Dosen Pengampuh:
OLEH
HALAMAN JUDUL.....................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................... 1
ABSTRAK..................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 3
C. Tujuan Film........................................................................................ 5
D. Manfaat Film...................................................................................... 6
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................. 59
A. KESIMPULAN................................................................................... 68
B. SARAN............................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 70
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
limpahan rahmat serta anugerah dari-Nya saya mampu untuk menyelesaikan tugas
Analisis film Coach Carter. Tugas ini merupakan bentuk dari pemenuhan
penilaian untuk UTS mata kuliah Bimbingan dan Konseling.
Pada analisis film Coach Carter ini membahas tentang kaitan isi film
dengan teori bk yang ada pada bab 1-5. Dalam penyusunan Analisis film Coach
Carter, Penulis sering mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Irene
Hendrika, S.Psi.,M.Psi selaku dosen pengampuh mata kuliah Bimbingan dan
Konseling yang telah memberikan arahan dalam menyusun tugas menganalisis
buku dan teman-teman yang telah memberikan motivasi dan masukan dalam
menyusun tugas menganalisis buku.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Terima kasih.
1
ABSTRAK
Film ini memiliki banyak sekali pemgalaman hidup dan akan membuat
pembacanya sangat termotivasi.Film ini juga berasal dari kisah nyata Thomas
Carter dan hal ini membuat kami tertarik untuk menyusun analisis ini. Film Coach
Carter didasarkan pada kisah nyata pelatih bola basket Richmond High School,
Ken Carter (yang diperankan oleh Samuel L. Jackson), yang menghebohkan tahun
1999 karena menangguhkan tim basket sekolah menengahnya yang tidak
terkalahkan karena hasil akademis yang buruk. Makalah ini menganalisis tentang
kaitan film Coach Carter dengan kajian buku Bimbingan Konseling Bab 1 sampai
dengan Bab V serta bagaimana kita dapat belajar arti belajar yang sesungguhnya.
Subjek makalah ini adalah sumber data utama yaitu film Coach Carter dan Buku
Bimbingan Konseling Bab I sampai dengan Bab V . Sedangkan objek analisis ini
adalah apa kaitan film Coach Carter dengan kajian bimbingan konseling, peran
guru sebagai pembimbing, teori-teori, permasalahan belajar ditinjau dari aspek
emosional sosial, beberapa jenis masalah pada siswa sekolah dasar dan bagai
mana kita dapat belajar arti belajar yang sesungguhnya yang terdapat dalam film
Coach Carter.
Kata kunci : film, teori, permasalahan, coach carter, latihan
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH DALAM FILM
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di
suatu tempat tertentu.
Film dapat menjadi sarana rekreasi dan edukasi, di sisi lain dapat pula
berperan sebagai penyebarluasan nilai nilai budaya baru. Pada hakikatnya,
sebuah film harus mengandung nilai nilai pendidikan, contohnya film yang
berjudul Coach Carter. Film ini mengandung banyak nilai nilai pendidikan
yang dapat dijadikan sebagai contoh kehidupan.Film Coach Carter yang rilis
pada tahun 2005 ini, disutradarai langsung oleh Thomas Carter sebagai sosok
yang memberikan kisah nyatanya untuk diabadikan dalam sebuah film. Kisah
ini dimulai dari seseorang bernama John Carter yang merupakan pemain
basket di masa lalu. Carter kemudian memperoleh beasiswa ke universitas
sehingga berkesempatan untuk melatih siswa SMA Richmond. Namun,
masalah muncul silih berganti sebagai tantangan seorang pelatih basket. Sejak
saat itulah petualangan seorang pelatih basket dimulai. Terlihat jelas
bagaimana seni mengajar seorang pelatih dengan kegigihannya yang mampu
mengalahkan batu karang.
Seorang John Carter telah menginspirasi siapa saja yang menonton
film ini, karena tidak semua orang yang berprestasi mau membantu kelompok
marginal. Dalam film ini, kegigihan dan kesabaran Carter benar-benar patut
dicontoh ketika menghadapi siswa-siswa di sekolah dengan kredibilitas yang
buruk. Meskipun dibumbui oleh intrik tertentu, tetapi film ini sangat mungkin
terjadi di dunia nyata. Ketika Carter menemukan fakta bahwa tim basket yang
dilatihnya mempunyai latar belakang siswa kurang berprestasi di sekolah
dengan hanya 7% persentase alumni yang mampu melanjutkan kuliah, maka
jelas hal ini merupakan tantangan besar. Namun, tantangan ini dijawab dengan
usaha keras yang dilakukannya tanpa menyerah dan putus asa.
3
Berbagai peraturan Coach Carter buat , peraturan peraturan yang
sebagian banyak orang nilai aneh, ekstrim, dan tidak ada hubungannya dengan
permainan basket. Salah satu nya adalah dengan mewajibkan tim basket nya
memakai pakaian resmi (memakai jas dan dasi) saat jam pelajaran sekolah.
Hal ini kontan saja ditentang oleh para anak latih nya, yang selama ini merek
berpakaian dengan gaya khas mereka dan sesuka seleranya.
Hal lain yang unik adalah, mereka harus memanggil satu sama lain,
dengan panggilan “Sir” , baik di dalam lapangan, maupun di luar lapangan.
Dan lagi lagi peraturan ini tidak bisa di tawar tawar. Panggilan keakraban
antar mereka yang biasanyaa memanggil satu sama lain dengan kata “Nigga”
(Negro) harus dihapuskan. Belum lagi peraturan tentang bagaimana bila
mereka terlambat, walau itu hanya 5 menit dengan alasan apapun, mereka
harus membayar nya dengan hukuman yang sangat menyiksa. tidak ada
dispensasi. Tak jarang kesalahan atau bantahan yang dilakukan harus di bayar
dengan 10.000 kali push up.
Hal yang paling tidak biasa adalah peraturan berikut ini. Bahwa setiap
mereka harus memenuhi peraturan, bahwa indeks prestasi harus di angka 2,3.
Bila tidak mereka harus keluar dari tim basket tersebut. Dan semua peraturan
tersebut tertulis di atas kontrakk tertulis, yang di tandatangai juga oleh orang
tua mereka. Peraturan yang dianggap sangat berlebihan oleh para orangtua
bahkan pihak sekolah sekalipun. Terutama tentang bagaimana setiap anak
yang dia latih harus mempunyai indeks prestasi 2,3. Apa hubungannya
prestasi akademik dengan permainan basket ? itu salah satu peraturan yang
ditantang keras oleh para orang tua, para guru, bahkan kepala sekolah.
Namun, bagi Coach Carter, peraturan tetaplah peraturan, take it or
leave it. tidak ada tawar menawar. Bila masih ingin gabung, maka taatilah
peraturan. Walau berat, namun anak anak ini tetap jalankan. Kemudian
prestasi demi prestasi perlahan lahan mereka dapatkan. Hingga ada sebuah
moment, di mana Coach Carter memutuskan tidak mau melatih lagi tim basket
nya, dan mensegel lapangan basket hingga tidak bisa dipakai untuk bermain
atau pun latihan basket, dikarenakan oleh satu hal, indeks prestasi mereka
4
masih dibawah 2,3. Sontak hal itu tidak dapat diterima oleh sebagian besar
para pemain.Kemudian diakhiri dengan Timo Cruz, pemain yang paling
diandalkan oleh tim muak dengan kebijakan pelatih dan memilih keluar dari
tim.
Dalam film ini menggunakan lebih dari satu paradigma dari berbagai
aliran-aliran filsafat pendidikan, karena paradigma dari aliran-aliran filsafat
pendidikan tersebut memiliki kesinambungan saling melengkapi satu sama
lain guna mencapai tujuan pendidikan bersama. Secara garis besar Carter lebih
cenderung menggunakan aliran rekronstruksionisme dalam proses belajar
maupun melatih siswa yang tergabung dalam tim basket di sekolah.
Dari sudut pandang Coach Carter, ia cenderung memiliki pemikiran
sama dengan aliran rekontruksionisme dalam mendidik tim basket asuhannya,
tujuan Coach Carter pada timnya adalah mereka mampu memiliki prestasi
yang baik di bidang akademik dan non akademik atau memperoleh juara di
olahraga bola basket.Segala tindakan, perilaku, dan pemikiran Coach Carter
diperkuat dengan penjelasan dari aliran rekonstruksionisme.
C. TUJUAN FILM
1. Dapat mengaitkan isi Film Coach Carter dengan teori bk yg terkait mulai
dari bab 1-bab 5
2. Dapat mengetahui pelajaran apa yang biasa dipetik dari Film Coach
Carter ?
3. Dapat memprediksi pesan apa saja yang ingin disampaikan dari Film
Coach Carter?
5
D. MANFAAT FILM
1. Bagi peneliti yaitu diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan
pengetahuan terutama yang menyangkut tentang bimbingan konseling
yang berfokus pada pelajaran tentang karakter
2. Bagi pembaca yaitu dihaarapkan dapat memberikan pengetahuan kepada
para pembaca mengenai bagaimana kita jadikan pedoman hidup terutama
dalam keteguhan akan memegang prinsip dan ketegasan dalam
memimpin maupun mendidik
6
BAB II
ANALISIS ISI FILM
DETAIL PRODUKSI
Judul : Coach Carter
Genre : Olahraga
Rilis : 14 Januari 2005
Negara : Amerika Serikat
Bahasa : Inggris
Sutradara : Thomas Carter
Penulis cerita : Mark Schwahn, John Gatins
Produser : David Gale, Brian Robbins, Michael Tollin
Musik : Trevor Rabin
Sinematografi : Sharone Meir
Editor : Peter Berger
Durasi : 136 menit
7
Octavia Spencer sebagai Mrs. Willa Battle
Denise Dowse sebagai Kepala Sekolah Garrison
Tadhg Deevy sebagai Penjinak Ular Polandia
Debbi Morgan sebagai Tonya
Roberto Luis Santana sebagai Pelatih Kennedy
Chauntal Lewis sebagai St. Francis Cheerleader
Massiel Sanchez sebagai Pacar Daryl
Robert Hoffman sebagai Penari
Ken Carter mengambil alih pekerjaan sebagai pelatih kepala untuk tim
bola basket di Richmond High School, setelah bermain di tim itu sendiri.Carter
dengan cepat melihat bahwa para atlet itu kasar, tidak sopan, dan membutuhkan
disiplin.Dia memberikan kontrak masing-masing pemain, menginstruksikan
mereka untuk menghadiri semua kelas mereka, duduk di barisan depan kelas-kelas
itu, mengenakan kemeja dan dasi pada hari-hari permainan, merujuk kepada
semua orang sebagai "Sir", dan pertahankan nilai rata-rata poin 2,3 (C +), di
antara persyaratan lainnya. Carter juga meminta staf sekolah untuk membuat
laporan kemajuan tentang nilai dan kehadiran para pemain. Dia mengajari mereka
cara bermain basket yang disiplin.Di gym, Carter dihadapkan dengan permusuhan
dari para pemain dan salah satunya, Timo Cruz, berusaha untuk memukul Carter
tetapi dengan cepat ditundukkan.Cruz kemudian keluar dari tim karena marah,
bersama dengan dua pencetak gol terbanyak musim sebelumnya.
8
mengapa dia melakukan ini, dan Damien mengatakan kepadanya bahwa dia ingin
bermain untuk ayahnya.Carter dengan enggan setuju tetapi membawa putranya ke
standar yang lebih tinggi daripada anggota tim lainnya.Kenyon Stone, kapten tim
yang berkepala dingin dan pemain terbaik, berjuang untuk berdamai dengan
pacarnya, Kyra, yang sedang hamil, tidak yakin apakah ia dapat menyulap bola
basket dan mempersiapkan diri untuk kuliah serta menjadi orangtua.
Pada tarian musim dingin, Stone berkelahi dengan Kyra tentang bayi itu.
Dia mengatakan padanya bahwa dia menginginkan lebih banyak untuk hidupnya
daripada apa yang dia lihat di lingkungan mereka dan mendesaknya untuk berpikir
secara realistis tentang kesulitan mengasuh anak.Kyra dengan marah memberi
9
tahu Stone bahwa dia mengandung bayi dengan atau tanpa dukungannya. Tim
kemudian memiliki rekor tak terkalahkan, akhirnya memenangkan turnamen Bay
Hill Holiday. Setelah kemenangan mereka, tim menyelinap ke pesta yang
diadakan di rumah gadis setempat, tanpa sepengetahuan orang tuanya. Carter
menemukan para pemain yang hilang dan melacak mereka di pesta, tempat dia
memerintahkan mereka untuk pergi.
10
pendidikan lebih lanjut sehingga mereka tidak akan beralih ke kejahatan, dengan
menyatakan bahwa mencapai pendidikan yang sehat lebih penting bagi siswa
daripada memenangkan permainan bola basket. Seorang pria menyarankan bahwa
Carter harus dikeluarkan dari posisi pelatih basket. Carter berjanji bahwa dia akan
berhenti jika lockout berakhir. Kepala Sekolah Garrison dan ketua memilih untuk
tidak mengakhiri penutupan tetapi kalah suara oleh anggota dewan lainnya.
11
KELEBIHAN FILM
1. Banyak mengandung nilai nilai moral
2. Menyajikan film berdasarkan kehidupan nyata Ken Carter
3. Jalan cerita mudah dipahami
4. Tata bahasa yang digunakan terbilang rapih
5. Cerita yang dihadirkan cukup menguras emosi
6. Konflik yang terjadi terbilang cukup baik
KEKURANGAN FILM
1. Editing dalam film kurang baik
2. Ada beberapa konflik yang terkesan “tanggung”
Film Coach Carter mendapatkan sambutan positif dari kritikus film.Pada situs
Rotten Tomatoes, film Coach Carter memiliki approval rating 64% berdasarkan
148 ulasan, dengan peringkat rata-rata 6.1/10.Kesimpulan dari Rotten Tomatoes
berbunyi, "Meskipun didasarkan pada kisah nyata, Film Coach Carter adalah
bagus secara formula dan terutama akibat kinerja bagus Samuel L. Jackson.Situs
Metacritic memberikan film Coach Carter dengan skor 57 dari 100, berdasarkan
36 kritik yang menunjukkan kecenderungan positif.
PENGHARAGAAN
12
SIKAP SEORANG CARTER YANG PATUT DITIRU
a. Memiliki Visi
Seorang coach – pelatih, atau dalam bentuk lain misalnya seorang guru,
pendidik, mentor, harus memiliki visi yang jauh dan dalam, saat membersamai
anak didik nya. Melihat yang tidak terliht, melihat tidak hanya apa yang ada di
depan mata, tapi jauh dari itu, melihat ke masa depan.
b. Memiliki Tujuan Besar
Saat dia melatih tim basket nya, tujuan utama dan satu satu nya bukan hanya
tentang menjadikan tim nya menjadi pemenang dari turnamen ke turnemen.
Namun misi nya lebih jauh dari itu, ia ingin menujukan dan mengantarkan
anak didiknya bahwa mereka bisa untuk meraih masa depan yang lebih baik,
melalui dua jalur secara bersamaan, beriringan, jalur akademisi untuk meraih
prestasi dan jalur olah raga untuk melatih mental mereka.Dalam cerita ini,
Coach Carter ingin anak anak latih mereka, optimis akan masa depan mereka.
c. Respect
Menghargai diri sendiri, menghargai orang lain, diajarkan oleh Coach Carter,
ketka i mewajibkan panggilan “Sir” antar mereka. Dimana panggilan ‘Sir”
adalah sebuah penghormatan. Satu peringatan yang keras, dari Coach Carter
bahwa mereka tidak boleh memanggil sesama mereka dengan panggilan
“Nigga” (Negro), karena panggilan itu adalah warisan masa lalu, untuk
merendahan ras kulit hitam. Coach Carter mengjarkan bagaimana
penghargaan, dimulai dari menghargai diri sendiri.
d. Brave To Do Diffirent
Visi, misi. dan tujuan besar nya banyak orang yang tak faham. Cara yang ia
lakukan dinilai banyak orang terlalu extreme dan mengada ngada. Tidak hanya
halangan bahkan ancaman ia terima, tapi sangat jelas dengan visi dan misi
nya, ia tak akan berhenti dengan keyakinannya, sampai dia bisa melihat
hasilnya. Mission Have To Be Accomplish.
13
e. Tegas & Disipin
Seorang Coach, harus bisa menerapkan disiplin, atas peraturan dan
kesepakatan yang telah disepakati bersama. Dan setelah itu, maka tidak ada
tawar menawar, kecuali untuk hal hal yang memang masuk akal untuk
diberikan pengecualian
f. Sensitivity
Ketika ada seorang anak, yang lebih “pembangkang” dari yang lainnya, Coach
Carter berusaha melihat hal yang lebih dalam dari anak itu, mencari tahu apa
yang sedang ia alami, masalah apa yang ia hadapi, hingga dia menjadi seorang
pembangkang. Coach Carter dalam ke “ekstrim” an nya tetap melihat apa
yang tidak terlihat.
g. STRONG WHY
Coach Carter, adalah seseorang yang mempunyai STRONG WHY, seseorang
yang mempunyai ALASAN KUAT saat ia melakukan dan memutuskan
sesuatu. Dedikasi nya untuk melatih para anak basket ini, adalah untuk
membebaskan mereka dari stigma yang terjadi.Peraturan peraturan yang
dinilai ekstrim oleh banyak orang adalah, untuk menghasilkan manusia
manusia yang tak hanya tangguh d lapangan, namun menjadi manusia yang
mempunyai keinginan kuat untuk meraih prestasi tinggi, dan menjadi
seseorang yang bisa melihat bahwa masa depan bisa diraih dengan kemauan
dan disipin yang tinggi.Tanpa STRONG WHY yang baik, maka seseorang
akan sangat mudah untuk dipatahkan keinginannya, cita citanya, harapannya.
h. CHANGE
Last but not least, peraturan peraturan yang ia buat dari hal kecil seperti
mewajibkan memakai dasi, duduk di bangku terdepan ketika belajar,
memanggil kata “Sir”, hingga peraturan harus memiliki indeks prestasi 2,3
pada akhirnya merubah banyak hal.
Merubah persepsi bahwa anak basket hanya bisa berprestasi di lapangan, ia
patahkan. Kondisi pesimisme akan masa depan, ia patahkan. Terbukti dengan
sebagian besar anak didik basket nya yang semula enggan untuk melanjutkan
kuliah, akhirnya mereka mempunyai prestasi akademik yang baik, dan
14
BAB III
TEORI BK DARI BAB 1-5.
Bab 1 PEMBAHASAN
15
berjalan dalam alur linier,lurus, atau searah dengan potensi yang dimiliki individu.
Perkembangan konseli tidak terlepas dari pengaruh lingkungan, baik fisik, psikis
maupun sosial.Sifat yang sangat melekat pada lingkungan adalah
perubahan.Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya
hidup seorang anak atau masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi sulit
diprediksi atau diluar jangkauan kemampuan, akan melahirkan kesenjangan
perkembangan perilaku konseli,seperti terjadinya stagnasi
(kemandekan),perkembangan, masalah-masalah pribadi atau penyimpangan
perilaku.Perubahan lingkungan yang diduga mempengaruhi gaya hidup,lebih-
lebih menjelang akhir tahun 2015 ini sangat memengaruhi perkembangan anak
seperti:pertumbuhan jumlah penduduk yang cepat,pertumbuhan kota-kota,
kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat,revolusi mental seperti yang
diungkapkan Bapak Presiden Ir.Joko Widodo dalam penyampaian pidatonya di
APEC waktu itu.
16
mengembangkan potensi konseli dan memfasilitasi peserta didik secara sistemik
dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian.Upaya ini
merupakan wilayah berbasis data tentang perkembangan konseli serta berbagai
faktor yang memengaruhinya.
17
adalah sebagai perancang pembelajaran, pengelolaan pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, pengaruh pembelajaran, dan sebagai pembimbing siswa.
1. Paradigma
Paradigma bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan psiko-
pendidikan dalam bingkai budaya.Artinya, pelayanan bimbingan dan
konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi serta psikologi
yang dikemas dalam kajian terapan pelayanan bimbingan dan konseling yang
mewarnai budaya lingkungan peserta didik. Arah kegiatan bimbingan dan
konseling pada dasarnya adalah mengembangkan potensi siswa agar mampu
memenuhi tugas perkembangannya secara optimal dan terhindar dari
berbagai permasalahan yang mengganggu dan menghambatnya.
2. Visi
Visi pelayanan bimbingan dan konseling adalah terwujudnya kehidupan
kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pengentasan masalah
18
agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri, dan
bahagia.Bimbingan dan konseling memandang kehidupan manusia sebagai
sesuatu yang membahagiakan.Adapun visi program bimbingan dan konseling
adalah mampu menghasilkan sumber daya BK yang mampu
memgembangkan bidang ilmu BK sesuai dengan ilmu,perkembangan
teknologi, dan pemekaran seni. Terkait dengan perluasan, visi ini di dasari
kepercayaan bahwa dalam konteks lingkungan persekolahan dan sosial
bagaimanapun layanan BK seharusnya diabdikan bagi peningkatan harkat
dan martabat kemanusiaan, dengan cara memfasilitasi perkembangan
individu atau kelompok individu sesuai dengan kekuatan kemampuan
potensial dan aktual, serta peluang-peluang yang dimilikinya, dan membantu
mengatasi kelemahan dan hambatan serta kendala yang dihadapi dalam
perkembangan dirinya.
3. Misi
Misi program bimbingan dan konseling berdasarkan pada visi, yaitu:
a) Menyiapkan tenaga professional BK untuk berbagai jenis, jenjang dan
jalur pendidikan serta tenaga bimbingan pada berbagai lingkungan
masyarakat;
b) Melakukan penelitian untuk mengembangkan ilmu dan teknologi dalam
bidang BK;
c) Memberikan layanan professional di bidang BK bagi pihak-pihakyang
membutuhkan termasuk layanan kepada sistem persekolahan dan
masyarakat pada umumnya; dan
d) Pengembangan program BK di sekolah dan masyarakat.
Adapun misi layana BK, antara lain:
a) Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik
melalui pembentukan perilaku efektif normatif dalam kehidupan dan
masa depan.
19
b) Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/madrasah,
keluarga, dan masyarakat.
c) Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah
peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.
d) Misi bimbingan dan konseling, yaitu menunjang pengembangan diri
siswa secara optimal dan memandirikan siswa untuk dapat
menyelenggarakan kehidupan sehari-hari secara efektif.
Ketiga, komitmen dalam hal ini pepatah lama mengatakan bahwa sang
pendiam tidak pernah juara dan sang juara tidak pernah berhenti.Kata lainnya
adalah semua orang tidak pernah berakhir.Sayangnya, kebanyakan orang
20
cenderung tidak sabar dengan proses pertumbuhan pribadi.Banyak orang justru
mengingatkan hal-hal yang bisa dicapai sekarang setidaknya banyak orang tidak
memiliki kematangan menderita menunda kesenangan.Mereka mengungkapkan
hal-hal yang mendesak, bahkan hampir semua dirasa mendesak sehingga tidak
pernah tabah menghadapi kesulitan.
Keempat, keyakinan,dalam hal ini merupakan titik final dan langkah yang
paling kritis dalam menciptakan keberhasilan.Jika mereka tidak percaya diriatas
apa yang mereka lakukan, menjadi hampir tidak mungkin menyelesaikan setiap
persoalan atau tugas, dengan kata lain, semakin seseorang percaya diri pada
sesuatu, semakin ia meningkatkan kesempatan untuk sukses. Konsep kepercayaan
dalam diri sendiri atau keyakinan dalam suatu proses yang tampak sederhana dan
kita biasanya dapat setuju akan esensinya, tetapi masih ada orang-orang yang
gagal karena mereka tidak memiliki kekuatan keyakinan untuk mencapai tujuan.
Seperti yang diketahui bahwa, salah satu tugas guru adalah membantu
proses perkembangan emosional peserta didik, bimbingan kepada peserta didik
untuk mengembangkan kecerdasan emosional bermanfaat dalam hal-hal seperti
berikut ini.
1. Peserta didik memiliki daya adaptabilitas tinggi, tanpa harus berstandar ganda
atau berpura-pura.
2. Peserta didik memiliki toleransi terhadap aneka perilaku teman-temannya,
guru, dan masyarakat.
3. Peserta didik memiliki toleransi terhadap aneka kekecewaan.
4. Peserta didik mampu mengungkapkan kemarahannya tanpa wujud sebagai
pertengkaran.
5. Peserta didik memiliki kemampuan menahan diri atau “menunda nafsu
amarah” sehingga tidak menjadi agresif.
6. Peserta didik mempunyai perasaan positif terhadap diri sendiri, orang tua,
keluarga, masyarakat di sekelilingnya.
21
7. Peserta didik mempunyai pandangan positif terhadap guru daan komunitas
sekolah.
8. Peserta didik mampu mengurangi ekspresi verbal yang akan menjatuhkan atau
merendahkan martabat orang lain.
9. Peserta didik mampu meningkatkan hubungan pribadi dengan individu lain
atau teman-temannya.
22
1. Membina hubungan persahabatan yang baik dan harmonis.
2. Membangun semangat egaliter dan kesetaraan kontekstual.
3. Bekerja dalam harmonis yang berlangsung secara harmonis.
4. Berempati tinggi dan toleran terhadap perilaku anak-anak.
5. Mencapai prestasi yang tinggi sesuai dengan regulasi yang ada atau
bersikap jujur.
6. Kemampuan untuk memecahkan atau menghilangkan masalah antara
pribadi atau kearifan dalam mengatasi konflik.
7. Membangkitkan rasa humor atau jenak
8. Memotivasi diri menghadapi saat-saat yang sulit dan genting.
9. Menghadapi situasi yang sulit dengan percaya kepada diri sendiri dan
menjalin keakraban.
23
4. Pemberian bimbingan hanya Pemberian bimbingan yang
ruang lingkup akademik pada menyeluruh yaitu bidang akademi,
mata pelajaran yang pribadi, sosial, dan karier
diampunya.
1. Nuansa harmonis
2. Nuanasa etika
3. Nuansa penghaegaan
4. Nuansa kebersamaan
5. Nuansa kepedulian
6. Nuansa menyenangkan
7. Nuansa siswa aktif
8. Nuansa bahasa yang sopan
9. Nuansa tepat waktu
24
Peran bimbingan yang dilakukamn guru dalam PBM merupakan satu
kompetensi guru yang terpadu dalam keseluruhan kompetensi pribadi peran
bimbingan merupakan kompetensi penyesuaian interaksional yang merupakan
kemampuan guru menyesuaikan diri dengan karakteristik siswa dan suasana
belajar siswa.Hal ini diperkuat oleh pedoman pelaksanaan pola pembaruan dan
sistem pendidikan tenaga kependidikan(P4SPTK) di Indonesia yang disebut
dengan profil kemampuan dasar guru, di mana tertuang poin mengenai fungsi dan
program pelayanan BK serta menciptakan iklan belajar yang serasi.Agar proses
belajar mengajar bermakna,guru perlu memperhatikan hal-hal berikut.
1. Pertumbuhan fisik
Pertumbuhan manusia merupakan perubahan fisik menjadi lebih besar dan
lbih panjang, dan prosesnya terjadi sejak manusia belum lahir hingga ia
dewasa. Sejak lahir hingga dengan umur 25 tahun, perbandingan ukuran
badan manusia dari pertumbuhan yang kurang proporsional pada awal
terbentuknya manusia sampai dengan proporsi yang ideal sampai dewasa.
Secara tidak langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi akan
25
memengaruhi bagaimana anak tersebut memandang dirinya sendiri dan
bagaimana ia memandang orang lain
2. Kecerdasan
Kecerdasan atau daya pikir, berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf
otak. Pertumbuhan saraf yang telah matang akan diikuti oleh fungsinya
dengan baik, oleh karena itu seorang manusia akan juga mengalami
perkembangan kemampuan berpikirnya. Soesilowindradini mengemukakan
bahwa kecerdasan itu diwariskan( diturunkan).Ia juga mengemukakan bahwa
lingkungan dan budaya hanya mengemukakan bahwa lingkungan dan budaya
hanya mempunyai peranan minim dalam kecerdasan.Perkembangan lebih
lanjut tentang perkembangan kecerdasan ini ditujukan pada ada perilakunya,
yaitu tentang perkembangan kecerdasan yang ditunjukkan pada perilaku yakni
tindakan menolak dan memilih sesuatu.
3. Temperamen (emosi)
Temperamen adalah gaya-perilaku karakteristik individu dalam merespon.
Emosi merupakan gejala perasaan disertai dengan perubahan atau perilaku
fisik, seperti marah yang ditunjukkan dengan teriak-teriak atau tingkah laku
yang lainnya. Begitu pula sebaliknya seseorang yang gembira akan melonjak-
lonjak sambil tertawa lebar dan sebagainya.
4. Sosial
Sejalan dengan pertumbuhan fisiknya, bayi yang telah menjadi anak dan
seterusnya menjadi dewasa akan mengenal lingkungan yang luas dan
mengenal banyak manusia.Perkenalan dengan orang lain, dimulai dengan
mengenali ibunya, kemudian mengenal ayahnya, dan saudarasaudaranya dan
akhirnya mengenal manusia diluar keluarganya.Selanjutnya manusia yang
dikenal nya semakin banyak dan amat heterogen, namun pada umumnya
setiap anak akan lebih tertarik pada teman sebayanya.Anak membentuk
kelompok sebayanya sebagai dunianya, memahami dunia anak anak, dan
kemudian pergaulan yang lebih luas.Akhirnya manusia mengenal kehidupan
bersama, kemudian bermasyarakat atau berkehidupan sosial, dalam
26
perkembangannya setiap manusia pada akhirnya mengetahui bahwa manusia
itu saling membantu dan dibantu, memberi dan diberi
5. Bahasa
Fungsi bahasa adalah untuk komunikasi.Setiap orang senantiasa
berkomunikasi si dengan dunia sekitarnya.Pengertian bahasa sebagai alat
komunikasi dapat diartikan tanda , gerak dan suara cara untuk menyampaikan
isi pikiran kepada orang lain.Bicara adalah bahasa suara dan bahasa lisan
6. Bakat khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh
seorang individu yang hanya dengan rangsangan tahu sedikit latihan,
kemampuan itu dapat berkembang dengan baik. Guilford dalam Sumadi:
bakat mencakup tiga dimensi, yaitu dimensi perseptual, dimensi psikomotor,
dan dimensi intelektual.Seseorang yang memiliki bakat akan lebih cepat
dapat diamati, sebab kemampuan yang dimiliki q&a dengan pesat dan
menonjol
7. Sikap, Nilai dan Moral
Bloom dalam dalam W.S. Winkel mengemukakan, bahwa tujuan akhir dari
proses belajar kelompok menjadi tiga sasaran, yaitu penugasan pengetahuan
(kognitif), penugasan nilai dan sikap (afektif), dan penugasan psikomotorik.
Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikis manusia , manusia mulai
dikenalkan terhadap nilai-nilai yang boleh dan hal-hal yang tidak boleh, yang
harus dilakukan dan yang dilarang.
8. Interaksi keturunan dan lingkungan dalam perkembangan
Keturunan dalam lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan
menghasilkan individu dengan kecerdasan, temperamen tinggi, dan berat
badan serta minat yang khas.
a. fase perkembangan
Setiap orang berkembang dengan sendirinya.Hampir sepanjang waktu
perhatian kita tertuju pada keunikan masing-masing, sebagai manusia, setiap
orang melalui jalan yang umum. Setiap diri kita mulai belajar berjalan pada
usia satu tahun, berjalan pada usia dua tahun, tenggelam pada permainan
27
fantasi pada usia remaja. Menurut Santrok dan Yussen perkembangan adalah
pola gerakan atau perubahan yang dimulai pada saat terjadi pembuahan dan
berlangsung terus selama siklus kehidupan.Untuk memudahkan pemahaman
tentang perkembangan, maka dilakukan pembagian berdasarkan waktu yang
dilalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yassen membaginya atas
lima, yaitu : fase pranatal(saat dalam kandungan), fase bayi, fase kanak-kanak
awal, fase anak akhir, dan fase remaja.
1) fase pranatal(saat dalam kandungan ) adalah waktu yang terletak antara
masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini, terjadi pertumbuhan yang
luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan
kemampuan berperilaku, dihasilkan, dalam waktu lebih kurang sembilan
bulan.
2) fase bayi adalah saat perkembangan yang berlangsung sejak lahir sampai 18
atau 24 bulan.Masa ini adalah masa yang sangat bergantung kepada orang tua.
Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya, bahasa,
koordinasi sensori motor, dan sosialisasi.
3) fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak
akhir masa bayi sampai 5 atau 6 bulan, kadang-kadang ,disebut masa
prasekolah. Selama fase ini mereka belajar melakukan sendiri banyak hal dan
berkembang keterampilan-keterampilan yang berkaitan dengan kesiapan untuk
bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain
sendiri ataupun dengan teman – temannya.Memasuki kelas satu SD menandai
berakhirnya fase ini.
4) fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang
berlangsung sejak usia 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah
dasar.Anak menguasai keterampilan dasar membaca, menulis, dan berhitung.
Secara formal mereka mulai memastikan dunia yang lebih luas dengan
budayanya, pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan
pengendalian diri sendiri akan bertambah.
5) fase remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai sejak berusia 10 sampai 12
28
tahun dan berakhir kira-kira berusia 18 sampai 22 tahun.Remaja mengalami
perubahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian
badan , berkembang karakteristik seksual, seperti membesarnya payudara,
tumbuhnya rambut pada bagian tertentu, dan perubahan suara.Pada fase ini
dilakukan upaya-upaya untuk memandirikan dan pencarian identitas
diri.Pemikiran lebih logis, abstrak, dan idealis.Semakin lama banyak waktu
dimanfaatkan diluar keluarga.
Pada saat ini, para ahli tidak lagi berpendapat bahwa perubahan akan berakhir
pada fase ini, mereka mengatakan bahwa perkembangan merupakan proses
yang terjadi sepanjang hayat. Faktor – faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan yang kurang normal pada organisme bermacam-macam,yaitu :
1. Faktor-faktor yang terjadi sebelum lahir.
Umpamanya peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena
virus, keracunan sewaktu bayi dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri
sifilis, terkena penyakit gabang, TBC, kolera,tifus, gondok, sakit gula, dan
lain- lain.
2. Faktor kelahiran.
Faktor ini antara lain adalah pendarahan pada bagian kepala bayi yang
disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu dilahirkan dan efek
susunan saraf pusat, karena proses kelahiran bayi dilakukan dengan bantuan
tang(tangver-lossing).
3. Faktor yang dialami bayi sesudah lahir.
Antara lain pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka
karena kepala bayi terpukul, atau mengalami serangan sinar matahari.Infeksi
pada otak ataupun selaput otak.
4. Faktor psikologis antara lain dikarenakan bayi ditinggal kan oleh ibu, ayah,
atau kedua orang tuanya.
Sebab lain adalah anak – anak dititipkan pada suatu lembaga, seperti rumah
sakit, rumah yatim, yayasan perawatan bayi, dan lain-lain, sehingga mereka
kurang mendapat perawatan jasmaniah dan cinta kasih orang tua, anak – anak
tersebut mengalami kehampaan psikis, kering dari perasaan, sehingga
29
mengakibatkan kelambatan pertumbuhan pada semua fungsi jasmaniah.
Pertumbuhan fisik memang memengaruhi perkembangan psokologis,
demikian pula sebaiknya faktor psikologis dapat memengaruhi pertumbuhan
fisik.
Manusia berinteraksi satu dengan yang lain melalui komunikasi dalam bentuk
bahasa. Komunikasi tersebut terjadi, baik secara verbal maupun nonverbal, yaitu
dengan tulisan bacaan, dan tanda atau simbol.Manusia berkomunikasi lewat
bahasa memerlukan proses yang berkembang dalam tahapan – tahapan usianya.
Bahasa adalah simbolisasi,yakni suatu ide atau pemikiran yang dikomunikasikan
oleh pengirim pesan dan diterima oleh penerima pesan melalui kode – kode
tertentu bak verbal maupun nonverbal. Bahasa bisa diekspresikan melalui melalui
berbicara yang mengacu pada simbol verbal. Selain itu, bahasa juga dapat
diekspresikan melalui tulisan, tanda gestural, atau pantonim.Gestikulasi adalah
ekspresi gerakan tangan dan lengan untuk menekankan makna wicara. Pantonim
adalah sebuah cara komunikasi yang mengubah komunikasi verbal dengan aksi
yang mencakup beberapa gestural(ekspresi gerakan yang menggunakan setiap
bagian tubuh) dengan makna yang berbeda – beda.Adapun tahapan umum
perkembangan kemampuan berbahasa seorang anak,yakni : 1.) Reflexsive
30
vocalization,dimana pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeluarkan tangisan yang
masih berupa refleks. 2.) Babling, pada usia lebih dari 3 minggu, bayi merasa
lapar atau tidak nyaman ia akan mengeluarkan suara tangisan. 3.) Lalling, di usia
3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara – suara, namun belum
jelas.4.)Echolalia , yaitu saat bayi menginjak usia usia 10 bulan ia mulai meniru
suara-suara yang didengar di lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan
ekspresi wajah atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu. 5.) True speech,
Saat dimana bayi dapat berbicara dengan benar, namun pengucapan belum
sempurna seperti orang dewasa.
2. Menurut Brock membagi tahapan perkembangan bahasa anak dari lahir sampai
usia 3 tahun dalam empat stadium, sebagai berikut :
2) Kata- kata pertama,transisi ke bahasa anak yang terjadi pada usia 3-9 bulan.
Pada awal kelahirannya, anak belum dapat membalas stimulus tang berasal
dari manusia, yakni ketika nanak sudah mulai berceloteh dengan bunyi pilabial,
orang tua sudah bisa melakukan interaksi bahasa dengan anak, satu hal yang perlu
diingat, ma-ma dan pa-pa sebagai celotehan anak bukan merujuk pada makna kata
secara harfiah yang berarti ibu dan ayah, melainkan karena semata-mata bunyi
konsonan bilabial dan vokal. Semakin baik stimulus yang diberikan orang tua
31
semakin positif respons yang dimunculkan anak. Untuk melatih keterampilan
menyimak, orang tua bisa menggunakan metode simak- dengar dengan
menyuguhi anak cerita yang disukainya.
Secara mentali pemerolehan bahasa bisa dimulai sejak bayi berada dalam
kandungan. Sang ibu bisa mengajak bayi berkomunukasi tentang hal yang positif.
Kontak batin antara ibu dan janin akan tercipta dengan baik bila kondisi psikis ibu
dalam keadaan stabil. Keharmonisan yang terjadi lewat komunikasi bisa
mempengaruhi kejiwaan anak.
Hal ini akan membuat jiwa anak tertekan dan terhambt daya
kreatifitasnabdalam berbahasa, terkadang anak ingin berbagi cerita tentang
suatu hal yang baru dialami atau didapatinya dan anak akan sangat senang jika
orang tuanya mau meluangkan sedikit waktu untuk duduk bersamanya dan
mendengarkan celoteh riangnya. Namun adakalah anak enggan bercerita sama
sekali. Jika ini terjadi, jangan paksakan anak bercerita. Kondisi psikis anak
tidak selalu dalam keadaan yang stabil. Sering kali tibul sensitivitas yang
memengaruhi sisi kejiwaanya, sehingga muncul perasaan kesal, marah, atau
benci pada suatu hal. Dialog atau komunikasi interpersonal antara orang tua
dan anak bisa menjadi alternatif solusi.
Pola asuh seperti dipaparkan di atas, akan berhasil bilamana orang tua
mampu mencoptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan bahasa
anak. Para ahli sepakat bahwa peroleh bahasa sangat dipengaruhi oleh
penggunaan bahasa sekitar. Dengan kata lain perjalanan pemeroleh bahasa
32
seorang anak akan sangat bergantung pada lingkungan bahasa tersebut
( Yudibtara, 1998:56). Sebelum anak memasuki lingkungan sosial yang lebih
luas, masa bermain dan besekolah, lingkungan keluarga seyogianya bisa
menjadi arena yang menyenangkan bagi proses perkembangan anak. Rumah
adalah sekolah pertama bagi anak , dan orang tua adalah guru pertama yang
bisa mengantar anak menuju gerbang pendidikan formal. Sebagai guru, orang
tua memiliki andil yang besar dalam pendidikan anaknya, baik dalam segi
waktu, materi, dan tenaga. Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan di
lingkungan rumah merupakan hal terpenting bagi proses perkembangan anak.
Proses ini semestinya tidak terhambat oleh masalah finansial, yang penting
bagaimana orang tua membuat kondisi rumah sedemikian rupa agar mampu
menghasilkan stimulus positif sebanyak dan sevariatif mungkin. Sesuai dengan
nalurinya, anak senantiasa ingin mengetahui segala hal dan mencoba sesuatu
yang baru. Pemberian stimulus akan memengaruhi perubahan perilaku anak.
Stimulus yang diberikan orang tua akan terbingkai dalam pola pikir, pola
tindak, dan pola ucap anak. Jika orang tua menginginkan anaknya santun
berbahasa, maka berikan stimulus yang positif. Setiap aktivitas yang ada dan
terjadi di lingkungan rumah merupakan rangkaian dari proses pemerolehan
yang sifatnya berkala dan berkesinambungan. Dalam hal ini, orang tua
berperan sebagai motor penggerak yang memegang kendali pertama dan utama
dalam perkembangan bahasa anak melalui (salah satunya) pola asuh yang
mendidik.
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
33
Kalau melihat kenyataan di lapangan bahwa setiap siswa SD secara tidak
langsung belajar melalui penglihatan, pengalaman, dan proses berpikir, untuk
mengubah perilaku.Sebagai contoh,Ika Rahmawati siswa kelas satu SD berusia 6
tahun 3 bulan, pulang sekolah dengan mata merah.Setiba di rumah, Ika
Rahmawati langsung memeluk ibunya.Ibunya terkejut dan membalas pelukan Ika
Rahmawati.Ika Rahmawati bercerita, ia malu diperolokkan teman-teman sekelas,
karena tidak dapat mengerjakan soal matematika. Ika Rahmawati merasa malu
karena kakaknya Malik Ibnukhalilulloh sangat pandai Matematika. Ika
Rahmawati menjadi sangat sensitif.Ia mengeluh pada ibunya bahwa ia takut pergi
ke sekolah, apa yang harus dilakukan ibu untuk memotivasi Ika Rahmawati agar
belajar matematika?Untuk membantu ibu Ika Rahmawati,marilah kita mengkaji
pengertian belajar menurut defenisi berikut ini
1. Menurut Edward Walter Belajar adalah perubahan atau tingka laku akibat
pengalaman dan latihan. Menurut Edward Walter belajar matematika
memerlukan latihan-latihan yang berulang kali. Latihan- latiha yang intensif
bagi siswa SD akan lebih mudah mempelajari simbol-simbol matematika.
Ungkapan guru SD harus memupuk anak agar mau melatih diri belajar
matematika, bukan mengkritik anak dengan komentar negatif. Anak menjadi
cemas bahkan ketakutan belajar matematika.
2. Clifford T.Morgan.Belajar merupakan perubahan tingkah laku karena hasil
pengalaman , sehingga memungkinkan seseorang menghadapi situasi
selanjutnya dengan cara yang berbeda-beda.Belajar sambil bermain akan
mengubah perilaku seperti yang dialami Ika Rahmawati.
3. Woodword.Pakar ini mengemukakan , bahwa belajar merupakan perubahan
yang relatif permanen, akibat interaksi lingkungan.Contoh, bila Ika
Rahmawati belajar di sekolah dan di rumah dengan berbagai macam mmedia,
maka ketakutan Ika untuk belajar matematika akan berkurang.
4. Crow dan Crow.Belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu karena
kebiasaan, pengetahuan, dan sikap.Contoh pada umumnya anak usia SD yang
tinggal di Jakarta pola belajarnya akan berkembang sesuai dengan kemamouan
34
teknologi computer kids yang digunakan.Teknologi modern memperkaya anak
sehingga banyak mengalami perubahan dalam proses belajar.
5. Menurut pakar –pakar yang lain.Belajar adalah proses memliki pengetahuan,
dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak bisa
35
Secara garis besar terdapat tiga aliran psikologi yang membahas tentang
belajar, ketiganya ialah psikologi behavioristik, psikologi humanistik, dan
psikologi kognitif.
36
g) Memberikan hasil kerja yang ingin dicapai.
h) Memberikan contoh-contoh yang positif.
37
tulisannya buruk, sulit untuk dibaca dan tidak rapi akibat gangguan saraf
disebut disgraphia gerakan berlebih dan tidak normal misalnya
menghentak-hentakkan kaki, bergoyang-goyang terus, berkedip-kedip
menggaruk-garuk kepala secara tidak teratur disebut hiperknesis.
c) Kesulitan berhitung anak SD berkaitan dengan penerapan konsep-konsep
kuantitatif, mungkin dia pandai menyebutkan lambang-lambang
bilangan, tetapi mereka kesulitan apabila lambang bilangan tersebut
diterapkan dalam konteks penjumlahan, pengurangan, dan pembagian.
Kesulitan untuk mengerjakan bilangan pada saat berhitung disebut
discaculia.
2. Kesulitan belajar yang lain
3. Gangguan non-simbolik
38
temannya maupun gurunya. Setiap guru tentunya ingin mengajar murid-murid
yang berperilaku baik dan pandai.
Anak seperti ini cenderung tidak bisa duduk diam. Ia cenderung tergerak
terus- menerus, kadang suka berlarian, suka melompat-lompat, bahkan berteriak-
riak di kelas. Anak ini sulit untuk dikontrol. Ia melakukan aktivitas sesuai
kemauannya sendiri. Ia pun suka mengganggu temannya bahkan gurunya. Anak
ini disebut anak hiperaktif. Ada lagi tipe anak yang cenderung cepat bosan. Ia
seringkali mengalihkan perhatian keberbagai objek lain dikelas. Anak ini mudah
dipengaruhi, namun tidak dapat memusatkan perhatian pada kegiatan-kegiatan
yang berlangsung dikelas. Anak seperti ini disebut sebagai distracibility child, ada
pula anak yang cenderung pendiam di kelas, pasif, atau sangat perasa sehingga
mudah tersinggung. Karakteristik anak seperti ini cenderung tidak berani bertanya
atau menjawab, serta merasa dirinya tidak mampu, karena itu, ia cenderung tidak
berani bergaul serta suka menyendiri, anak seperti ini disebut poor self concept,
ada pula anak yang dapat bereaksi setiap guru memberi pertanyaan di kelas.
Namun jawaban yang diberikan sering kali tidak menunjukkan, kemampuan
berpikir yang logis. Anak seperti ini ingin menunjukkan bahwa ia adalah anak
yang pandai, padahal cara anak itu menjawab justru mencerminkan
ketidakmampuannya. Anak seperti ini disebut anak impulsif.
Di kelas ada pula siswa yang suka merusak benda-benda yang ada
disekitarnya, sikap agresif yang negatif dalam bentuk membanting dan melempar
menunjukkan bahwa anak ini adalah anak yang bermasalah (trouble maker), anak
seperti ini cepat tersinggung ia bertemperamen tinggi, yang mengarah kepada
perilaku yang agresif. Anak seperti ini disebut anak destructive behavior. Ada pua
anak yang sering mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak sopan, dengan nada
mengejek anak ini cnderung menentang guru. Sumpah serapah berupa kata-kata
kasar yang tidak sopan sering terlontar. Anak seperti ini disebut distruptive
behavior. Setiap tahun ajaran baru ada anak yang selalu bergantung pada orang
tuanya. Anak seperti ini sering merasa takut dan tidak mampu untuk berani
melakukannya sendiri. Ia sangat bergantung pada orang disekitarnya. Sikap orang
39
tua yang terlalu oper protective atau sangat melindungi membuat anak sangat
tergantung. Anak seperti ini disebut dependency child.
40
Anak yang pada mulanya belum mengenal antara satu dengan yang
lainnya, beberpapa hari kemudian sudah saling mengenal dalam ruang lingkup
pergaulan yang terbatas, hanya anak tertentu yang dikenal oleh anak, terutama
nak-anak seklasnya. Rasa kesendirian mulai menjauhi anak dan berubah menjadi
kehidupan sekolah yang menyenangkan. Begitulah perubahan pergaulan sosial
anak di sekolah.Permulaan anak memasuki lingkungan sekolah, maka pada waktu
itulah anak mengenal sekolah. Anak akan mengenal sekolah sebagai tempat
berkumpulnya anak-anak dari berbagai latar belakang kehidupan.
Sekolah dasar (SD) adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional
yang berlangsung selama 6 tahun di sekolah dasar (SD) dan selama 3 tahun di
sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) atau satuan pendidikan sederajat. Pada
usia 6 tahun, anak memasuki jenjang pendidikan formal, dengan tanpa melalui
pendidikan prasekolah ( taman kanak-kanak). Untuk menjelaskan apa yang
dikatakan pada PP Nomor 28 Tahun 1992 tentang Pendidikan Dasar, Bab IV F
dalam kurikulum 1994/1995, dikatakan bahwa perencanaan program bimbingan
belajar dan bimbingan karier ditekankan pada upaya bidang belajar tentang cara
belajar, memahami dunia kerja dan mengembangkan kemampuan untuk membuat
perencanaan serta kemampuan untuk mengambil keputusan. Perencanaan
41
bimbingan ditujukan pada penyiapan siswa untuk melanjutkan ke pendidikan
menengah atau memasuki lapangan kerja.
42
menyelenggarakan sejumlah kegiatan ekstrakurikuler, berupa kegiatan
pengayaan, kegiatan perbaikan (remedial teaching), serta kegiatan untuk
lebih memantapkan pembentukan kepribadian seperti kepramukaan dan olah
raga.
c) Pola dasar bimbingan dipegang ialah pola generalis . ini berarti baha semua
tenaga pendidikan yang lasimnya terdapat di jenjang pendidikan yang
lazimnya terdapat di jenjang pendidikan dasar dilibatkan, walaupun
mungkin tersisa satu atau dua tenaga profesional bimbingan.
d) Komponen bimbingan yang diprioritaskan ialah pengumpulan data,
pemberian informasi, dan konsultasi. Pengumpulan data meliputi beberapa
hal pokok, seperti kemampuan belajar siswa dan latar belakang keluarga.
Pemberian informasi meliputi perkenalan dengan sejumlah bidang pekerjaan
yang relefan dengan siswa-siswa di daerah tertentu, pengetahuan tentang
cara bergaul yang baik, dan beberapa patokan dasar untuk menjaga
kesehatan mental. Dua hal yang terakhir dapat disajikan kepada orang tua
siswa dan oleh tenaga profesional kepada guru-guru yang membutuhkan.
Konseling dipegang oleh seorang ahli bimbingan profesional.
e) Bentuk bimbingan dan kerap digunakan ialah bimbingan kelompok. Sifat
bimbingan yang mencolok ialah sifat perseveratif dan preventif, sehingga
siswa dapat memiliki taraf kesehatan mental yang wajar. Sifat korektif akan
muncul bila terjadi kasus penyimpangan dari laju perkembangan normal
yang biasa berkaitan erat dengan situasi keluarga. Kasus demikian harus
ditangani oleh ahli di bidang psikolog anak dan psikiater anak. Ragam
bimbingan yang mendapat urutan pertama ialah ragam pribadi-sosial,
sedangkan ragam akademik dan ragam jabatan mendapat urutan yang kedua
dan ketiga.
f) Tenaga yang memegang peranan kunci ialah guru kelas, yang
mengumpulkan data tentang siswa dan menyisipkan banyak materi
informasi dan pelajaran, namun kadang-kadang diadakan kegiatan
bimbingan khusus, misalnya sosiodrama dan diskusi kelompok. Koordinasi
seluruh kegiatan bimbingan dapat dipegang kepala sekolah. Namun lebih
43
baik kalau diangkat tenaga bimbingan profesional yang bertugas sebagai
koordinator. Koordinator ini ialah seorang tenaga generalis, dalam arti
memberikan beberapa layanan bimbingan, baik yang digunakan sendiri
maupun yang direncanakan untuk diselenggarakan oleh guru-guru kelas.
Untuk kelas lebih tinggi tenaga profesional itu dapat bertindak sebagai
konselor yang menyelenggarakan wewenang konseling.
Untuk kelas rendah dan anak –anak yang mengalami hambatan dalam
komunikasi verbal, sebaiknya tersedia seorang ahli dalam psikolog anak yang
mampu menyelenggarakan wawancara melalui aneka bentuk komunikasi
nonverbal. Orang ini biasanya bukan anggota staff di sekolah tertentu, melainkan
tenaga yang mendatangi beberapa sekolah di wilayah tertentu secara bergilir dan
menangani kasus-kasus yang tidak dapat ditangani oleh staf sekolah sendiri.
Tenaga ini disebut konsultan ahli, yang bekerja sama dengan seorang psikiater
anak di lembaga perawatan psikiatrik. Program bimbingan di sekolah dasar hanya
akan efisien dan efektif bila terdapat kerja sama yang erat antara kepala sekolah,
para guru kelas, koordinator, dan konsultan ahli. Harus terjalin juga hubungan
kerja sama baik dengan sumber tenaga yang lain di bidang pembinaan siswa,
seperti dokter sekolah dan perawat sekolah.
Seorang ahli mengatan masa sekolah harus diartiakan bahwa anak periode
ini sudah menampakkan kepekaan untuk belajar. Hal ini sesuai dengan sifat ingin
tahu dari anak dengan makin meluasnya daerah eksplorasi. Dalam satu permulaan
periode persekolahan ini ialah sikap anak terhadap lingkungan (keluarga)tidak
egosentris, melainkan objektif dan empiris. Jadi telah ada sikap intelektualitas
atau masa keserasian bersekolah. Pada masa keserasian bersekolah ini secara
relatif anak-anak lebih mudah dididik daripada sebelumnya.
Masa sekolah dasar secara kronogis, siswa sekolah dasar pada umumnya
berusia 6 sampai 13 tahun atau sampai tiba saatnya individu menjadi matang
secara seksual. Pada masa ini anak-anak mulai keluar pada lingkungan pertama,
44
yaitu keluarga dan mulai memasuki lingkungan kedua yaitu sekolah. Karena itu
permulaan masa kanak-kanak sering ditandai dengan masuknya mereka ke kelas
satu sekolah dasar. Dalam mencapai tujuan pendidikan nasional di atas, tujuan
umum pendidikan sekolah dasar memberikan bekal kemampuan dasar kepada
peserta didik, yaitu: (a) mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara, dan anggota umat manusia, serta (b) mempersiapkan
peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Adapun tujuan khusus
pendidikan di sekolah dasar, yaitu: memberikan bekal kepada murid untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi ( tujuan pendidikan ini
merupakan ciri khas atau karakteristik murid sekolah dasar, selai tujuan yang
merupakan kekhususan adalah peserta didik ).
45
2. Masa kelas tinggi sekolah dasar
Beberapa sifat khas anak pada masa ini adalah sebagai berikut:
a) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal
ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan
pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
b) Amat realistik, ingin tahu, dan ingin belajar.
c) Menjelang alhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khusus, yang oleh para ahli ditafsirkan sebagai mulai
menonjolnya faktor-faktor.
d) Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang-
orang dewasa lainnya.
e) Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya
untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan ini biasanya
anak tidak lagi terikat pada aturan permainan yang tradisional, mereka
membuat peraturan sendiri.
46
dalam syaiful djamarah mengemukakan bahwa sifat-sifat khas anak masa pueral
itu dapat diringkas dalam dua hal yaitu: (a) ditujukan untuk berkuasa, (b)
ekstraves. Sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak pun ditujukan untuk berkuasa,
apa yang diinginkannya dijadika idam-idaman adalah si kuat, si jujue, si menang,
si juara dan sebagainya.
Kecuali itu, sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak-anak pueral itu
ekstraves, yaitu berorientasi keluar dirinya.dalam diri mereka ada dorongan
bersaing yang besar sekali, dan ini disalurkan dalam hubungan dan bersama
dengan teman-teman sebayanya. Dalam persaingan itulah anak-anak pueral
mendapatkan sosialisasi lebih lanjut.
47
Pada usia sekolah dasar, sering disebut sebagai usia berkelompok. Karena
masa ini ditandai dengan meningkatnya minat anak terhadap aktivitas teman-
teman, meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu
kelompok dan merasa tidak puas bila tidak bersama-sama dengan teman-
temannya. Karena melalui kelompok itulah anak-anak akan memperoleh
kegembiraan dan kepuasan dari bermain yang mereka lakukan. Lebih dari pada
itu, melalui teman-teman dalam kelompoknyalah sebagian kecil tugas-tugas
perkembangan yang diembannya akan terpenuhi. Sejalan dengan meningkatnya
minat untuk berkelompok, Erikson dan Ngalimun mengemukakan bahwa salah
satu kesadaran utama yang harus dipenuhi anak sekolah dasar, yaitu mencapai
kesadaran akan kerajinan, dan kegagalan dalam mencapai kesempurnaan
pekerjaan akan mengakibatkan rasa rendah diri dan tidak mampu. Artinya apabila
anak mengalamai kegagalan dalam menemukan dan mencapai yang bermanfaat
secara pribadi, maka dia akan cenderung untuk tidak merasakan adanya
kemampuan sebagai orang dewasa kelak dan tahap atau fase perkembangan
selanjutnya akan terpengaruh secara tidak menguntungkan.
48
1. Masalah pribadi
Permasalahan pribadi anak- anak usia dini sekolah dasar terutama berkenan
dengan kemampuan intektual, kondisi fisik, kesehatan kebiasaan- kebiasan
lainnya. Dikelas satu atau kelas dua tidak jarang ditemukan anak yang
semestinya brlajar pada
sekolah luar biasa tetapi mereka tetap disertakan dan disejajarkan dengan
siswa yang memiliki kemampuan normal. Kejadian ini muncul sebagai
akibat ketidak mampuan guru dalam mengindetifikasi kemampuan mereka
secara dini. Dimana anak- anak yang memiliki kelemahan intektual
tergolong ringan, baru diketahui setelah menginjak kelas-kelas yang lebih
tinggi, munculnya perilaku malas-malas datang kesekolah, bahkan sering
mengakibatkan bertambahnya individual yang dilakukan oleh pihak sekolah
yang didasarkan atas kemampuan intektual anak.
2. Masalah penyesuaian sosial
Anak belajar bukan hanya dari seoran guru tetapi juga teman-temannya dan
bukan hanya kemampuan kognitif yang di pelajari melainkan ternasuk
kemampuan sosial pun di pelajarinya dalam mengembangkan kemampuan
sosial baik dengan teman- teman mau pun dengan guru, anak anak banyak
mengalami perubahan misalnya perasaan rendah hati, ketergantungan pada
kawan, iri hati, cemburu, curiga, persaingan, perkelahian, permusuhan, dan
lain-lain.
3. Masalah akademik
Masalah akademik dapat ditemui hampir setiap siswa dalam setiap kelas
dan setiap mata pelajaran atau bidang studi. Permasalahan akademis bisa
berupa tidak dikuasainya kemampuan atau materi yang ditargetkan sebagai
tujuan pembelajaran. Seperti ini dikenal sebagai ank yang berprestasi
rendah, baik karena lambat belajar (slow leaner) mau pun prestasi di
bawah kemampuan yang dimilikinya (under achiver).
49
STUDI KASUS: SUATU PROSES PEMECAHAN MASALAH
Istilah studi kasus terdiri atas dua kata, yaitu studi dan kasus. Secara
terpisah arti kedua kata itu dapat dibedakan. Dalam KBBI, kata studi diartikan
sebagai kajian, telaah, penelitian, penyelidikan ilmiah. Adapun kata kasus
diartikan: (1) soal perkara, keadaan sebenarnya suatu urusan atau suatu perkara,
keadaan atau kondisi khusus yang berhubungan dengan seseorang atau suatu hal,
(2) kategori gramatikal dari nomina, pronomina atau adjektiva yang menunjukan
hubungan dengan kata lain dalam kontruksisintaksis.
Dalam hal ini, untuk memahami rincian sebab akibat suatu kasus, dapat
dilakukan dengan mencari kemungkinan penyebab dan akibat suatu kasus,
tepatnya langkah dalam membuat keputusan diagnosis menjadi prognosis.
Kondisi kasus juga hendaknya diketahui oleh anda apabila masalah dalam kondisi
berat-riang, sehat-sakit, normal- tidak normal atas suatu kasus yang muncul
dipermukaan terlebih terhadap gejalah yang tampak. Namun sebagai guru
pembimbing setidaknya dalam memahamisiswa perlu mendasari diri dengan
beberap pemikiran berikut:
50
dibant/ diatasi masalah yang tengah dihadapi, dan keempat, hendaknya temuan
yang diperoleh melalui pengalaman diri digunakan sebagai dasar tepri untuk
mengatasi permasalahan.
Apabila kasus telah anda temukan, maka langkah untuk memahaminya antaralain:
Adapun secara kronologis yang mendasari penyikapan terhadap kasus secara garis
besar adalah sebagai berikut:
51
6. Bahwa seseorang yang sedang mengalami masalh tidak seharusnya dan tidak
semerta-merta dianggap sebagai seorang terlibat masalah kriminal perdata atau
tidak sehat jasmani rohani, normal tidak normal.
7. Permasalahan yang sebenarnya besar kemungkinanya tidak tepat sama seperti
pendekskripsian awal.
8. Perlunya strategi dan teknik khusus untuk mengatasi dan memecahkan masalah
pokok yang dialami seseorang.
9. Dalam menangani perlu dilibatkan berbagai pihak sumber dan unsur untuk
secara efektif dan efesien untuk menatasi memecahkan masalah.
52
5. Program bimbingan di sekolah dasar hendaknya peduli terhadap kebutuhan
dasar anak, seperti kebutuhan untuk matang dalam pemahaman dan
penerimaan diri, serta memahami kelebihan dan kekurangannya.
6. Program bimbingan di sekolah dasar hendaknya meyakini bahwa usia
sekolah dasar merupakan tahapan yang sangat penting dalam tahapan
perkembangan anak.
53
Pengembangan siswa sebagai anggota masyarakat mencakup:
54
Dalam aspek perkembangan karier, layanan bimbingan membantu siswa
agar dapat:
a) Mengenali macam-macam dan ciri-ciri berbagai jenis pekerjaan.
b) Menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan.
c) Mengeksplorasi arah pekerjaan.
d) Menyesuaikan keterampilan, kemampuan, dan minat dan jenis pekerjaan.
1. Pihak siswa
Dengan kemampuan yang dimilikinya, diharapkan siswa mampu mencapai:
a) Kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat kelak.
b) Peningkatan kesadaran pemahaman terhadap diri sendiri dan
lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat luas.
c) Pengembangan kemampuan dan kualitas diri sebagai insan pribadi,
sosial, dan insan Tuhan.
d) Peningkatan kemampuan dalam memecahkan masalah-masalah
kehidupannya.
2. Pihak guru
Dengan dilaksanakannya bimbingan dan konseling di sekolah dasar,
diharapkan para guru mampu mencapai:
a) Pengembangan keharmonisan di dalam melaksanakan proses belajar
mengajar.
b) Keselarasan kerja sama dengan para siswa, terutama dengan mereka
yang memiliki masalah pribadi.
c) Kerja sama yang lebih intensif dengan orang tua dan masyarakat luas
pada umumnya.
55
SIFAT DAN FUNGSI BIMBINGAN KONSELING DI SEKOLAH DASAR
56
a) Adanya kesediaan guru kelas untuk berperan ganda sebagai pengajar dan
pembimbing.
b) Adanya kegiatan kontinue guru kelas dalam pengumpulan data siswa,
lebih-lebih ada hal yang dapat menunjang untuk memperdalam
pemahaman mengenai masing-masing individu.
c) Adanya kesediaan kreativitas guru kelas dalam menyajikan lapangan kerja
dan mengembangkan pengalaman siswa.
d) Adanya, keseimbangan sikap guru di antara kutub objektif yaitu usaha
pengembangan intelektual anak menurut tuntutan kurikulum, penanaman
tanggung jawab, dan disiplin, dengan kutub subjektif, yaitu perhatian
terhadap anak sebagai individu dengan kelengkapan psikologisnya,
perasaan, sikap, minat, kecenderungan, perhatian, dan sebagainya.
e) Adanya keseimbangan jarak psikologis antara guru kelas dengan siswa,
tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat.
f) Adanya kesediaan guru kelas untuk mengadakan kunjungan rumah dalam
rangka layanan-layanan bimbingan dan mempererat hubungan guru
dengan orang tua siswa bagi kepentingan bimbingan.
g) Adanya fleksibilitas guru kelas dalam pergaulan sekitar, terutama yang
erat kaitannya dengan pengenalan kondisi jabatan pekerjaan bagi anak.
57
dapat diidentifikasi keberhasilan yang dicapai program? Apakah dapata doperoleh
informasi dampak langsung maupun tidak langsung pelaksanaan progam terhadap
siswa, pendidik maupun institusi pendidik?
58
BAB IV
PEMBAHASAN
59
sebagai "Sir", Dia mengajari dan membimbing mereka cara bermain
basket yang disiplin. Suatu hari Carter menemukan bahwa laporan
kemajuan menunjukkan bahwa beberapa siswa telah bolos dan gagal
secara akademis. Carter yang marah mengunci gym, dan mengirim
pemainnya ke perpustakaan untuk belajar dengan guru mereka. Ini juga
merupakan salah satu bentuk dari cara carter untuk melatih dan
membimbing anak didiknya secara akademis pula. Cara ini terbukti
berhasil ketika Carter tiba dengan membawa kotak-kotak bergerak dengan
maksud untuk membersihkan kantornya, tetapi dia terkejut menemukan
para pemainnya di gym dengan meja dan kertas, belajar untuk menaikkan
nilai mereka kembali. Para atlet memutuskan untuk memenuhi niat awal
Carter untuk mengejar kesuksesan akademis sebelum melanjutkan untuk
memainkan permainan berikutnya.
60
balik lagi dan juga push up. Pada saat final kejuaran nasional mereka
melawan St. Francis yang merupakan sekolah no 1 di negara itu. Dan
pertandingan itu berjalan sengit. Dan akhirnya mereka kalah dari
St.Francis dengan selisih sekor sangat tipis. Mereka kalah namun mereka
bertanding seperti seorang pemenang. Disisi lain, Semua yang dilakukan
Carter terbilang sukses hampir dari seluruh murid tim basket mendapatkan
beasiswa ke berbagai universitas. Coach carter berhasil memberikan
pembelajaran yaitu bahwa perubahan atau tingkah laku akibat pengalaman
dan latihan yang dilakukan mereka selama ini.
Ada pua anak yang sering mengeluarkan kata-kata kasar dan tidak
sopan, dengan nada mengejek anak ini cnderung menentang guru. Sumpah
serapah berupa kata-kata kasar yang tidak sopan sering terlontar. Anak
seperti ini disebut distruptive behavior.
Teori ini sejalan atau sesuai antara teori diatas dengan Film Coach Carter
terlihat bahwa Cruz menunjukan sikap yang memperlihatkan bahwa ia
mungkin termaksud dalam anak yang distruptive behavior seperti pada
pada adegan saat Carter dihadapkan dengan permusuhan dari para pemain
dan salah satunya, Timo Cruz, berusaha untuk memukul Carter tetapi
dengan cepat ditundukkan olehnya . Cruz kemudian keluar dari tim karena
marah.
61
Teori yang dikemukan oleh jhonson dalam Ngalimun sejalan dengan yang
ada pada adegan dalam pertandingan pembuka melawan Hercules, Cruz
menyaksikan tim menang dan kemudian bertanya pada Carter apa yang
harus dia lakukan untuk kembali ke tim. Carter setuju tetapi dengan satu
syarat: dia perlu melakukan 2.500 push-up dan 1.000 bunuh diri sebelum
Jumat. Carter memperingatkan Cruz bahwa tidak mungkin untuk
menyelesaikan semua push up dan bunuh diri pada hari Jumat.
Ketika hari itu tiba, Cruz masih kekurangan 500 push-up dan 80 bunuh
diri. Namun, pemain lain secara sukarela melakukan push-up dan bunuh
diri untuknya, mengatakan bahwa mereka adalah sebuah tim dan
kegagalan individu serta kemenangan mereka dihitung bersama, sehingga
membuat Cruz kembali ke tim.
Kekompakan tim dan tingkat persahabatan yang dilakukan sangat baik
diantara kelompok tim mereka.
Teori yang kelima, yaitu beberapa jenis masalah pada siswa sekolah
dasar
Masalah ini juga terjadi pada “Film Coach Carter” ada banyak yang
dialami mereka selama berlatih. Secara universal diakui bahwa setiap
individu pasti memiliki suatu masalah. Kwoitz, G.T. dalam Ngalimun
mengemukakan bahwa beberapa rintangan yang muncul di sekolah dasar
pada umumnya disebabkan oleh karakteristik anak itu sendiri.
Seperti pada “Film Coach Carter” setiap pemain tentunya memiliki
masalah pribadai yang dialami masing-masing individub seperti adanya
masalah pribadi, masalah penyesuaian sosial dan masalah akademik.
62
1. Masalah pribadi
Permasalahan pribadi anak- anak usia dini sekolah dasar
terutama berkenan dengan kemampuan intektual, kondisi fisik,
kesehatan kebiasaan- kebiasan lainnya.
Teori ini berkaitan pada adegan saat tarian musim dingin,
Stone berkelahi dengan Kyra tentang bayi itu. Dia mengatakan
padanya bahwa dia menginginkan lebih banyak untuk hidupnya
daripada apa yang dia lihat di lingkungan mereka dan mendesaknya
untuk berpikir secara realistis tentang kesulitan mengasuh anak.Kyra
dengan marah memberi tahu Stone bahwa dia mengandung bayi
dengan atau tanpa dukungannya.
2. Masalah penyesuaian sosial
Adapun permasalahan sosial dengan guru misalnya, anak tidak
menyenangi guru , tidak ada gairah belajar, atau masalah lain yang
berhubungan dengan kedisiplinan.
Teori ini berkaitan pada adegan saat Berbagai peraturan Coach
Carter buat , peraturan peraturan yang sebagian banyak orang nilai
aneh, ekstrim, dan tidak ada hubungannya dengan permainan basket.
Belum lagi peraturan tentang bagaimana bila mereka terlambat, walau
itu hanya 5 menit dengan alasan apapun, mereka harus membayar nya
dengan hukuman yang sangat menyiksa. tidak ada dispensasi. Tak
jarang kesalahan atau bantahan yang dilakukan harus di bayar dengan
10.000 kali push up. itu salah satu peraturan yang ditantang keras oleh
para orang tua, para guru, bahkan kepala sekolah. Sehingga craz
memutuskan untuk mengundurkan diri dan ada beberapa pula diantara
mereka yang ikut langsung mengundurkan diri. Diantara yang
mengundurkan diri terdapat anak-anak yang mencetak skor terbanyak
pada setiap pertandingan. Namun coach Carter tidak peduli, piihan
mereka untuk tetap tergabung dalam tim basket adalah setuju dengan
isi perjanjian tersebut.
63
3. Masalah akademik
Masalah akademik dapat ditemui hampir setiap siswa dalam
setiap kelas dan setiap mata pelajaran atau bidang studi. Permasalahan
akademis bisa berupa tidak dikuasainya kemampuan atau materi yang
ditargetkan sebagai tujuan pembelajaran. Seperti ini dikenal sebagai
ank yang berprestasi rendah, baik karena lambat belajar (slow leaner)
mau pun prestasi di bawah kemampuan yang dimilikinya (under
achiver).
Teori ini berkaitan pada adegan saat Ketika Carter
menemukan fakta bahwa tim basket yang dilatihnya mempunyai latar
belakang siswa kurang berprestasi di sekolah dengan hanya 7%
persentase alumni yang mampu melanjutkan kuliah, maka jelas hal ini
merupakan tantangan besar. Juga pada saat Terlihat saat kembali di
sekolah, Carter menemukan bahwa laporan kemajuan menunjukkan
bahwa beberapa siswa telah bolos dan gagal secara akademis. Carter
yang marah mengunci gym, dan mengirim pemainnya ke perpustakaan
untuk belajar dengan guru mereka.Ini mengecewakan para pemain,
terutama Cruz, yang keluar dari tim lagi, menyatakan bahwa ia sudah
bekerja cukup keras untuk berada di tim. Tanpa bola basket, Cruz
kembali berurusan dengan narkoba dengan sepupunya.
64
aksi walk out para anggota tim basket seperti Cruz, tokoh berkarakter
kuat serta keras kepala. Meskipun beberapa anggota tim ada yang
membelot, tetapi Coach Carter tetap sabar dan tidak menjadi lemah
atau menyerah pada keadaan. Kenyataannya, Coach Carter tetap
bersemangat melatih kemampuan teknis serta attitude sportif yang
dimiliki oleh para anggota tim. Hal inilah yang menjadi kunci awal
kepercayaan siswa-siswanya pada pelatih bertangan dingin ini.
2. Tentukan Target dan Upaya Untuk Mengeksekusinya
Ketika pertemuan pertama berlangsung, Coach Carter langsung
membeberkan rencana yang akan dicapainya, yaitu prestasi siswa
secara akademik maupun non akademik. Misalnya siswa harus
memperoleh nilai yang cukup dan memenangkan pertandingan
pertama. Tantangan ini cukup berat, namun banyak anggota tim yang
mulai percaya dengan kinerja Coach Carter akibat semangat untuk
mengeksekusi rencana tersebut.
3. Usaha Keras Tidak Mengenal Kata “Bolos”
Ketika pertama kali berlatih, Coach Carter melakukan hal yang tidak
tanggung-tanggung. Ia memberikan suatu training yang berat kepada
siswanya. Bahkan terdapat latihan yang dijuluki sebagai “bunuh diri”
karena berat dan sulit, mulai dari lari, push up, dan berbagai kegiatan
pemanasan lain. Lari dan terus berlari membuat usaha mereka tak
mengenal kata “bolos” hingga akhirnya tim basket yang diremehkan
itu pun mendulang kesuksesan ketika turnamen pertama.
4. Hasil Tidak Akan Mengkhianati Usaha
Setelah menjadi pemenang di awal, Cruz yang merupakan mantan
anggota tim basket bertemu dengan mereka di cafe secara tidak
sengaja. Hal ini membuat Cruz merasa menyesal telah
membuat masalah dengan Coach Carter. Nyatanya, mereka berhasil
berjuang keras dan akhirnya memenangkan turnamen sampai Cruz
benar-benar ingin bergabung kembali.
65
5. Lakukan Sosialisasi dan Komunikasi Berkelanjutan
Cruz mendapatkan kesempatan untuk kembali ke tim basketnya,
namun terdapat syarat dan hukuman yang harus dipenuhi. Cruz pun
merasa hukuman ini layak baginya karena ingin sungguh-sungguh
menebus kesalahan yang telah diperbuat sebelumnya. Setelah
berkomunikasi dengan teman-temannya, Cruz mendapat bantuan untuk
bisa menyelesaikan hukuman dan akhirnya kembali menjadi bagian
dari tim. Pada turnamen-turnamen berikutnya, tim basket yang dilatih
oleh Coach Carter semakin mendulang kesuksesan. Tetapi hal ini
justru membuat beberapa dari anggota tim menjadi semakin sombong.
Sosialisasi pun dilakukan berupa teguran dan nasihat
dari Coach Carter agar membuang kesombongannya, karena hal itu
akan membuat pikiran menjadi tidak fokus hingga akhirnya jatuh.
6. Kalah Bukan Berarti Pecundang, Menang Bukan Berarti Dewa
Karena terus berlatih dan tetap menekan ego masing-masing, akhirnya
tim ini berhasil membawa nama sekolah. Namun kemudian mereka
harus menghadapi satu turnamen yang skalanya lebih besar. Di sisi
lain, ada tindakan penguncian tempat berlatih oleh Coach Carter
karena ternyata nilai mereka masih belum mencapai target. Namun,
dengan belajar tanpa henti dan tetap semangat mengimbangi aktivitas
basket mereka, tim ini pun berhasil memperoleh skor 2,3 dari skala 4
sesuai dengan harapan dan target. Hal ini pun membuat tempat latihan
kembali dibuka sehingga mereka bisa berlatih secara maksimal.
Meskipun akhirnya kalah dalam turnamen tersebut, tetapi tim yang
dilatih oleh Coach Carter ini malah semakin optimis dan bersemangat
untuk memaksimalkan kemampuan mereka dari segi akademik
maupun non akademik.
66
7. Pelajaran Terbaik Adalah Pengalaman dan Perencanaan
Film Coach Carter memberikan banyak pelajaran berharga tentang
pentingnya pengalaman dan perencanaan yang dibuat.Bagaimana
tidak, tanpa pengalaman dari Coach Carter, mungkin siswa yang
belum dewasa seperti Cruz akan meremehkan timnya sendiri dan
bertindak gegabah. Perencanaan pun tidak kalah pentingnya karena
sesuatu yang dilakukan secara spontan dan random tentu berbeda hasil
dengan perencanaan yang matang.Bukan hanya untuk memaksimalkan
character building seseorang, tetapi palajaran dan film Coach Carter
juga bisa diintegrasikan dalam kehidupan finansial.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk
menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di
suatu tempat tertentu.
Ada beberapa kaitan isi film coach carter dengan teori bk yang didapkan
antaran lain Peran Guru Sebagai Pembimbing, Kaitan teori ini sejalan atau
sesuai antara teori diatas dengan Film Coach Carter pada adegan kita bisa
melihat dimana Ken Carter mengambil alih pekerjaan sebagai Pelatih kepala
untuk tim bola basket di Richmond High School. Teori yang kedua, yaitu
Menurut Edward Walter, Coach carter berhasil memberikan pembelajaran
yaitu bahwa perubahan atau tingkah laku akibat pengalaman dan latihan yang
dilakukan mereka selama ini. Teori yang ketiga, yaitu permasalahan
belajar ditinjau dari aspek social emosional, teori ini sejalan atau sesuai
antara teori diatas dengan Film Coach Carter terlihat bahwa Cruz menunjukan
sikap yang memperlihatkan bahwa ia mungkin termaksud dalam anak yang
distruptive behavior. Teori yang keempat yaitu menurut jhonson dalam
Ngalimun, Teori yang dikemukan oleh jhonson dalam Ngalimun sejalan
dengan yang ada pada adegan dalam pertandingan pembuka melawan
Hercules, Cruz menyaksikan tim menang dan kemudian bertanya pada Carter
apa yang harus dia lakukan untuk kembali ke tim. Kekompakan tim dan
tingkat persahabatan yang dilakukan sangat baik diantara kelompok tim
mereka. Teori yang kelima, yaitu beberapa jenis masalah pada siswa
sekolah dasar, masalah ini juga terjadi pada “Film Coach Carter” ada banyak
yang dialami mereka selama berlatih. Secara universal diakui bahwa setiap
individu pasti memiliki suatu masalah. Setiap pemain tentunya memiliki
masalah pribadai yang dialami masing-masing individu seperti adanya
masalah pribadi, masalah penyesuaian sosial dan masalah akademik.
68
B. SARAN
Seorang guru harus benar-benar mampu memahami apa itu bimbingan
konseling sebelum melakukan pengajaran karena guru perlu memahami setiap
karekteristik siswanya agar ia dapat mengetahui cara-cara yang cocok
digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran.
Sebaiknya setelah menyaksikan film yang berjudul Coach Charter,
hubungan film ini dengan manusia & tanggung jawab cukup besar karena di
film ini sebuah film yang layak kita jadikan pedoman hidup terutama dalam
keteguhan akan memegang prinsip dan ketegasan dalam memimpin maupun
mendidik. Juga film ini memberikan contoh bagaimana cara kita dalam
mendidik beragam siswa dengan perbedaan yang mereka miliki. Keterbukaan
terhadap perbedaan serta pembiasaan mengenai suatu hal yang dianggap asing
oleh mereka, harus dapat kita sampaikan dengan bahasa yang mudah
dimengerti. Sehingga, para siswa tidak akan memiliki sikap apatis terhadap
teman mereka yang memiliki “perbedaan”.
69
DAFTAR PUSTAKA
www.tribunnewswiki.com/2020/01/22/film-coach-carter-2005.(diakses 25
Mei 2020)
70