Nama Kelompok 3
melitus adalah penyakit kronik serius yang terjadi ketika pankreas tidak
mampu menghasilkan insulin yang cukup, atau ketika tubuh tidak bisa
Organization, 2016)
akan mengalami masalah ulkus dibetik pedis (Zhang, 2016). Menurut hasil
penelitian, 95% pasien yang dirawat di rumah sakit dengan ulkus diabetik
Indonesia sebanyak 15%, angka amputasi 30%, angka mortalitas 32% dan
(Andyagreeni, 2013)
B. Tujuan
1) Tujuan Umum
diabates mellitus
2) Tujuan Khusus
A. Definisi
atau tidak adanya gejala klinik akut maupun kronik, sebagai kurangnya
lender dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan disertai invasif
berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala klinik dan
(Andyagreeni, 2012).
(Zaidah 2014).
B. Etiologi
endogen.
diabetik.
merubah titik tumpu yang menyebabkan ulserasi pada kaki pasien. Apabila
subatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka
penderita akan mersa sakit pada tungkai sesudah ia berjalan pada jarak
diabetikum
C. Patofisiologi
Adanya kerentanan terhadap infeksi yang luas. Faktor aliran darah yang
(Wijaya, 2013 )
Dengan adanya tekanan mekanik terbentuk keratin keras pada daerah kaki
jaringan sekitarnya.
Penyakit neuropati dan vaskuler adalah faktor utama yang
dengan diabetik terkait dengan adanya pengaruh pada saraf yang terdapat
sitim saraf autonom yang mengontrol fungsi otot – otot halus, kelenjar dan
(Wijaya, 2013)
D. Pathways
E. Gambaran Klinik
walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh
1. Pain (nyeri).
2. Paleness (kepucatan).
3. Paresthesia (kesemutan).
5. Paralysis (lumpuh)
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola
dari fontaine:
1. Komplikasi akut
a. Hipoglikemia.
2. Komplikasi kronik
d. Ulkus/gangren
1. Anamnesis
pasien meliputi:
e. Riwayat alergi
h. Kebiasaan merokok
i. Minum alkohol
pemakaian alas kaki, pernah terpapar dengan zat kimia atau tidak,
riwayat luka atau ulkus. Pengkajian pernah adanya luka dan ulkus
a. Inspeksi meliputi kulit dan otot inspeksi pada kulit yaitu status
adanya infeksi dan ulserasi, adanya kalus atau bula, bentuk kuku,
b. Inspeksi pada otot seperti sikap dan postur dari tungkai kaki,
3. Pemeriksaan Laboratorium
H. Penatalaksanaan Medik
1. Pencegahan Primer
Cara-cara pencegahan terjadinya kaki diabetes yaitu dengan
2. Pencegahan Sekunder
a. Kontrol metabolik
fungsi ginjal.
c. Kontrol luka
d. Kontrol tekanan
1. Pengkajian
pemaparan bahan elergen hal ini yang perlu dikaji tentang : tanggal
a. Keluhan utama
:
1) Nutrisi : peningkatan nafsu makan, mual, muntah,
penglihatan.
5. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan emosi yang
a. Pola persepsi
b. Pola nutrisi
c. Pola emiliasi
Data eliminasi untuk buang air besar (BAB) pada klien daibetes
eliminasi buang air kecil (BAK) akan dijumpai jumlah urin yang
e. Pola aktivitas
7. Pemeriksaan fisik
nyeri tekan.
pendengaran,
➢ Mulut : gigi bersih/kotor, ada/tidak karies gigi, ada /tidak
bibir kering/lembab.
kelenjar limfe.
kanan dan kaki kiri simetris ada/ tidak kelainan. Ada atau tidak
➢Inspeksi
sehingga kulit kaki kering, pecah, rabut kaki/jari (-), kalus, claw
➢ Palpasi
➢ Pemeriksaan vaskuler
oateomietitis
8. Diagnosa Keperawatan
:anoreksia,abnominal pain,
leukosit/gangguan sirkulasi
9. Intervensi Keperawatan
4) Modifikasi tindakan
pengontrol nyeri
(mengalihkan fokus
ketidakseimbangan
elektrolit.
makanan.
mengurangi, ancaman
dimodifikasi jarang
dengan indikator :
resiko lingkungan.
kulit, nekrosis
mencegah pemicu,
10. Implementasi Keperawatan
1) Fase inflamasi
luka.
2) Fase proliferasi
Pada fase ini luka di isi oleh sel-sel radang, fibrolas, serat
3) Fase reabsorbsi
pucat, tak ada rasa sakit dan gatal. Proses penyembuhan luka
Brunner & Suddarth. 2014. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC
Doenges, M.E.et all. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan. (edisi 3). Jakarta:
EGC
Smeltzer C, Suzanne dan Brenda G.Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: EGC