Saluran Dan Marjin Pemasaran Jagung Di Kabupaten Grobogan: Nur Widiastuti, Mohd. Harisudin
Saluran Dan Marjin Pemasaran Jagung Di Kabupaten Grobogan: Nur Widiastuti, Mohd. Harisudin
ABSTRACT
Corn farmers are often faced difficult situation because they do not have enough information
about the market of cultivated commodities. Corn as a major commodity in the Grobogan Regency
provides welfare for corn farmers. This study aims to determine the pattern of corn marketing
channels that formed in the Grobogan Regency, as well as the share of the farmer (farmer’s share)
and marketing margin of corn commodity in each channel. The basic method used is descriptive
research. The research area is taken intentionally (purposive) that Grobogan regency and sub-
district and village samples selected purposively. The method of determining the number of sample
farmers in each sub-district is quota technique, while in the village level is proportional random
sampling. Primary and secondary data in this research are taken by interview techniques,
recording and observation. The results show that there are nine corn marketing channels in
Grobogan Regency, namely Channel I: Farmers - District Trader - Fodder Enterprise, Channels
II: Farmers - District Trader - Outer area Consumers, Channel III: Farmers - Village Traders -
District Trader – Fodder Enterprise, Channel IV; Farmers - District Trader - Wholesalers -
Fodder Enterprise, Channel V: Farmer - Village Traders - District Trader - Wholesalers - Fodder
Enterprise, Channels VI: Farmers - Village Traders - Wholesalers - Fodder Enterprise, Channels
VII: Farmers - Village Traders - District Trader -Outer area Consumers, Channels VIII: Farmers -
Village Traders - District Trader - Wholesalers -Outer area Consumers , Channel IX: Farmer -
Wholesalers - Fodder Enterprise. Among the nine channel marketing, the highest farmer’s share is
the marketing channel I. Furthermore, marketing channel I has the lowest marketing margin. Thus,
the corn farmer in Grobogan Regency who want to maximize their income can choose the
marketing channel I.
Keywords: Corn, Marketing Channels, Margin, Farmer’s Share
231
Nur Widiastuti, Mohd. Harisudin : Saluran Dan Marjin Pemasaran Jagung …
Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa pertanian diarahkan untuk meningkatkan dan
Kabupaten Grobogan berpotensi menjadi salah tercukupinya pangan serta pendapatan petani
satu sentra produksi jagung di Indonesia dan kesejahteraan masyarakat dalam upaya
Tengah, karena didukung potensi sumberdaya meningkatkan stabilitas pangan yang mantap
alam, sumberdaya manusia, dan kebijakan dan berkelanjutan (Restra Kab. Grobogan,
pemerintah kabupaten yang mendukung 2011).
perkembangan pertanian jagung. Seiring dengan meningkatnya jumlah
Dilihat dari sumber daya alam, Kabupaten penduduk, permintaan jagung dari tahun ke
Grobogan merupakan kabupaten terluas kedua tahun juga mengalami peningkatan. Permintaan
di Provinsi Jawa Tengah, dengan luas wilayah jagung yang meningkat ini sejalan dengan
197.586,42 Ha. Sebagian besar wilayah berkembangnya industri pangan dan pakan
tersebut merupakan areal pertanian, terdiri dari ternak yang menggunakan + 40 - 50% jagung
tanah sawah 63.955 Ha, dan tanah bukan sawah sebagai bahan baku utamanya. Beberapa tahun
133.631 Ha. Lahan itu meliputi lahan sawah terakhir proporsi penggunaan jagung oleh
irigasi teknis, lahan sawah tadah hujan, lahan industri pakan telah mencapai 50% dari total
tidur atau lahan kering yang belum kebutuhan nasional. Pada tahun 2020
dimanfaatkan untuk pertanian. Semua lahan itu penggunaan jagung untuk pakan diperkirakan
sangat berpotensi untuk ditanami jagung. terus meningkat lebih dari 60% dari total
Selama ini pola tanam yang dilakukan kebutuhan nasional (Badan Litbang Pertanian,
petanipun sangat mendukung untuk kestabilan 2006).
produksi jagung yaitu padi-padi-jagung, padi- Berdasarkan semua potensi tersebut di
jagung-jagung, dan jagung-jagung-jagung atas, maka Kabupaten Grobogan berpeluang
(untuk lahan tegalan/lahan hutan) (BPS untuk memenuhi kebutuhan jagung di pasar
Grobogan, 2010). domestik maupun pasar nasional. Apabila
Dilihat dari sumber daya manusia, potensi ini terus dikembangkan, maka akan
Kabupaten Grobogan mempunyai jumlah bermanfaat bagi pembangunan pertanian di
penduduk yang cukup besar. Pada tahun 2009 Kabupaten Grobogan. Salah satu faktor penting
jumlah penduduk Kabupaten Grobogan adalah dalam pengembangan hasil-hasil pertanian,
1.404.770 jiwa. Sebagian besar penduduk termasuk jagung adalah tataniaga. Tataniaga
tersebut bermata pencaharian pada sektor produk hasil pertanian selalu menjadi masalah
pertanian yaitu sebesar 56,8 % (BPS Grobogan, yang mendasar bagi petani. Oleh karena itu
2010). tataniaga menjadi sangat penting ketika
Kebijakan Pemerintah Kabupaten produsen/petani telah mampu mengelola
Grobogan juga menitikberatkan pembangunan usahataninya dengan baik sampai
pada sektor pertanian. Visi Pemerintah menghasilkan produk dalam kuantitas yang
Kabupaten Grobogan menyebutkan cukup dan kualitas yang baik. Disini petani
pembangunan bertumpu pada keunggulan di membutuhkan tataniaga yang baik sehingga
bidang yang utama yaitu pertanian. Strategi dan produk akan lebih bernilai karena adanya
kebijakan pembangunan khususnya sektor perubahan tempat.
232
Nur Widiastuti, Mohd. Harisudin : Saluran Dan Marjin Pemasaran Jagung …
233
Nur Widiastuti, Mohd. Harisudin : Saluran Dan Marjin Pemasaran Jagung …
pertanian. Kalaupun terjual petani mendapatkan komoditas jagung dan ketiga kebijakan
harga yang kurang layak. pemerintah kabupaten yang mendukung
Tataniaga komoditas pertanian merupakan perkembangan pertanian jagung. Penentuan
suatu sistem yang melibatkan tiga pelaku utama kecamatan sampel dilakukan secara sengaja
yaitu produsen atau petani, pelaku pemasaran (purposive) dengan pertimbangan empat
atau pedagang, dan konsumen. Derivat dari kecamatan sentra produksi jagung. Dari setiap
diketahuinya pola saluran tataniaga komoditas kecamatan terpilih, kemudian dilakukan
jagung adalah direkomendasikannya langkah penetapan desa sampel secara sengaja
strategis bagi petani jagung Kabupaten (purposive) dengan pertimbangan dua desa
Grobogan sebagai pelaku utama agribisnis yang memiliki lahan panen jagung terluas. Dari
jagung. Untuk itu penelitian ini bertujuan : empat kecamatan ditetapkan sampel sebanyak
1. Mengetahui saluran pemasaran jagung di 120 petani, dengan distribusi setiap kecamatan
Kabupaten Grobogan ditentukan secara quota sebanyak 30 sampel.
2. Marjin pemasaran jagung di Kabupaten Penentuan petani sampel dalam satu kecamatan
Grobogan di tingkat desa ditentukan secara porportional
random sampling. Teknik pengambilan sampel
METODOLOGI PENELITIAN dilakukan dengan cara undian dengan
Metode Dasar Penelitian pengembalian, dengan harapan seluruh anggota
Metode dasar yang digunakan dalam populasi memiliki peluang yang sama terambil
penelitian ini adalah metode deskriptif analitis sebagai sampel. Berdasarkan metode tersebut,
yaitu suatu kombinasi dari metode deskriptif diperoleh jumlah petani sampel dari masing-
dan metode analitis (Soeratno dan Arsyad, masing desa sebagaimana terlihat pada Tabel 2.
1995). Penelitian deskriftif adalah sebuah
metode penelitian yang memusatkan diri pada Metode Penentuan Lembaga Pemasaran
pemecahan masalah yang ada pada masa Pengambilan responden lembaga
sekarang/masalah-masalah yang aktual. Metode pemasaran ditentukan dengan metode bola salju
analitis dilakukan dengan cara menyusun data, (snow ball sampling). Dengan metode ini aliran
dijelaskan kemudian dianalisis. Sedangkan komoditi jagung dari petani ke konsumen dapat
teknik pelaksanaannya menggunakan metode diketahui sehingga rantai pemasaran jagung
survey, yaitu pengambilan sampel atau yang terbentuk dapat diidentifikasi secara riil
responden dari satu polulasi dan menggunakan (Irianto dan Mardikanto, 2011).
bantuan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Jenis dan sumber data yang dipergunakan
Dengan kuesioner ini akan diperoleh fakta- dalam penelitian ini adalah Data Primer dan
fakta dan keterangan secara faktual terkait data skunder. Data primer digunakan untuk
tujuan penelitian berupa kebenaran terhadap menganalisis, 1) Saluran pemasaran, 2) marjin
keadaan dan praktek-praktek yang sedang dan farmer’s share. Data primer dalam
berlangsung (Singarimbun dan Effendi, 1995). penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara
dengan petani dan lembaga pemasaran yang
Metode Penentuan Sampel Penelitian terpilih sebagai sampel serta melalui observasi.
Metode penentuan lokasi penelitian Data Sekunder digunakan sebagai informasi
dilakukan secara purposive, Lokasi penelitian awal dalam penentuan lokasi dan sampel
yang dipilih adalah Kabupaten Grobogan penelitian serta sebagai informasi penunjang
dengan pertimbangan pertama, Kabupaten dalam menjawab tujuan penelitian. Kedua data
Grobogan merupakan salah satu daerah sentra tersebut dikumpulkan dengan teknik
produksi jagung di Jawa Tengah. kedua, Wawancara, Observasi, dan Pencatatan.
Kabupaten Grobogan mempunyai sumber daya
alam lahan, sumber daya manusia (tenaga
kerja) yang mendukung bagi pengembangan
234
Nur Widiastuti, Mohd. Harisudin : Saluran Dan Marjin Pemasaran Jagung …
Tabel 2. Nama Desa, Jumlah Petani Jagung dan Jumlah Responden di Kecamatan Geyer,
Wirosari, Grobogan dan Karangrayung Kabupaten Grobogan
Jumlah Anggota Jumlah
No Kecamatan Desa Pembulatan
Kel Tani Kel Tani Responden
1. Geyer Ngrandu 16 716 9,44 9
Karanganyar 10 1.559 20,56 21
2. Wirosari Tambakselo 16 1.492 15,16 15
Tegalrejo 10 1.461 14,84 15
3. Grobogan Sumberjatipohon 10 811 13,31 13
Putatsari 6 1.017 16,69 17
4. Karangrayung Nampu 7 1.396 18,36 18
Sumberjosari 9 885 11,64 12
JUMLAH 84 9337 120 120
Sumber : Hasil pengolahan Data Sekunder Dispertan TPH Kab.Grobogan Tahun 2011
235
Nur Widiastuti, Mohd. Harisudin : Saluran Dan Marjin Pemasaran Jagung …
penyampaian jagung dari petani sampai ke (KLD). Volume pembelian jagung oleh PPK
konsumen akhir adalah : berkisar antara 20-30 ton dalam satu kali
1. Pedagang Pengumpul Desa (PPD) transaksi, bila musim panen raya tiba PPK
PPD adalah pedagang yang berdomisili ini bisa melakukan 2-4 kali transaksi dalam
di desa petani sampel atau disekitarnya dan satu harinya tergantung kekuatan modal
membeli jagung hanya dari petani. Pada yang dimiliki.
penelitian ini didapatkan PPD sejumlah 11 Pada saat PPK membeli jagung dari
orang. PPD ini biasanya membeli jagung petani dan PPD, jagung yang di kemas
dari petani yang sudah dipipil dan dijemur. dalam karung berkapasitas 60 – 70 kg
Pembelian dapat dilakukan di rumah petani jagung kering pipilan dibuka untuk dilihat
atau di rumah pedagang. Tetapi kebanyakan kualitas jagung yang akan dibeli, kemudian
PPD melakukan pembelian dengan cara ditentukan harga jagung sesuai kualitas dan
mendatangi petani di rumah petani. Dalam kadar airnya. Sebelum menjual jagung
hal ini petani tidak mengeluarkan biaya kepada PB dan PMT, sebagian PPK juga
pengangkutan karena ditanggung oleh PPD. melakukan penjemuran kembali bila kadar
Volume pembelian jagung oleh PPD air biji jagung yang dibelinya masih cukup
berkisar antara 4-5 ton dalam satu kali tinggi dan melakukan penimbangan terlebih
transaksi. dahulu sehingga volume penyusutannya
Pada saat PPD membeli jagung kepada dapat diketahui. Setelah itu barulah PPK
petani, petani telah mengemas jagung dalam menjualnya ke PB, atau PMT di dalam
karung berkapasitas 60 – 70 kg jagung maupun di luar Kabupaten Grobogan
kering pipilan. Oleh karena itu PPD ketika berdasarkan harga yang ditawarkan atau
akan membeli, mereka mengambil sampel kontrak dengan PMT yang telah disepakati
jagung yang akan dibelinya dengan cara sebelumnya.
membuka karung jagung atau menusuk Adapun cara pembayaran yang
karung tersebut dengan alat tertentu dilakukan dari PPK ke petani dan PPD
sehingga sampel jagung dalam karung dapat adalah dengan cara membayar tunai setelah
terlihat dan ditentukan harga jagung sesuai menerima jagung. Tidak ada PPK yang
kualitas dan kadar airnya. Setelah itu PPD melakukan pembayaran non tunai, oleh
menjualnya ke PPK atau PB. karena itu PPK membutuhkan modal yang
Cara pembayaran yang dilakukan dari besar dan tempat penyimpanan jagung yang
PPD ke petani sebagian besar dengan cara luas dalam usaha dagang jagungnya.
membayar tunai kepada petani setelah Sebagian besar PPK ini telah mempunyai
menerima jagung. Sedikit PPD yang gudang yang cukup besar dan alat
melakukan pembayaran setelah jagung yang transportasi (truck double) yang memadai
dibelinya dari petani laku terjual. Sebelum sehingga distribusi jagungnya menjadi
menjual jagung kepada PPK dan pedagang lancar. PPK terdiri dari laki-laki berjumlah 6
besar, sebagian PPD melakukan penjemuran orang (37,5%) dan PPK perempuan
kembali bila kadar air jagung yang dibelinya berjumlah 10 orang 62,5%). PPK berjenis
masih sangat tinggi. kelamin perempuan sebagian besar memiliki
suami yang bekerja sebagai PNS atau
2. Pedagang Pengumpul Kecamatan (PPK). perangkat desa. Usaha dagang jagung
PPK adalah pedagang yang membeli mereka diawali dari pemikiran untuk
jagung dari PPD dan kadang-kadang mengisi waktu luang mereka dengan
langsung dari petani yang mendatangi. berdagang jagung untuk membantu
Pedagang ini sebagian besar berada di dekat mencukupi kebutuhan rumah tangga sehari-
sentra produksi jagung dan bertempat di hari. Prospek pasar jagung yang
ibukota kecamatan. PPK menjual jagung ke menjanjikan karena memberi keuntungan
PB atau langsung ke Perusahaan Makanan yang banyak menyebabkan usaha jagung ini
Ternak (PMT) atau Konsumen Luar Daerah kemudian menjadi usaha pokok keluarga.
236
Nur Widiastuti, Mohd. Harisudin : Saluran Dan Marjin Pemasaran Jagung …
237
Nur Widiastuti, Mohd. Harisudin : Saluran Dan Marjin Pemasaran Jagung …
56 % PP Desa
Konsumen
P Luar Daerah
33 %
E
T PP Kecamatan
A
N
I Perusahaan Makanan
Ternak (PMT)
Pedagang
11 % Besar
238
Nur Widiastuti, Mohd. Harisudin : Saluran Dan Marjin Pemasaran Jagung …
Saluran pemasaran terbaik terdapat pada (1) Petani belum melakukan fungsi pasca
Saluran I (Petani – PPK – PMT) yaitu memiliki panen yang baik misalnya jagung masih
marjin pemasaran terkecil (Rp 1.665,-) dengan dijual dalam bentuk basah atau kadar air
farmer’s share terbesar (37,50 %). Angka ini yang masih tinggi sehigga harganya
jauh dibawah angka yang diperoleh petani rendah;
jagung di Kabupaten Pasaman Barat yang (2) Adanya hubungan kepercayaan antara
mencapai 69 % (Ali, 2009). petani dan pedagang besar yang sudah
Dengan demikian, dibanding dengan terbiasa bekerjasama sehingga petani tidak
petani di Kabupaten Pasaman Barat, maka terlalu memperdulikan harga yang
sistem tataniaga jagung di Kabupaten diterimanya.
Grobogan masih belum memberi keadilan
kepada petani, karena lebih menguntungkan KESIMPULAN DAN SARAN
para pedagangnya. Kesimpulan
Saluran pemasaran I mempunyai nilai Berdasarkan hasil pembahasan yang telah
efisiensi tertinggi diantara 8 saluran yang lain diuraikan serta memperhatikan tujuan
karena saluran satu memiliki farmer’s share penelitian yang telah ditetapkan, maka
tertinggi karena : diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
(1) Petani hanya melalui satu pedagang 1. Pola saluran pemasaran jagung yang
perantara yaitu PPK untuk menyalurkan terbentuk di Kabupaten Grobogan terdiri
produk jagungnya ke PMT sehingga biaya dari sembilan macam saluran yang
pemasarannya tidak terlalu tinggi. dikelompokan menjadi tiga kelompok
(2) Petani mendapat kemudahan dari PPK besar, yaitu petani yang langsung menjual
yang mau mengambil produk jagungnya ke PPD sebanyak 56% petani, langsung
ke rumah petani apabila jumlahnya menjual ke PPK sebanyak 33% petani dan
banyak. langsung menjual ke PB sebanyak 11% .
Sebaliknya, saluran yang terburuk terdapat 2. Marjin pemasaran menyebar tidak merata,
pada Saluran IX (Petani – PB – PMT), yaitu yaitu antara 62,50% - 71,07% dengan
saluran yang mempunyai marjin terbesar (Rp farmer’s share antara 28,93% – 37,50%.
2.011,-) sekaligus memiliki farmer’s share Saluran yang paling efisien adalah petani –
terkecil (28,93%). Walaupun pedagang PPK – PMT, karena memiliki marjin
perantara yang dilalui petani untuk menjual pemasaran terkecil (Rp 1.655,- atau
produk jagungnya hanya satu yaitu pedagang 62,50%) dengan farmer’s share terbesar
besar, ternyata saluran IX ini paling tidak (37,50%).
efisien karena petani tetap menerima harga
yang rendah. Hal ini disebabkan antara lain :
239
Nur Widiastuti, Mohd. Harisudin : Saluran Dan Marjin Pemasaran Jagung …
240