Case Study: Sebuah pompa di gunakan untuk mengalirkan air pada kapasitas 300 m3/jam pada suhu 500C dari sebuah vessel yang memiliki tekanan 5 kg/cm2(g) pada ketinggian 10 meter dari datum, melalui sistem perpipaan dengan pressure drop karena friction di hitung sebesar 0,5 kg/cm2. Pompa di gunakan untuk mengalirkan air tersebut ke sebuah vessel penerima yang memiliki ketinggian 40 m dari datum dan memiliki tekanan 30 kg/cm2(g). Pressure drop karena friction termasuk losses valves di sisi buang dihitung sebesar 5 kg/cm2 Notes: Specific gravity air (SG): 1 Density air (ρ): 1000 kg/cm3 Pressure (kg/cm2) = Head (m) x SG / 10 Elevasi (+) di bagian suction jika sumber pengambilan di atas pompa Elevasi (-) di bagian suction jika sumber pengambilan di bawah pompa Elevasi (-) di bagian discharge jika sumber penerima di atas pompa Elevasi (+) di bagian suction jika sumber penerima di bawah pompa Perhitungan Pressure drop bisa dilakukan dengan rumus Darcy atau Hazen-William Perhitungan head pompa dan kebutuhan daya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Hitung Total Pressure di bagian sisi hisap (Suction): 1. Tekanan dalam suction vessel = + 5 kg/cm2(g) 2 2. Tekanan karena elevasi, 10 m: (10 x 1 / 10) kg/cm = + 1 kg/cm2 3. Pressure drop total pipa suction + losses di valves = – 0,5 kg/cm2 ——————— Total Pressure di bagian sisi hisap = + 5,5 kg/cm2 (g) 2. Hitung Total Pressure di bagian sisi buang (discharge): 1. Tekanan di discaharge vessel = + 30 kg/cm2(a) 2. Pressure drop total pipa discharge+ losses di valves = + 5 kg/cm2 2 3. Tekanan karena elevasi, 40 m = 40 x 1 / 10 kg/cm = + 4 kg/cm2 ———————- Total Pressure di bagian sisi buang = + 39 kg/cm2 (g) 3. Hitung Differential Pressure sebagai berikut: Differential Pressure = 39 kg/cm2 – 5,5kg/cm2 = 33,5 kg/cm2 Differential Head = 10 x Differential Pressure / SG = 33,5 x 10 / 1 m= 335 m 2% Safety factor = 335 m x 0,05 = 16,75 m Required Differential Head : 335 m + 16,75 m: 351,75 m 4. Hitung Kebutuhan Daya a) Water Horse Power (WHP) WHP = (ρ x g x Q x H / 1000 x 3600) kW Note: WHP : Daya Pompa Air (kW) ρ : Density air (1000 kg/m3) g : Gayagravitasi (9,8 m/s2) Q : flowrate (300 m3/jam) H : Required Head (315 m) WHP = (1000 x 9,8 x 300 x 351,75 / 1000 x 3600) kW = 287,263 kW b) Brake Horse Power (BHP) BHP = WHP / η Note: η = Estimated Pump Efficiency (%) Di asumsikan pompa memiliki efisiensi sebesar 75%, maka BHP = 287,263 / 0,75 kW = 383,016 kW c) Daya Motor Daya motor yang dibutuhkan untuk mengerakkan pompa harus memiliki power rating sesuai dengan API 610, edisi 10 para 6.1.3 pada Tabel-11. Power ratings for motor drives. Untuk BHP pompa di atas 55 kW (75 HP), power rating adalah 110%, maka Daya Motor = BHP x power rating = 383,016 kW x 1,1 = 421,318 kW Jadi motor harus di pilih yang di atas 421, 318 kW 5. Perhitungan Net Positive Suction Head Available (NPSH available) Sebuah pompa harus memiliki Net Positive Suction Head Available (NPSHA) yang lebih dari atau sama dengan Net Positive Suction Head Required (NPSHR). NPSHA bisa di hitung dari sistem yang ada, sedangkan NPSHR di dapat dari pabrik pembuat pompa. Jika membeli sebuah pompa maka safety margin antara NPSHA dan NPSHR minimum sekitar 0,5 m. Tapi biasanya untuk keamanan (karena design sistem yang tidak mungkin sempurna 100%) maka safety margin diambil min 1 m. Perhitungan NPSH available dihitung sebagai berikut: 1. Tekanan dalam suction vessel = + 5 kg/cm2(g) 2. Tekanan karena elevasi, 10 m: (10 x 1 / 10) kg/cm2 = + 1 kg/cm2 3. Pressure drop total pipa suction + losses di valves = – 0,5 kg/cm2 4. Vapour pressure dari air pada suhu 300C = – 0,125 kg/cm2 ———————– 5,375 kg/cm2 NPSHA = 5,375 x 10 / 1 m = 53,75 m B. PUMP SELECTION Case study: Sebuah pompa dengan data sebagai berikut: Fluida yang di pompa = air Head = 351,75 m Capacity = 300 m3/jam NPSHA = 53,75 m Pemilihan Jenis Pompa Pemilihan jenis pompa bisa dilakukan dengan meninjau head dan kapasitas dari pompa. Selanjutnya dari tabel atau chart dapat dilihat secara garis besar kira-kira pompa apa yang sesuai untuk pompa pada kapasitas dan head tersebut. Dalam hal ini kita akan menggunakan chart/gafrik pada GPSA Handbook fig. 12.7 Pump Selection Guide — Centrifugal Pumps. Pompa yang kira-kira dapat di pilih berdasarkan chart tersebut adalah sebagai berikut: 1. Single stage – single suction atau double suction 2. Vertical Multistage – Barrel type 3. Horisontal Multistage – single case Dengan adanya beberapa pilihan tersebut berarti kita bisa memilih salah satu diantaranya tergantung dari case dilapangan dan dimana pompa tersebut akan dipasang. Pada prinsipnya jika single stage maka dimensi pompa kan lebih besar dari multistage. Selanjutnya kapasitas dan NPSHR akan saling terkait untuk menentukan putaran dari driver pompa karena hal ini terkait dengan suction specific speed yang di ijinkan dalam aplikasi-aplikasi design pompa. Langkah-langkah perhitungannya dalah sebagai berikut: Cek suction specific speed (S) dengan rumus sebagai berikut, S = (n x Q0.5) / NPSHR0.75 Note: S : Suction Specific speed (dimensionless) n : rpm Q : kapasitas yang dialirkan pompa (m/jam) NPSHR : Net Positive Suction Head Required (m) NPSHR didapatkan dari test yang dilakukan oleh pump manufacturer dan secara teoritis harus lebih kecil atau sama dengan NPSHA, namun NPSHR harus di pilih lebih kecil dari NPSHA dengan pertimbangan keakuratan pada design kita. Dalam aplikasinya safety margin minimum 0,5 m sampai 1 m biasanya cukup, namun jika bisa lebih besar akan lebih baik Suction specific speed dalam aplikasinya di batasi sampai 11000 (US gpm, ft) atau 13000 (m3/jam, m) dan biasanya sudah di state dengan jelas di specification yang di buat oleh engineering. Untuk pompa yang head perstage-nya besar (diatas 100 HP), bisa di ambil maximum Suction specific speed yang lebih kecil. Untuk pengecekan kita pilih data sebagai berikut, n : 1500 rpm, 3000 rpm, 3600 rpm Q : 300 m3/jam NPSHR : 30 m (safety margin 23,75 m) Untuk n: 1500 rpm S = (1500 x 3000.5) / 23,750.75 = 2026,8 Untuk n: 3000 rpm S = (3000 x 3000.5) / 23,750.75 = 4053, 6 Untuk n: 3600 rpm S = (3600 x 3000.5) / 23,750.75 = 4864,321 Dari hasil pehitungan suction specific speed ternyata pada putaran sampai 3600 rpm tidak menjadi masalah, hal ini di karenakan kita memiliki NPSHA yang besar sehingga kita tidak kesulitan dalam memilih putaran pompa. Dalam hal ini kita juga tidak perlu menggunakan double suction karena single suction sudah mencukupi dari hasil perhitunga di atas (note: Q menjadi Q/2 pada double suction). Horisontal multistage dapat menjadi pilihan karena untuk single stage head cukup besar dan nanti akan menyangkut masalah impeller tip speed yang dijinkan dalam pendesainan impeller. Vertial multi stage atau horizontal multistage bisa di jadikan pilihan tergantung case di lapangan dimana pompa akan di pasang.