Anda di halaman 1dari 9

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MELALUI


MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE DI
KELAS III
SD NEGERI 05 PEMULUTAN
Murtiah
SD Negeri 05 Pemulutan, Ogan Ilir, Sumatera Selatan

Abstrak: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan peningkatan


prestasi belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penggunaan
model pembelajaran Picture and picture di kelas III Sekolah Dasar Negeri 05 Pemulutan.
Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Dengan tahapan penelitian yaitu pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian yang di dapat pada pembelajaran dengan
model pembelajaran picture and picture didapat bahwa, Pada siklus Pertama banyak
siswa yang aktif dalam kegiatan adalah 13 dan nilai rata–rata hasil belajar siswa pada
siklus pertama adalah 68,57 dan ketuntasan belajar 61,90%. Pada siklus kedua
banyak siswa yang aktif dalam kegiatan adalah 17 dan nilai rata–rata hasil belajar siswa
pada siklus kedua adalah 78,57 dan ketuntasan belajar adalah 80,95 %. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penggunaan model
pembelajaran Picture and picture dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kata Kunci: Prestasi Belajar, PAI, Picture and Picture.

1. PENDAHULUAN

P endidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek kepribadian


manusia, yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap dan keterampilannya. Pendidikan
bertujuan untuk mencapai kepribadian suatu individu yang lebih baik. Pendidikan mengemban
tugas untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia yang lebih berkebudayaan dan
manusia yang memiliki kepribadian yang lebih baik (Munib, 2004:29).
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan
yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak
tergantung bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik (Slameto,
2003:1). Salah satu tugas pendidik atau guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang
dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat. Suasana
pembelajaran yang demikian akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang
optimal. Oleh karena itu guru sebaiknya memiliki kemampuan dalam memilih metode dan

1
media pembelajaran yang tepat. Ketidaktepatan dalam penggunaan metode dan media akan
menimbulkan kejenuhan bagi siswa dalam
Hasil belajar siswa dalam tes sebelum perbaikan di SD Negeri 05 Pemulutan dalam
pelajaran Pendidikan Agama Islam dirasa masih rendah. dari 21 orang jumlah siswa hanya 10
siswa yang mencapai ketuntasan belajar (KKM mata pelajaran matematika kelas III SDN 05
Pemulutan adalah 60) dan 11 orang siswa lainnya belum mencapai ketuntasan belajar. Masalah
tersebut bersumber pada beberapa faktor diantaranya siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
Siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam disebabkan karena
metode dan pendekatan yang digunakan guru kurang mendorong siswa untuk belajar secara
kondusif, sehingga penyajian materi pelajaran oleh guru cenderung kurang menarik. Salah satu
upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah dengan
menggunakan media gambar atau foto yaitu dengan penerapan model pembelajaran picture and
picture. Dengan model pembelajaran picture and picture siswa akan lebih paham, karena
pembelajaran menjadi lebih konkrit dan realistis. Media gambar merupakan sesuatu yang
diwujudkan secara visual dalam bentuk dua dimensi sebagi curahan perasaan atau pikiran.
Penggunaan media gambar diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang
disampaikan guru.
Alasan memilih pembelajaran menggunakan model pembelajaran picture and picture
sebagai faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa dengan
media gambar, model pembelajaran picture and picture melibatkan aktifitas fisik dan mental
dalam pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan uraian di atas maka
alternatif pemecahan masalah adalah dengan menggunakan model pembelajaran picture and
picture. Dimana model pembelajaran picture and picture memiliki kelebihan yaitu :
1). Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2). Melatih berpikir logis dan sistematis
3). Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasa
dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir.
4). Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.
5). Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan
Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui model
pembelajaran picture and picture di Kelas III SD Negeri 05 Pemulutan”.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu
“Bagaimana upaya meningkatkan prestasis belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan

2
Agama Islam melalui model pembelajaran picture and picture di kelas III SD Negeri 05
Pemulutan?”
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui model pembelajaran picture and picture di kelas
III SD Negeri 05 Pemulutan.

2. KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Syaiful (2002:13) belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan
melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa dan raga
untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungan yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Gerak
raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan.
Menurut Slameto (2003:2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Prestasi belajar merupakan hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau dicapai oleh siswa
setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu. Bentuk konkrit dan
prestasi belajar adalah dalam bentuk skor akhir dari evaluasi yang dimasukkan dalam nilai
rapor. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa dilakukan evaluasi.

Model Pembelajaran Picture and Picture


Model Pembelajaran Picture and Picture adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu model belajar yang
menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis.
Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model
Pembelajaran Picture and Picture, mengandalkan gambar sebagai media dalam proses
pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.
Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan
ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk cerita dalam ukuran besar.
Menurut Johson and Johson (dalam Trianto. 2009: 281) prinsip dasar dalam model
pembelajaran kooperatif Picture and Picture adalah sebagai berikut:
a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.

3
b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok
mempunyai tujuan yang sama.
c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama
diantara anggota kelompoknya.
d. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
e. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kooperatif.
(Zaenal. 2014: 18) model pembelajaran kooperatif Picture and Picture adalah model
pembelajaran yang ditekankan pada gambar yang diurutkan menjadi urutan yang logis,
mengembangkan interaksi antar siswa yang saling asah, silih asih, dan silih asu. Pembelajaran
kooperatif Picture and Picture menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar
c. Guru menunjuk atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
e. Guru menanyakan alasan dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f. Dari alasan urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep atau materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan atau rangkuman.
Johnson dan Johnson model pembelajaran picture and picture mempunyai
kelebihan dan kekurangan, kelebihan picture and picture yaitu:
1). Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2). Melatih berpikir logis dan sistematis
3). Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasa
dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir.
4). Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.
5). Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
Menurut Johonson (dalam Trianto, 2009: 12) kekurangan picture and picture menyatakan:
1) Memakai banyak waktu
2) Banyak siswa yang pasif
3) Guru khawatir akan terjadi kekacauan di kelas.
4) Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerja sama

4
5) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai Untuk mengatasi
kekurangan tersebut di atas, pembentukan kelompok dilakukan secara heterogen agar
anak yang kurang aktif berinteraksi dengan anak yang aktif, begitu juga dengan anak
yang kurang pandai dicampur dengan anak yang pandai.

3. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data
penelitiannya (Arikunto, 1998 :151). Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas, Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan
oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan Sulipan (2007) dan dilaksanakan melalui 2
siklus, setiap siklus mempunyai langkah-langkah sebagai siklus spiral meliputi: a) perencanaan,
b) tindakan, c) observasi, d) refleksi dan perencanaan ulang sebagai dasar untuk pemecahan
masalah.
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah melalui
observasi dan tes. Teknik digunakan untuk memperoleh data pelaksanaan hasil belajar siswa.
Tes diberikan dalam bentuk soal esay dimana siswa menjawab pertanyaan esai tersebut. Dalam
menganalisis data hasil belajar yang berupa skor siswa menggunakan analisis data kuantitaf.
sedangkan data yang diperoleh melalui pengamatan dianalisis secara kualitatif seperti observasi,
study dokumentasi dan verifikasi data.
Analisis data kualitatif adalah analisis data yang ditekankan pada proses dan makna yang
tidak dikaji secara ketat atau belum diukur. Menekankan sifat realita yang terbangun secara
social, hubungan erat antara yang diteliti dengan peneliti. Tekanan situasi yang membentuk
penyelidikan, sarat nilai, menyoroti cara munculnya pengalaman social sekaligus perolehan
maknanya.
Sedangkan analisis data kuantitatif adalah analisis data yang pada dasarnya menggunakan
pendekatan deduktif-induktif. Pendekatan ini berangkat dari suatu kerangka teori, gagasan para
ahli, maupun pemahaman peneliti berdasarkan pengalamannya yang kemudian dikembangkan
menjadi permasalahan-permasalahan beserta pemecahannya yang diajukan untuk memperoleh
pembenaran (verifikasi) dalam bentuk dukungan data empiris di laporan. Adapun rumus yang
digunakan dalam analisis data kuantitatif ini adalah sebagai berikut (Sujana, 1988:27) :
jumlah nilai siswa
Rata-rata =
jumlah banyak siswa
jumlah banyak siswa yang tuntas
Persentase Ketuntasan = x 100%
jumlah banyak siswa

5
Nilai perhitungan dari masing-masing siklus kemudian dibandingkan, melalui perhitungan
ini akan diketahui persentase peningkatan prestasi siswa setelah diketahui presentase. Hasil
divisualisasikan dalam bentuk tabel, grafik atau chart.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2019 / 2020 di
kelas III SD Negeri 05 Pemulutan dengan jumlah siswa sebanyak 21 siswa. pembelajaran yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran picture and picture pada
mata pelajaran PAI. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus
terdiri dari 2 kali pertemuan. Satu kali pertemuan dilakukan selama 2 jam pelajaran (2x35
menit). Dalam setiap pertemuan pada setiap siklus dilakukan observasi terhadap aktivitas
belajar siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa selama preses pembelajaran berlangsung
dengan pertemuan terakhir dilaksanakan evaluasi. Pada kegiatan akhir dalam setiap akhir siklus
siswa diberikan tes berupa soal evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran untuk mengetahui
tingkat keberhasilan pada setiap siklus. Data hasil pengamatan yang dilakukan guru terhadap
aktivitas siswa pada pembelajaran PAI di kelas III SD Negeri 05 Pemulutan yang terdiri dari 21
murid dilakukan perbaikan pembelajaran diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 1.
Aktivitas Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 05 Pemulutan
Dalam Pembelajaran PAI
Siklus I dan Siklus II
Keterlibatan Siklus I Siklus II
No siswa dalam Jumlah Jumlah
% %
pembelajaran Siswa Siswa
1 Aktif 7 33,33 10 47,62
2 Sedang 6 28,81 7 33,33
3 Kurang 8 38,10 4 19,05
Jumlah 21 100 21 100

diatas dapat dilihat siswa yang terlibat aktif Berdasarkan data keaktifan siswa
pada siklus pertama telah terjadi peningkatan keaktifan belajar sisiwa, hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa aktif yaitu 7 siswa (33,33%) dengan
kategori aktif, 6 siswa (28,57%) menunjukkan keaktifan belajar dengan kategori sedang
dan 8 (38,10%) dengan keaktifan kurang. Pada siklus II terjadi peningkatan yaitu
sebesar 10 siswa (47,62%) siswa menunjukkan keaktifan dalam pembelajran, 7 siswa
(33,33%) menunjukkan kategori keaktifan sedang dan hanya 4 siswa (19,05%) dengan

6
kategori keaktifan kurang. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus II
telah berhasil meningkatkan keterlibatan siswa. Sehingga dapat di simpulkan dengan
adanya perbaikan II membuktikan adanya peningkatan yang lebih baik lagi.
terlihat telah terjadi perubahan hasil belajar siswa yang di tunjukkan dengan
adanya peningkatan rata – rata siswa 68,57 pada siklus I menjadi 78,57 pada siklus ke-
II.

Persentase Ketuntasan
90.00
80.00
70.00
60.00
Persentase

50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
Siklus I Siklus II

Diagram 1.
Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa Kelas III
Dalam Pembelajaran PAI.
Pada diagram di atas tampak peningkatan ketuntasan belajar siswa kelas III
dalam siklus I dan siklus II. Berdasarkan hasil analisis Siklus I terlihat bahwa peserta
didik 61,90% dapat mengikuti dengan baik. Dan terjadi peningkatan pada siklus II
menjadi 80,95%.Sehubungan dengan siklus I dengan materi pelajaran PAI maka pada
siklus ke II peserta didik mulai menunjukkan peningkatan hasil belajarnya dengan lebih
baik. Perbaikan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran picture
and picture di kelas III SD Negeri 05 Pemulutan pada setiap siklusnya sudah ada
peningkatan di bandingkan dengan sebelum diadakannya penelitian tindakan kelas.
Berdasarkan hasil analisis data pada Pada siklus Pertama banyak siswa yang aktif dalam
kegiatan adalah 13 dan nilai rata–rata hasil belajar siswa pada siklus pertama adalah
68,57 dan ketuntasan belajar 61,90%. hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar siswa, tetapi belum mencapai target yang di harapkan. Dalam rangka refleksi
bersama teman sejawat mengkaji hasil tindakan dari siklus I tentang pencapaian hasil
belajar siswa, siswa harus di beri penjelasan dan petunjuk yang jelas terhadap kegiatan
mengajar, oleh sebab itu siswa harus di libatkan dalam proses pembelajaran. Pada siklus
kedua banyak siswa yang aktif dalam kegiatan adalah 17 dan nilai rata–rata hasil belajar
siswa pada siklus kedua adalah 78,57 dan ketuntasan belajar adalah 80,95 %. Dapat

7
dikatakan melalui model pembelajaran picture and picture seperti siswa belajar dengan
semangat dan dapat mengingat dengan baik. Indikator keberhasilan tindakan tercapai
dan bisa meningkat. Hal ini terjadi karena adanya perbaikan dalam pengelolaan proses
pembelajaran dan latihan, antara lain dengan menekankan pada aktivitas siswa untuk
menggali dan memahami yang di bahas secara mandiri maupun kelompok.

5. SIMPULAN DAN SARAN


Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diambil simpulan bahwa dengan melalui
penerapan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas III SD Negeri 05 Pemulutan. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya peningkatan aktifitas dan hasil belajar siswa. Sebelum diberi pembelajaran
melalui model pembelajaran picture and picture rata-rata kelas dibawah 65 yaitu 61,43 dengan
ketuntasan belajar sebesar 47,62%, setelah pembelajaran menggunakan gambar hasil belajar
siswa pada siklus I peningkatan rata-rata kelas menjadi 68,57 dengan pencapaian ketuntasan
sebesar 61,90%. Sesudah siklus II dilakukan hasil rata-rata kelas menjadi 78,57 dengan
ketuntasan sebesar 80,95%.
Peningkatan aktivitas siswa selama pembelajaran, menunjukkan model pembelajaran ini
mampu mengubah kegiatan siswa yang pasif sehingga aktif dan terbilang menjadi sangat baik.
Evaluasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini merupakan umpan balik terhadap kegiatan
belajar mengajar, yang akan dijadikan sebagai titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan
proses belajar mengajar selanjutnya.

Saran
Berdasarkan simpulan yang diutarakan di atas, maka peneliti memberikan saran sebagai
berikut.
1. Guru dalam setiap pembelajaran yang dilakukannya perlu mempersiapkan media yang
digunakan untuk menjadikan proses pembelajaran lebih mudah dipahami dan disenangi.
2. Bagi sekolah dan pihak terkait dalam pendidikan, agar dapat menerapkan pembelajaran
Pendidikan Agama Islam melalui model pembelajaran picture and picture, sebagai upaya
untuk membantu mengatasi kesulitan siswa secara individual.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap model pembelajaran melalui media
gambar sehingga dapat dikembangkan dan diterapkan pada pokok bahasan yang lain.

8
DAFTAR PUSTAKA

Amat, Jaedun. 2008. Prinsip-prinsip Penelitian Tindakan. Makalah Pelatihan PTK Bagi Guru
Di Propinsi DIY. Lembaga Penelitian UNY.

Ani Widiyati. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol
VI. No 1.

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV.
Jakarta: Rineka Cipta.

Munib, Achmad, dkk. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT MKK UNNES.

Paidi. 2008. Sosiologi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.

Sabli, Alisuf. 1996. Psikologi Pendidikan Berdasrkan Kurikulum Nasional. Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya.

Slameto. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo.

Sudjana, Nana. 1988. Statistik. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sukanti. 2008. Meningkatkan Kompetensi Guru Melalui Pelaksanaan Penelitian Tindakan


Kelas. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol VI. No 1.

Sulipan. 2007. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.

Syaiful Bahri Djamarah. 2002. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Trianto. 2009. Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PT. Grasindo Persada.

Zaenal. 2014. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai