NIM : 2019D1B031
KELAS : 5B
PENGERTIAN PENGGUNA JASA, PENYEDIA JASA, AUDITOR dan
PENGELOLAAN 5M
1. Dalam system manajemen konstruksi terpadu, dikenal istilah pengguna jasa,
penyedia jasa, dan auditor, beri penjelasan detail tentang hal tersebut
A. Penjelasan Mengenai Pengguna Jasa
Berikut beberapa penjelasan dari perundang-undangan
(1) Pengguna Jasa adalah setiap orang dan/atau badan hukum yang
menggunakan jasa angkutan kereta api baik untuk angkutan orang maupun
barang.” (Pasal 1 Angka 9 UU Nomor 13 Tahun 1992 Tentang
Perkeretaapian).
(2) Pengguna Jasa adalah setiap orang dan/atau badan hukum yang
menggunakan jasa angkutan, baik untuk angkutan orang maupun barang.”
(Pasal 1 Angka 10 UU Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan).
(3) Pengguna Jasa adalah orang perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas
atau pemilik pekerjaan/proyek yang memerlukan layanan jasa
konstruksi.”(Pasal 1 Angka 3 UU Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa
Konstruksi).
(4) Pengguna Jasa adalah setiap orang dan/atau badan hukum yang
menggunakan jasa angkutan kereta api, baik untuk angkutan orang maupun
barang.” (Pasal 1 Angka 12 UU Nomor 23 Tahun 2007 Tentang
Perkeretaapian).
(5) Pengguna Jasa adalah perseorangan atau badan hukum yang menggunakan
jasa Perusahaan Angkutan Umum.” (Pasal 1 Angka 22 UU Nomor 22 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan).
(6) Pengguna Jasa adalah pihak yang menggunakan jasa Pihak Pelapor.” (Pasal
1 Angka 12 UU Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan Dan
Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang).
(7) Dalam PPh final atas usaha jasa konstruksi tentang peraturan pemerintah
(PP) Nomor 51 tahun 2008 “pajak atas penghasilan dari kegiatan usaha jasa
konstruksi” juga di jelaskan definisi pengguna jasa.
Dalam PP ini dijelaskan bahwa : Pengguna Jasa adalah orang pribadi
atau badan termasuk bentuk usaha tetap, yang memerlukan layanan jasa
konstruksi.
B. Penjelasan Mengenai Penyedia Barang Jasa
Penyedia barang jasa adalah istilah untuk badan usaha atau orang
perseorangan yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Konsultansi/Jasa Lainnya.
Dalam pelaksanaan pengadaan barang/ jasa pemerintah di Indonesia
Penyedia Barang Jasa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
(1) Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan
kegiatan/usaha
(2) Memiliki keahlian, pengalaman, kemampuan teknis dan manajerial untuk
menyediakan Barang/Jasa;
(3) Memperoleh paling kurang 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia Barang Jasa
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta, termasuk pengalaman subkontrak;
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf c di atas, dikecualikan bagi
Penyedia Barang Jasa yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;
(5) Memiliki sumber daya manusia, modal, peralatan dan fasilitas lain yang
diperlukan dalam Pengadaan Barang Jasa;
(6) Dalam hal Penyedia Barang Jasa akan melakukan kemitraan, Penyedia
Barang Jasa harus mempunyai perjanjian kerja sama operasi/ kemitraan
yang memuat presentase kemitraan dan perusahaan yang mewakili
kemitraan tersebut;
(7) Memiliki Kemampuan Dasar (KD) untuk usaha non-kecil, kecuali untuk
Pengadaan Barang dan Jasa Konsultansi;
(8) Khusus untuk Pelelangan dan Pemilihan Langsung Pengadaan Pekerjaan
Kontsruksi memiliki dukungan keuangan dari bank;
(9) Khusus untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan jasa Lainnya harus
memperhitungan Sisa Kemampuan paket (SKP) sebagai berikut: SKP = KP
– P; KP = nilai Kemampuan Paket, dengan ketentuan:
- untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan
sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan;
- untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan
sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua)
(10) Jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani pada saat
bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
(11) Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan dan atau direksi yang bertindak untuk dan atas nama
perusahaan tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana, yang dibuktikan
dengan surat pernyataan yang ditandatangani penyedia barang/jasa;
(12) Sebagai wajib pajak sudah memiliki nomor pokok wajib pajak (npwp)
dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun terakhir (pptk tahunan)
serta memiliki laporan bulanan pph pasal 21, pph pasal 23 (bila ada
transaksi), pph pasal 25/pasal 29 dan ppn (bagi pengusaha kena pajak)
paling kurang 3 (tiga) bulan terakhir dalam tahun berjalan;
(13) Secara hukum mempunyai kapasitas untuk mengikatkan diri pada
kontrak; Tidak masuk dalam daftar hitam
(14) Memiliki alamat tetap dan jelas serta dapat dijangkau dengan jasa
pengiriman; dan Menandatangani Pakta Integritas.
C. Penjelasan Tentang Auditor
Auditor bekerja untuk mengaudit berbagai macam laporan yang ada
kaitannya pada keuangan dari suatu lembaga, instansi ataupun perusahaan.
Auditor juga merupakan seseorang yang mempunyai kualifikasi dan keahlian
tertentu untuk melakukan tugas audit atas laporan keuangan. Dalam konteks
lainnya auditor yang berkualitas akan ada kaitannya pada reputasi auditor.
Audit secara umum merupakan suatu proses yang sistematis untuk
mendapatkan dan mengkaji secara objektif bahan bukti (evidence) perihal
pernyataan ekonomi dan kegiatan lain. Hal ini bertujuan mencocokan atau
membandingkan dengan kriteria yang telah ditentukan. Dari hasil langkah itu,
disimpulkan suatu pendapat atau opini dan mengkomunikasikannya kepada
pihak yang berkepentingan (D.R. Carmichael dan J.J. Wilingham, 1987).
Menurut Leo Herbert (1979), audit proyek didefinisikan sebagai
Merencanakan, mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti yang cukup
jumlahnya, relevan, dan kompeten, Dilakukan oleh auditor yang bebas
(independent), Dengan tujuan audit yaitu untuk menjawab beberapa pertanyaan:
(1) Apakah manajemen atau personil suatu perusahaan atau agen yang ditunjuk
telah melaksanakan kegiatan atau tidak?
(2) Apakah kegiatan yang dilakukan memakai norma yang sesuai untuk
mencapai hasil yang telah ditetapkan oleh yang berwenang?
(3) Apakah kegiatan telah dilakukan dengan cara yang efektif?
Auditor mengambil keputusan atau pendapat dari bahan pembuktian,
dan melaporkannya kepada pihak ketiga serta melengkapi bahan bukti untuk
meyakinkan kebenaran isi laporan, dan usulan perbaikan untuk meningkatkan
efektifitas proyek. Arti dan proses audit secara umum mencakup
(1) Kegiatan audit terdiri dari langkah-langkah sistematis mengikuti urutan
yang logis
(2) Pengkajian secara objektif; dilakukan oleh orang bebas, dalam arti
tidak berperan dalam objek yang akan diaudit.
(3) Diperlukan bahan bukti (evidence) yaitu fakta atau data dan informasi
yang mendukung yang harus dikumpulkan oleh auditor
(4) Ada kriteria sebagai patokan pertimbangan atau perbandingan. Kriteria
merupakan standar yang telah ditentukan dimana organisasi,
manajemen, atau pelaksana harus mengikutinya dalam usaha mencapai
tujuan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing. Kriteria
digunakan auditor untuk menilai apakah suatu kegiatan telah dilakukan
dengan benar atau menyimpang
(5) Ada kesimpulan berupa pendapat atau opini auditor
D. Machine
Dijaman revolusi industri yang entah sudah keberapa ini, penggunaan
alat terlihat dan memang semakin canggih. Apalagi jika diintegrasikan dengan
penerapan teknologi pintar yang bisa diakses kapan saja semau kita.
Machine atau Mesin digunakan untuk memberi kemudahan atau
menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.
Peralatan juga sangat penting. Pekerjaan konstruksi memerlukan alat-alat untuk
memudahkan kita melakukan pekerjaan dengan maksud agar efisien dan efektif.
Sejak jaman dahulu kala peralatan-peralatan mekanis guna keperluan konstruksi
telah ditemukan. Seperti misalnya katrol, dan peralatan penggali sederhana.
Dalam proyek konstruksi, penggunaan alat spesifik biasanya tergantung
dari jenis konstruksi yang akan dilaksanakan, seperti misalnya penggunaan
launching gantry pada pekerjaan instalasi box girder pada jembatan atau
struktur jalan layang. Namun pada umumnya peralatan-peralatan yang biasa
digunakan adalah mobil dumbtruck, loader, excavator dan crane.
E. Money
Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting untuk
mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional.
Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta
berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
Money atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat
diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya
hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan.