Pertemuan 4
Pertemuan 4
DEMOKRASI DI INDONESIA
Tujuan Pembelajaran
Uraian Materi
Demokrasi adalah suatu terminologi yang sarat dengan makna hal ini
disebabkan oleh pengertiannya yang berkaitan erat dengan sistem sosial.
Hampir semua negara menyatakan bahwa sistem pemerintahannya adalah
demokratis sebagaimana yang dinyatakan oleh Sri Soemantri bahwa sekarang
ini tidak ada satupun negara di dunia yang tidak berlandaskan demokrasi.
Meskipun pengertian dari demokrasi tidak sama, namun setiap negara
pastinya berkata bahwa negaranya berasaskan demokrasi (Sri Soemantri
1992)
Merujuk pada konsep kehidupan bernegara dan bermasyarakat, negara
dengan demokratis pemerintahannya mengikutsertakan warganya untuk
mewakili melalui DPR yang dipilih melalui Pemilu (Pemilihan Umum). Dengan
begitu negara akan menjamin keadilan, Hak Asasi Manusia dan Penegakkan
Hukum.
Istilah demokrasi (demokrasi) berasal dari penggalan kata Yunani demos dan
kratos / cratein. Demos artinya orang dan cratein artinya pemerintah. Jadi
demokrasi berarti pemerintahan kerakyatan. Salah satu pendapat terkenal
Abraham Lincoln pada tahun 1863 yang mengatakan bahwa demokrasi adalah
pemerintahan rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat (pemerintah rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat).
Warga negara yang cerdas dan terdidik secara politik merupakan syarat mutlak
untuk mewujudkan demokrasi. Oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan
atau pendidikan politik amat penting dalam negara demokrasi untuk membekali
warga negara kesadaran hak dan kewajibannya.
Suatu negara yang demokratis harus ada pembagian kekuasaan. Hal ini untuk
menghindari terjadinya pemusatan kekuasaan kepada satu orang. Dan
memberikan kesempatan kepada lembaga lain untuk melakukan pengawasan
dan meminta pertanggungjawaban jalannya pemerintahan.
f. Demokrasi yang menerapkan konsep Negara Hukum
Hukum melandasi pelaksanaan demokrasi. Untuk mengembangkan
kebebasan yang demokratis tidak bisa dengan meninggalkan hukum. Tanpa
hukum kebebasan akan mengarah perbuatan yang anarkis. Pada akhirnya
perbuatan itu meninggalkan nilai-nilai demokrasi. Untuk mewujudkan
demokrasi yang berdasarkan hukum tidak dapat lepas dari perlidungan
konstitusinal, badan peradilan yang bebas, kebebasan berpendapat,
berserikat, dan kesadaran kewarganegaraan.
g. Demokrasi yang menjamin otonomi daerah
Pelaksanaan demokrasi harus tetap menjamin tegaknya persatuan dan
kesatuan bangsa. Dengan dilaksanakan otonomi daerah yang semakin nyata
dan bertanggung jawab mengindakasikan paham demokrasi juga semakin
berkembang. Sebagai wujud prinsip demokrasi kekuasaan negara tidak
dipusatkan pemerintah pusat saja namun sebagian diserahkan kepada daerah
menjadi urusan rumah tangga daerah itu sendiri.
h. Demokrasi yang berkeadilan sosial
Penyelenggaraan demokrasi bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia. Demokrasi bukan hanya demokrasi politik, tetapi
juga sosial dan ekonomi. Sosial demokrasi berarti demokrasi yang ditemukan
dalam hubungan antara warga negara dan / atau warga negara. Itu juga harus
didasarkan pada penghormatan terhadap kebebasan, kesetaraan dan
solidaritas antar manusia.
i. Demokrasi dengan kesejahteraan rakyat
Demokrasi juga termasuk bidang ekonomi. Demokrasi ekonomi adalah suatu
sistem pengelolaan perekonomian negara berdasarkan prinsip-prinsip
ekonomi. Ekonomi harus dilindungi dari persaingan bebas tanpa batas melalui
hukum dan peraturan. Negara juga memainkan peran yang tepat dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan rakyat.
j. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka
Sistem peradilan yang independen memberikan kesempatan sebesar mungkin
bagi semua pihak yang berkepentingan untuk mencari dan menemukan hukum
yang seadil mungkin. Pengadilan yang independen dan otonom tidak boleh
dipengaruhi oleh siapa pun, tetapi hakim wajib memperhatikan keadilan yang
berkembang di masyarakat.
2. Pendidikan Demokrasi
Dewasa ini, dalam demokrasi harus ada kesadaran bahwa demokrasi hanya
akan diperkuat jika didukung oleh warga negara yang demokratis, yaitu warga
negara yang memiliki dan menjalankan sikap hidup demokratis. Artinya, warga
negara yang memiliki sikap dan budaya demokratis merupakan prasyarat bagi
berfungsinya negara demokrasi. Seperti yang dikatakan Bahmueller dalam
Udin Winataputra (2001: 72), perkembangan demokrasi di suatu negara
bergantung pada serangkaian faktor penentu, yaitu: tingkat perkembangan
ekonomi, rasa jati diri bangsa, pengalaman sejarah, dan budaya
kemasyarakatan. . Budaya warga mencerminkan tradisi demokrasi yang ada
di masyarakat. Budaya demokrasi yang tumbuh di masyarakat akan sangat
mendukung perkembangan demokrasi di negara yang bersangkutan. Oleh
karena itu, tradisi atau budaya demokrasi perlu dikembangkan di masyarakat.
Budaya demokrasi ini dapat dibina melalui pendidikan demokrasi. Pada
hakikatnya pendidikan demokrasi adalah sosialisasi nilai-nilai demokrasi agar
dapat diterima dan dilaksanakan oleh warga negara. Pendidikan untuk
demokrasi secara substansial mengacu pada sosialisasi, diseminasi,
pemutakhiran dan implementasi sistem, nilai, konsep dan praktik demokrasi
melalui pendidikan.
Pendidikan demokrasi bertujuan untuk mempersiapkan warga negara
berperilaku dan bertindak demokratis, melalui kegiatan menanamkan
pengetahuan, kesadaran dan nilai-nilai demokrasi pada generasi muda.
Pendidikan demokrasi pada dasarnya membangun budaya demokrasi yang
bersama-sama dengan struktur demokrasi akan menjadi dasar negara
demokrasi. Menurut Zamroni, (2001: 17) pengetahuan dan kesadaran akan
nilai demokrasi mencakup tiga hal. Pertama, kesadaran bahwa demokrasi
adalah pola hidup yang paling menjamin hak-hak warga negara itu sendiri,
demokrasi adalah pilihan terbaik di antara yang buruk mengenai pola hidup
bernegara. Kedua, demokrasi merupakan proses pembelajaran yang panjang
dan tidak terbatas pada meniru masyarakat lain. Ketiga, keberlangsungan
demokrasi bergantung pada keberhasilan transformasi nilai-nilai demokrasi di
masyarakat. Lebih lanjut dikatakannya, pendidikan harus mampu melahirkan
manusia yang demokratis. Tanpa manusia yang mempertahankan nilai-nilai
demokrasi, masyarakat yang demokratis hanya akan menjadi impian (Zamroni,
2011: 39).
Pendidikan demokrasi dalam arti luas dapat dilakukan secara informal, formal
dan nonformal. Secara informal, pendidikan demokrasi dapat diselenggarakan
dalam lingkungan keluarga yang menumbuhkan nilai-nilai demokrasi. Secara
formal, pendidikan demokrasi berlangsung di sekolah baik dalam bentuk
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler. Sedangkan pendidikan demokrasi
nonformal berlangsung pada kelompok masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, partai politik, pers, dan lain-lain.
Penting untuk memperhatikan pendidikan formal demokratis, yaitu di sekolah
atau lembaga pendidikan lainnya, termasuk pendidikan tinggi. Hal ini
dimungkinkan karena sekolah merupakan lembaga pendidikan yang telah
terprogram, terencana, terorganisir dan berkelanjutan untuk mencerdaskan
warga negara termasuk terwujudnya pendidikan yang demokratis. Yang
sangat penting dalam pendidikan kerakyatan di sekolah adalah kurikulum
pendidikan kerakyatan yang menyangkut dua hal yaitu struktur dan isi materi
(Winarno, 2007: 113).
Pengaturan tersebut mengacu pada beban pendidikan demokrasi dalam suatu
kegiatan kurikuler, baik secara eksplisit dimasukkan ke dalam mata pelajaran
atau mata kuliah atau tertanam dalam mata pelajaran umum. Saat ini mata
pelajaran dan mata kuliah PKn memiliki misi sebagai pendidikan demokrasi.
Mata kuliah lain, Ilmu Sosial (IPS), juga bertujuan untuk melatih warga negara
yang demokratis dan bertanggung jawab (Permendiknas Nomor 22 Tahun
2006). Isi materi berkaitan dengan kajian atau materi apa yang sesuai untuk
pendidikan demokrasi. Untuk benar-benar berfungsi sebagai pendidikan
demokrasi, materi harus ditekankan pada empat hal, yaitu: sejarah asal muasal
demokrasi dan perkembangan demokrasi, sejarah demokrasi di Indonesia,
semangat demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila, dan UUD 1945, dan
masa depan demokrasi. The Origins of Democracy akan mengajarkan kepada
anak-anak tentang perkembangan konsep demokrasi dari konsep awal hingga
sekarang hingga konsep global saat ini. Materi demokrasi Indonesia
mengajarkan kepada anak-anak tentang kekuatan, kelemahan dan bentuk
demokrasi ideal yang sesuai untuk Indonesia. Materi demokrasi masa depan
akan meningkatkan kesadaran anak-anak akan pentingnya demokrasi dan
memahami tantangan demokrasi yang akan muncul di masa depan.
SOAL LATIHAN
Dwi Winarno, Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan, PT. Bumi Aksara, 2006.