Anda di halaman 1dari 3

Perkembangan sistem informasi Kesehatan di Indonesia diawali dengan sebuah sistem

informasi Rumah sakit yang berbasis komputer (Computer Based Hospital Information System).
Dan yang menginovatori hal ini adalah Rumah Sakit Husada pada akhir dekade 80'an. Beriringan
dengan hal itu rupanya Departemen Kesehatan juga mengembangkan sistem informasi
kesehatan berbasis komputer dengan dibantu oleh proyek luar negri dengan bantuan beberapa
tenaga ahli dari universitas gadjah mada. Namun perjuangan diawal ini mengalami
kemerosotan, hal ini dilihat dari segi perencanaan yang tidak tersusun dengan baik dimana
identifikasi faktor penentu keberhasilan masih sangat tidak lengkap juga tidak menyeluruh.

Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia telah dan akan mengalami 3 pembagian masa sebagai
berikut :

a. Era Manual (sebelum 2005)


b. Era Transisi (tahun 2005 – 2011)
c. Era Komputerisasi (mulai 2012)

Masing-masing Era Sistem Informasi Kesehatan memiliki karakteristik yang berbeda sebagai
bentuk adaptasi dengan perkembangan zaman (kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi
- TIK).

1. Era Manual (sebelum 2005)


Pada era manual ini dimulai sebelum tahun 2005. Pada era manual Aliran data
terfragmentasi. Aliran data dari sumber data (fasilitas kesehatan) ke pusat melalui
berbagai jalan. Data dan informasi dikelola dan disimpan oleh masing-masing Unit di
Departemen Kesehatan. Bentuk data nya agregat. Kelemahan nya adalah Sering terjadi
duplikasi dalam pengumpulan data dan Sangat beragamnya bentuk laporan. Kemudian
Validitas nya masih diragukan. Data yang ada sulit diakses. Karena banyaknya duplikasi,
permasalahan kelengkapan dan validitas, maka data sulit dioah dan dianalisis. Dan
terpenting dalam Pengiriman data masih banyak menggunakan kertas sehingga tidak
ramah lingkungan.
2. Era Transisi (2005 - 2011)
Dimulai masa transisi pada tahun 2005 sampai 2011 Komunikasi data sudah mulai
terintegrasi (mulai mengenal prinsip 1 pintu, walau beberapa masih terfragmentasi).
Peresebaran data Sebagian besar data agregat dan sebagian kecil data individual.
Sebagian data sudah terkomputerisasi dan sebagian masih manual. Keamanan dan
kerahasiaan data kurang terjamin. Pada masa transisi ini posisi nya masih setengah
setengah karena mulai menggunakan sistem komputerisasi tapi masih belum
meninggalkan sistem manual.
3. Era Komputerisasi (mulai 2012)
Baru pada 2012 era komputerisasi dimulai , pada era ini Pemanfaatan data menjadi satu
pintu (terintegrasi). Data yang ada adalah individual (disagregat). Data dari Unit
Pelayanan Kesehatan langgsung diunggah (uploaded) ke bank data di pusat (e-Helath).
Penerapan teknologi m-Health dimana data dapat langsung diunggah ke bank data.
Keamanan dan kerahasiaan data terjamin (memakai secure login). Lebih cepat, tepat
waktu dan efisien yang pastinya Lebih ramah lingkungan.

B. Tujuan dari dikembangkannya sistem informasi kesehatan :

1. Sistem informasi kesehatan (SIK) merupakan subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) yang berperan dalam memberikan informasi untuk pengambilan keputusan di
setiap jenjang adminisratif kesehatan baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota
atau bahkan pada tingkat pelaksana teknis seperti Rumah Sakit ataupun Puskesmas.
2. Dalam bidang kesehatan telah banyak dikembangkan bentuk-bentuk Sistem Informasi
Kesehatan (SIK), dengan tujuan dikembangkannya berbagai bentuk SIK tersebut adalah
agar dapat mentransformasi data yang tersedia melalui sistem pencatatan rutin maupun
non rutin menjadi sebuah informasi. Upaya pemantapan dan pengembangan sistem
informasi kesehatan ditujukan ke arah terbentuknya suatu sistem informasi kesehatan
yang berhasil dan berdaya, yang mampu memberikan informasi yang akurat, tepat
waktu, dan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan.
El-Maryam, Putri. (2014). Sistem Informasi Kesehatan Di Indonesia.
https://www.academia.edu/9528135/Sistem_Informasi_Kesehatan_Di_Indonesia

Anda mungkin juga menyukai