Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

E-LEARNING PADA MASA PANDEMI COVID-19

Disusun Oleh :
PUTRI ASTINA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS TERBUKA

PROVINSI LAMPUNG

i
KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, taufiq, dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kebidanan “E-Learning
pada masa pandemic Covid-19” dengan baik. Makalah ini, dapat diselesaikan dengan
baik karena dukungan dan partisipasi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu terselesaikannya
makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per-satu.
Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna di dunia ini, begitupun
makalah yang telah penulis buat, baik dalam hal isi maupun penulisannya. Akhir kata,
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran
kecil bagi kemajuan ilmu pengetahuan, baik di Universitas Terbuka maupun
lingkungan masyarakat.
.

Lampung, 21 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ..................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................3
BAB III PENUTUP ................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Pengembangan pendidikan menjadi topik yang selalu hangat dibicarakan dari


masa ke masa karena pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia
untuk pembangunan yang seirama dengan tuntutan zaman. Oleh sebab itu,
penyelengara proses pendidikan, baik pemerintah ataupun lembaga pendidikan
senantiasa berupaya memberikan layanan pendidikan berkualitas agar bisa
menghasilkan lulusan yang berkualitas dan relevan dengan pembangunan dan
perubahan zaman.

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat memberikan


kontribusi yang besar kepada manusia dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam
bidang pendidikan. Seiring dengan adanya perkembangan tersebut dapat dilihat dengan
adanya perubahan dalam hal metode pembelajaran yang didalamnya mengalami
banyak perkembangan, baik metode pembelajaran secara personal, media
pembelajaran ataupun proses pembelajaran.

Bentuk dari perkembangan teknologi informasi yang diterapkan di dunia


pendidikan adalah E-Learning. E-Learning adalah proses belajar secara efektif yang
dihasilkan dengan cara menggabungkan penyampaian materi secara digital yang terdiri
dari dukungan dan layanan belajar (Barbara, 2008: 4). E-Learning merupakan inovasi
dalam dunia pendidikan yang sangat berkontribusi tinggi dalam hal perubahan proses
pembelajaran. Siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran, materi bahan ajar
dapat dikemas dalam berbagai format dan bentuk yang dinamis. Ciri dari penerapan E-
Learning dalam dunia pendidikan itu sendiri adalah kemampuan untuk mencapai
tingkat kecermatan dan pencapaian belajar yang tinggi.

Dalam keadaan seperti ini Indonesia sedang dilanda musibah Covid -19 atau
corona virus dan sangat berdampak pada aspek kehidupan. salah satu yang paling
berdampak adalah aspek Pendidikan, dengan adanya musibah Covid 19 ini
menyebabkan sekolah atau aktivitas Pendidikan diliburkan dan diganti dengan belajar

1
dirumah, hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran Kemdikbud No 4 Tahun 2020
Pembelajaran daring pada masa Pandemi ini
Sesuai dengan Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 tahun 2020 tentang
pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran coronavirus
(COVID-19) menganjurkan untuk melaksanakan proses belajar dari rumah melalui
pembelajaran daring. Kesiapan dari pihak penyedia layanan maupun siswa merupakan
tuntutan dari pelaksanaan pembelajaran daring. Pelaksanaan pembelajaran daring ini
memerlukan perangkat pendukung seperti komputer atau laptop, gawai, dan alat bantu
lain sebagai perantara yang tentu saja harus terhubung dengan koneksi internet.

Penggunaan E-learning diharapkan para guru dapat mengelola materi


pembelajaran, memberikan tugas, mengunggah materi, memberikan penilaian, dan
berinteraksi dengan guru atau perseta didik. Sebaliknya peserta didik dapat
memanfaatkan dengan mengakses tugas, materi pembelajaran, diskusi dengan peserta
didik dan guru, melihat percakapan dan hasil belajar Selain itu keunggulan lainya
adalah pembelajaran menggunakan E-learning berpotensi meningkatkan pemerataan
dan akses pada pendidikan di sebuah negara.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, penulis mengambil judul:
“Pemanfaatan Media E-learning Pada Masa Covid – 19”.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Virus Covid-19
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2
(SARS-CoV2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena
infeksi virus ini disebut COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan
ringan pada sistem pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian.
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang
lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang
menular ke manusia. Walaupun lebih bayak menyerang lansia, virus ini
sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang
dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Infeksi virus Corona disebut
COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan,
China pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah
menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu
beberapa bulan.
Selain virus SARS-CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk
dalam kelompok ini adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS) dan virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski
disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus, COVID-19
memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan MERS, antara lain dalam hal
kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

2. Pembelajaran Online
Sebelum e-learning lahir, yang populer lebih dulu ialah
Computer Assisted Instruction (CAI) dan Computer Assisted Learning
(CAL). Media yang digunakan berupa disket, PC (komputer pribadi) atau
komputer mainframe yang diakses melalui work station lokal. Awalnya,
konsep CAI dan CAL diarahkan untuk menggantikan peran guru. Namun,
hal itu tidak mungkin dilakukan karena keterbatasan komputer diantaranya

3
komputer tidak mampu memberikan interaksi sosial yang maksimal,
sehingga kedua konsep itu dikombinasikan dengan guru.
Setelah komputer terhubung ke jaringan (dan kini bahkan
jaringan antar jaringan alias internet), istilahnya bergeser menjadi e-
learning. Di situlah terjadi perubahan paradigma dari teaching menjadi
learning. Dengan demikian, pemanfaatan e-Learning dipusatkan pada
kegiatan belajar, bukan mengajar.
E-learning bukan sekadar bermain dan berselancar di dunia maya,
klik sana-sini untuk pindah dari satu situs ke situs lain, men-download,
berlatih, mencerna, menjawab pertanyaan, menemukan, dan menyebabkan
dirinya berubah, menjadi lebih cerdas, menjadi dapat belajar lebih banyak
lagi.
Banyak para ahli yang mendefinisikan e-learning sesuai sudut
pandangnya. Karena e-learning kepanjangan dari elektronik learning ada
yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pembelajaran yang
memanfaatkan teknologi elektronik (radio, televisi, film, komputer, internet,
dll). Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai
sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian
elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-
learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media
internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-
learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik
komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang
dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Bahkan Onno W. Purbo
(2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam
e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan

4
untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik
internet.
Secara lebih rinci Rosenberg (2001) mengkategorikan tiga kriteria
dasar yang ada dalam e-Learning, yaitu:
a. e-Learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki
secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan,
dan sharing pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting
dalam e-learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan
absolut.
b. e-Learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan
menggunakan standar teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web Cell
Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya walaupun bisa
menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa digolongkan sebagai e-
learning.
c. e-Learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas,
solusi pembelajaran yang menggungguli paradigma tradisional dalam
pelatihan.Uraian di atas menunjukan bahwa sebagai dasar dari e-Learning
adalah pemanfaatan teknologi internet. e-learning merupakan bentuk
pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui
teknologi internet. Oleh karena itu e-Learning dapat digunakan dalam
sistem pendidikan jarak jauh dan juga sistem pendidikan konvensional.
Dalam pendidikan konvensional fungsi e-Learning bukan untuk mengganti,
melainkan memperkuat model pembelajaran konvensional. Dalam hal ini
Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-Learning sebagai berikut:
a. e-Learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi,
pendidikan, pelatihan secara on-line.
b. e-Learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai
belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap
buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat
menjawab tantangan perkembangan globalisasi.

5
c. e-Learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di
dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan
content dan pengembangan teknologi pendidikan.
Putri dan Dewi (2020:55) menyatakan bahwa seiring perkembangan zaman,
seseorang dapat memperoleh informasi secara mudah melalui teknologi baru yang
terus berkembang. Pembelajaran daring dibutuhkan dalam pembelajaran di era revolusi
industri 4.0 (Pangondian, R. A,dkk. 2019;14).

Proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama antara pendidik dan peserta
didik. Hal ini memungkinkan interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik
secara online. Dalam pelaksanaan, synchronous training mengharuskan pendidik dan
peserta didik mengakses internet secara bersamaan. Pendidik memberikan materi
pembelajaran dalam bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta didik dapat
mendengarkan presentasi secara langsung melalui internet. Peserta didik juga dapat
mengajukan pertanyaan atau komentar secara langsung ataupun melalui chat window.
Synchronous training merupakan gambaran dari kelas nyata, namun bersifat maya
(virtual) dan semua peserta didik terhubung melalui internet. Synchronous training
sering juga disebut sebagai virtual classroom (Hartanto, 2016).

Proses belajar berbasis e-learning siswa-siswi membutuhkan sarana dan


prasarana yang mendukung agar pembelajaran dapat berlangsung dan memiliki
kualitas pembelajaran yang lebih baik (Rustiani,dkk., 2019). Sarana dan prasarana
tersebut diantaranya adalah smartphone (handphone pintar), komputer/laptop, aplikasi,
serta jaringan internet yang digunakan sebagai media dalam berlangsungnya
pembelajaran berbasis e-learning.Namun, tidak semua keluarga/orang tua mampu
memenuhi sarana dan prasana tersebut mengingat status perekonomian yang tidak
merata. Sehingga proses pemberlajaran berbasis e-learning tidak tersampaikan dengan
sempurna. Seperti yang dialami oleh sebagian orang tua murid di SD Banyuajuh 6
Kamal, kurangnya fasilitas membuat anak mereka tidak bisa mengikuti pembelajaran
dengan sebagaimana mestinya.

6
Pemaduan penggunaan sumber belajar tradisional (offline) dan online adalah
suatu keputusan demokratis untuk menjembatani derasnya arus penyebaan sumber
belajar elektronik (e-learning) dan kesulitan melepaskan diri dari pemanfaatan sumber-
sumber belajar yang digunakan dalam ruang kelas. Artinya, e-learning bagaimanapun
canggihnya teknologi yang digunakan belum mampu menggantikan pelaksanaan
pembelajaran tatap muka karena metode interaksi tatap muka konvensional masih jauh
lebihefektif dibandingkan pembelajaran online atau elearning.Selain itu, keterbatasan
dalam aksesibilitas Internet, perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software), serta pembiayaan sering menjadi hambatan dalam memaksimalkan sumber-
sumber belajar online (Yaumi, 2018).

Keefektifan Pembelajaran Online Salma, dkk (2013 :105) menjelaskan


persiapan sebelum memberikan layanan belajar merupakan salah satu faktor penentu
dalam keberhasilan belajar, terutama pada online learning di mana adanya jarak antara
pebelajar dan pemelajar. Pada pemberlajaran ini pemelajar harus mengetahui
prinsipprinsip belajar dan bagaimana pebelajar belajar. Rovai (Mahardika:2002)
menyatakan bahwa alat penyampaian bukanlah faktor penentu kualitas belajar,
melainkan disain mata pelajarn menentukan keefektifan belajar. Salah satu alasan
memilih strategi pembelajaran adalah untuk mengangkat pembelajaran
bermakna.Sehingga efektif atau tidaknya pembelajaran dapat diidentifikasi melalui
perilaku-perilaku antara pemelajar dan pembelajar. Bagaimana respon pebelajar
terhadap apa yang disampaikan oleh pemelajar.

Keefektifan dalam KBBI adalah keadaan berpengaruh, hal berkesan,


keberhasilan tentang usaha atau tindakan, hal mulai berlakunya tentang undang-udang
atau peraturan.Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan
Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam
Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid19) yang berlaku untuk seluruh
masyarakat yang mengenyam pendidikan di Indonesia.

7
BAB III

PENUTUP

Dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Sebagai Covid-19 di


lingkungan perguruan tinggi, maka program pembelajaran melaksanakan
pembelajaran daring sebagai solusi pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran e-
learning akan terus harus dilakukan mengingat belum tuntas nya wabah Covid-19 di
Indonesia dan membantu pencegahan penyebaran Covid-19 sehingga sampai saat ini
masih belum ditentukan kapan akan masuk sekolah kembali untuk pembelajaran tatap
muka. Kurang nya sarana dan prasarana yang dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan
ketidaksiapan teknologi juga menjadi suatu hambatan dalam berlangsungnya kegiatan
belajar online.Sehingga hasil belajar yang diberikan oleh pemelajar tidak 100% lancar
atau efektif.

8
DAFTAR PUSTAKA

Adit, A. (2020). 12 Aplikasi Pembelajaran Daring Kerjasama Kemendikbud,


Gratis!. https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/22/123204571/12-aplikasi-
pembelajaran-daring- (Online) Tersedia : kerjasama-kemendikbud-gratis?page=all
(Diakses : 25 Juni 2020)

Arizona, Kurniawan. et.all. (2020). Pembelajaran Online Berbasis Proyek


Salah Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar di Tengah Pandemi Covid-19 . Jurnal
Ilmiah Profesi Pendidikan. Volume 5 No

1 Mei 2020. (Online) Tersedia :https://jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/


download/111/99. DOI: 10.29303/jipp.v5i1.111 (Diakses : 7 November 2020)

Dewi, Wahyu Aji Fatma. (2020) Dampak Covid-19 terhadap Implementasi


Pembelajaran Daring diSekolah Dasar Edukatif Jurnal Ilmu Pendidikan Vol 2 No 1
April 2020. (Online) Tersedia : https://edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/89
(Diakses : 7 November 2020)

Faisal, Sanafiah, (2001). Format-format Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada,

Ginting, Henndy. (2020). Perubahan Perilaku sebagai Respon terhadap Wabah


COVID-19. Tulisan Edukasi HIMPSI di Masa Pandemi COVID-19 – Seri 14. (Online)
Tersedia : https://Covid19.go.id/edukasi/masyarakat-umum/peru bahan-perilaku-
sebagai-respon-terhadapwabah-Covid-19 (Diakses : 7 November 2020)

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT.


Rineka Cipta. Fuad, Zainul, dkk. 2019. Metode Penelitian Kelautan dan
Perikanan.Malang : UB Press. Hartanto, W. (2016). Penggunaan ELearning sebagai
Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Ekonomi, 10(1), 1–18. "Indonesia confirms
first cases of coronavirus". Bangkok Post (dalam bahasa Inggris). Reuters. 2 Maret
2020. Diakses tanggal 7 November 2020.

iv
Prawiradilaga, Salma, dkk. 2016. MOZAIK TEKNOLOGI PENDIDIKAN :
ELEARNING.Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP. Ratcliffe, Rebecca (2 Maret
2020). "First coronavirus cases confirmed in Indonesia amid fearsnation is ill-prepared
for an outbreak". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 November
2020

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Rustiani,


R., Djafar, S., Rusnim, R., Nadar, N., Arwan, A., & Elihami, E. (2019, October).
Measuring Usable Knowledge: Teacher’s Analyses of Mathematics for Teaching
Quality and Student Learning. In International Conference on Natural and Social
Sciences (ICONSS) Proceeding Series (pp. 239-245). Bandung : Alfabeta. Utarini, Adi.
2020. Tak Kenal Maka Tak Sayang: Penelitian Kualitatif Dalam pelayanan
Kesehatan.Yigyakarta : Gadjah Mada University Press.

Yaumi, Muhammad. 2018. MEDIA DAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN.


Jakarta : PRENADAMEDIA GROUP. Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dam Penelitian Gabungan. Jakarta: KENCANA.

Anda mungkin juga menyukai