Anda di halaman 1dari 6

POLITEKNIK STTT BANDUNG

PROGRAM DIPLOMA IV
PROGRAM STUDI TEKNIK TEKSTIL
JOB SHEET

MATA KULIAH PRAKTIKUM PENGUJIAN DAN EVALUASI KAIN


JOBSHEET KOMPETENSI 9. Pengujian Tahan Luntur Warna Terhadap Pencucian dan Keringat
NAMA MAHASISWA
NPM
TANGGAL PRAKTIK
MULAI PRAKTIK : SELESAI PRAKTEK :
ESTIMASI WAKTU : 3 JAM REALISASI WAKTU : JAM

1. INSTRUKSI KERJA
1.1 Persiapan Contoh Uji
A. Pengujian tahan luntur warna terhadap pencucian
a. Potong contoh dengan ukuran 4 cm X 10 cm, potong pula kain pelapis dengan ukuran yang sama.
b. Letakan contoh uji diantara sepasang kain pelapis., kemudian jahit salah satu kain terpendek.
B. Pengujian tahan luntur warna terhadap keringat
a. Potong contoh dengan ukuran 4 cm X 10 cm, potong pula kain pelapis dengan ukuran yang sama.
b. Letakan contoh uji diantara sepasang kain pelapis., kemudian jahit salah satu kain terpendek.
1.2 Peralatan
A. Pengujian tahan luntur warna terhadap pencucian
a. Launder O-meter, yang dilengkapi dengan
- penangas air dengan pengatur suhu yang terkontrol pada suhu yang ditetapkan ± 2oC
- Tabung baja tahan karat berkapasitas 550 ml ± 50 ml, berdiamter 75 mm ± 5 mm, dan tinggi 125
mm ± 10 mm.
- Frekwensi putaran tabung 40 putaran per menit ± 2 putaran per menit.
b. Kelereng baja tahan karat dengan diameter ± 6 mm
c. pH meter dengan ketelitian 0,1
d. Neraca analitis dengan ketelitian 0,1 g
e. Kain pelapis masing-masing berukuran 10 cm X 4 cm, dapat digunakan salah satu dari jenis berikut ,
kain pelapis multiserat DW, atau kain multiserat TV, atau pasangan kain pelapis tunggal yang dusun
sesuai tabel :

Kain Pelapis Kain Pelapis Kedua (Pasangannya)


Pertama Untuk Uji A dan B Untuk Uji C, D
dan E
Kapas Wool Rayon Viskosa
Wool Kapas -
Sutera Kapas -
Rayon Viskosa Wool Kapas
Linen Wool Rayon Viskosa
Asetat Triasetat Rayon Viskosa Rayon Viskosa
Poliamida Wool/Kapas Kapas
Poliester Wool/Kapas Kapas
Akrilat Wool/Kapas Kapas
Catatan :
- Jenis kain pelapis pertama adalah kain sejenis dengan jenis serat contoh uji
- Untuk contoh uji yang terbuat dari serat campuran, akain pelapis pertama dipakai kain pelapis
tunggal yang sejenis dengan jenis serat dominan, dan kain pelapis kedua adalah kain dengan serat
dominan kedua.
f. Sabun tanpa pemutih optik seperti sabun standar AATCC atau sabun ECE.
g. Grey Scale dan Stanining Scale
h. Air suling
i. Larutan 0,2 g/liter asam asetat glasial

B. Pengujian tahan luntur warna terhadap keringat


a. AATCC Perspiration Tester atau alat lain yang sejenis
b. Alat pemeras mangel yang diperlengkapi dengan pengatur tekanan
c. Gelas piala 500 ml dan pengaduk gelas yang ujungnya dipipihkan
d. Gray Scale dan Staining Scale
e. Lempeng-lempeng kaca atau plastik
f. Oven dengan pengatur suhu
Pereaksi
Larutan keringat buatan bersifat asam untuk tiap liter :
- Natrium khlorida (Na Cl) :5g
- Natrium dihidogen orto-fosfat (NaH2PO4 2H2O) : 2,2 g
- Histidin monohidrokhlorida monohidrat (C6H9O2N3HCl H2O) :0,5 g
- PH : 5,5
- Larutan dibuat pH 5,5 dengan penambahan larutan asam asetat 0,1 N

Larutan keringat buatan bersifat basa untuk tiap liter :


- Natrium khlorida (Na Cl) :5g
- Disodium hidogen orto-posfat dihidrat (Na2HPO4. 2 H2O) : 2,5 g
- Histidin monohidroklorida monohidrat : 0,5 g
- PH :8
- Larutan dibuat pH 8 dengan penambahan larutan natrium hidroksida 0,1 N

Bahan-bahan :
Dua helai kain putih dimana sehelai dari serat yang sejenis dengan bahan yang diuji, sedang yang sehelai lagi
dari serat pasangan seperti di bawah ini :
Bila yang sehelai : Maka helai yang lain :
Kapas Wol
Wol Kapas
Sutera Kapas
Linen Wol
Rayon viskosa Wol
Poliamida Wol/Rayon viskosa
Poliester Wol/kapas
Akrilat Wol/kapas
Asetat Rayon viskosa
Catatan:
Yang dimaksud dengan kain putih untuk kapas, wol, sutera dan linen adalah kain grey yang diputihkan.

1.3 Cara Pengujian


A. Pengujian tahan luntur warna terhadap pencucian
a. Siapkan larutan pencuci dengan melarutkan sabun 4 g/l ke dalam air suling. Untuk kondisi larutan
pencuci C, D dan E atur agar pH sesuai kondisi pada tabel 9.4, dengan penambahan kira-kira 1 g/l
natrium karbonat. Pada waktu pengaturan pH, larutan harus dingin (suhu kamar). Untuk kondisi A dan B
tidak perlu pengaturan pH.
b. Untuk pengujian yang menggunakan perborat, pada saat mau dipakai siapkan larutan pencuci yang
mengandung perborat dengan cara pemanasan pada suhu tidak lebih dari 60 oC dengan waktu tidak
lebih dari 30 menit.
c. Untuk pengujian D3S dan D3M, tambahkan larutan natrium hipoklorit atau litium hipoklorit kedalam
larutan pencuci sesuai dengan tabel 9.4.
d. Masukan larutan pencuci kedalam tabung tahan karat sesuai jumlah larutan seperti tercantum pada
tabel 9.4, kecuali untuk cara D2S dan E2S. Atur suhu larutan sesuai persyaratan. Masukan contoh uji dan
kelereng baja, kemudian tutup tabung dan jalankan mesin pada suhu dan waktu sesuai kondisi
pengujian pada tabel 9.4.
e. Untuk pengujian D2S dan E2S, masukan contoh uji ke dalam tabung baja tahan karat yang berisi larutan
pencuci pada suhu kira-kira 60 oC, tutup tabung dan naikan suhu larutan sampai suhu pengujian yang
dipersyaratkan selama waktu tidak lebih dari 10 menit. Perhitungan waktu pencucian tepat dimulai
pada saat tabung ditutup. Jalankan mesin selama waktu sesuai dengan kondisi pengujian.
f. Keluarkan contoh uji kemudian bilas dua kali dengan 100 ml air suling selama 1 menit pada suhu 40 oC.
g. Bilas dengan 100 ml larutan 0,2 g/l asam asetat glasial selama 1 menit pada suhu 30 oC kemudian bilas
dengan 100 ml air suling selama 1 menit pada suhu 30oC, kemudian peras.
h. Keringkan contoh uji dengan cara digantung pada suhu tidak lebih dari 60 oC. Jaga agar kain pelapis tidak
kontak dengan contoh uji kecuali pada bagian jahitan.
i. Penilaian
Tentukan nilai perubahan warna contoh uji dengan Gray scale dan penodaan warna pada kain pelapis
dengan staining scale. Jika menggunakan kain pelapis multiserat, untuk pengujian bahan wool dan
sutera pada pada suhu 60 oC serta pengujian seluruh bahan pada suhu 70 oC dan 95 oC, penodaan pada
wool dan asetat tidak dinilai.

B. Pengujian tahan luntur warna terhadap keringat


a. Siapkan larutan keringat asam dan basa buatan dalam cawan.
b. Rendam dan aduk-aduk contoh uji dalam larutan, biarkan 15 – 30 menit untuk mendapatkan
pembasahan sempurna. Apabla kain sukar dibasahi, contoh uji direndam, diperas dengan mangel,
direndam lagi, diperas lagi demikian dilakukan berulang-ulang, sampai mendapatkan pembasahan yang
sempurna.
c. Peras contoh uji, sehingga beratnya menjadi 2,25 – 3 kali berat semula. Untuk contoh-contoh uji yang
sama, kadar larutan dalam contoh uji setelah pemerasan harus sama, karena derajat penodaan
bertambah dengan beratnya kadar larutan yang tertinggal dalam contoh uji.
d. Letakkan Contoh uji diantara 2 lempeng kaca atau plastik perspiration tester, lalu seluruh lempeng kaca
dan contoh uji dipasang pada perspiration tester dan diberi tekanan 10 pound ( 60 g/Cm2 ), dan diatur
sedemikian rupa sehingga tekanan padacontoh uji tetap.
e. Masukan contoh uji yang telah diberi tekanan tersebut ke dalam oven dalam kedudukan contoh uji
vertikal pada suhu 38  1 C, selama paling sedikit 6 jam.
Bila setelah 6 jam contoh uji belum kering, maka contoh uji tersebut dilepaskan dari perspiration tester,
kemudian dikeringkan di udara pada suhu tidak lebih dari 60C. Untuk mudahnya contoh uji tersebut
dapat dikerjakan semalam selama 16 jam.
Percobaan – percobaan menunjukkan bahwa setelah 6 jam tidak terjadi lagi perubahan warna atau
penodaan.
Pengujian dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali dan hasil rata-rata ketiganya merupakan hasil pengujian.
Tidak tahan lunturnya warna terhadap keringat dapat disebabkan oleh migrasi warna ( bleeding ) atau
perubahan warna contoh uji.
Perubahan warna dapat terjadi tanpa bleeding, sebaliknya mungkin pula terjadi bleeding, tanpa
perubahan warna atau dapat terjadi keduanya.
f. Evaluasi perubahan warna contoh uji dilakukan dengan membandingkan terhadap Gray Scale dan
evaluasi penodaan warna dilakukan dengan membandingkan penodaan warna pada kain putih terhadap
Staining Scale.

Catatan :
Walaupun banyaknya contoh uji kurang dari 20 buah, lempeng lempeng kaca sebanyak 21 buah
seluruhnya dipasang pada perspiration tester.
Untuk mendapatkan pembebanan 10 pound ( 60 g/cm2 ) beban seberat 8 pound diletakkan di atas alat
tersebut, kemudian alat penahan tekanan pada lempeng-lempeng kaca dikunci dengan memutar
sekrupnya. Setelah beban diambil, perspiration tester dimasukkan ke dalam oven sedemikian rupa,
sehingga letak lempeng-lempeng kaca dan contoh uji tersebut tegak.

2. HASIL KERJA

A. Pengujian tahan luntur warna terhadap pencucian


A.1 Perubahan warna
No Penguji 1 Penguji 2 Penguji 3
1 4 4 4
2 4-5 4 4
3 4 4 4-5

A.2 Penodaan warna


No Penguji 1 Penguji 2 Penguji 3
1 4 4 4
2 4 4-5 4
3 4 4-5 4-5

Tentukan hasil perubahan dan penodaan warna!

B. Pengujian tahan luntur warna terhadap keringat


B.1 Perubahan warna
No Penguji 1 Penguji 2 Penguji 3
Asam Basa Asam Basa Asam Basa
1 4-5 4-5 4 4 4 4
2 4 4 4-5 4-5 4-5 4-5
3 4 4 4-5 4-5 4-5 4-5

B.2 Penodaan warna


No Penguji 1 Penguji 2 Penguji 3
Asam Basa Asam Basa Asam Basa
1 3-4 3-4 4 4 4 4
2 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4

Tentukan hasil perubahan dan penodaan warna terhadap keringat yang bersifat asam dan basa!

LEMBAR PENILAIAN

Penilaian Proses Penilaian Hasil PENGURANGAN PENAMBAHAN Nilai Akhir


(Subyektif Bobot (Obyektif Bobot NILAI (REALISASI POINT (REALISASI
30%) 70%) WAKTU > 20% WAKTU < 20%
DARI ESTIMASI ) DARI ESTIMASI )
a 1
b 2
c 3
d 4
e 5
f 6

Rata- Rata-
rata rata

SYARAT NILAI RATA-RATA MINIMAL 7,00

Tanggal Penilaian :

Mahasiswa Dosen/Instruktur

(…………………………………………………) (………………………………………………………)

Anda mungkin juga menyukai