Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NEUROFIBROMA
Oleh :
Aida Adila
1911313031
A2 2019
Penyebab neurofibroma sampai saat ini masih belum jelas. Pada sindrom kongenital
yang langka (Neurofibromatis von Recklinghausen) terdapat kenaikan insiden.
Penyebab kedua NF yang diketahui adalah karena adanya mutasi pada gen. Pada
NF1, gen yang bermutasi ada di kromosom 17, sedangkan pada NF2 di kromosom
22. Penderita NF kebanyakan mendapatkan penyakit ini dari faktor keturunan (dari
kedua orangtuanya), namun sekitar 30% kasus ternyata penderita NF tidak memiliki
orang tua atau riwayat keluarga yang memiliki penyakit NF pula. Artinya penyakit
ini mereka dapatkan karena tubuh mereka mengalami mutasi gen secara individual
dan tidak selalu bawaan lahir. Tetapi tetap saja mereka yang menderita NF akibat
mutasi gen individual, bisa menurunkan penyakit ini pada keturunannya kelak.
Para ahli juga menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat memicu Sel
Schwann normal untuk mengubah bentuk mereka, dan faktor-faktor ini meliputi:
Sebuah operasi baru atau trauma yang mempengaruhi sistem saraf perifer
Sebuah gaya hidup stres Gejala-gejala penyakit Tanda-tanda dan gejala dari
kondisi ini biasanya dicatat pada kulit. Orang mungkin merasa gatal sebuah,
terbakar, atau kesemutan sensasi. Ada juga pigmentations tidak biasa pada kulit,
yang akhirnya dapat berkembang menjadi makula. Orang juga dapat mencatat
bintik-bintik muncul di ketiak nya.
3. Tanda dan Gejala
Sekitar sepertiga penderita tidak mengeluhkan adanya gejala dan penyakit ini pertama
kali terdiagnosis ketika pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya benjolan dibawah
kulit, di dekat saraf. Pada sepertiga penderita lainnya penyakit ini terdiagnosis ketika
penderitanya berobat untuk masalah kosmetik. Tampak bintik-bintik kulit yang
berwarna coklat (bintik café-au lait) di dada, punggung, pinggul, sikut dan lutut.
Bintik-bintik ini bisa ditemukan pada saat anak lahir atau baru timbul pada masa bayi.
Pada usia 10-15 tahun mulai muncul berbagai ukuran dan bentuk neurofibromatosis di
kulit. Jumlahnya bisa kurang dari 10 atau bisa mencapai ribuan. Bintik café-au lait
berukuran besar. Pada beberapa penderita, pertumbuhan ini menimbulkan masalah
dalam kerangka tubuh, seperti kelainan lengkung tulang belakang (kifoskoliosis),
kelainan bentuk tulang iga, pembesaran tulang panjang pada lengan dan tungkai serta
kelainan tulang tengkorak dan di sekitar mata. Sepertiga sisanya memiliki kelainan
neurologis. Neurofibromatosis bisa mengenai setiap saraf tubuh tetapi sering tumbuh
di akar saraf spinalis. Neurofibroma menekan saraf tepi sehingga mengganggu
fungsinya yang normal. Neurofibroma yang mengenai saraf-saraf di kepala bisa
menyebabkan kebutaan, pusing, tuli dan gangguan koordinasi.
Semakin banyak neurofibroma yang tumbuh, maka semakin kompleks kelainan saraf
yang ditimbulkannya. Jenis neurofibromatosis yang lebih jarang adalah
neurofibromatosis jenis 2, dimana terjadi pertumbuhan tumor di telingan bagian
dalam (neuroma akustik). Tumor ini bisa menyebabkan tuli dan kadang pusing pada
usia 20 tahun.
Dua atau lebih Neurofibroma pada atau di bawah kulit atau satu neurofibroma
plexiform (sekelompok besar tumor yang melibatkan beberapa saraf);
Neurofibroma adalah benjolan bawah kulit yang merupakan ciri khas dari
penyakit dan peningkatan jumlah dengan usia.
Freckling dari pangkal paha atau ketiak (arm pit).
Café au lait spot (pigmen, makula coklat muda terletak pada saraf, dengan tepi
halus tanda lahir).
Epilepsi (kejang)
NF 2
Neuromas akustik bilateral (tumor dari saraf vestibulocochlear atau saraf kranial 8
(CN VIII) juga dikenal sebagai schwannoma) sering menyebabkan gangguan
pendengaran. Bahkan, ciri khas NF 2 adalah gangguan pendengaran akibat
neuromas akustik sekitar usia dua puluh. Tumor yang tumbuh dapat
menyebabkan:
Sakit kepala
Pasien dengan NF2 juga dapat mengembangkan tumor otak lainnya, serta
tumor tulang belakang.
Tuli dan tinnitus.
Opacity Juvenile lenticular posterior
4. Penatalaksanaan
Terapi yang dilakukan berdasarkan atas usia, saraf mana yang terkena, toleransi
terhadap prosedur, dan progresivitas penyakit. Saat ini operasi pengangkatan adalah
metode yang sering dilakukan untuk menangani neurofibroma apabila neurofibroma
tersebut tidak melibatkan saraf utama. Bila saraf utama terlibat, maka yang dapat
dilakukan adalah mengambil tumor dari saraf, meninggalkan saraf dalam keadaan
utuh di dalam, atau mendiamkan tumor tersebut apabila tidak menimbulkan gejala.
Neurofibroma umumnya dapat ditangani dengan baik dan kondisi tersebut tidak
mudah kambuh kembali.
Sebuah intervensi pengobatan umum dan ideal adalah terapi radiasi, dan pengobatan
CyberKnife untuk neurofibroma adalah contoh dari ini. Prosedur ini lebih aman untuk
digunakan karena tidak menimbulkan rasa sakit dan tidak akan membunuh sel-sel
sehat lainnya dalam tubuh. Ini juga tidak menyebabkan banyak efek samping. Terapi
radiasi menggunakan sinar gamma frekuensi rendah untuk mengangkat tumor. Apa
yang baik tentang ini adalah bahwa radiasi hanya dipancarkan langsung ke lokasi
tumor, dan tidak akan merusak jaringan sekitarnya atau organ dalam yang lewat.
Treatment dengan plastic surgery hanya akan mengangkat tumornya saja, padahal
sebagaimana kita tahu NF adalah penyakit genetik yang artinya “kesalahan” berada
pada bagian kromosom (bagian koding manusia) bukan di bagian luar. Treatment
yang dapat dilakukan adalah terapi yg ditemukan oleh Dr weinberg yang disebut
sebagai Electro-desiccation.
Prosedur Electro-desiccation biasanya dilakukan pada pasien rawat jalan atau dasar
berjalan. Hal ini sering dilakukan dalam satu atau dua jam. Bius lokal dapat digunakan
ketika menghapus cluster tumor dari area kecil dari tubuh, tetapi anestesi umum
diperlukan untuk penyerapan di daerah yang lebih besar dari kulit. Operasi biasanya
tanpa rasa sakit dan karena anestesi pasien baru umumnya pulang dalam satu atau dua
jam. Sangat sedikit pasien yang benar-benar membutuhkan obat analgesik atau nyeri
pasca operasi. Ini biasanya tidak sakit, tetapi mungkin gatal jadi kita akan
menggunakan obat untuk menanggulangi hal tersebut.
5. Patofisiologi
Neurofibroma
Inkontinuitas jaringan
Koping tidak efektif
MK: Nyeri
MK:Kecemasan
Asuhan Keperawatan Pasien Neurofibroma
A. Pengkajian keperawatan
a. Identitas
Identitas pasien yang harus dikaji meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama,
suku, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, golongan darah, nomor rekam medik,
tanggal MRS, diagnosa medis.
b. Data keluhan utama:
1. Subjektif : mengeluh nyeri
2. Objektif: tampak meringis, bersikap protektif (misalnya waspada, posisi
menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur.
Menurut (Andarmoyo, 2013) karakteristik nyeri dikaji dengan istilah PQRST sebagai
berikut:
1) P (provokatif atau paliatif) merupakan data dari penyebab atau sumber nyeri
pertanyaan yang ditujukan pada pasien berupa:
a. Apa yang menyebabkan gejala nyeri?
b. Apa saja yang mampu mengurangi ataupun memperberat nyeri?
c. Apa yang anda lakukan ketika nyeri pertama kali dirasakan?
2) Q (kualitas atau kuantitas) merupakan data yang menyebutkan seperti apa nyeri
yang dirasakan pasien, pertanyaan yang ditujukan kepada pasien dapat berupa :
a. Dari segi kualitas, bagaimana gejala nyeri yang dirasakan?
b. Dari segi kuantitas, sejauh mana nyeri yang di rasakan pasien sekarang dengan
nyeri yang dirasakan sebelumnya.
c. Apakah nyeri hingga mengganggu aktifitas?
3) R (regional atau area yang terpapar nyeri atau radiasi) merupakan data mengenai
dimana lokasi nyeri yang dirasakan pasien, pertanyaan yang ditujukan pada pasien
dapat berupa:
a. Dimana gejala nyeri terasa?
b. Apakah nyeri dirasakan menyebar atau merambat?
4) S (skala) merupakan data mengenai seberapa parah nyeri yang dirasakan pasien,
pertanyaan yang ditujukan pada pasien dapat berupa: seberapa parah nyeri yang
dirasakan pasien jika diberi rentang angka 1-10?
5) T (timing atau waktu ) merupakan data mengenai kapan nyeri dirasakan, pertanyaan
yang ditujukan kepada pasien dapat berupa:
a. Kapan gejala nyeri mulai dirasakan?
b. Seberapa sering nyeri terasa, apakah tiba-tiba atau bertahap?
c. Berapa lama nyeri berlangsung?
d. Apakah terjadi kekambuhan atau nyeri secara bertahap?
c. Data riwayat penyakit sekarang: riwayat penyakit sekarang seperti pasien merasakan
nyeri pada luka operasi karena prosedur operasi
d. Data riwayat penyakit keluarga: riwayat keluarga dihubungkan dengan adanya penyakit
keturunan yang di derita.
e. Data psikologis
Pada pasien dengan nyeri akut termasuk kedalam kategori psikologis dan subkategori
nyeri dan kenyamanan, perawat harus mengkaji data mayor dan minor yang tercantum
dalam buku Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (2017) yaitu :
a. Gejala dan tanda mayor
1. Subjektif : Mengeluh nyeri
2. Objektif :Tampak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi
meningkat, sulit tidur
b. Gejala dan tanda minor
1. Subjektif : -
2. Objektif : tekanan darah meningkat, pola napas berubah, nafsu makan
berubah, proses berpikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri,
diaforesis
Brunner & Suddart. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : EGC
Smeltzer, S. C., & Bare B. G. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &Suddarth(
Edisi 8 Volume 1). Jakarta: EGC
https://herminahospital.com/id/articles/neurofibroma.html diakses pada tanggal 19 November
2021 pada jam 22:17
http://www.perdoski.or.id/doc/mdvi/fulltext/32/209/9_Laporan_Kasus_3.pdf diakses pada
tanggal 19 November 23:49