Kenapa Komunisme Bangkit Kembali Di Negeri Ini

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

Kenapa Komunisme Bisa Bangkit Kembali di Negeri Ini ?

Berapa hari yang lalu, tepatnya tgl 30 September, diperingati satu kejadian besar yang
pernah terjadi di negeri ini, yaitu peristiwa pemberontakan PKI yang disebut dengan Gerakan 30
September, yang disingkat dengan G30S PKI.

Peristiwa ini adalah upaya PKI (Partai Komunis Indonesia) untuk merebut kekuasaan di
negeri ini, yang sebelumnya gagal mereka lakukan di thn 1948. Kita semua tahu peristiwa
berdarah yang menewaskan beberapa orang perwira tinggi militer di negeri ini, dan juga
menewaskan banyak orang, apakah dari para ulama, dan tokoh masyarakat. G30S PKI itu
kembali gagal menguasai negeri ini yang kemudian PKI dibubarkan dan dinyatakan sebagai
Partai terlarang yang ajaran komunisme juga dilarang dengan keluarnya tap MPRS no 25 thn
1965.

Sejak itu, kiprah PKI memang langsung hilang dari negeri ini karena ada kebijakan
tumpas habis hingga ke akar-akarnya yang dilakukan oleh pemerintah dibawah kepemimpinan
Soeharto.

Namun dalam kurun waktu 5 tahun belakangan ini, isu tentang kebangkitan kembali PKI
kembali mencuat. Jadi bahan polemik pro kontra ditengah masyarakat. Isu ini muncul seiring
dengan berbagai indikasi yang tidak bisa dilepas dari kemungkinan adanya kembali geliat para
penganut komunisme di negeri ini.

Indikasi itu antara lain karena adanya desakan demi desakan untuk menganulir ketetapan
MPRS tentang pelarangan PKI dan komunisme, adanya upaya yang terus-menerus untuk
memulihkan nama PKI dengan menempatkan PKI sebagai korban, bukan pelaku pemberontakan
dengan upaya “pelurusan” sejarah yang terkait dengan peristiwa G30S PKI itu. Ada juga indikasi
lain munculnya oknum-oknum yang terang-terangan mengakui dirinya berpaham komunis,
naiknya ke DPR seorang anak anggota komunis yang bahkan menulis buku yang berrjudul “Aku
Bangga Jadi Anak PKI”, disertai pernyataannya yang mengatakan “mereka” kini jumlahnya
sudah jutaan orang di negeri ini. Dan banyak hal lain yang kuat dugaan ini semua hanya bisa
dilakukan oleh orang-orang berpaham komunis.

Dalam tulisan ini, penulis akan menganalisa apa faktor penyebab jika komunisme
dianggap kembali bangkit di negeri ini. Karena kebangkitan mereka, yang secara undang-undang
sudah dilarang, tentunya disebabkan adanya berbagai faktor yang mendukung kebangkitan
mereka. Dari sinilah nanti akan terlihat apakah komunisme akan bisa bangkit kembali di negeri
ini, atau tidak.

Dari pengamatan penulis, ada setidaknya 3 kondisi yang terjadi di negeri ini, yang ketiganya
bisa saling menguatkan untuk kebangkitan kembali komunisme di negeri ini. Ketiga kondisi itu
adalah :

1
1. Adanya Penguasa di negeri ini yang ingin mempertahankan kekuasaannya.
2. Pengaruh kuat China yang Negara Komunis pada negeri ini.
3. Ambisi penganut komunis di negeri ini utk balas dendam atas “kedzaliman” yang
mereka rasa menimpa mereka di masa lalu, dengan upaya merebut kembali
kekuasaan di negeri ini.

Bagaimana kolerasi tiga kondisi tersebut ? Kita akan uraikan satu persatu.

1. Adanya Penguasa di negeri ini yang ingin mempertahankan kekuasaannya.

Dari opini-opini atau statement yang dikeluakan pihak penguasa saat ini, terlihat jelas bahwa
keinginan mempertahankan kekuasaan itu sangat kuat. Ini terlihat sejak pemilu 2019 lalu,
dimana penguasa menghalalkan segala cara untuk memenangkan pemilu kala itu. Ini dilanjutkan
dengan bergulirnya wacana penambahan periode jabatan dari batasan 2 periode sesuai UU
menjadi 3 periode. Upaya sistematis utk menggolkan ini yang mengharuskan amandemen UU
terus dilakukan penguasa dengan merangkul seluruh kekuatan partai di DPR. Sehingga jika opini
ini diusulkan pemerintah, akan gol di DPR, ketika mayoritas anggota parlemen sudah berada di
pihak penguasa.

Permasalahan muncul karena sistem kenegaraan yang ada adalah Demokrasi, yang
mengharuskan jikapun periode jabatan dibolehkan 3 periode, tetap harus melalui jalur pemilu.
Disnilah dilemma penguasa. Berpijak pada pengalaman pemilu 2019, penguasa pasti tahu
dengan kondisi Negara yang carut marut saat ini yang menunjukkan kegagalan penguasa, yang
indikasi ketidak sukaan rakyat pada rezim terus meningkat, membuat peluang utk memenangkan
pemilu berikutnya semakin berat. Hingga penguasa perlu strategi baru untuk mempertahankan
kekuasaannya.

Kenapa penguasa begitu kukuh ingin mempertahankan kekuasaannya ?

Hal utama karena sudah terlalu banyak pelanggaran maupun kegagalan mereka yang
menuntut pertanggung-jawaban kelak. Pertanggung-jawaban ini hanya bisa mereka hindari jika
mereka tetap jadi penguasa. Sekali mereka jatuh, maka mereka akan diseret ke pengadilan atas
segala pelanggaran dan kegagalan itu. Sebut saja umpamanya kasus meninggalnya hampir 1.000
petugas KPPS pada pemilu lalu yang tidak pernah diusut. Kelalaian mereka mengantisipasi
pandemic Covid 19 yang telah membunuh puluhan ribu rakyat. Korupsi besar-bsaran yang
dilakukan oleh banyak sekali pejabat Negara. Hal ini bisa menyeret mereka ke pengadilan
sebagaimana Soeharto diseret ke pengadilan karena KKN (Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme).
Sehingga bagi mereka kondisi saat ini ibarat pilih hidup atau mati.

Hal kedua, karena dorongan kuat oleh Oligharki yang mendapat keuntungan besar dengan
adanya penguasa saat ini. Tentu Olighaarki ini akan berupaya utnuk mempertahankan penguasa
yang menguntungkan bagi mereka. Dan disini yang berbicara, uang. Maka selain menghindarkan

2
tuntutan rakyat atas kegagalannya, penguasa jika bisa mempertahankan kekuasaannya akan terus
mendapat limpahan uang dari para oligharki.

2. Pengaruh kuat China yang negra Komunis pada negeri ini.

Sudah bukan rahasia lagi bahwa di negeri ini ada pengaruh kuat dari China. Ini terlihat dari
intensnya hubungan bilateral antara dua Negara, disbanding dengan Negara-negara lainnya.
Begitu juga dari diberikannya kepada China hampir seluruh proyek-proyek besar yang
direncanakan oleh pemerintah. Bahkan sampai mengabaikan kondisi banyaknya pengangguran di
negeri ini dan terus mengizinkan masuknya tenaga kerja asing dari China utk bekerja di negeri
ini. Belum lagi jika berbicara tentang hutang Negara ke China yang terus membengkak untuk
membiayai berbagai proyek-proyek raksasa yang manfaatnya sangat dipertanyakan bagi rakyat.

China adalah Negara sosialis-komunis, walaupoun sisi ekonominya sudah mengadopsi sistem
ekonomi kapitalis. Tapi dalam sistem bernegara, China masih tetap bertahan dengan sistem
tangan besi mereka, dimana pembuat UU di negeri itu adalah pemerintah, tanpa mengikut
sertakan rakyat utk menentukan UU.

Saat ini China tengah berupaya untuk menguasai pasar dunia dengan aneka ragam produk
mereka. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih 1/4 milyar jiwa adalah pasar yang
menjanjikan. Sehingga bisa dimaklumi China jika ingin penguasa di negeri ini tetap penguasa
yang dekat dengan mereka. Untuk itulah, China akan mendukung setiap upaya mempertahankan
kekuasaan dari penguasa saat ini, demi terus lancarnya arus ekspor barang produk mereka dan
terus terbuka lapangan kerja baru bagi pekerja mereka. Jika penguasa berganti, dikhawatirkan
kemesraan ini yang memang tidak baik bagi negeri ini akan dihentikan penguasa yang baru.

3. Ambisi penganut komunis di negeri ini utk balas dendam atas “kedzaliman” yang
mereka rasa menimpa mereka di masa lalu, dengan upaya merebut kembali
kekuasaan di negeri ini.

Menurut pengakuan sendiri Dyah Ciptaning, penulis buku “Aku Bangga Jadi anak PKI”,
yang menyatakan bahwa jumlah kader komunis terus bertambah di negeri ini tidak bisa dianggap
seratus persen hoaks. Ust. Alfian Tanjung dalam beberapa ceramahnya telah memaparkan fakta
bahwa pengakuan Dyah itu nyata.

Siapakah mereka ini ?

Umumnya mereka ini adalah keturunan atau kerabat dari mereka yang dulunya “terlibat”
dengan PKI. Kita tahu upaya tumpas habis PKI yang dilakukan oleh Soeharto itu terlalu
kebablasan, sehingga mereka yang sama sekali tidak tahu apa-apapun akhirnya menderita hanya
karena ada orang tua atau kerabatnya yang terlibat PKI. Mereka ini, sebelum pemerintahan Gus
Dur, tidak diberi kesempatan menjadi PNS, tidak boleh jadi militer, dan banyak hal yang
membuat mereka tersisihkan karenanya. Tentu ini menimbulkan rasa sakit hati, yang kemudian

3
dengan mudah kembali direkrut oleh kader PKI yang tidak terendus. Mereka kemudian
mengorganisir diri sehingga mampu membuat rencana panjang untuk kembali eksis, sekaligus
bisa membalaskan dendam mereka atas kedzaliman yang mereka alami.

Salah satu strategi mereka adalah dengan menyusup pada partai-partai politik yang ada.
Dari sekian banyak parpol itu, yang paling berpeluang mereka susupi adalah PDIP. Kenapa ?
Karena mereka punya kesamaan perasaan dengan ketua PDIP, Megawati yang sampai detik ini
tetap tidak terima atas perlakuan pemerintah pada ayahnya, Soekarno yang memvonis Soekarno
sebagai pengkhianat Negara dan dipenjara hingga meninggal di penjara.

Bisa dimaklumi kenapa PDIP (Megawati) welcome dengan mereka. Menurut Ust. Alfian
Tanjung, jumlah mereka di PDIP sudah sangat banyak, dan sebagian besar sudah menjadi elit di
PDIP yang tentunya bisa mengarahkan arah perjuangan PDIP. Maka ketika PDIP jadi partai
berkuasa dengan memenangi pemilu, menduduki kursi paing banyak di DPR, Presiden juga dari
kader mereka, maka tentu wajah pemerintah sangat kental sesuai dengan haluan PDIP yang
sudah dipenuhi orang-orang yang berhaluan komunis tadi.

Karena itulah, pemerintah terkesan tidak perduli sama sekali dengan isu kebangkitan
komunis. Bahkan cenderung membungkam upaya opini kebangkitan komunis. Pemutaran film
G30S PKI saja sudah “dilarang” oleh pemerintah. Tidak heran jika dilarang, karena dalam film
itu penuh dengan pemaparan keburukan Soekarno yang ayah dari ketua PDIP yang berkuasa.

Para kader komunis di PDIP terus mengagung-agungkan nama Soekarno sehingga


membuat Megawati terdorong kuat utk “membersihkan “ citra ayahnya dan menjadikannya
sebagai tokoh pahlawan bangsa. Ini saat ini terlihat dari digelarnya berbagai patung Soeharto di
beberapa tempat di Jawa. Megawati, seperti ayahnya, Soekarno, tidak sadar sedang dimanfaatkan
oleh kader komunis dalam partainya untuk batu loncatan mereka menguasai Negara.

Benang merah.

Membaca dari kondisi dan fakta diatas, maka terlihat bahwa penguasa yang ingin
mempertahankan kekuasaannya bisa saja mengambil opsi dengan menerapkan system
pemerintahan tangan besi yang dicontoh dari China. Disini tentunya, selama penguasa mesra
dengan China, maka China akan memberi dukungan penuh jika opsi ini diambil penguasa. Tentu
rakyat di negeri ini akan ada yang menolak. Disinilah kemudian tampilnya para kader komunis
kedepan sebagai pendukung utama dari penguasa. Sehingga sebagaimana menjelang G30S,
kabinet dari Soekarno sudah dipenuhi oleh menteri dari PKI saat Soekarno mengumumkan
dirinya sebagai Presiden seumur hidup, maka demikian jugalah yang akan terjadi saat penguasa
sekarang berhasil jadi presiden 3 periode yang tdk tertutup kemungkinan bisa berobah jadi
seumur hidup. Kenapa tidak, jika sistem pemerintahan sudah tangan besi, apapun bisa mereka
lakukan.

4
Menelaah analisa ini, penulis berpendapat bahwa faktor pendukung bagi kebangkitan
komunis di negeri ini sangat kuat. Satu-satunya pengganjal mereka adalah keberadaan umat
Islam yang mayoritas di negeri ini. Ini sudah mulai mereka antisipasi dengan memecah umat,
mengamankan figur-figur yang mampu menyatukan umat, menganggap umat Islam ancaman
bagi negeri ini, membubarkan organisasi Islam yang tidak bisa mereka tundukkan dengan uang
maupun tipuan.

Solusi

Mengingat ganjalan kebangkitan komunisme di negeri ini yang utama adalah adanya
muslim yang mayoritas di negeri ini, maka tentunya upaya yang paling pas untuk menggagalkan
kebangkitan komunisme itu adalah lewat penyatuan kaum muslim dengan menanggalkan
perbedaan dan fokus pada musuh bersama, komunisme.

Tapi tentu tidak cukup hanya dengan menghempang kebangkitan Komunisme saja. Saat
ini di negeri ini diterapkan ideologi 3 in 1, Sekulerisme-Kapitalisme-Demokrasi, yang juga tidak
kalah berbahayanya bagi umat. Jika Komunisme secara terang-terangan menolak agama,
Sekulerisme ini yang prinsipnya memisahkan agama dari kehidupan, justru mengikis agama dari
benak dan diri umat secara perlahan. Ujungnya sama saja, masyarakat akan jauh dari agama dan
akhirnya tidak perduli pada agama, serta meninggalkan agama.

Maka selain menghempang kebangkitan Komunisme, umat harus membuang


Sekulerisme-Kapitalisme-Demokrasi ini, dan menggantinya dengan ideologi Islam. Inilah upaya
yang harus dilakukan umat untuk secara tuntas menghilangkan keburukan yang mengancam
umat dari 2 ideologi tersebut, Sekulerisme-Kapitalisme-Demokrasi, maupun Sosialisme-
Komunisme.

Sebagai gantinya, umat harus kembali pada penerapan ideologi Islam yang hanya bisa
tegak jika sudah ada institusi Negara yang menegakkannya. Intitusi Negara/daulah itulah yang
disebut Daulah Khilafah. Inilah solusi tuntas untuk melepaskan umat secara permanen dari
kerusakan dan bahaya.

Saat ini, kelompok yang tengah memperjuangkan tegaknya kembali kehidupan Islami
lewat penegakan Daulah Khilafah adalah Hizbut Tahrir. Kelompok ini sudah eksis di puluhan
negeri muslim dan bahkan di berbagai negeri mayoritas berpenduduk kafir seperti AS, Inggris,
Belanda, Denmark, Jerman, Australia, India dan lainnya.

Zeyno Baran, seorang pengamat pergerakan Islam berdarah Yahudi membuat tulisan
yang menyebut Hizbut Tahrir adalah kelompok yang paling paham bagaimana cara untuk
menegakkan Daulah Khilafah. Melalui tulisannya, di merekomendasikan pada seluruh penguasa
bagaimana cara untuk menghancurkan Hizbut Tahrir.

5
Strategi yang disarankannya telah dilakukan oleh para penguasa di negeri muslim yang
dikuasai kafir penjajah. Namun tidak berhasil meredam seruan penegakan Khilafah yang
semakin membahana. Maka berjuanglah bersama kelompok Hizbut Tahrir agar mampu
menegakkan kembali Daulah Khilafah, sehingga ideologi Islam bisa tegak yang membuat
ideologi kufr Sekulerisme-Kapitalisme-Demokrasi maupun Sosialisme-Komunisme angkat kaki
dari negeri-negeri muslim.

Wallahu a’lam.

Anda mungkin juga menyukai