Anda di halaman 1dari 72

UTS BIMBINGAN DAN KONSELING

“ ANALISIS FILM COACH CARTER”

Dosen Pengampuh:

IRENE HENDRIKA, S.Psi, M.Psi

OLEH

NAMA : GRACE HEZLY SESALADAN


NIM : 217 118 111
KELAS : B8

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA TORAJA
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................. i

KATA PENGANTAR................................................................................... 1

ABSTRAK..................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 3

A. Latar Belakang Masalah Dalam Film................................................ 3

B. Rumusan Masalah Dalam Film.......................................................... 5

C. Tujuan Film........................................................................................ 5

D. Manfaat Film...................................................................................... 6

BAB II ANALISIS FILM COACH CARTER.............................................. 7

BAB III TEORI BK BAB 1 - 5..................................................................... 15

BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................. 59

A. Kaitan Isi Film Coach Carter Dengan Teori Bk................................ 59

B. Pesan Yang Ingin Disampaikan Dari Film Coach Carter................ 64

C. Pelajaran Yang Biasa Dipetik Dari Film Coach Carter ................ 67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 68

A. KESIMPULAN................................................................................... 68
B. SARAN............................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 70

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya saya mampu untuk menyelesaikan tugas
Analisis film Coach Carter. Tugas ini merupakan bentuk dari pemenuhan
penilaian untuk UTS mata kuliah Bimbingan dan Konseling.

Pada analisis film Coach Carter ini membahas tentang kaitan isi film
dengan teori bk yang ada pada bab 1-5. Dalam penyusunan Analisis film Coach
Carter, Penulis sering mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Irene
Hendrika, S.Psi.,M.Psi selaku dosen pengampuh mata kuliah Bimbingan dan
Konseling yang telah memberikan arahan dalam menyusun tugas menganalisis
buku dan teman-teman yang telah memberikan motivasi dan masukan dalam
menyusun tugas menganalisis buku.

Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Terima kasih.

Makale, Mei 2020


Penulis

1
ABSTRAK
Film ini memiliki banyak sekali pemgalaman hidup dan akan membuat
pembacanya sangat termotivasi.Film ini juga berasal dari kisah nyata Thomas
Carter dan hal ini membuat kami tertarik untuk menyusun analisis ini. Film Coach
Carter didasarkan pada kisah nyata pelatih bola basket Richmond High School,
Ken Carter (yang diperankan oleh Samuel L. Jackson), yang menghebohkan tahun
1999 karena menangguhkan tim basket sekolah menengahnya yang tidak
terkalahkan karena hasil akademis yang buruk. Makalah ini menganalisis tentang
kaitan film Coach Carter dengan kajian buku Bimbingan Konseling Bab 1 sampai
dengan Bab V serta bagaimana kita dapat belajar arti belajar yang sesungguhnya.
Subjek makalah ini adalah sumber data utama yaitu film Coach Carter dan Buku
Bimbingan Konseling Bab I sampai dengan Bab V . Sedangkan objek analisis ini
adalah apa kaitan film Coach Carter dengan kajian bimbingan konseling, peran
guru sebagai pembimbing, teori-teori, permasalahan belajar ditinjau dari aspek
emosional sosial, beberapa jenis masalah pada siswa sekolah dasar dan bagai
mana kita dapat belajar arti belajar yang sesungguhnya yang terdapat dalam film
Coach Carter.
Kata kunci : film, teori, permasalahan, coach carter, latihan

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH DALAM FILM
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di
suatu tempat tertentu.
Film dapat menjadi sarana rekreasi dan edukasi, di sisi lain dapat pula
berperan sebagai penyebarluasan nilai nilai budaya baru. Pada hakikatnya,
sebuah film harus mengandung nilai nilai pendidikan, contohnya film yang
berjudul Coach Carter. Film ini mengandung banyak nilai nilai pendidikan
yang dapat dijadikan sebagai contoh kehidupan.Film Coach Carter yang rilis
pada tahun 2005 ini, disutradarai langsung oleh Thomas Carter sebagai sosok
yang memberikan kisah nyatanya untuk diabadikan dalam sebuah film. Kisah
ini dimulai dari seseorang bernama John Carter yang merupakan pemain
basket di masa lalu. Carter kemudian memperoleh beasiswa ke universitas
sehingga berkesempatan untuk melatih siswa SMA Richmond. Namun,
masalah muncul silih berganti sebagai tantangan seorang pelatih basket. Sejak
saat itulah petualangan seorang pelatih basket dimulai. Terlihat jelas
bagaimana seni mengajar seorang pelatih dengan kegigihannya yang mampu
mengalahkan batu karang.
Seorang John Carter telah menginspirasi siapa saja yang menonton
film ini, karena tidak semua orang yang berprestasi mau membantu kelompok
marginal. Dalam film ini, kegigihan dan kesabaran Carter benar-benar patut
dicontoh ketika menghadapi siswa-siswa di sekolah dengan kredibilitas yang
buruk. Meskipun dibumbui oleh intrik tertentu, tetapi film ini sangat mungkin
terjadi di dunia nyata. Ketika Carter menemukan fakta bahwa tim basket yang
dilatihnya mempunyai latar belakang siswa kurang berprestasi di sekolah
dengan hanya 7% persentase alumni yang mampu melanjutkan kuliah, maka
jelas hal ini merupakan tantangan besar. Namun, tantangan ini dijawab dengan
usaha keras yang dilakukannya tanpa menyerah dan putus asa.

3
Berbagai peraturan Coach Carter buat , peraturan peraturan yang
sebagian banyak orang nilai aneh, ekstrim, dan tidak ada hubungannya dengan
permainan basket. Salah satu nya adalah dengan mewajibkan tim basket nya
memakai pakaian resmi (memakai jas dan dasi) saat jam pelajaran sekolah.
Hal ini kontan saja ditentang oleh para anak latih nya, yang selama ini merek
berpakaian dengan gaya khas mereka dan  sesuka seleranya.
Hal lain yang unik adalah, mereka harus memanggil satu sama lain,
dengan panggilan “Sir” , baik di dalam lapangan, maupun di luar lapangan.
Dan lagi lagi peraturan ini tidak bisa di tawar tawar. Panggilan keakraban
antar mereka yang biasanyaa memanggil satu sama lain dengan kata “Nigga”
(Negro) harus dihapuskan. Belum lagi peraturan tentang bagaimana bila
mereka terlambat, walau itu hanya 5 menit dengan alasan apapun, mereka
harus membayar nya dengan hukuman yang sangat menyiksa. tidak ada
dispensasi. Tak jarang kesalahan atau bantahan yang dilakukan harus di bayar
dengan 10.000 kali push up.
Hal yang paling tidak biasa adalah peraturan berikut ini. Bahwa setiap
mereka harus memenuhi peraturan, bahwa indeks prestasi harus di angka 2,3.
Bila tidak mereka harus keluar dari tim basket tersebut. Dan semua peraturan
tersebut tertulis di atas kontrakk tertulis, yang di tandatangai juga oleh orang
tua mereka. Peraturan yang dianggap sangat berlebihan oleh para orangtua
bahkan pihak sekolah sekalipun. Terutama tentang bagaimana setiap anak
yang dia latih harus mempunyai indeks prestasi 2,3. Apa hubungannya
prestasi akademik dengan permainan basket ? itu salah satu peraturan yang
ditantang keras oleh para orang tua, para guru, bahkan kepala sekolah.
Namun, bagi Coach Carter, peraturan tetaplah peraturan, take it or
leave it. tidak ada tawar menawar. Bila masih ingin gabung, maka taatilah
peraturan. Walau berat, namun anak anak ini tetap jalankan. Kemudian 
prestasi demi prestasi perlahan lahan mereka dapatkan. Hingga ada sebuah
moment, di mana Coach Carter memutuskan tidak mau melatih lagi tim basket
nya, dan mensegel lapangan basket hingga tidak bisa dipakai untuk bermain
atau pun latihan basket, dikarenakan oleh satu hal, indeks prestasi mereka

4
masih dibawah 2,3. Sontak hal itu tidak dapat diterima oleh sebagian besar
para pemain.Kemudian diakhiri dengan Timo Cruz, pemain yang paling
diandalkan oleh tim muak dengan kebijakan pelatih dan memilih keluar dari
tim.
Dalam film ini menggunakan lebih dari satu paradigma dari berbagai
aliran-aliran filsafat pendidikan, karena paradigma dari aliran-aliran filsafat
pendidikan tersebut memiliki kesinambungan saling melengkapi satu sama
lain guna mencapai tujuan pendidikan bersama. Secara garis besar Carter lebih
cenderung menggunakan aliran rekronstruksionisme dalam proses belajar
maupun melatih siswa yang tergabung dalam tim basket di sekolah.
Dari sudut pandang Coach Carter, ia cenderung memiliki pemikiran
sama dengan aliran rekontruksionisme dalam mendidik tim basket asuhannya,
tujuan Coach Carter pada timnya adalah mereka mampu memiliki prestasi
yang baik di bidang akademik dan non akademik atau memperoleh juara di
olahraga bola basket.Segala tindakan, perilaku, dan pemikiran Coach Carter
diperkuat dengan penjelasan dari aliran rekonstruksionisme.

B. RUMUSAN MASALAH FILM


1. Bagaimana kaitan isi Film Coach Carter dengan teori bk yg terkait mulai
dari bab 1-bab 5 ?
2. Pelajaran apa yang biasa dipetik dari Film Coach Carter ?
3. Pesan apa saja yang ingin disampaikan dari Film Coach Carter?

C. TUJUAN FILM
1. Dapat mengaitkan isi Film Coach Carter dengan teori bk yg terkait mulai
dari bab 1-bab 5
2. Dapat mengetahui pelajaran apa yang biasa dipetik dari Film Coach
Carter ?
3. Dapat memprediksi pesan apa saja yang ingin disampaikan dari Film
Coach Carter?

5
D. MANFAAT FILM
1. Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
pengetahuan terutama yang menyangkut tentang bimbingan konseling
yang berfokus pada pelajaran tentang karakter
2. Bagi pembaca yaitu dihaarapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
para pembaca mengenai bagaimana kita jadikan pedoman hidup terutama
dalam keteguhan akan memegang prinsip dan ketegasan dalam
memimpin maupun mendidik

6
BAB II
ANALISIS ISI FILM

DETAIL PRODUKSI
Judul : Coach Carter
Genre : Olahraga
Rilis : 14 Januari 2005
Negara : Amerika Serikat
Bahasa : Inggris
Sutradara : Thomas Carter
Penulis cerita : Mark Schwahn, John Gatins
Produser : David Gale, Brian Robbins, Michael Tollin
Musik : Trevor Rabin
Sinematografi : Sharone Meir
Editor : Peter Berger
Durasi : 136 menit

PEMERAN FILM COACH CARTER:

 Samuel L. Jackson sebagai Pelatih Ken Carter


 Rob Brown sebagai Batu Kenyon
 Robert Ri'chard sebagai Damien Carter
 Rick Gonzalez sebagai Timo Cruz
 Nana Gbewonyo sebagai Junior Battle
 Antwon Tanner sebagai Jaron "Worm" Willis
 Channing Tatum sebagai Jason Lyle
 Ashanti sebagai Kyra
 Matt Jaworski sebagai Colin Girod
 Texas Battle sebagai Maddux
 Adrienne Eliza Bailon sebagai Dominique
 Dana Davis sebagai Peyton

7
 Octavia Spencer sebagai Mrs. Willa Battle
 Denise Dowse sebagai Kepala Sekolah Garrison
 Tadhg Deevy sebagai Penjinak Ular Polandia
 Debbi Morgan sebagai Tonya
 Roberto Luis Santana sebagai Pelatih Kennedy
 Chauntal Lewis sebagai St. Francis Cheerleader
 Massiel Sanchez sebagai Pacar Daryl
 Robert Hoffman sebagai Penari

SINOPSIS FILM COACH CARTER

Ken Carter mengambil alih pekerjaan sebagai pelatih kepala untuk tim
bola basket di Richmond High School, setelah bermain di tim itu sendiri.Carter
dengan cepat melihat bahwa para atlet itu kasar, tidak sopan, dan membutuhkan
disiplin.Dia memberikan kontrak masing-masing pemain, menginstruksikan
mereka untuk menghadiri semua kelas mereka, duduk di barisan depan kelas-kelas
itu, mengenakan kemeja dan dasi pada hari-hari permainan, merujuk kepada
semua orang sebagai "Sir", dan pertahankan nilai rata-rata poin 2,3 (C +), di
antara persyaratan lainnya. Carter juga meminta staf sekolah untuk membuat
laporan kemajuan tentang nilai dan kehadiran para pemain. Dia mengajari mereka
cara bermain basket yang disiplin.Di gym, Carter dihadapkan dengan permusuhan
dari para pemain dan salah satunya, Timo Cruz, berusaha untuk memukul Carter
tetapi dengan cepat ditundukkan.Cruz kemudian keluar dari tim karena marah,
bersama dengan dua pencetak gol terbanyak musim sebelumnya.

Carter memperingatkan tim bahwa, jika mereka terlambat untuk latihan,


maka mereka akan melakukan bunuh diri (sejenis sprint menyentuh garis ), dan,
jika mereka bertindak dengan tidak hormat terhadapnya, maka mereka akan
melakukan push-up.Dia kemudian memerintahkan mereka untuk melakukan
serangkaian bunuh diri selama satu jam tujuh menit untuk meningkatkan kondisi
mereka. Kemudian, putra Carter, Damien, memutuskan untuk bergabung dengan
tim, setelah berhenti dari sekolah swasta St. Francis.Terkejut, Carter bertanya

8
mengapa dia melakukan ini, dan Damien mengatakan kepadanya bahwa dia ingin
bermain untuk ayahnya.Carter dengan enggan setuju tetapi membawa putranya ke
standar yang lebih tinggi daripada anggota tim lainnya.Kenyon Stone, kapten tim
yang berkepala dingin dan pemain terbaik, berjuang untuk berdamai dengan
pacarnya, Kyra, yang sedang hamil, tidak yakin apakah ia dapat menyulap bola
basket dan mempersiapkan diri untuk kuliah serta menjadi orangtua.

Dalam pertandingan pembuka melawan Hercules, Cruz menyaksikan tim


menang dan kemudian bertanya pada Carter apa yang harus dia lakukan untuk
kembali ke tim.Carter setuju tetapi dengan satu syarat: dia perlu melakukan 2.500
push-up dan 1.000 bunuh diri sebelum Jumat.Carter memperingatkan Cruz bahwa
tidak mungkin untuk menyelesaikan semua push up dan bunuh diri pada hari
Jumat.Ketika hari itu tiba, Cruz masih kekurangan 500 push-up dan 80 bunuh diri.
Namun, pemain lain secara sukarela melakukan push-up dan bunuh diri untuknya,
mengatakan bahwa mereka adalah sebuah tim dan kegagalan individu serta
kemenangan mereka dihitung bersama, sehingga membuat Cruz kembali ke tim.

Pada hari pertandingan, Carter bertanya kepada Cruz apa ketakutan


terbesarnya, tetapi Cruz bingung dengan pertanyaan itu. Kemudian, tim
memenangkan pertandingan. Carter mengetahui bahwa satu siswa tertentu tidak
menghadiri kelas: Pertempuran Junior. Kemudian dalam praktiknya, Carter
berbicara dengan Battle, yang tampaknya tidak khawatir tentang hal itu, jadi
Carter menskorsnya untuk permainan. Setelah konfrontasi, Battle membuat tim
marah. Setelah itu, ibu Battle meminta Carter untuk membiarkannya kembali ke
tim. Carter mengatakan bahwa dia perlu mendengarnya dari Battle sendiri. Battle
meminta maaf atas apa yang telah ia lakukan dan diizinkan kembali ke tim, tetapi
harus melakukan 1.000 push-up dan 1.000 bunuh diri untuk menebusnya.

Pada tarian musim dingin, Stone berkelahi dengan Kyra tentang bayi itu.
Dia mengatakan padanya bahwa dia menginginkan lebih banyak untuk hidupnya
daripada apa yang dia lihat di lingkungan mereka dan mendesaknya untuk berpikir
secara realistis tentang kesulitan mengasuh anak.Kyra dengan marah memberi

9
tahu Stone bahwa dia mengandung bayi dengan atau tanpa dukungannya. Tim
kemudian memiliki rekor tak terkalahkan, akhirnya memenangkan turnamen Bay
Hill Holiday. Setelah kemenangan mereka, tim menyelinap ke pesta yang
diadakan di rumah gadis setempat, tanpa sepengetahuan orang tuanya. Carter
menemukan para pemain yang hilang dan melacak mereka di pesta, tempat dia
memerintahkan mereka untuk pergi.

Di bus pulang, Carter memarahi timnya karena perilaku ceroboh mereka,


memperingatkan mereka untuk mengharapkan latihan yang melelahkan pada hari
Senin sebagai hukuman. Tim tidak terganggu oleh kemarahannya dan Cruz
menunjukkan bahwa mereka memenangkan turnamen dan sudah memberi Carter
apa yang dia inginkan: pemenang. Kembali di sekolah, Carter menemukan bahwa
laporan kemajuan menunjukkan bahwa beberapa siswa telah bolos dan gagal
secara akademis. Carter yang marah mengunci gym, dan mengirim pemainnya ke
perpustakaan untuk belajar dengan guru mereka.Ini mengecewakan para pemain,
terutama Cruz, yang keluar dari tim lagi, menyatakan bahwa ia sudah bekerja
cukup keras untuk berada di tim. Tanpa bola basket, Cruz kembali berurusan
dengan narkoba dengan sepupunya. Meskipun komitmen Carter terhadap
akademisi dipuji di media nasional, Carter dikritik oleh orang tua dan personel
akademis karena keputusannya untuk mengunci gym. Suatu malam, seseorang
melempar batu bata ke jendela toko Carter karena tidak membiarkan tim bermain.

Hari berikutnya, seorang pria berhenti di samping mobil Carter di lampu


merah lalu mulai meludah ke jendela dan mengejeknya karena keputusannya
untuk mengunci gym. Carter menjadi marah dan mencoba membalas, tetapi
Damien memecah pertarungan. Malam itu, ketika Cruz nongkrong dengan sepupu
pengedar narkoba, Renny, ia menyelamatkan tiga rekan satu timnya dari
dilecehkan oleh beberapa gangster. Kesepakatan narkoba Renny salah, dan dia
ditembak mati, membuat Cruz bingung. Cruz pergi ke rumah Carters dan
memohon agar diizinkan kembali ke tim. Carter menghiburnya dan
membiarkannya.Dewan sekolah akhirnya berhadapan dengan Carter, yang
menjelaskan bagaimana ia ingin memberi timnya kesempatan dan opsi untuk

10
pendidikan lebih lanjut sehingga mereka tidak akan beralih ke kejahatan, dengan
menyatakan bahwa mencapai pendidikan yang sehat lebih penting bagi siswa
daripada memenangkan permainan bola basket. Seorang pria menyarankan bahwa
Carter harus dikeluarkan dari posisi pelatih basket. Carter berjanji bahwa dia akan
berhenti jika lockout berakhir. Kepala Sekolah Garrison dan ketua memilih untuk
tidak mengakhiri penutupan tetapi kalah suara oleh anggota dewan lainnya.

Keesokan harinya, Carter tiba dengan membawa kotak-kotak bergerak


dengan maksud untuk membersihkan kantornya, tetapi dia terkejut menemukan
para pemainnya di gym dengan meja dan kertas, belajar untuk menaikkan nilai
mereka kembali. Para atlet memutuskan untuk memenuhi niat awal Carter untuk
mengejar kesuksesan akademis sebelum melanjutkan untuk memainkan
permainan berikutnya. Cruz menjawab pertanyaan Carter tentang ketakutan dan
berterima kasih padanya karena telah menyelamatkan hidupnya. Carter
memutuskan untuk tetap tinggal. Para pemain bekerja keras dan akhirnya
menaikkan rata-rata nilai poin mereka untuk memenuhi kontrak mereka.
Kemudian, Stone berbicara kepada Kyra tentang bayi itu dan mengatakan
kepadanya bahwa dia punya rencana sehingga dia dan bayinya bisa kuliah
bersama dengannya.

Dia mengungkapkan bahwa dia melakukan aborsi atas pilihannya sendiri


dan memberi tahu Kenyon bahwa dia harus fokus bermain basket kampus. Dia
meminta Kyra untuk ikut bersamanya ke perguruan tinggi, dengan atau tanpa
bayi, dan dia setuju. The Oilers akhirnya berakhir bersaing di playoff SMA CIF
negara bagian tetapi kalah dari St. Francis dengan hanya 2 poin setelah tembakan
pemenang pertandingan oleh pemain bintang lawan Ty Crane. Ty menarik Battle
ke samping untuk memujinya, setelah awalnya mengejeknya sebelumnya di game
sebelumnya. Namun demikian, Carter bangga dengan para pemainnya yang
mencapai tujuan mereka untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Epilog film
ini menampilkan serangkaian grafik yang menyatakan bahwa sejumlah pemain
Carter melanjutkan kuliah dan bermain basket, seperti Kenyon, Lyle, Junior,
"Worm", Cruz, dan Damien.

11
KELEBIHAN FILM
1. Banyak mengandung nilai nilai moral
2.   Menyajikan film berdasarkan kehidupan nyata Ken Carter
3.   Jalan cerita mudah dipahami
4. Tata bahasa yang digunakan terbilang rapih
5. Cerita yang dihadirkan cukup menguras emosi
6. Konflik yang terjadi terbilang cukup baik

KEKURANGAN FILM
1. Editing dalam film kurang baik
2.   Ada beberapa konflik yang terkesan “tanggung”

PENCAPAIAN DAN KRITIK

Film Coach Carter mendapatkan sambutan positif dari kritikus film.Pada situs
Rotten Tomatoes, film Coach Carter memiliki approval rating 64% berdasarkan
148 ulasan, dengan peringkat rata-rata 6.1/10.Kesimpulan dari Rotten Tomatoes
berbunyi, "Meskipun didasarkan pada kisah nyata, Film Coach Carter adalah
bagus secara formula dan terutama akibat kinerja bagus Samuel L. Jackson.Situs
Metacritic memberikan film Coach Carter dengan skor 57 dari 100, berdasarkan
36 kritik yang menunjukkan kecenderungan positif.

PENGHARAGAAN

- Black Movie Awards (2005) - Outstanding Achievement in Directing -


Thomas Carter
- Black Reel Awards of 2006 - Best Direcor - Thomas Carter
- 37th NAACP Image Awards (2005) - Outstanding Actor in a Motion Picture
American Comedy Awards - Samuel L. Jackson

12
SIKAP SEORANG CARTER YANG PATUT DITIRU

a. Memiliki Visi
Seorang coach – pelatih, atau dalam bentuk lain misalnya seorang guru,
pendidik, mentor, harus memiliki visi yang jauh dan dalam, saat membersamai
anak didik nya. Melihat yang tidak terliht, melihat tidak hanya apa yang ada di
depan mata, tapi jauh dari itu, melihat ke masa depan.
b. Memiliki Tujuan Besar
Saat dia melatih tim basket nya, tujuan utama dan satu satu nya bukan hanya
tentang menjadikan tim nya menjadi pemenang dari turnamen ke turnemen.
Namun misi nya lebih jauh dari itu, ia ingin menujukan dan mengantarkan
anak didiknya bahwa mereka bisa untuk meraih masa depan yang lebih baik,
melalui dua jalur secara bersamaan, beriringan, jalur akademisi untuk meraih
prestasi dan jalur olah raga untuk melatih mental mereka.Dalam cerita ini,
Coach Carter ingin anak anak latih mereka, optimis akan masa depan mereka.
c. Respect
Menghargai diri sendiri, menghargai orang lain, diajarkan oleh Coach Carter,
ketka i mewajibkan panggilan “Sir” antar mereka. Dimana panggilan ‘Sir”
adalah sebuah penghormatan. Satu peringatan yang keras, dari Coach Carter
bahwa mereka tidak boleh memanggil sesama mereka dengan panggilan
“Nigga” (Negro), karena panggilan itu adalah warisan masa lalu, untuk
merendahan ras kulit hitam. Coach Carter mengjarkan bagaimana
penghargaan, dimulai dari menghargai diri sendiri.
d. Brave To Do Diffirent
Visi, misi. dan tujuan besar nya banyak orang yang tak faham. Cara yang ia
lakukan dinilai banyak orang terlalu extreme dan mengada ngada. Tidak hanya
halangan bahkan ancaman ia terima, tapi sangat jelas dengan visi dan misi
nya, ia tak akan berhenti dengan keyakinannya, sampai dia bisa melihat
hasilnya. Mission Have To Be Accomplish.

13
e. Tegas & Disipin
Seorang Coach, harus bisa menerapkan disiplin, atas peraturan dan
kesepakatan yang telah disepakati bersama. Dan setelah itu, maka tidak ada
tawar menawar, kecuali untuk hal hal yang memang masuk akal untuk
diberikan pengecualian
f. Sensitivity
Ketika ada seorang anak, yang lebih “pembangkang” dari yang lainnya, Coach
Carter berusaha melihat hal yang lebih dalam dari anak itu, mencari tahu apa
yang sedang ia alami, masalah apa yang ia hadapi, hingga dia menjadi seorang
pembangkang. Coach Carter dalam ke “ekstrim” an nya tetap melihat apa
yang tidak terlihat.
g. STRONG WHY
Coach Carter, adalah seseorang yang mempunyai STRONG WHY, seseorang
yang mempunyai ALASAN KUAT saat ia melakukan dan memutuskan
sesuatu. Dedikasi nya untuk melatih para anak basket ini, adalah untuk
membebaskan mereka dari stigma yang terjadi.Peraturan peraturan yang
dinilai ekstrim oleh banyak orang adalah, untuk menghasilkan manusia
manusia yang tak hanya tangguh d lapangan, namun menjadi manusia yang
mempunyai keinginan kuat untuk meraih prestasi tinggi, dan menjadi
seseorang yang bisa melihat bahwa masa depan bisa diraih dengan kemauan
dan disipin yang tinggi.Tanpa STRONG WHY yang baik, maka seseorang
akan sangat mudah untuk dipatahkan keinginannya, cita citanya, harapannya.
h. CHANGE
Last but not least, peraturan peraturan yang ia buat dari hal kecil seperti
mewajibkan memakai dasi, duduk di bangku terdepan ketika belajar,
memanggil kata “Sir”, hingga peraturan harus memiliki indeks prestasi 2,3
pada akhirnya merubah banyak hal.
Merubah persepsi bahwa anak basket hanya bisa berprestasi di lapangan, ia
patahkan. Kondisi pesimisme akan masa depan, ia patahkan. Terbukti dengan
sebagian besar anak didik basket nya yang semula enggan untuk melanjutkan
kuliah, akhirnya mereka mempunyai prestasi akademik yang baik, dan

14
BAB III
TEORI BK DARI BAB 1-5.

Bab 1 PEMBAHASAN

HAKIKAT DAN URGENSI BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH


DASAR

Dasar pemikiran penyelenggaraan bimbingan dan konseling di


Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya
landasan hukum (perundang-undangan) atau ketentuan dari atas, namun yang
lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang
selanjutnya disebut konseli, agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau
mencapai tugas-tugas perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi,
intelektual, sosial, dan moral-spiritual).

Konseli sebagai seorang individu yang sedang berada dalam proses


perkembangan atau menjadi (on becoming),yakni berkembang kea rah pencarian
jati diri,aehingga ia mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki. Proses
pencarian itu memerlukan bimbingan,karena mereka masih kurang memiliki
pengalaman atau wawasan tentang dirinya dan lingkungannya,juga pengalaman
dalam menentukan arah kehidupannya. Dasar pemikiran penyelenggaraan
bimbingan dan konseling berdasarkan “Peraturan Pemerintah Permendikbud
No.111 Tahun 2014”,tentang penyelenggaraan Program Layanan Bimbingan dan
Konseling di Tingkat Pendidikan Dasar dan Menengah.Adapun tidak kalah
pentingnya adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik yang
selanjutnya disebut konseling,agar mampu mengembangkan potensi pada dirinya
atau mencapai tugas-tugas perkembangan (menyangkut aspek
fisik,emosi,intelektual,sosial,dan moral-spiritual).Khususnya bagi peserta didik
pada tingkat pendidikan dasar (prasekolah).

Di samping itu,terdapat suatu keniscayaan bahwa proses perkembangan


konseli tidak selalu berlangsung secara mulus, atau bebas dari masalah, bahkan
sangat rentan dengan masalah.Dengan kata lain,proses perkembangan itu selalu

15
berjalan dalam alur linier,lurus, atau searah dengan potensi yang dimiliki individu.
Perkembangan konseli tidak terlepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis
maupun sosial.Sifat yang sangat melekat pada lingkungan adalah
perubahan.Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya
hidup seorang anak atau masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi sulit
diprediksi atau diluar jangkauan kemampuan, akan melahirkan kesenjangan
perkembangan perilaku konseli,seperti terjadinya stagnasi
(kemandekan),perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan
perilaku.Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup,lebih-
lebih menjelang akhir tahun 2015 ini sangat memengaruhi perkembangan anak
seperti:pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat,pertumbuhan kota-kota,
kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat,revolusi mental seperti yang
diungkapkan Bapak Presiden Ir.Joko Widodo dalam penyampaian pidatonya di
APEC waktu itu.

Iklim lingkungan yang kurang sehat,seperti maraknya tayangan pornografi


di televise dan VCD,penyalahgunaan alat kontrasepsi,minuman keras, dan obat-
obatan terlarang/narkoba yang tidak terkontrol,ketidakharmonisan dalam
keluarga.Penampilan anak sekarang dapat dikatakan sudah seperti orang
dewasa,atau bahkan sulit untuk membedakan karakter dan sifat-sifat serta tingkat
kebutuhan mereka yang dikatakan hampir sama dan bahkan dapat dikatakan
sama.Perilaku-perilaku di atas tentunya tidak selaras dengan tujuan pendidikan
nasional (UU No.20 Tahun 2003), yaitu yang terdiri dari:(1)beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,(2)berakhlak mulia,(3) memiliki pengetahuan dan
keterampilan, (4) memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki
kepribadian yang mantap dan mandiri, dan (6) memiliki rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.

Berdasarkan hal tersebut terdapat implementasi imperatif bagi semua


tingkat satuan pendidikan untuk senantiasa memantapkan proses pendidikannya
secara bermutu ke arah pencapaian tujuan pendidikan.Upaya mencegah perilaku
yang tidak di harapkan seperti di sebutkan di atas merupakan cara

16
mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi peserta didik secara sistemik
dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian.Upaya ini
merupakan wilayah berbasis data tentang perkembangan konseli serta berbagai
faktor yang memengaruhinya.

Dengan demikian,pendidikan yang bermutu,efektif atau ideal adalah yang


mengintegrasikan dan mengoneksikan juga kegiatan bidang utama secara
sinergi,yakni bidang administratif dan kepemimpinan,bidang instruksional atau
kurikuler,dan bidang bimbingan dan konseling.Pendidikan yang hanya
melaksanakan bidang administratif dan isntruksional dengan mengabaikan bidang
bimbingan konseling,maka hanya akan menghasilkan konseli yang pintar dan
terampil dalam aspek akademik,tetapi kurang memiliki kemampuan atau
kematangan dalam aspek kepribadian.

PERAN GURU SEBAGAI PEMBIMBING

Guru mempunyai peranan dan kedudukan instrumen kunci dalam


keseluruhan proses pendidikan terutama dalam pendidikan formal – bahkan dalam
keseluruhan pembangunan masyarakat pada umumnya. Peranan(role) guru juga
artinya keseluruhan perilaku yang harus dilakukan dalam melaksanakan tugasnya.
Guru mempunyai peranan yang sangat luas, baik di sekolah, di dalam keluarga,
maupun di lingkungan masyarakat.Guru juga merupakan faktor utama dalam
keseluruhan proses pendidikan. Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru banyak
memegang berbagai jenis peranan yang harus dilaksanakan.Surya dalam sutirna
mengatakan bahwa guru yang baik dan efektif ialah guru yang dapat memainkan
peranan – peranan tertentu dengan baik.

Lebih lanjut Rochman dalam Sutirna mengatakan bahwa guru mempunyai


peranan dan kedudukan kunci di dalam proses pendidikan terutama dalam
pendidikan formal bahkan pembangunan masyarakat pada umumnya.Surya dalam
Sutirna mengatakan bahwa guru yang baik dan efektif ialah guru yang dapat
memainkan peranan-peranan tertentu dengan baik.Peranan-peranan tersebut

17
adalah sebagai perancang pembelajaran, pengelolaan pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, pengaruh pembelajaran, dan sebagai pembimbing siswa.

Guru mempunyai peranan dan kedudukan instrument kunci dalam


keseluruhan proses penddidikan terutama dalam penddidikan formal-bahkan
dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada umumnya.Sehubungan dengan
ini Moddy dalam Anak Agung mengemukakan pendapat berdasarkan pengalaman
dan pendahuluannya,bahwa sesungguhnya keberhasilan dari suatu masyarakat
yang teratur sangat tergantung kepada guru.Menurut dia,guru harus sadar bahwa
dia memberikan pengabdian yang paling tinggi kepadaa masyarakat,dan bahwa
prosesinya itu harus sama tinggi tingkatannya dengan profesi pengabdi lainnya.
Peranan (role) guru juga artinya keseluruhan perilaku yang harus dilakukan dalam
melaksanakan tugasnya.Guru mempunyai peranan yang sangat luas,baik di
sekolah, di dalam keluarga, maupun di lingkungan masyarakat seperti yang
dikatakan di atas.Guru juga merupakan factor utama dalam keseluruhan proses
pendidikan.Dalam tugasnya sebagai pendidik,guru banyak memegang berbagai
jenis peranan yang harus dilaksanakan.

PARADIGMA, VISI DAN MISI BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Paradigma
Paradigma bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan psiko-
pendidikan dalam bingkai budaya.Artinya, pelayanan bimbingan dan
konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi serta psikologi
yang dikemas dalam kajian terapan pelayanan bimbingan dan konseling yang
mewarnai budaya lingkungan peserta didik. Arah kegiatan bimbingan dan
konseling pada dasarnya adalah mengembangkan potensi siswa agar mampu
memenuhi tugas perkembangannya secara optimal dan terhindar dari
berbagai permasalahan yang mengganggu dan menghambatnya.
2. Visi
Visi pelayanan bimbingan dan konseling adalah terwujudnya kehidupan
kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pengentasan masalah

18
agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri, dan
bahagia.Bimbingan dan konseling memandang kehidupan manusia sebagai
sesuatu yang membahagiakan.Adapun visi program bimbingan dan konseling
adalah mampu menghasilkan sumber daya BK yang mampu
memgembangkan bidang ilmu BK sesuai dengan ilmu,perkembangan
teknologi, dan pemekaran seni. Terkait dengan perluasan, visi ini di dasari
kepercayaan bahwa dalam konteks lingkungan persekolahan dan sosial
bagaimanapun layanan BK seharusnya diabdikan bagi peningkatan harkat
dan martabat kemanusiaan, dengan cara memfasilitasi perkembangan
individu atau kelompok individu sesuai dengan kekuatan kemampuan
potensial dan aktual, serta peluang-peluang yang dimilikinya, dan membantu
mengatasi kelemahan dan hambatan serta kendala yang dihadapi dalam
perkembangan dirinya.

3. Misi
Misi program bimbingan dan konseling berdasarkan pada visi, yaitu:
a) Menyiapkan tenaga professional BK untuk berbagai jenis, jenjang dan
jalur pendidikan serta tenaga bimbingan pada berbagai lingkungan
masyarakat;
b) Melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu dan teknologi dalam
bidang BK;
c) Memberikan layanan professional di bidang BK bagi pihak-pihakyang
membutuhkan termasuk layanan kepada sistem persekolahan dan
masyarakat pada umumnya; dan
d) Pengembangan program BK di sekolah dan masyarakat.
Adapun misi layana BK, antara lain:
a) Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik
melalui pembentukan perilaku efektif normatif dalam kehidupan dan
masa depan.

19
b) Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/madrasah,
keluarga, dan masyarakat.
c) Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah
peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
d) Misi bimbingan dan konseling, yaitu menunjang pengembangan diri
siswa secara optimal dan memandirikan siswa untuk dapat
menyelenggarakan kehidupan sehari-hari secara efektif.

KUNCI PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Menurut Noah H.Kersey, keempat kunci tersebut ialah Pertama,kerelaan,


di mana banyak peserta didik yang membutuhkan konseling, baik dating dari
sendiri maupun sengaja dipanggil.Namun hal itu tidak ada manfaatnya, kecuali
peserta didik secara rela ingin melakukan perubahan dalam hidup
mereka.Kerelaan itu pun harus ada pada diri konselor.Kerelaan memberi dan
menerima konseling berarti seperempat jalan menuju sukses telah selesai.

Kedua, motivasi di mana beberapa peserta didik dituntut dan berkemauan


kuat membuat perubahan dalam hidup sekaligus memiliki atau energi untuk
benar-benar melakukannya.Peserta didik akan melalui proses tersebut dengan
mencari terapi dan mereka akan menyatakan keinginan melakukan
perubahan,sekaligus membuat upaya yang diperlukan untuk benar-benar
melaksanakan proses itu. Konselor pun harus memiliki motivasi kuat untuk
membangun kemauan peserta didik keluar dari persoalan akademik dan
sosialnya,khusus bagi mereka yang telah sampai pada titik kritis yang terdalam,
ketika seseorang memiliki kemauan baik dalam meningkatkan dan motivasi diri
untuk melakukannya, mereka telah mencapai setengah dari apa yang diperlukan
untukberhasil dalam proses konseling.

Ketiga, komitmen dalam hal ini pepatah lama mengatakan bahwa sang
pendiam tidak pernah juara dan sang juara tidak pernah berhenti.Kata lainnya
adalah semua orang tidak pernah berakhir.Sayangnya, kebanyakan orang

20
cenderung tidak sabar dengan proses pertumbuhan pribadi.Banyak orang justru
mengingatkan hal-hal yang bisa dicapai sekarang setidaknya banyak orang tidak
memiliki kematangan menderita menunda kesenangan.Mereka mengungkapkan
hal-hal yang mendesak, bahkan hampir semua dirasa mendesak sehingga tidak
pernah tabah menghadapi kesulitan.

Keempat, keyakinan,dalam hal ini merupakan titik final dan langkah yang
paling kritis dalam menciptakan keberhasilan.Jika mereka tidak percaya diriatas
apa yang mereka lakukan, menjadi hampir tidak mungkin menyelesaikan setiap
persoalan atau tugas, dengan kata lain, semakin seseorang percaya diri pada
sesuatu, semakin ia meningkatkan kesempatan untuk sukses. Konsep kepercayaan
dalam diri sendiri atau keyakinan dalam suatu proses yang tampak sederhana dan
kita biasanya dapat setuju akan esensinya, tetapi masih ada orang-orang yang
gagal karena mereka tidak memiliki kekuatan keyakinan untuk mencapai tujuan.

BIMBINGAN PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSIONAL

Seperti yang diketahui bahwa, salah satu tugas guru adalah membantu
proses perkembangan emosional peserta didik, bimbingan kepada peserta didik
untuk mengembangkan kecerdasan emosional bermanfaat dalam hal-hal seperti
berikut ini.

1. Peserta didik memiliki daya adaptabilitas tinggi, tanpa harus berstandar ganda
atau berpura-pura.
2. Peserta didik memiliki toleransi terhadap aneka perilaku teman-temannya,
guru, dan masyarakat.
3. Peserta didik memiliki toleransi terhadap aneka kekecewaan.
4. Peserta didik mampu mengungkapkan kemarahannya tanpa wujud sebagai
pertengkaran.
5. Peserta didik memiliki kemampuan menahan diri atau “menunda nafsu
amarah” sehingga tidak menjadi agresif.
6. Peserta didik mempunyai perasaan positif terhadap diri sendiri, orang tua,
keluarga, masyarakat di sekelilingnya.

21
7. Peserta didik mempunyai pandangan positif terhadap guru daan komunitas
sekolah.
8. Peserta didik mampu mengurangi ekspresi verbal yang akan menjatuhkan atau
merendahkan martabat orang lain.
9. Peserta didik mampu meningkatkan hubungan pribadi dengan individu lain
atau teman-temannya.

Bimbingan kecerdasan peserta didik, sulit ditakar hasilnya. Karena guru


tidak terobsesi dengan capai kuantitaf pengembangan kecerdsan emosional
peserta didik.Ada beberapa cirri atau karakteristik individu yang mempunyai
kecerdasan emosi yang tinggi dan memuaskan,seperti disajikan berikut ini.

1. Peserta didik memiliki empati, yaitu memahami orang lain secara


mendalam.
2. Peserta didik mampu mengungkap dan memahami perasaan diri sendiri
dan orang lain.
3. Peserta didik mampu mengendalikan amrah.
4. Peserta didik memiliki kemandirian, yaitu berdiri dengan “kaki sendiri”
atau bernyanyi.
5. Peserta didik memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri.
6. Peserta didik memiliki daya disukai oleh orang lain.
7. Peserta didik mampu untuk memecahkan atau menghilangkan masalah
yang timbul akibat interaksinya dengan lingkungan sekitar.
8. Peserta didik memiliki semangat kesetiakawanan.
9. Peserta didik memiliki sikap hormat-menghormati antar sesama.

Guru memang berperan penting dalam pengembangan kecerdasan


emosional peserta didik.Tentu saja kecerdasan emosi itu tumbuh dan harus
dipupuk sejak kecil. Karenanya, orang tua memiliki peranan terpenting dalam
membina kecerdasan emosional anak-anaknya.Beberapa prinsip yang harus
diterapkan oleh orang tua dan guru dalam mengembangkan kecerdasan emosional
anak disajikan sebagai berikut.

22
1. Membina hubungan persahabatan yang baik dan harmonis.
2. Membangun semangat egaliter dan kesetaraan kontekstual.
3. Bekerja dalam harmonis yang berlangsung secara harmonis.
4. Berempati tinggi dan toleran terhadap perilaku anak-anak.
5. Mencapai prestasi yang tinggi sesuai dengan regulasi yang ada atau
bersikap jujur.
6. Kemampuan untuk memecahkan atau menghilangkan masalah antara
pribadi atau kearifan dalam mengatasi konflik.
7. Membangkitkan rasa humor atau jenak
8. Memotivasi diri menghadapi saat-saat yang sulit dan genting.
9. Menghadapi situasi yang sulit dengan percaya kepada diri sendiri dan
menjalin keakraban.

PELAKSANAAN BK BAGI GURU MATA PELAJARAN

Pelaksanaan bimbingan dan konseling bagi mata pelajaran berbeda dengan


guru bimbingan dan konseling.Sebagian perbedaannya terdapat dalam bagian
berikut ini.

Perbedaan Pelaksanaan BK Antara BK dan Guru Mata Pelajaran

No Guru Mata Pelajaran Guru BK


1. Program pelaksanaan tidak Program BK dibuat secara khusus
dibuat secara khusus dalam bentuk program kerja guru BK

2. Tempat khusus guru BK tidak Memiliki tempat yang khusus yang


ada, melainkan ruang kelas disebut ruang BK
ketika PBM berlangsung

3 Waktu pelaksanaan BK Waktu pelaksanaan dirogram dengan


dilakukan pada saat PBM memberikan panggilan khusus atau
peserta didik dating sendiri untuk
menyampaikan keluhan dan
permasalahan

23
4. Pemberian bimbingan hanya Pemberian bimbingan yang
ruang lingkup akademik pada menyeluruh yaitu bidang akademi,
mata pelajaran yang pribadi, sosial, dan karier
diampunya.

5. Pemberian bimbingan lebih Pemberian bimbingan lebih cenderung


cenderung klasikal kepada individual

Jika permasalahan cenderung


Jika permasalahan cenderung sulit
6 sulit dipecaahkan, guru mata
dipecahkan guru BK dapat merujuk
. pelajaran dapat merujuk
kepada ahli yang lebih profesional
kepadaa guru BK

Dari table di atas dapat dijelaskan bahwa perbedaan pelaksanaan BK bagi


guru mata pelajaran merupakan bagian dalam pelaksanaan PBM.Oleh karena itu,
setiap guru mata pelajaran seyogianya melaksanakan dengan penuh tanggung
jawab.

NUANSA PBM BERBASIS BIMBINGAN DAN KONSELING

Terdapat banyak nuansa BK yang dilakukan guru dalam pelaksanaan


PBM,di antaranya dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Nuansa harmonis
2. Nuanasa etika
3. Nuansa penghaegaan
4. Nuansa kebersamaan
5. Nuansa kepedulian
6. Nuansa menyenangkan
7. Nuansa siswa aktif
8. Nuansa bahasa yang sopan
9. Nuansa tepat waktu

24
Peran bimbingan yang dilakukamn guru dalam PBM merupakan satu
kompetensi guru yang terpadu dalam keseluruhan kompetensi pribadi peran
bimbingan merupakan kompetensi penyesuaian interaksional yang merupakan
kemampuan guru menyesuaikan diri dengan karakteristik siswa dan suasana
belajar siswa.Hal ini diperkuat oleh pedoman pelaksanaan pola pembaruan dan
sistem pendidikan tenaga kependidikan(P4SPTK) di Indonesia yang disebut
dengan profil kemampuan dasar guru, di mana tertuang poin mengenai fungsi dan
program pelayanan BK serta menciptakan iklan belajar yang serasi.Agar proses
belajar mengajar bermakna,guru perlu memperhatikan hal-hal berikut.

BAB 2 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

Pertumbuhan dan perkembangan secara fisik berupa perubahan ukuran


besar kecilnya fungsi organ mulai dari tingkat sel hingga perubahan organ tubuh.
Pertumbuhan dan perkembangan emosional anak dapat dilihat dari perilaku sosial
di lingkungan anak.

Perkembangan (development) merupakan pole perubahan yang dimulai


sejak pertumbuhan yang berlanjut sepanjang rentang hidup. Sedangkan
perkembangan ialah bertambahnya kemampuan struktur atau fungsi tubuh yang
lebih kompleks, yang bersifat kualitatif, dimana pengukurannya lebih sulit
daripada pengukuran pertumbuhan. Faktor-faktor pendukung pertumbuhan dan
perkembangan manusia sejak awal tahun 1980-an semakin diakui pengaruh
keturunan (grnetik) terhadap perbedaan individu.

1. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan
lbih panjang, dan prosesnya terjadi sejak manusia belum lahir hingga ia
dewasa. Sejak lahir hingga dengan umur 25 tahun, perbandingan ukuran
badan manusia dari pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal
terbentuknya manusia sampai dengan proporsi yang ideal sampai dewasa.
Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi akan

25
memengaruhi bagaimana anak tersebut memandang dirinya sendiri dan
bagaimana ia memandang orang lain
2. Kecerdasan
Kecerdasan atau daya pikir, berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf
otak. Pertumbuhan saraf yang telah matang akan diikuti oleh fungsinya
dengan baik, oleh karena itu seorang manusia akan juga mengalami
perkembangan kemampuan berpikirnya. Soesilowindradini mengemukakan
bahwa kecerdasan itu diwariskan( diturunkan).Ia juga mengemukakan bahwa
lingkungan dan budaya hanya mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya
hanya mempunyai peranan minim dalam kecerdasan.Perkembangan lebih
lanjut tentang perkembangan kecerdasan ini ditujukan pada ada perilakunya,
yaitu tentang perkembangan kecerdasan yang ditunjukkan pada perilaku yakni
tindakan menolak dan memilih sesuatu.
3. Temperamen (emosi)
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespon.
Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku
fisik, seperti marah yang ditunjukkan dengan teriak-teriak atau tingkah laku
yang lainnya. Begitu pula sebaliknya seseorang yang gembira akan melonjak-
lonjak sambil tertawa lebar dan sebagainya.
4. Sosial
Sejalan dengan pertumbuhan fisiknya, bayi yang telah menjadi anak dan
seterusnya menjadi dewasa akan mengenal lingkungan yang luas dan
mengenal banyak manusia.Perkenalan dengan orang lain, dimulai dengan
mengenali ibunya, kemudian mengenal ayahnya, dan saudarasaudaranya dan
akhirnya mengenal manusia diluar keluarganya.Selanjutnya manusia yang
dikenal nya semakin banyak dan amat heterogen, namun pada umumnya
setiap anak akan lebih tertarik pada teman sebayanya.Anak membentuk
kelompok sebayanya sebagai dunianya, memahami dunia anak anak, dan
kemudian pergaulan yang lebih luas.Akhirnya manusia mengenal kehidupan
bersama, kemudian bermasyarakat atau berkehidupan sosial, dalam

26
perkembangannya setiap manusia pada akhirnya mengetahui bahwa manusia
itu saling membantu dan dibantu, memberi dan diberi
5. Bahasa
Fungsi bahasa adalah untuk komunikasi.Setiap orang senantiasa
berkomunikasi si dengan dunia sekitarnya.Pengertian bahasa sebagai alat
komunikasi dapat diartikan tanda , gerak dan suara cara untuk menyampaikan
isi pikiran kepada orang lain.Bicara adalah bahasa suara dan bahasa lisan
6. Bakat khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh
seorang individu yang hanya dengan rangsangan tahu sedikit latihan,
kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Guilford dalam Sumadi:
bakat mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi perseptual, dimensi psikomotor,
dan dimensi intelektual.Seseorang yang memiliki bakat akan lebih cepat
dapat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki q&a dengan pesat dan
menonjol
7. Sikap, Nilai dan Moral
Bloom dalam dalam W.S. Winkel mengemukakan, bahwa tujuan akhir dari
proses belajar kelompok menjadi tiga sasaran, yaitu penugasan pengetahuan
(kognitif), penugasan nilai dan sikap (afektif), dan penugasan psikomotorik.
Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikis manusia , manusia mulai
dikenalkan terhadap nilai-nilai yang boleh dan hal-hal yang tidak boleh, yang
harus dilakukan dan yang dilarang.
8. Interaksi keturunan dan lingkungan dalam perkembangan
Keturunan dalam lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan
menghasilkan individu dengan kecerdasan, temperamen tinggi, dan berat
badan serta minat yang khas.
a. fase perkembangan
Setiap orang berkembang dengan sendirinya.Hampir sepanjang waktu
perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing, sebagai manusia, setiap
orang melalui jalan yang umum. Setiap diri kita mulai belajar berjalan pada
usia satu tahun, berjalan pada usia dua tahun, tenggelam pada permainan

27
fantasi pada usia remaja. Menurut Santrok dan Yussen perkembangan adalah
pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan
berlangsung terus selama siklus kehidupan.Untuk memudahkan pemahaman
tentang perkembangan, maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu yang
dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yassen membaginya atas
lima, yaitu : fase pranatal(saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak
awal, fase anak akhir, dan fase remaja.
1) fase pranatal(saat dalam kandungan ) adalah waktu yang terletak antara
masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini, terjadi pertumbuhan yang
luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan
kemampuan berperilaku, dihasilkan, dalam waktu lebih kurang sembilan
bulan.
2) fase bayi adalah saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18
atau 24 bulan.Masa ini adalah masa yang sangat bergantung kepada orang tua.
Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya, bahasa,
koordinasi sensori motor, dan sosialisasi.
3) fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak
akhir masa bayi sampai 5 atau 6 bulan, kadang-kadang ,disebut masa
prasekolah. Selama fase ini mereka belajar melakukan sendiri banyak hal dan
berkembang keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kesiapan untuk
bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain
sendiri ataupun dengan teman – temannya.Memasuki kelas satu SD menandai
berakhirnya fase ini.
4) fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang
berlangsung sejak usia 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah
dasar.Anak menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung.
Secara formal mereka mulai memastikan dunia yang lebih luas dengan
budayanya, pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan
pengendalian diri sendiri akan bertambah.
5) fase remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai sejak berusia 10 sampai 12

28
tahun dan berakhir kira-kira berusia 18 sampai 22 tahun.Remaja mengalami
perubahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian
badan , berkembang karakteristik seksual, seperti membesarnya payudara,
tumbuhnya rambut pada bagian tertentu, dan perubahan suara.Pada fase ini
dilakukan upaya-upaya untuk memandirikan dan pencarian identitas
diri.Pemikiran lebih logis, abstrak, dan idealis.Semakin lama banyak waktu
dimanfaatkan diluar keluarga.
Pada saat ini, para ahli tidak lagi berpendapat bahwa perubahan akan berakhir
pada fase ini, mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan proses
yang terjadi sepanjang hayat. Faktor – faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan yang kurang normal pada organisme bermacam-macam,yaitu :
1. Faktor-faktor yang terjadi sebelum lahir.
Umpamanya peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena
virus, keracunan sewaktu bayi dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri
sifilis, terkena penyakit gabang, TBC, kolera,tifus, gondok, sakit gula, dan
lain- lain.
2. Faktor kelahiran.
Faktor ini antara lain adalah pendarahan pada bagian kepala bayi yang
disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu dilahirkan dan efek
susunan saraf pusat, karena proses kelahiran bayi dilakukan dengan bantuan
tang(tangver-lossing).
3. Faktor yang dialami bayi sesudah lahir.
Antara lain pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka
karena kepala bayi terpukul, atau mengalami serangan sinar matahari.Infeksi
pada otak ataupun selaput otak.
4. Faktor psikologis antara lain dikarenakan bayi ditinggal kan oleh ibu, ayah,
atau kedua orang tuanya.
Sebab lain adalah anak – anak dititipkan pada suatu lembaga, seperti rumah
sakit, rumah yatim, yayasan perawatan bayi, dan lain-lain, sehingga mereka
kurang mendapat perawatan jasmaniah dan cinta kasih orang tua, anak – anak
tersebut mengalami kehampaan psikis, kering dari perasaan, sehingga

29
mengakibatkan kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah.
Pertumbuhan fisik memang memengaruhi perkembangan psokologis,
demikian pula sebaiknya faktor psikologis dapat memengaruhi pertumbuhan
fisik.

PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK

Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu


aspek dari tahapan perkembangan anak yang seharusnya tidak luput dari perhatian
para pendidik pada umumnya dan orang tua pada khususnya. Pemerolehan bahasa
pada anak-anak merupakan prestasi manusia yang paling hebat dan menakjubkan.
Oleh sebab itulah masalah ini mendapat perhatian besar, pemerolehan bahasa
telah ditelaah secara intensif sejak lama. Pada saat itu, akan sudah dipelajari
banyak hal mengenai bagaimana anak-anak berbicara, mengerti, dan
menggunakan bahasa, tetapi sedikit hal yang kita ketahui mengenai proses aktual
perkembangan bahasa.

1. Tahapan perkembangan bahasa anak secara umum

Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam bentuk
bahasa. Komunikasi tersebut terjadi, baik secara verbal maupun nonverbal, yaitu
dengan tulisan bacaan, dan tanda atau simbol.Manusia berkomunikasi lewat
bahasa memerlukan proses yang berkembang dalam tahapan – tahapan usianya.
Bahasa adalah simbolisasi,yakni suatu ide atau pemikiran yang dikomunikasikan
oleh pengirim pesan dan diterima oleh penerima pesan melalui kode – kode
tertentu bak verbal maupun nonverbal. Bahasa bisa diekspresikan melalui melalui
berbicara yang mengacu pada simbol verbal. Selain itu, bahasa juga dapat
diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural, atau pantonim.Gestikulasi adalah
ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekankan makna wicara. Pantonim
adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah komunikasi verbal dengan aksi
yang mencakup beberapa gestural(ekspresi gerakan yang menggunakan setiap
bagian tubuh) dengan makna yang berbeda – beda.Adapun tahapan umum
perkembangan kemampuan berbahasa seorang anak,yakni : 1.) Reflexsive

30
vocalization,dimana pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeluarkan tangisan yang
masih berupa refleks. 2.) Babling, pada usia lebih dari 3 minggu, bayi merasa
lapar atau tidak nyaman ia akan mengeluarkan suara tangisan. 3.) Lalling, di usia
3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara – suara, namun belum
jelas.4.)Echolalia , yaitu saat bayi menginjak usia usia 10 bulan ia mulai meniru
suara-suara yang didengar di lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan
ekspresi wajah atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu. 5.) True speech,
Saat dimana bayi dapat berbicara dengan benar, namun pengucapan belum
sempurna seperti orang dewasa.

2. Tahapan perkembangan bahasa pada anak menurut beberapa ahli

1. Menurut Lundsteen tiga tahapan perkembangan bahasa diantaranya :

a) tahap paralinguistik,usia 0-3 bulan, bunyi di dalam dan berasal dari


tenggorokan dan pada usia 3-12 bulan , banyak memakai bibir dan langitlangit,
misalnya ma,ba,da).

2. Menurut Brock membagi tahapan perkembangan bahasa anak dari lahir sampai
usia 3 tahun dalam empat stadium, sebagai berikut :

1) Perkembangan bahasa bayi sebagai komunikasi prelinguistik yang terjadi pada


umur 0-3 bulan dari lahir sampai akhir tahun pertama.

2) Kata- kata pertama,transisi ke bahasa anak yang terjadi pada usia 3-9 bulan.

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TRRHADAP PERKEMBANGAN


BAHASA ANAK

Pada awal kelahirannya, anak belum dapat membalas stimulus tang berasal
dari manusia, yakni ketika nanak sudah mulai berceloteh dengan bunyi pilabial,
orang tua sudah bisa melakukan interaksi bahasa dengan anak, satu hal yang perlu
diingat, ma-ma dan pa-pa sebagai celotehan anak bukan merujuk pada makna kata
secara harfiah yang berarti ibu dan ayah, melainkan karena semata-mata bunyi
konsonan bilabial dan vokal. Semakin baik stimulus yang diberikan orang tua

31
semakin positif respons yang dimunculkan anak. Untuk melatih keterampilan
menyimak, orang tua bisa menggunakan metode simak- dengar dengan
menyuguhi anak cerita yang disukainya.

Secara mentali pemerolehan bahasa bisa dimulai sejak bayi berada dalam
kandungan. Sang ibu bisa mengajak bayi berkomunukasi tentang hal yang positif.
Kontak batin antara ibu dan janin akan tercipta dengan baik bila kondisi psikis ibu
dalam keadaan stabil. Keharmonisan yang terjadi lewat komunikasi bisa
mempengaruhi kejiwaan anak.

Keterampilan menyimak akan berdampak pada keterampilan berbicara.


Stimulus orang tua yang berupa data bisa direspon dengan metode ulang ucap,
metode ini akanmenunjukkan daya serap anak terhadap cerita atau ujaran orang
tua. Pada tahap ini orang tua sebaiknya mengubah posisi dari posisi pencerita
menjado pendengar yang baik. Biarkan anak bercerita dengan lugas menurut
pemahamannya. Ini bisa membantu anak dalam proses bicara. Orang tua jangan
menuntut anak untuk bercerita sesuai dengan gaya penceritaan orang tua.

Hal ini akan membuat jiwa anak tertekan dan terhambt daya
kreatifitasnabdalam berbahasa, terkadang anak ingin berbagi cerita tentang
suatu hal yang baru dialami atau didapatinya dan anak akan sangat senang jika
orang tuanya mau meluangkan sedikit waktu untuk duduk bersamanya dan
mendengarkan celoteh riangnya. Namun adakalah anak enggan bercerita sama
sekali. Jika ini terjadi, jangan paksakan anak bercerita. Kondisi psikis anak
tidak selalu dalam keadaan yang stabil. Sering kali tibul sensitivitas yang
memengaruhi sisi kejiwaanya, sehingga muncul perasaan kesal, marah, atau
benci pada suatu hal. Dialog atau komunikasi interpersonal antara orang tua
dan anak bisa menjadi alternatif solusi.

Pola asuh seperti dipaparkan di atas, akan berhasil bilamana orang tua
mampu mencoptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan bahasa
anak. Para ahli sepakat bahwa peroleh bahasa sangat dipengaruhi oleh
penggunaan bahasa sekitar. Dengan kata lain perjalanan pemeroleh bahasa

32
seorang anak akan sangat bergantung pada lingkungan bahasa tersebut
( Yudibtara, 1998:56). Sebelum anak memasuki lingkungan sosial yang lebih
luas, masa bermain dan besekolah, lingkungan keluarga seyogianya bisa
menjadi arena yang menyenangkan bagi proses perkembangan anak. Rumah
adalah sekolah pertama bagi anak , dan orang tua adalah guru pertama yang
bisa mengantar anak menuju gerbang pendidikan formal. Sebagai guru, orang
tua memiliki andil yang besar dalam pendidikan anaknya, baik dalam segi
waktu, materi, dan tenaga. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan di
lingkungan rumah merupakan hal terpenting bagi proses perkembangan anak.
Proses ini semestinya tidak terhambat oleh masalah finansial, yang penting
bagaimana orang tua membuat kondisi rumah sedemikian rupa agar mampu
menghasilkan stimulus positif sebanyak dan sevariatif mungkin. Sesuai dengan
nalurinya, anak senantiasa ingin mengetahui segala hal dan mencoba sesuatu
yang baru. Pemberian stimulus akan memengaruhi perubahan perilaku anak.
Stimulus yang diberikan orang tua akan terbingkai dalam pola pikir, pola
tindak, dan pola ucap anak. Jika orang tua menginginkan anaknya santun
berbahasa, maka berikan stimulus yang positif. Setiap aktivitas yang ada dan
terjadi di lingkungan rumah merupakan rangkaian dari proses pemerolehan
yang sifatnya berkala dan berkesinambungan. Dalam hal ini, orang tua
berperan sebagai motor penggerak yang memegang kendali pertama dan utama
dalam perkembangan bahasa anak melalui (salah satunya) pola asuh yang
mendidik.

Bab 3 Analasis Kesulitan Perkembangan dan Belajar Siswa

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR

Dalam proses pengajaran, unsur belajar memegang peranan yang vital,


bahwa mengajar adalah proses pembimbing kegiatan belajar.Oleh karen itu,
sangat penting bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar
murid, agar guru dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan
belajar yang tepat dan serasi bagi murid-murid.

33
Kalau melihat kenyataan di lapangan bahwa setiap siswa SD secara tidak
langsung belajar melalui penglihatan, pengalaman, dan proses berpikir, untuk
mengubah perilaku.Sebagai contoh,Ika Rahmawati siswa kelas satu SD berusia 6
tahun 3 bulan, pulang sekolah dengan mata merah.Setiba di rumah, Ika
Rahmawati langsung memeluk ibunya.Ibunya terkejut dan membalas pelukan Ika
Rahmawati.Ika Rahmawati bercerita, ia malu diperolokkan teman-teman sekelas,
karena tidak dapat mengerjakan soal matematika. Ika Rahmawati merasa malu
karena kakaknya Malik Ibnukhalilulloh sangat pandai Matematika. Ika
Rahmawati menjadi sangat sensitif.Ia mengeluh pada ibunya bahwa ia takut pergi
ke sekolah, apa yang harus dilakukan ibu untuk memotivasi Ika Rahmawati agar
belajar matematika?Untuk membantu ibu Ika Rahmawati,marilah kita mengkaji
pengertian belajar menurut defenisi berikut ini

1. Menurut Edward Walter Belajar adalah perubahan atau tingka laku akibat
pengalaman dan latihan. Menurut Edward Walter belajar matematika
memerlukan latihan-latihan yang berulang kali. Latihan- latiha yang intensif
bagi siswa SD akan lebih mudah mempelajari simbol-simbol matematika.
Ungkapan guru SD harus memupuk anak agar mau melatih diri belajar
matematika, bukan mengkritik anak dengan komentar negatif. Anak menjadi
cemas bahkan ketakutan belajar matematika.
2. Clifford T.Morgan.Belajar merupakan perubahan tingkah laku karena hasil
pengalaman , sehingga memungkinkan seseorang menghadapi situasi
selanjutnya dengan cara yang berbeda-beda.Belajar sambil bermain akan
mengubah perilaku seperti yang dialami Ika Rahmawati.
3. Woodword.Pakar ini mengemukakan , bahwa belajar merupakan perubahan
yang relatif permanen, akibat interaksi lingkungan.Contoh, bila Ika
Rahmawati belajar di sekolah dan di rumah dengan berbagai macam mmedia,
maka ketakutan Ika untuk belajar matematika akan berkurang.
4. Crow dan Crow.Belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu karena
kebiasaan, pengetahuan, dan sikap.Contoh pada umumnya anak usia SD yang
tinggal di Jakarta pola belajarnya akan berkembang sesuai dengan kemamouan

34
teknologi computer kids yang digunakan.Teknologi modern memperkaya anak
sehingga banyak mengalami perubahan dalam proses belajar.
5. Menurut pakar –pakar yang lain.Belajar adalah proses memliki pengetahuan,
dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa

Dalam proses pengajaran, unsur belajar memegang peranan yang vital,


bahwa mengajar adalah proses pembimbing kegiatan belajar, bahwa kegiatan
mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid. Oleh karena itu,
sangat penting bagi setiap guru memahami sebaik-baiknya tentang proses belajar
murid, agar guru dapat memberi bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar
yang tepat dan serasi bagi murid-murid.

Kalau melihat kenyataan dilapangan bahwa setiap siswa SD secara tidak


langsung belajar melalui penglihatan, pengalaman, dan proses berpikir, untuk
mengubah perilaku. Proses belajar merupakan teknik yang bervariasi, latihan dan
ulangan dapat memperkaya unak untuk belajar. Dengan metode diskusi dan
pemecahan masalah siswa SD belajar berani mengemukakan pendapat.
Keberhasilan anak SD dalam belajar mempermudah anak untuk mempelajari
berbagai kehidupan sehari-hari di masyarakat. Anak sd yang mengalami
kesalahan dalam belajar disebabkan karena hal-hal di bawah ini:

a) Belajar tanpa adanya tujuan yang jelas.


b) Belajar tanpa rencana, hanya insidental ( misalnya kalau ada ujian dan ulangan
saja).
c) Hanya menghafal tanpa memahami.
d) Tidak dikaitkan dengan pengalaman.
e) Tidak dikaitkan dengan teknik-teknik yang bervariasi.
f) Tidak dikaitkan dengan pengelolaan waktu belajar.
g) Tidak menggunakan alat bantu, atau referensi yang utuh (buku-buku/ internet).

PANDANGAN PAKAR PSIKOG TENTANG BELAJAR

35
Secara garis besar terdapat tiga aliran psikologi yang membahas tentang
belajar, ketiganya ialah psikologi behavioristik, psikologi humanistik, dan
psikologi kognitif.

1. Aliran Psikologi Behavioristik


Menurut aliran ini, hasil belajar mampu mengubah perilaku anak. Jika anak
SD merasa senang belajar berarti anda berhasil menciptakan suasana belajar
yang kondusif di dalam kelas.
2. Aliran Psikologi Humanistik
Aliran ini sangat menekankan pada inisiatif siswa sebagai pribadi yang diberi
kebebasan untuk memotivasi diri dalam proses belajar, aliran ini tidak
memaksakan anak untuk belajar.
3. Aliran Psikologi Kognitif
Aliran ini berpendapat bahwa anak akan belajar mandiri secara aktif, apabila
menerima rangsangan dari luar dirinya. Setelah stimulus ( rangsangan )
diterima reseptor, rangsangan tersebut akan diterima dan diorganisasikan atau
elaborasi untuk disimpan dalam memori jangka panjang. Contoh, anak SD
dapat menyebutkan kembali tanggal kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah
ia mempelajari, ia pun menyimpan tanggal tersebut dalam ingatan jangka
panjang. Apabila tanggal tidak diingat berarti proses penyimpanan stimulus di
memori jangka panjang tidak tersimpan dengan baik. Tokoh aliran ini adalag
piagent.
Lalu bagaima cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa SD? Banya
cara yang dapat dilakukan. Diantaranya sebagai berikut:
a) Memadukan motif-motif kuat yang sudah ada, melalui kegiatan bermain
atau bereksperimen.
b) Memperjelas tujuan yang akan dicapai.
c) Merumuskan tujua- tujuan sementara.
d) Merangsang pencapaian kegiatan.
e) Membuat situasi persaingan diantara murid-murid.
f) Membuat persaingan dengan diri sendiri.

36
g) Memberikan hasil kerja yang ingin dicapai.
h) Memberikan contoh-contoh yang positif.

KESULITAN DAN KEGAGALAN BELAJAR

Berbicara tentang kesulitan dan kegagalan dalam belajar atau meninjau


berbagai permasalahan belajar dari segi akademis, gangguan simbolik dan
gangguan nonsimbolik, serta langkah awal yang harus ditempug sebagai bahan
rujukan penyelesaian masalah belajar anak usia sekolah dasar. Sebagai contoh
sering kita dengar kecemasan seorang anak pada saat menempuh ujian. Tuti
sangat cemas dan takut apabila ujiannya gagal. Keberhasilan dan kegagalan
seorang anak belajar di SD sangat erat kaitannya dengan tingkat kemampuan
anak. Ada tiga jenis kesulitan belajar yang seringkali ditemui dalam
perkembangan seorang anak.

1. Kesulitan belajar akademis


Kesulitan belajar akademis siswa sekolah dasar sering dinamakan kesulitan
CALISTUNG (membaca, menulis, berhitung)
a) Kesulitan membaca dapat disebabkan karena gangguan pertumbuhan
psikologis dan juga hambatan didaktik-metodik, acap kali anak SD
mengenal bunyi huruf, tetapi mereka kesulitan membacanya apabila
huruf itu dirangkaikan menjadi kata, disamping itu, anak SD juga
mengalami ketidakmampuan menbaca yang disebabkan karena faktor-
faktor psikologis (gagap). Anak merasa malu ditertawakan teman-
temannya, sehingga terjadi kesulitan pada saat membaca. Gangguan
dalam membaca karena anak kehilangan kemampuan membaca disebut
afasia. Ketidakmampuannya ntuk membaca karena gangguan fungsi saraf
( neurologisnya rusak) disebut disleksia.
b) Kesulitan menulis dapat disebabkan karena kemampuan psikomotor,
kurang terlatih ketidakmampuan motorik melakukan encoding atau
menyandikan lambang atau bentuk-bentuk huruf tertentu, menyebabkan
anak mengalami ketidakmampuan untuk menulis, seorang anak SD yang

37
tulisannya buruk, sulit untuk dibaca dan tidak rapi akibat gangguan saraf
disebut disgraphia gerakan berlebih dan tidak normal misalnya
menghentak-hentakkan kaki, bergoyang-goyang terus, berkedip-kedip
menggaruk-garuk kepala secara tidak teratur disebut hiperknesis.
c) Kesulitan berhitung anak SD berkaitan dengan penerapan konsep-konsep
kuantitatif, mungkin dia pandai menyebutkan lambang-lambang
bilangan, tetapi mereka kesulitan apabila lambang bilangan tersebut
diterapkan dalam konteks penjumlahan, pengurangan, dan pembagian.
Kesulitan untuk mengerjakan bilangan pada saat berhitung disebut
discaculia.
2. Kesulitan belajar yang lain

Dapat disebabkan karena gangguan simbolik antara lain siswa itu


mampu mendengar, tetapi tidak mengerti apa yang di dengar. Ia juga
mampu mengaitkan objek yang dilihat, namun mengalami gangguan
pengamatan. Anak mengalami gangguan gerak-gerik. Siswa seperti ini sulit
untuk dapat memahami suatu objek sekalipun ia memiliki pendengaran yang
normal.

3. Gangguan non-simbolik

Adalah ketidakmampuan anak memahami isi pelajaran karena ia


mengalami kesulitan untuk mengenal apa yang telah dipelajarinya pada
saat pelajaran sebelumnya. Ketidakmampuan pengamatan akan
menimbulkan gangguan keliru karena ia tidak mampu memanipulasi
benda walaupun indra motornya normal.

PERMASALAHAN BELAJAR DITINJAU DARI ASPEK SOSIAL


EMOSIONAL

Pada umumnya, seorang guru ingin membangun keberhasilan pada proses


belajar di kelas. Sayangnya, tidak semua anak adalaha anak yang baik dan pintar,
kadang kala terdapat anak yang tergolong nakal di kelas dan suka mengganggu

38
temannya maupun gurunya. Setiap guru tentunya ingin mengajar murid-murid
yang berperilaku baik dan pandai.

Anak seperti ini cenderung tidak bisa duduk diam. Ia cenderung tergerak
terus- menerus, kadang suka berlarian, suka melompat-lompat, bahkan berteriak-
riak di kelas. Anak ini sulit untuk dikontrol. Ia melakukan aktivitas sesuai
kemauannya sendiri. Ia pun suka mengganggu temannya bahkan gurunya. Anak
ini disebut anak hiperaktif. Ada lagi tipe anak yang cenderung cepat bosan. Ia
seringkali mengalihkan perhatian keberbagai objek lain dikelas. Anak ini mudah
dipengaruhi, namun tidak dapat memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan
yang berlangsung dikelas. Anak seperti ini disebut sebagai distracibility child, ada
pula anak yang cenderung pendiam di kelas, pasif, atau sangat perasa sehingga
mudah tersinggung. Karakteristik anak seperti ini cenderung tidak berani bertanya
atau menjawab, serta merasa dirinya tidak mampu, karena itu, ia cenderung tidak
berani bergaul serta suka menyendiri, anak seperti ini disebut poor self concept,
ada pula anak yang dapat bereaksi setiap guru memberi pertanyaan di kelas.
Namun jawaban yang diberikan sering kali tidak menunjukkan, kemampuan
berpikir yang logis. Anak seperti ini ingin menunjukkan bahwa ia adalah anak
yang pandai, padahal cara anak itu menjawab justru mencerminkan
ketidakmampuannya. Anak seperti ini disebut anak impulsif.

Di kelas ada pula siswa yang suka merusak benda-benda yang ada
disekitarnya, sikap agresif yang negatif dalam bentuk membanting dan melempar
menunjukkan bahwa anak ini adalah anak yang bermasalah (trouble maker), anak
seperti ini cepat tersinggung ia bertemperamen tinggi, yang mengarah kepada
perilaku yang agresif. Anak seperti ini disebut anak destructive behavior. Ada pua
anak yang sering mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan, dengan nada
mengejek anak ini cnderung menentang guru. Sumpah serapah berupa kata-kata
kasar yang tidak sopan sering terlontar. Anak seperti ini disebut distruptive
behavior. Setiap tahun ajaran baru ada anak yang selalu bergantung pada orang
tuanya. Anak seperti ini sering merasa takut dan tidak mampu untuk berani
melakukannya sendiri. Ia sangat bergantung pada orang disekitarnya. Sikap orang

39
tua yang terlalu oper protective atau sangat melindungi membuat anak sangat
tergantung. Anak seperti ini disebut dependency child.

Sosial ekonomi masyarakat Indonesia belum merata. Ada anak yang


mempunyai sosial ekonomi sangat rendah, sehingga merasa dirinya bodoh dan
enggan untuk mencoba membuat tugas-tugas yang diberikan oleh guru karena
dirinya merasa tidak mampu. Anak seperti ini disebut anak withdrawl. Ada pula
anak-anak yang tidak memiliki kemampuan mental yang setara dengan anak-anak
yang sebayanya. Anak seperti ini sulit untuk menganalisis, menagkap isi mata
pelajaran, dan mengaplikasikan apa yang dipelajari. Anak ini disebut learning
disability. Selanjutnya anak yang mempunyai cacat bawaan, baik kerusakan fisik
maupun saraf. Anak ini cenderung sulit untuk belajar secara normal seperti anak-
anak yang sebaya. Anak seperti ini membutuhkan penanganan para ahli yang
dilakukan oleh lembaga-lembaga khusus, seperti anak yang menderita autism
sectrum disordet/ ASD. Anak ini dikelompokkan dalam kelompoklearning
disorder. Ada pula anak yang mempunyai poitensi intelektual di atas rata-rata,
namun prestasi akademiknya di kelas sangat rendah. Semangat belajarnya juga
sangat rendah. Anak seperti ini sering menyepelekan tugas-tugas yang diberikan,
dan PR sering dilupakan. Anak seperti ini disebut anak underachiver.

Adapula anak yang mempunyai semangat belajar yang sangat tinggi, ia


merespons dengan cara cepat. Anak seperti ini tidak bisa menerima kegagalan. Ia
tidak mudah menerima kritikan dari siapa pun termasuk gurunya. Anak seperyi ini
disebut overachiver. Ada pula anak yang sulit menangkap pelajaran di kelas dan
membutuhkan waktu yang lama untuk dapat menjawab dan mengerjakan tugas-
tugasnya. Anak ini disebut anak slow learner. Di kelas sering kali kita jumpai
anak yang kurang peka dan tidak peduli terhadap lingkungannya. Anak ini kurang
tanggap dalam membaca ekspresi dan sulit bergaul dengan teman-teman yang ada
di kelas. Ia disebut social interseption child.

Bab 4 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar

40
Anak yang pada mulanya belum mengenal antara satu dengan yang
lainnya, beberpapa hari kemudian sudah saling mengenal dalam ruang lingkup
pergaulan yang terbatas, hanya anak tertentu yang dikenal oleh anak, terutama
nak-anak seklasnya. Rasa kesendirian mulai menjauhi anak dan berubah menjadi
kehidupan sekolah yang menyenangkan. Begitulah perubahan pergaulan sosial
anak di sekolah.Permulaan anak memasuki lingkungan sekolah, maka pada waktu
itulah anak mengenal sekolah. Anak akan mengenal sekolah sebagai tempat
berkumpulnya anak-anak dari berbagai latar belakang kehidupan.

Tidak seperti anak yang pernah mengenyam pendidikan di taman kanak-


kanak, anak yang tidak pernah di didik di lembaga persekolahan ini, mampu
beradaptasi berjalan lambat, karena anak belum terbiasa bergaul dengan
lingkungan sekolah. Rasa malu, rasa takut, dan tidak ingin berpisah dengan orang
tuanya, membuat anak menjadi individu yang pendiam dan sukar di ajak bicara,
menjauhi pergaulan dan tidak jarang dilakukan anak, ketika anak di sekolah lebih
banyak sebagai penonton daripada berbuat kreatif. Pada permulaan sekolah lebih
banyak menintut anak untuk mengembangkan kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan sekolah. Anak harus pandai beradaptasi dengan teman-temannya.

PENGERTIAN SEKOLAH DASAR

Sekolah dasar (SD) adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional
yang berlangsung selama 6 tahun di sekolah dasar (SD) dan selama 3 tahun di
sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) atau satuan pendidikan sederajat. Pada
usia 6 tahun, anak memasuki jenjang pendidikan formal, dengan tanpa melalui
pendidikan prasekolah ( taman kanak-kanak). Untuk menjelaskan apa yang
dikatakan pada PP Nomor 28 Tahun 1992 tentang Pendidikan Dasar, Bab IV F
dalam kurikulum 1994/1995, dikatakan bahwa perencanaan program bimbingan
belajar dan bimbingan karier ditekankan pada upaya bidang belajar tentang cara
belajar, memahami dunia kerja dan mengembangkan kemampuan untuk membuat
perencanaan serta kemampuan untuk mengambil keputusan. Perencanaan

41
bimbingan ditujukan pada penyiapan siswa untuk melanjutkan ke pendidikan
menengah atau memasuki lapangan kerja.

Terdapat enam aspek yang berkaitan dengan program bimbingan di


sekolah dasar yakni meliputu:

a) Sebagai penjabaran dari tujuan pendidikan nasional sebagaimana teruraikan


dalam UUSPN Nomor 2 Tahun 1989, Pasal 4, dalam PP Nomor 28 Tahun
1990 tentang pendidikan dasar, berkenaak denga tujuan institusional
ditetapkan bahwa: pendidikan dasar membeikan bekal kemampuan dasar
siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga-warga dan anggota umat manusia serta mempersiapkan
siswa mengikuri pendidikan menengah. ( Pasal 3 ). Dalam kurikulum
pendidikan dasa, landasan, program dan pengembangan, pemberian bekal
kemampuan dasar baca- tulis- hitung, pengetahuan dan keterampilan dasar
yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya serta
mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan di SLTP.
b) Kebutuhan pada anak sekolah, terutama berkisar pada kebutuhan
mendapatkan kasih sayang dan perhatian, menerima pengakuan terhadap
dorongan untuk mmajukan perkembangan kognitifnya, serta memperoleh
pengakuan dari teman sebaya/. Tugas- tugas perkembangan yang dihadapi
oleh siswa antara lain, mengatur beraneka kegiatan belajarnya dengan
bersikap tanggung jawab, bertingkajlaku dengan cara yang dapat diterimah
oleh keluarga serta teman-teman sebaya, cepat mengembangkan
kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung,
mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan
(values), dengan membentuk kata hati. Beban yang harus dipikul oleh siswa
di sekolah ialah mendalami bahan kajian dan pelajaran tentang pendidikan
pancasila, dan pendidikan agam, pendidikan kewaeganegaraan, bahasa
Indonesia, membaca dan menulis, sejarah nasional dan sejarah umum,
kerajinan tangan dan kesenian, pendidikan jasmani dan kesehatan, serta
muatan lokal termasuk bahasa Inggris sederhana. Di samping itu sekolah

42
menyelenggarakan sejumlah kegiatan ekstrakurikuler, berupa kegiatan
pengayaan, kegiatan perbaikan (remedial teaching), serta kegiatan untuk
lebih memantapkan pembentukan kepribadian seperti kepramukaan dan olah
raga.
c) Pola dasar bimbingan dipegang ialah pola generalis . ini berarti baha semua
tenaga pendidikan yang lasimnya terdapat di jenjang pendidikan yang
lazimnya terdapat di jenjang pendidikan dasar dilibatkan, walaupun
mungkin tersisa satu atau dua tenaga profesional bimbingan.
d) Komponen bimbingan yang diprioritaskan ialah pengumpulan data,
pemberian informasi, dan konsultasi. Pengumpulan data meliputi beberapa
hal pokok, seperti kemampuan belajar siswa dan latar belakang keluarga.
Pemberian informasi meliputi perkenalan dengan sejumlah bidang pekerjaan
yang relefan dengan siswa-siswa di daerah tertentu, pengetahuan tentang
cara bergaul yang baik, dan beberapa patokan dasar untuk menjaga
kesehatan mental. Dua hal yang terakhir dapat disajikan kepada orang tua
siswa dan oleh tenaga profesional kepada guru-guru yang membutuhkan.
Konseling dipegang oleh seorang ahli bimbingan profesional.
e) Bentuk bimbingan dan kerap digunakan ialah bimbingan kelompok. Sifat
bimbingan yang mencolok ialah sifat perseveratif dan preventif, sehingga
siswa dapat memiliki taraf kesehatan mental yang wajar. Sifat korektif akan
muncul bila terjadi kasus penyimpangan dari laju perkembangan normal
yang biasa berkaitan erat dengan situasi keluarga. Kasus demikian harus
ditangani oleh ahli di bidang psikolog anak dan psikiater anak. Ragam
bimbingan yang mendapat urutan pertama ialah ragam pribadi-sosial,
sedangkan ragam akademik dan ragam jabatan mendapat urutan yang kedua
dan ketiga.
f) Tenaga yang memegang peranan kunci ialah guru kelas, yang
mengumpulkan data tentang siswa dan menyisipkan banyak materi
informasi dan pelajaran, namun kadang-kadang diadakan kegiatan
bimbingan khusus, misalnya sosiodrama dan diskusi kelompok. Koordinasi
seluruh kegiatan bimbingan dapat dipegang kepala sekolah. Namun lebih

43
baik kalau diangkat tenaga bimbingan profesional yang bertugas sebagai
koordinator. Koordinator ini ialah seorang tenaga generalis, dalam arti
memberikan beberapa layanan bimbingan, baik yang digunakan sendiri
maupun yang direncanakan untuk diselenggarakan oleh guru-guru kelas.
Untuk kelas lebih tinggi tenaga profesional itu dapat bertindak sebagai
konselor yang menyelenggarakan wewenang konseling.

Untuk kelas rendah dan anak –anak yang mengalami hambatan dalam
komunikasi verbal, sebaiknya tersedia seorang ahli dalam psikolog anak yang
mampu menyelenggarakan wawancara melalui aneka bentuk komunikasi
nonverbal. Orang ini biasanya bukan anggota staff di sekolah tertentu, melainkan
tenaga yang mendatangi beberapa sekolah di wilayah tertentu secara bergilir dan
menangani kasus-kasus yang tidak dapat ditangani oleh staf sekolah sendiri.
Tenaga ini disebut konsultan ahli, yang bekerja sama dengan seorang psikiater
anak di lembaga perawatan psikiatrik. Program bimbingan di sekolah dasar hanya
akan efisien dan efektif bila terdapat kerja sama yang erat antara kepala sekolah,
para guru kelas, koordinator, dan konsultan ahli. Harus terjalin juga hubungan
kerja sama baik dengan sumber tenaga yang lain di bidang pembinaan siswa,
seperti dokter sekolah dan perawat sekolah.

KARAKTERISTIK SISWA SEKOLAH DASAR

Seorang ahli mengatan masa sekolah harus diartiakan bahwa anak periode
ini sudah menampakkan kepekaan untuk belajar. Hal ini sesuai dengan sifat ingin
tahu dari anak dengan makin meluasnya daerah eksplorasi. Dalam satu permulaan
periode persekolahan ini ialah sikap anak terhadap lingkungan (keluarga)tidak
egosentris, melainkan objektif dan empiris. Jadi telah ada sikap intelektualitas
atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini secara
relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada sebelumnya.

Masa sekolah dasar secara kronogis, siswa sekolah dasar pada umumnya
berusia 6 sampai 13 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang
secara seksual. Pada masa ini anak-anak mulai keluar pada lingkungan pertama,

44
yaitu keluarga dan mulai memasuki lingkungan kedua yaitu sekolah. Karena itu
permulaan masa kanak-kanak sering ditandai dengan masuknya mereka ke kelas
satu sekolah dasar. Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional di atas, tujuan
umum pendidikan sekolah dasar memberikan bekal kemampuan dasar kepada
peserta didik, yaitu: (a) mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia, serta (b) mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Adapun tujuan khusus
pendidikan di sekolah dasar, yaitu: memberikan bekal kepada murid untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi ( tujuan pendidikan ini
merupakan ciri khas atau karakteristik murid sekolah dasar, selai tujuan yang
merupakan kekhususan adalah peserta didik ).

Sebagai pengajar di sekolah dasar, tentu sudah maklum bahwa isi


kurikulum sekolah dasar merupakan susunan bahan kajian dan pelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan dasar dalam rangka membekali dan mempersiapkan
upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.

1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar


Beberapa sifat khas anak-anak pada usia ini, antara lain:
a) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan
pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.
b) Adanya sikap yang cenderung mematuhiperaturan-peraturan permainan
yang tradisional.
c) Adanya kecenderungan memuji sendiri.
d) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain kalau hal itu
dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
e) Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soal itu dianggap
tidak penting.
f) Pada masa ini ( terutama pada umur 6-8 ) anak menghendaki nilai
( angka rapor ) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang
pantas diberi nilai baik atau buruk.

45
2. Masa kelas tinggi sekolah dasar
Beberapa sifat khas anak pada masa ini adalah sebagai berikut:
a) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal
ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan
pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
b) Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
c) Menjelang alhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai
menonjolnya faktor-faktor.
d) Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-
orang dewasa lainnya.
e) Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya
anak tidak lagi terikat pada aturan permainan yang tradisional, mereka
membuat peraturan sendiri.

Melihat sifat-sifat khas anak seperti ditemukan di atas, maka memang


beralasan pada saat usia anak antara 7-12 tahun dimasukkan oleh para ahli
kedalam tahap perkembangan intelektual. Dalam tahap ini perkembangan
intelektual anak dimulai kerika anak sudah dapat berpikir dan mencapai tujuan
antara kesan secara logis serta membuat keputusan tentang apa yang dihubung-
hubungkannya secara logis. Meskipun begitu, jauh sebelum perkembangan
intelektualnya, perkembangan ingatan anak sudah berlangsung, yaitu pada umur 2
sampai tahun. Dalam tahap ini, fungsi ingatan anak mulai berkembang.
Berkembangnya ingatan anak ini disebabkan oleh fungsi pengamatan yang sudah
mampu menerima kesan-kesan dan dengan dibantu oleh perhatiannya mampu
mengadakan kecaman terhadap kesan-kesan yang diterimanya. Di samping itu,
kesadaran anak telah mampu menampung setiap hasil pengamatan anak.

Maka keberhasilan bersekolah ini diakhiri dengan suatu masa yang


biasanya disebut masa pueral. Secara umum dapat dikatan bahwa masa pueral
terjadi pada akhir masa sekolah dasar. Menurut Nasution, dkk, dan Suryobroto

46
dalam syaiful djamarah mengemukakan bahwa sifat-sifat khas anak masa pueral
itu dapat diringkas dalam dua hal yaitu: (a) ditujukan untuk berkuasa, (b)
ekstraves. Sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak pun ditujukan untuk berkuasa,
apa yang diinginkannya dijadika idam-idaman adalah si kuat, si jujue, si menang,
si juara dan sebagainya.

Kecuali itu, sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak-anak pueral itu
ekstraves, yaitu berorientasi keluar dirinya.dalam diri mereka ada dorongan
bersaing yang besar sekali, dan ini disalurkan dalam hubungan dan bersama
dengan teman-teman sebayanya. Dalam persaingan itulah anak-anak pueral
mendapatkan sosialisasi lebih lanjut.

PERILAKU SOSIAL DAN PENGELOMPOKAN SISWA SEKOLAH DASAR

Perilaku sosial merupakan pola perilaku yang relatif menetap, yang


diperhatikan individu dlam interaksinya dengan orang lain. Istilah interaksi
menunjuk kepada adanya aksi dan reaksi individu dalam hubungan
interpersonalnya. Perilaku sosial individu merupakan aksi bagi timbulnya perilaku
sosial pada orang lain, atau muncul sebagai reaksi terhadap perilaku sosial pada
orang lain. Dengan demilian, perilaku sosial individu pada situasi tertentu berbeda
dengan situasi sosial lainnya.

Perilaku sosial dapat dilihat dari banyaknya dimensi sebagaimana


banyaknya indikator sifat-sifat interaksi diantara personal yang terlibat. Perilaku
anak tercermin di dalam sikap dan perasaan yang dapat membawanya kepada
tindakan interpersonal yang lebih lanjut. Karena itu peristiwa interpersonal dapat
dipelajari dari macam-macam tindakan yang dilakukan seseorang, yaitu:
penerimaan, penolakan, agresi, kasih sayang, dan penghindaran. Peristiwa
interpersonal dapat dipelajari pula dengan cara melihat proses komunikasi, kerja
sama, dan persaingan. Adapun jhonson dalam Ngalimun mengemukakan bahwa
suatu perilaku kelompok dapat ditandai dengan empat variabel, yaitu: intensitas
interaksi, tingkat persahabatan, jumlah kegiatan yang dilakukan, jumlah kegiatan
yang ditentukan lingkungan kepada kelompok.

47
Pada usia sekolah dasar, sering disebut sebagai usia berkelompok. Karena
masa ini ditandai dengan meningkatnya minat anak terhadap aktivitas teman-
teman, meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu
kelompok dan merasa tidak puas bila tidak bersama-sama dengan teman-
temannya. Karena melalui kelompok itulah anak-anak akan memperoleh
kegembiraan dan kepuasan dari bermain yang mereka lakukan. Lebih dari pada
itu, melalui teman-teman dalam kelompoknyalah sebagian kecil tugas-tugas
perkembangan yang diembannya akan terpenuhi. Sejalan dengan meningkatnya
minat untuk berkelompok, Erikson dan Ngalimun mengemukakan bahwa salah
satu kesadaran utama yang harus dipenuhi anak sekolah dasar, yaitu mencapai
kesadaran akan kerajinan, dan kegagalan dalam mencapai kesempurnaan
pekerjaan akan mengakibatkan rasa rendah diri dan tidak mampu. Artinya apabila
anak mengalamai kegagalan dalam menemukan dan mencapai yang bermanfaat
secara pribadi, maka dia akan cenderung untuk tidak merasakan adanya
kemampuan sebagai orang dewasa kelak dan tahap atau fase perkembangan
selanjutnya akan terpengaruh secara tidak menguntungkan.

BEBERAPA JENIS MASALAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Secara universal diakui bahwa setiap individu pasti memiliki suatu


masalah. Kwoitz, G.T. dalam Ngalimun mengemukakan bahwa beberapa
rintangan yang muncul di sekolah dasar pada umumnya disebabkan oleh
karakteristik anak itu sendiri. Saat yang belum matang anak memasuki sekolah,
keterampilan akademis yang belum merata semua mata pelajaran dan bidang
studi, kemampuan sosial yang kuramg berkembang , penyesuaian pribadi yang
negatif, dan harapan-harapan orang tua, kelompok, dan lembaga pendidikan itu
sendiri terlalu tinggi sehingga tidak realistis. Secara perinci permasalahan yang
dihadapi anak-anak sekolah dasar dikemukakan Kwoitz, G. T. Dalam Ngalimun
sebagai berikut:

48
1. Masalah pribadi
Permasalahan pribadi anak- anak usia dini sekolah dasar terutama berkenan
dengan kemampuan intektual, kondisi fisik, kesehatan kebiasaan- kebiasan
lainnya. Dikelas satu atau kelas dua tidak jarang ditemukan anak yang
semestinya brlajar pada
sekolah luar biasa tetapi mereka tetap disertakan dan disejajarkan dengan
siswa yang memiliki kemampuan normal. Kejadian ini muncul sebagai
akibat ketidak mampuan guru dalam mengindetifikasi kemampuan mereka
secara dini. Dimana anak- anak yang memiliki kelemahan intektual
tergolong ringan, baru diketahui setelah menginjak kelas-kelas yang lebih
tinggi, munculnya perilaku malas-malas datang kesekolah, bahkan sering
mengakibatkan bertambahnya individual yang dilakukan oleh pihak sekolah
yang didasarkan atas kemampuan intektual anak.
2. Masalah penyesuaian sosial
Anak belajar bukan hanya dari seoran guru tetapi juga teman-temannya dan
bukan hanya kemampuan kognitif yang di pelajari melainkan ternasuk
kemampuan sosial pun di pelajarinya dalam mengembangkan kemampuan
sosial baik dengan teman- teman mau pun dengan guru, anak anak banyak
mengalami perubahan misalnya perasaan rendah hati, ketergantungan pada
kawan, iri hati, cemburu, curiga, persaingan, perkelahian, permusuhan, dan
lain-lain.
3. Masalah akademik
Masalah akademik dapat ditemui hampir setiap siswa dalam setiap kelas
dan setiap mata pelajaran atau bidang studi. Permasalahan akademis bisa
berupa tidak dikuasainya kemampuan atau materi yang ditargetkan sebagai
tujuan pembelajaran. Seperti ini dikenal sebagai ank yang berprestasi
rendah, baik karena lambat belajar (slow leaner) mau pun prestasi di
bawah kemampuan yang dimilikinya (under achiver).

49
STUDI KASUS: SUATU PROSES PEMECAHAN MASALAH

Istilah studi kasus terdiri atas dua kata, yaitu studi dan kasus. Secara
terpisah arti kedua kata itu dapat dibedakan. Dalam KBBI, kata studi diartikan
sebagai kajian, telaah, penelitian, penyelidikan ilmiah. Adapun kata kasus
diartikan: (1) soal perkara, keadaan sebenarnya suatu urusan atau suatu perkara,
keadaan atau kondisi khusus yang berhubungan dengan seseorang atau suatu hal,
(2) kategori gramatikal dari nomina, pronomina atau adjektiva yang menunjukan
hubungan dengan kata lain dalam kontruksisintaksis.

Dalam hal ini, untuk memahami rincian sebab akibat suatu kasus, dapat
dilakukan dengan mencari kemungkinan penyebab dan akibat suatu kasus,
tepatnya langkah dalam membuat keputusan diagnosis menjadi prognosis.
Kondisi kasus juga hendaknya diketahui oleh anda apabila masalah dalam kondisi
berat-riang, sehat-sakit, normal- tidak normal atas suatu kasus yang muncul
dipermukaan terlebih terhadap gejalah yang tampak. Namun sebagai guru
pembimbing setidaknya dalam memahamisiswa perlu mendasari diri dengan
beberap pemikiran berikut:

1. Orang bermasalah mempunyai kemampuan intelektual yang normal, tetapi ia


mengalami masalah/ gangguan pada emosional psikologis saja.
2. Orang yang bermasalah bukan melakukan suatu perbuatan yang berkaitan
dengan kejahatan/ kriminal yang perlu mendapat sanksi hukum.

Melalui dua pemikiran diatas, maka pendekatan sanksi atau menghukum


hendaknya dihindari dalam menangani siswa bermasalah. Untuk mengenal kasus
tertentu, anda sebagai seorang guru pembimbing hendaknya memulai dari
beberapa alasan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
perlu tidaknya kasus ditangani dan dilimpahkan atau cukup guru yang
menanganinya. Dalam hal ini, ada dua pertimbangan yang perlu dilihat; pertama,
adakah permasalahan khusus, kedua, adakah curiosty anda dalam secara
menyeluruh dan mendalam tentang suatu kasus, terutama yang berkaitan dengan
sumber penyebabnya dan jenis masalah yang dihadapi. Ketiga, perlu segera

50
dibant/ diatasi masalah yang tengah dihadapi, dan keempat, hendaknya temuan
yang diperoleh melalui pengalaman diri digunakan sebagai dasar tepri untuk
mengatasi permasalahan.

Apabila kasus telah anda temukan, maka langkah untuk memahaminya antaralain:

1. Masalah hendaknya dipahami secara menyeluruh, mendalam, dan objektif,


mengenali gejalah dan menemukan sendiri gejalah yang bermasalah atau
orang lain yang memberikan informasi.
2. Membuat deskripsi kasus, melalui perilaku masalah, dijabarkan dan
dikembangkan untuk dipahami.
3. Mencari sumber penyebab, akibat yang ditimbulkan, dan jenis bantuan.
4. Pengumpulan data yang diperlukan.

Adapun secara kronologis yang mendasari penyikapan terhadap kasus secara garis
besar adalah sebagai berikut:

1. Keyakinan dan penghayatan bahwa manusia ditakdirkan sebagai makhluk yang


paling indah dan mempunyai derajat yang paling tinggi.
2. Keyakinan dan penghayatan bahwa keindahan derajat paling tinggi terwujut
dalam bentuk kesenangan dan kebahagiaan hidup di dunia akhirat dalam arti
yang seluas-luasnya.
3. Pemahaman dan penghayatan bahwa dalam perjalan hidupnya, seseorang dapat
mengalami berbagai permaslahan yang menganggu perkembangan dimensi
kemanusiaan yang diupayakan pada perwujudan manusia seutuhnya.
4. Pemahaman dan penghayatan bahwa faktor-faktor lingkungan, di samping
faktor dimensi yang lain sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
dimensi dan timbulnya permasalahan pada diri seseorang si sisi yang lain.
5. Pemahaman dan penghayatn bahwa pelayanan bimbingan dan konseling
bersama dengan pelayanan pendidikan pada umumnya mampu memberikan
bantuan kepada orang-orang yang sedang mengalami perkembangan dan
mengalami masalah demi teratasinya masalah-masalah mereka.

51
6. Bahwa seseorang yang sedang mengalami masalh tidak seharusnya dan tidak
semerta-merta dianggap sebagai seorang terlibat masalah kriminal perdata atau
tidak sehat jasmani rohani, normal tidak normal.
7. Permasalahan yang sebenarnya besar kemungkinanya tidak tepat sama seperti
pendekskripsian awal.
8. Perlunya strategi dan teknik khusus untuk mengatasi dan memecahkan masalah
pokok yang dialami seseorang.
9. Dalam menangani perlu dilibatkan berbagai pihak sumber dan unsur untuk
secara efektif dan efesien untuk menatasi memecahkan masalah.

Bab 5 Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar

KARAKTERISTIK BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

Pemerintah secara formal telah memberikan dasar acuan pelaksanaan


bimbingan dan konselig di sekolah dasar dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28
Tahun 1990, sebagai kelanjutan dan penyempurnaan aturan-aturan sebelumnya,
seperti Kurikulum 1975 Buku IIIC dan pedoman pelaksaan bimbingan di sekolah
dasar Tahun 1987 dan sebagaimana yang telah dipelajari pada bab 1. Beberapa
faktor penting yang membedakan bimbingan dan konseling di sekolah dasar
dengan sekolah menengah, dikemukakan oleh Dinkmeyer dan Caldwell dalam
Ngalimun, yaitu:

1. Bimbingan di sekolah dasar lebih menekankan akan peranan guru dalam


fungsi bimbingan
2. Fokus bimbingan di sekolah dasar lebih menekankan pada pengembangan
pemahaman diri, pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara
efektif dengan orang lain.
3. Bimbingan di sekolah dasar lebih banyak melibatkan orang tua siswa,
memgingat pentingnya pengaruh orang tua dalam kehidupan anak selama di
sekolah dasar.
4. Bimbingan di sekolah dasar hendaknya memahami kehidupan anak secara
unik.

52
5. Program bimbingan di sekolah dasar hendaknya peduli terhadap kebutuhan
dasar anak, seperti kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan
penerimaan diri, serta memahami kelebihan dan kekurangannya.
6. Program bimbingan di sekolah dasar hendaknya meyakini bahwa usia
sekolah dasar merupakan tahapan yang sangat penting dalam tahapan
perkembangan anak.

Melihat karakteristik bimbingan dan konseling di sekolah dasar, tergambar


bahwa layanan bimbingan di sekolah dasar, tergambar bahwa layanan bimbingan
di sekolah dasar muncul sebagai konsekuensi logis dari karakteristik dan masalah
perkembangan siswa sekolah dasar itu sendiri. Karena itu, memahami
karakteristik anak sekolah dasar merupakan hal sangat penting didalam
mengembangkan dan meningkatkan kualitas layanan bimbingan dan konseling
secara keseluruhan. Begitu pula sentral layanan bimbingan dan konseling terpusat
pada pemberdayaan kualitas fungsi guru sebagai pembimbingnya.

TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

Dalam UUSPN dan PP Nomor 28 Tahun 1990, dikemukakan bahwa jenjang


pendidikan dasar, pendidikan memiliki tujuan untuk memberikan bekal bagi
peserta didik dalam mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Lebih-lebih dikemukakan
bahwa pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang-kurangnya
mencakup upaya untuk:

a) Memperkuat dasar keimanan dak ketakwaan.


b) Membiasakan untuk berperilaku baik.
c) Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar.
d) Memelihara kesehatan jasmani dan rohani.
e) Memberikan kemampuan untuk belajar, dan membentuk kepribadian yang
mantap dan mandiri.

53
Pengembangan siswa sebagai anggota masyarakat mencakup:

a) Memperkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat.


b) Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam lingkungan hidup.
c) Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk
berperan serta dalam kehidupan masyarakat.

Pengembangan siswa sebagai umat manusia mencakup upaya untuk:

a) Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.


b) Meningkatkan kesadaran tentang HAM.
c) Memberikan pengertian tentang ketertiban dunia.
d) Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya persahabatan antar beragama.
e) Mempersiapkan peserta didik untuk menguasai isi kurikulum.

Dalam aspek perkembangan sosial pribadi, layanan bimbingan membantu siswa


agar:

a) Memiliki pemahaman diri.


b) Mengembangkan sikap positif.
c) Membuat pilihan kegiatan secara sehat.
d) Mampu menghargai orang lain,
e) Memiliki rasa tanggung jawab.
f) Mengembangkan keterampilan bubungan antarpribadi.
g) Dapat menyelesaikan masalah.
h) Dapat membuat keputusan secara baik.

Dalam aspek perkembangan pendidikan, layanan bimbingan membantu siswa agar


dapat:

a) Menjelaskan cara belajar yang benar.


b) Menetapkan tujuan-tujuan dalam rencana pendidikan.
c) Mencapai prestasi belajar yang optimal sesuai dengan bakat dan
kemampuan.
d) Memiliki keterampilan untuk mengjadapi ujian.

54
Dalam aspek perkembangan karier, layanan bimbingan membantu siswa
agar dapat:
a) Mengenali macam-macam dan ciri-ciri berbagai jenis pekerjaan.
b) Menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan.
c) Mengeksplorasi arah pekerjaan.
d) Menyesuaikan keterampilan, kemampuan, dan minat dan jenis pekerjaan.

Dengan memperhatikan uraian mengenai tujuan pelaksanaan bimbingan dan


konseling di sekolah dasar, dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan bimbingan
dan konseling di sekolah dasar dapat dilihat minimal dari dua pihak, yaitu:

1. Pihak siswa
Dengan kemampuan yang dimilikinya, diharapkan siswa mampu mencapai:
a) Kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelak.
b) Peningkatan kesadaran pemahaman terhadap diri sendiri dan
lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat luas.
c) Pengembangan kemampuan dan kualitas diri sebagai insan pribadi,
sosial, dan insan Tuhan.
d) Peningkatan kemampuan dalam memecahkan masalah-masalah
kehidupannya.
2. Pihak guru
Dengan dilaksanakannya bimbingan dan konseling di sekolah dasar,
diharapkan para guru mampu mencapai:
a) Pengembangan keharmonisan di dalam melaksanakan proses belajar
mengajar.
b) Keselarasan kerja sama dengan para siswa, terutama dengan mereka
yang memiliki masalah pribadi.
c) Kerja sama yang lebih intensif dengan orang tua dan masyarakat luas
pada umumnya.

55
SIFAT DAN FUNGSI BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

Dengan memperhatikan asas perbedaan individual dan adanya dorongan


anak untuk menjadi matang, bimbingan berusaha mengembangkan kemampuan
intelektual dan sosial anak sehingga mampu mencapai hasil yang maksimal.
Kedua asas tadi diperhatikan pula dalam mencegah terjadinya kesulitan-kesulitan
belajar dan penyesuaian pribadi/ sosial anak yang menghambat proses
belajarnya.Sifat bimbingan pada sekolah dasar yang mendapatkan prioritas utama
adalah sifat pengembangan dan pencegahan bimbingan.

Fungsi bimbingan diutamakan di sini adalah fungsi adaptif bimbingan.


Pembimbing membantu siswa melalui adaptasi pendekatan, metode, dan media
mengajar guru dengan mempertimbangkan aspek-aspek perbedaan individual
yang terpadu tuntutan kelembagaan.

JENIS DAN BENTUK BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH


DASAR

Dengan memperhatikan tujuan bimbingan sekolah dasar tanpa ragu-ragu,


dapat dikatakan bahwa bimbingan studi mendapatkan prioritas pertama, dan
menjadi pusat kegiatan pada sekolah dasar. Bimbingan pribadi dan sosial
ditempatkan sebagai penunjang dan mengelilingi bimbingan studi. Ini berarti
bahwa dalam mengadakan bimbingan pada anak sekolah dasar, maka perhatian
besar lebih dicurahkan pada hal-hal belajar anak, baik bimbingan yang bersifat
pengembangan, pencehan atau penyembuhan. Oleh karena itu, aspek-aspek
pribadi dan sosial anak ditinjau dan dopertimbangkan pengaruhnya dalam
mendukung atau menghambat proses belajar anak. Bimbingan jabatan, tidak dapat
diabaikan karena merupakan pendamping bimbingan studi

SYARAT-SYARAT BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

Disamping faktor penunjang penunjang ini, demi kelancaran bimbingan


sekolah dasar diperlukan persyaratan prosuk sebagai berikut:

56
a) Adanya kesediaan guru kelas untuk berperan ganda sebagai pengajar dan
pembimbing.
b) Adanya kegiatan kontinue guru kelas dalam pengumpulan data siswa,
lebih-lebih ada hal yang dapat menunjang untuk memperdalam
pemahaman mengenai masing-masing individu.
c) Adanya kesediaan kreativitas guru kelas dalam menyajikan lapangan kerja
dan mengembangkan pengalaman siswa.
d) Adanya, keseimbangan sikap guru di antara kutub objektif yaitu usaha
pengembangan intelektual anak menurut tuntutan kurikulum, penanaman
tanggung jawab, dan disiplin, dengan kutub subjektif, yaitu perhatian
terhadap anak sebagai individu dengan kelengkapan psikologisnya,
perasaan, sikap, minat, kecenderungan, perhatian, dan sebagainya.
e) Adanya keseimbangan jarak psikologis antara guru kelas dengan siswa,
tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat.
f) Adanya kesediaan guru kelas untuk mengadakan kunjungan rumah dalam
rangka layanan-layanan bimbingan dan mempererat hubungan guru
dengan orang tua siswa bagi kepentingan bimbingan.
g) Adanya fleksibilitas guru kelas dalam pergaulan sekitar, terutama yang
erat kaitannya dengan pengenalan kondisi jabatan pekerjaan bagi anak.

PERAN PENGAWAS DALAM PENGEMBANGAN LAYANAN BIMBINGAN


DAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR

Pengawas SD/TK hendaknya memahami struktur program bimbingan dan


konseling dan dapat memberikan pembinaan dan konseling dan dapat memberikan
pembinaan dan pengawasan agar sekolah memiliki program bimbingan dan
konseling yang dapat dilaksanakan dengan baik. Pengawas dapat melakukan
pengawasan dan pembinaan apakah program bimbingan dan konseling yang
disusun dilaksanakan sesuai dengan rancangan program? Apakah terdapat
dokumentasi sebagai indikator pencaytatan pelaksanaan program? Pengawas
dapat berdiskusi dengan konselor mengenai program- program mana yang sudah
dilaksanakan? Apa hambatan yang ditemui saat melaksanakan program? Apakah

57
dapat diidentifikasi keberhasilan yang dicapai program? Apakah dapata doperoleh
informasi dampak langsung maupun tidak langsung pelaksanaan progam terhadap
siswa, pendidik maupun institusi pendidik?

Pengawas melakukan pembinaan dan pengawasan dengan melakukan


diskusi terfokus berkenaan dengan ketersediaan personel konselor sesuai dengan
kebutuhan ( berdasarkan jumlah siswa) serta upaya-upaya untuk memenuhu
ketersediaan konselor, optimalisasi peran dan fungsi personel sekolah dalam
layanan bimbingan dan konseling, serta mekanisme layanan sesuai dengan peran
dan fungsi. Pengawasan bimbingan dan konseling di sekolah diselenggarakan oleh
pengawas sekolah sesuai SK Menpen No. 118/1996 dan petunjuk pelaksanaanya.
Kegiatan pengawasan bimbingan dan konseling di sekolah melibatkan guru
pembimbing dan pengawas sekolah dengan koordinasi dengan kepala sekolah.
Guru pembimbing menyiapkan diri dan bahan-bahan secukupnya untuk kegiatan
pengawasan. Koordinator BK mengoordinasikan guru-guru pembimbing dalam
menyiapkan diri untuk kegiatan kepengawasan. Kepala sekolah mendorong dan
memberikan fasilitas bagi terlaksananya kegiatan pengawasan secara objektif dan
dinamis demi meningkatnya mutu bimbingan dan konseling.

58
BAB IV
PEMBAHASAN

A. KAITAN ISI FILM COACH CARTER DENGAN TEORI BK


Teori yang pertama, Peran Guru Sebagai Pembimbing
Guru mempunyai peranan dan kedudukan instrument kunci dalam
keseluruhan proses penddidikan terutama dalam penddidikan formal-
bahkan dalam keseluruhan pembangunan masyarakat pada umumnya.
Guru mempunyai peranan yang sangat luas, baik di sekolah, di dalam
keluarga, maupun di lingkungan masyarakat seperti yang dikatakan di
atas. Guru juga merupakan factor utama dalam keseluruhan proses
pendidikan. Dalam tugasnya sebagai pendidik, guru banyak memegang
berbagai jenis peranan yang harus dilaksanakan. Rochman dalam Sutirna
mengatakan bahwa guru mempunyai peranan dan kedudukan kunci di
dalam proses pendidikan terutama dalam pendidikan formal bahkan
pembangunan masyarakat pada umumnya. Surya dalam Sutirna
mengatakan bahwa guru yang baik dan efektif ialah guru yang dapat
memainkan peranan-peranan tertentu dengan baik. Peranan-peranan
tersebut adalah sebagai perancang pembelajaran, pengelolaan
pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, pengaruh pembelajaran, dan
sebagai pembimbing siswa.
Kaitan teori ini sejalan atau sesuai antara teori diatas dengan Film
Coach Carter pada adegan kita bisa melihat dimana Ken Carter mengambil
alih pekerjaan sebagai Pelatih kepala untuk tim bola basket di Richmond
High School. Perannya sebagai pelatih sangat nyata terlihat pada saat ia
pertama kali melatih tim bola basket di Richmond High School itu sendiri.
Carter dengan cepat melihat bahwa permainan para atlet itu kasar, tidak
sopan, dan membutuhkan disiplin sehingga dia memberikan kontrak
masing-masing pemain, menginstruksikan mereka untuk menghadiri
semua kelasmereka,duduk dibarisan depan kelas-kelas itu, mengenakan
kemeja dan dasi pada hari hari permainan, merujuk kepada semua orang

59
sebagai "Sir", Dia mengajari dan membimbing mereka cara bermain
basket yang disiplin. Suatu hari Carter menemukan bahwa laporan
kemajuan menunjukkan bahwa beberapa siswa telah bolos dan gagal
secara akademis. Carter yang marah mengunci gym, dan mengirim
pemainnya ke perpustakaan untuk belajar dengan guru mereka. Ini juga
merupakan salah satu bentuk dari cara carter untuk melatih dan
membimbing anak didiknya secara akademis pula. Cara ini terbukti
berhasil ketika Carter tiba dengan membawa kotak-kotak bergerak dengan
maksud untuk membersihkan kantornya, tetapi dia terkejut menemukan
para pemainnya di gym dengan meja dan kertas, belajar untuk menaikkan
nilai mereka kembali. Para atlet memutuskan untuk memenuhi niat awal
Carter untuk mengejar kesuksesan akademis sebelum melanjutkan untuk
memainkan permainan berikutnya.

Teori yang kedua, yaitu Menurut Edward Walter

Dimana menurut Edward Walter belajar adalah perubahan atau


tingkah laku akibat pengalaman dan latihan.

Pendapat yang dikemukakan oleh Edward Walter sejalan dan


berkaitan pada saat Ken Carter diberi kesempatan untuk melatih Tim
Basket SMA Richmond. SMA Richmond bukanlah sekolah unggulan.
Sekolah itu hanya mampu meluluskan 50% muridnya setiap tahun dan
hanya 7% yang melanjutkan ke universitas. Dan untuk para pemain tim
basket adah siswa yang memiliki nilai akademik yang sangat buruk dan
sering membolos pada saat jam pelajaran. Coach Carter memberikan
perjanjian kepada para pemainya. tidak boleh membolos disetiap jam
pelajaran dan menggunakan jas serta dasi pada saat pertandingan.  Ini
mendapatkan penolakan dari para pemainya bahkan ada beberapa yang
langsung keluar dari tim. Pada saat latihan pertama Ia memberikan latihan
yang sangat keras teruitama latihan “bunuh diri” yaitu lari dari pinggir
lapangan sampai jarak yang ditentukan lalu menyentuh tangan dilantai lalu

60
balik lagi dan juga push up. Pada saat final kejuaran nasional mereka
melawan St. Francis yang merupakan sekolah no 1 di negara itu. Dan
pertandingan itu berjalan sengit. Dan akhirnya mereka kalah dari
St.Francis dengan selisih sekor sangat tipis. Mereka kalah namun mereka
bertanding seperti seorang pemenang. Disisi lain, Semua yang dilakukan
Carter terbilang sukses hampir dari seluruh murid tim basket mendapatkan
beasiswa ke berbagai universitas. Coach carter berhasil memberikan
pembelajaran yaitu bahwa perubahan atau tingkah laku akibat pengalaman
dan latihan yang dilakukan mereka selama ini.

Teori yang ketiga, yaitu permasalahan belajar ditinjau dari aspek


social emosional

Ada pua anak yang sering mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak
sopan, dengan nada mengejek anak ini cnderung menentang guru. Sumpah
serapah berupa kata-kata kasar yang tidak sopan sering terlontar. Anak
seperti ini disebut distruptive behavior.

Teori ini sejalan atau sesuai antara teori diatas dengan Film Coach Carter
terlihat bahwa Cruz menunjukan sikap yang memperlihatkan bahwa ia
mungkin termaksud dalam anak yang distruptive behavior seperti pada
pada adegan saat Carter dihadapkan dengan permusuhan dari para pemain
dan salah satunya, Timo Cruz, berusaha untuk memukul Carter tetapi
dengan cepat ditundukkan olehnya . Cruz kemudian keluar dari tim karena
marah.

Teori yang keempat yaitu menurut jhonson dalam Ngalimun

Menurut jhonson dalam Ngalimun mengemukakan bahwa suatu


perilaku kelompok dapat ditandai dengan empat variabel, yaitu: intensitas
interaksi, tingkat persahabatan, jumlah kegiatan yang dilakukan, jumlah
kegiatan yang ditentukan lingkungan kepada kelompok.

61
Teori yang dikemukan oleh jhonson dalam Ngalimun sejalan dengan yang
ada pada adegan dalam pertandingan pembuka melawan Hercules, Cruz
menyaksikan tim menang dan kemudian bertanya pada Carter apa yang
harus dia lakukan untuk kembali ke tim. Carter setuju tetapi dengan satu
syarat: dia perlu melakukan 2.500 push-up dan 1.000 bunuh diri sebelum
Jumat. Carter memperingatkan Cruz bahwa tidak mungkin untuk
menyelesaikan semua push up dan bunuh diri pada hari Jumat.
Ketika hari itu tiba, Cruz masih kekurangan 500 push-up dan 80 bunuh
diri. Namun, pemain lain secara sukarela melakukan push-up dan bunuh
diri untuknya, mengatakan bahwa mereka adalah sebuah tim dan
kegagalan individu serta kemenangan mereka dihitung bersama, sehingga
membuat Cruz kembali ke tim.
Kekompakan tim dan tingkat persahabatan yang dilakukan sangat baik
diantara kelompok tim mereka.

Teori yang kelima, yaitu beberapa jenis masalah pada siswa sekolah
dasar
Masalah ini juga terjadi pada “Film Coach Carter” ada banyak yang
dialami mereka selama berlatih. Secara universal diakui bahwa setiap
individu pasti memiliki suatu masalah. Kwoitz, G.T. dalam Ngalimun
mengemukakan bahwa beberapa rintangan yang muncul di sekolah dasar
pada umumnya disebabkan oleh karakteristik anak itu sendiri.
Seperti pada “Film Coach Carter” setiap pemain tentunya memiliki
masalah pribadai yang dialami masing-masing individub seperti adanya
masalah pribadi, masalah penyesuaian sosial dan masalah akademik.

62
1. Masalah pribadi
Permasalahan pribadi anak- anak usia dini sekolah dasar
terutama berkenan dengan kemampuan intektual, kondisi fisik,
kesehatan kebiasaan- kebiasan lainnya.
Teori ini berkaitan pada adegan saat tarian musim dingin,
Stone berkelahi dengan Kyra tentang bayi itu. Dia mengatakan
padanya bahwa dia menginginkan lebih banyak untuk hidupnya
daripada apa yang dia lihat di lingkungan mereka dan mendesaknya
untuk berpikir secara realistis tentang kesulitan mengasuh anak.Kyra
dengan marah memberi tahu Stone bahwa dia mengandung bayi
dengan atau tanpa dukungannya.
2. Masalah penyesuaian sosial
Adapun permasalahan sosial dengan guru misalnya, anak tidak
menyenangi guru , tidak ada gairah belajar, atau masalah lain yang
berhubungan dengan kedisiplinan.
Teori ini berkaitan pada adegan saat Berbagai peraturan Coach
Carter buat , peraturan peraturan yang sebagian banyak orang nilai
aneh, ekstrim, dan tidak ada hubungannya dengan permainan basket.
Belum lagi peraturan tentang bagaimana bila mereka terlambat, walau
itu hanya 5 menit dengan alasan apapun, mereka harus membayar nya
dengan hukuman yang sangat menyiksa. tidak ada dispensasi. Tak
jarang kesalahan atau bantahan yang dilakukan harus di bayar dengan
10.000 kali push up. itu salah satu peraturan yang ditantang keras oleh
para orang tua, para guru, bahkan kepala sekolah. Sehingga craz
memutuskan untuk mengundurkan diri dan ada beberapa pula diantara
mereka yang ikut langsung mengundurkan diri. Diantara yang
mengundurkan diri terdapat anak-anak yang mencetak skor terbanyak
pada setiap pertandingan. Namun coach Carter tidak peduli, piihan
mereka untuk tetap tergabung dalam tim basket adalah setuju dengan
isi perjanjian tersebut.

63
3. Masalah akademik
Masalah akademik dapat ditemui hampir setiap siswa dalam
setiap kelas dan setiap mata pelajaran atau bidang studi. Permasalahan
akademis bisa berupa tidak dikuasainya kemampuan atau materi yang
ditargetkan sebagai tujuan pembelajaran. Seperti ini dikenal sebagai
ank yang berprestasi rendah, baik karena lambat belajar (slow leaner)
mau pun prestasi di bawah kemampuan yang dimilikinya (under
achiver).
Teori ini berkaitan pada adegan saat Ketika Carter
menemukan fakta bahwa tim basket yang dilatihnya mempunyai latar
belakang siswa kurang berprestasi di sekolah dengan hanya 7%
persentase alumni yang mampu melanjutkan kuliah, maka jelas hal ini
merupakan tantangan besar. Juga pada saat Terlihat saat kembali di
sekolah, Carter menemukan bahwa laporan kemajuan menunjukkan
bahwa beberapa siswa telah bolos dan gagal secara akademis. Carter
yang marah mengunci gym, dan mengirim pemainnya ke perpustakaan
untuk belajar dengan guru mereka.Ini mengecewakan para pemain,
terutama Cruz, yang keluar dari tim lagi, menyatakan bahwa ia sudah
bekerja cukup keras untuk berada di tim. Tanpa bola basket, Cruz
kembali berurusan dengan narkoba dengan sepupunya.

B. PELAJARAN YANG BIASA DIPETIK DARI FILM COACH CARTER


1. Tidak Semua Hal Diawali dengan Baik
Ada beberapa hal yang tidak menyenangkan di awal, salah satunya
yang berhasil ditemui oleh Carter ketika pertama kali bertemu dengan
para siswanya. Ada beberapa aturan yang dibuat oleh Carter, seperti
saling memanggil “Sir” dan harus berhasil memperoleh nilai akhir
minimal 2,3 dari skala 4. Bahkan ada juga aturan khusus yaitu
memakai dasi serta jas yang paling banyak menuai kritikan hingga

64
aksi walk out para anggota tim basket seperti Cruz, tokoh berkarakter
kuat serta keras kepala. Meskipun beberapa anggota tim ada yang
membelot, tetapi Coach Carter tetap sabar dan tidak menjadi lemah
atau menyerah pada keadaan. Kenyataannya, Coach Carter tetap
bersemangat melatih kemampuan teknis serta attitude sportif yang
dimiliki oleh para anggota tim. Hal inilah yang menjadi kunci awal
kepercayaan siswa-siswanya pada pelatih bertangan dingin ini.
2. Tentukan Target dan Upaya Untuk Mengeksekusinya
Ketika pertemuan pertama berlangsung, Coach Carter langsung
membeberkan rencana yang akan dicapainya, yaitu prestasi siswa
secara akademik maupun non akademik. Misalnya siswa harus
memperoleh nilai yang cukup dan memenangkan pertandingan
pertama. Tantangan ini cukup berat, namun banyak anggota tim yang
mulai percaya dengan kinerja Coach Carter akibat semangat untuk
mengeksekusi rencana tersebut.
3. Usaha Keras Tidak Mengenal Kata “Bolos”
Ketika pertama kali berlatih, Coach Carter melakukan hal yang tidak
tanggung-tanggung. Ia memberikan suatu training yang berat kepada
siswanya. Bahkan terdapat latihan yang dijuluki sebagai “bunuh diri”
karena berat dan sulit, mulai dari lari, push up, dan berbagai kegiatan
pemanasan lain. Lari dan terus berlari membuat usaha mereka tak
mengenal kata “bolos” hingga akhirnya tim basket yang diremehkan
itu pun mendulang kesuksesan ketika turnamen pertama.
4. Hasil Tidak Akan Mengkhianati Usaha
Setelah menjadi pemenang di awal, Cruz yang merupakan mantan
anggota tim basket bertemu dengan mereka di cafe secara tidak
sengaja. Hal ini membuat Cruz merasa menyesal telah
membuat masalah dengan Coach Carter. Nyatanya, mereka berhasil
berjuang keras dan akhirnya memenangkan turnamen sampai Cruz
benar-benar ingin bergabung kembali.

65
5. Lakukan Sosialisasi dan Komunikasi Berkelanjutan
Cruz mendapatkan kesempatan untuk kembali ke tim basketnya,
namun terdapat syarat dan hukuman yang harus dipenuhi. Cruz pun
merasa hukuman ini layak baginya karena ingin sungguh-sungguh
menebus kesalahan yang telah diperbuat sebelumnya. Setelah
berkomunikasi dengan teman-temannya, Cruz mendapat bantuan untuk
bisa menyelesaikan hukuman dan akhirnya kembali menjadi bagian
dari tim. Pada turnamen-turnamen berikutnya, tim basket yang dilatih
oleh Coach Carter semakin mendulang kesuksesan. Tetapi hal ini
justru membuat beberapa dari anggota tim menjadi semakin sombong.
Sosialisasi pun dilakukan berupa teguran dan nasihat
dari Coach Carter agar membuang kesombongannya, karena hal itu
akan membuat pikiran menjadi tidak fokus hingga akhirnya jatuh. 
6. Kalah Bukan Berarti Pecundang, Menang Bukan Berarti Dewa
Karena terus berlatih dan tetap menekan ego masing-masing, akhirnya
tim ini berhasil membawa nama sekolah. Namun kemudian mereka
harus menghadapi satu turnamen yang skalanya lebih besar. Di sisi
lain, ada tindakan penguncian tempat berlatih oleh Coach Carter
karena ternyata nilai mereka masih belum mencapai target. Namun,
dengan belajar tanpa henti dan tetap semangat mengimbangi aktivitas
basket mereka, tim ini pun berhasil memperoleh skor 2,3 dari skala 4
sesuai dengan harapan dan target. Hal ini pun membuat tempat latihan
kembali dibuka sehingga mereka bisa berlatih secara maksimal.
Meskipun akhirnya kalah dalam turnamen tersebut, tetapi tim yang
dilatih oleh Coach Carter ini malah semakin optimis dan bersemangat
untuk memaksimalkan kemampuan mereka dari segi akademik
maupun non akademik.

66
7. Pelajaran Terbaik Adalah Pengalaman dan Perencanaan
Film Coach Carter memberikan banyak pelajaran berharga tentang
pentingnya pengalaman dan perencanaan yang dibuat.Bagaimana
tidak, tanpa pengalaman dari Coach Carter, mungkin siswa yang
belum dewasa seperti Cruz akan meremehkan timnya sendiri dan
bertindak gegabah. Perencanaan pun tidak kalah pentingnya karena
sesuatu yang dilakukan secara spontan dan random tentu berbeda hasil
dengan perencanaan yang matang.Bukan hanya untuk memaksimalkan
character building seseorang, tetapi palajaran dan film Coach Carter
juga bisa diintegrasikan dalam kehidupan finansial.

C. PESAN YANG INGIN DISAMPAIKAN DARI FILM COACH


CARTER
Setelah saya menyaksikan film yang berjudul Coach Charter,
hubungan film ini dengan manusia & tanggung jawab cukup besar karena
di film ini sebuah film yang layak kita jadikan pedoman hidup terutama
dalam keteguhan akan memegang prinsip dan ketegasan dalam memimpin
maupun mendidik. film ini memasukkan nilai tanggung jawab apa yang
kita lakukan dan perbuat harus ada pertanggung jawabannya-nya seperti
bentuk tanggung jawab nya pelatih pada tim basket ini yang bernama
Coach Carter membuat peraturan yang cukup ketat dan baik di peraturan
ini di wajibkkan untuk setiap anggota tim basket walaupun waktu mereka
untuk berlatuh basket tetapi mereka harus dapat menghasilkan nilai yang
baik atau bagus jika nilai mereka turun dari nilai sebelumnya mereka harus
keluar dari tim basket, itulah perjanjian mereka yang telah disepakatu oleh
Coach Carter.
Bentuk pengorbanan nya tentu mereka harus dapat membagi waktu
belajar mereka untuk berlatuh basket untuk menuju sebau pertandingan
yang bergengsi. Akhirnya pengorbanan mereka sebagai tim basket &
coach carter tidak sia-sia, karena mereka harus cukup puas mendapatkan
sampai tingkat runner up dan di ikuti dengan nilai mereka yang cukup baik

67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di
suatu tempat tertentu.
Ada beberapa kaitan isi film coach carter dengan teori bk yang didapkan
antaran lain Peran Guru Sebagai Pembimbing, Kaitan teori ini sejalan atau
sesuai antara teori diatas dengan Film Coach Carter pada adegan kita bisa
melihat dimana Ken Carter mengambil alih pekerjaan sebagai Pelatih kepala
untuk tim bola basket di Richmond High School. Teori yang kedua, yaitu
Menurut Edward Walter, Coach carter berhasil memberikan pembelajaran
yaitu bahwa perubahan atau tingkah laku akibat pengalaman dan latihan yang
dilakukan mereka selama ini. Teori yang ketiga, yaitu permasalahan
belajar ditinjau dari aspek social emosional, teori ini sejalan atau sesuai
antara teori diatas dengan Film Coach Carter terlihat bahwa Cruz menunjukan
sikap yang memperlihatkan bahwa ia mungkin termaksud dalam anak yang
distruptive behavior. Teori yang keempat yaitu menurut jhonson dalam
Ngalimun, Teori yang dikemukan oleh jhonson dalam Ngalimun sejalan
dengan yang ada pada adegan dalam pertandingan pembuka melawan
Hercules, Cruz menyaksikan tim menang dan kemudian bertanya pada Carter
apa yang harus dia lakukan untuk kembali ke tim. Kekompakan tim dan
tingkat persahabatan yang dilakukan sangat baik diantara kelompok tim
mereka. Teori yang kelima, yaitu beberapa jenis masalah pada siswa
sekolah dasar, masalah ini juga terjadi pada “Film Coach Carter” ada banyak
yang dialami mereka selama berlatih. Secara universal diakui bahwa setiap
individu pasti memiliki suatu masalah. Setiap pemain tentunya memiliki
masalah pribadai yang dialami masing-masing individu seperti adanya
masalah pribadi, masalah penyesuaian sosial dan masalah akademik.

68
B. SARAN
Seorang guru harus benar-benar mampu memahami apa itu bimbingan
konseling sebelum melakukan pengajaran karena guru perlu memahami setiap
karekteristik siswanya agar ia dapat mengetahui cara-cara yang cocok
digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran.
Sebaiknya setelah menyaksikan film yang berjudul Coach Charter,
hubungan film ini dengan manusia & tanggung jawab cukup besar karena di
film ini sebuah film yang layak kita jadikan pedoman hidup terutama dalam
keteguhan akan memegang prinsip dan ketegasan dalam memimpin maupun
mendidik. Juga film ini memberikan contoh bagaimana cara kita dalam
mendidik beragam siswa dengan perbedaan yang mereka miliki. Keterbukaan
terhadap perbedaan serta pembiasaan mengenai suatu hal yang dianggap asing
oleh mereka, harus dapat kita sampaikan dengan bahasa yang mudah
dimengerti. Sehingga, para siswa tidak akan memiliki sikap apatis terhadap
teman mereka yang memiliki “perbedaan”.

69
DAFTAR PUSTAKA

Chaebar, Haris. 2020. FILM Coach Carter (2005).

www.tribunnewswiki.com/2020/01/22/film-coach-carter-2005.(diakses 25

Mei 2020)

Maliki. 2016. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Mataram.

70

Anda mungkin juga menyukai