Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“MANAJEMEN KUALITAS PROYEK”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah ERP

OLEH KELOMPOK 6 :

1. Muhammad Rizqi Mubarok


2. Izzi Asrori
3. Muh Gupran

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HAMZANWADI

2020/2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan
kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Manajemen
Kualitas Proyek” tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah
ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari
pembaca sekalian. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang membacanya.

i
DAFTAR ISI

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang
Ketatnya persaingan di jaman globalisasi menyebabkan suatu perusahaan saling
berlomba untuk mendapatkan konsumen sebanyak mungkin dengan berbagai
macam sumber daya yang dimiliki, pada sisi lain tidak dapat dipungkiri bahwa
konsumen semakin selektif dalam memilih sebuah produkbarang/jasa yang diminati.
Tidak hanya cukup dengan memberikan kualitas pelayanan terbaik dalam mencapai
apa yang disebut dengan customer satisfaction akan tetapi kualitas barang/jasa
yang ditawarkan juga harus mampu memberikan jaminan mutu, sehingga mau tidak
mau agar mampu memenuhi tuntukan konsumen tersebut penerapan Sistem
Manajemen Kualitas rupa-rupanya tidak dapat dihindari lagi.

Manajemen Kualitas merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-


praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari
suatu proses dan produk (barang dan atau jasa) terhadap kebutuhan atau
persyaratan tertentu. Kebutuhan atau persyaratan itu ditentukan atau
dispesifikasikan olehpelanggan dan organisasi. Sistem manajemen kualitas
mendefinisikan bagaimana organisasi menerapkan praktek-praktek manajemen
kualitas secara konsisten untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar.
Terdapat beberapa karakteristik umum dari sistem manajemen kualitas, antara lain
sebagai berikut (Gaspersz, 2001, pp.10-11):

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Manajemen Mutu Proyek
Manajemen kualitas proyek merupakan knowledge area yang sulit untuk
didefinisikan. ISO mendefinisikan kualitas sebagai “totalitas karakteristik dari sebuah
kesatuan yang berhubungan dengan kemampuanya untuk kebutuhan kepuasan”.
Para ahli lainnya mendefinisikan kualitas berdasarkan keselarasan terhadap
kebutuhan dan kesesuaian untuk digunakan. Keselarasan terhadap kebutuhan
berarti proses-proses dan produk proyek tersebut sesuai dengan spesifikasi tertulis.
Sedangkan kesesuaian untuk digunakan berarti produk dapat digunakan
sebagiamana mestinya.
Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan
bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua
aktivitas dari fungsi manajemen keseluruhan yang menentukan kebijakan mutu,
tujuan, dan tanggung jawab dan menerapkan mereka dengan cara seperti
perencanaan mutu, jaminan mutu, pengendalian mutu, dan peningkatan kualitas,
dalam sistem mutu Kualitas dan Strategi
1. Kualitas Perencanaan-mengidentifikasi standar kualitas yang relevan dengan
proyek dan
menentukan bagaimana memuaskan mereka.
2. Penjaminan Kualitas-mengevaluasi kinerja proyek secara keseluruhan secara
teratur untuk
memberikan keyakinan bahwa proyek akan memenuhi standar kualitas yang relevan.
3. Kontrol kualitas (Quality Control) - pemantauan proyek tertentu untuk
menentukan apakah
mereka sesuai dengan standar mutu yang relevan dan mengidentifikasi cara untuk
menghilangkan penyebab kinerja yang tidak memuaskan.
Proses ini berinteraksi satu sama lain dan dengan proses di bidang pengetahuan lain
juga.

2
Setiap proses mungkin melibatkan usaha dari satu atau lebih individu atau kelompok
individu, berdasarkan kebutuhan proyek. Setiap proses umumnya terjadi setidaknya
sekali dalam setiap tahapan proyek. Meskipun proses yang disajikan di sini sebagai
elemen diskrit dengan antarmuka welldefined, dalam praktiknya mereka mungkin
tumpang tindih dan berinteraksi dengan cara yang tidak rinci di sini.
Management kualitas Proyek
Pada bagian ini di fokuskan pada proses dari management proyek. Ada 2 model
atau teknik yangtelah sukses di gabungkan dan di terapkan dalam pelatihan di
konsultan konsultan konstruksidalam meningkatkan kinerja proses dari management
proyek, antara lain : Continuous QualityModel dan Process Quality Management
Model.
 Continuous Quality Management
Merupakan cara yang digunakan sebuah perusahaan yang mana dapat
digunakan untuk meningkatkan proses bisnis mereka. Ini merupakan cara hidup dari
semua organisasi yang inginmencapai posisi yang kompetitif dalam arus industrisasi
yang cepat.
 Process Management Model
Model atau cara ini digunakan menghubungkan faktor kesuksesan yang kritis
pada proses bisnis .Ini membangun dasar pondasi yang mana Continous Quality
Management Model meneruskanmengadakan suatau analisis yang terhadap langkah
langkah dan proses dalam meningkatkan danmemanfaatkan kesempatan yang
ada.Penggunaan kualitas dalam proyek konstruksiManagement kualitas yang
terpadu merupakan pendekatan yang umum di gunakan untuk mendapatkan suatu
kualitas yang diinginkan. Dan kualitas suatu proyek adalah masalah yangkhusus
yang mana wajib memerlukan penafsiran yang khusus pula.Ada 6 (enam) lingkup
dari pekerjaan proyek yang mana kualitas harus diuji dan diperiksa yaitu :· Kualitas
dari penerangan dan keputusan dari klien· Kualitas dari proses disain· Kualitas
Material dan komponen· Kualitas dari kumpulan proyek · Kualitas dari kegiatan
management proyek · Management proyek sebagai rata rata dari peningkatan
kualitas proyek

B. Definisi Kualitas
3
Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan pelanggannya. Terdapat tiga pendekatan dalam hal ini, yang pertama
kualitas berbasis pengguna dimana kualitas tergantung kepada audiensnya.
Pendekatan ini biasanya digunakan oleh orang pemasaran dan pelanggan. Yang
kedua, kualitas berbasis manufaktur yang biasanya diterapkan oleh manajer
produksi. Dalam pendekatan ini kualitas suatu barang berarti pemenuhan standar
dan membuat produk dengan benar sejak awal. Yang ketiga adalah kualitas itu
berbasis produk yang memandang bahwa kualitas sebagai variabel yang pesisi dan
dapat dihitung.
Perencanaan Kualitas
Perencanaan kualitas yang melibatkan mengidentifikasi standar kualitas yang
relevan
dengan proyek dan menentukan bagaimana memuaskan mereka. Ini adalah salah
satu proses
memfasilitasi kunci dalam perencanaan proyek dan harus dilakukan secara teratur
dan secara
paralel dengan proses perencanaan proyek lainnya. Sebagai contoh, perubahan
dalam produk dari proyek yang diperlukan untuk memenuhi standar kualitas
diidentifikasi mungkin memerlukan penyesuaian biaya atau jadwal, atau kualitas
produk yang diinginkan mungkin memerlukan analisis risiko rinci tentang masalah
diidentifikasi.
Kualitas dan Strategi
Arnold Palmer Hospital menemukan bahwa kualitas merupakan obat kuat untuk
memperbaiki operasi. Mengelola kualitas membantu mambangun strategi
diferensiasi, biaya rendah, dan respon cepat sukses. Kualitas adalah faktor penentu
keberhasilan bagi perusahaan-perusahaan. Peningkatan kualitas membantu
perusahaan meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya yang kemudian akan
meningkatkan keuntungan. Peningkatan penjualan sering terjadi saat perusahaan
mempercepat respon mereka, merendahkan harga jual, dan meningkatkan reputasi
mereka dengan produk-produk yang berkualitas. Meningkatkan kualitas menurunkan
biaya turun karena perusahaan meningkatkan produktivitas dan menurunkan
rework, bahan yang terbuang, dan biaya garansi.
4
Perusahaan dengan kualitas terbaik lima kali lebih produktif di bandingkan dengan
kualitas yang paling rendah. Kualitas yang rendah berpengaruh terhadap organisasi
secara keseluruhan. Namun dalam hal ini yang terpenting adalah membangun
sebuah organisasi yang dapat mencapai kualitas dan mempengaruhi organisasi
secara keseluruhan. Suatu strategi kualitas yang berhasil dimulai dengan lingkungan
organisasi yang membantu perkembangan kualitas yang berhasil dan diikuti oleh
pemahaman prinsip kualitas; upaya untuk melibatkan para pekerja dalam aktivitas
yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan kualitas.
Pengaruh Kualitas
Kualitas merupakan elemen yang penting dalam operasi, ada tiga alasan kualitas itu
penting, yaitu:
- Reputasi Perusahaan.
Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk baru perusahaan, kebiasaan
pekerjanya, dan hubungan pemasoknya.
- Kehandalan Produk.
Pengadilan terus berusaha menghukum organisasi-organisasi yang merancang,
memproduksi, atau mengedarkan produk atau jasa yang penggunaannya
mengakibatkan kerusakan atau kecelakaan. Contohnya:Consumer Product Safety
Act.
- Keterlibatan global.
Kualitas adalah suatu perhatian internasional. Produk-produk perusahaan yang akan
bersaing di pasar internasional harus memenuhi ekspetasi akan kualitas, desain, dan
harganya secara global.

Biaya Kualitas
Adalah biaya akibat melakukan hal yang salah, yaitu harga yang harus dibayar
karena tidak sesuai dengan standar. Ada empat kategori utama yang dikaitkan
dengan biaya kualitas, yaitu:
- Biaya Pencegahan
Biaya yang terkait dengan mengurangi kemungkinan komponen atau jasa
mengalami kerusakan. Contoh: pelatihan, program peningkatan kualitas.
- Biaya Penaksiran
5
Biaya yang dikaitkan dengan proses evaluasi produk, proses, komponen, dan jasa.
Contoh: biaya pengujian, laboraturium, dan pemriksa.
- Kegagalan internal
Biaya yang diakibatkan oleh produksi komponen atau jasa yang rusak sebelum
diantarkan ke pelanggan. Contoh: rework, scrap, dan waktu tunggu akibat mesin
rusak
- Biaya eksternal
Biaya yang terjadi setelah pengiriman barang atau jasa yang cacat. Contoh:rework,
barang yang dikembalikan, kewajiban, kehilangan kepercayaan, dan biaya pada
masyarakat.
Tiga biaya pertama yang disebutkan diatas dapat diperkirakan, namun untuk biaya
eksternal sangat sulit untuk dihitung. Pada kondisi keseimbangan, biaya produk
yang berkualitas hanyalah sebagian dari keuntungan. Philip Crosby dan Genichi
berpendapat bahwa organisasi yang kalah adalah organisasi yang gagal berupaya
agresif di bidang kualitas.

Keluaran dari Kualitas Perencanaan


• Rencana pengelolaan kualitas. Rencana manajemen mutu harus menjelaskan
bagaimana tim manajemen proyek akan menerapkan kebijakan kualitasnya. Dalam
ISO 9000 istilah, harus menjelaskan sistem kualitas proyek: "struktur organisasi,
tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
menerapkan manajemen mutu". Rencana manajemen mutu memberikan masukan
terhadap rencana proyek secara keseluruhan dan harus ditujukan pada
pengendalian mutu, jaminan mutu, dan peningkatan kualitas proyek. Rencana
manajemen mutu dapat formal maupun informal, sangat rinci, atau luas berbingkai,
berdasarkan persyaratan proyek.
• Operasional definisi. Definisi operasional menjelaskan, dalam hal yang sangat
spesifik, apa sesuatu itu dan bagaimana ia diukur oleh proses kontrol kualitas.
Sebagai contoh, tidak cukup untuk mengatakan bahwa pertemuan tanggal jadwal
yang direncanakan adalah ukuran kualitas manajemen, tim manajemen proyek juga
harus menunjukkan apakah setiap kegiatan harus mulai tepat waktu atau hanya
selesai tepat waktu; apakah aktivitas individu akan diukur, atau hanya deliverables
6
tertentu, dan jika demikian, yang mana. Definisi operasional juga disebut metrik di
beberapa area aplikasi.
• Daftar pembanding. Checklist adalah alat terstruktur, biasanya unsur tertentu,
digunakan untuk memverifikasi bahwa satu set langkah yang diperlukan telah
dilakukan. Daftar- pembanding mungkin sederhana atau kompleks. Mereka biasanya
diungkapkan sebagai imperatif ("Lakukan ini!") Atau interrogatories ("Apakah Anda
melakukan ini?"). Banyak organisasi telah daftar standar tersedia untuk memastikan
konsistensi dalam tugas-tugas sering dilakukan. Di beberapa daerah aplikasi, daftar
juga tersedia dari asosiasi profesional atau penyedia layanan komersial.
• Masukan pada proses lainnya. Proses perencanaan mutu dapat mengidentifikasi
kebutuhan untuk kegiatan lebih lanjut di daerah lain.

C. Penggunaan Dalam Quality Management


Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam management kualitas.
Dalam kontekskonstruksi beberapa akan di jelaskan.
1. InspeksiInspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses konstruksi
untuk memeriksa apakah standard spesifikasi udah di capai.
2. Quality controlPengendalian Mutu (Quality Control) adalah teknik dan aktivitas
operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang dikehendaki dapat dicapai.
Aktivitasnya mencakup monitoring, mengeliminir problem yang diketahui,
mengurangi penyimpangan/perubahan yang tidak perlu serta usaha-usaha untuk
mencapai efektivitas ekonomi.Kendali mutu melibatkan hasil pemantauan proyek
spesifik untuk menentukan apakah mereka memenuhi standar mutu yang relevan,
dan mengidentifikasi cara untuk menghilangkan penyebab hasil yang tidak
memuaskan. Ini harus dilakukan selama proyek. hasil proyek meliputi hasil produk
keduanya, seperti kiriman, dan hasil manajemen proyek, seperti biaya dan kinerja
jadwal.
Kontrol kualitas sering dilakukan oleh Departemen Quality Control atau yang
serupa pada unit organisasi, tetapi tidak harus. Tim manajemen proyek harus
memiliki pengetahuan tentang pengendalian kualitas statistik, terutama sampling
dan probabilitas, untuk membantu mengevaluasi output kontrol kualitas. Di antara
mata pelajaran lainnya, tim mungkin berguna untuk mengetahui perbedaan antara:
7
 Pencegahan (kesalahan menjaga dari proses) dan pemeriksaan (kesalahan
menjaga dari tangan pelanggan).
 Atribut Sampling (hasilnya sesuai, atau tidak) dan sampling variabel (hasilnya
adalah nilai pada skala kontinu yang mengukur tingkat kesesuaian).
 Khusus menyebabkan (kejadian luar biasa) dan menyebabkan acak (variasi
proses normal).
 Toleransi (hasilnya dapat diterima jika berada dalam kisaran yang ditentukan
oleh toleransi) dan batas kontrol (proses ini dalam kendali jika hasilnya jatuh
dalam batas-batas kontrol).
Masukan untuk Pengendalian Kualitas
 Hasil kerja. Hasil Pekerjaan berisi hasil proses baik dan hasil produk.
Informasi tentang hasil yang direncanakan atau diharapkan (dari rencana
proyek) harus tersedia bersama dengan informasi tentang hasil aktual.
 Rencana manajemen mutu..
 Operasional definisi.
 Daftar pembanding.
Alat dan Teknik untuk Pengendalian Mutu.
1. Pemeriksaan. Pemeriksaan mencakup kegiatan seperti mengukur, memeriksa, dan
pengujian dilakukan untuk menentukan apakah hasil memenuhi persyaratan.
Pemeriksaan dapat dilakukan di setiap tingkat (misalnya, hasil kegiatan tunggal
dapat diperiksa, atau produk akhir dari proyek dapat diperiksa). Inspeksi disebut
berbagai review, review produk, audit, dan walkthrough, dalam beberapa area
aplikasi, istilah- istilah ini memiliki makna yang sempit dan spesifik.
2. Kontrol grafik. Diagram kontrol adalah tampilan grafik hasil, dari waktu ke waktu,
dari sebuah proses. Mereka digunakan untuk menentukan apakah proses ini "dalam
kendali (misalnya, perbedaan dalam hasil yang diciptakan oleh variasi acak, atau
peristiwa yang tidak biasa terjadi yang menyebabkan harus diidentifikasi dan
diperbaiki?). Ketika suatu proses dalam kontrol, proses tidak harus disesuaikan.
Proses ini dapat diubah untuk memberikan perbaikan, tetapi tidak harus disesuaikan
bila dalam kontrol.
3. Diagram kontrol dapat digunakan untuk memantau semua jenis variabel output.
Meskipun paling sering digunakan untuk melacak aktivitas berulang, seperti banyak
8
diproduksi, diagram kontrol juga dapat digunakan untuk memonitor variasi biaya
dan jadwal, volume dan frekuensi perubahan lingkup, kesalahan dalam dokumen
proyek, atau hasil manajemen lain untuk membantu menentukan apakah
manajemen proyek proses dalam pengendalian.
4. Pareto diagram. Diagram Pareto adalah sebuah histogram, berdasar pada
frekuensi kejadian, yang menunjukkan berapa banyak hasil yang dihasilkan oleh
jenis atau kategori tertentu. Ranking suatu pemesanan digunakan untuk
membimbing tindakan- korektif tim proyek harus mengambil tindakan untuk
mengatasi masalah yang menyebabkan jumlah terbesar dari cacat yang pertama
teridentifikasi. Pareto diagram secara konseptual berkaitan dengan Hukum Pareto,
yang menyatakan bahwa jumlah yang relatif kecil biasanya menyebabkan sebagian
besar dari masalah atau cacat. Hal ini sering disebut sebagai prinsip 80/20, dimana
80 persen dari masalah adalah karena 20 persen dari penyebab.
5. Statistik sampling. Sampling statistik melibatkan bagian pemilihan populasi untuk
pemeriksaan (misalnya, memilih sepuluh gambar teknik secara acak dari daftar tujuh
puluh lima). Sampling yang tepat sering dapat mengurangi biaya pengendalian
kualitas. Ada tubuh substansial pengetahuan tentang sampling statistik, dalam
beberapa area aplikasi, perlu untuk tim manajemen proyek untuk menjadi akrab
dengan berbagai teknik sampling.
6. Flowchart. Flowchart digunakan dalam pengendalian kualitas untuk membantu
menganalisis bagaimana terjadi masalah.
7. Trend analisis. Analisis trend melibatkan menggunakan teknik matematika untuk
meramalkan hasil masa depan berdasarkan hasil historis. Analisis kecenderungan
sering digunakan untuk memantau:
a. Teknis kinerja - berapa banyak kesalahan atau cacat telah diidentifikasi,
berapa banyak tetap tidak dikoreksi.
b. Biaya dan jadwal pelaksanaan - berapa banyak kegiatan per periode telah
diselesaikan dengan varians yang signifikan.

D. PERBAIKAN KUALITAS
Pendekatan terhadap perbaikan kualitas (quality improvement) mencakup hal – hal
sebagai berikut :
9
1. Menciptakan kesadaran dari kebutuhan dan kesempatan untuk
perbaikan/peningkatan.
2. Mengamanatkan/menugaskan peningkatan kualitas, dan membuatnya
sebagai bagian dari setiap deskripsi pekerjaan.
3. Menciptakan infrastruktur : menetapkan dewan kualitas, memilih proyek
untuk perbaikan, menentukan/menunjuk tim, menyiapkan fasilitator.
4. Memberikan pelatihan tentang bagaimana meningkatkan kualitas.
5. Meninjau kembali kemajuan secara teratur.
6. Memberikan penghargaan kepada tim pemenang.
7. Mempropagandakan/mempopulerkan hasil-hasil perbaikan kualitas.
8. Memperbaiki sistem balas jasa (reward system) dalam menjalankan tingkat
perbaikan kualitas.
Mempertahankan momentum melalui perluasan rencana bisnis yang mencakup
sasaran untuk peningkatan kualitas.

Perbaikan Berkesinambungan
TQM membutuhkan perbaikan berkesinambungan yang tidak pernah berhenti yang
mencakup orang, peralatan, pemasok, bahan, dan prosedur. Dasar filosofi ini adalah
setiap aspek dari operasi perusahaan dapat diperbaiki. Tujuan akhirnya adalah
kesempurnaan yang tidak akan pernah dapat diraih, tetapi selalu diupayakan.
Plan-Do-Check-Act Walter Shewhart, pelopor manajemen kualitas, mengembangkan
sebuah model lingkaran yang dikenal sebagai PDCA (plan, do, check, act) yang
menurutnya adalah suatu perbaikan berkesinambungan versinya sendiri.

E. Six Sigma
Six sigma adalah program untuk menghemat waktu, meningkatkan kualitas, dan
menurunkan biaya. Six sigma juga merupakan sebuah sistem yang menyeluruh yaitu
suatu strategi karena berfokus pada kepuasan pelanggan total, disiplin karena
mengikuti six sigma improvement model formal, dan sekumpulan perangkat (lembar
perangkat, diagram sebab-akibat, diagram pareto, diagram alir, histogram, dan
statistical process control/SPC) untuk memperoleh dan mempertahankan kesuksesan
dalam bisnis.
10
Metodologi Six Sigma
Untuk melakukan peningkatan terus menerus menuju target Six Sigma dibutuhkan
suatu pendekatan yang sistematis, berdasarkan ilmu pengetahuan dan fakta
(systematic, scientific and fact based)dengan menggunakan peralatan, pelatihan dan
pengukuran sehingga ekspektasi dan kebutuhan pelanggan dapat terpenuhi (Simon,
2005). Saat ini terdapat dua pendekatan yang biasa digunakan dalam Six Sigma,
yaitu :
1. DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve and Control)
Metodologi DMAIC digunakan saat sudah terdapat produk atau proses di
perusahaan, namun belum dapat mencapai spesifikasi yang ditentukan oleh
pelanggan.
• Define, menentukan tujuan proyek dan ekspektasi pelanggan.
• Measure, mengukur proses untuk dapat menentukan kinerja sekarang atau
sebelum mengalami perbaikan.
• Analyze, menganalisa dan menentukan akar permasalahan dari suatu cacat
atau kegagalan.
• Improve, memperbaiki proses menghilangkan atau mengurangi jumlah cacat
atauu kegagalan.
Control, mengawasi kinerja proses yang akan datang setelah mengalamai perbaikan.
2. DMADV (Define, Measure, Analyze, Design and Verify)
Metodologi DMADV dapat digunakan pada tempat / perusahaan yang belum
terdapat produk maupun proses atau pada perusahaan yang sudah memiliki produk
maupun proses dan sudah dilakukan optimisasi (menggunakan DMAIC ataupun
metode yang lain) namun tetap saja tidak bisa mencapai level spesifikasi yang
ditetapkan berdasarkan pelanggan atau sigma level.
• Define, menentukan tujuan proyek
• Measure, mengukur dan memutuskan spesifikasi dan kebutuhan pelanggan.
• Analyze, menganalisa beberapa proses pilihan yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.

11
• Design, merancang proses secara terperinci yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.
• Verify, menguji kemampuan dan kekuatan hasil rancangan agar sesuai
dengan kebutuhan pelanggan.
F. Pemberdayaan Pekerja
Pemberdayaan pekerja berarti melibatkan pekerja pada setiap langkah proses
produksi. Secara konsisten, literatur bisnis menyatakan 85% permasalahan kualitas
terletak pada bahan dan proses, bukan pada kinerja pekerja. Oleh karena itu, tugas
yamg diperlukan adalah merancang peralatan dan proses yang dapat memproduksi
kualitas yang diinginkan.
Saat terjadi ketidakcocokan kualitas, kesalahannya jarang terletak pada para
pekerja. Entah produknya dirancang dengan salah atau pekerjanya tidak dilatih
dengan benar. Walaupun pekerja dapat membantu menyelesaikan masalah, jarang
terjadi kasus dimana pekerja yang menyebabkan masalah tersebut.
Teknik untuk memberdayakan pekerja yaitu :
1. Membina jaringan komunikasi yang melibatkan pekerja
2. Membentuk para penyelia yang bersikap terbuka dan mendukung
3. Memindahkan tanggung jawab dari manajer dan tsaf kepada para pekerja di
bagian produksi
4. Membangun organisasi yang memiliki moral yang tinggi
5. Menciptakan struktur organisasi formal sebagai tim-tim dan lingkaran-
lingkaran kualitas

G. Benchmarking
Benchmarking merupakan pemilihan standar kinerja yang mempresentasikan kinerja
terbaik dari suatu proses atau aktivitas. Benchmarking meliputi pemilihan standar
produk, jasa, biaya atau kebiasaan yang mewakili suatu kinerja terbaik dari proses
atau aktivitas serupa dengan proses atau aktivitas Anda. Langkah menetapkan
benchmark antara lain:
1. Menetapkan apa yang akan dijadikan benchmark
2. Membentuk tim benchmark
3. Mengidentifikasi mitra-mitra benchmark
12
4. Mengumpulkan dan menganalisis informasi benchmark
5. Mengambil tindakan untuk menyamai atau melebihi benchmark
Ukuran-ukuran kinerja khusus yang digunakan dalam benchmark meliputi
persentase cacat, biaya per unit atau per pesanan, waktu proses per unit, waktu
respon layanan, imbal hasil investasi, tingkat kepuasan pelanggan, dantingkat
ingatan pelanggan.
Benchmarking internal dilakukan saat sebuah organisasi cukup dan memiliki bayak
divisi atau unit bisnis. datanya biasanya jauh lebih mudah diakses daripada data dari
luar perusahaan luar dan terdapat suatu unit internal yang memiliki kinerja lebih
tinggi dan dapat diteladani.

H. Just in Time (JIT)


Konsep JIT diadakan untuk perbaikan berkesinambungan dan penyelesaikan
masalah. Dalam konsep JIT, barang diproduksi dan diantarkan saat mereka
dibutuhkan (saat ada permintaan). JIT berkaitan dengan kualitas dalam tiga hal:
1. JIT memangkas biaya kualitas. Hal ini terjadi karena rework, scrap, investasi
persediaan dan biaya akibat barang yang rusak berkaitan langsung dengan
persediaan yang ada. Dengan penerapan JIT berarti hanya terdapat sedikit
persediaan, biayanya juga lebih rendah. Selain itu, persediaan
menyembunyikan kualitas yang buruk.
2. JIT meningkatkan kualitas. Karena mempersingakat lead time, JIT juga
menjaga bukti kesalahan tetap baru dan membatasi jumlah sumber kesalahan
yang potensial. Oleh karena itu, JIT menciptakan sebuah sistem peringatan
akan adanya permasalahan kualitas, baik dalam perusahaan maupun dengan
para penjual.
3. Kualitas yang lebih baik berarti persediaan yang lebih sedikit, serta sistem JIT
yang lebih baik dan mudah digunakan. Tujuan memiliki persediaan adalah
melindungi kinerja produksi yang buruk yang disebabkan oleh kualitas yang
tidak dapat diandalkan. Jika kualitasnya konsisten, maka JIT membuat
perusahaan dapat mengurangi semua biaya yang terkait pada persediaaan.

A. Konsep Taguchi
13
Genichi Taguchi memberikan tiga konsep yang bertujuan memperbaiki kualitas
produk dan proses, yaitu ketangguhan kualitas (quality robustness), fungsi kerugian
kualitas (quality loss function-QLF) dan kualitas berorientasi sasaran (target-oriented
quality)

Produk berkualitas tangguh (quality robust) adalah produk yang dapat diproduksi
secara beragam dan konsisten dalan segala kondisi manufaktur dan lingkungan yang
kurang baik dan bukan menghilangkan penyebabnya. Taguchi menyarankan bahwa
menghilangkan pengaruh biasanya lebih murah daripada menghilangkan penyebab,
dan lebih efektif dalam memproduksi produk yang tangguh. Dengan cara ini, variasi
kecil dalam bahan dan proses tidak akan mengganggu kualitas produk.
Quality loss function (QLF) mengidentifikasikan semua biaya yang berkaitan dengan
kualitas rendah dan menunjukan bagaimana biaya ini meningkat jika kualitas produk
semakin jauh dengan keinginan pelanggan. Biaya ini tidak hanya meliputi
ketidakpuasan pelanggan, tetapi juga biaya garansi dan jasa, biaya pemeriksaan
internal, perbaikan, scrap, dan biaya-biaya yang dianggap sebagai biaya bagi
masyarakat. Kualitas berorientasi sasaran (target-oriented quality) merupakan
sebuah filosofi perbaikan terus menerus untuk membuat kualitas produk tepat sesuai
dengan sasaran.

14
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Dari pembuatan makalah ini kami dapat mengambil kesimpulan antara lain:
Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan pelanggannya. Total Quality Management (TQM) mengacu pada
penekanan kualitas yang meliputi organisasi keseluruhan, mulai dari pemasok
hingga pelanggan. Tujuh konsep program TQM yang efektif yaitu perbaikan
berkesinambungan, Six Sigma, pemberdayaan pekerja, benchmarking, just-in-time
(JIT), konsep Taguchi, dan pengetahuan perangkat TQM

15

Anda mungkin juga menyukai