Anda di halaman 1dari 10

BAGIAN PERTAMA

Asal Usul Berdirinya Kerajaan Siak

Pada 1723 M, seorang putra Raja bernama Raja Kicik (Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah) dari pasangan
Sultan Mahmud Syah (Raja Johor) dan Encik Pong menjadi pendiri Kerajaan Siak. Tapi sebelum resmi
mendirikan kerajaannya sendiri, Raja Kicik ini sempat mengalami perang saudara dengan pihak Johor.
Serpihan catatan sejarah Kerajaan Siak Sri Indrapura menyebut bahwa Raja Kicik memisahkan diri ke
pinggiran sungai Buantan atau anak sungai Siak. Sedangkan pihak Johor memilih pergi ke wilayah
Pahang. Raja Kicik pun mulai mendirikan kerajaan sendiri dengan nama Siak yang diambil dari tumbuhan
siak-siak.

Raja Kerajaan Siak

Berikut nama-nama raja Kerajaan Siak yang diurutkan berdasarkan periode pemerintahannya.

- Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah (1723-1746)


- Sultan Muhammad Abdul Jalil Jalaluddin Syah (1746-1760)
- Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah (1760-1761)
- Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (1761-1766)
- Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazzam Syah (1765-1779)
- Sultan Ismail Abdul Jalil Jalaluddin Syah (1779-1781)
- Sultan Yahya Abdul Jalil Muzaffar Syah (1781-1791)
- Sultan As-Sayyid Al-Sharif Ali Abdul Jalil Syaifuddin (1791-1811)
- Sultan As-Sayyid Al-Sharif Ibrahim Abdul Jalil Khalliludin (1811-1827)
- Sultan As-Sayyid Al-Sharif Ismail Abdul Jalil Syaifuddin (1827-1865)
- Sultan As-Sayyid Al-Sharif Kassim Abdul Jalil Syaifuddin (1864-1889)
- Sultan As-Sayyid Al-Sharif Hasyim Abdul Jalil Syaifuddin (1889-1908)
- Sultan As-Sayyid Al-Sharif Kassim Abdul Jalil Syaifuddin II (1915-1945)

Masa Kejayaan Kerajaan Siak

Keberadaan Kerajaan Siak cukup memiliki pengaruh besar terutama di pesisir Timur Sumatera sampai
Semenanjung Malaya. Bahkan kerajaan ini pun dapat berpengaruh hingga ke Sambas, Kalimantan Barat,
dan menjadi pengendali jalur pelayaran antara Sumatera dengan Kalimantan. Terutama di masa
kepemimpinan Sultan Syarif Hasyim, bangunan istana megah Siak berdiri dan terjadi kemajuan ekonomi
sampai dirinya bisa melawat ke Eropa yaitu Jerman serta Belanda. Kedudukan raja di istana Asserayah
Hasyimiah (istana Siak) diwariskan ke putranya Sultan Kasim Abdul Jalil Syaifuddin II pada 1915.
Masa Runtuhnya Kerajaan Siak

Awal mula penyebab runtuhnya Kerajaan Siak yaitu saat kolonial Belanda melakukan ekspansi ke
wilayah Pulau Sumatera. Kemudian pihak Belanda pernah memaksa salah satu Sultan Siak untuk
menandatangani perjanjian bahwa kawasan Siak menjadi bagian pemerintahan Hindia Belanda. Meski
dalam situasi diambang kemunduran karena wilayah Siak semakin dipersempit. Kesultanan Siak mampu
bertahan sampai periode kemerdekaan Indonesia. Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus
1945, Sultan Syarif Kasim II menemui Bung Karno untuk menyerahkan Kerajaan Siak dan menyatakan
bergabung dengan Republik Indonesia.

Peninggalan Kerajaan Siak

Seluruh jejak peninggalan sejarah Kerajaan Siak Sri Indrapura masih dapat dilihat sampai sekarang, yaitu
di Istana Siak Sri Indrapura (Asseraiyah Hasyimiah atau istana Siak). Istana Siak ini pernah menjadi
tempat tinggal Sultan Hasyim yang berlokasi di Jalan Sultan Syarif Kasim, Kampung Dalam, Kp. Dalam,
Siak, Kabupaten Siak, Riau, dan terbuka untuk umum.

BAGIAN KEDUA

Mengupas Sejarah Kerajaan Siak, Kerajaan Bercorak Melayu Islam

Asal Usul Kerajaan Siak

Kisah sejarah yang telah tertuang banyak menunjukkan bahwa Kerajaan Siak merupakan kerajaan
Melayu Islam yang sempat berjaya pada abad ke-16 hingga abad ke-20. Kerajaan ini didirikan oleh Raja
Kecik dengan gelar Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah pada tahun 1723 Masehi. Raja Kecik merupakan
seorang Putra Raja Johor yang dilarikan ke Jambi agar bisa terselamatkan dari Datuk Bendahara. Kondisi
tersebut menyebabkan Kerajaan Johor yang dimiliki oleh ayah dari Raja Kecik diduduki Datuk Bendahara
Tun Habib. Meski demikian, Raja Kecik dewasa akhirnya sempat merebut takhta Kerajaan Johor pada
tahun 1717. Namun, perebutan kekuasaan oleh Tengku Sulaiman menyebabkan peperangan saudara
sehingga Raja Kecik dan Tengku Sulaiman mengundurkan diri. Kondisi tersebut bahkan membuat Raja
Kecik mundur hingga ke Buantan dan mendirikan negeri baru di pinggir Sungai Buantan (anak Sungai
Siak). Sehingga pendirian negeri baru di wilayah ini menjadikan awal mula sejarah Kerajaan Siak. Meski
demikian, wilayah kekuasaan kerajaan ini sempat berpindah-pindah hingga akhirnya kerajaan ini
berakhir.
Kisah Perjalanan Kerajaan Siak

Pendirian Kerajaan Siak mulai dari tahap pendirian, perolehan masa kejayaan hingga kemunduran
berlangsung mulai dari tahun 1723 M hingga 1949 M. Pasalnya kerajaan ini dipimpin oleh 12 raja yang
memiliki gelar sultan. Para Sultan tersebut bahkan memiliki pengaruh yang kuat untuk memindahkan
pusat pemerintahan hingga membangun kota yang makmur. Beberapa tempat yang pernah ditempati
sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Siak adalah Buantan, Mempura, Senapelan Pekanbaru hingga
akhirnya berada di Siak. Kerajaan ini selalu memperbesar kekuasaan militer untuk membertahankan diri
dan memperluas wilayah. Kerajaan Siak sempat mendapatkan kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Syarif Ali Abdul Jalil sekitar tahun 1784. Kejayaan yang dapat diraih oleh Kerajaan Siak adalah meluaskan
wilayah kekuasaan hingga ke seluruh Pulau Sumatera dan Kalimantan. Beberapa wilayah kekuasaan
yang didapatkan kerajaan ini meliputi Serdang, Delu, Asahan dan Sambas. Sejarah Kerajaan Siak bahkan
menunjukkan adanya kekuasaan dalam mengontrol jalur laut antara Pulau Kalimantan dan Pulau
Sumatera. Kerajaan ini juga pernah memiliki kerajaan yang megah pada masa pemerintahan Sultan
Assayaidis Syarif Hasyim Abdul Jalil Syaifudiin pada tahun 1889 dengan nama Istana Asseraiyah
Hasyimiah. Bangunan ini bahkan menghadirkan arsitektur yang unik dan menarik dengan
mengkombinasikan seni arsitektur budaya Melayu, Arab dan Eropa. Sayangnya, pemerintahan kerajaan
ini sempat menyusut karena pengaruh Kolonial Belanda. Namun, kerjaan ini ikut mengibarkan bendera
merah putih di Istana Siak ketika Negara Indonesia mulai diproklamasikan. Sultan Syarif Kasim Tsani
akhirnya berangkat ke Jawa untuk menemui Bung Karno dan menyatakan untuk bergabung dengan
Republik Indonesia. Tentunya, sejarah Kerajaan Siak menghadirkan masa kemunduran secara terhormat.
Sultan Syarif Kasim Tsani yang memerintah Kerajaan Siak mendapatkan gelar kehormatan pahlawan
sebagai Pahlawan Nasional Republik Indonesia. Selain itu, tekad untuk menyatukan diri dengan
Indonesia menjadikan wilayah Kewedanan Siak berubah status menjadi Kecamatan Siak.

Peninggalan Kerajaan Siak

Peninggalan yang masih terawat dan terjaga hingga saat ini adalah istana megah yang dibangun pada
tahun 1889. Tempat ini bahkan terlihat sangat megah dari luar hingga dalam. Terdapat burung elang
menyambar dengan mata tajam pada pintu gerbang istana. Menariknya, hiasan burung elang tersebut
terbuat dari perunggu dan dihiasi dengan 4 pilar istana pada bagian puncak. Burung elang yang
dihadirkan pada pintu masuk istana ini pada dasarnya merupakan simbol atau tanda kebesaran Kerajaan
Siak. Simbol tersebut dapat menunjukkan keberanian dan kegagahan Kerajaan Siak pada masanya.
Tempat ini bahkan dihadirkan dengan 5 ruangan besar yang memiliki fungsi sebagai ruang tamu untuk
lelaki dan wanita, ruang pesta, upacara adat, hingga penjamuan makan.

Jika anda mengunjungi Istana Asseraiyah Hasyimiah ini, terlihat jelas sejarah Kerajaan Siak yang
membara pada zamannya. Tempat ini bahkan banyak menyimpan benda koleksi sebagai pendukung
masa keemasan Kerajaan Siak.
Terdapat mahkota yang berlapis emas dengan taburan permata, kursi penuh ukiran dengan bahan
kuningan emas maupun bendera kuning keemasan. Selain itu, tempat ini juga menyimpan senjata dan
benda kerajaan yang pernah digunakan pada masanya. Terdapat tombak, keris, alat nobat, cermin
mustika, meriam, lampu kristal, barang keramik, patung perunggu hingga berbagai benda yang
digunakan untuk upacara. Tempat ini bahkan menyimpan payung kerajaan yang berlambang naga serta
kalimat Allah dan Muhammad. Itulah beberapa kisah yang tertuang dalam Kerajaan Siak. Pasalnya
kerajaan ini dimulai setelah terjadi perang saudara dalam rangka memperebutkan Kerajaan Johor. Meski
demikian, kekalahan kedua belah pihak membuat Raja Kecil membangun kerajaan ini yang berlokasi di
Pulau Sumatera untuk menghadirkan sistem pemerintahan yang sejahtera.

BAGIAN KE 3

Asal-usul Kesultanan Siak Sri Indrapura

Berdasarkan catatan sejarah yang ada, Kesultanan Siak Sri Indrapura yang berada di Riau adalah
kerajaan Melayu Islam yang berjaya di sekitar abad ke 16 hingga abad ke 20 Masehi. Kerajaan ini
adalah sebuah kerajaan kecil yang didirikan oleh Raja Kecik bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat
Syah pada tahun 1723. Sejarah lengkap kerajaan ini bisa ditelusuri dari Kerajaan Johor, sebab
Kesultanan Siak merupakan pecahan dari kerajaan tersebut. Awalnya, daerah Siak�sebelum
berdirinya Kesultanan Siak, berada di bawah kekuasaan Kerajaan Johor. Perebutan kekuasaan di
Kerajaan Johor mengakibatkan perang saudara antara Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah dengan
Tengku Sulaiman. Karena kedua belah pihak mengalami kerugian besar, akhirnya perang
berakhir dan kedua belah pihak mundur. Tengku Sulaiman mundur ke Pahang, sementara itu
Raja Kecil mundur ke Bintan lalu mendirikan kerajaan kecil ini di pinggir Sungai Siak. Sedikit demi
sedikit, pengaruh Kesultanan Siak Sri Indrapura meluas hingga ke Pulau Sumatera dan
Kalimantan. Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Ali Abdul Jalil Baalawi, Kesultanan Siak
mencapai puncak kekuasaan dengan memiliki hingga 12 wilayah jajahan, beberapa di antaranya
adalah Serdang, Delu, Asahan, dan Sambas. Hasilnya, Kesultanan Siak mampu mengontrol jalur
pelayaran laut antara Kalimantan dan Sumatera. Sayangnya, pada masa pemerintahan kolonial
Belanda, wilayah Kesultanan Siak menyusut dan Kesultanan Siak berada di bawah naungan
Belanda. Kondisi tersebut bertahan hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pasca
kemerdekaan Indonesia diproklamirkan, Kesultanan Siak yang saat itu diperintah oleh Sultan
Syarif Kasim II mengibarkan bendera Merah putih di istana Siak dan bergabung dengan Republik
Indonesia. Sultan Syarif Kasim II menegaskan bahwa kerajaan yang dipimpinnya bergabung
dengan Indonesia dengan cara menemui langsung Presiden Pertama RI, Soekarno, dan
memberikan Mahkota Kerajaan beserta sejumlah besar uang yang merupakan harta
kekayaannya.
Fakta-fakta Kompleks Istana Siak Sri Indrapura

Dibalik kisah sejarah Kesultanan Siak, ada daya tarik tersendiri yang muncul dari Kompleks Istana
Siak Sri Indrapura yang terletak di Kabupaten Siak, Riau. Berikut beberapa fakta mengenai
kompleks Istana Siak Sri Indrapura sebagai perwakilan dari kebesaran Kesultanan Siak.
[19.53, 16/11/2021] Bestieee!!!: Dibangun pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim
Kompleks Istana Siak Sri Indrapura dibangun pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim
pada tahun 1889. Kompleks istana ini dibangun untuk menjadi kediaman resmi Sultan. Sejak
selesai dibangun, Istana Siak setidaknya telah menjadi kediaman bagi Sultan Siak ke-11 yang
berkuasa sejak tahun 1889 hingga 1908 dan Sultan ke-12 yang memerintah sejak tahun 1908
hingga 1945.

Memiliki desain arsitektur yang unik dan indah

Keindahan desain arsitektur Istana Siak Sri Indrapura sangat unik karena memadukan unsur-
unsur arsitektur budaya Melayu, Arab, dan Eropa. Banyak barang-barang maupun pernak-pernik
istana yang didatangkan langsung dari Eropa maupun Jazirah Arab. Pada masanya tersebut,
Istana Siak benar-benar sebuah istana megah yang amat luar biasa.
Dari sisi arsitektur, melihat Istana Siak dari jauh saja sudah terlihat pilar dan lengkungan yang
biasanya terdapat pada bangunan-bangunan bercorak Eropa dan Timur Tengah.

Kompleks Istana Siak Sri Indrapura terdiri dari empat istana


Banyak yang mengira jika istana miliki Kesultanan Siak hanya satu buah saja. Padahal, ini adalah
sebuah kompleks istana yang terdiri dari empat istana yaitu Istana Siak, Istana Baroe, Istana
Padjang, dan Istana Lima. Ada taman yang indah lengkap dengan balai adat tepat di belakang
Istana Siak. Secara total, luas kompleks Istana Siak mencapai 32.000 meter persegi.

Pesona Istana Siak Sri Indrapura Saat Ini


Setelah bergabungnya Kesultanan Siak ke dalam Republik Indonesia, maka Istana Siak Sri
Indrapura menjadi salah satu aset berharga milik pemerintah. Karena kecantikan perpaduan
arsitekturnya lengkap dengan sejarah Kesultanan Siak yang diembannya, Kompleks Istana Siak
Sri Indrapura kini menjadi tempat tujuan wisata bagi para wisatawan yang berlibur di Riau. Ini
dia pesona Istana Siak yang harus Anda saksikan sendiri:
Terdiri dari dua lantai penuh koleksi menarik
Luas Istana Siak sendiri kurang lebih sekitar 1.000 meter persegi yang terdiri dari dua lantai.
Lantai dasar terdapat enam ruang sidang, sebuah ruang tamu kehormatan, serta dua buah
ruangan untuk tamu biasa (datu untuk laki-laki dan satu untuk perempuan). Sementara itu, di
lantai atas ada sembilan ruangan yang dulunya digunakan oleh Sultan, lengkap dengan sebuah
ruang tamu kerajaan.

Material indah dan unik di tiap sudut istana


Istana yang dijuluki sebagai Istana Matahari Timur ini bagian dindingnya dilapisi oleh keramik
berkualitas tinggi yang langsung didatangkan dari Perancis. Di bagian atas istana, terdapat enam
buah patung elang yang menjadi simbol keberanian anggota istana kerajaan. Menurut
filosofinya, kepakan sayap burung elang tersebut mewakili kekuasaan kerajaan yang mengayomi
wilayah-wilayah yang berada dalam naungannya.
[19.55, 16/11/2021] Bestieee!!!: Anda juga akan menemukan delapan buah meriam di halaman
istana yang dulunya digunakan sebagai alat utama sistem persenjataan untuk mempertahankan
istana dari serbuan musuh. Tidak hanya itu saja, di bagian belakang istana ini, Anda bisa
menyaksikan sebuah bangunan kecil yang berfungsi menjadi penjara sementara.

Menyimpan benda peninggalan kesultanan


Ada berbagai benda peninggalan Kesultanan Siak yang dirawat dan dipajang untuk dipamerkan
kepada para wisatawan. Mulai dari benda-benda yang dipakai sehari-hari di masa kerajaan
seperti piring, gelas, sendok hingga berbagai benda fungsional seperti payung kerajaan, tombak
kerajaan, kursi singgasana, hingga tiruan mahkota kerajaan. Bahkan ada sebuah gramofon yang
kabarnya hanya ada dua buah di dunia!

Tak ketinggalan, guci-guci besar dengan lukisan indah asal Cina juga menjadi koleksi di istana ini.
Anda bisa menemukannya di sudut-sudut ruangan sehingga mempercantik dekorasi interior
Istana Siak. Di dinding Istana, Anda bisa melihat foto-foto tokoh-tokoh Kesultanan Siak dalam
ukuran besar.

Ada unsur misteri di antara peninggalan dalam istana


Istana Siak rupanya tak hanya berisi koleksi-koleksi biasa bekas Kesultanan Siak, tetapi ada
beberapa peninggalan yang dianggap misterius oleh masyarakat. Salah satunya adalah sebuah
brankas kerajaan berukuran besar yang tidak bisa dibuka sama sekali. Hingga saat ini, tidak ada
yang tahu apa isi brankas tersebut. Berbagai usaha telah dilakukan mulai dari memanggil ahli
kunci brankas hingga melakukan pengeboran. Tapi hasilnya nihil dan brankas tetap tidak bisa
dibuka.

Lainnya, ada misteri yang menyelimuti cermin permaisuri yang ada di istana ini. Konon katanya,
jika seseorang bercermin di depannya dan berharap sesuatu dengan niat yang sungguh, maka
niat tersebut akan terkabul. Selain itu, dipercaya pula jika cermin tersebut juga mampu
membuat wajah orang yang melihatnya menjadi awet muda dan lebih cerah.

Cara Mudah Mencapai Istana Siak


Umumnya, wisatawan luar daerah yang datang ke Siak memulai perjalanan dari Pekanbaru. Jika
Anda menginap di hotel di Pekanbaru, tidaklah sulit untuk mencapai Siak lewat jalan darat. Ya,
dengan menggunakan alat transportasi darat, Anda hanya memerlukan waktu sekitar 1,5 jam
hingga 2 jam saja. Disarankan jika Anda berlibur rombongan bersama teman-teman Anda,
sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi, seperti mobil, karena lebih nyaman dan hemat
biaya.
Namun, jika Anda ingin merasakan sensasi berlayar di Sungai Siak maka Anda bisa memilih moda
transportasi air dengan menggunakan speed boat. Perjalanan dimulai dari Pelabuhan Sungai
Duku dan diakhiri di Pelabuhan Kota Siak. Lama perjalanan pun tak jauh berbeda dari
transportasi darat, yaitu sekitar 2 jam saja.

Anda bisa mengunjungi Istana Siak setiap hari Senin hingga Kamis dan Sabtu pada pukul 09.00
pagi hingga 16.00. Sementara pada hari Jumat, Anda dan keluarga bisa mengunjungi tempat ini
mulai pukul 13.45 hingga 16.00.

Akomodasi dan Fasilitas-fasilitas di Area Istana Siak


Jika Anda memilih untuk menginap di Siak untuk menikmati berbagai daya tarik wisata wilayah
ini, Anda bisa mempertimbangkan untuk menginap di sekitar Istana

Mengenal Sejarah Melayu Islam di Siak Sri Indrapura

1
Saat berlibur bersama keluarga ke Riau, Pekanbaru bukanlah satu-satunya kota yang menarik
untuk dikunjungi. Jika Anda datang ke Riau dan belum singgah di Istana Siak Sri Indrapura, maka
rasanya kunjungan Anda belum terasa lengkap.

Istana Siak Sri Indrapura adalah kediaman Sultan Abdul Jalil selama kejayaan Kesultanan Siak Sri
Indrapura yang bercorak Melayu Islam. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesultanan ini,
Anda bisa menyimak selengkapnya berikut ini.

Asal-usul Kesultanan Siak Sri Indrapura


Berdasarkan catatan sejarah yang ada, Kesultanan Siak Sri Indrapura yang berada di Riau adalah
kerajaan Melayu Islam yang berjaya di sekitar abad ke 16 hingga abad ke 20 Masehi. Kerajaan ini
adalah sebuah kerajaan kecil yang didirikan oleh Raja Kecik bergelar Sultan Abdul Jalil Rahmat
Syah pada tahun 1723. Sejarah lengkap kerajaan ini bisa ditelusuri dari Kerajaan Johor, sebab
Kesultanan Siak merupakan pecahan dari kerajaan tersebut.

Awalnya, daerah Siak�sebelum berdirinya Kesultanan Siak, berada di bawah kekuasaan


Kerajaan Johor. Perebutan kekuasaan di Kerajaan Johor mengakibatkan perang saudara antara
Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah dengan Tengku Sulaiman. Karena kedua belah pihak mengalami
kerugian besar, akhirnya perang berakhir dan kedua belah pihak mundur. Tengku Sulaiman
mundur ke Pahang, sementara itu Raja Kecil mundur ke Bintan lalu mendirikan kerajaan kecil ini
di pinggir Sungai Siak.
Sedikit demi sedikit, pengaruh Kesultanan Siak Sri Indrapura meluas hingga ke Pulau Sumatera
dan Kalimantan. Pada masa pemerintahan Sultan Syarif Ali Abdul Jalil Baalawi, Kesultanan Siak
mencapai puncak kekuasaan dengan memiliki hingga 12 wilayah jajahan, beberapa di antaranya
adalah Serdang, Delu, Asahan, dan Sambas. Hasilnya, Kesultanan Siak mampu mengontrol jalur
pelayaran laut antara Kalimantan dan Sumatera. Sayangnya, pada masa pemerintahan kolonial
Belanda, wilayah Kesultanan Siak menyusut dan Kesultanan Siak berada di bawah naungan
Belanda.

Kondisi tersebut bertahan hingga Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pasca kemerdekaan


Indonesia diproklamirkan, Kesultanan Siak yang saat itu diperintah oleh Sultan Syarif Kasim II
mengibarkan bendera Merah putih di istana Siak dan bergabung dengan Republik Indonesia.
Sultan Syarif Kasim II menegaskan bahwa kerajaan yang dipimpinnya bergabung dengan
Indonesia dengan cara menemui langsung Presiden Pertama RI, Soekarno, dan memberikan
Mahkota Kerajaan beserta sejumlah besar uang yang merupakan harta kekayaannya.

Fakta-fakta Kompleks Istana Siak Sri Indrapura


Dibalik kisah sejarah Kesultanan Siak, ada daya tarik tersendiri yang muncul dari Kompleks Istana
Siak Sri Indrapura yang terletak di Kabupaten Siak, Riau. Berikut beberapa fakta mengenai
kompleks Istana Siak Sri Indrapura sebagai perwakilan dari kebesaran Kesultanan Siak.

Dibangun pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim


Kompleks Istana Siak Sri Indrapura dibangun pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim
pada tahun 1889. Kompleks istana ini dibangun untuk menjadi kediaman resmi Sultan. Sejak
selesai dibangun, Istana Siak setidaknya telah menjadi kediaman bagi Sultan Siak ke-11 yang
berkuasa sejak tahun 1889 hingga 1908 dan Sultan ke-12 yang memerintah sejak tahun 1908
hingga 1945.

Memiliki desain arsitektur yang unik dan indah


Keindahan desain arsitektur Istana Siak Sri Indrapura sangat unik karena memadukan unsur-
unsur arsitektur budaya Melayu, Arab, dan Eropa. Banyak barang-barang maupun pernak-pernik
istana yang didatangkan langsung dari Eropa maupun Jazirah Arab. Pada masanya tersebut,
Istana Siak benar-benar sebuah istana megah yang amat luar biasa.
Dari sisi arsitektur, melihat Istana Siak dari jauh saja sudah terlihat pilar dan lengkungan yang
biasanya terdapat pada bangunan-bangunan bercorak Eropa dan Timur Tengah.

Kompleks Istana Siak Sri Indrapura terdiri dari empat istana


Banyak yang mengira jika istana miliki Kesultanan Siak hanya satu buah saja. Padahal, ini adalah
sebuah kompleks istana yang terdiri dari empat istana yaitu Istana Siak, Istana Baroe, Istana
Padjang, dan Istana Lima. Ada taman yang indah lengkap dengan balai adat tepat di belakang
Istana Siak. Secara total, luas kompleks Istana Siak mencapai 32.000 meter persegi.

Pesona Istana Siak Sri Indrapura Saat Ini


Setelah bergabungnya Kesultanan Siak ke dalam Republik Indonesia, maka Istana Siak Sri
Indrapura menjadi salah satu aset berharga milik pemerintah. Karena kecantikan perpaduan
arsitekturnya lengkap dengan sejarah Kesultanan Siak yang diembannya, Kompleks Istana Siak
Sri Indrapura kini menjadi tempat tujuan wisata bagi para wisatawan yang berlibur di Riau. Ini
dia pesona Istana Siak yang harus Anda saksikan sendiri:
Terdiri dari dua lantai penuh koleksi menarik
Luas Istana Siak sendiri kurang lebih sekitar 1.000 meter persegi yang terdiri dari dua lantai.
Lantai dasar terdapat enam ruang sidang, sebuah ruang tamu kehormatan, serta dua buah
ruangan untuk tamu biasa (datu untuk laki-laki dan satu untuk perempuan). Sementara itu, di
lantai atas ada sembilan ruangan yang dulunya digunakan oleh Sultan, lengkap dengan sebuah
ruang tamu kerajaan.

Material indah dan unik di tiap sudut istana


Istana yang dijuluki sebagai Istana Matahari Timur ini bagian dindingnya dilapisi oleh keramik
berkualitas tinggi yang langsung didatangkan dari Perancis. Di bagian atas istana, terdapat enam
buah patung elang yang menjadi simbol keberanian anggota istana kerajaan. Menurut
filosofinya, kepakan sayap burung elang tersebut mewakili kekuasaan kerajaan yang mengayomi
wilayah-wilayah yang berada dalam naungannya.

Anda juga akan menemukan delapan buah meriam di halaman istana yang dulunya digunakan
sebagai alat utama sistem persenjataan untuk mempertahankan istana dari serbuan musuh.
Tidak hanya itu saja, di bagian belakang istana ini, Anda bisa menyaksikan sebuah bangunan
kecil yang berfungsi menjadi penjara sementara.

Menyimpan benda peninggalan kesultanan

Ada berbagai benda peninggalan Kesultanan Siak yang dirawat dan dipajang untuk dipamerkan
kepada para wisatawan. Mulai dari benda-benda yang dipakai sehari-hari di masa kerajaan
seperti piring, gelas, sendok hingga berbagai benda fungsional seperti payung kerajaan, tombak
kerajaan, kursi singgasana, hingga tiruan mahkota kerajaan. Bahkan ada sebuah gramofon yang
kabarnya hanya ada dua buah di dunia!

Tak ketinggalan, guci-guci besar dengan lukisan indah asal Cina juga menjadi koleksi di istana ini.
Anda bisa menemukannya di sudut-sudut ruangan sehingga mempercantik dekorasi interior
Istana Siak. Di dinding Istana, Anda bisa melihat foto-foto tokoh-tokoh Kesultanan Siak dalam
ukuran besar.

Ada unsur misteri di antara peninggalan dalam istana

Istana Siak rupanya tak hanya berisi koleksi-koleksi biasa bekas Kesultanan Siak, tetapi ada
beberapa peninggalan yang dianggap misterius oleh masyarakat. Salah satunya adalah sebuah
brankas kerajaan berukuran besar yang tidak bisa dibuka sama sekali. Hingga saat ini, tidak ada
yang tahu apa isi brankas tersebut. Berbagai usaha telah dilakukan mulai dari memanggil ahli
kunci brankas hingga melakukan pengeboran. Tapi hasilnya nihil dan brankas tetap tidak bisa
dibuka.

Lainnya, ada misteri yang menyelimuti cermin permaisuri yang ada di istana ini. Konon katanya,
jika seseorang bercermin di depannya dan berharap sesuatu dengan niat yang sungguh, maka
niat tersebut akan terkabul. Selain itu, dipercaya pula jika cermin tersebut juga mampu
membuat wajah orang yang melihatnya menjadi awet muda dan lebih cerah.

Cara Mudah Mencapai Istana Siak

Umumnya, wisatawan luar daerah yang datang ke Siak memulai perjalanan dari Pekanbaru. Jika
Anda menginap di hotel di Pekanbaru, tidaklah sulit untuk mencapai Siak lewat jalan darat. Ya,
dengan menggunakan alat transportasi darat, Anda hanya memerlukan waktu sekitar 1,5 jam
hingga 2 jam saja. Disarankan jika Anda berlibur rombongan bersama teman-teman Anda,
sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi, seperti mobil, karena lebih nyaman dan hemat
biaya.

Namun, jika Anda ingin merasakan sensasi berlayar di Sungai Siak maka Anda bisa memilih moda
transportasi air dengan menggunakan speed boat. Perjalanan dimulai dari Pelabuhan Sungai
Duku dan diakhiri di Pelabuhan Kota Siak. Lama perjalanan pun tak jauh berbeda dari
transportasi darat, yaitu sekitar 2 jam saja.

Anda bisa mengunjungi Istana Siak setiap hari Senin hingga Kamis dan Sabtu pada pukul 09.00
pagi hingga 16.00. Sementara pada hari Jumat, Anda dan keluarga bisa mengunjungi tempat ini
mulai pukul 13.45 hingga 16.00.

Akomodasi dan Fasilitas-fasilitas di Area Istana Siak

Jika Anda memilih untuk menginap di Siak untuk menikmati berbagai daya tarik wisata wilayah
ini, Anda bisa mempertimbangkan untuk menginap di sekitar Istana Siak alih-alih kembali ke
hotel di Pekanbaru. Sebagai wilayah yang dikembangkan sebagai daerah tujuan wisata oleh
pemerintah setempat, ada banyak hotel dan penginapan yang tersedia di Siak. Mulai dari hotel
atau penginapan murah hingga hotel yang ramah untuk keluarga tersedia di Siak.

Soal perut pun Anda tak perlu khawatir. Ada begitu banyak tempat makan di Siak yang mampu
memanjakan lidah Anda dengan berbagai menu yang membuat Anda ketagihan. Kebanyakan
hidangan yang disediakan di berbagai tempat makan tersebut merupakan hidangan khas Melayu
yang kelezatannya tak perlu diragukan lagi dan cocok dengan lidah kebanyakan orang Indonesia
seperti Udang Galah Goreng, Asam Pedas Ikan Tapah, Asam Pedas Baung, hingga Gulai Siput.

Anda mungkin juga menyukai