SGD 2 Purnama Ibu Novi (AutoRecovered)
SGD 2 Purnama Ibu Novi (AutoRecovered)
KARDIOVASKULAR
DOSEN PEMBIMBING : NOVIA SUSANTI, S.KEP., NS.,M.,TR..,KEP
DISUSUN OLEH :
ALIFIYA ALMAS 1114200656
FITRIATUSSA’ADAH 1114200663
HALISAH 1114200664
LINDA JUNNIARSIH 1114200667
MELLA NURISFA ALBARU 1114200669
MUSTAPA 1114200672
M. ALI ZAINAL ABIDIN 1114200668
MUHAMMAD DAVID 1114200670
NURLIANA 1114200675
PURNAMA SARI 1114200676
RAHMAT SA’BAN 1114200677
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Penulisan Kasus............................................................................................................1
1.2 Daftar Kata Sulit...........................................................................................................1
1.3 Daftar Pertanyaan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Penulisan Kasus
SGD 2
Demam Rematik & Jantung Rematik
Seorang anak perempuan, usia 3 tahun datang ke IGD karena nyeri hebat pada lutut kanan
yang timbul secara tiba-tiba dan bengkak pada pergelangan tangan kanan. 12 hari
sebelumnya pasien mengalami nyeri tenggorokan, batuk ringan, tanpa demam. Tidak ada
Riwayat trauma dan dari gambaran radiologis tidak dijumpai tanda-tanda fraktur.
Pemeriksaan THT didapatkan tonsil membengkak dan merah, limfadenopati servikal
posterior. Pemeriksaan jantung didapatkan murmur sistolik dengan ejeksi pada bagian
basal grade 2/6. Ekstremitas didapatkan peradangan pergelangan dan lutut kanan teraba
hangat, merah, membengkak, dengan nyeri tekan. Tidak ada ruam ataupunnodul
subkutan. Pemeriksaan antistreptolysin O test = 800 Tood units, serologi virus (-), ANA
(-) pemeriksaan ekokardiografi menunjukan efusi perikardial minimal di posterior dengan
penebalan katup mitra dan pemendekan kordae tendinea. EKG dalam batas normal.
3. Limfadenopati
Alifiya Almas :
Kelenjar yang membesar karna infeksi
Mella Nurisfa Albaru :
Pembesaran getah bening
Linda Junniarsih :
Kelenjar getah bening
Fitriatusa’adah :
Pembesaran getah
Halisah :
Pembengkakan kelenjar
Purnama Sari :
Kelenjar system imun yang membesar karna infeksi bakteri atau virus
Muhammad David :
Pembesaran dan pembengkakan kelnjar getah
Rahmat Sa’ban :
Pembesaran getah karna infeksi
Mustapa :
Kelenjar
M. Ali Zainal Abidin :
Kelenjar yang membengkak
Nurliana :
Pembengkakan kelenjar getah bening
4. Tonsil
Alifiya Almas :
Amandel
Mella Nurisfa Albaru :
Amandel
Linda Junniarsih :
Amandel
Fitriatusa’adah :
Amandel
Halisah :
Pembengkakan pada tenggorokan
Purnama Sari :
Amandel
Muhammad David :
Amandel
Rahmat Sa’ban :
Amandel
Mustapa :
Amandel
M. Ali Zainal Abidin
2 kelenjar kecil pada teenggorokan
Nurliana :
2 kelenjar yang ada ditenggorokan
5. Ejeksi
Alifiya Almas :
Pengukur darah yang di pompa
Mella Nurisfa Albaru :
Seberapa banyak di pompa
Linda Junniarsih :
Vertikal kiri
Fitriatusa’adah :
Darah yang dipompa
Halisah :
Banyak darah yang dipompa
Purnama Sari :
Pengukuran seberapa banyak darah yang dipompa
Muhammad David :
Pengukuran darah yang dipompa
Rahmat Sa’ban :
Pengukuran darah yang dipompa
Mustapa :
Pengukur darah
M. Ali Zainal Abidin:
Darah yang di pompa
Nurliana :
Pemompa darah
6. Servikal Posterior
Alifiya Almas :
Ruas tulang leher
Mella Nurisfa Albaru :
Tulang leher
Linda Junniarsih :
Tulang leher
Fitriatusa’adah :
Bagian belakang leher
Halisah :
Leher yang sakit
Purnama Sari :
Tulang leher
Muhammad David :
Penyakit pada bagian leher
Rahmat Sa’ban :
Tulang leher
Mustapa :
Kerusakan pada leher
M. Ali Zainal Abidin:
Sakit pada bagian belakang
Nurliana :
7 tulang belakang dari pertama
7. Serologi
Alifiya Almas :
Pemeriksaan dalam darah untuk mencari antibodi
Mella Nurisfa Albaru :
Pemeriksaan darah
Linda Junniarsih :
Kekebalan virus
Fitriatusa’adah :
Pemeriksaan darah
Halisah :
Kuman-kuman yang berada dalam tubuh
Purnama Sari :
Serum dan Cairan tubuh
Muhammad David :
Pemeriksaan virus dalam tubuh
Rahmat Sa’ban :
Untuk mendeteksi antibodi
Mustapa :
Pemeriksaan darah
M. Ali Zainal Abidin :
Pemeriksaan bakteri dalam darah
Nurliana :
Reaksi antigen
8. Ekokardiografi
Alifiya Almas :
Pemeriksaan jantung
Mella Nurisfa Albaru :
Bagian pemeriksaan dalam jantung
Linda Junniarsih :
Pemeriksaan jantung
Fitriatusa’adah :
Pemeriksaan jantung
Halisah :
USG jantung
Purnama Sari :
Teknik pernapasan jantung
Muhammad David :
Untuk memeriksa irama jantung
Rahmat Sa’ban :
Pemeriksaan jantung
Mustapa :
Dokter spesialis
M. Ali Zainal Abidin :
Teknik pernapasan jantung
Nurliana :
Pemeriksaan jantung
9. Antistreptolysin O
Alifiya Almas :
Antibody
Mella Nurisfa Albaru :
System kekebalan imun
Linda Junniarsih :
Kekebalan tubuh
Fitriatusa’adah :
Antibody atau system kekebalan tubuh
Halisah :
Antibody terhadap antigen
Purnama Sari :
Antybodi yang dapat mengahasilkan produk ekstraseluler yang mampu
merangsang antigen
Muhammad David :
System imun
Rahmat Sa’ban :
System kekebalan tubuh
Mustapa :
Kekebalan tubuh
M. Ali Zainal Abidin :
Kekebalan tubuh
Nurliana :
Antibody
10. Efusi Perikardial
Alifiya Almas :
Selaput pembungkus jantung
Mella Nurisfa Albaru :
Pembungkus jantung
Linda Junniarsih :
Penumpukkan cairan dalam jantung
Fitriatusa’adah :
Kantung pembungkus jantung mengalami penumpukkn cairan
Halisah :
Jumlah cairan yang tidak normal dalam jantung
Purnama Sari :
Selaput pembungkus jantung
Muhammad David :
Cairan yang berlebihan sehinggn menjadi penumpukkan
Rahmat Sa’ban :
Cairan yang berlebihaan dalam jantung
Mustapa :
Cairan yang berlebihan
M. Ali Zainal Abidin :
Cairan yang menumpuk dalam jantung
Nurliana
Selaput pembungkus jantung
11. Kordae Tendinea
Alifiya Almas :
Penghubung jantung
Mella Nurisfa Albaru :
Katub jantung arah belakang
Linda Junniarsih :
Katub arah belakang
Fitriatusa’adah :
Bagian dari jantung
Halisah :
Jaringan ikat
Purnama Sari :
Penghubung 2 katub atrioventkular
Muhammad David :
Menghubungkan 2 katub
Rahmat Sa’ban :
Bagian jantung
Mustapa :
Bagian jantung
M. Ali Zainal Abidin :
Otot yang terhubung
Nurliana :
Penghubung otot kapiler
2. Fraktur
Fraktur adalah kondisi dimana penderita mengalami diskontinuitas atau
terganggunya keseimbangan jaringan tulang atau tulang rawan karena adanya
suatu trauma. Fraktur dapat terjadi apabila daya traumanya lebih besar dari
daya lentur yang dapat diterima tulang. Fraktur dapat terjadi karena peristiwa
trauma tunggal, tekanan berulang-ulang, atau kelemahan abnormal pada
fraktur patologis (Hardisman, 2014).
3. Limfadenopati
Limfadenopati merupakan pembesaran Kelenjar Getah Bening (KGB) dengan
ukuran lebih dari 1 cm. Berdasarkan lokasinya limfadenopati terbagi menjadi
limfadenopati generalisata dan limfadenopati lokalisata (Oehadian, 2013).
4. Tonsil
Tonsil merupakan kumpulan besar jaringan limfoid di belakang faring yang
memiliki keakifan munologik ( Ganong, dalam Andra Wijaya dan Yessie
Mariza, 2013:117 ).
5. Ejeksi
Fraksi Ejeksi adalah sebuah pengukuran darah yang dipompa keluar dari
ventrikel terisi. Tingkat normalnya adalah 50% atau lebih. (Moulin et al. 2015)
6. Servikal Posterior
Spondilosis servikal adalah kerusakan ruas tulang leher dan bantalannya
sehingga menekan saraf tulang belakang dan menyebabkan rasa nyeri di leher,
bahu, dan kepala. Spondilosis servikal juga dikenal sebagai penyakit
osteoartritis servikal atau artritis leher. Bakhsheshian, J., Mehta, V. A., & Liu,
J. C. (2017).
7. Serologi
Tes serologi adalah pemeriksaan darah untuk mendeteksi ada tidaknya
antibodi tertentu di dalam darah seseorang. Tes serologi bisa digunakan untuk
mendeteksi berbagai penyakit di tubuh, mulai dari infeksi jamur, infeksi
menular seksual, hingga infeksi virus (Diakses pada 1 April 2020).
8. Ekokardiografi
Elektrokardiografi adalah suatu alat yang sederhana, relatif murah, praktis dan
dapat dibawa kemana-mana, tetapi harus diingat bahwa walaupun alat ini
sangat berguna, banyak pula keterbatasannya. Dalam usaha
menginterpretasikan gambaran EKG normal belum tentu menunjukkan
jantung normal, sebaliknya gambaran EKG abnormal belum tentu
menunjukkan jantung yang tidak normal (Munawar dkk, dalam mutia ilyas
2017).
9. Antistreptolysin O
ASTO adalah singkatan dari Anti Streptolisin O, yang merupakan Antibodi
terhadap antigen Streptolisin O yang dihasilkan oleh bakteri Streptokokus β-
hemolitikus grup A.
Kuman ini sering didapatkan pada tosilitis kronis. Pemeriksaan Antibodi
Streptokokus mendeteksi adanya Antibodi terhadap berbagai antigen yang
dihasilkan oleh Streptokokus grup A. Dengan demikian kadar ASTO (Anti
Streptolisin O) tubuh bereaksi terhadap infeksi Streptokokus β hemoliticus grup
A yang merupakan salah satu penyebab infeksi saluran pernapasan. Bila
tonsillitis kronis tersebut benar-benar disebabkan oleh Streptokokus β
hemoliticus grup A, maka akan didapatkan anti Streptolisin O dalam serum
penderita 80-85%. Hal ini menunjukan hasil pemeriksaan ASTO (Anti
Streptolisin O) positif (Mindarti dkk, 2010).
C. Jawaban Tujuan
1. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa dan intervensi selanjutnya
Diagnosa
Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
Intervensi
1. Kaji secara komperhensif tentang nyeri, meliputi lokasi, karasteristik dan awitan,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor presipitasi
2. Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan
pencegahan
3. Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (misalnya, relaksasi, imajinasi
terbimbing, terapi musik, distraksi,imajinasi terbimbing, terapi musik, distraksi, terapi
panas-dingin, masase)
4. Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
5. Kalaborasi pemberian analgeti
2. Mahasiswa mampu membedakan damam rematik dan jantung rematik
6. Gejala demam rematik biasanya terjadi dalam waktu 2-4 minggu setelah menderita
radang tenggorokan. Penyakit Jantung Rematik setelah Demam Rematik Pada kondisi
penyakit jantung rematik, terjadi kerusakan permanen pada jantung akibat peradangan
demam rematik. Bagian jantung yang terpengaruh meliputi katup jantung maupun otot
jantung (WebMD (2017). Understanding Rheumatic Fever -- the Basics)
3. Mahasiswa mampu mngetahui komplikasi pada penyakit jantung
Komplikasi dari penyakit jantung rematik termasuk pembesaran jantung, infeksi pada
lapisan jantung (endokarditis), serta robekan atau rusaknya katup jantung. Dalam
kasus yang lebih parah, dapat terjadi kelainan irama jantung (aritmia), gagal jantung,
pembengkakan paru, dan penyumbatan pembuluh darah di paru-paru (emboli paru)
yang berbahaya.
Meski awalnya infeksi tenggorokan disebabkan oleh bakteri, tapi penyakit demam
rematik dapat berkembang bukan karena bakteri, namun karena respons kekebalan
tubuh. Saat tubuh mengalami infeksi bakteri Streptococcus tipe A, sistem imun tubuh
melindungi diri secara otomatis dengan cara menyerang bakteri kembali. Tetapi
terkadang, sistem imun ini justru juga menyerang jaringan tubuh, seperti jantung dan
sendi (NHS Choices UK (2018). Health A – Z. Rheumatic Fever. Chin, T. Medscape
(2017). Drugs & Diseases. Pediatric Rheumatic Heart Disease.)
4. Mahasiswa mampu Mengetahui etiologi pada kasus tersebut
Etiologi terpenting dari penyakit jantung reumatik adalah demam reumatik. Demam
reumatik merupakan penyakit vaskular kolagen multisistem yang terjadi setelah
infeksi Streptococcus grup A pada individu yang mempunyai faktorpredisposisi.
Keterlibatan kardiovaskuler pada penyakit ini ditandai oleh inflamasi endokardium
dan miokardium melalui suatu proses ’autoimunne’ yang menyebabkan kerusakan
jaringan. Inflamasi yang berat dapat melibatkan perikardium. Valvulitis merupakan
tanda utama reumatik karditis yang paling banyak mengenai katup mitral (76%),
katup aorta (13%) dan katup mitral dan katup aorta (97%). Insidens tertinggi
ditemukan pada anak berumur 5-15 (Armstrong, C. AHA Guidelines on Prevention of
Rheumatic Fever and Diagnosis and Treatment of Acute Streptococcal Pharyngitis.
Am Fam Physician. 2010 1;81(3):346-359).
5. Mahasiswa mampu Mengetahui apakah keterkaitan antar penyakit jantung dan
amandel
Radang tenggorokan merupakan penyakit yang umum terjadi. Akan tetapi, infeksi
tenggorokan akibat bakteri Streptococcus tipe A yang tidak ditangani di kemudian
hari dapat menyebabkan demam rematik, yang kemudian dapat menimbulkan
penyakit jantung rematik yang mematikan (Bright, P., Mayosi, B., & Martin, W.
NCBI. An immunological perspective on rheumatic heart disease pathogenesis: more
questions than answers. Heart. 2016. 102(19), pp. 1527-32)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demam rematik adalah penyakit peradangan, yang merupakan komplikasi dari
radang tenggorokan akibat infeksi bakteri Streptococcus. Meskipun dapat dialami
oleh siapa saja, demam rematik cenderung menyerang anak usia 5 sampai 15
tahun
Etiologi terpenting dari penyakit jantung reumatik adalah demam reumatik. Demam
reumatik merupakan penyakit vaskular kolagen multisistem yang terjadi setelah infeksi
Streptococcus grup A pada individu yang mempunyai faktorpredisposisi. Keterlibatan
kardiovaskuler pada penyakit ini ditandai oleh inflamasi endokardium dan miokardium
melalui suatu proses ’autoimunne’ yang menyebabkan kerusakan jaringan. Inflamasi
yang berat dapat melibatkan perikardium. Valvulitis merupakan tanda utama reumatik
karditis yang paling banyak mengenai katup mitral (76%), katup aorta (13%) dan katup
mitral dan katup aorta (97%). Insidens tertinggi ditemukan pada anak berumur 5-15
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat pembahasan, maka dapat disarankan agar
mahasiswa dapat memahami dengan baik tentang Demam Rematik dan Jantung Rematik
sehingga dapat membantu dalam kegiatan promosi kesehatan tentang penyakit yang
terdapat dalam kasus. Disarankan untuk memahami tentang pengertian, penyebab, gejala,
cara penanganan dan pencegahan Demam Rematik dan Jantung Reamatik sehingga
angka kejadian dapat menurun
DAFTAR PUSTAKA
Hardisman, d. (2014). Gawat darurat medis praktis. Yogyakarta: Gosyen publishing
Ganong, dalam Andra Wijaya dan Yessie Mariza, 2013:117
Oehadian, A. (2013). Pendekatan Diagnosis Limfadenopati .
Bright, P., Mayosi, B., & Martin, W. NCBI. An immunological perspective on rheumatic
heart disease pathogenesis: more questions than answers. Heart. 2016. 102(19), pp. 1527-32
Armstrong, C. AHA Guidelines on Prevention of Rheumatic Fever and Diagnosis and
Treatment of Acute Streptococcal Pharyngitis. Am Fam Physician. 2010 1;81(3):346-359