Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

K DENGAN HIPERGLIKEMIA
DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD Dr. MOEWARDI

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

NASIIN TRI SUSETYO, S.Kep


J 230 113 043

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
2
 

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K DENGAN HIPERGLIKEMIA


DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD Dr. MOEWARDI

Disusun oleh:

NASIIN TRI SUSETYO, S.Kep


J 230 113 043

Telah dipertahankan di depan Dewan penguji pada tanggal 9 November 2012


Dan Dinyatakan Telah Lulus Syarat

Susunan Dewan Penguji:

Ketua : Nanang Sri Mujiono, S.Kep (………………………….)

Sekretaris : Mulyo Budiono, S.Kep., Nes (………………………….)

Anggota : Arif Widodo,A. Kep., M.Kes (………………………….)

Surakarta, 9 November 2012

Fakultas Ilmu kesehatan


Universitas Muhammdiyah Surakarta
Dekan,

Arif Widodo, A.Kep., M.Kes


3
 

SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


Bismillahirrahnirrohim
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : NASIIN TRI SUSETYO, S.Kep


NIM : J 230 113 043
Fakultas/ Jurusan : FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Jenis penelitian : Karya Tulis Ilmiah
Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K DENGAN
HIPERGLIKEMIA DI INSTALASI GAWAT
DARURAT RSUD Dr. MOEWARDI

Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk:


1. Memberikan hak bebas royalty kepada perpustakaan UMS atas penulisan
karya ilmiah saya, demi mengembangkan ilmu pengetahuan
2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/ pengalih formatkan.
3. Mengelola dalam bentuk pangkalan data (data base), mendistribusikannya
serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta
4. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak perpustakaan UMS, dari segala bentuk tuntutan hukum
yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Surakarta, November 2012

Yang Menyatakan

Nasiin Tri Susetyo, S.Kep


NASKAH PUBLIKASI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K DENGAN HIPERGLIKEMIA DI


INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD Dr. MOEWARDI

Nasiin Tri Susetyo*, Nanang Sri Mujiono**, Mulyo Budiono**

ABSTRAK

Diabetes mellitus sering disebut sebagai the great imitator, karena


penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai
macam keluhan. Keluhan yang timbul pada pasien salah satunya adalah
Hiperglikemia. Hiperglikemia merupakan keadaan peningkatan glukosa darah
dari rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau rentang non puasa
sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah. Peran hiperglikemia antara lain advance
glycosilation end product (AGE), aldose reduktase, stres oksidatif, pseudo
hipoksia, hipoksia sejati, stres karbonil, perubahan metabolisme lipoprotein,
peningkatan aktivitas protein kinase C, dan perubahan faktor pertumbuhan atau
aktivitas sitokin. Merokok merupakan salah satu faktor risiko penting untuk
komplikasi makrovaskuler. Merokok pada DM tipe 2 menyebabkan amputasi kaki
yang lebih awal, dan risiko terjadinya infeksi. Tujuan umum dari penulisan karya
tulis ilmiah adalah agar dapat melakukan asuhan keperawatan dengan melakukan
proses pendekatan keperawatan padapasien hiperglikemia. Metode yang diambil
adalah wawancara dan pemeriksaan fisik dan studi dokumen. Hasil dari karya
ilmiah ini adalah pada pasien Ny. K dengan hiperglikemia terjadi gangguan
infeksi, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan faktor
biologis dan kurang pengetahuan tentang proses penyakit dan pengobatan
berhubungan dengan kurang sumber informasi sedangkan diagnosa yang terdapat
dalam teori tetapi tidak ada dalam kasus adalah gangguan perfusi berhubungan
dengan melemahnya/menurunnya aliran darah ke daerah gangren akibat adanya
obstruksi pembuluh darah, ganguan integritas jaringan berhubungan dengan
adanya gangren pada ekstrimitas, keterbatasan mobilitas fisik berhubungan
dengan rasa nyeri pada luka di kaki, gangguan pemenuhan nutrisi (kurang dari)
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang.

Kata kunci : Hiperglikemia, kekurangan volume cairan, kelelahan


2
 

NURSING CARE IN MS. K WITH HYPERGLYCEMIA AT EMERGENCY


INSTALLATION OF DR. MOEWARDI HOSPITAL

ABSTRACT

Diabetes mellitus often referred to as the great imitator, because it disease


can affect all organs of body and cause a variety of complaints. Complaints
arising in patients one is hyperglycemia. Hyperglycemia is a condition of the
blood glucose levels of fasting normal range 80-90 mg / dl of blood, or a non-
fasting ranges around 140-160 mg / 100 ml of blood. The role of hyperglycemia
include advance glycosilation end product (AGE), aldose reductase, oxidative
stress, pseudo hypoxia, hypoxia true, carbonyl stress, changes in lipoprotein
metabolism, increased activity of protein kinase C, and changes in the activity of
growth factors or cytokines. Smoking is one of the important risk factors for
macrovascular complications. Smoking in type 2 diabetes causes an early leg
amputations, and the risk of infection. The general objective of masterpiece write
edutitely is to know perform nursing care by performing nursing process
approach hyperglycemia to patient. Taking method is an interview and a physical
checking and study documents. The results masterpiece write edutitely to Ms. K
patient with hyperglycemia occurs infectious disorders, nutritional changes are
less than necessity and biological factors associated with lack of knowledge about
disease process and treatment is associated with less resources contained
diagnostic information while in theory but not in the case of reperfusion is
associated with weakening / decreased blood flow to area gangrene due to
obstruction of blood vessels, tissue integrity disorder associated with the
gangrene in the extremities, limited physical mobility related to pain in a leg
wound, impaired nutrition (lower) needs of body associated with less food intake.

Keywords: Hyperglycemia, lack of fluid volume, fatigue

PENDAHULUAN yang mengalami hiperglikemia


memerlukan perhatian yang khusus
Latar Belakang dalam melalukan perawatan di
Diabetes mellitus sering disebut ruangan, sehingga dapat mengontrol
sebagai the great imitator, karena kadar gula dan dapat menurunkan
penyakit ini dapat mengenai semua kadar gula darah klien. Hasil
organ tubuh dan menimbulkan penelitian yang dilakukan oleh
berbagai macam keluhan. Gejala-gejala Wiryana, (2008) menunjukkan bahwa,
tersebut dapat berlangsung lama tanpa serat mampu menurunkan kadar
diperhatikan, sampai kemudian orang glukosa postprandial serum dengan
tersebut pergi ke dokter untuk tiga mekanisme, yaitu serat makanan
memeriksakan kadar glukosa meningkatkan viskositas usus halus
darahnya.Penyakit diabetes mellitus dan menghambat difusi glukosa,
2
 

mengikat 5glukosa dan mengurangi akan menimbulkan sesuatu keadaan di


konsentrasi glukosa dalam usus halus, mana ginjal tidak dapat meningkatkan
menghambat aksi α-amilase melalui glukosa yang difiltrasi. Ginjal tidak
selaput pati dan enzim serta dapat mengikat glukosa yang difiltrasi akan
langsung menghambat enzim. mengakibatkan cairan diikat oleh
Mekanisme-mekanisme tersebut glukosa, sehingga cairan dalam tubuh
menurunkan kadar penyerapan glukosa akan berlebihan yang akan
dan konsentrasi glukosa postprandial dimanifestasikan dengan banyak
serum. Dari masalah yang muncul di mengeluarkan urin (poliuri).
atas maka penulis tertarik untuk
mengambil kasus dengan judul kasus Hiperglikemia
Asuhan Keperawatan Pada Ny. K Hiperglikemia merupakan
dengan Diabetes Mellitus keadaan peningkatan glukosa darah
(hiperglikemia) di Unit Gawat Darurat rentang kadar puasa normal 80 – 90
(Resusitasi) RSUD Dr.Moewardi. mg / dl darah, atau rentang non puasa
Tujuan penelitian dari karya sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah
tulis ilmiah adalah agar Penulis mampu (Waspadji, 2007)
melakukan asuhan keperawatan
dengan melakukan proses pendekatan Etiologi
keperawatan. Penyebab tidak diketahui dengan
pasti tapi umumnya diketahui
LANDASAN TEORI ekurangan insulin adalah penyebab
Diabetes Mellitus utama dan faktor herediter yang
Diabetes Mellitus adalah memegang peranan penting.
keadaan dimana tubuh tidak Yang lain akibat pengangkatan
menghasilkan atau memakai insulin pancreas, pengrusakan secara kimiawi
sebagaimana mestinya. Insulin adalah sel beta pulau langerhans.
hormon yang membawa glukosa darah Tujuan utama terapi
ke dlaam sel-sel dan menyimpannya Hiperglikemia adalah mencoba
sebagai glikogen (Tambayong, 2000). menormalkan aktivitas insulin dan
kadar glukosa darah dan upaya
Patofisiologi mengurangi terjadinya komplikasi
Defisiensi insulin terjadi sebagai vaskuler serta neuropati.
akibat dari kerusakan sel beta
langerhans, defisiensi insulin tersebut Asuhan Keperawatanpada Ny. K
akan menyebabkan peningkatan Pengkajian
pembentukan glikogen sehingga Identitas
glikogen akan mengalami suatu Nama : Ny. K, Umur : 50 tahun, Jenis
penurunan yang mengakibatkan kelamin: Perempuan, Pendidikan
hiperglikemi, peningkaan kadar terakhir: SLTA sederajat, Pekerjaan:
glukosa hepar dan peningkatan Swasta, Agama: Islam, Alamat:
lipolisis. Begajah Rt 1/Rw 1 Popongan
Hiperglikemi akan KaranganyarTanggal/ Jam masuk RS :
mengakibatkan seseorang mengalami 25 Agustus 2012/ 11.24 WIBTanggal/
glukosuria, yang menyebabkan Jam pengkajian : 25 Agustus
osmotik diuresis. Osmotik diuresis 2012/ 11.24 WIB
3
 

Diagnosa medis: Diabetes Mellitus kalau dirinya belum pernah


(hiperglikemi)No RM : mondok atau sakit dan dirawat di
01062438 Rumah Sakit, baru pertama kali
dirawat di Rumah Sakit.
Identitas Penanggungjawab. c. Riwayat Penyakit Keluarga.
Nama : Tn. S, Umur : 27 tahun, Jenis Klien mengatakan didalam
kelamin: Laki-laki, Agama: Islam, keluarga ada yang mempunyai
Alamat : Begajah Rt 1/Rw 1 Popongan riwayat penyakit hipertensi dan
KaranganyarHubungan dengan pasien: diabetes mellitus yaitu semuanya
Anak klien dari ibu klien.

Keluhan Utama: Sesak nafas, kepala Pengkajian Primer


pusing, badan lemas a. Airway. jalan nafas tidak paten,
Riwayat Penyakit frekuensi nafas tidak teratur
a. Riwayat Penyakit Sekarang. b. Breathing. Pola nafas klien
Klien datang ke IGD RSUD Dr. ireguler, mengalami sesak nafas,
Moewrdi pada tanggal 25 Agustus tidak ada nafas cuping hidung, RR:
2012 pukul 11.24 WIB dengan 30 x/menit
keluhan badan lemas tidak berdaya, c. Circulation.
kepala pusing, sesak nafas serta TD : 130/90 mmHg
mual semenjak tadi pagi sebelum N : 108x/ menit
dibawa ke Rumah Sakit, setelah S : 36 ºC
diperiksa GDS klien tinggi 443 R: RR: 30 x/menit
mg/dl, sebelumnya klien sakit Tidak mengalami penurunan
sariawan sudah 1 minggu yang kesadaran
lalu, sudah diperisakan ke dokter, Akral teraba dingin, kapilary refill
kemudian diberi obat oleh dokter < 2 detik
tetapi belum sembuh-sembuh juga d. Disability.
tidak seperti sakit sariawan Kesadaran composmetis, GCS 15
biasanya, walaupun sudah dibawa (E4 M6 V5)
ke dokter namun kondisi klien e. Exposure.
semakin memburuk, badan lemas, Klien tampak lemah, turgor kulit
pucat dan tidak kuat membawa sedang, mukosa bibir kering
badannya sendiri akhirnya oleh
keluarga klien dibawa ke Rumah Pengkajian Sekunder
Sakit sampai di IGD RSUD Dr. a. AMPLE
Moewardi pukul 11. 24 WIB 1) Alergi : Klien mengatakan
b. Riwayat Penyakit Dahulu. tidak mempunyai alergi terhadap
Klien tidak mempunyai riwayat makanan, dan obat-obatan.
penyakit asma, klien juga tidak 2) Medikasi : Sebelum sakit klien
mempunyai riwayat penyakit mengatakan jarang sakit, kalau
jantung, hanya saja klien sakit takut pergi berobat atau pergi
mempunyai riwayat penyakit ke Dokter.
diabetes mellitus dan mempunyai 3) Past Illness : Klien mempunyai
riwayat penyakit hipertensi dari riwayat penyakit hipertensi dan
ibunya, klien juga mengatakan diabetes mellitus
4
 

4) Last Meal : Klien mengatakan sariawan sudah 1 minggu yang lalu,


terakhir makan tadi pagi jam 07.00 sudah diperisakan ke dokter tetapi
sebelum pergi ke rumah sakit, tidak sembuh juga, kondisi klien
klien makan dengan bubur beras semakin memburuk kemudian untuk
dan tempe terik. mendapatkan perawatan lebih lanjut
5) Evenvironment: Keluarga oleh keluarga klien dibawa ke Rumah
mengatakan klien tinggal di daerah Sakit RSUD Dr. Moewardi Surakarta
perkampungan. Dalam satu rumah sampai di IGD pukul 11.24 WIB.
klien tinggal bersama 3 anak Riwayat penyakit dahulu klien tidak
berserta menanatu dan cucu- mempunyai riwayat penyakit asma,
cucunya klien juga tidak mempunyai riwayat
penyakit jantung, hanya saja klien
mempunyai riwayat penyakit diabetes
Data Fokus mellitus dan mempunyai riwayat
DS : - Klien megatakan sesak nafas penyakit hipertensi dari ibunya, klien
juga mengatakan kalau dirinya belum
- Klien mengatakan badannya pernah mondok atau sakit dan dirawat
lemas dan merasa lelah sekali di Rumah Sakit, baru pertama kali
- Klien mengatakan haus ingin dirawat di Rumah Sakit. Riwayat
minum terus penyakit keluarga klien mengatakan
DO : - Keadaan umum lemah didalam keluarga ada yang mempunyai
riwayat penyakit hipertensi dan
- Klien tampak lemas
diabetes mellitus yaitu semuanya dari
- Klien minta minum terus
ibu klien.
- Klien tampak gelisah, banyak
Hasil pemeriksaan fisik pada
gerak
Ny. K keadaan umum lemah,kesadaran
- Klien mual dan muntah
composmentis, GCS : E4V5M6, TD :
- TTV : TD : 130/ 90 mmHg, N
130/90 mmHg, RR :30x/menit, N :
: 108x/menit, RR: 30x/menit,
108x/ menit, S: 36oC. Pemeriksaan
S: 36 oC.
Head to toe yang mengalami masalah
- GDS: 443 mg/dl
antara lain pada mulut ada
- Kulit tampak pucat
stomatitis/sariawan di gusi bagian
- WBC: 16,06 x10.e³/uL
bawah, tampak agak kotor dan klien
- ADL klien dibantu
tampak haus ingin minum terus,
- Klien terpasang O2 5 L/menit
Pemeriksaan dada Inspeksi: RR: 30
x/menit, Genitourinaria terpasang
Asuhan Keperawatan
selang DC. ekstremitas kanan atas
Riwayat penyakit sekarang
dapat bergerak bebas, ektremitas kiri
klien datang ke IGD RSUD Dr.
atas terpasang infus NaCl 28 tpm
Moewardi Surakarta pada tanggal 25
(mikro) dan keadaan kulit tampak
Agustus 2012 pukul 11.24 WIB
pucat. Pengkajian Tersier pada klien
dengan keluhan badan lemas tidak
untuk pemeriksaan laboratorium tgl 25
berdaya, kepala pusing, sesak nafas
Agustus 2012 didapatkan nilai WBC :
serta mual semenjak tadi pagi sebelum
16,06 x10.e³/uL, HGB: 17,5 g/dl,
dibawa ke Rumah Sakit, setelah
HCT= 56,4 %.
diperiksa GDS klien tinggi (443
mg/dl). Sebelumnya klien sakit
5
 

Setelah mendapatkan data-data sekitar 140 – 160 mg /100 ml darah


yang menunjukkan keadaan klien maka (Waspadji, 2007)
diperoleh analisa data, sehingga dapat Diagnosa ini penulis tegakkan
ditentukan diagnosa sesuai prioritasnya karena ditemukan data-data subyektif
yaitu: 1) PK: Hiperglikemi 2) Risiko dan obyektif dari pasien yaitu
injuri b.d kerusakan neuromuskuler, memonitor GDS klien, memonitor
tekanan dan disease, 3) kelelahan b.d TTV, memberikan terapi insulin ssuai
ketidakberdayaan. Setelah masalah order, memberikan IV fluids sesuai
keperawatan pada klien ditentukan kebutuhan dan memonitor status cairan
kemudian disusun rencana sesuai kebutuhan
keperawatan beserta tujuan dan kriteria Data objektif : Klien tampak lemas.
hasilnya untuk setiap diagnosa GDS klien : 443 mg/Dl
keperawatan seperti yang ada dalam Rasionalisasi dari tindakan
tinjauan teori. Diagnosa keperawatan keperawatan pada diagnosa ini adalah
adalah suatu pernyataan yang mengetahui seberapa besar
menjelaskan respon manusia (status kemampuan klien dalam ADL,
kesehatan atau Risiko perubahan pola) Memantau kebutuhan ADL klien,
dari individu atau kelompok dimana menghemat tenaga yang dikeluarkan
perasat secara akuntabilitas dapat klien, melatih ADL secara mandiri,
mengidentifikasi dalam memberikan mengetahui seberapa besar
intervensi secara pasti untuk kemampuan klien, memberi semangat
mengidentifikasi dalam memberikan dan dukungan kepada klien.
intervensi secara pasti untuk menjaga Kekuatan dari tindakan
status kesehatan untuk menurunkan, keperawatan pada diagnosa ini adalah
membatasi dan merubah (Carpenito, pasien kooperatif dan berperan serta
2007). dalam semua tindakan sehingga dalam
Diagnosa pelaksanaannya dapat dilakukan
Diagnosa keperawatan adalah dengan baik, sedangkan kelemahannya
suatu pernyataan yang menjelaskan terletak pada waktu yaitu 4 jam
respon manusia (status kesehatan atau (kriteria hasil tidak dapat dicapai
Risiko perubahan pola) dari individu dengan waktu tersebut tapi dengan
atau kelompok dimana perasat secara waktu yang lama).
akuntabilitas dapat mengidentifikasi
dalam memberikan intervensi secara Diagnose II
pasti untuk mengidentifikasi dalam PK : Risiko injuri
memberikan intervensi secara pasti Menurut Dongoes (2000) risiki
untuk menjaga status kesehatan untuk injuri adalah suatu keadaan perubahan
menurunkan, membatasi dan merubah kimia endogen ketidakseimbangan
(Carpenito, 2007). glukosa insulin dari atau elektrolit.
Diagnosa ini penulis tegakkan
Diagnose I karena ditemukan data-data obyektif
PK : hiperglikemi pada pasien yaitu Klien tampak
Hiperglikemia merupakan gelisah, banyak gerak.
keadaan peningkatan glukosa darah Rasionalisasi dari tindakan
rentang kadar puasa normal 80 – 90 keperawatan pada diagnosa ini adalah
mg / dl darah, atau rentang non puasa Memenuhi kebutuhan keamanan klien,
6
 

Agar klien terhindar dari bahaya, tindakan selama 4 jam, tanda-tanda


Kegelisahan dan adanya gerak yang ADL klien masih dibantu, serta
tidak terkontrol perlu dibatasi dengan masalah kelelahan belum teratasi.
baik dengan pemasangan restrain, agar
klien tidak bingung, agar klien aman PEMBAHASAN
ada yang berada disampingnya, Resiko Dari pengkajian yang dilakukan
cidera dapat diakibatkan benda-benda diperoleh data subjektif bahwa klien
tajam dan berbahaya, adanya tempat megatakan sesak nafas, klien
tidur yang basah atau kotor serta tidak mengatakan badannya lemas dan
rapi serta pengaman yang kurang kuat merasa lelah sekali, klien mengatakan
Setelah dilakukan indakan haus ingin minum terus. Sedangkan
keperawatan selama 4 jam pasien tidak data objektif kesadaran klien
mengalami masalah resiko injury composmentis, keadaan umum lemah,
(Klien sudah tidak banyak bergerak, klien tampak lemas, klien minta
tetapi masih gelisah). minum terus, klien tampak gelisah,
banyak gerak, mukosa bibir kering,
Diagnose III klien mual dan muntah, TTV : TD :
Kelelahan b.d ketidakberdayaan 130/ 90 mmHg, N : 108x/menit, RR:
Kelelahan adalah suatu keadaan 30x/menit, S: 36 oC, GDS: 443 mg/dl,
dimana terjadi penurunan produksi kulit tampak pucat, Nilai WBC: 16,06
energy metabolic, perubahan kimia x10.e³/uL, nilai HGB: 17.5 g/dL, klien
darah, infusiensi insulin, peningkatan disorientasi, ADL klien dibantu, klien
kebutuhan energy (Dongoes, 2000) terpasang O2 5 L/menit dan klien
Diagnosa ini penulis tegakkan tampak tidur dengan posisi semifowler.
karena ditemukan data subyektif Klien
mengatakan badannya lemas dan Nanda (2009) menyatakan
merasa lelah sekali. Data objektif masalah yang mungkin timbul pada
Klien tampak lemas dan Klien tampak kasus hiperglikemi adalah antara lain
pucat. Pola nafas tidak efektif. b. d penurunan
Adapun rasionalisasi dari ekspansi paru. Diagnosa ini penulis
tindakan keperawatan pada diagnosa tegakkan karena sesuai dengan
ini adalah menghemat energy, kenyataan yang terjadi pada pasien
mengetahui pola tidur klien, dilihat dari pengkajian yang terpenting
menghemat energi, untuk mengetahui dalam keperawatan gawat darurat yaitu
nilai TTV klien dan mengetahui status masalah airway, pada Ny. K airwaynya
nutrisi klien. ada masalah yaitu jalan nafas tidak
Kekuatan dari tindakan paten, frekuensi nafas tidak teratur, RR
keperawatan pada diagnosa ini adalah meningkat lebih dari normal nilainya.
pasien kooperatif dan berperan serta Menurut Arifin, A, dkk (2006) yang
dalam semua tindakan sehingga dalam menyatakan apabila kadar glukosa
pelaksanaannya dapat dilakukan dalam darah nilainya >300 mg/dL
dengan baik, sedangkan kelemahannya maka terjadi ketoasidosis metabolic
terletak pada waktu yaitu 4 jam (KAD) yang ditandai dengan adanya
(kriteria hasil tidak dapat dicapai kompensasi metabolik.
dengan waktu tersebut tapi dengan 1. PK :Hiperglikemi. Diagnosa ini
waktu yang lama). Setelah dilakukan penulis angkat karena kadar
7
 

glukosa darah klien yang sangat ND memiliki kerentanan genetik


tinggi lebih dari normal. Hal ini yang berkembang menjadi
sesuai dengan isi dari jurnal yang perlukaan ginjal sebagai respon
berjudul “Glucose metabolism and terhadap keadaan hiperglikemia,
hyperglycemia” oleh Giugliano, D, yang berhubungan dengan DM
dkk (2008) yang menyatakan tersebut. Jalur renin-angiotensin-
hiperglikemia merupakan aldosterone system (RAAS), nitrit
komplikasi yang akut yang dapat oksid (NO), dan transforming
terjadi pada diabetes mellitus baik growth factor (TGF) berhubungan
tipe 1 maupun tipe 2, keadaan dengan ND. Terdapat bukti yang
tersebut merupakan komplikasi kuat tentang adanya keterlibatan
yang serius yang mungkin terjadi faktor genetik pada komplikasi
pada penderita diabetes mellitus mikrovaskuler diabetes
yang kadar gulanya terkontrol (Buraczynska 2007).
dengan baik. Krisis hiperglikemia 3. Kelelahan b. d ketidakberdayaan.
dapat terjadi dalam bentuk KAD Diagnosa ini penulis rumuskan
(ketoasidosis diabetikum) dan SHH karena didapatkan data klien
(status hiperosmolar merasa lemas, seperti tidak
hiperglikemik). Dimana KAD bertenaga, aktifitas klien dibantu
ditandai kadar glukosa darah >300 perawat dan anggota keluarga dan
mg/dl. Hiperglikemia merupakan ditunjang adanya pemasangan
keadaan peningkatan glukosa darah infuse ekstremitas disebelah
dari rentang kadar puasa normal 80 kanan. Hal ini sesuai dengan isi
– 90 mg / dl darah, atau rentang dari jurnal yang berjudul “Glucose
non puasa sekitar 140 – 160 mg metabolism and hyperglycemia”
/100 ml darah ( Elizabeth 2001 ) oleh Giugliano, D, dkk (2008)
2. Resiko injuri b.d kerusakan yang menyatakan seorang
neuromuskuler, tekanan dan penderia diabetes mellitus dengan
disease. Diagnosa ini penulis kadar glukosa yang tinggi/high
angkat karena ada yang dan bisa dikatakan hiperglikemia
menunjang yaitu klien gelisah dan mengalami kondisi yang lemas
klien juga banyak gerak. Hal ini dan lelah.
sesuai dengan pernyataan
Carpenito (2000) bahwa resiko Diabetes mellitus (DM)
infeksi beresiko terluka akibat merupakan suatu kelompok penyakit
interaksi kondisi lingkungan metabolik dengan karakteristik
dengan sumber adaptive dan hiperglikemia yang terjadi karena
defensive seseorang. Nefropati kelainan sekresi insulin, kerja insulin
diabetika ditandai dengan adanya atau kedua-duanya. DM merupakan
kerusakan pada glomerulus, salah satu dari lima penyebab utama
tubulus, jaringan interstitial dan kematian di dunia.Prevalensi DM tipe
vaskuler karena DM. Terjadinya 2 mencakup lebih dari 90% dari semua
ND melibatkan beberapa jalur, kasus diabetes. Pada penderita DM tipe
yaitu, jalur hemodinamik, 2, penyakitnya mempunyai pola
metabolik dan beberapa pasien familial yang kuat. DM tipe 2 ditandai
DM yang berkembang menjadi dengan kelainan dalam sekresi insulin
8
 

maupun dalam kerja insulin. Pada Dalam perencanaan


penderita dengan DM tipe 2 terdapat keperawatan yang dilakukan,
kelainan dalam pengikatan insulin disesuaikan dengan tinjauan teori, serta
dengan reseptor. Ini dapat disebabkan pelaksanaannya tidak ada kesenjangan.
oleh berkurangnya jumlah tempat Evaluasi merupakan tahap terakhir dari
reseptor yang responsive insulin pada proses keperawatan yang digunakan
membran sel, yang mengakibatkan untuk menentukan seberapa baik
hiperglikemia rencana keperawatan bekerja dengan
Persentase Hemoglobin menunjukkan respon klien dan kriteria
Glikosilasi (HbA1c) merupakan hasil yang telah ditetapkan. Evaluasi
cerminan dari keterkendalian glukosa dilakukan setiap hari setelah semua
darah untuk periode waktu yang lama. implementasi dilakukan. Berdasarkan
Peningkatan HbA1c > 7% implementasi yang sudah dilakukan,
mengindikasikan DM yang tidak kondisi klien mengalami peningkatan
terkendali Hiperglikemia ini dapat dan masalah pada klien sebagian besar
menyebabkan produksi Reactive teratasi walaupun hanya sebagian.
Oxygen. Species (ROS) atau radikal
bebas yang berlebihan dan akan Simpulan
memicu terjadinya stress oksidatif, 1. Diagnosa keperawatan menurut
yaitu suatu keadaan dimana jumlah Carpenito & Doengoes. Setelah
radikal bebas yang diproduksi melebihi dilakukan pengkajian dan analisa
kapasitas tubuh untuk menangkalnya. kasus muncul empat diagnosa pada
Dengan adanya paparan stress klien. Dua diagnosa yang ada dalam
oksidatif, enzim Superoksode kasus tetapi tidak terdapat dalam
Dismutase (SOD) sebagai antioksidan teori adalah pk:infeksi, perubahan
endogen akan meningkat aktivitasnya nutrisi kurang dari kebutuhan
untuk meredam stress oksidatif berhubungan dengan faktor biologis
tersebut, yaitu dengan merubah anion dan kurang pengetahuan tentang
superokside (O2) menjadi hidrogen proses penyakit dan pengobatan
peroksida (H2O2) dan oksigen (O2), berhubungan dengan kurang sumber
sehingga dapat melindungi sel-sel β informasi sedangkan diagnosa yang
pankreas. terdapat dalam teori tetapi tidak ada
Penelitian yang dilakukan oleh dalam kasus adalah . gangguan
(Wiyono, 2002) Pengendalian glukosa perfusi berhubungan dengan
darah penting mengingat peranan melemahnya/menurunnya aliran
hiperglikemia terhadap terjadinya darah ke daerah gangren akibat
komplikasi kronis DM. Beberapa adanya obstruksi pembuluh darah,
hipotesis mengenai peran ganguan integritas jaringan
hiperglikemia antara lain advance berhubungan dengan adanya
glycosilation end product (AGE), gangren pada ekstrimitas,
aldose reduktase, stres oksidatif, keterbatasan mobilitas fisik
pseudo hipoksia, hipoksia sejati, stres berhubungan dengan rasa nyeri
karbonil, perubahan metabolisme pada luka di kaki, gangguan
lipoprotein, peningkatan aktivitas pemenuhan nutrisi (kurang dari)
protein kinase C, dan perubahan faktor kebutuhan tubuh berhubungan
pertumbuhan atau aktivitas sitokin dengan intake makanan yang
9
 

kurang. Intervensi yang muncul perawat juga harus bekerjasama


dalam teori menurut Carpenito dengan tim kesehatan lain (dokter,
(2007) & Doengoes (2000), tidak ahli gizi, psikoatri dan pekerja
sepenuhnya dijadikan intervensi social) dalam melakukan perawatan
oleh penulis pada pengelolaan / penanganan pasien dengan asma.
pasien karena situasi dan kondisi 4. Untuk pihak Rs agar lebih
pasien serta situasi dan kondisi meningkatkan peralatan yang ada
kebijakan dari instansi rumah sakit. sehingga pemeriksaan /pengkajian
2. Karena pemberian asuhan penunjang dapat dilakukan
keperawatan dilakukan di IGD dan
waktu yang singkat maka intervensi
dilanjutkan di ruang inap yang DAFTAR PUSTAKA
dilanjutkan oleh perawat bangsal.
ADA. 2003 Clinical practice
Saran recommendation. Diabetes Care.
Setelah penulis melakukan studi
kasus, penulis mengalami beberapa Arjatmo, T. 2002. Penatalaksanaan
hambatan dalam penulisan ini. Namun, Diabetes Mellitus Terpadu
dengan bantuan dari berbagai pihak Cetakan.2. Jakarta: Balai
penulis mampu menyelesaikan karya Penerbit FKUI.
tulis ilmiah ini tepat pada waktunya.
Demi kemajuan selanjutnya maka Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar
penulis menyarankan kepada: Keperawatan Medikal Bedah,
1. Pasien lebih kooperatif, selalu alih bahasa: Waluyo Agung,
memperhatikan serta tidak Yasmin Asih., Juli, Kuncara,
melakukan hal-hal yang I.made karyasa. Jakarta: EGC.
menyimpang dari petunjuk
dokter/perawat. Bila dirumah harus Carpenito, L, J. 2000. Diagnosa
dapat menjaga diri agar. Keperawatan Aplikasi Pada
2. Untuk perawatan pasien dengan Praktek Klinis, alih bahasa: Tim
diabetes, harus ada kerjasama antara PSIK UNPAD Edisi-6. Jakarta :
perawat ruangan dan keluarga agar EGC.
selalu memberikan informasi
tentang perkembangan kesehatan Doenges, M.E., Moorhouse, M.F.,
pasien dan memberi pendidikan Geissler, A.C., 2000, Rencana
kesehatan pada keluarga yang Asuhan Keperawatan Pedoman
paling sederhana dan senantiasa Untuk Perencanaan dan
memotivasi pasien dan keluarga Pendokumentasian Perawatan
untuk selalu menjaga pola makan Pasien (terjemahan), Alih bahasa
dan kesehatan pasien. : I Made Kariasa dan Ni Made
3. Perawat sebagai tim kesehatan yang Sumarwati, Edisi 3, EGC,
paling sering berhubungan dengan Jakarta.
pasien sangat perlu meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan agar Doenges. 2001. Rencana Asuhan
mampu merawat pasien secara Keperawatan Untuk
komprehensif dan optimal. Dan Perencanaan dan
10
 

Pendukomentasian Perawatan Subroto & M Ahkam, 2006. Ramuan


Pasien: Edisi-3, Alih bahasa Herbal Untuk Diabetes
:Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M. Melitus, Jakarta : penebar
Jakarta : EGC. swadaya.

Frank B. HU, M.D. Jeann E. Manson, Suyono. 2003. Metabolic Endokrin :


dkk. Diet , Life Style, And The Diabetes Mellitus Di Indonesia.
Risk Of Type 2 Diabetes Jakarta : PAPDI FKUI.
Mellitus In wWomen. The New
England Journal Of Medicine. Tambayong, 2000, Patofisiologi untuk
Vol. 345. No. 11. September Keperawatan, EGC, Jakarta.
13,2001.www.nejm.org Tjokroprawiro A, 2001, Hidup Sehat
dan Bahagia Bersama
J. Tuomilehto and Others. Prevention Diabetes. Jakarta: Gramedia
of Type 2 Diabetes Mellitus by Pustaka Utama
Changes in Lifestyle among Waspadji, Sarwono. 2007.
Subjects with Impaired Glucose Penatalaksanaan Diabetes
Tolerance. May 3, 2001 Vol. Melitus Terpadu. Jakarta:
344 No. 18 The New England Fakultas Kedokteran
Journal Of Medicine. Universitas Indonesia
www.nejm.org.
WHO. 2006. Diabetes. Diakses tanggal
Price, Sylvia Anderson. 2006. 3 februari 2012.
Patofisiologi : Konsep Klinis http://www.who.int/mediacentre/
Proses – Proses Penyakit. factsheets.
Jakarta: EGC

Smeltzer, S.C. Bare, B.G., 2001, Wiryana, m. (2008) Peranan Terapi


Keperawatan Medikal Bedah, Insulin Intensif Terhadap Interleukin-6
Edisi 8, EGC, Jakarta. (Il-6)Dan Luaran Klinik Pada
Penderita Kritis Dengan hiperglikemia
. J Peny Dalam, Volume 9 Nomor 2
Smeltzer. 2000. Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta : EGC. Mei 2008
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/2_per
Soegondo, S. 2007. Penatalaksanaan anan%20terapi%20insulin.pdf
Diabetes Melitus Terpadu.
Jakarta : FKUI

Anda mungkin juga menyukai