Disusun oleh:
Rahman Pobela
(431419025)
Kelas A
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Iktiologi mengenai Sistem Pencernaan
makanan pada Ikan. Adapun makalah Iktiologi mengenai Sistem Pencernaan
makanan pada Ikan, ini telah diusahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu saya tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Namun
tidak lepas dari semua itu, penyusun menyadari sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun segi lainnya.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Iktiologi, ini kita
dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inspirasi
terhadap pembaca.
Rahman Pobela
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui pengertian sistem pencernaan pada ikan
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui apa saja alat alat sistem pencernaan pada
ikan
1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui apa saja kelenjar pencernaan pada ikan
1.3.4 Mahasiswa dapat mengetahui apa saja jenis ikan berdasarkan tipe
makanannya
BAB II
PEMBAHASAN
a) Mulut
Organ pertama yang berhubungan langsung dengan makanan adalah mulut.
Organ ini merupakan bagian depan dari saluran pencernaan, berfungsi untuk
mengambil makanan yang biasanya ditelan bulat-bulat tanpa ada perubahan.
Lendir yang dihasilkan oleh sel-sel kelenjar dari epithel rongga mulut akan
bercampur dengan makanan,memperlancar proses penelanan makanan yang
dibantu oleh kontraksi otot dinding mulut.
Pada umumnya mulut ikan terletak di ujung depan kepala, yang dinamakan
tipe terminal. Pada ikan yang lain, mulut terletak pada bagian atas (tipe superior),
di bagian bawah kepala (tipe inferior), dan ada pula dekat ujung bagian kepala
(tipe subterminal). Selain letak yang berbeda- beda, bentuk mulut pun
bermacam-macam. Bentuk dan letak mulut ini sangat erat kaitannya dengan
macam makanan yang menjadi kesukaan ikan. Mulut tipe superior mendapatkan
makanan dari permukaan atau menunggu pada dasar perairan untuk menangkap
mangsa yang lewat di atasnya
Adaptasi terhadap makanan juga terjadi pada gigi. Pada cyclostomata dan
ostracodermata tidak mempunyai gigi sebenarnya, sebab hewan ini mempunyai gigi
tanduk yang dihasilkan oleh epidermis. Gigi sebenarnya homolog dengan sisik
placoid, yang mungkin timbul dari sisik yang menutupi bibir seperti pada ikan hiu
muda (Squaliformes) dimana sisik placoid menjadi gigi pada rahang. Osteichtheys
mempunyai tiga jenis gigi berdasarkan tempat tumbuhnya: rahang, rongga mulut,
dan pharyngeal.
Di daerah rahang gigi tumbuh pada premaxilla, maxilla, dan dentary. Pada
langit-langit rongga mulut, gigi terdapat pada vover, palatine, pterygoid, dan
parasphenoid. Gigi pharyngeal terdapat pada elemen lengkung insang pada banyak
species ikan. Gigi pharyngeal family Cyprinidae dibedakan menjadi beberapa
bentuk yaitu: Cardiform, villiform, canine, incisor, comb-like teeth, dan
molariform. Gigi cardiform berbentuk pendek, tajam dan runcing. Bentuk ini
didapatkan pada family Ichtaluridae dan Serranidae. Gigi villiform mirip dengan
gigi cardiform, hanya lebih panjang dan memberikan gambaran seperti rumbai-
rumbai, misalnya pada Belone dan Pterois. Gigi canine menyerupai gigi anjing,
seringkali berbentuk taring; bentuknya panjang dan mengerucut, lurus atau
melengkung dipergunakan untuk mencengkram. Gigi incisor mempunyai pinggiran
yang tajam yang disesuaikan untuk memotong. Bentuk gigi yang mempunyai
permukaan rata digunakan untuk menumbuk dan menggerus, termasuk gigi
molariform. Bentuk gigi ini misalnya dipunyai oleh Raja Holocephali dan Scianidae
(Lagler et al, 1977).
b) Tekak
Tekak terletak antara mulut bagian belakang dan insang bagian belakang.
Pada sisi kanan dan kiri tekak terdapat insang. Pada dinding atas dan bawah tekak,
biasanya terdapat gigi tekak.
c) Insang
Insang terletak tepat di belakang rongga mulut, di dalam pharynx. Umumnya
terdapat empat pasang pada ikan bertulang sejati, sedangkan pada ikan
Chodrichthyes mempunyai lima sampai tujuh pasang lengkung insang. Tapis insang
melindungi filamen insang yang lembut dari kikisan material makanan yang
dimakan keluar melalui insang.
d) Kerongkongan
Esophagus ikan biasa disebut kerongkongan. Bentuknya pendek dan
mempunyai kemampuan untuk menggelembung. Organ ini merupakan lanjutan
pharinx, bentuknya seperti kerucut dan terdapat di belakang daerah insang.
Kemampuan menggelembung organ ini tampak jelas pada ikan predator yang
mampu menelan makanan yang relative besar ukurannya. Sedangkan ikan-ikan
pemakan jasad kecil mempunyai kemampuan untuk menggelembung yang kurang
dibanding dengan ikan predator. Karena adanya kemampuan menggelembung inilah,
maka jarang terjadi seekor ikan sampai mati bila makan suatu makanan yang
melalui mulutnya tetapi tidak dapat ditelan.
Pinggiran esophagus terdiri dari epithelium yang berlapis-lapis dan
columnar, dengan sejumlah sel atau kelenjar lendir. Dinding esophageal delengkapi
secara khusus dengan lapisan otot yang berhubungan dengan esophagus. Kantung
esophageal berfungsi sebagai penghasil lendir, gudang makanan, dan penggilingan
makanan. Pada ikan belut, Monopterus albus, esophageal dimodifikasi menjadi alat
pernapasan tambahan.
e) Lambung
Lambung (ventriculus) atau perut besar adalah lanjutan dari esophagus.
Lambung menunjukkan beberapa adaptasi, diantaranya adalah adaptasi dalam
bentuknya. Pada ikan pemakan ikan, lambung semata-mata berbentuk memanjang
seperti pada ikan gar (Lepisosteus), bowfi (Amia), pike (Esox), barracuda
(Sphyraena ) dan striped bass (Horone saxatilis). Pada ikan omnivora, seringkali
lambung terbentuk seperti kantung. Pada ikan belanak (Mugil), lambung
bermodifikasi menjadi alat penggiling. Lambung tersebut berukuran kecil, tetapi
dindingnya tebal dan berotot. Pada Saccopharyngidae dan Eupharyngidae, lambung
mempunyai kemampuan menggelembung yang besar sehingga memungkinkan ikan-
ikan ini memakan mangsa yang relative besar.
Sebagain besar ikan mempunyai lambung. Namun, lambung tidak terdapat
pada lamprey, hagfish, chimaera dan beberapa ikan bertulang sejati (Cyprinidae,
Scomberesocoidae , dan Scaridae). Pada ikan-ikan tersebut kelenjar lambung tidak
ada, dan makanan dari esophagus langsung ke usus. Adanya lambung dapat
dicirikan oleh rendahnya pH dan adanya pepsine di antara getah pencernaan. Pada
beberapa ikan seringkali bagian depan ususnya membesar menyerupai lambung
sehingga bagian ini dinamakan lambung palsu, misalnya pada ikan mas (Cyprinus
carpio).
Pada beberapa spesies tertentu, pada akhir ventrikulus terdapat tonjolan-
tonjolan sebagai kantong buntu disebut appendices pyloricae, yang berguna untuk
memperluas permukaan dinding ventriculus agar pencernaan dan penyerapan
makanan dapat lebih sempurna.
f) Pilorus
Di antara lambung dan usus terdapat pilorus yang merupakan penyempitan
saluran pencernaan. Pada bagian ini terdapat penebalan otot licin melingkar. Pilorus
berfungsi mengatur pengeluaran makanan dari lambung dan masuk ke usus. Pada
beberapa jenis ikan, seperti Mugilidae, di bagian depan usus terdapat kantung
menjari yang dinamakan pilorus kaeka. Struktur histologis organ ini sama dengan
usus. Fungsi pilorus kaeka adalah sebagai tempat pencernaan dan penyerapan
makanan terutama lemak. Pilorus kaeka merupakan sumber lipase yang memecah
lemak menjadi asam lemak dan gliserin. Jumlah bentuk pilorus kaeka sangat
bervariasi.
g) Usus
Usus berada di antara pilorik dan rektum. Usus terdiri atas beberapa lapisan
yakni mukosa, submukosa, muskulus, dan serosa. Pada lapisan lukosa terdapat sel
goblet (mucocyte) yang memiliki mikrovilli pada bagian permukaannya. Fungsi usus
sebagai organ untuk mencerna makanan, juga sebagai tempat penyerapan makanan.
Efektifitas penyerapan meningkat dengan semakin luasnya area penyerapan.
Usus merupakan suatu bagian dari saluran pencernaan mulai dari pylorus
sampai di kloaka atau anus. Usus mempunyai banyak variasi pula, umumnya
berbentuk seperti pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya, berakhir dan
bermuara keluar, sebagai lubang anus. Usus diikat (difixer) oleh suatu alat
penggantung, mesentrum yang merupakan derivat dari pembungkus rongga perut
(peritonium).
a) Hati
Hati adalah salah satu kelenjar pencernaan. Organ ini umumnya terletak di
depan lambung di bawah kerongkongan memanjang sampai di belakang usus. Hati
atau hepar besar, berwarna merah kecoklatan.
Hati termasuk organ yang besar pada ikan, bahkan pada ikan cucut dan ikan
pari biasa mencapai 20 % bobot tubuhnya. Biasanya hati berjumlah dua buah, tetapi
mungkin hanya satu seperti pada ikan salmon, atau tiga seperti pada mackerel. Pada
hati terdapat kantung empedu yang mengeluarkan cairan empedu. Cairan empedu ini
masuk ke dalam saluran pencernaan makanan pada daerah pylorus melalui ductus
choledochus.
Fungsi hati yaitu sekresi empedu. Selain itu, hati juga berfungsi sebagai
gudang penyimpanan lemak dan glikogen. Fungsi selanjutnya adalah dalam
perusakan sel darah merah dan kimiawi darah seperti pembentukan urea dan senyawa
yang berhubungan dengan ekskresi nitrogen dan menetralkan racun serta
menghasilkan panas.
b) Pankreas
Pankreas merupakan organ yang berperan penting dalam proses pencernaan.
Pankreas mensekresikan beberapa enzim yang berfungsi dalam proses pencernaan
makanan yakni protease (tripsin) dan karbohidrase (amilase dan lipase). Sebenarnya
pankreas merupakan organ yang memiliki fungsi ganda, sebagai organ eksokrin dan
organ endokrin. Sebagai organ eksokrin, pankreas mengeluarkan enzim pencernaan;
dan sebagai organ endokrin, pankreas memiliki kelompok sel (pulau-pulau
Langerhans) yang mensekresikan hormon insulin.
c) Kantung empedu
Kantung empedu berupa kantung tipis yang berisikan empedu. Kantung ini
menempel pada bagian bawah hati. Kantung empedu atau vesica velea bila penuh
bentuknya membulat dengan warna kehijau-hijauan. Fungsi dari kantong empedu ini
untuk menampung atau menyimpan empedu (bilus) dan mencurahkannya ke dalam
usus, bila diperlukan. Empedu yang berasal dari kantung empedu mengandung
pigmen empedu (bilirubin dan biliverdin) yang berasal dari perombakan sel
hemoglobin. Selain itu, empedu juga berisikan garam empedu pengemulsi lemak
yang membantu dalam pengubahan keasaman lambung menjadi netral dalam usus.
A B
b) Karnivora
A B
Pemakan detritus
Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisa-sisa hancuran bahan
organik yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal dari tumbuhan maupun
hewan. Contohnya ikan belanak (Mugil sp.).
3.2 Kesimpulan
Ikan membutuhkan materi (nutrien) dan energi untuk aktifitas kehidupannya.
Nutrien yang dibutuhkan dalam hal ini berupa protein, lemak, dan karbohidrat, serta
vitamin dan mineral. Sebagai organisme heterotrof, ikan membutuhkan semua itu
yang berasal dari makanan.
Pencernaan adalah suatu proses penyederhanaan makanan melalui mekanisme
fisik dan kimiawi sehingga menjadi bahan yang mudah diserap dan disebarkan ke
seluruh tubuh melalui sistem perdaran darah. Sistem pencernaan meliputi organ
yang berhubungan dengan pengambilan makanan, mekanismenya, dan penyediaan
bahan-bahan kimia, serta pengeluaran sisa-sisa makanan yang tidak tercernakan
keluar dari tubuh.
Dalam sistem pencernaan, terdapat organ-organ yang terlibat dalam proses
pencernaan makanan. Dilihat dari fungsinya, organ pencernaan ikan dapat
dibedakan atas dua bagian, yaitu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan yaitu mulut, rongga mulut, tekak, kerongkongan, lambung,
pylorus, usus, dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaan terdiri dari hati, pankreas,
dan kantung empedu.
Sebelum makanan disambar dan ditelan, terlebih dahulu telah timbul
rangsangan berupa nafsu untuk makan. Nafsu untuk makan ini dapat dirangsang
melalui penglihatan, bau, dan rabaan. Begitu ada nafsu untuk makan, maka alat- alat
pencernaanya segera bersiap-siap untuk menerima makanan dan selanjutnya
mencerna makanan tersebut. Makanan yang sudah dicerna halus sekali kemudian
sari-sarinya akan diserap oleh dinding usus. Sebenarnya di dalam lambung juga
sudah mulai penyerapan, tapi jumlahnya masih sangat sedikit. Penyerapan yang
utama terjadi di dalam usus.
Jenis ikan dapat digolongkan menjadi lima kelompok menurut jenis
makanannya, walaupun harus juga diingat bahwa beberapa jenis pola makannya
berubah sesuai dengan perubahan umur, musim, dan ketersediaan makanan.
Penggolongan berdasarkan jenis makanannya yaitu ikan herbivora, karnivora,
omnivora, pemakan plankton, dan pemakan detritus.
3.2 Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang penulis
gunakan. Penulis berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang sifatnya
membangun kepada penulis demi sempurnya makalah ini. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis dan pembaca.
DAFTAR ISI
Affandi, Dr. Ir. Ridwan., dan Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, MS. 2002.
FISIOLOGI HEWAN AIR. Pekanbaru: Unri Press.