Anda di halaman 1dari 17

1

PROPOSAL SKRIPSI

NAMA : AHMAD RUMMANAZEN


NIM : 103170206
SEMESTER : VIII (DELAPAN)
PROGRAM STUDI : PERBANDINGAN MAZHAB
FAKULTAS : SYARI’AH
JUDUL : SURAT EDARAN PEMERINTAH KOTA JAMBI
NO.451/025/KESRA TENTANG PEMAKAIAN HIJAB
DAN BUSANA MUSLIMAH : TINJAUAN AL-
MASLAHAH

A. Latar Belakang Masalah


Kajian-kajian tentang jilbab di Peraturan Daerah selama ini masih
difokuskan pada Perda yang berbau Syariah seperti yang terjadi di Aceh dan
Padang.1 Para pengkaji melihat ini dari berbagai prespektif namun yang paling
mendominasi adalah dari prespektif HAM sekuler. HAM sekuler adalah HAM
yang berkembang di Amerika. HAM sekuler merupakan HAM yang menjunjung
kebebasan individu, termasuk kebebasan beragama, dan kebebasan dari pemaksaan
kepercayaan. Dalam persepektif Islam, konsep HAM itu dijelaskan melalui konsep
maqashid alsyari’ah (tujuan syari’ah), yang sudah dirumuskan oleh para ulama
masa lalu. Tujuan syari‘ah ini adalah untuk mewujudkan kebaikan (maslahah) umat
manusia dengan cara melindungi dan mewujudkan hal-hal yang menjadi pokok

1
Di antaranya jurnal penelitian oleh Mendri Nofita Yuza dan Elfitri Yuza yang berjudul
“Analisis Instruksi Walikota Padang No.451.422/Binsos-Iii/2005 dalam Perspektif Fiqh Siyasah”,
(2020), Membahas Intruksi Walikota Padang tentang kewajiban mengenakan pakaian muslim bagi
muslim dan anjuran untuk memakainya bagi non muslim di kota Padang. Juga jurnal peneltian oleh
Mariadi yang berjudul “Pelaksanaan Syari’at Islam Pada Qanun No.11 Tahun 2002 Bidang Aqidah,
Ibadah dan Syi’ar Islam”, (2018), Membahas mengenai Qanun no. 11 tahun 2002 tentang
penyelenggaraan bidang Aqidah Syariah Islam, ibadah, dan ritual Islam di Aceh. Dan juga tesis
Penelitian oleh Susanti Hasibuan yang berjudul “Regulasi Penerapan Busana Islami : Studi Qanun
No.11 Tahun 2002 di Aceh di Tinjau dari Perspektif Dakwah”, (2015), Membahas mengenai Qanun
no. 11 tahun 2002 tentang penyelenggaraan bidang Aqidah Syariah Islam, ibadah, dan ritual Islam
di Aceh.
2

(dharuriyyat) mereka, serta memenuhi kebutuhan (hajiyyat) dan hiasan


(tahsiniyyat) mereka.2
Dari perspektif yang sama yaitu HAM, skripsi ini akan menyoroti larangan-
larangan berjilbab bagi pekerja muslimah dan siswa yang tidak banyak disoroti oleh
peneliti terdahulu. Adapun daerah yang melarang para pekerjanya memakai jilbab
saat bekerja salah satunya yang terjadi di Palembang (Perusahaan Diamond
Supermarket)3 dan bebarapa tempat di Kota Jambi. Oleh sebab itu, pada 7 januari
2019 pemerintah kota Jambi mengeluarkan kebijakan kepada para pelaku usaha,
sekolah, lembaga-lembaga pendidikan dan rumah sakit untuk tidak melarang para
karyawan, pekerja, dan siswa mengenakan jilbab pada saat bekerja atau sekolah.
Kebijakan tersebut berupa Surat Edaran Pemerintah Kota Jambi dengan nomor :
451/025/Kesra tentang Pemakaian Hijab dan Busana Muslimah dengan isi sebagai
berikut :

Dalam rangka menghormati keyakinan menjalankan syariat agama dan guna


menjaga Kerukunan serta Toleransi Umat Beragama sebagai wujud
masyarakat Kota Jambi yang Berakhlak dan Berbudaya dengan ini
disampaikan kepada:
1.PELAKU USAHA;
2.SEKOLAH DAN LEMBAGA-LEMBAGA PENDIDIKAN;
3.RUMAH SAKIT;
Untuk tidak melarang karyawan/pekerja/siswa yang berbeda keyakinan
dalam hal pemakaian Hijab dan Busana Muslimah pada waktu
bekerja/belajar yang tetap mengacu kepada peraturan dan ketentuan yang
berlaku di masing-masing tempat.
Demikian untuk dilaksanakan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih.4

Timbulnya aturan ini tidak terlepas dari beberapa kasus di kota Jambi
dimana beberapa mall-mall melarang para karyawati Muslimah mengenakan jilbab
pada saat bekerja. Misalnya, di mall Meranti Swalayan, Jambi Prima Mall dan

2
Abd al-Wahhab Khallaf, ‘Ilm Ushûl Fiqh, ( Kuwait : Dar al-Qalam, 1978), hlm, 199.
3
https://sumsel.tribunnews.com/2021/03/17/heboh-supermarket-diamond-larangpegawai-
berhijab-ini-update-dari-dinsnaker-palembang
4
Surat Edaran Pemerintah Kota Jambi No.451/025/Kesra tentang Pemakaian Hijab dan
Busana Muslimah.
3

Jambi Town Square.5 Karena tidak bisa menerima aturan ini, beberapa masyarakat
kota Jambi mengadu kepada wali kota Jambi untuk menertibkan mall-mall tersebut.
Karena itu, dengan dalih “menghormati keyakinan menjalankan syariat agama dan
guna menjaga kerukunan serta toleransi umat beragama”, maka pemerintah
mengeluarkan surat edaran Pemerintah kota Jambi No.451/025/Kesra tentang
Pemakaian Hijab dan Busana Muslimah.6

Surat edaran ini menjadi menarik dilihat dari sisi melayu Islam, Jambi
merupakan daerah yang mayoritas masyarakatnya bersuku Melayu. Sebuah fakta
sejarah bahwa orang Melayu adalah orang yang paling kental keIslamannya,7
sementara di tempat mereka bekerja, mengenakan jilbab dilarang. Dari sisi agama,
ajaran agama mereka mewajibkan.8 Sementara dari sisi keIndonesiaan, ayat 1
pancasila serta butir-butir yang terkandung di dalamnya memberikan kebebasan
kepada pemeluk agama untuk menjalankan ajaran agamanya. Hal ini juga di akui
oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia pasal 29 ayat 2
menyatakan: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan
itu”.9

Jika surat edaran ini dikaitkan dengan ajaran agama, tentu tidak bisa
dilepaskan dari analisis-analisis hukum beserta perangkatnya, dalam hal ini adalah
teori al-maslahah, sebuah teori yang dibangun dan dikembangkan oleh ulama ushul
fiqh dari zaman berzaman. Menurut Imam al-Ghazali, al-maslahah adalah
menetapkan hukum atas dasar pengambilan manfaat bagi orang banyak dan
menolak mudhorat untuk mewujudkan tujuan hukum islam. Yang bertujuan untuk

5
Tegar Pratama Putra,”Penerapan Kebijakan Pemerintah Kota Tentang Pemakaian Hijab
dan Busana Muslimah Bagi Karyawan Swasta di Kota Jambi”, skirpsi UIN STS Jambi, (2020), hlm,
5.
6
https://metrojambi.com/read/2021/02/01/39050/walikota-keluarkan-edaran-pelaku-usaha-
dilarang-melarang-karyawan-gunakan-pakaian-muslimah, (diakses pada 26 April 2021).
7
Isjoni, Orang Melayu di Zaman yang Berubah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm,
57.
8
Sayyid Quṭb, di Bawah Naungan Alquran, (Jakarta: Robbani Press, 2009), hlm, 925.
9
Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945.
4

memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.10 Teori ini jika
dikontekstualisasikan pada larangan menggunakan jilbab pada mall-mall atau pada
tempat-tempat kerja tertentu di kota Jambi tidak bisa dilepaskan dari menjaga
agama, keturunan dan harta. Dari sisi agama, mereka wajib untuk menjaga ajaran
agamanya berupa mengunakan jilbab.11 Dari sisi menjaga keturunan, ada ajaran
agama yang melarang serta menutup segala pintu maksiat yang berujung kepada
perzinaan. Terakhir, dari sisi menjaga harta, tujuan mereka bekerja adalah
menjamin kesejahteraan diri atau keluarga mereka (menjaga harta). Dihubungkan
dengan konteks nasional, Pancasila dan Undang-undang Dasar tahun 1945 pun juga
berkait erat dengan teori al-maslahah ini. Karena itu, kebijakan pemerintah kota
Jambi dalam surat edaran di atas dapat dipahami sebagai tasharruf al-imam ‘ala ar-
rai’iyyatih manuth bi al-maslahah atau kebijakan seorang pemimpin terhadap
rakyatnya mesti sejalan dengan al-maslahah (kemashlahatan).12Dari alasan di atas,
skripsi ini akan mengeksplorasi lebih lanjut surat edaran di atas, baik dari sisi latar
belakang kemunculan maupun dari sisi konteks dan tujuan dalam prespektif al-
maslahah.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah di kemukakan, maka
peneliti merumuskan masalah yang akan menjadi tolak ukur penelitian ini sebagai
berikut :
1. Bagaimana latarbelakang munculnya Surat Edaran Pemerintah Kota
Jambi No. 451/025/kesra tentang Pemakaian Hijab dan Busana
Muslimah
2. Apa isi Surat Edaran Pemerintah Kota Jambi No. 451/025/kesra tentang
Pemakaian Hijab dan Busana Muslimah serta sejarah pelarangan jilbab
di Kota Jambi?

10
Al-Ghazali, Al-Mustashfa min Ilmi al-Ushul, Tahqiq Abdullah Mahmud Muhammad
Umar, (Libanon: Dar Kutub al-Ilmiyyah, 208), hlm. 274-275.
11
Abuddin Nata, Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada media
Group, 2019), hlm, 245.
12
Syaikh Dr. Iyad Kamil Ibrahim Az-Zibari, Fiqih Tadarruj : Tahapan-tahapan dalam
Membumikan Syariat Islam, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2019), hlm, 466.
5

3. Bagaimana tinjauan teori al-maslahah terhadap Surat Edaran


Pemerintah Kota Jambi No. 451/025/kesra tentang Pemakaian Hijab dan
Busana Muslimah ?

C. Batasan Masalah
Untuk membatasi perluasan pembahasan masalah dalam penelitian ini.
Maka, penelitian ini dibatasi dengan hanya membahas tinjauan teori maslahah
terhadap surat edaran pemerintah kota Jambi No. 451/025/kesra tentang pemakaian
hijab dan busana muslimah.

D. Tujuan Penelitian
Dalam sebuah penelitian terdapat tujuan penelitian yang jelas. Adapun
tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui latarbelakang munculnya Surat Edaran Pemerintah
Kota Jambi No. 451/025/kesra tentang Pemakaian Hijab dan Busana
Muslimah serta sejarah pelarangan jilbab di Kota Jambi.
2. Untuk mengetahui isi Surat Edaran Pemerintah Kota Jambi No.
451/025/kesra tentang Pemakaian Hijab dan Busana Muslimah.
3. Untuk mengetahui tinjaun teori Maslahah terhadap Surat Edaran
Pemerintah Kota Jambi No. 451/025/kesra tentang Pemakaian Hijab dan
Busana Muslimah.

E. Manfaat Penelitian
1. Sebagai khasanah pengetahuan dan pemahaman mengenai Surat Edaran
Pemerintah Kota Jambi No. 451/025/kesra tentang Pemakaian Hijab dan
Busana Muslimah.
2. Sebagai sarana informasi mengenai teori al-maslahah, khususnya
mengenai penerapannya dalam aturan pemerintah.
6

F. Definisi Operasional
1. Surat Edaran
Surat edaran merupakan surat yang isinya menyangkut pemberitahuan
secara resmi didalam instansi, lembaga, organisasi, atau merupakan pemberitahuan
resmi yang diedarkan secara tertulis dan ditujukan untuk berbagai pihak tertentu
saja. Surat edaran berisikan penjelasan mengenai suatu hal, misalnya seperti
kebijakan baru dari pimpinan instansi, berisikan suatu peraturan dan lain-lain.
Biasanya surat edaran ditujukan untuk kalangan umum, akan tetapi didalam ruang
lingkup tertentu. Dalam arti lain Surat edaran merupakan surat yang berisi
penjelasan atau petunjuk tentang cara pelaksanaan suatu peraturan perundang-
undangan dan/atau perintah.13
2. Pemerintah
Pemerintahan dalam arti luas adalah segala bentuk kegiatan atau aktivitas
penyelenggara Negara yang dilakukan oleh organ-organ Negara yang mempunyai
otoritas atau kewenangan untuk menjalankan kekuasaan dalam rangka mencapai
tujuan. Sedangkan pemerintah dalam arti sempit adalah aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan oleh fungsi eksekutif saja dalam hal ini yang dilakukan oleh presiden,
menteri-menteri sampai birokrasi paling bawah.14
3. Hijab
Hijab ( ‫ ) حجاب‬artinya tabir, tirai atau dinding, juga digunakan dengan arti
kata pelindung wanita dari pandangan laki-laki ajnabi. Rasulullah saw telah
menerangkan bahwa wanita adalah aurat yang harus dilindungi. Wanita-wanita
islam memainkan peranan yang tidak kalah penting dibandingkan laki-laki, hanya
bedanya kaum wanita lebih banyak dalam keadaan tertutup. Dengan cara ini, maka
kesucian, kemuliaan dan kehormatan wanita akan terpelihara dan kaum laki-laki
pun akan selamat dari fitnah.15

13
Peraturan Menteri No.42 Tahun 2006.
14
Nurmi Chatim, Hukum Tata Negara, (Pekanbaru:Cendikia Insani, 2006), hlm, 46.
15
Muhammad bin Muhammad Ali, Hijab Pakaian penutup Aurat Istri Nabi saw., (Jakarta:
PT. Buku Kita,2008), hlm, 33.
7

4. Maslahah

Menurut Imam al-Ghazali, al-maslahah adalah menetapkan hukum atas


dasar pengambilan manfaat bagi orang banyak dan menolak mudhorat untuk
mewujudkan tujuan hukum islam. Yang bertujuan untuk memelihara agama, jiwa,
akal, keturunan, dan harta. Imam al-Ghazali juga membagi al-maslahah menjadi
tiga tingkatan yaitu: Dharuriyyah, Hajiyyat dan Tahsiniyyah.

G. Kerangka Teori
Menurut al-Imam Ghazali, beliau menjadikan maslahah sebagai dalil yang
masih bergantung kepada dalil yang utama, seperti al-Quran, al-Sunnah, dan ijmak.
Jika maslahah bertentangan dengan nas, maka ia tertolak sama sekali. Bahkan, di
akhir dari pembahasan tentang maslahah dalam karyanya al-mustashfa, Imam al-
Ghazali menegaskan bahwa masalhah bukan sumber hukum kelima setelah al-
Quran, al-Sunnah, ijmak dan qiyas. Imam al-Ghazali berpandangan maslahah
kembali kepada maqasid al-Syariah. Disisi lain menurut al-Imam Ghazali al-
maslahah dibagi menjadi tiga yaitu: Dharuriyyah, Hajiyyat dan Tahsiniyyah.16
Dharuriyyah artinya harus ada demi kemaslahatan hamba, jika tidak ada,
akan menimbulkan kerusakan, misalnya rukun Islam. Hajiyyat maksudnya sesuatu
yang dibutuhkan untuk menghilangkan kesempitan, seperti rukhsah (keringanan)
tidak berpuasa bagi orang sakit. Tahsiniyyah yaitu kemashlahatan yang sifatnya
pelengkap. Artinya adalah sesuatu yang diambil untuk kebaikan kehidupan dan
menghindari keburukan, semisal akhlak yang mulia, menghilangkan najis, dan
menutup aurat.17

16
Al-Ghazali, Al-Mustashfa min Ilmi al-Ushul, Tahqiq Abdullah Mahmud Muhammad
Umar, (Libanon: Dar Kutub al Ilmiyyah, 2008), hlm, 274-275 dan 282-283.
17
Yubsir, “Maqashid Al-Syari’ah Sebagai Metode Interpretasi Teks Hukum: Telaah
Filsafat Hukum Islam”, Al-Adalah Vol. XI, No. 2, Juli 2013), hlm, 242.
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/adalah/article/view/265/432 (diakses pada 26 April
2021).
8

H. Tinjauan Pustaka
Sejauh yang penulis ketahui ada beberapa pembahasan mengenai
penggunaan jilbab. Adapun penelitian lain yang memiliki tema serupa yang pernah
di teliti sebelumnya adalah sebagai berikut :

1. Jurnal penelitian oleh Mendri Nofita Yuza dan Elfitri Yuza yang berjudul
“Analisis Instruksi Walikota Padang No.451.422/Binsos-Iii/2005 dalam Perspektif
Fiqh Siyasah”. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif
yaitu dengan mengkaji,mempelajari, meneliti dan menganalisa literatur-literatur
yang berhubungan dengan persoalan yang di teliti. Data-data yang telah
dikumpulkan,dianalisa melalui pendekatan kosa kata dan pola kalimat. Tujuan
penelitian untuk mengenalisa Intruksi Walikota Padang Nomor 451.422/Binsos-
III/2005 tentang kewajiban mengenakan pakaian muslim bagi muslim dan anjuran
untuk memakainya bagi non muslim di kota Padang. Hasil penelitian adalah sesuai
dengan salah satu qaidah Fiqh Siyasah ”Kebijakan seorang pemimpin terhadap
rakyatnya bergantung kepada kemaslahatan”. Perda tentang “wajib mengenakan
pakaian muslim bagi muslim dan anjuran untuk memakainya bagi non muslim”
mengandung suatu kemaslahatan, dan jika ditinjau dari hukum fiqh, perda seperti
ini sah atau boleh diberlakukan karena tujuan dari perda ini tidak bertentangan
dengan tujuan hukum Islam sendiri, memelihara kemaslahatan agama dan manusia
serta mencegah kemudharatan. Bentuk dari kemaslahatan tersebut meningkatkan
aspek pertimbangan moral dan merupakan anjuran keagamaan untuk meningkatkan
keimanan, ketaqwaan terhadap Allah SWT dan untuk mengembalikan nilai-nilai
filosofi Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabulloh.18
2. Jurnal penelitian oleh Mhd. Nur Husein Daulay yang berjudul “Efektifitas
Penerapan Peraturan Daerah Busana Muslim Muslimah dalam Mendorong
Pelaksnaan Ajaran Islam: Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 di Kota
Padang Sidimpuan”. Jurnal ini merupakan penelitian otonomi daerah atau
desentralisasi berangkat dari pembagian kewenangan pemerintah pusat kepada

18
Mendri Nofita Yuza dan Elfitri Yuza, “Analisis Instruksi Walikota Padang
No.451.422/Binsos-Iii/2005 dalam Perspektif Fiqh Siyasah”, Jurnal Analisis Hukum, Vol.1, No.1,
(2020), hlm, 13.
9

pemerintah daerah. Peraturan daerah ini merupakan jawaban atas kondisi riil
berkaitan dengan menurunnya moralitas dan akhlak siswa dan siswi khususnya
sekolah menengah atas. Penelitian ini mendiskripssikan permasalahan secara
konprehenship, holistic, integratif, sebagai ciri khas penelitian kualitatif. Penelitian
difokuskan memahami efektifitas penerapan pemakaian busana muslim dan
muslimah dengan menggunakan pendekatan kebijakan publik sebagai alat untuk
menganalisis kebijakan. 19
3. Jurnal Penelitian oleh Mariadi yang berjudul “Pelaksanaan Syari’at Islam
Pada Qanun No.11 Tahun 2002 Bidang Aqidah, Ibadah dan Syi’ar Islam”.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif analitik yaitu mendeskripsikan dan menganalisis permasalahan
yang diungkapkan yang bertujuan untuk digambarkan dalam wilayatul hisbah yang
konkrit. Tentang peran Spesifikasi penelitian yaitu penelitian hukum yang
menggunakan jenis penelitian hukum normatif juga dibantu dengan penelitian
hukum atau penelitian hukum Sosiologis Empiris. Data primer yaitu data diperoleh
langsung dari informan sebagai nara sumber di lapangan penelitian berupa
wawancara, dokumen, sedangkan sumber data sekunder yaitu dari buku, peraturan
perundang-undangan, jurnal dll, untuk dilihat peran wilayatul hisbah dalam
penegakan qanun no. 11 tahun 2002 tentang penyelenggaraan bidang Aqidah
Syariah Islam, ibadah, dan ritual Islam di Langsa.20
4. Jurnal penelitian oleh Eliyyil Akbar yang berjudul “Kebijaksanaan Syari’at
Islam dalam Berbusana Islami Sebagai Pemenuhan Hak-Hak Anak Perempuan”.
Penelitian ini membahas kebijakan dirumuskan oleh administrasi hukum Islam di
Takengon, Aceh Tengah, telah memberikan hak kepada perempuan untuk memakai
mode pilihan mereka. Penulis ingin menanamkan kearifan hukum Islam dalam
menetapkan aturan tentang mode dan dalam memberikan hak-hak wanita muda.

19
Mhd. Nur Husein Daulay, “Efektifitas Penerapan Peraturan Daerah Busana Muslim
Muslimah dalam Mendorong Pelaksnaan Ajaran Islam: Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas
Negeri 5 di Kota Padang Sidimpuan”, At-Tafahum : Journal of Islamic Law, Vol 1, No.1, (2017),
hlm, 99.
20
Mariadi, “Pelaksanaan Syari’at Islam Pada Qanun No.11 Tahun 2002 Bidang Aqidah,
Ibadah, dan Syi’ar Islam”, Legalite : Jurnal Perundang-Undangan dan Hukum Pidana Islam, Vol
III, No.02, (2018), hlm, 113.
10

Kebijaksanaan dapat bertindak sebagai pedoman bagi pembuat undang-undang


terhadap perumusan kebijakan yang memecah belah yang melanggar hak asasi
manusia. Itu Kaidah busana Islami dalam pembahasan ini didasarkan pada ajaran
Syafi'i bahwa perempuan harus menutupi ke atas seluruh tubuh mereka kecuali
wajah dan telapak tangan. Kebijaksanaan aturan Islam.21
5. Jurnal penelitian oleh Yulcin Mahmud, Cornelius J.Paat, dan Lisbeth
Lesawengen yang berjudul “Jilbab Sebagai Gaya Hidup Wanita Modern di
Kalangan Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi”.
Penelitian ini membahas alasan serta dampak penggunaan hijab sebagai gaya hidup
wanita modern di kalangan mahasiswi. Hasil penelitian diperoleh alasan mahasiswi
mengenakan hijab karena bisa melindungi mereka dari matahari dan hujan. Selain
itu memakai hijab melindungi dari perzinahan. Dampak jilbab yang terjadi adalah
dampak positif dan negatif. Itu Positifnya, banyak mahasiswi saat ini memilih untuk
menggunakan cadar di setiap aktivitas dan ada juga dampak negatifnya yaitu jilbab
yang ada masih terlihat, ada yang terlihat dengan telinga, dan ada pula yang sudah
pasti tidak syar'i. Dengan hijab sebagai gaya hidup wanita modern, banyak pelajar
yang ingin memakainya hijab karena model hijab sekarang lebih modern, variatif
dan simple. Hijab paling sering digunakan saat kegiatan formal seperti pergi ke
kuliah, bepergian dan bekerja.22
6. Jurnal penelitian oleh Setia Budiyanti yang berjudul “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemakaian Jilbab di Kalangan Mahasiswi Universitas Swadaya
Gunung Jati Kota Cirebon”. Penelitian ini membahas faktor yang mempengaruhi
mahasiswi dalam berjilbab dan hubungan berjilbab dengan pemahaman dan
kepatuhan menjalankan syari’at agama Islam lainnya. Hasil penelitian diperoleh
64% mahasiswi yang berjilbab pernah mengikuti pendidikan keagamaan dan 36%
tidak pernah mengikuti pendidikan keagamaan. Sekitar 36% mahasiswi merasa
lancar membaca Al-Qur’an dan 64% mahasiswi tidak lancar membaca Al-Qur’an.

21
Eliyyil Akbar, “Kebijaksanaan Syari’at Islam dalam Berbusana Islami Sebagai
Pemenuhan Hak-Hak Anak Perempuan”, Musawa, Vol.14, No.2, (2015), hlm,157.
22
Yulcin Mahmud, Cornelius J.Paat, dan Lisbeth Lesawengen, “Jilbab Sebagai Gaya Hidup
Wanita Modern di Kalangan Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam
Ratulangi”, Vol.13, No.3, (Juli-September 2020), hlm, 1.
11

Terdapat korelasi positif antara penggunaan jilbab dengan pelaksanaan ibadah


lainnya. Sekitar 36% mahasiswi berjilbab dipengaruhi sekolah, 21% mahasiswi
berjilbab karena pemahaman langsung ajaran agama Islam, dan sekar 14%
mahasiswi berjilbab karena dorongan orang tua dan lingkungan.23
7. Penelitian oleh Susanti Hasibuan dalam tesis yang berjudul “Regulasi
Penerapan Busana Islami : Studi Qanun No.11 Tahun 2002 di Aceh di Tinjau dari
Perspektif Dakwah”. Tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
Penelitian ini membuktikan bahwa syari’at Islam yang tertuang dalam Qanun
adalah bentuk dakwah kontemporer. Posisi Qanun di Aceh dalam hirarki
perundang-undangan negara terbukti sah, serta Qanun nomor 11 tahun 2002
merupakan konfigurasi politik melalui jalur otonom dan perda di Indonesia,
meskipun penerapan Qanun busana islami terbukti belum mampu menurunkan
jumlah pelanggaran dan kejahatan seksual yang dialami oleh perempuan.24
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas secara garis besar membahas mengenai
jilbab, aturan dan penerapannya dilingkungan masyarakat. Setiap penelitian
memiliki kesamaan pembahasan utama yaitu mengenai penggunaan jilbab di
lingkungan masyarakat. Sedangkan perbedaannya adalah pembahasan utama
penelitian ini yaitu meneliti dan mengkaji mengenai penerapan teori al-maslahah
dalam surat edaran pemerintah Kota Jambi No.451/025/KESRA tentang pemakaian
hijab dan busana muslimah.
I. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini mengkaji mengenai surat edaran pemerintah kota Jambi No.
451/025/Kesra tentang pemakaian hijab dan busana muslimah. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian gabungan antara Pustaka dan lapangan yang
menggunakan pendekatan kualitatif saja. Pendekatan dalam penelitian ini adalah

23
Setia Budiyanti, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Jilbab di Kalangan
Mahasiswi Universitas Swadaya Gunung Jati Kota Cirebon”,Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan
Islam, Vol.8, No II, (2017), hlm, 201.
24
Susanti Hasibuan, “Regulasi Penerapan Busana Islami : Studi Qanun No.11 Tahun 2002
di Aceh di Tinjau dari Perspektif Dakwah”, Tesis Universitas Islam Negeri Jakarta, (2015), hlm, 2.
12

pendekatan kualitatif dengan data penelitian yang diperoleh dari sumber


kepustakaan dan lapangan.25
2. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini ada dua sumber data, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primernya bersumber dari Peraturan daerah Kota Jambi
No.451/025/Kesra tentang pemakaian hijab dan busana muslimah. Dan data
sekundernya bersumber dari hasil wawancara, dokumen, artikel atau tulisan yang
relevan dengan data primer tersebut.
3. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data dan fakta penelitian. Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Wawancara
kepada tokoh organisasi islam, tokoh masyarakat, serta tokoh MUI. Studi pustaka
dan dokumentasi berupa sumber tertulis, seperti buku-buku, kitab ataupun jurnal
yang semua itu memberikan informasi bagi proses penelitian.
4. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif ini, ada tiga teknik analisis data. Pertama reduksi
data, dimana data yang diperoleh akan diringkas dan dibuat catatan-catatan secara
objektif, dan kemudian membuat ringkasan sementara hasil dari data yang telah
diperoleh. Kedua penyajian data dalam bentuk pemetaan antara data-data, sehingga
dapat diketahui data yang sesuai dalam penelitian ini. Ketiga membuat kesimpulan
dari data-data yang telah disajikan tersebut. Data-data yang telah direduksi,
disajikan dan disimpulkan, kemudian diteliti.26
J. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini disusun secara sistematis agar mempermudah


permasalahan dalam penelitian ini. Sistematika pembahasan dalam penelitian ini

25
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2014),hlm, 33.
26
Ibid hlm, 53.
13

adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang memaparkan tentang latar belakang, rumusan


masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
operasional, kerangka teori, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.

Bab II Membahas tentang tinjauan umum mengenai teori mashlahah.

Bab III Membahas tentang larangan jilbab di Indonesia.

Bab IV Membahas tentang surat edaran pemerintah kota Jambi


No.451/025/kesra tentang pemakaian hijab, dan hal yang melatarbelakanginya.
Serta membahas tinjauan teori mashlahah mengenai surat edaran tersebut.

Bab V Merupakan bab penutup yang berisi mengenai kesimpulan dan saran.
14

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................


LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ...............................................................
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................
MOTTO ....................................................................................................................
PERSEMBAHAN.....................................................................................................
ABSTRAK ................................................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................................
DAFTAR SINGKATAN ..........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
C. Batasan Masalah.................................................................................
D. Tujuan Penelitian ...............................................................................
E. Manfaat Penelitian .............................................................................
F. Kerangka Teori...................................................................................
G. Tinjauan Pustaka ................................................................................
H. Metodologi Penelitian ........................................................................
I. Sistematika penulisan .........................................................................
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TEORI AL-MASLAHAH
A. Pengertian Al-Maslahah ......................................................................
B. Klasifikasi Teori Al-Maslahah ...........................................................
i. Dharuriyyah ...................................................................................
ii. Hajiyyah .........................................................................................
iii. Tahsiniyyah....................................................................................
BAB III METODOLOGI LARANGAN JILBAB DI INDONESIA
A. Metodologi Larangan Jilbab dan Respon Nasional ............................
B. Metodologi Larangan Jilbab dan Respon Jambi ................................
15

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Latar belakang munculnya Surat Edaran Pemerintah Kota Jambi
No.451/025/kesra tentang Pemakaian Hijab dan Busana Muslimah
serta sejarah pelarangan jilbab di Kota Jambi
B. Isi Surat Edaran Pemerintah Kota Jambi No.451/025/kesra tentang
Pemakaian Hijab dan Busana Muslimah ............................................
C. Tinjaun teori Mashlahah terhadap Surat Edaran Pemerintah Kota
Jambi No.451/025/kesra tentang Pemakaian Hijab dan Busana
muslimah ............................................................................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
16

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri No.42 Tahun 2006.

Surat Edaran Pemerintah Kota Jambi No.451/025/Kesra Tentang Pemakaian Hijab


dan Busana Muslimah.

Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945.

Abuddin Nata, Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Pranadamedia


Group, 2019.

Abd al-Wahhab Khallaf, ‘Ilm Ushûl Fiqh, ( Kuwait : Dar al-Qalam, 1978), hlm,
199.

Al-Ghazali, Al Mustashfa min Ilmi al Ushul, Tahqiq Abdullah Mahmud


Muhammad Umar, Libanon: Dar Kutub al Ilmiyyah, 2008.

Isjoni, Orang Melayu di Zaman yang Berubah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.

Muhammad bin Muhammad Ali, Hijab Pakaian penutup Aurat Istri Nabi saw.,
Jakarta: PT. Buku Kita, 2008.

Nurmi Chatim, Hukum Tata Negara, Pekanbaru:Cendikia Insani, 2006.

Sayyid Quṭb, di Bawah Naungan Alquran, Jakarta: Robbani Press, 2009.

Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi,, Jambi: Syariah Press, 2014.

Syaikh Dr. Iyad Kamil Ibrahim Az-Zibari, Fiqih Tadarruj : Tahapan-tahapan


dalam Membumikan Syariat Islam, Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2019.

Susanti Hasibuan, “Regulasi Penerapan Busana Islami : Studi Qanun No.11 Tahun
2002 di Aceh di Tinjau dari Perspektif Dakwah”, Tesis Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2015.

Tegar Pratama Putra,”Penerapan Kebijakan Pemerintah Kota Tentang Pemakaian


Hijab dan Busana Muslimah Bagi Karyawan Swasta di Kota Jambi”, skirpsi
UIN STS Jambi, 2020.

Mariadi, “Pelaksanaan Syari’at Islam Pada Qanun No.11 Tahun 2002 Bidang
Aqidah, Ibadah, dan Syi’ar Islam”,Legalite : Jurnal Perundang-Undangan
dan Hukum Pidana Islam, Vol III No.02, 2018.
17

Mendri Nofita Yuza dan Elfitri Yuza, “Analisis Instruksi Walikota Padang
No.451.422/Binsos-Iii/2005 dalam Perspektif Fiqh Siyasah”, Jurnal
Analisis Hukum, Vol.1 No.1, (2020).

Mhd. Nur Husein Daulay. “Efektifitas Penerapan Peraturan Daerah Busana Muslim
Muslimah dalam Mendorong Pelaksnaan Ajaran Islam: Studi Kasus di
Sekolah Menengah Atas Negeri 5 di Kota Padang Sidimpuan”, At-Tafahum
: Journal of Islamic Law, Vol 1 No.1, 2017.

Eliyyil Akbar, “Kebijaksanaan Syari’at Islam dalam Berbusana Islami Sebagai


Pemenuhan Hak-Hak Anak Perempuan”, Musawa, Vol.14 No.2, 2015.

Setia Budiyanti,“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Jilbab di Kalangan


Mahasiswi Universitas Swadaya Gunung Jati Kota Cirebon”,Al-
Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Vol 8 No II, 2017.

Yubsir, “Maqashid Al-Syari’ah Sebagai Metode Interpretasi Teks Hukum: Telaah


Filsafat Hukum Islam” Al-Adalah Vol. XI, No. 2, Juli 2013.

Yulcin Mahmud, Cornelius J.Paat, dan Lisbeth Lesawengen ,“Jilbab Sebagai Gaya
Hidup Wanita Modern di Kalangan Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Sam Ratulangi”, Vol 13 No.3, Juli-September 2020.

https://metrojambi.com/read/2021/02/01/39050/walikota-keluarkan-edaranpelaku-
usaha-dilarang-melarang-karyawan-gunakan-pakaian-muslimah.

https://sumsel.tribunnews.com/2021/03/17/heboh-supermarket-diamond-larang-
pegawai-berhijab-ini-update-dari-dinsnaker-palembang

Anda mungkin juga menyukai