Anda di halaman 1dari 19

PERENCANAAN PENGIRIMAN PISANG (Musa paradisiaca L.

)
UNTUK MEMENUHI TARGET PASAR BALI

PAPER

Dibuat dan Diajukan untuk Memenuhi Tugas Praktikum Mata Kuliah Manajemen
Agribisnis

Oleh:
Siti Kurnia 361941311004
Laila Firdaus 361941311005
Rema Rizki Margarani 361941311006
Yunita Nurcahyani 361941311008
Siti Maisaroh 361941311019
Rizky Amalia 361941311029

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV AGRIBISNIS


POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan sub sektor pertanian holtikultura merupakan salah satu bagian
penting dalam pembangunan pertanian nasional. Buah-buahan merupakan salah satu
produk hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan potensi pasar
yang cukup baik. Permintaan pasar terhadap buah-buahan semakin meningkat, baik
pasar dalam negeri maupun pasar internasional. Salah satu komoditi pertanian pada
sub sektor hortikultura sebagai sumber karbohidrat yang serat gizi seperti buah
pisang diperkirakan akan mengalami kenaikan permintaan sehingga mempunyai
potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Usaha budidaya pisang ini banyak
dilakukan oleh masyarakat baik dalam skala besar maupun skala kecil.
Pisang merupakan komoditas yang tidak sulit dibudidayakan dan
dikembangkan di Indonesia. Pisang ini selain mudah didapat karena musim panennya
berlangsung sepanjang tahun juga sangat digemari oleh masyarakat dunia tanpa
pandang usia dan jenis kelamin. Buah pisang juga merupakan salah satu jenis bahan
pangan bergizi yang potensial (Widi et al., 1998). Buah pisang memiliki banyak
jenisnya dan merupakan jenis buah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat untuk
semua umur dan status sosial karena harganya yang realtif terjangkau dan mudah
didapat (Suwandi, 2016). Meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kesadaran
masyarakat untuk mengkonsumsi buah-buahan diharapkan searah dengan
meningkatkatnya konsumsi buah pisang secara nasional, sehingga kebutuhan buah
pisang akan terus meningkat (Suryana, 2007).
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2020) mencatat produksi pisang di Bali
mencapai 231.794 Ton pada tahun 2019. Pisang bagi masyarakat Bali
merupakan tanaman yang sudah memasyarakat, mempunyai nilai ekonomis dan
sosial yang sangat penting, tidak hanya buah saja, tetapi juga daun, anakan serta
batangnya sangat diperlukan dalam menunjang kehidupan sehari-hari. Tujuan
pembelian pisang tidak hanya sebagai pelengkap gizi saat makan atau pembasuh
mulut setelah makan tetapi juga dibutuhkan sebagai sarana pelengkap upacara
Agama Hindu. Kebutuhan buah pisang di Bali sangat tinggi dan melebihi
kemampuan produksi petani Bali. Beberapa tahun ini banyak pisang didatangkan dari
luar Bali yaitu Lumajang, Jember, Malang, dan Banyuwangi. Menjelang Hari Suci
Agama Hindu seperti Hari Raya Galungan dan Kuningan pada biasanya kebutuhan
terhadap buah pisang akan meningkat dibandingkan dengan hari biasa. Namun
ratusan ton pisang bisa masuk ke Bali setiap harinya karena diakui pisang ini
digunakan untuk kebutuhan ritual sangat besar, sehingga selalu ada peluang untuk
orang Banyuwangi sebagai salah satu pemasok buah pisang ke Pulau Dewata ini.
Menurut pasang surut, namun bisnis jual beli pisang ini cukup stabil. Dalam berbinis
buah pisang ini pastinya telah ada perencanaan yang dibuat agar dapat memenuhi
permintaan target pasar. Dengan adanya pernyataan ini maka ada beberapa tahap
perencanaan yang akan di bahas antara lain analisis market share, modal, sumber
daya manusia (SDM), manajemen produksi dan manajemen keuangan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Modal

A. Pengertian Modal

Modal (capital) sering diartikan secara berbeda. Dalam konteks akuntansi,


modal diartikan sebagai kekayaan bersih atau ekuitas pemilik dalam bisnis.
Sedangkan dalam konteks manajemen, modal sering diartikan sebagai keseluruhan
aktiva sehingga mencakup ekuitas dan utang bisnis. Perbedaan pengertian ini sering
diakibatkan oleh perbedaan tujuan pembahasan, dimana akuntansi lebih terkait
dengan masalah administrasi dan hukum, sedangkan manajemen dengan masalah
efisiensi.

Sumber asal modal :

1) Modal sendiri

Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan
cara mengeluarkan saham. Saham yang dikeluarkan perusahaan dapat dilakukan
secara tertutup atau terbuka.keuntungan menggunakan modal sendiri untuk
membiayai suatu usaha adalah tidak adanya beban biaya bunga, tetapi hanya akan
membayar deviden. Pembayaran deviden dilakukan apabila perusahaan memperoleh
keuntungan dan besarnya deviden tergantung dari keuntungan perusahaan.
Kemudian, tidak ada kewajiban untuk mengembalikan modal yang telah digunakan.
Kerugian menggunakan modal sendiri adalah jumlahnya sangat terbatas dan relatif
sulit untuk memperolehnya.

2) Modal asing (pinjaman)

Modal asing atau modal pinjaman adalah modal yang diperoleh dari pihak
luar peusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman. Penggunaan modal pinjaman
untuk membiayai suatu usaha akan menimbulkan beban biaya bunga, biaya
administrasi, serta biaya provisi dan komisi yang besarnya relatif. Penggunaan modal
pinjaman mewajibkan pengembalian pinjaman setelah jangka waktu tertentu.
Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang tidak terbatas, artinya
tersedia dalam jumlah banyak. Di samping itu, dengan menggunakan modal
pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak manajemen untuk mengerjakan usaha
dengan sungguh sungguh.

Sumber dana dari modal asing dapat diperoleh dari :

a) Pinjaman dari dunia perbankan, baik dari perbankan swasta, pemerintah, maupun
perbankan asing.

b) Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan pegadaian, modal ventura,


asuransi, leasing, dana pensiun, koperasi atau lembaga pembiayaan lainnya.

c) Pinjaman dari perusahaan non keuangan.

Menurut Moh. Hatta dalam bukunya beberapa fatsal ekonomi dan koperasi,
menyatakan bahwa dalam bahasa sehari hari hampir tiap orang tahu apa yang disebut
kapital/modal. Tetapi dalam ilmu ekonomi pengertian tentang kapital itu masih
kusut. Kapital asalnya dari perkataan latin caput artinya kepala atau induk.

B. Jenis-jenis Modal Usaha

Pada dasarnya, kebutuhan modal untuk melakukan usaha terdiri dari dua jenis yaitu :

1) Modal investasi

Modal investasi digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan


berulang-ulang. Biasanya umurnya lebih dari 1 tahun. Sementara modal kerja
digunakan untuk jangka pendek dan beberapa kali pakai dalam satu proses produksi.
Jangka waktu modal kerja biasanya tidak lebih dari 1 tahun.

Penggunaan utama modal investasi jangka panjang adalah untuk membeli


aktiva tetap seperti tanah, bangunan atau gedung, peralatan dan lain-lain. Modal
investasibiasanya diperoleh dari modal pinjaman berjangka waktu panjang (lebih dari
setahun). Pinjaman ini biasanya diperoleh dari dunia perbankan.

Setelah kebutuhan modal kerja terpenuhi, selanjutnya adalah pmenuhan


kebutuhan modal kerja. Modal kerja, yaitu modal yang dgunakan untuk membiayai
operasional perusahaan pada saat perusahaan sedang beroperasi. Jenis modalnya
bersifat jangka pendek, biasanya hanya digunakan untuk sekali atau beberapa kali
proses produksi.

2) Modal Kerja

Modal kerja juga dapat diperoleh dari modal pinjaman bank (biasanya
maksimal setahun). Biasanya dunia perankan dapat membiayai modal investasi dan
modal kerja baik secara bersamaan maupun sendiri-sendiri (tergantung kebutuhan
dan permintaan nasabah).

C. Analisis Struktur Modal

Istilah modal selalu diasosiasikan atau dikaitkan dengan uang sehingga tidak
ada uang berarti tidak ada modal. Modal adalah segala sesuatu yag dapat digunakan
untuk menjalankan usaha. Dengan demikian, modal dapat berupa benda fisik ataupun
bukan fisik, kesempatan, waktu, pendidikan dan pengalaman adalah benda abstrak
yang sesungguhnya merupakan modal yang menilai pentingnya dan sangat
menentukan keberhasilan dalam berusaha.

Waktu adalah juga modal yang sangat berharga terutama dalam menentukan
laju dan efisiensi usaha seseorang, suatu masyarakat ataupun bangsa. Ada dua hal
penting yang berkaitan dengan waktu, yaitu kesempatan dan efisiensi. Faktor
kesempatan menentukan keberhasilan seseorang atau suatu perusahaan. Efisiensi
adalah ukuran atau keluaran (output) per satuan waktu tenaga dan daya. Makin
banyak barang dapat dihasilkan per satuan waktu, persatuan tenaga atau persatuan
biaya maka makin efisien dia bekerja.

Sumber modal yang utama adalah uang, tabungan, pinjaman, penjualan surat-
surat berharga, kedit perdagangan dan penanaman kembali laba. Sumber mana yang
akan ditarik tergantung pada banyak faktor. Beberapa adalah tepat bila usaha baru
dimulai, beberapa adalah lebih tepat beberapa waktu kemudian, dan beberapa adalah
tepat setiap waktu.

1) Uang tabungan.
2) Pinjaman.
3) Penjualan surat-surat berharga.
4) Kredit perdagangan.
5) Penanaman kembali laba.

2.2 Sumber Daya Manusia (SDM)

A. Pengertian Sumber Daya Manusia (SDM)


Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu faktor yang sangat penting bahkan
tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan.
SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada
hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai
penggerak, pemikir dan perencana untuk mencapai tujuan organisasi itu.
B. Pengertian Perencanaan SDM
Perencanaan SDM adalah proses mengantisipasi dan membuat ketentuan
(persyaratan) untuk mengatur arus gerakan tenaga kerja ke dalam, di dalam, dan ke
luar organisasi, Arthur W Sherman dan Goerge W Bohlander, dalam Hadari
Nawawi, 1997:137. Sementara menurut G Steiner, dikatakan bahwa perencanaan
SDM merupakan perencanaan yang bertujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan, melalui strategi
pengembangan kontribusi pekerjanya di masa depan. Dari ke dua definisi yang
disebut di atas, sementara dapat disimpulkan bahwa perencanaan SDM merupakan
serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan upaya merencanakan dalam
mengantisipasi masa depan.
Perencanaan SDM sebagai suatu kegiatan merupakan proses bagaimana memenuhi
kebutuhan tenaga kerja saat ini dan masa datang bagi sebuah organisasi. Dalam
memenuhi kebutuhan tenaga kerja saat ini, maka proses perencanaan SDM berarti
usaha untuk mengisi/menutup kekurangan tenaga kerja baik secara kuantitas maupun
kualitas. Sedangkan dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja di masa datang,
perencanaan SDM lebih menekankan adanya usaha peramalan (forecasting)
mengenai ketersediaan tenaga kerja yang didasarkan pada kebutuhan sesuai dengan
rencana bisnis di masa datang. Dengan kata lain, tujuan perencanaan SDM adalah
untuk mempergunakan SDM seefektif mungkin agar memiliki sejumlah pekerja yang
memenuhi persyaratan/kualifikasi dalam mengisi posisi yang kosong kapanpun dan
apapun posisi tersebut. Dengan tersedianya informasi tentang kebutuhan dan
kualifikasi yang diinginkan, maka dalam pelakasanaan rekrutmen, seleksi,
penempatan, pemeliharaan, pengembangan, dan pemberian kesejahteraan karyawan
akan lebih mudah dan terkendali.
C. Kinerja SDM
1. Melakukan training dan pelatihan pada SDM adalah hal yang sangat penting
diperhatikan dalam manajemen sebuah perusahaan. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan kemampuan SDM agar kinerja mereka meningkat sehingga
memberikan manfaat bagi perusahaan. Pelatihan yang dapat dilakukan pada
pemasok adalah penerapan Good Agricultural Practice (GAP), hal ini dapat
memberikan manfaat pada pemasok agar SDM dapat mengetahui dan dapat
memproduksi pisang dengan mutu yang konsisten.
2. Memberdayakan sumber daya manusia (SDM) sehingga mereka dapat
mengambil keputusan. Memberdayakan SDM adalah upaya lanjutan dari
pelatihan pada SDM, dimana perusahaan harus percaya pada SDM untuk
mengambil keputusan apabila terjadi masalah-masalah dilapangan. Apabila
terjadi masalah yang timbul di lapangan khususnya pada saat proses pengiriman,
SDM dapat mengambil keputusan.
3. Ketepatan waktu pengiriman, jumlah pengiriman dan kesesuai penataan produk
dengan standar yang ditetapkan pada saat proses pengiriman. Mengoptimalkan
setiap proses melalui upaya perbaikan berkala. Proses yang terjadi pada saat
proses pengiriman harus dioptimalkan secara keseluruhan agar tidak terjadi
keterlambatan pengiriman, jumlah pengiriman yang tidak sesuai dan penataan
produk yang tidak sesuai standar. Proses yang terjadi pada proses pengiriman
meliputi proses penyimpanan dan proses pengiriman. Kedua proses tersebut
dibutuhkan pengontrolan yang baik agar tidak terjadi masalah dilapangan oleh
karena itu dalam penetapan Standar Operasional Prosedur (SOP) secara tertulis
dapat lebih diperhatikan aktivitas mana saja yang kemungkinan dapat
menimbulkan masalah.
4. Melakukan inovasi pada setiap proses yang dilakukan. Inovasi yang dapat
diterapkan dapat berupa penentuan titik pengumpulan barang, hal ini dapat
memudahkan mobil pengiriman agar dapat mengangkut dengan cepat.
5. Melakukan training dan pelatihan pada SDM. Pelatihan yang dapat dilakukan
pemasok pada SDM adalah pelatihan tentang manajemen distribusi dan
transportasi, hal ini dapat memberikan manfaat bagi pemasok agar dapat
meningkatkan keunggulan kompetitif melalui proses pengiriman yang cepat.
6. Mengelola sarana & prasarana yang dimiliki. SDM harus bisa menggunakan
sarana & prasarana yang ada dengan optimal agar proses persiapan pengiriman
lebih efektif dan efisien.
7. Melakukan pemantauan dan kepuasan kinerja secara berkala. Melalui program
ini dapat dijadikan sebagai dasar pemasok untuk mengevaluasi kinerjanya terkait
pengiriman.

Kemampuan merespon komplain, memberikan informasi, merespon perubahan


waktu dan jumlah pengiriman memiliki hubungan yang sedang dengan
melakukan pelatihan pada SDM dan memberdayakan SDM. Respon teknis
tersebut adalah jawaban untuk kebutuhan kinerja yang bersifat responsif walau
hubungannya sedang. Pelatihan pada tenaga kerja yang dapat dilakukan
pemasok adalah pelatihan tentang problem solving and decision making, hal ini
dapat memberikan manfaat pada pemasok agar tenaga kerja dapat
menyelesaikan masalah yang terjadi dilapangan dan dapat mengambil keputusan
dengan cepat dan tepat. SDM yang sudah diberikan pelatihan diharapkan dapat
menyelesaikan masalah yang terjadi dilapangan sehingga dapat diberdayakan
dan dioptimalkan agar dapat mengambil keputusan dengan cepat dan tepat.
2.3 Manajemen Produksi
A. Pengertian Produksi
Produksi adalah suatu kegiatan yang dapat menciptakan guna baik waktu,
bentuk maupun tempat dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Produksi
tersebut dapat berupa barang ataupun jasa tetapi Produksi diartikan juga sebagai
suatu kegiatan mengubah sumber-sumber ke dalam produk atau proses mengubah
input menjadi output. Kata Produksi merupakan kata serapan dari bahasa Inggris,
yaitu production. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata produksi diartikan
sebagai proses mengeluarkan hasil penghasilan. Di samping itu, terdapat dua makna
lain dari produksi yaitu hasil dan pembuatan. Pengertian produksi tersebut mencakup
segala kegiatan, termasuk prosesnya, yang dapat menciptakan hasil, penghasilan dan
pembuatan. Oleh karena itu, produksi meliputi banyak kegiatan seperti pabrik
membuat sekian pasang sepatu, ibu rumah tangga memasak makanan untuk
santapan, malam keluarga, petani memanen padi di sawah, dan lain sebagainya.

B. Manajemen Produksi

Manajemen produksi sangat mempengaruhi sebuah perusahaan dalam mengatur


proses produksi perusahaan. Manajemen produksi merupakan serangkaian aktivitas
yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input
menjadi output (Heizer dan Render, 2009). Produksi diartikan sebagai kegiatan yang
dapat menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan manfaat baru, misalnya
manfaat bentuk, waktu, tempat, serta kombinasi dari manfaat-manfaat tersebut
(Ahyari, 2002).

C. Produksi Pisang
Jenis pisang yang diperdagangkan di pasar-pasar swalayan sebagian besar
adalah kelompok Cavendish, sedang di pasar - pasar lainnya (toko buah, kios, PKL,
tradisional) adalah kultivar Barangan, Ambon Hijau, Ambon Kuning, Mas, Raja
Bulu dan Raja Sere. Jenis pisang olahan unggulan adalah Kepok dan Tanduk dan
Agung Talun (Lumajang). Pengembangan jenis kelompok Cavendish ini menghadapi
kendala serangan penyakit layu Fusarium. Jenis pisang Raja Sere, Barangan Merah
dan Mas mempunyai peluang yang besar untuk menjadi komoditas unggulan.
Pengembangan pisang kelompok Cavendish baik untuk kebutuhan pasar
dilaksanakan melalui pengembangan kebun-kebun pisang yang dikelola secara
intensif di beberapa propinsi sentra produksi pisang di Indonesia yang telah ada
(Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, Nusa Tenggara Barat dan
Sulawesi Selatan) dan untuk sentra baru di Maluku (pulau Seram), Papua dan Riau,
Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa Timur.

Tanaman pisang di Indonesia dapat beradaptasi dan tumbuh baik pada berbagai
tipe iklim, dataran rendah hingga dataran tinggi. Di Indonesia tersedia lebih dari 3
juta ha lahan dapat ditemukan di Kalimantan dan Papua, sedangkan lahan dengan
potensi yang sama seluas lebih dari 1 juta ha ditemukan di 5 propinsi di Riau,
Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bangka Belitung dan Sulawesi Selatan serta
beberapa daerah di propinsi lainnya.

Untuk dapat memenuhi permintaan pasar dilakukan beberapa cara yaitu :

1. Peningkatan mutu produksi dan konsumsi

Tingkat konsumsi dari tahun 2005 sampai 2010 diperkirakan akan


meningkat dari 14,8-20 kg/kapita/tahun. Berdasarkan proyeksi peningkatan
jumlah penduduk dari 220-230 juta diperkirakan kebutuhan konsumsi segar
dalam negeri akan mencapai 3,3 – 4,6 juta ton. Kebutuhan konsumsi segar sudah
dapat dipenuhi oleh total produksi pisang nasional tahun 2004. Artinya
kebutuhan konsumsi segar dalam negeri sudah dapat dipenuhi dari luas panen
dan produksi dari sentra-sentra produksi yang telah ada. Masalahnya hanya
terletak pada rendahnya mutu produk. Oleh karena itu program pengembangan ke
depan difokuskan pada peningkatan mutu produksi di daerah sentra yang telah
ada (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Lampung, Sulawesi Selatan). Peningkatan konsumsi dapat dilakukan dengan
promosi tentang pentingnya nilai gizi pisang sebagai sumber karbohidrat.

2. Pembenihan

Secara tradisional, bibit pisang diperoleh dengan cara memisahkan


anakan dari tanaman induk dan langsung menanamnya pada lahan yang sudah
disediakan. Salah satu faktor penentu berhasil tidaknya suatu usaha budidaya
tanaman adalah ketersediaan bibit yang berkualitas. Termasuk dalam usaha
budidaya tanaman pisang, bibit pisang yang memiliki kualitas baik berpeluang
untuk menghasilkan buah pisang yang baik pula, baik kualitas maupun
kuantitasnya. Kriteria bibit pisang berkualitas yaitu bibit yang berasal dari
indukan yang sehat, bebas dari hama dan penyakit.

3. Pengembangan sentra produksi dan pewilayahan komoditas pisang

Pengembangan lebih dikonsentrasikan untuk memperbaiki sentrasentra yang


telah ada seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur
dan Kalimantan Barat. Perbaikan-perbaikan lebih dititik-beratkan pada peningkatan
produktivitas, mutu dan kontinyuitas pasokan serta pemasaran melaui upaya
penerapan teknologi inovatif, penerapan kaidah budidaya yang baik dan benar
(berdasarkan POS yang ada), penguatan kelembagaan di tingkat petani, penyediaan
sarana dan prasarana kebun dan penyaluran hasil, dukungan pemerintah dalam
penyaluran kredit usaha dan perbaikan sarana penyaluran hasil ke pasar. Penentuan
dan penetapan wilayah pisang bertujuan untuk mengembangkan secara komersial
daerah sentra baru pisang yang mempunyai potensi yang tinggi tetapi belum
sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal. Potensi lahan yang bisa dioptimalkan
pemanfaatannya lebih dari 4 juta hektar yang tersebar di Kalimantan, Sulawesi, Riau,
Maluku dan Papua.
Agar program pengembangan pisang dapat berjalan dengan baik, maka perlu
disusun suatu roadmap. Program pengembangan produksi pisang diawali dengan
penentuan varietas pisang yang akan ditanam. Varietas sangat menentukan kuantitas
dan kualitas produksi serta selera konsumen, oleh karena itu pemilihan varietas yang
unggul dan disukai konsumen adalah hal pertama yang harus dilakukan sebelum
memulai suatu usahatani pisang. Pemilihan varietas sudah diterapkan sistem kendali
mutu agar varietas yang ditanam mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi.
Selanjutnya varietas yang dipilih diperbanyakan agar didapatkan benih yang cukup
sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengelolaan kebun pisang baik yang dikelola
masyarakat maupun perusahaan harus merujuk pada prosedur operasional yang
standar untuk menghasilkan produk yang bermutu.

2.4 Analisis Market share


A. Teori Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah rencana tindakan yang hendak diikuti oleh manajer
pemasaran. Rencana tindakan ini didasarkan atas analisa situasi dan tujuan
perusahaan yang merupakan cara untuk pencapaian tujuan tersebut. Perencanaan
strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan mengenai pemakaian faktor-
faktor pemasaran yang dapat dikendalikan untuk mencapai sasaran-sasaran yang
telah ditentukan. Disini keputusan-keputusan diambil mengenai cara dan besarnya
pemakaian masing-masing faktor strategi pemasaran yang dapat dikendalikan dan
bagaimana faktor-faktor ini digabungkan bersama ke dalam suatu total strategi
(Ernisolia, 2014). Strategi sebenarnya didasarkan pada analisis yang terintegrasi dan
holistik. Artinya, setelah strategi disusun, semua unsur yang ada dalam organisasi
sudah presfektif jangka panjang, strategi dirumuskan untuk merealisasikan visi dan
misi korporasi (Ibid, 2014).
B. Pengertian Strategi Market Share
Strategi berasal dari kata bahasa asing strategy yang berarti cara mencapai
tujuan akhir yang diimpikan. Impian yang dimaksud di sini bukanlah merupakan
situasi atau kondisi yang ada dan berlaku paa saat ini, melainkan situasi dan kondisi
yang diidamkan dan terwujud dimasa yang akan datang. Strategi dalam pemasaran
merupakan suatu cara untuk memenangkan “perang”. Strategi penting dan
diperlukan dalam bisnis ,sehingga strategi harus direncanakan sedemikian rupa untuk
dapat mencapai tujuan dari suatu usaha.
Perencanaan strategi merupakan proses manejerial untuk menghasilkan dan
mempertahankan kesesuaian antara sasaran dan sumber daya organisasi dengan
peluang pasar (market oportunities) yang timbul. Tujuan dari perencanaan strategi
adalah menghasilkan laba, dan pertumbuhan angka panjang. Sedangkan Market share
adalah besarnya bagian atau luasnya total pasar yang dapat dikuasai oleh suatu
perusahaan yang biasanya dinyatakan dalam persentase. Untuk dapat bertahan pada
pangsa pasar yang sama dibutuhkan strategi pemasaran yang efektif. Salah satunya
strategi yang efektif adalah dengan keunggulan bersaing suatu perusahaan.
Persaingan perusahaan di era globalisasi bukan dimaksudkan untuk
menyerang perusahaan lain, namun ditujukan untuk menciptakan cara bagaimana
meningkatkan pangsa pasar (market share) penjualan produk atau jasa yang
diproduksi oleh perusahaan. Pangsa pasar yang lebih besar dapat dicapai perusahaan
melalui peningkatan penjualan produk atau jasa perusahaan. Penjualan produk atau
jasa yang memenuhi skala ekonomi yang cukup akan memudahkan perusahaan
memperoleh laba yang tinggi yang diperlukan untuk tetap beroperasi dan
mempercepat pertumbuhannnya. Lingkungan internal dan eksternal perusahaan
memiliki pengaruh terhadap strategi bisnis yang dirancang perusahaan dengan tujuan
meningkatkan kemampuan bersaingnya.
Besarnya pangsa pasar setiap saat akan berubah sesuai dengan perubahan
selera konsumen, atau berpindahnya minat konsumen dari suatu produk ke produk
lain. Agar dapat bertahan di pasar, suatu perusahaan harus memiliki strategi yang
lebih efektif dibandingkan pesaing yang ada. Jadi strategi market share adalah
strategi memperluas pasar pada pasar sasaran yang dituju. Strategi market share
dilakukan dengan memadukan komponen-komponen yang ada pada marketing mix
atau bauran pemasaran. Komponen salah satu dari Marketing mix dapat digunakan
sebagai strategi pengembangan share yaitu strategi promosi, strategi produk, strategi
harga, strategi tempat, dan strategi service.
C. Macam-macam Strategi Market Share
Faktor-faktor bauran pemasaran dapat mempengaruhi market share. Ada beberapa
komponen dari marketing mix digunakan sebagai strategi pengembangan sehari atau
strategi market share, yaitu:
1) Strategi Produk (Product)
Strategi produk yaitu menciptakan minat dan kesuksesan terhadap produk
(Product Attractivenes). Produk adalah keseluruhan konsep objek atau proses
yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan
dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu saja
tapi membeli manfaat (benefit) dan nilai (value) dari produk tersebut terutama
pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan beralihnya kepemilikan dari
penyedia jasa kepada konsumen. Berbicara tentang produk berarti yang menjadi
fokus utama adalah kualitas. Untuk jasa kualitas sangat bergantung pada faktor-
faktor reliability responsiveness assurance dan empathy.
2) Strategi Harga (Price)
Strategi harga yaitu mendorong kesungguhan konsumen untuk membeli dengan
menciptakan harga yang dapat diterima (Price Acceptable). Harga merupakan
satu-satunya unsur marketing mix yang menghasilkan penerimaan penjualan,
sedangkan unsur lainnya hanya unsur biaya saja. Walaupun penetapan harga
merupakan persoalan penting, masih banyak perusahaan yang kurang sempurna
dalam menangani permasalahan penetapan harga tersebut.
3) Strategi Promosi ( Promotion)
Strategi Promosi yaitu menciptakan kepedulian konsumen terhadap produk
(Product Awarenes). Promosi merupakan salah satu unsur variabel dalam bauran
pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan
produk jasa. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat komunikasi
antar perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk
mempengaruhi konsumen, dalam kegiatan pembelian atau penggunaan jasa
sesuai dengan keinginan dan kebutuhan.
4) Strategi Distribusi (Place)
Strategi Distribusi berkaitan dengan menyalurkan produk kepada masyarakat
sesuai dengan produk yang cocok untuk konsumen berdasarkan tipe keinginan.
Tujuannya dari strategi distribusi adalah untuk memastikan bahwa produk yang
digunakan oleh konsumenitu benar-benar cocok untuknya.
5) Strategi Layanan (Service)
Apabila terkait dengan kualitas pelayanan, menciptakan pengalaman yang baik
bagi konsumen sesudah melakukan pembelian dan mempertahankan
pelanggannya untuk tetap loyal (Service Experience). Ukurannya bukan hanya
ditentukan oleh pihak yang melayani (perusahaan) saja, tetapi lebih banyak
ditentukan oleh pihak yang dilayani, karena merekalah yang menikmati layanan
sehingga dapat mengukur kualitas pelayanan berdasarkan harapan-harapan
mereka dalam memenuhi kepuasannya.
Target pemasaran produk pisang adalah semua kalangan masyarakat baik itu
masyarakat biasa atau pelaku ekonomi. Sedangkan penyaluran dana berupa
pembiayaan (financing), target pemasaran adalah pengusaha, pedagang pasar inti,
dan home indusri. Hal ini senada dengan sasaran pasar bahwa target pemasaran
pisang adalah semua kalangan masyarakat yang sebelumnya sudah bermitra dan
mitra baru. Sedangkan target adalah pelaku ekonomi seperti pengusaha dan
pedagang.
Berdasarkan data di lapangan diketahui bahwa pemasaran buah pisang ini
memiliki cukup banyak pesaing. Oleh karena itu, untuk menghadapi persaingan
tersebut harus ditentukan strategi yang tepat agar bisa bertahan dan berkembang.
Selanjutnya untuk memasarkan produk yang serupa upaya yang dilakukan yaitu
dengan meningkatkan promosi tidak hanya di sekitar pulau Bali saja, namun
melakukan promosi di daerah lain berdasarkan karakteristik dan kebutuhannya,
menetaptakan targer pasar dan menempatkan produk yang dimiliki diantara produk
para pesaing yang ada.
Strategi market share dalam peningkatan jumlah mitra dan konsumen buah pisang
yaitu:
 Melakukan inovasi-inovasi dan pengembangan produk dan layanan jasa guna
menyesuaikan kebutuhan masyarakat.
 Menawarkan mitra tetap dengan harga sesuai dengan kesepakatan antara kedua
belah pihak.
 Strategi service yang diberikan lebih di perbarui dengan pengoptimalan layanan
pengiriman tepat waktu dengan kondisi baik dan konsisten
 Meningkatkan promosi kemasyarakatan, baik itu masyarakat biasa maupun
pelaku ekonomi.
2.5 Manajemen Keuangan

A. Pengertian Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan merupakan kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan


pengelolaan aset, cara memperoleh dana dan pengalokasian dana yang dimiliki untuk
mencapai tujuan utama sebuah perusahaan. Tujuan utama manajemen keuangan
adalah mampu memberikan nilai tambah terhadap aset yang dimiliki oleh para
pemegang saham.

Menurut Irham Fahmi (2014) menyatakan bahwa manajemen keuangan adalah


penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas, mengkaji dan menganalisis
tentang bagaimana seorang manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh
sumberdaya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana dan membagi dana
yang bertujuan memberikan profit atau kemakmuran para pemegang saham dan
sustainability (berkelanjutan) usaha bagi perusahaan.

B. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan

Seorang manajer keuangan harus mampu melihat tiga ruang lingkup bidang
manajemen keuangan (Irham Fahmi, 2014) :

1) Bagaimana Mencari Dana Tahap awal seorang manajer keuangan adalah


bagaimana cara memperoleh dana yang dapat digunakan sebagai modal
perusahaan. Secara umum modal perusahaan bersumber dari modal sendiri dan
modal asing.
2) Bagaimana Mengelola Dana Seorang manajer harus mampu untuk mengelola
dana perusahaan dan menginvestasikan dana tersebut pada tempat yang
dianggap produktif atau menguntungkan. Seorang manajer keuangan selalu
menghindari keputusan investasi yang dapat menimbulkan kerugian.
3) Bagaimana Membagi Dana Pada tahap ini manajer keuangan melaksanakan
RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dalam pengambilan keputusan untuk
membagi keuntungan kepada para pemegang saham. Pembagian keuntungan
kepada para pemegang saham biasanya dalam bentuk deviden.

C. Fungsi Manajemen Keungan


Beberapa fungsi utama manajemen keuangan:
1) Planning (Perencanaan Keuangan) Hal ini meliputi perencanaan kas dan laba
rugi.
2) Budgeting (Anggaran)
3) Manajemen keuangan harus membuat perencanaan mengenai penerimaan dan
pengalokasian anggaran biaya secara efisien dan memaksimalkan dana yang
dimiliki oleh perusahaan.
4) Controlling (Pengendalian Keuangan)
5) Manajer keuangan harus melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan
sistem keuangan perusahaan.
6) Auditing (Pemeriksaan Keuangan)
7) Manajer keuangan harus melakakuan audit internal keuangan perusahaan agar
sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) dan tidak menyimpang dari
aturan-aturan yang terkandung dalam SAK.
8) Reporting (Melaporkan Keuangan)
9) Manajemen keuangan harus menyediakan informasi kondisi keuangan serta
analisis rasio keuangan pada perusahaan tersebut.

D. Sistem Pembiayaan Komoditi Pisang

Untuk menyederhanakan penguasaan dan penggunaan faktor-faktor produksi


dalam budidaya dan pemasaran hasil pisang serta menjamin keamanan kredit
perbankan, maka pola kemitraan yang dikembangkan dengan mekanisme closed
system, akan dapat saling menguntungkan antara pihak-pihak yang bermitra, yaitu
koperasi dan anggotanya (petani plasma) mitra usaha besar dan perbankan.

Untuk mengembangkan perkebunan pisang dengan pola kemitraan di perlukan


biaya investasi untuk pengadaan bibit, peralatan dan mesin. Disamping itu juga di
perlukan modal kerja untuk pengadaan sarana produksi dan pembiayaan dan tenaga
kerja. Untuk sementara jumlah biaya investasi yang diperlukan sebesar Rp.
6.733.000 yang terdiri dari dana sendiri Rp. 1.500.000 dan kredit bank Rp. 5.273.000
. Sedangkan modal kerja yang diperlukan sebesar Rp. 4.995.000 yang terdiri dari
modal sendiri Rp. 250.000 dan kredit dari bank Rp. 4.745.000.
Dalam segala kegiatan pengangkut pisang menuju lokasi pangsa pasar (Bali)
membutuhkan biaya dari segi kendaraan dan tenaga pekerja, salah satunya juga
kegiatan pengangkutan dari kendaraan darat menuju kapal dan ini menjadi salah satu
pengelompokan dari manajemen keuangan dimana terdapat pengeluaran
pendistribusian.
Biaya transportasi yang dikeluarkan dipengaruhi dengan banyaknya pisang yang
diangkut dari kebun pisang sampai ke tempat penyimpanan yang nantinya akan
dibawa oleh pedagang besar, biasanya pedagang besar menggunakan mobil pick up
pribadi untuk mengangkut pisang nangka baik pembelian ke pedagang pengumpul
maupun penjualan ke konsumen. Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan
pedagang besar untuk membayar tenaga kerja yang bertugas dalam pengangkutan
dan penimbangan. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan pemasaran
pisang nangka tersebut adalah dua HKO.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Sumber modal yang utama adalah uang, tabungan, pinjaman, penjualan surat-surat
berharga, kedit perdagangan dan penanaman kembali laba.
2. Kemampuan merespon komplain, memberikan informasi, merespon perubahan
waktu dan jumlah pengiriman memiliki hubungan yang sedang dengan melakukan
pelatihan pada SDM dan memberdayakan SDM.
3. Program pengembangan produksi pisang diawali dengan penentuan varietas pisang
yang akan ditanam. Varietas sangat menentukan kuantitas dan kualitas produksi serta
selera konsumen, oleh karena itu pemilihan varietas yang unggul dan disukai
konsumen adalah hal pertama yang harus dilakukan sebelum memulai suatu
usahatani pisang. Pemilihan varietas sudah diterapkan sistem kendali mutu agar
varietas yang ditanam mempunyai tingkat kemurnian yang tinggi.
4. Berdasarkan data di lapangan diketahui bahwa pemasaran buah pisang ini memiliki
cukup banyak pesaing. Oleh karena itu, untuk menghadapi persaingan tersebut harus
ditentukan strategi yang tepat agar bisa bertahan dan berkembang yaitu dengan
meningkatkan promosi tidak hanya di sekitar pulau Bali saja, namun melakukan
promosi di daerah lain berdasarkan karakteristik dan kebutuhannya, menetaptakan
targer pasar dan menempatkan produk yang dimiliki diantara produk para pesaing
yang ada.
5. Untuk menyederhanakan penguasaan dan penggunaan faktor-faktor produksi dalam
budidaya dan pemasaran hasil pisang serta menjamin keamanan kredit perbankan,
maka pola kemitraan yang dikembangkan dengan mekanisme closed system, akan
dapat saling menguntungkan antara pihak-pihak yang bermitra, yaitu koperasi dan
anggotanya (petani plasma) mitra usaha besar dan perbankan.
DAFTAR PUSTAKA

BPS. 2019. Bali dalam Angka 2019. Badan Pusat Statistik. Bali
Saparyana, dkk. 2017. Analisis Permintaan Buah Pisang Di Kota Denpasar, Bali.
Jurnal Manajemen Agribisnis. Vol. 5, No. 1,

Anda mungkin juga menyukai