Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PERKEMBANGAN OTAK ANAK TUNAGRAHITA”


“Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatomi Otak dan Vertebrate”

Oleh:
Kelompok 6
Afifah Thaliah Tenrisau NIM. 200405500015
Mukhlisya Putri Ramadani Bahar 200405500018
Khaerani Awinar NIM. 200405500025
Nurhidayah Humairah NIM. 200405501039
Uti Sukmawati 200405502007
Raidrawati NIM. 200405502016
Irmawati 200405502023
Suhartina 200405501036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KHUSUS (KELAS B)


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020/2021
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Perkembanga
Otak Anak Tunagrahita” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah Anatomi Otak dan
Vertebrate Di Universitas Negeri Makassar.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 17 November 2021

Penyusun

i
Daftar Isi
Sampul .............................................................................................................
Kata Pengantar ................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................... ii
Bab I : Pendahuluan ...................................................................................
A. Latar Belakang ......................................................................... 01
B. Rumusan Masalah .................................................................... 01
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 02
Bab II : Pembahasan ....................................................................................
A. Defenisi Anak Tunagrahita ...................................................... 03
B. Karakteristik Anak Tunagrahita ............................................... 03
C. Masalah masalah Yang Dihadapi Anak Tunagrahita ............... 04
D. Bagian Otak Yang Mengalami Gangguan dan
Menyebabkan Masalah Pada Anak Tunagrahita ...................... 05
Bab III : Penutup...........................................................................................
A. Kesimpulan .............................................................................. 07
Daftar Pustaka .................................................................................................. 08

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata yang
terjadi pada saat masa perkembangan dan memiliki hambatan dalam penilaian adaptif.
Secara harafiah kata tuna adalah merugi, sedangkan grahita adalah pikiran, dengan
demikian ciri utama dari anak tunagrahita adalah lemah dalam berpikir atau bernalar.
Kurangnya kemampuan belajar dan adaptasi sosial berada di bawah rata-rata
(Mulyono Abdulrachman, 1994 : 19). Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut,
anak tunagrahita diberikan cara pelayanan pendidikan yang berbeda dengan anak
normal dan harus disesuaikan dengan taraf kelainannya. American Association On
Mental Deliciency (AAMD) dalam Mumpuniarti (2007 : 13) mengatakan klasifikasi
tunagrahita adalah tunagrahita ringan dengan IQ berkisar 50-70, tunagrahita sedang
dengan IQ berkisar 30-50 dan tunagrahita berat dan sangat berat dengan IQ berkisar <
30.

Dari ketiga jenis taraf ketunagrahitaan tersebut, yang diungkap dalam penelitian ini
adalah kelompok tunagrahita ringan. Anak tunagrahita ringan adalah anak yang
mengalami hambatan dalam berbagai aspek, diantaranya dalam kemampuan mental,
bahasa, motorik, emosi dan social. Menurut Edgar Dole dalam Moh Efendi (2006 :
89) mengatakan bahwa sesorang dikatakan tunagrahita jika (1) secara social tidak
cakap, (2) secara mental di bawah anak normal sebayanya, (3) Kecerdasannya
terhambat sejak lahir atau pada usia muda dan (4) kematangannya terhambat.

Kecerdasan di bawah rata-rata dan seperangkat keterampilan kehidupan yang ada


sebelum usia 18. Fungsi intelektual dapat diukur dengan tes.
Gejala utama berupa kesulitan berpikir dan memahami. Keterampilan hidup yang bisa
terpengaruh yaitu keterampilan konseptual, sosial, dan praktis tertentu. Pendidikan
khusus dan terapi perilaku dapat membantu anak tunagrahita menjalani hidupnya
sepenuhnya.

B. Rumusan Masalah

1
Berdasarkan latar belakang diatas mana rumusan masalah dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Defenisi anak tunagrahita
2. Karakteristik anak tunagrahita
3. Masalah-masalah yang dihadapi anak tunagrahita
4. Bagian otak yang menyebabkan gangguan pada anak tunagrahita

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu:
1. Mengetahui apa itu anak tunagrahita
2. Mengetahui karakteristik anak tunagrahita
3. Mengetahui masalah-masalah yang dihadapi anak tunagrahita
4. Mengetahui bagian otak mana yang bermasalah dan menyebabkan masalah pada
anak tunagrahita.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Anak Tunagrahita


Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata yang
terjadi pada saat masa perkembangan dan memiliki hambatan dalam penilaian adaptif.
Secara harafiah kata tuna adalah merugi, sedangkan grahita adalah pikiran, dengan
demikian ciri utama dari anak tunagrahita adalah lemah dalam berpikir atau bernalar.
Tuna grahita atau yang Anda kenal sebagai keterbelakangan, terjadi karena otak tidak
berkembang dengan benar atau mengalami cedera yang membuatnya tidak dapat
berfungsi dengan benar.

Anak tunagrahita dapat mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan


lingkungannya. Selain itu, penderita tunagrahita memiliki IQ di bawah rata-rata
dibandingkan anak normal. Penderita tunagrahita awalnya dianggap sebagai orang
yang memiliki kemampuan intelektual dan IQ yang rendah. Selain itu, penderita
retardasi mental juga mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-harinya,
seperti berinteraksi dengan orang lain dan mengatur diri sendiri.

Kemampuan intelektual dan IQ anak tunagrahita umumnya berkisar di bawah 70,


yang mana rata-rata anak normal berada pada kisaran 85 sampai 115. Gangguan tuna
grahita jarang terdeteksi saat baru lahir.Bila retardasi mental tergolong parah, maka
gangguan tuna grahita bisa disadari setelah kelahiran. Namun, rata-rata kasus tuna
grahita baru dikenali saat penderitanya sudah mencapai usia 18 tahun.

Pada dasarnya, anak tunagrahita dikenali memiliki keterbatasan dalam dua hal utama,
pertama adalah keterbatasan fungsi intelektual (IQ), yaitu kemampuan untuk belajar,
membuat keputusan, menemukan alasan dan memecahkan persoalan. Kedua adalah
keterbatasan pada kemampuan beradaptasi, seperti kesulitan berkomunikasi secara
efektif, menjaga diri dan berinteraksi.

B. Karakteristik
Anak tunagrahita tidak memiliki perkembangan intelektual yang baik. Gejala dari
anak tuna grahita tidak selalu diindikasikan dengan IQ di bawah rata-rata,

3
ketidakmampuan dalam belajar, ataupun kesulitan untuk melakukan hal-hal mendasar.
Masih ada ciri-ciri tunagrahita lain yang perlu diperhatikan, seperti:
 Bisa merangkak, berjalan, atau duduk lebih lambat dari sebayanya
 Kurangnya rasa ingin tahu
 Tidak dapat berpikir secara logis
 Gangguan pada memori
 Kesulitan dalam berbicara
 Tidak memiliki perkembangan intelektual yang baik
 Tidak dapat memahami konsekuensi dari perilakunya
 Kesulitan mengatur diri sendiri, serta berkomunikasi dan berinteraksi dengan
orang lain
 Tidak berperilaku seperti teman sebayanya atau bertingkah laku tidak sesuai
usianya.

Tanda-tanda anak tunagrahita dapat dikenali sejak dari dalam kandungan hingga saat
memasuki masa sekolah. Beberapa tanda yang paling sering muncul adalah:

 Anak terlambat bicara, duduk, merangkak atau berguling.


 Sulit mengingat.
 Lambat menguasai kemampuan mendasar, seperti makan sendiri, berpakaian
ataupun buang air di toilet.
 Gangguan perilaku, seperti sering marah-marah tidak terkendali.
 Tidak dapat menghubungkan antara tindakan dengan konsekuensi dari tindakan
tersebut.
 Sulit berpikir logis maupun memecahkan persoalan ringan.

C. Masalah-masalah Yang Dihadapi Anak Tunagrahita


Masalah yang di hadapi anak tuna grahita meliputi konteks kehidupan dan
pendidikan. Pertama, kesulitan dalam kehidupan sehari-hari. Anak tunagrahita
seringkali mengalami kesulitan dalam melakukan aktifitas sehari-hari seperti makan,
menggosok gigi, memakai baju, memasang sepatu, dan sebagainya.

4
Kedua, kesulitan dalam belajar. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa mereka sudah
tentu mengalami kesulitan belajar, terutama dalam bidang pengajaran akademik
(misalnya matematika, IPA, bahasa).

Ketiga, kesulitan dalam hal penyesuaian diri. Disadari bahwa kemampuan


penyesuaian diri dengan lingkungan sangat di pengaruhi oleh tingkat kecerdasan anak
tunagrahita. Dampaknya adalah adanya kecenderungan diisolir oleh lingkungannya,
baik itu oleh masyarakat maupun keluarganya.

Terakhir, terkait penyaluran tempat kerja. Secara empirik dapat dilihat bahwa
kehidupan anak tunagrahita cenderung banyak bergantung pada orang lain, terutama
keluarga (orangtua). Masalah kelima yaitu dalam hal pemanfaatan waktu luang. Wajar
bagi anak tunagrahita dalam tingkah lakunya sering menampilkan pelaku nakal.
Mereka bepotensi untuk menggangu ketenangan.

D. Bagian Otak Yang Menyebabkan Gangguan Pada Anak Tunagrahita


Bagian Otak Fungsi Masalah
Lobus frontal Mengendalikan gerakan, Anak tunagrahita mengami
ucapan, perilaku, memori, ganguan prilaku dan emosi
emosi, dan kepribadian, tidak terkendali,
juga berperan dalam fungsi kemampuan intelektual
intelektual, seperti proses dan IQ anak tunagrahita
berpikir, penalaran, umumnya berkisar di
pemecahan masalah, bawah 70, yang mana rata-
pengambilan keputusan, rata anak normal berada
dan perencanaan. pada kisaran 85 sampai
115, sulit berpikir logis,
anak tunagrahita tidak
berperilaku seperti teman
sebayanya atau bertingkah
laku tidak sesuai usianya.
Lobus temporal Bagian otak besar yang ini Gangguan pada memori,
bertanggung jawab kesulitan dalam berbicara,

5
terhadap fungsi sulit dalam berkomunikasi
pendengaran, memori, dan dan berinteraksi dengan
emosi. orang lain.
Hipotalamus Fungsinya untuk Terkadang emosi anak
mengendalikan suhu tuna grahita tidak
tubuh, sistem reproduksi, terkendali.
tekanan darah, emosi,
nafsu makan, pola tidur,
dan produksi hormon.
Sistem limbik Sistem ini berperan dalam Emosi anak tuna grahita
mengendalikan amarah dan tidak terkendali, dan
rasa takut serta gangguan dalam
memengaruhi daya ingat. mengingat.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak tunagrahita dapat mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan
lingkungannya. Selain itu, penderita tunagrahita memiliki IQ di bawah rata-rata
dibandingkan anak normal, mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan sehari-
harinya, seperti berinteraksi dengan orang lain dan mengatur diri sendiri.

Anak tunagrahita mengami ganguan prilaku dan emosi tidak terkendali, kemampuan
intelektual dan IQ anak tunagrahita umumnya berkisar di bawah 70, yang mana rata-
rata anak normal berada pada kisaran 85 sampai 115, sulit berpikir logis, anak
tunagrahita tidak berperilaku seperti teman sebayanya atau bertingkah laku tidak
sesuai usianya, gangguan pada memori, kesulitan dalam berbicara, sulit dalam
berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

7
Daftar Pustaka

Alodkter, “Berbagai Kemungkinan Penyebab Anak Tunagrahita dan Ciri-cirinya”,


https://www.alodokter.com/berbagai-kemungkinan-penyebab-anak-tunagrahita-dan-
ciri-cirinya diakses pada tanggal 17 November 2021

Dr. Kevin Adrian, “Mengenal Bagian Otak dan Fungsinya Bagi Tubuh”,
https://www.alodokter.com/mengenal-bagian-otak-dan-fungsinya-bagi-tubuh diakses
pada tanggal 17 November 2021

Rafik, “Masalah dan Solusi Anak Tunagrahita”, Masalah dan Solusi Anak Tunagrahita
(kartunet.com), diakses pada tanggal 17 November 2021

Anda mungkin juga menyukai