Anda di halaman 1dari 17

SGD 2

KARDIOVASKULAR
DOSEN PEMBIMBING : NOVIA SUSANTI, S.KEP., NS.,M.,TR..,KEP

DISUSUN OLEH :
ALIFIYA ALMAS 1114200656
FITRIATUSSA’ADAH 1114200663
HALISAH 1114200664
LINDA JUNNIARSIH 1114200667
MELLA NURISFA ALBARU 1114200669
MUSTAPA 1114200672
M. ALI ZAINAL ABIDIN 1114200668
MUHAMMAD DAVID 1114200670
NURLIANA 1114200675
PURNAMA SARI 1114200676
RAHMAT SA’BAN 1114200677

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES DARUL AZHAR BATULICIN
TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkt serta anugerah-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan Laporan SGD ini dengan baik. Semoga laporan SGD ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca mengenai
Nursing Advocat, Pengambilan Keputusan.. Harapan kami semoga Laporan SGD ini
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca, walaupun kami akui masih banyak
kekurangan dalam penyajian Laporan SGD ini karena ilmu yang kami miliki masih sangat
kurang.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusun makalah ini, dari awal sampai akhir hingga menjadi sebuah makalah. Kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk pembuatan Laporan SGD
berikutnya, terimaksih.

Batulicin, November 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Penulisan Kasus............................................................................................................1
1.2 Daftar Kata Sulit...........................................................................................................1
1.3 Daftar Pertanyaan.........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Jawaban Kata Sulit menurut kelompok........................................................................3


2.2 Jawaban Pertanyaan menurut kelompok......................................................................4
2.3 Jawaban Kata Sulit menurut Literatur..........................................................................5
2.4 Jawaban Pertanyaan menurut Literatur........................................................................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................
3.2 Saran.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Penulisan Kasus
SGD 2
Demam Rematik & Jantung Rematik

Seorang anak perempuan, usia 3 tahun datang ke IGD karena nyeri hebat pada lutut kanan
yang timbul secara tiba-tiba dan bengkak pada pergelangan tangan kanan. 12 hari
sebelumnya pasien mengalami nyeri tenggorokan, batuk ringan, tanpa demam. Tidak ada
Riwayat trauma dan dari gambaran radiologis tidak dijumpai tanda-tanda fraktur.
Pemeriksaan THT didapatkan tonsil membengkak dan merah, limfadenopati servikal
posterior. Pemeriksaan jantung didapatkan murmur sistolik dengan ejeksi pada bagian
basal grade 2/6. Ekstremitas didapatkan peradangan pergelangan dan lutut kanan teraba
hangat, merah, membengkak, dengan nyeri tekan. Tidak ada ruam ataupunnodul
subkutan. Pemeriksaan antistreptolysin O test = 800 Tood units, serologi virus (-), ANA
(-) pemeriksaan ekokardiografi menunjukan efusi perikardial minimal di posterior dengan
penebalan katup mitra dan pemendekan kordae tendinea. EKG dalam batas normal.

1.2 Daftar Kata Sulit (Mengklarifikasikan Istilah atau Konsep Langkah 1 )


1. Radiologis
2. Fraktur
3. Limfadenopati
4. Tonsil
5. Servikal Posterior
6. Serologi
7. Ekokardiografi
8. Antistreptolysin O
9. Efusi Perikardial
10. Kordae Tendinea
1.3 Daftar Pertanyaan (Menetapkan Permasalahan Langkah 2)
1. Apa diagnosa kasus diatas?
2. Apa intervensi pada kasus diatas?
3. Apa penyebab terjadinya pembengkan pada jantung?
4. Apa penyebab terjadinya penebalan pada jantung?
5. Tindakan pertama apa yang dilakukan pada px anak kasus tersebut?
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Jawaban Kata Sulit (Menganalisis Masalah Langkah 3)
1. Radiologis
 Alifiya Almas :
 Pemeriksa bagian dalam tubuh manusia
 Mella Nurisfa Albaru :
 Alat yang memeriksa yang melihat bagian tubuh
 Linda Junniarsih :
 Alat yang menggunakan radiasi untuk diagnosis dan pengobatan penyakit
 Fitriatusa’adah :
 Cabang ilmu kedokteran umtuk mengetahui bagian dalam tubuh manusia
dengan alat.
 Halisah :
 Pemeriksaan Laboratorium.
 Purnama Sari :
 Pemeriksaan radiologi untuk mendeteksi
 Muhammad David :
 Pemeriksaan bagian dalam tubuh untuk mengetahui kondisinya
 Rahmat Sa’ban :
 Pemeriksaan bagian dalam tubuh
 Mustapa :
 Dokter spesialis
 M. Ali Zainal Abidin :
 Pemeriksaan yang dapat mengetahui organ dalam tubuh
 Nurliana :
 Sebuah proses untuk mengeahui bgin tubuh manusia
2. Fraktur
 Alifiya Almas :
 Kondisi pada tulang patah
 Mella Nurisfa Albaru :
 Patah tulang
 Linda Junniarsih :
 Patah tulang
 Fitriatusa’adah :
 Patah tulang
 Halisah :
 Tulang keropos
 Purnama Sari :
 Patah tulang
 Muhammad David :
 Seseorang yang mengalami patah tulang Ketika kecelakaan
 Rahmat Sa’ban :
 Patah tulang
 Mustapa :
 Tulang rapuh
 M. Ali Zainal Abidin :
 Tulang yang patah
 Nurliana :
 Patah tulang

3. Limfadenopati
 Alifiya Almas :
 Kelenjar yang membesar karna infeksi
 Mella Nurisfa Albaru :
 Pembesaran getah bening
 Linda Junniarsih :
 Kelenjar getah bening
 Fitriatusa’adah :
 Pembesaran getah
 Halisah :
 Pembengkakan kelenjar
 Purnama Sari :
 Kelenjar system imun yang membesar karna infeksi bakteri atau virus
 Muhammad David :
 Pembesaran dan pembengkakan kelnjar getah
 Rahmat Sa’ban :
 Pembesaran getah karna infeksi
 Mustapa :
 Kelenjar
 M. Ali Zainal Abidin :
 Kelenjar yang membengkak
 Nurliana :
 Pembengkakan kelenjar getah bening
4. Tonsil
 Alifiya Almas :
 Amandel
 Mella Nurisfa Albaru :
 Amandel
 Linda Junniarsih :
 Amandel
 Fitriatusa’adah :
 Amandel
 Halisah :
 Pembengkakan pada tenggorokan
 Purnama Sari :
 Amandel
 Muhammad David :
 Amandel
 Rahmat Sa’ban :
 Amandel
 Mustapa :
 Amandel
 M. Ali Zainal Abidin
 2 kelenjar kecil pada teenggorokan
 Nurliana :
 2 kelenjar yang ada ditenggorokan

5. Ejeksi
 Alifiya Almas :
 Pengukur darah yang di pompa
 Mella Nurisfa Albaru :
 Seberapa banyak di pompa
 Linda Junniarsih :
 Vertikal kiri
 Fitriatusa’adah :
 Darah yang dipompa
 Halisah :
 Banyak darah yang dipompa
 Purnama Sari :
 Pengukuran seberapa banyak darah yang dipompa
 Muhammad David :
 Pengukuran darah yang dipompa
 Rahmat Sa’ban :
 Pengukuran darah yang dipompa
 Mustapa :
 Pengukur darah
 M. Ali Zainal Abidin:
 Darah yang di pompa
 Nurliana :
 Pemompa darah

6. Servikal Posterior
 Alifiya Almas :
 Ruas tulang leher
 Mella Nurisfa Albaru :
 Tulang leher
 Linda Junniarsih :
 Tulang leher
 Fitriatusa’adah :
 Bagian belakang leher
 Halisah :
 Leher yang sakit
 Purnama Sari :
 Tulang leher
 Muhammad David :
 Penyakit pada bagian leher
 Rahmat Sa’ban :
 Tulang leher
 Mustapa :
 Kerusakan pada leher
 M. Ali Zainal Abidin:
 Sakit pada bagian belakang
 Nurliana :
 7 tulang belakang dari pertama

7. Serologi
 Alifiya Almas :
 Pemeriksaan dalam darah untuk mencari antibodi
 Mella Nurisfa Albaru :
 Pemeriksaan darah
 Linda Junniarsih :
 Kekebalan virus
 Fitriatusa’adah :
 Pemeriksaan darah
 Halisah :
 Kuman-kuman yang berada dalam tubuh
 Purnama Sari :
 Serum dan Cairan tubuh
 Muhammad David :
 Pemeriksaan virus dalam tubuh
 Rahmat Sa’ban :
 Untuk mendeteksi antibodi
 Mustapa :
 Pemeriksaan darah
 M. Ali Zainal Abidin :
 Pemeriksaan bakteri dalam darah
 Nurliana :
 Reaksi antigen

8. Ekokardiografi
 Alifiya Almas :
 Pemeriksaan jantung
 Mella Nurisfa Albaru :
 Bagian pemeriksaan dalam jantung
 Linda Junniarsih :
 Pemeriksaan jantung
 Fitriatusa’adah :
 Pemeriksaan jantung
 Halisah :
 USG jantung
 Purnama Sari :
 Teknik pernapasan jantung
 Muhammad David :
 Untuk memeriksa irama jantung
 Rahmat Sa’ban :
 Pemeriksaan jantung
 Mustapa :
 Dokter spesialis
 M. Ali Zainal Abidin :
 Teknik pernapasan jantung
 Nurliana :
 Pemeriksaan jantung

9. Antistreptolysin O
 Alifiya Almas :
 Antibody
 Mella Nurisfa Albaru :
 System kekebalan imun
 Linda Junniarsih :
 Kekebalan tubuh
 Fitriatusa’adah :
 Antibody atau system kekebalan tubuh
 Halisah :
 Antibody terhadap antigen
 Purnama Sari :
 Antybodi yang dapat mengahasilkan produk ekstraseluler yang mampu
merangsang antigen
 Muhammad David :
 System imun
 Rahmat Sa’ban :
 System kekebalan tubuh
 Mustapa :
 Kekebalan tubuh
 M. Ali Zainal Abidin :
 Kekebalan tubuh
 Nurliana :
 Antibody
10. Efusi Perikardial
 Alifiya Almas :
 Selaput pembungkus jantung
 Mella Nurisfa Albaru :
 Pembungkus jantung
 Linda Junniarsih :
 Penumpukkan cairan dalam jantung
 Fitriatusa’adah :
 Kantung pembungkus jantung mengalami penumpukkn cairan
 Halisah :
 Jumlah cairan yang tidak normal dalam jantung
 Purnama Sari :
 Selaput pembungkus jantung
 Muhammad David :
 Cairan yang berlebihan sehinggn menjadi penumpukkan
 Rahmat Sa’ban :
 Cairan yang berlebihaan dalam jantung
 Mustapa :
 Cairan yang berlebihan
 M. Ali Zainal Abidin :
 Cairan yang menumpuk dalam jantung
 Nurliana
 Selaput pembungkus jantung
11. Kordae Tendinea
 Alifiya Almas :
 Penghubung jantung
 Mella Nurisfa Albaru :
 Katub jantung arah belakang
 Linda Junniarsih :
 Katub arah belakang
 Fitriatusa’adah :
 Bagian dari jantung
 Halisah :
 Jaringan ikat
 Purnama Sari :
 Penghubung 2 katub atrioventkular
 Muhammad David :
 Menghubungkan 2 katub
 Rahmat Sa’ban :
 Bagian jantung
 Mustapa :
 Bagian jantung
 M. Ali Zainal Abidin :
 Otot yang terhubung
 Nurliana :
 Penghubung otot kapiler

2.2 Jawaban Pertanyaan


1. Apa diagnosa kasus diatas?
 Nyeri akut yang berhubungan dengan agen cedera
 Gangguan integritas jaringan
 Hipertemia yang berhubungan dengan proses penyakit
 Kelebihan volume cairan berhubungan dengan hipervolemia
2. Apa intervensi pada kasus diatas?
 Ditolong dengan obat-obatan mengatasi gagal jantung
 Observasi tekanan darah, nadi, dan frekuensi napas
 Observasi intake output cairan
 Kaji skala nyeri
 Monitor turgor kulit
 Ajarkkan Teknik farma kologis
 Berikan edukasi pada keluarga pasien tentang penyakit
3. Apa penyebab terjadinya pembengkakan pada jantung?
 Dapat dilihat dari tanda dan gejala yang menyerupai
 Ada karena adanya komplikasi yang disebabkan infeksi Peradangan di
tenggorokan
 Ya, berhubungan karena adanya Kesamaan gejala
 Ya berhubungan karena penyakit jantung rematik adalah komplikasi dari
demam rematik
4. Apa penyebab terjadinya penebalan pada jantung?
 Karena kelainan otot jantung bisa aja penyebab karena faktor genetik
penebalan jantungnya diakibatkan karena penumpukan pada jantung berjalan
tidak normal sehingga sulit untuk mempan darah pola hidup yang tidak sehat
5. Tindakan pertama apa yang dilakukan pada px anak kasus tersebut?
 Memberikan Edukasi terhadap bagian yang mengalami Peradangan
melakukan pemeriksaan Penunjang memberikan fisio terapi dada
2.3 Menarik Kesimpulan dari Langkah 3
 Dapat disimpulkan dari hasil jawaban pertanyaan baik kata sulit ataupun
masalah.
 Bahwasannya jantung rematik dan demam rematik memiliki hubungan dilihat
dari kesamaan gejala.
 Dan diagnosa yang dapat dilihat
1. Nyeri akut b.d agen pencidera fisiologis
Dilihat dari DS : mengeluh nyeri
2. Gangguan integritas jaringan b.d perubahan sirkulasi
Dilihat dari DO : nyeri, kemerahan, bengkak
2.4 Menetapkan Tujuan Belajar
1. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa dan intervensi selanjutnya
2. Mahasiswa mampu membedakan damam rematik dan jantung rematik
3. Mahasiswa mampu mngetahui komplikasi pada penyakit jantung
4. Mahasiswa mampu Mengetahui etiologi pada kasus tersebut
5. Mahasiswa mampu Mengetahui apakah keterkaitan antar penyakit jantung dan amandeel

2.3 Jawaban Sesuai Reverensi (Mengumpulkan Informasi Tambahan Langkah 1)


A. Jawaban Kata Sulit
1. Radiologis
 Pemeriksaan radiologi adalah salah satu pemeriksaan dibidang medis yang
sangat penting untuk menegakkan diagnosis suatu penyakit dan sebagai terapi
suatu penyakit (Suraningsih Nanik, RS, & FF, 2014:8)

2. Fraktur
 Fraktur adalah kondisi dimana penderita mengalami diskontinuitas atau
terganggunya keseimbangan jaringan tulang atau tulang rawan karena adanya
suatu trauma. Fraktur dapat terjadi apabila daya traumanya lebih besar dari
daya lentur yang dapat diterima tulang. Fraktur dapat terjadi karena peristiwa
trauma tunggal, tekanan berulang-ulang, atau kelemahan abnormal pada
fraktur patologis (Hardisman, 2014).

3. Limfadenopati
 Limfadenopati merupakan pembesaran Kelenjar Getah Bening (KGB) dengan
ukuran lebih dari 1 cm. Berdasarkan lokasinya limfadenopati terbagi menjadi
limfadenopati generalisata dan limfadenopati lokalisata (Oehadian, 2013).
4. Tonsil
 Tonsil merupakan kumpulan besar jaringan limfoid di belakang faring yang
memiliki keakifan munologik ( Ganong, dalam Andra Wijaya dan Yessie
Mariza, 2013:117 ).

5. Ejeksi
 Fraksi Ejeksi adalah sebuah pengukuran darah yang dipompa keluar dari
ventrikel terisi. Tingkat normalnya adalah 50% atau lebih. (Moulin et al. 2015)

6. Servikal Posterior
 Spondilosis servikal adalah kerusakan ruas tulang leher dan bantalannya
sehingga menekan saraf tulang belakang dan menyebabkan rasa nyeri di leher,
bahu, dan kepala. Spondilosis servikal juga dikenal sebagai penyakit
osteoartritis servikal atau artritis leher. Bakhsheshian, J., Mehta, V. A., & Liu,
J. C. (2017).

7. Serologi
 Tes serologi adalah pemeriksaan darah untuk mendeteksi ada tidaknya
antibodi tertentu di dalam darah seseorang. Tes serologi bisa digunakan untuk
mendeteksi berbagai penyakit di tubuh, mulai dari infeksi jamur, infeksi
menular seksual, hingga infeksi virus (Diakses pada 1 April 2020).

8. Ekokardiografi
 Elektrokardiografi adalah suatu alat yang sederhana, relatif murah, praktis dan
dapat dibawa kemana-mana, tetapi harus diingat bahwa walaupun alat ini
sangat berguna, banyak pula keterbatasannya. Dalam usaha
menginterpretasikan gambaran EKG normal belum tentu menunjukkan
jantung normal, sebaliknya gambaran EKG abnormal belum tentu
menunjukkan jantung yang tidak normal (Munawar dkk, dalam mutia ilyas
2017).

9. Antistreptolysin O
 ASTO adalah singkatan dari Anti Streptolisin O, yang merupakan Antibodi
terhadap antigen Streptolisin O yang dihasilkan oleh bakteri Streptokokus β-
hemolitikus grup A.
 Kuman ini sering didapatkan pada tosilitis kronis. Pemeriksaan Antibodi
Streptokokus mendeteksi adanya Antibodi terhadap berbagai antigen yang
dihasilkan oleh Streptokokus grup A. Dengan demikian kadar ASTO (Anti
Streptolisin O) tubuh bereaksi terhadap infeksi Streptokokus β hemoliticus grup
A yang merupakan salah satu penyebab infeksi saluran pernapasan. Bila
tonsillitis kronis tersebut benar-benar disebabkan oleh Streptokokus β
hemoliticus grup A, maka akan didapatkan anti Streptolisin O dalam serum
penderita 80-85%. Hal ini menunjukan hasil pemeriksaan ASTO (Anti
Streptolisin O) positif (Mindarti dkk, 2010).

10. Efusi Perikardial


 Efusi perikardium adalah penumpukan cairan di antara perikardium, yaitu
selaput yang melapisi jantung. Penumpukan cairan ini dapat menyebabkan
tekanan berlebih pada jantung. Akibatnya, fungsi jantung menjadi terganggu.
 Perikardium terdiri dari dua lapisan tipis yang menyelubungi jantung. Di
antara kedua lapisan ini terdapat ruangan kecil berisi cairan yang berfungsi
melumasi jantung agar dapat berdenyut atau memompa darah dengan mudah.
 Efusi perikardium terjadi ketika cairan di antara ruang perikardium melebihi
kadar normal. Jika normalnya cairan tersebut hanya sebanyak 2–3 sendok
makan, pada efusi perikardium, jumlah cairan bisa sebanyak 100 mililiter
hingga lebih dari 2 liter. (Manea, et al. (2020). Diagnosis and Management of
Pericardial Effusion. Journal of Mind and Medical Sciences, 7(2), pp. 148–
55).
11. Kordae Tendinea
 Korda tendinea adalah serat fibrosa yang berasal dari ujung otot papilaris atau
langsung dari dinding ventrikel kiri. Korda tendinea yang tertanam pada daun
katup mitral disebut true korda, sedangkan yang tertanam dibagian lain disebut
false korda. Korda tendinea tertanam pada daun atau komisura dimana daun
anterior dan posterior bertemu. Daun katup normal memiliki korda berbentuk
kipas berjalan dari otot papilaris dan masuk ke dalam daun. Ada tiga jenis
korda tendinae.
(1) primer (marginal),
(2) sekunder (basal), dan
(3) tersier.
 Korda primer dan sekunder memiliki fungsi yang sangat berbeda. Korda
primer tipis berfungsi untuk mencegah prolaps pinggir bebas daun, menjaga
aposisi daun dan memfasilitasi penutupan katup. Korda sekunder diyakini
memainkan peran dalam menurunkan tegangan berlebih, mempertahankan
ukuran normal dan geometri ventrikel kiri. Sedangkan fungsi dari korda tersier
belum diketahui.
B. Jawaban Pertanyaan
1. Apa diagnosa kasus diatas?
 Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
2. Apa intervensi pada kasus diatas?
1. Kaji secara komperhensif tentang nyeri, meliputi lokasi, karasteristik dan awitan,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor presipitasi
2. Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab, berapa lama terjadi, dan
tindakan pencegahan
3. Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (misalnya, relaksasi, imajinasi
terbimbing, terapi musik, distraksi,imajinasi terbimbing, terapi musik, distraksi,
terapi panas-dingin, masase)
4. Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
5. Kalaborasi pemberian analgeti
3. Apa penyebab terjadinya pembengkan pada jantung?
 Penyebab jantung menjadi bengkak sangatlah beragam, tidak hanya dipicu
dari satu masalah saja. Jantung bengkak atau bisa disebut dengan cardio
Megalit ini biasanya secara garis besar disebabkan karena tekanan darah tinggi
atau hipertensi, atau bisa juga karena penyakit arteri koroner. Jantung bengkak
akan membuat jantung tidak dapat mompa darah dengan cara efektif, sehingga
menghasilkan kesalahan pada jantung macet. Jantung bengkak bisa mengalami
perbaikan seiring dengan waktu. Tapi kebanyakan orang memiliki penyakit
jantung bengkak membutuhkan pengobatan sumber hidup yang diiringi
dengan obat obatan. Oleh karena itu, sebelum bengkaknya jantung semakin
parah, ada baiknya Anda mencari informasi mengenai penyebab jantung
menjadi bengkak.
 Jantung Jantung bengkak merupakan respon dari rusaknya otot otot jantung.
Pelebaran ini menyebabkan jantung dapat melanjutkan untuk mempan darah
secara normal. Dalam selama otot jantung rusak, hal ini tidak dapat berjalan
dengan baik
 Penyebab jantung menjadi bengkak atau cardiomegali ini hanya paling sering
adalah karena adanya penyumbatan pada pasokan darah dalam jantung atau
penyakit arteri koroner dan juga tekanan darah tinggi. Jantung yang bengkak
bisa juga disebabkan oleh penyebab lain, seperti misalnya infeksi virus pada
jantung, katup jantung tidak normal, ke hamilan buka kurung cardio Megalit
Ferry partum tutup kurung, penyakit ginjal yang memerlukan Dialisis,
konsumsi alkohol dan kokain yang disalahgunakan, infeksi H-I P dan juga
faktor keturunan atau gen
4. Apa penyebab terjadinya penebalan pada jantung?
 Kardiomegali terjadi ketika otot jantung memompa darah dengan usaha yang
lebih keras daripada normalnya. Beban kerja yang berlebihan ini lama-
kelamaan akan menyebabkan penebalan otot jantung, sehingga ukuran jantung
menjadi lebih besar.Kardiomegali adalah kondisi ketika jantung mengalami
pembesaran akibat penyakit tertentu. Kardiomegali bisa bersifat sementara,
bisa juga permanen. Pada beberapa kasus, kondisi ini bisa terjadi tanpa
menimbulkan gejala. Namun, ada juga kardiomegali yang menyebabkan
pusing, lemas, dan sesak napas.
5. Tindakan pertama apa yang dilakukan pada px anak kasus tersebut?
 Penyakit jantung rematik buka kurung Reumatik share Ji size tutup kurung
merupakan penyakit jantung didapat yang sering ditemukan pada anak.
Penyakit jantung rematik merupakan plan katup jantung yang menetapkan
akibat demam rematik akut sebelumnya, terutama mengenai katup Mitra buka
kurung 75% tutup kurung, Artha 25%, jarang mengenai katup trikuspidalis,
dan tidak pernah menyerang katup lo pulmonal. Penyakit jantung rematik
dapat menimbulkan stenosis atau Sufi siensi atau keduanya

C. Jawaban Tujuan
1. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa dan intervensi selanjutnya
 Diagnosa
Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis

 Intervensi
1. Kaji secara komperhensif tentang nyeri, meliputi lokasi, karasteristik dan awitan,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas/beratnya nyeri, dan faktor presipitasi
2. Berikan informasi tentang nyeri, seperti penyebab, berapa lama terjadi, dan tindakan
pencegahan
3. Ajarkan penggunaan teknik non-farmakologi (misalnya, relaksasi, imajinasi
terbimbing, terapi musik, distraksi,imajinasi terbimbing, terapi musik, distraksi, terapi
panas-dingin, masase)
4. Evaluasi keefektifan dari tindakan mengontrol nyeri
5. Kalaborasi pemberian analgeti
2. Mahasiswa mampu membedakan damam rematik dan jantung rematik
6. Gejala demam rematik biasanya terjadi dalam waktu 2-4 minggu setelah menderita
radang tenggorokan. Penyakit Jantung Rematik setelah Demam Rematik Pada kondisi
penyakit jantung rematik, terjadi kerusakan permanen pada jantung akibat peradangan
demam rematik. Bagian jantung yang terpengaruh meliputi katup jantung maupun otot
jantung (WebMD (2017). Understanding Rheumatic Fever -- the Basics)
3. Mahasiswa mampu mngetahui komplikasi pada penyakit jantung
 Komplikasi dari penyakit jantung rematik termasuk pembesaran jantung, infeksi pada
lapisan jantung (endokarditis), serta robekan atau rusaknya katup jantung. Dalam
kasus yang lebih parah, dapat terjadi kelainan irama jantung (aritmia), gagal jantung,
pembengkakan paru, dan penyumbatan pembuluh darah di paru-paru (emboli paru)
yang berbahaya.

 Meski awalnya infeksi tenggorokan disebabkan oleh bakteri, tapi penyakit demam
rematik dapat berkembang bukan karena bakteri, namun karena respons kekebalan
tubuh. Saat tubuh mengalami infeksi bakteri Streptococcus tipe A, sistem imun tubuh
melindungi diri secara otomatis dengan cara menyerang bakteri kembali. Tetapi
terkadang, sistem imun ini justru juga menyerang jaringan tubuh, seperti jantung dan
sendi (NHS Choices UK (2018). Health A – Z. Rheumatic Fever. Chin, T. Medscape
(2017). Drugs & Diseases. Pediatric Rheumatic Heart Disease.)
4. Mahasiswa mampu Mengetahui etiologi pada kasus tersebut
 Etiologi terpenting dari penyakit jantung reumatik adalah demam reumatik. Demam
reumatik merupakan penyakit vaskular kolagen multisistem yang terjadi setelah
infeksi Streptococcus grup A pada individu yang mempunyai faktorpredisposisi.
Keterlibatan kardiovaskuler pada penyakit ini ditandai oleh inflamasi endokardium
dan miokardium melalui suatu proses ’autoimunne’ yang menyebabkan kerusakan
jaringan. Inflamasi yang berat dapat melibatkan perikardium. Valvulitis merupakan
tanda utama reumatik karditis yang paling banyak mengenai katup mitral (76%),
katup aorta (13%) dan katup mitral dan katup aorta (97%). Insidens tertinggi
ditemukan pada anak berumur 5-15 (Armstrong, C. AHA Guidelines on Prevention of
Rheumatic Fever and Diagnosis and Treatment of Acute Streptococcal Pharyngitis.
Am Fam Physician. 2010 1;81(3):346-359).
5. Mahasiswa mampu Mengetahui apakah keterkaitan antar penyakit jantung dan
amandel
 Radang tenggorokan merupakan penyakit yang umum terjadi. Akan tetapi, infeksi
tenggorokan akibat bakteri Streptococcus tipe A yang tidak ditangani di kemudian
hari dapat menyebabkan demam rematik, yang kemudian dapat menimbulkan
penyakit jantung rematik yang mematikan (Bright, P., Mayosi, B., & Martin, W.
NCBI. An immunological perspective on rheumatic heart disease pathogenesis: more
questions than answers. Heart. 2016. 102(19), pp. 1527-32)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demam rematik adalah penyakit peradangan, yang merupakan komplikasi dari
radang tenggorokan akibat infeksi bakteri Streptococcus. Meskipun dapat dialami
oleh siapa saja, demam rematik cenderung menyerang anak usia 5 sampai 15
tahun
Etiologi terpenting dari penyakit jantung reumatik adalah demam reumatik. Demam
reumatik merupakan penyakit vaskular kolagen multisistem yang terjadi setelah infeksi
Streptococcus grup A pada individu yang mempunyai faktorpredisposisi. Keterlibatan
kardiovaskuler pada penyakit ini ditandai oleh inflamasi endokardium dan miokardium
melalui suatu proses ’autoimunne’ yang menyebabkan kerusakan jaringan. Inflamasi
yang berat dapat melibatkan perikardium. Valvulitis merupakan tanda utama reumatik
karditis yang paling banyak mengenai katup mitral (76%), katup aorta (13%) dan katup
mitral dan katup aorta (97%). Insidens tertinggi ditemukan pada anak berumur 5-15
3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat pembahasan, maka dapat disarankan agar
mahasiswa dapat memahami dengan baik tentang Demam Rematik dan Jantung Rematik
sehingga dapat membantu dalam kegiatan promosi kesehatan tentang penyakit yang
terdapat dalam kasus. Disarankan untuk memahami tentang pengertian, penyebab, gejala,
cara penanganan dan pencegahan Demam Rematik dan Jantung Reamatik sehingga
angka kejadian dapat menurun
DAFTAR PUSTAKA
Hardisman, d. (2014). Gawat darurat medis praktis. Yogyakarta: Gosyen publishing
Ganong, dalam Andra Wijaya dan Yessie Mariza, 2013:117
Oehadian, A. (2013). Pendekatan Diagnosis Limfadenopati .
Bright, P., Mayosi, B., & Martin, W. NCBI. An immunological perspective on rheumatic
heart disease pathogenesis: more questions than answers. Heart. 2016. 102(19), pp. 1527-32
Armstrong, C. AHA Guidelines on Prevention of Rheumatic Fever and Diagnosis and
Treatment of Acute Streptococcal Pharyngitis. Am Fam Physician. 2010 1;81(3):346-359

Anda mungkin juga menyukai