MODUL PERKULIAHAN
[Pengantar
Agroindustri]
[MODUL KULIAH IX. PERENCANAAN
USAHA AGROINDUSTRI
09
PERENCANAAN USAHA AGROINDUSTRI
2. Pemilihan lokasi
Lokasi menjadi hal yang penting terhadap kelangsungan masa depan
perusahaan pertanian (agroindustri). Lokasi dikatakan ideal bila memenuhi
minimal beberapa hal sebagai berikut :
a. Ketersediaan bahan baku
Keberadaan perusahaan di tempat bahan baku maka akan semakin
menghemat biaya transportasi bahan baku. Memudahkan dalam
pengangkutan, menghemat waktu, menghemat tenaga, dan jelas menghemat
biaya yang dikeluarkan.
b. Ketersediaan tenaga kerja di sekitar lokasi
Yaitu menyangkut jumlah tenaga kerja yang tersedia dibandingkan dengan
kebutuhan perusahaan, kualitas dan spesifikasi tenaga kerja yang diinginkan
perusahaan, besar upah regional yang harus dibayarkan kepada tenaga kerja,
dan berkaitan dengan peraturan pemerintah terhadap tenaga kerja. Semakin
mudah hal-hal tersebut didapat, maka akan semakin memperlancar dan
mendukung kelangsungan perusahaan agroindustri di masa yang akan
datang.
c. Dekat dengan lokasi pemasaran
Perusahaan agroindustri yang dekat dengan lokasi pemasaran akan sangat
mempermudah penjualan, apalagi untuk produk-produk holtikultura yang
secara umum tidak tahan lama.
d. Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang
Seperti fasilitas jalan raya, ketersediaan air bersih, ketersediaan tempat
pembuangan limbah, fasilitas listrik dan sarana lain yang dibutuhkan.
A. Kegunaan Perencanaan
Pengertian perencanaan mempunyai beberapa definisi rumusan yang
berbeda satu dengan lainnya. Cuningham menyatakan bahwa perencanaan adalah
menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk
masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil
yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas
yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian. Perencanaan dalam
pengertian ini menitikberatkan kepada usaha untuk menyeleksi dan
menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha
untuk mencapainya. Definisi lain menyatakan bahwa perencanaan adalah
hubungan antara apa yang ada sekarang dengan bagaimana seharusnya yang
berkaitan dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program, dan alokasi
sumber (Ukar, 2013).
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat
strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja
organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi
manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian,
pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan dengan lancar. Rencana
dapat berupa rencana informal atau rencana formal. Rencana informal adalah
rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu
organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus
dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
merupakan rencana bersama anggota korporasi, artinya, setiap anggota harus
mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk
mengurangi ambiguitas dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus
dilakukan (Jamil, 2010).
Perencanaan mempunyai makna yang komplek, perencanaan didefinisikan
dalam berbagai bentuk tergantung dari sudut pandang, latar belakang yang
mempengaruhinya dalam mendefinisikan pengertian perencanaan. Di antara
definisi tersebut adalah sebagai berikut: Menurut prajudi Atmusudirjo,
perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan
dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa, dan bagaimana. Bintoro
B. Agroindustri Berkelanjutan
Pembangunan agroindustri di tanah air merupakan suatu keharusan dalam
rangka menuju masyarakat industri yang berbasis pertanian. Hal ini disebabkan
karena mayoritas masyarakat pedesaan menggantungkan kehidupannya pada
sektor pertanian, adanya ketimpangan antara kota dan desa sehingga urbanisasi
cukup tinggi dan tingkat pendapatan yang rendah, pengangguran yang tinggi,
devisa yang kecil serta katahanan pangan yang lemah (Indopuro, 2012).
Pada sisi lain, kegiatan di sektor pertanian (on farm) saat ini merupakan
sumber penghasilan sebagian besar masyarakat pedesaan, tetapi belum dapat
memberikan kehidupan yang layak karena nilai tambah dari kegiatan on farm
pada umumnya belum dapat dinikmati oleh masrarakat pedesaan. Hal ini antara
lain disebabkan oleh belum mampunya produk-produk pertanian merespon
perubahan tuntutan konsumen saat ini yang menuntut kualitas tinggi, kontinyuitas
pasokan ketepatan waktu penyampaian, serta harga yang kompetitif (Indopuro,
2012).
Makna berkelanjutan (Sustainable) yang didampingi kata agroindustri
tersebut, maka pembangunan agroindustri yang berkelanjutan (Sustainable
agroindustrial development) adalah pembangunan agroindustri yang mendasarkan
diri pada konsep berkelanjutan, dimana agroindustri yang dimaksudkan dibangun
dan dikembangkan dengan memperhatikan aspek-aspek manajemen dan
konservasi sumber daya alam. Semua teknologi yang digunakan serta
kelembagaan yang terlibat dalam proses pembangunan tersebut diarahkan untuk
memenuhi kepentingan manusia masa sekarang maupun masa mendatang. Jadi
teknologi yang digunakan sesuai dengan daya dukung sumber daya alam, tidak
ada degradasi lingkungan, secara ekonomi menguntungkan dan secara sosial
diterima oleh masyarakat (Soekartawi 1998, FAO, 1989, Sajise, 1996 ) dalam
(Aritonang, 2013).
Dari definisi ini ada beberapa ciri dari agroindustri yang berkelanjutan,
yaitu pertama produktivitas dan keuntungan dapat dipertahankan atau
Panduan e-learning Bagi Dosen Pengampu
Universitas Mercu Buana Yogyakarta Page 62
ditingkatkan dalam waktu yang relatif lama sehingga memenuhi kebutuhan
manusia pada masa sekarang atau masa mendatang. Kedua, sumber daya alam
khususnya sumber daya pertanian yang menghasilkan bahan baku agroindustri
dapat dipelihara dengan baik dan bahkan terus ditingkatkan karena berkelanjutan,
dan keberlanjutan tersebut sangat tergantung dari tersedianya bahan baku. Ketiga,
dampak negatif dari adanya pemanfatan sumber daya alam dan adanya kerajinan
dapat diminimalkan (Soekartawi, 2001) dalam (Aritonang, 2013).
Dari definisi agroindustri berkelanjutan ada beberapa ciri antara lain, yaitu
pertama produktivitas dan keuntungan dapat dipertahankan atau ditingkatkan
dalam waktu yang relatif lama sehingga memenuhi kebutuhan manusia pada masa
sekarang atau masa mendatang. Kedua, sumber daya alam khususnya sumber
daya pertanian yang menghasilkan bahan baku agroindustri dapat dipelihara
dengan baik dan bahkan terus ditingkatkan karena berkelanjutan kerajinan
tersebut sangat tergantung dari tersedianya bahan baku. Ketiga, dampak negatif
dari adanya pemanfatan sumber daya alam dan adanya kerajinan dapat
diminimalkan (Annisa, 2012).
Konsep agroindustri berkelanjutan muncul bersamaan dengan adanya
perusahaan agroindustri yang baru didirikan tetapi tidak berumur panjang. Banyak
contoh menunjukkan adanya perusahaan agroindustri yang pada mulanya
berkembang pesat, namun akhirnya tutup karena berbagai alasan, diantaranya
karena kesalahan manajemen, kekurangan bahan baku atau kurangnya konsumen
yang membeli produk agroindustri tersebut. Perusahaan agroindustri yang tutup
juga tidak mengenal skala usaha, apakah perusahaan skala besar, menengah atau
kecil (Simanjuntak, 2013). Pembangunan agroindustri berkelanjutan adalah
pembangunan agroindustri yang mendasarkan diri pada konsep berkelanjutan. Jadi
egroindustri dibangun dan dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek-
aspek manajemen dan konservasi sumber daya alam. Teknologi yang digunakan
serta kelembagaan yang terlibat dalam proses pembangunan diarahkan untuk
memenuhi kepentingan manusia masa sekarang maupun masa yang akan datang.
Ciri-ciri agroindustri berkelanjutan (Simanjuntak, 2013) yaitu :