala pengukuran yang sama sehingga
2009). Untuk itu perlu dicari terobosan yang
diperoleh komparasi diantara seluruh faktor
tetap memiliki efektivitas tinggi. Sebelum
penentu keberhasilan yang dinilai.
membahas tentang permasalahan tersebut,
yang perlu disadari oleh para perumus strategi
KOMPONEN COMPETITIVE PROFILE
adalah memahami dengan benar bahwa :
MATRIX
1. Tujuan dari membuat strategi adalah
dalam rangka memastikan strategi yang Matriks Profil Kompetitif menurut
akan dirumuskan memiliki efektivitas yang Widodo (2010) yang telah dimodifikasi terdiri
tinggi. dari komponen-komponen berikut :
2. Di pasar produk atau jasa yang akan 1. Faktor Penentu Keberhasilan (Critical
ditawarkan kepada konsumen memiliki Success Factors)
pesaing utama Faktor penentu keberhasilan merupakan
faktor-faktor terpenting yang

82
Mohd. Harisudin : Competitive Profile Matrix Sebagai Alat Analisis ...

mempengaruhi keberhasilan produk atau d. Respon diatas rata-rata terhadap faktor


jasa di pasar. Faktor-faktor tersebut penentu keberhasilan diberi nilai 3,
ditentukan setelah dilakukan analisis yang artinya faktor tersebut menjadi kekuatan
mendalam mengenai faktor-faktor yang minor produk atau jasa yang ditawarkan.
dianggap penting oleh konsumen sehingga e. Respon perusahaan yang superior
konsumen memilih produk atau jasa yang terhadap faktor penentu keberhasilan
ditawarkan. Faktor penentu keberhasilan diberi nilai 4, artinya faktor tersebut
yang memiliki peringkat lebih tinggi menjadi kekuatan utama produk atau
dibanding pesaingnya menunjukkan bahwa jasa yang ditawarkan.
faktor yang dinilai tersebut lebih diterima 3. Bobot (Weighted)
dibanding produk atau jasa pesaing, dengan Bobot dalam CPM menunjukkan
kata lain factor tersebut merupakan kepentingan relatif dari faktor untuk
kekuatan produk atau jasa menurut menjadi penentu kesuksesan produk atau
konsumen. Sedangkan peringkat yang lebih jasa yang ditawarkan. Bobot berkisar dari
rendah berarti faktor yang dinilai dalam 0,0 yang berarti tidak penting dan 1,0 yang
mendukung faktor-faktor tersebut masih berarti penting. Jumlah dari semua bobot
kurang, atau dengan kata lain menjadi dari faktor-faktor yang dianalisis harus
kelemahan produk atau jasa menurut sama dengan 1,0.
konsumen. 4. Nilai Terbobot (Weighted Score)
Faktor-faktor yang dapat dijadikan sebagai Nilai terbobot adalah hasil yang dicapai
penentu keberhasilan sangat dipengaruhi setelah masing-masing bobot masing-
dari hasil investigasi atau penelusuran masing faktor dikalikan dengan nilai
faktor yang memang secara riil diperhatikan peringkatnya.
oleh konsumen dalam membuat 5. Jumlah Nilai Terbobot (Total Weighted
keputusannya. Score)
2. Peringkat (Rating) Jumlah semua nilai terbobot adalah sama
Peringkat dalam CPM menunjukkan dengan total nilai terbobot. Nilai akhir dari
tanggapan atau respons produk atau jasa jumlah nilai terbobot harus berada di antara
terhadap faktor-faktor penentu rentang 1.0 (rendah) untuk 4.0 (tinggi).
keberhasilan. Peringkat tertinggi Rata-rata total nilai terbobot untuk CPM
menunjukkan bahwa produk atau jasa adalah 2,5, dimana setiap produk atau jasa
dengan baik mampu mesrespons faktor dengan total nilai terbobot berada di bawah
penentu keberhasilan dan hal ini 2,5 dapat dikatakan dalam posisi yang
menunjukkan kekuatan utama produk atau lemah. Produk atau jasa dengan total nilai
jasa yang ditawarkan. Kisaran peringkat terbobot lebih tinggi dari 2,5 maka
diberikan antara 1,0 - 4,0 dan dapat dianggap memiliki posisi yang kuat.
diterapkan pada setiap faktor. Ada beberapa Dimensi lain dalam CPM adalah
poin penting yang terkait dengan pemberian produk atau jasa dengan jumlah nilai terbobot
peringkat di CPM, antara lain: yang paling tinggi dianggap sebagai pemenang
a. Peringkat akan diterapkan ke setiap di antara para pesaing. Namun meski
faktor penentu keberhasilan. demikian, angka-angka total nilai terbobot
b. Respon produk atau jasa yang kurang hanyalah menggambarkan kekuatan relatif
terhadap faktor penentu keberhasilan produk atau jasa yang dibandingkan.
diberi nilai 1, artinya faktor tersebut
menjadi kelemahan utama produk atau TINDAK LANJUT STRATEGI
jasa.
Khusus bagi perusahaan yang masih
c. Respon rata-rata terhadap faktor penentu
berskala kecil dan menengah yang masih
keberhasilan diberi nilai 2, artinya faktor
memiliki keterbatasan akses dan sistem
tersebut menjadi kelemahan minor
penyediaan informasi, maka CPM merupakan
produk atau jasa yang ditawarkan.
alternatif alat analisis strategi pemasaran yang

83
Mohd. Harisudin : Competitive Profile Matrix Sebagai Alat Analisis ...

efektif dan efisien. Keefektifan dan keefisienan DAFTAR PUSTAKA


tersebut dapat dilihat dari diketahuinya
David, F.R. 2009. Strategic Management,
perbandingan nilai setiap faktor penentu
Manajemen Strategis Konsep.
keberhasilan yang dinilai (head to head).
Penertbit Salemba, Jakarta.
Setelah diketahuinya posisi bersaing
Harisudin, M, 2009. Hand Out Matakuliah
produk atau jasa dengan produk atau jasa
Manajemen Strategi (tidak
pesaing, maka langkah selanjutnya adalah
dipublikasikan). Prodi Agribisnis
merumuskan alternatif strategi pemasaran
Fakultas Pertanian Universitas Sebelas
produk atau jasa yang ingin dipasarkan.
Maret, Surakarta.
Alternatif strategi ini dapat dikembangkan
Jauch, L. R dan Glueck, W.F. 1997.
melalui mekanisme mendorong faktor-faktor
Manajemen Strategis dan Kebijakan
penentu keberhasilan yang memiliki nilai
Perusahaan. Penerbit Erlangga.
terbobot tinggi dijadikan sebagai brand image
Jakarta.
produk atau jasa melalui strategi intensif
Rainer, F dan Chaharbaghi, K. 1995. “Strategy
sekaligus mereduksi kelemahan-kelemahan
formulation: a learning methodology”,
dari faktor-faktor penentu keberhasilan yang
Benchmarking for Quality
memiliki nilai terbobot rendah.
Management & Technology, Vol. 2
Selanjutnya, berdasarkan banyaknya
No. 1, 1995, pp. 38-55.
alternatif strategi yang telah dirumuskan
Wahyudi, A.S, 1996. Manajemen Strategik :
kemudian diputuskan strategi yang akan
Pengantar Proses Berfikir Strategik,
ditetapkan sebagai strategi terpilih
Binarupa Aksara, Jakarta
menggunakan alat yang sama dengan alat-alat
Widodo, D.P. 2010. Competitive Profile
analisis yang lain (matriks SWOT) yaitu
Matrix dan Mckinsey Capacity
matriks perencanaan strategi kuantitatif
Assessment Grid Sebagai Perangkat
(Quantitative Strategic Planning Matrix-
Analisis Manajemen Strategis.
QSPM).
http://danang651.wordpress.com/
Diakses pada 16 Februari 2011.

84

Anda mungkin juga menyukai