Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH SOSIOLIGI POLITIK

PERAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KERUKUNAN UMAT


BERAGAMA

Dosen Pengampu

Dr.H.Wirman Tobing,M.Ag

Abdi (0404192026)

PRODI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN T.A 2021


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Segala puji bagi Allah SWT, karena dengan rahmat, hidayah dan inayah-Nya

sehingga makalah ini dapat selesai dengan tepat waktu sebagai salah satu tugas

mata kuliah Sosiologi Politik. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan, pengetahuan, sumber, dan waktu

yang saya miliki. Untuk itu segala pendapat, kritik dan saran yang bersifat

konstruktif diharap dapat membantu menyempurnakan makalah ini. Semoga

makalah ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca yang budiman.

Akhirnya semoga Allah SWT. Mencatat semua amal yang besar maupun yang

kecil dengan ridho dan pahala yang dapat dipetik serta buah amal yang ikhlas

semata-mata karena Allah SWT., semoga Allah SWT. menerima do’a dan harapan

ini. Aamiin.

Medan, 12 November 2021

ABDI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... 2

DAFTAR ISI......................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 4

A. Latar Belakang Masalah............................................................................ 4


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 5

A. Gejala Intoleransi Agama .......................................................................... 5


B. Sosiologi Agama ........................................................................................... 6
C. Relevansi Sosiologi agama dalam menghadapi intoleransi umat beragama
di Indonesia ..............................................................................................................7
D. Contoh Sosiologi Dalam Menjaga Kerukunan Agama ............................. 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 9

A. Kesimpulan ................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Agama merupakan sebuah sistem yang terpadu yang terdiri atas


kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal yang suci. Kita sebagai
umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus meningkatkan
keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang sempurna
kesuciannya. Adapun fungsionalisme merupakan teori yang menekankan bahwa
unsur-unsur di dalam suatu masyarakat atau kebudayaan itu saling bergantung dan
menjadi kesatuan yang berfungsi sebagai doktrin atau ajaran yang menekankan
manfaat kepraktisan atau hubungan fungsional

Agama dan masyarakat merupakan suatu organisme sosial yang utuh,


karena terdapat hubungan permanen antara satu sama lainnya, dan agama dapat
berfungsi sebagai pelindung tatanan sosial, dan masyarakat organisme sosial yang
mempunyai hukum terhadap dirinya sendiri, oleh karena itu, yang hendak
memberikan pimpinan hidup kepada masyarakat hendaklah tahu hukum hidup
masyarakat dengan berdasarkan pengetahuan tentang masyarakat tersebut. Antar
agama dan masyarakat sangat erat hubungannya, yakni agama memuat norma-
norma tertentu dimana norma itu bisa menjadi acuan atau kerangka dalam
bersikap dan bertingkah laku dan juga sebagai pelindung dalam kehidupan
bermasyarakat. Dengan demikian dalam kehidupan bermasyarakaat hendaknya
harus bener-benar tepat dalam memilih pemimpin yang tahu tentang kehidupan
bermasyarakat agar tercipta hidup yang penuh keadilan dan kedamain.

B. Rumusan Masalah

1. ApakahPeran Sosiologi dalam membina kerukunan umat beragama?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui Fungsi Sosiologi Dalam agama.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Gejala Intoleransi Agama

Banyaknya agama yang dianaut oleh bangsa Indonesia membawa


persoalan hubungan antar penganut agama. Pada mulanya persoalan timbul karena
penyebaran agama. Setiap agama terutama Islan dan Kristen sangat
mementingkan masala penyebaran agama. Karena masing-masing pemeluk
merasa memiliki kewajiban untuk menyebarkannya, masing-masing yakin bahwa
agamanyalah satu-satunya kebenaran yang menyangkut keselamatan di dunia dan
di akhirat. Oleh karena itu sangatlah wajar apabila mereka sangat terpanggil untuk
menyelamatkan orang lain lewat ajakan memelu agama yang diyaininya,
ketegangan agama tertentu.

Selain itu, Faktor SARA, suku, agaa, ras, dan antar anggota golongan
selama masa reformasi muncul kembali dengan memanfaatkan suasana kebebasan
yang disalah gunanakan oleh orang atau golongan untuk kepentingnya sendiri-
sendiri dan menurut tafsirannya masing-masing. Intoleransi antar umat beragama
masih saja meresahkan, terkait dengan kasus tersebut pengendalian diri sangat
penting agar suasana negara tetap kondusif. Jika kasus intoleransi masih terjadi
maka akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Negara menjadi keruh dan
memalukan bagi bangsa yang sudah terkenal menjadi bangsa yang menjunjung
tinggi pluralisme beragama ini.

Terdapat dua faktor yang menyebabkan terjadinya bentrokan antar umat


beragama. Misalnya fanatisme negatif, perlakuan yang tidak adil terhadap agama
lain. Fanatisme negatif adalah memaami dan mendalami agama yang berlebihan
sehingga mendorong seorang membenci orang karena perbedaan agama atau
keyakinandiantara mereka sedangkan perlakuan tidak adil terhadap agama lain
adalah cenderung memberikan perilaku tidak sama atau tidak sesuai kebenaran
yang seharusnya tidak dilakukan.
B. Sosiologi Agama

Sosiologi agama adalah ilmu yang terkhusus untuk mempelajari atau


berkaitan dengan timbal balik antara agama dan masyarakat sosiologi agama.
Sosiologi agama muncul sekitar abad ke 19. Sosiologi agama membicarakan salah
satu aspek dari berbagai fenomena sosial, yaitu agama dalam perwujudan sosial.
Seorang ahli sosiologi agama di Indonesia, Hendropuspito menyatakan, “
sosiologi agama ialah suatu cabang sosiologi umum yang mempelajari masyarakat
agama secara sosiologis guna mencapai keterangan-keterangan ilmia yang pasti
demi kepentingan masyarakat agama itu sendiri dan masyarakat luas pada
umumya” Fungsi sosiologi agama itu sendiri adalah memberikan pengetahuan
yang terkait dengan pola innteraksi sosial keagamaan yang ada dalam masyarakat,
mengontrol dan mengendalikan tindakan serta perilaku keberagamaan dalam
kehidupan masyarakat, memahami nilai-nilai, norma, tradisi serta keyakinan yang
dianut oleh masyarakat lain, memahami perbedaan yang ada, mencegah timbulnya
konflik antar umat beragama serta membangun sikap kritis dan rasional dalam
menghadapi gejala-gejala sosial keberagaman masyarakat.

Menurut Nottingharm dalam bukunya “religion and socief”


mengemukakan bahwa secara empiris terdapat empat faktor terkait fungsi
sosiologi agama. Pertama adalah faktor yang mengintegerasi masyarakat; kedua
adalah untuk mendesintegerasikan masyarakat; ketiga sebagai faktor yang dapat
melestarikan dan membangun nilai-nilai sosial dan yang keempaat adalah faktor
yang dapat memainkan peranan yang bersifat kreatif, inovatif bahkan
revolusioner. Sosiologi agama disini mempunyai manfaat untuk memberi dan
menambah pemahaman tentang agama yang ada dalam masyarakat. sosiologi
agama juga memberikan kritik yang membantu dalam menentukan masalah
teologi, baik dalam sekuler ataupun religius.

Secara sosiologis terdapat dua fungsi yaitu fungsi manifest dan laten.
Fungsi manifest itu sendiri tertuju pada tujuan yang ingin dicapai oleh pelaku-
pelaku ajaran agama. Sedangkan fungsi laten adalah fungsi yang tersembunyi dan
kurang disadari oleh pelakanya. Fungsi ini tidak terfokus pada tujuan utama tetapi
hanya sekedr akibat sampingan. Dari kedua fungsi tersebut fungsi laten lah yang
menjadi fokus dalam sosiologi agama Menurut konsep Emile Durkhem agama
hanya dpat dibahas dalam kaitannya dengan institusi masyarakat, karena agama
sebagai produk yang menjawab kebutuan kusus yang bersifat sosial. Durkheim
mendefinisikan agama sebagai, “satu sistem solidaritas keyakinan dan praktek
yang berubungan dengan hal yang suci” maksudnya adalah hal itu berarti
menyangkut hal-hal yang bersifat terlarang ataupun rahasia, menyangkut
keyakinan dan praktek. Keyakinan meliputi unsur-unsur imaginasi dan pikiran,
sementara praktek mencakup jalannya perbuatan dan ritus.

C. Relevansi Sosiologi agama dalam menghadapi intoleransi umat beragama


di Indonesia

Sosiologi agama bermaksud untuk membantu para pemimpin agama


dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan keagamaan. Misalnya
konflik agama, perbecahaan agama, intoleransi agama dll. Tujuan dari sosiologi
agama adalah mengungkapkan pola-pola sosial, mengontrol, mengendalikan
tindakan serta perilaku keagamaan dalam kehidupan masyarakat, memahami nilai-
nilai, norma, tradisi serta keyakinan yang dianut oleh masyarakat lain, memahami
perbedaan yang ada, dan mencegah timbulnya konflik antar agama. Di dalamnya
ditunjukan kekuatan-kekuatan-kekuatan sosial yang mendorong berdirinya, unsur-
unsur budaya yang menopang kelangsungan hidupnya, dibandingkan dengan
tuntutan-tuntunan modern dalam situasi yang sudah berubah, lantas
mempersilahkan instansi yang berkepentingan untuk mengadakan perubahan yang
sesuai atau tidak mengadakannya. Intoleransi umat beragama adalah satu
permasalahan agama yang saat ini masih sering dijumpai. Melihat permasalahan
tersebut peran sosiologi agama sangat diperlukan. Sosiologi agama berusaha
menetralkan emosi ketika mendapat sebuah perbedaan antar agama, walaupun
mungkin sangat sulit namun penelitian terhadap agama juga sangat diperlukan
dalam kajian sosilogi agama. Sosiologi agama tidak melulu tidak melihat agama
apa yang akan diteliti tetapi semua agama dan di semua daerah didunia tanpa
memihak dan memilih-milih. Sosiologi agama ini diarakan kepada bagaimana
cara seseornag beragama, melainkan diarakan kepada kehidupan agama yang
mengembangkan atau menghambat kelangsungan hidup dan pemeliharaan
keompok-kelompok masyarakat. Setiap agama tentu mengajarkan kebaikan tidak
ada agama yang mengajarkan keburukan. Misalnya membunuh, mencuri dll.
Kasus intoleransi umat beragama memang masih sangat sering terjadi karena
masih ada individu yang mempunyai kefanatikan dalam beragama sehingga
menganggap agamanya sendiri yang paling benar. Kasus ini perlu ditinjaklanjuti
mulai dari apa penyebabnya sampai bagaimana mengatasinya. Sosiolog agama
mempunyai peran yang sangat besar dimana dengan adanya sosiologi agama
pemimpin agama akan terbantu terkusus dalam pengendalian, pengontrolan,
memberi pemahaman yang lebih tentang nilai-nilai, norma dan perilaku beragama
dengan itu masalah-masalah keagamaan yang terjadi di negara dapat diatasi
dengan memahami sosiologi agama.

D. Contoh Sosiologi Dalam Menjaga Kerukunan Agama

1. Adanya Lembaga FKUB (Forum Kerukunan Umat Beragama)


2. Diadakannya gotong ryong didaerah sekitar agar menjaga silaturahmi
walaupun berbeda agama,suku dan ras
3. Diadakan kegiatan bakti sosial untuk berbagi kepada yang tidak mampu
tanpa memandang suku,agama dan ras
4. Menymarakkan kegiatan Nasional di daerah masing-masing seperti
perlombaan 17 agutus.dll
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Setiap agama tentunya mempunyai tujuan yang baik dan mengajarkan


yang baik. Belum ada yang dijumpai bahwa agama mengajarkan kejahatan. Tetapi
terkadang ada pemeluk agama yang mempunyai rasa fanatisme negatif. Fanatisme
negatif adalah mencintai dan memahami agama yang dimiliki secara berlebihan
sehingga memicu seorang untuk membenci orang lain yang mempunyai agama
yang berbeda. Fanatisme ini dapat merusak toleransi umat beragama dan menjadi
intoleransi dengan umat beragama.

Intoleransi adalah kemerosotan atas rasa dan semangat yang sudah


dibangun. Umat beragama sudah kehilangan rasa solidaritas, kerukunan dan
menghargai satu sama lain yang mempunyai agama yang berbeda. Intoleransi ini
sangat mengenaskan dan membuat resah bangsa Indonesia.

Dari intoleransi ini sosiologi agama mempunyai peran yang sangat


penting. Sosiologi agama adala ilmu yang terkusus membahas terkait dengan
agama dan masyarakat. Tujuan dari ilmu ini adalah membantu pemerintah dalam
mengatasi permasalahan keagamaan yang ada di Indonesia. Misalnya intoleransi,
konflik agama,dll. Selain itu ilmu ini berperan dalam membangun nilai, moral-
moral, mengatur pola interaksi, mengontrol dan mengendalikan umat beragama.
Terkait dengan intoleransi umat beragama, sosiologi agama sangatlah penting.
Peranan sosiologi agama sendiri terkait kasus intoleransi adalah mengembalikan
kebhinekaan Indonesia dimana walaupun berbeda tetapi tetap satu jua. Sosiologi
agama juga membantu dalam mengontrol ataupun mengendalikan sifat atau
tindakan yang dapat menjadikan runtuhnya rasa toleransi.
DAFTAR PUSTAKA

https://e-resources.perpusnas.go.id:2217/publications/177787/relevansi-
sosiologiagama-dalam-kemasyarakatanl
https://doaj.org/article/9c17bd161bd740e0a5971cb7d844e89c
https://doaj.org/article/e197a20564c649b2bcc65a33159c237e
https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-agama.html
Dewantara, A. (2017). Diskursus Filsafat Pancasila Dewasa Ini.
DEWANTARA, A. W. (2016). GOTONG-ROYONG MENURUT SOEKARNO
DALAM PERSPEKTIF AKSIOLOGI MAX SCHELER, DAN SUMBANGANNYA
BAGI NASIONALISME INDONESIA (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah
Mada).

Anda mungkin juga menyukai