Anda di halaman 1dari 5

REMAJA GENRE: PELUANG MENUJU BONUS DEMOGRAFI

Sinta Mayasari1
Azizah Husin2
1. Mahasiswa Magister Kependudukan Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya
2. Dosen Magister Kependudukan Program Pascasarjana Universitas Sriwijaya
Jalan Padang Selasa No.524, Bukit Besar Palembang 30139

E-mail: sinta_syarif@yahoo.com

ABSTRAK. Jumlah penduduk remaja di Indonesia yang mencapai hampir 30% dari total penduduk merupakan
aset bangsa dalam menghadapi bonus demografi yang mungkin didapatkan oleh bangsa Indonesia pada 1-3
dekade mendatang. Meskipun bonus demografi bagaikan pedang bermata dua karena apabila remaja sebagai
calon penduduk usia produktif justru tidak memiliki kemampuan dan keterampilan (skills) yang tidak memadai
maka hanya akan menambah beban tanggungan negara saja. Penulisan ini menggunakan kajian yang dilakukan
dengan pendekatan studi literatur untuk mengkaji lebih dalam program Generasi Berencana (GenRe) yang
diluncurkan oleh BKKBN sebagai salah satu institusi kependudukan yang menangani masalah remaja. Program
GenRe bertujuan untuk menjadikan Tegar Remaja, yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari resiko
Triad KRR, menunda usia perkawinan, mempunyai perencanaan kehidupan berkeluarga untuk mewujudkan
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model, idola dan suber informasi bagi teman sebayanya.
Program GenRe BKKBN bagi remaja/mahasiswa dan juga keluarganya diharapkan mampu ikut andil dalam
mempersiapkan remaja menjadi Sumber Daya Manusia yang unggul dan mandiri. Mendidik remaja sehat dan
berkualitas berarti mempersiapkan masa depan bangsa yang berkualitas. Remaja berkualitas adalah peluang
bagi tercapainya bonus demografi yang sudah didepan mata.

Key words: remaja, bonus demografi, jendela peluang, Triad KRR, GenRe.

PENDAHULUAN Keluarga sebagai unit terkecil dari sebuah


sistem masyarakat memegang peranan penting
Masa remaja merupakan masa yang sangat dalam masa tumbuh kembang remaja (Bennet, dkk,
menyenangkan bagi sebagian besar orang. Pada 1999). Sejatinya pembangunan suatu negara juga
fase ini, mereka mulai bertemu lingkungan sosial diawali dari pembangunan keluarga. Keluarga
yang lebih luas, beradaptasi, bermain sekaligus sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat
belajar bersama, dibarengi dengan kemampuan memegang peranan penting sebagai aset bangsa.
logika yang berkembang dengan baik. Bahkan Keluarga bukan hanya dianggap sekedar sasaran
remaja seringkali disebut sebagai agent of change pembangunan, tetapi merupakan pelaku (subyek)
atau agen perubahan. pembangunan.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk BPS Dikaitkan dengan pembangunan
Tahun 2010, tercatat penduduk Indonesia kependudukan di Indonesia, jumlah remaja yang
berjumlah 237,6 juta jiwa dan 64 juta diantaranya besar menjadi sangat potensial. Kedepannya,
adalah usia remaja. Hampir 30% penduduk Indonesia mempunyai kesempatan untuk
Indonesia adalah usia remaja, suatu periode kritis mendapatkan bonus demografi pada 1-3 dekade
tetapi strategis untuk dibina karena remaja mendatang dimana remaja saat ini akan masuk
dipersiapkan untuk menjadi generasi penerus pada usia produktif. Bonus demografi sendiri oleh
bangsa. Untuk menjadi generasi yang berkualitas, beberapa peneliti diartikan sebagai keuntungan
remaja harus mampu menghindari dan mengatasi ekonomis yang disebabkan oleh menurunnya rasio
permasalahan-permasalahan remaja yang cukup ketergantungan sebagai hasil proses penurunan
kompleks seiring dengan masa transisinya. fertilitas jangka panjang (Adioetomo, SM, dkk,
Permasalahan yang banyak dihadapi remaja antara 2010). Di masa periode bonus demografi proporsi
lain seksualitas, HIV/AIDS dan penyalahgunaan penduduk usia produktif di Indonesia diperkirakan
NAPZA (BKKBN, 2010). Remaja memerlukan mencapai 69% dari total penduduk, dimana rasio
dukungan baik dari keluarga, lingkungan, serta ketergantungan mencapai titik terendah. Artinya,
pemerintah. pada periode tersebut jumlah angkatan kerja sangat
besar sedangkan tanggungan beban kelompok perubahan yaitu dalam aspek jasmani, rohani,
tersebut terhadap kelompok usia anak dan lansia emosional, sosial dan personal.
sangat rendah. Ada dua tugas pertumbuhan dan
Momentum ini harus dipersiapkan secara perkembangan remaja pada masa transisi (BKKBN,
maksimal sehingga Indonesia bisa memanfaatkan 2011). Tugas yang pertama adalah tugas untuk bisa
peluang yang hanya terjadi sekali saja. Oleh karena tumbuh dan berkembang secara individu baik
itu perlu ada upaya yang kuat dari seluruh pihak secara fisik, mental, emosional dan spiritual. Tugas
terutama dalam meningkatkan kualitas Sumber kedua adalah tugas untuk bisa berkembang secara
Daya Manusia (SDM) sehingga Indonesia akan sosial, yang meliputi tugas: melanjutkan sekolah
memiliki tenaga kerja yang berkompetensi dan (continue learning), mencari pekerjaan (start
memiliki daya saing tinggi. Bisa dibayangkan working), membentuk keluarga (form family),
apabila remaja yang sekarang tidak dipersiapkan menjadi anggota masyarakat (exercize citizenship)
baik dari segi pendidikan dan keterampilannya dan mempraktekkan hidup sehat (practice healthy
maka dapat dipastikan kondisi Indonesia akan life behaviorsi).
semakin terpuruk dalam kemiskinan karena
generasi muda yang tidak produktif dan hanya Levin (1978) mengatakan bahwa banyak
menjadi beban negara. remaja akan melewati periode kritis yang sulit, yang
Untuk mewujudkan bonus demografi sebagian besar kesulitan muncul akibatnya
memang tidak semudah membalikkan telapak kurangnya dukungan dan motivasi baik dari rumah
tangan, oleh karena perlu adanya komitmen yang atau sekolah. BKKBN (2010) menyatakan ada tiga
tinggi dari pemerintah sebagai pemegang kebijakan faktor resiko yang dihadapai remaja yang
untuk dapat menyiapkan kebijakan dan strategi dinamakan Triad KRR, yaitu resiko-resiko yang
pembangunan yang jelas dan cerdas serta berkaitan dengan seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS.
konsisten. BKKBN sebagai institusi pemerintah
yang bergerak dalam bidang Kependudukan dan Keluarga
Keluarga Berencana sejalan dengan amanat UU no
52 tahun 2009 juga ikut menyiapkan strategi- Menurut Hurlock (1994) keluarga
strategi untuk membantu program pemerintah. merupakan lingkungan yang pertama dan utama.
Melalui program-program kerja, BKKBN Penelitian membuktikan bahwa remaja yang
mendorong terciptanya keluarga berkualitas berasal dari keluarga yang penuh perhatian, hangat
sehingga diharapkan akan menghasilkan generasi dan harmonis mempunyai kemampuan dalam
yang berkualitas pula terutama bagi remaja dalam menyesuaikan diri dan bersosialisasi yang baik
keluarga. dengan lingkungan sekitarnya. Sejalan dengan
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1994 tentang
TINJAUAN PUSTAKA Penyelenggaraan Pembangunan Keluarga Sejahtera,
BKKBN menjabarkan fungsi keluarga menjadi
Beberapa teori yang berhubungan dengan delapan bagian, yaitu : fungsi agama, fungsi sosial
remaja dan faktor resikonya, keluarga dan budaya, fungsi cinta dan kasih sayang, fungsi
pembangunan keluarga, Life Skills, bonus demografi reproduksi, fungsi perlindungan, fungsi ekonomi,
dan jendela peluang (windows of opportunity) serta fungsi sosialisasi dan pendidikan, dan fungsi
Program Generasi Berencana (GenRe) BKKBN. lingkungan.

Remaja Pembangunan Keluarga

World Health Organization (WHO) dalam Pembangunan berwawasan kependudukan


Syarief, Sugiri (2007) mendefinisikan remaja adalah pembangunan sumber daya manusia,
sebagai individu yang sedang mengalami masa pembangunan yang lebih menekankan pada
peralihan (transisi); dari segi kematangan biologis peningkatan SDM dari pembangunan infrastruktur
seksual sedang berangsur-angsur semata (Priyono Tjiptoherijanto, 2001).
mempertunjukkan karakteristik seks yang Pembangunan Berwawasan Kependudukan
sekunder sampai mencapai kematangan seks; dari seringkali disebut sebagai pembangunan yang
segi perkembangan kejiwaan, jiwanya sedang berpusat pada penduduk atau keluarga (population,
berkembang dari sifat kekanak-kanakan menjadi people, atau family-centered development).
dewasa; dari segi sosial ekonomi ia adalah individu Pembangunan sebagai suatu proses yang
yang beralih dari ketergantungan menjadi relatif berlangsung terus menerus bertujuan menciptakan
bebas. Pada masa ini, remaja mengalami beberapa kesejahteraan penduduk. Namun peningkatan
kesejahteraan penduduk akan sulit dicapai tanpa
memperhatikan situasi kependudukan sebagai lama akan menjadi dewasa dan mencapai usia kerja.
asumsi dasar pijakan utama pembangunan. Jumlah meningkat dengan pesat. Penurunan
Penduduk harus menjadi titik sentral dan perlu fertilitas yang kemudian mengikuti penurunan
disadari tentang pentingnya mengintegrasikan jumlah kematian bayi ini akan menyebabkan
berbagai variabel kependudukan dalam setiap proporsi penduduk usia kerja semakin besar
proses pembangunan sehingga terwujud dibanding dengan proporsi penduduk muda.
pembangunan berwawasan kependudukan. Apabila mereka ini terserap dalam pasar kerja dan
mempunyai pekerjaan yang produktif, makan
Keterampilan Hidup (Life Skills) produksi per kapita akan meningkat. Penurunan
fertilitas dan besarnya keluarga ideal akan
Keterampilan hidup adalah berbagai memotivasi perempuan untuk masuk ke pasar
keterampilan atau kemampuan untuk dapat kerja. Dengan masa melahirkan dan merawat anak
berperilaku positif dan beradaptasi dengan menjadi lebih pendek, maka perempuan
lingkungan, yang memungkinkan seseorang mampu mempunyai waktu lebih banyak untuk melakukan
menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan hal-hal lain yang bukan melahirkan dan merawat
dalam hidupnya sehari-hari secara efektif anak. Perempuan yang masuk ke pasar kerja akan
(Depdiknas dalam BKKBN, 2012) menyumbang pada peningkatan produksi per
kapita.
Bonus Demografi

Pengertian Bonus Demografi menurut Program Generasi Berencana (GenRe)


Mason (2001) dan John Ross (2004) yang dikutip
dari buku 100 Tahun Demografi Indonesia adalah Menurut BKKBN (2012) Program GenRe adalah
keuntungan ekonomis yang disebabkan oleh suatu program untuk memfasilitasi terwujudnya
menurunnya rasio ketergantungan sebagai hasil Tegar Remaja, yaitu remaja yang berperilaku sehat,
proses penurunan fertilitas jangka panjang. Bonus terhindar dari resiko Triad KRR, menunda usia
demografi akan membawa dampak pada sosial- perkawinan, mempunyai perencanaan kehidupan
ekonomi, dimana angka ketergantuangan penduduk berkeluarga untuk mewujudkan Keluarga Kecil
akan sangat rendah. Melimpahnya jumlah Bahagia Sejahtera serta menjadi contoh, model,
angakatan kerja akan menguntungkan dari segi idola dan suber informasi bagi teman sebayanya.
pembangunan sehingga memacu pertumbuhan Sedangkan GenRe adalah remaja/mahasiswa yang
ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. memiliki pengetahuan, bersikap dan berperilaku
sebagai remaja/mahasiswa, untuk menyiapkan dan
Bonus demografi sering dikaitkan dengan perencanaan yang matang dalam kehidupan
kesempatan yang hanya akan terjadi satu kali saja berkeluarga (BKKBN, 2012).
bagi semua penduduk negara yakni the window of
opprtunity (Adioetomo, Sri Moertiningsih dkk, METODE
2010). Pada momentum tersebut jumlah angkatan
kerja sangat besar, tetapi mereka menanggung Penelitian dengan judul Remaja GenRe:
beban kelompok usia anak dan lansia sangat Peluang menuju Bonus Demografi merupakan
rendah. Perbandingan antara jumlah penduduk penelitian dibidang kependudukan. Penulisan ini
produktif dengan penduduk non-produktif berada menggunakan kajian yang dilakukan dengan
pada kondisi ideal untuk meningkatkan pendekatan studi literatur. Sifat kajian eksploratif-
produktivitas sehingga kesejahteraan penduduk deskriptif. Sumber data berasal dari pustaka primer
juga akan meningkat. Periode ini harus melalui jurnal dan pustaka sekunder buku buku
dimanfaatkan dengan semaksimal mungkin dengan yang relevan, publikasi institusi, artikel populer.
meningkatkan kualitas SDM yang sehingga kita bisa Pemilihan data didasarkan pada indikator yang
mendapatkan bonus demografi tersebut. digunakan dalam kajian publikasi institusi.

Aditoetomo, Sri Moertiningsih dkk (2010) HASIL DAN PEMBAHASAN


menjelaskan empat syarat memanfaatkan
terbukanya jendela peluang, yaitu penawaran Upaya Peningkatan Kualitas SDM Remaja
tenaga kerja, peranan perempuan, tabungan dan
modal manusia Ada dua hal yang bisa Masalah utama remaja berawal dari
mempengaruhi penawaran tenaga kerja (labor pencarian jati diri dimana mereka mengalami krisis
supply). Secara umum, generasi baby boom yang identitas karena merasa sudah besar untuk masuk
diiringi dengan penurunan kematian bayi makin kedalam kelompok anak-anak, namun belum cukup
besar untuk masuk ke dalam kelompok dewasa. Hal membantu remaja mencapai tugas pertumbuhan
ini merupakan masalah umum bagi semua remaja, dan perkembangan sosial yaitu melanjutkan
oleh karena itu remaja memiliki kebutuhan sekolah, mencari pekerjaan, memulai kehidupan
sosialisasi yang optimal dan dukungan dari orang keluarga, menjadi anggota masyarakat, dan
tua dan keluarga. Apabila kebutuhan ini tidak mempraktekkan hidup sehat.
terpenuhi makan remaja akan tumbuh menjadi Program Generasi Berencana diarahkan
pribadi yang lemah dan mudah terjerumus dalam untuk dapat mewujudkan remaja yang berperilaku
faktor-fakor resiko yang dihadapi remaja seperti sehat, bertanggung jawab, dan dilaksanakan melalui
seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS. dua pendekatan. Pendekatan pertama yaitu Pusat
Terkait dengan tugas pertumbuhan dan Informasi dan Konseling Remaja/Mahasiswa (PIK
perkembangannya, remaja perlu mendapatkan R/M) sebagai suatu wadah dalam Program GenRe
bimbingan dan dukungan dari orang tua, sekolah yang dikelola dari, oleh dan untuk
dan lingkungan sehingga remaja akan tumbuh remaja/mahasiswa guna memberikan pelayanan
menjadi pribadi yang mandiri dan bertanggung informasi dan konseling tentang kesehatan
jawab. Remaja juga perlu diberikan wadah reproduksi serta kegiatan-kegiatan penunjang
aktualisasi diri bersama kelompok sebayanya lainnya. Pendekatan kedua melalui Kelompok Bina
karena usia remaja biasanya lebih banyak Keluarga Remaja (BKR) yaitu suatu
menghabiskan waktu bersama teman sebayanya. kelompok/wadah kegiatan yang terdiri dari
Pembangunan SDM remaja sejalan dengan keluarga yang mempunyai remaja usia 10-24 tahun
kebijakan pembangunan berwawasan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan,
kependudukan yang menempatkan penduduk sikap dan perilaku orang tua remaja dalam rangka
sebagai sentral dalam pembangunan. Konsep dasar pembinaan tumbuh kembang remaja.
pembangunan dikaitkan dengan kependudukan Secara umum Program GenRe bertujuan
adalah suatu proses perubahan menuju kondisi untuk memfasilitasi remaja belajar memahami dan
yang lebih baik atau tingkat yang lebih maju. mempraktekkan perilaku hidup sehat dan
Pembangunan harus bisa menciptakan kondisi yang berakhlak untuk mencapai ketahanan remaja
lebih baik sehingga kualitas penduduk menjadi sebagai dasar mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia
lebih baik. Kebijakan-kebijakan pembangunan bagi dan Sejahtera. Secara khusus, program ini bertujuan
remaja adalah bagaimana meningkatkan tingkat untuk membantu remaja memahami dan
pendidikan dan pengembangan life skills. mempraktekkan pola hidup sehat dan berakhlak,
Pembelajaran life skills dinilai penting bagi pola hidup yang berketahanan, serta membantu
remaja sebagai calon penerus pembangunan karena remaja memahami dan mempersiapkan diri
dapat membantu remaja mencapai tugas menjadi Generasi Berencana Indonesia. Sasaran
pertumbuhan dan perkembangan pribadi baik program ini adalah remaja usia 10-24 tahun dan
secara fisik, mental, emosional dan spiritual. Selain belum menikah, mahasiswa/mahasiswi belum
itu pembelajaran ini dapat membantu remaja menikah, keluarga/keluarga yang mempunyai
memasuki kehidupan selanjutnya untuk kemudian remaja, dan masyarakat peduli remaja. Kegiatan
menjadi SDM yang produktif. Remaja sebagai Program GenRe meliputi Promosi penundaan usia
pelajar dan mahasiswa yang memiliki life skills akan kawin, mengutamakan sekolah dan berkarya,
menjadi modal pembangunan sebagai SDM yang Penyediaan informasi kesehatan reproduksi seluas-
handal secara IQ, EQ dan SQ. Mereka inilah yang luasnya (PIK Remaja/Mahasiswa) sehingga tidak
akan menjadi pelopor, calon penggerak terjebak Narkoba, HIV/AIDS dan kehamilan yang
pembangunan masa depan. tidak diinginkan, dan Promosi merencanakan
kehidupan berkeluarga dengan sebaik-baiknya.
Upaya BKKBN dalam Pembinaan Remaja
SIMPULAN DAN SARAN
Program GenRe yang telah dikembangkan
oleh BKKBN beberapa tahun terakhir dapat menjadi Bonus demografi merupakan kondisi
solusi bagi permasalahan remaja. Program GenRe perubahan struktur penduduk yang disebabkan
juga dapat menjadi wadah penyaluran aspirasi dan oleh adanya transisi demografi. Bonus demografi
kreasi bagi para remaja sehingga remaja dapat adalah kondisi dimana penduduk usia produktif
mengembangkan kemampuan Life Skills secara jauh melebihi penduduk tidak produktif yang
optimal. Keterampilan ini perlu diajarkan kepada kemudian menyebabkan turunnya rasio
remaja karena dapat membantu remaja mencapai
tugas pertumbuhan dan perkembangan pribadi baik harus ditanggung oleh penduduk produktif
dari pertumbuhan fisik, mental, emosional dan terhadap penduduk tidak produktif mencapai titik
spiritual. Selain itu, keterampilan ini juga akan terendah.
Untuk menghadapi bonus demografi ini BKKBN. (2011). Pembangunan Berwawasan
perlu dilakukan berbagai persiapan terutama Kependudukan. Jakarta
meningkatkan kualitas sumber daya manusia,
meningkatkan kesempatan kerja. Peningkatan BKKBN. (2011). GenRe yang Sehat dan Beakhlak
kualitas Sumber Daya Manusia perlu didorong Mulia. Jakarta
mulai dari institusi terkecil masyarakat yaitu
keluarga. Pembangunan keluarga sejahtera akan BKKBN. (2010). Pendewasaan Usia Perkawinan dan
memberikan wadah-wadah pendidikan bagi Hak-hak Reproduksi bagi Remaja Indonesia.
generasi penerus terutama remaja yang akan segera Jakarta.
memasuki usia produktif.
Program GenRe BKKBN bagi Hurlock, E.B. (1994). Psikologi Perkembangan:
remaja/mahasiswa dan juga keluarganya Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
diharapkan mampu ikut andil dalam Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
mempersiapkan remaja menjadi Sumber Daya
Manusia yang unggul dan mandiri. Mendidik remaja Levin, Malinda Jo. (1978). Psychology: A Biography
sehat dan berkualitas berarti mempersiapkan masa Approach. USA: McGraw-Hill.
depan bangsa yang berkualitas. Remaja berkualitas
adalah peluang bagi tercapainya bonus demografi Sensus Penduduk Tahun 2010. (2012, 11 Oktober).
yang sudah didepan mata. Dalam www.bps.go.id
Beberapa saran yang perlu dipertimbangkan dalam
rangka mempersiapkan dan meningkatkan kualitas Syarief, Sugiri. (2007). Menggapai Keluarga
SDM generasi remaja saat ini adalah: Berkualitas dan Sakinah. Cetakan Pertama.
1. Mengembalikan fungsi keluarga sehingga bisa Jakarta: Mitra Abadi Press.
membantu proses perkembangan remaja yang
penuh dinamika. Tjiptoherijanto, P. (2011). Dimensi Kependudukan
2. Menyediakan wadah atau ajang-ajang yang dalam Pembangunan Berkelanjutan. Dalam
memberikan kesempatan untuk remaja Acara Inaugurasi Forum Parlemen
mengapresiasikan bakat dan kemampuannya. Indonesia untuk Pembangunan dan
3. Memasukkan pembelajaran life skills kedalam Kependudukan dan Seminar Sehari
kurikulum sekolah sehingga lulusannya bisa siap Kependudukan dan Pembangunan
pakai. Berkelanjutan. Jakarta.
4. Memaksimalkan Program GenRe di sekolah,
perguruan tinggi dan lingkungan sekitar melaui
advokasi dan KIE.
5. Meningkatkan kesadaran dan peran serta
pemerintah dan stakeholder dalam membuat
kebijakan yang pro-remaja.

DAFTAR PUSTAKA

Adioetomo, Sri Moertiningsih, dkk. (2010). 100


Tahun Demografi Indonesia: Mengubah
Nasib menjadi Harapan. Cetakan Kedua.
Jakarta. BKKBN dan LDFEUI.

Bennet, W.J, Finn, C.E, Cribb, J.T.E. (1999). The

Preschool through Eighth Grade. NY: The


Free Press.

BKKBN. (2012). Materi Pegangan Kader Tentang


Bimbingan dan Pembinaan Keluarga
Remaja. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai