Vol 7 No 2 2011
Vol 7 No 2 2011
MOHD. HARISUDIN
Staf Pengajar Program Studi Agribisnis , Fakultas Pertanian UNS
ABSTRACT
Simple understanding of the strategy is a tool to achieve the goal, but in formulating a good
strategy requires a mechanism that is not simple. This mechanism is not easy to do small and medium
entrepreneurs. Competitive Profile Matrix is one alternative to overcome these business, because in
the Competitive Profile Matrix is known in real comparison between products or services offered to
consumers than competitors' products or services. While alternative strategies can formulate based on
the value of weighted factor. Selection is done by QSPM chosen strategy.
80
Mohd. Harisudin : Competitive Profile Matrix Sebagai Alat Analisis ...
jangka panjang, mengenali peluang dan dan arah strategi sehingga arah besar strategi
ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan dapat difahami secara benar oleh seluruh
kelemahan internal serta memilih strategi pelaksana strategi nantinya. Dengan
tertentu untuk dilaksanakan. Implementasi difahaminya maksud dari strategi ini, maka
strategi sering disebut tahap tindakan seluruh stake holder internal dapat
manajemen strategi dengan mentransformasi merencanakan dalam memberikan kontribusi
strategi yang telah dirumuskan menjadi suatu terbaik bagi perusahaan .
tindakan. Evaluasi strategi adalah tahap akhir Dalam melakukan perumusan strategi
dari manajemen strategi dengan tiga aktivitas ini, David (2009) menjabarkan kedalam tiga
dasar yaitu meninjau faktor-faktor eksternal tahap pelaksanaan dan menggunakan matriks
dan internal yang menjadi dasar strategi, sebagai model analisisnya. Tiga tahapan
mengukur prestasi dan mengambil tindakan kerangka kerja yang dimaksud adalah tahap
korektif. input (the input stage), tahap pencocokan (the
matching stage) dan tahap keputusan (the
MATRIK SWOT DAN MASALAHNYA decision stage). Pada tahap masukan (the input
stage), David (2009) memberi alternatif
Strategi (perusahaan agar berhasil di
pilihan yang nantinya dapat digunakan dalam
pasar) yang tepat harus dimulai dari baiknya
merumuskan alternatif strategi. Ketiga
perumusan strateginya. Tahap ini menurut
alternatif yang ditawarkan adalah Matriks
Wahyudi (1996) adalah merupakan tahap yang
Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor
paling menantang dan menarik dalam proses
Evaluation-EFE), Matriks Evaluasi Faktor
manajemen strategi. Inti pokok dari tahapan ini
Internal (Internal Factor Evaluataion-IFE) dan
adalah menghubungkan suatu perusahaan
matriks profil persaingan (Competitive Profil
dengan lingkungannya dan menciptakan
Matriks –CPM). Selanjutnya EFE dan IFE oleh
strategi-strategi yang cocok untuk
para peneliti lebih sering digunakan secara
dilaksanakan. Proses perumusan strategi
simultan dalam alat analis Matriks SWOT. Hal
terdiri dari empat elemen, yaitu :
ini dimungkinkan karena Matriks SWOT
1. Identifikasi masalah-masalah strategik yang
menurut Harisudin (2009) memiliki kelebihan
dihadapi meliputi lingkungan eksternal dan
dalam hal :
internal.
1. Dapat secara mudah digunakan untuk
2. Pengembangan alternatif-alternatif strategi
memaksimalkan kekuatan dan peluang
yang ada dengan mempertimbangkan
2. Dapat secara mudah mengurangi
strategi yang lain.
kelemahan dan ancaman
3. Evaluasi tiap alternatif strategi.
3. Menghasilkan banyak alternative strategi
4. Penentuan strategi terbaik dari berbagai
yang layak dan sesuai dengan kondisi
alternatif yangt tersedia.
internal perusahaan
Dalam tahap formulasi strategi ini
4. Data yang digunakan fleksibel (bisa
perumus strategi harus menyadari bahwa
kuantitatif ataupun kualitatif)
kegiatan pada tahap ini harus lebih banyak
Namun demikian SWOT juga memiliki
mengedepankan aspek/proses kognitif
kelemahan yang cukup vital, yaitu :
dibanding proses konsepsi semata. Meskipun
1. Tidak adanya urutan skala prioritas dalam
tidak bisa dipungkiri keberhasilan strategi juga
implementasinya
banyak dipengaruhi oleh intuisi perumus
2. Keberhasilan di lapang sangat tergantung
strategi (Harisudin, 2009). Namun aspek
dari “insting bisnis” pelaksana, sehingga
kognitif harus lebih dikedepankan. Kalaupun
lebih bersifat kualitatif.
ada intuisi yang dikembangkan, maka
Kelemahan ini sangat identik dengan
perusmus/arsitek strategi harus mampu
permasalahan yang dihadapi para pengusaha
mentransformasikannya dalam logika berpikir
baru yang belum memiliki banyak pengalaman
yang sistematis kepada pelaksana di tingkat
sehingga masih lemah “insting bisnisnya” serta
bisnis dan fungsional, sehingga seluruh stake
pengusaha kecil menengah. Adanya
holder internal mampu memahami semangat
81
Mohd. Harisudin : Competitive Profile Matrix Sebagai Alat Analisis ...
82
Mohd. Harisudin : Competitive Profile Matrix Sebagai Alat Analisis ...
83
Mohd. Harisudin : Competitive Profile Matrix Sebagai Alat Analisis ...
84