PROPOSAL SKRIPSI
1
Di antaranya jurnal penelitian oleh Mendri Nofita Yuza dan Elfitri Yuza yang berjudul
“Analisis Instruksi Walikota Padang No.451.422/Binsos-Iii/2005 dalam Perspektif Fiqh Siyasah”,
(2020), Membahas Intruksi Walikota Padang tentang kewajiban mengenakan pakaian muslim bagi
muslim dan anjuran untuk memakainya bagi non muslim di kota Padang. Juga jurnal peneltian oleh
Mariadi yang berjudul “Pelaksanaan Syari’at Islam Pada Qanun No.11 Tahun 2002 Bidang Aqidah,
Ibadah dan Syi’ar Islam”, (2018), Membahas mengenai Qanun no. 11 tahun 2002 tentang
penyelenggaraan bidang Aqidah Syariah Islam, ibadah, dan ritual Islam di Aceh. Dan juga tesis
Penelitian oleh Susanti Hasibuan yang berjudul “Regulasi Penerapan Busana Islami : Studi Qanun
No.11 Tahun 2002 di Aceh di Tinjau dari Perspektif Dakwah”, (2015), Membahas mengenai Qanun
no. 11 tahun 2002 tentang penyelenggaraan bidang Aqidah Syariah Islam, ibadah, dan ritual Islam
di Aceh.
2
Timbulnya aturan ini tidak terlepas dari beberapa kasus di kota Jambi
dimana beberapa mall-mall melarang para karyawati Muslimah mengenakan jilbab
pada saat bekerja. Misalnya, di mall Meranti Swalayan, Jambi Prima Mall dan
2
Abd al-Wahhab Khallaf, ‘Ilm Ushûl Fiqh, ( Kuwait : Dar al-Qalam, 1978), hlm, 199.
3
https://sumsel.tribunnews.com/2021/03/17/heboh-supermarket-diamond-larangpegawai-
berhijab-ini-update-dari-dinsnaker-palembang
4
Surat Edaran Pemerintah Kota Jambi No.451/025/Kesra tentang Pemakaian Hijab dan
Busana Muslimah.
3
Jambi Town Square.5 Karena tidak bisa menerima aturan ini, beberapa masyarakat
kota Jambi mengadu kepada wali kota Jambi untuk menertibkan mall-mall tersebut.
Karena itu, dengan dalih “menghormati keyakinan menjalankan syariat agama dan
guna menjaga kerukunan serta toleransi umat beragama”, maka pemerintah
mengeluarkan surat edaran Pemerintah kota Jambi No.451/025/Kesra tentang
Pemakaian Hijab dan Busana Muslimah.6
Surat edaran ini menjadi menarik dilihat dari sisi melayu Islam, Jambi
merupakan daerah yang mayoritas masyarakatnya bersuku Melayu. Sebuah fakta
sejarah bahwa orang Melayu adalah orang yang paling kental keIslamannya,7
sementara di tempat mereka bekerja, mengenakan jilbab dilarang. Dari sisi agama,
ajaran agama mereka mewajibkan.8 Sementara dari sisi keIndonesiaan, ayat 1
pancasila serta butir-butir yang terkandung di dalamnya memberikan kebebasan
kepada pemeluk agama untuk menjalankan ajaran agamanya. Hal ini juga di akui
oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia pasal 29 ayat 2
menyatakan: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan
itu”.9
Jika surat edaran ini dikaitkan dengan ajaran agama, tentu tidak bisa
dilepaskan dari analisis-analisis hukum beserta perangkatnya, dalam hal ini adalah
teori al-maslahah, sebuah teori yang dibangun dan dikembangkan oleh ulama ushul
fiqh dari zaman berzaman. Menurut Imam al-Ghazali, al-maslahah adalah
menetapkan hukum atas dasar pengambilan manfaat bagi orang banyak dan
menolak mudhorat untuk mewujudkan tujuan hukum islam. Yang bertujuan untuk
5
Tegar Pratama Putra,”Penerapan Kebijakan Pemerintah Kota Tentang Pemakaian Hijab
dan Busana Muslimah Bagi Karyawan Swasta di Kota Jambi”, skirpsi UIN STS Jambi, (2020), hlm,
5.
6
https://metrojambi.com/read/2021/02/01/39050/walikota-keluarkan-edaran-pelaku-usaha-
dilarang-melarang-karyawan-gunakan-pakaian-muslimah, (diakses pada 26 April 2021).
7
Isjoni, Orang Melayu di Zaman yang Berubah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm,
57.
8
Sayyid Quṭb, di Bawah Naungan Alquran, (Jakarta: Robbani Press, 2009), hlm, 925.
9
Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945.
4
memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.10 Teori ini jika
dikontekstualisasikan pada larangan menggunakan jilbab pada mall-mall atau pada
tempat-tempat kerja tertentu di kota Jambi tidak bisa dilepaskan dari menjaga
agama, keturunan dan harta. Dari sisi agama, mereka wajib untuk menjaga ajaran
agamanya berupa mengunakan jilbab.11 Dari sisi menjaga keturunan, ada ajaran
agama yang melarang serta menutup segala pintu maksiat yang berujung kepada
perzinaan. Terakhir, dari sisi menjaga harta, tujuan mereka bekerja adalah
menjamin kesejahteraan diri atau keluarga mereka (menjaga harta). Dihubungkan
dengan konteks nasional, Pancasila dan Undang-undang Dasar tahun 1945 pun juga
berkait erat dengan teori al-maslahah ini. Karena itu, kebijakan pemerintah kota
Jambi dalam surat edaran di atas dapat dipahami sebagai tasharruf al-imam ‘ala ar-
rai’iyyatih manuth bi al-maslahah atau kebijakan seorang pemimpin terhadap
rakyatnya mesti sejalan dengan al-maslahah (kemashlahatan).12Dari alasan di atas,
skripsi ini akan mengeksplorasi lebih lanjut surat edaran di atas, baik dari sisi latar
belakang kemunculan maupun dari sisi konteks dan tujuan dalam prespektif al-
maslahah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah di kemukakan, maka
peneliti merumuskan masalah yang akan menjadi tolak ukur penelitian ini sebagai
berikut :
1. Bagaimana latarbelakang munculnya Surat Edaran Pemerintah Kota
Jambi No. 451/025/kesra tentang Pemakaian Hijab dan Busana
Muslimah
2. Apa isi Surat Edaran Pemerintah Kota Jambi No. 451/025/kesra tentang
Pemakaian Hijab dan Busana Muslimah serta sejarah pelarangan jilbab
di Kota Jambi?
10
Al-Ghazali, Al-Mustashfa min Ilmi al-Ushul, Tahqiq Abdullah Mahmud Muhammad
Umar, (Libanon: Dar Kutub al-Ilmiyyah, 208), hlm. 274-275.
11
Abuddin Nata, Pembaruan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada media
Group, 2019), hlm, 245.
12
Syaikh Dr. Iyad Kamil Ibrahim Az-Zibari, Fiqih Tadarruj : Tahapan-tahapan dalam
Membumikan Syariat Islam, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar, 2019), hlm, 466.
5
C. Batasan Masalah
Untuk membatasi perluasan pembahasan masalah dalam penelitian ini.
Maka, penelitian ini dibatasi dengan hanya membahas tinjauan teori maslahah
terhadap surat edaran pemerintah kota Jambi No. 451/025/kesra tentang pemakaian
hijab dan busana muslimah.
D. Tujuan Penelitian
Dalam sebuah penelitian terdapat tujuan penelitian yang jelas. Adapun
tujuan dari penelitian ini antara lain :
1. Untuk mengetahui latarbelakang munculnya Surat Edaran Pemerintah
Kota Jambi No. 451/025/kesra tentang Pemakaian Hijab dan Busana
Muslimah serta sejarah pelarangan jilbab di Kota Jambi.
2. Untuk mengetahui isi Surat Edaran Pemerintah Kota Jambi No.
451/025/kesra tentang Pemakaian Hijab dan Busana Muslimah.
3. Untuk mengetahui tinjaun teori Maslahah terhadap Surat Edaran
Pemerintah Kota Jambi No. 451/025/kesra tentang Pemakaian Hijab dan
Busana Muslimah.
E. Manfaat Penelitian
1. Sebagai khasanah pengetahuan dan pemahaman mengenai Surat Edaran
Pemerintah Kota Jambi No. 451/025/kesra tentang Pemakaian Hijab dan
Busana Muslimah.
2. Sebagai sarana informasi mengenai teori al-maslahah, khususnya
mengenai penerapannya dalam aturan pemerintah.
6
F. Definisi Operasional
1. Surat Edaran
Surat edaran merupakan surat yang isinya menyangkut pemberitahuan
secara resmi didalam instansi, lembaga, organisasi, atau merupakan pemberitahuan
resmi yang diedarkan secara tertulis dan ditujukan untuk berbagai pihak tertentu
saja. Surat edaran berisikan penjelasan mengenai suatu hal, misalnya seperti
kebijakan baru dari pimpinan instansi, berisikan suatu peraturan dan lain-lain.
Biasanya surat edaran ditujukan untuk kalangan umum, akan tetapi didalam ruang
lingkup tertentu. Dalam arti lain Surat edaran merupakan surat yang berisi
penjelasan atau petunjuk tentang cara pelaksanaan suatu peraturan perundang-
undangan dan/atau perintah.13
2. Pemerintah
Pemerintahan dalam arti luas adalah segala bentuk kegiatan atau aktivitas
penyelenggara Negara yang dilakukan oleh organ-organ Negara yang mempunyai
otoritas atau kewenangan untuk menjalankan kekuasaan dalam rangka mencapai
tujuan. Sedangkan pemerintah dalam arti sempit adalah aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan oleh fungsi eksekutif saja dalam hal ini yang dilakukan oleh presiden,
menteri-menteri sampai birokrasi paling bawah.14
3. Hijab
Hijab ( ) حجابartinya tabir, tirai atau dinding, juga digunakan dengan arti
kata pelindung wanita dari pandangan laki-laki ajnabi. Rasulullah saw telah
menerangkan bahwa wanita adalah aurat yang harus dilindungi. Wanita-wanita
islam memainkan peranan yang tidak kalah penting dibandingkan laki-laki, hanya
bedanya kaum wanita lebih banyak dalam keadaan tertutup. Dengan cara ini, maka
kesucian, kemuliaan dan kehormatan wanita akan terpelihara dan kaum laki-laki
pun akan selamat dari fitnah.15
13
Peraturan Menteri No.42 Tahun 2006.
14
Nurmi Chatim, Hukum Tata Negara, (Pekanbaru:Cendikia Insani, 2006), hlm, 46.
15
Muhammad bin Muhammad Ali, Hijab Pakaian penutup Aurat Istri Nabi saw., (Jakarta:
PT. Buku Kita,2008), hlm, 33.
7
4. Maslahah
G. Kerangka Teori
Menurut al-Imam Ghazali, beliau menjadikan maslahah sebagai dalil yang
masih bergantung kepada dalil yang utama, seperti al-Quran, al-Sunnah, dan ijmak.
Jika maslahah bertentangan dengan nas, maka ia tertolak sama sekali. Bahkan, di
akhir dari pembahasan tentang maslahah dalam karyanya al-mustashfa, Imam al-
Ghazali menegaskan bahwa masalhah bukan sumber hukum kelima setelah al-
Quran, al-Sunnah, ijmak dan qiyas. Imam al-Ghazali berpandangan maslahah
kembali kepada maqasid al-Syariah. Disisi lain menurut al-Imam Ghazali al-
maslahah dibagi menjadi tiga yaitu: Dharuriyyah, Hajiyyat dan Tahsiniyyah.16
Dharuriyyah artinya harus ada demi kemaslahatan hamba, jika tidak ada,
akan menimbulkan kerusakan, misalnya rukun Islam. Hajiyyat maksudnya sesuatu
yang dibutuhkan untuk menghilangkan kesempitan, seperti rukhsah (keringanan)
tidak berpuasa bagi orang sakit. Tahsiniyyah yaitu kemashlahatan yang sifatnya
pelengkap. Artinya adalah sesuatu yang diambil untuk kebaikan kehidupan dan
menghindari keburukan, semisal akhlak yang mulia, menghilangkan najis, dan
menutup aurat.17
16
Al-Ghazali, Al-Mustashfa min Ilmi al-Ushul, Tahqiq Abdullah Mahmud Muhammad
Umar, (Libanon: Dar Kutub al Ilmiyyah, 2008), hlm, 274-275 dan 282-283.
17
Yubsir, “Maqashid Al-Syari’ah Sebagai Metode Interpretasi Teks Hukum: Telaah
Filsafat Hukum Islam”, Al-Adalah Vol. XI, No. 2, Juli 2013), hlm, 242.
http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/adalah/article/view/265/432 (diakses pada 26 April
2021).
8
H. Tinjauan Pustaka
Sejauh yang penulis ketahui ada beberapa pembahasan mengenai
penggunaan jilbab. Adapun penelitian lain yang memiliki tema serupa yang pernah
di teliti sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Jurnal penelitian oleh Mendri Nofita Yuza dan Elfitri Yuza yang berjudul
“Analisis Instruksi Walikota Padang No.451.422/Binsos-Iii/2005 dalam Perspektif
Fiqh Siyasah”. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif
yaitu dengan mengkaji,mempelajari, meneliti dan menganalisa literatur-literatur
yang berhubungan dengan persoalan yang di teliti. Data-data yang telah
dikumpulkan,dianalisa melalui pendekatan kosa kata dan pola kalimat. Tujuan
penelitian untuk mengenalisa Intruksi Walikota Padang Nomor 451.422/Binsos-
III/2005 tentang kewajiban mengenakan pakaian muslim bagi muslim dan anjuran
untuk memakainya bagi non muslim di kota Padang. Hasil penelitian adalah sesuai
dengan salah satu qaidah Fiqh Siyasah ”Kebijakan seorang pemimpin terhadap
rakyatnya bergantung kepada kemaslahatan”. Perda tentang “wajib mengenakan
pakaian muslim bagi muslim dan anjuran untuk memakainya bagi non muslim”
mengandung suatu kemaslahatan, dan jika ditinjau dari hukum fiqh, perda seperti
ini sah atau boleh diberlakukan karena tujuan dari perda ini tidak bertentangan
dengan tujuan hukum Islam sendiri, memelihara kemaslahatan agama dan manusia
serta mencegah kemudharatan. Bentuk dari kemaslahatan tersebut meningkatkan
aspek pertimbangan moral dan merupakan anjuran keagamaan untuk meningkatkan
keimanan, ketaqwaan terhadap Allah SWT dan untuk mengembalikan nilai-nilai
filosofi Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabulloh.18
2. Jurnal penelitian oleh Mhd. Nur Husein Daulay yang berjudul “Efektifitas
Penerapan Peraturan Daerah Busana Muslim Muslimah dalam Mendorong
Pelaksnaan Ajaran Islam: Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 5 di Kota
Padang Sidimpuan”. Jurnal ini merupakan penelitian otonomi daerah atau
desentralisasi berangkat dari pembagian kewenangan pemerintah pusat kepada
18
Mendri Nofita Yuza dan Elfitri Yuza, “Analisis Instruksi Walikota Padang
No.451.422/Binsos-Iii/2005 dalam Perspektif Fiqh Siyasah”, Jurnal Analisis Hukum, Vol.1, No.1,
(2020), hlm, 13.
9
pemerintah daerah. Peraturan daerah ini merupakan jawaban atas kondisi riil
berkaitan dengan menurunnya moralitas dan akhlak siswa dan siswi khususnya
sekolah menengah atas. Penelitian ini mendiskripssikan permasalahan secara
konprehenship, holistic, integratif, sebagai ciri khas penelitian kualitatif. Penelitian
difokuskan memahami efektifitas penerapan pemakaian busana muslim dan
muslimah dengan menggunakan pendekatan kebijakan publik sebagai alat untuk
menganalisis kebijakan. 19
3. Jurnal Penelitian oleh Mariadi yang berjudul “Pelaksanaan Syari’at Islam
Pada Qanun No.11 Tahun 2002 Bidang Aqidah, Ibadah dan Syi’ar Islam”.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode deskriptif analitik yaitu mendeskripsikan dan menganalisis permasalahan
yang diungkapkan yang bertujuan untuk digambarkan dalam wilayatul hisbah yang
konkrit. Tentang peran Spesifikasi penelitian yaitu penelitian hukum yang
menggunakan jenis penelitian hukum normatif juga dibantu dengan penelitian
hukum atau penelitian hukum Sosiologis Empiris. Data primer yaitu data diperoleh
langsung dari informan sebagai nara sumber di lapangan penelitian berupa
wawancara, dokumen, sedangkan sumber data sekunder yaitu dari buku, peraturan
perundang-undangan, jurnal dll, untuk dilihat peran wilayatul hisbah dalam
penegakan qanun no. 11 tahun 2002 tentang penyelenggaraan bidang Aqidah
Syariah Islam, ibadah, dan ritual Islam di Langsa.20
4. Jurnal penelitian oleh Eliyyil Akbar yang berjudul “Kebijaksanaan Syari’at
Islam dalam Berbusana Islami Sebagai Pemenuhan Hak-Hak Anak Perempuan”.
Penelitian ini membahas kebijakan dirumuskan oleh administrasi hukum Islam di
Takengon, Aceh Tengah, telah memberikan hak kepada perempuan untuk memakai
mode pilihan mereka. Penulis ingin menanamkan kearifan hukum Islam dalam
menetapkan aturan tentang mode dan dalam memberikan hak-hak wanita muda.
19
Mhd. Nur Husein Daulay, “Efektifitas Penerapan Peraturan Daerah Busana Muslim
Muslimah dalam Mendorong Pelaksnaan Ajaran Islam: Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas
Negeri 5 di Kota Padang Sidimpuan”, At-Tafahum : Journal of Islamic Law, Vol 1, No.1, (2017),
hlm, 99.
20
Mariadi, “Pelaksanaan Syari’at Islam Pada Qanun No.11 Tahun 2002 Bidang Aqidah,
Ibadah, dan Syi’ar Islam”, Legalite : Jurnal Perundang-Undangan dan Hukum Pidana Islam, Vol
III, No.02, (2018), hlm, 113.
10
21
Eliyyil Akbar, “Kebijaksanaan Syari’at Islam dalam Berbusana Islami Sebagai
Pemenuhan Hak-Hak Anak Perempuan”, Musawa, Vol.14, No.2, (2015), hlm,157.
22
Yulcin Mahmud, Cornelius J.Paat, dan Lisbeth Lesawengen, “Jilbab Sebagai Gaya Hidup
Wanita Modern di Kalangan Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam
Ratulangi”, Vol.13, No.3, (Juli-September 2020), hlm, 1.
11
23
Setia Budiyanti, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemakaian Jilbab di Kalangan
Mahasiswi Universitas Swadaya Gunung Jati Kota Cirebon”,Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan
Islam, Vol.8, No II, (2017), hlm, 201.
24
Susanti Hasibuan, “Regulasi Penerapan Busana Islami : Studi Qanun No.11 Tahun 2002
di Aceh di Tinjau dari Perspektif Dakwah”, Tesis Universitas Islam Negeri Jakarta, (2015), hlm, 2.
12
25
Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Syariah Press, 2014),hlm, 33.
26
Ibid hlm, 53.
13
Bab V Merupakan bab penutup yang berisi mengenai kesimpulan dan saran.
14
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURICULUM VITAE
16
DAFTAR PUSTAKA
Abd al-Wahhab Khallaf, ‘Ilm Ushûl Fiqh, ( Kuwait : Dar al-Qalam, 1978), hlm,
199.
Isjoni, Orang Melayu di Zaman yang Berubah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
Muhammad bin Muhammad Ali, Hijab Pakaian penutup Aurat Istri Nabi saw.,
Jakarta: PT. Buku Kita, 2008.
Susanti Hasibuan, “Regulasi Penerapan Busana Islami : Studi Qanun No.11 Tahun
2002 di Aceh di Tinjau dari Perspektif Dakwah”, Tesis Universitas Islam
Negeri Jakarta, 2015.
Mariadi, “Pelaksanaan Syari’at Islam Pada Qanun No.11 Tahun 2002 Bidang
Aqidah, Ibadah, dan Syi’ar Islam”,Legalite : Jurnal Perundang-Undangan
dan Hukum Pidana Islam, Vol III No.02, 2018.
17
Mendri Nofita Yuza dan Elfitri Yuza, “Analisis Instruksi Walikota Padang
No.451.422/Binsos-Iii/2005 dalam Perspektif Fiqh Siyasah”, Jurnal
Analisis Hukum, Vol.1 No.1, (2020).
Mhd. Nur Husein Daulay. “Efektifitas Penerapan Peraturan Daerah Busana Muslim
Muslimah dalam Mendorong Pelaksnaan Ajaran Islam: Studi Kasus di
Sekolah Menengah Atas Negeri 5 di Kota Padang Sidimpuan”, At-Tafahum
: Journal of Islamic Law, Vol 1 No.1, 2017.
Yulcin Mahmud, Cornelius J.Paat, dan Lisbeth Lesawengen ,“Jilbab Sebagai Gaya
Hidup Wanita Modern di Kalangan Mahasiswi Fakultas Ilmu Sosial dan
Politik Universitas Sam Ratulangi”, Vol 13 No.3, Juli-September 2020.
https://metrojambi.com/read/2021/02/01/39050/walikota-keluarkan-edaranpelaku-
usaha-dilarang-melarang-karyawan-gunakan-pakaian-muslimah.
https://sumsel.tribunnews.com/2021/03/17/heboh-supermarket-diamond-larang-
pegawai-berhijab-ini-update-dari-dinsnaker-palembang