domestik sebesar 11%, dan sektor pertanian sebesar 5%. Selain dihasilkan
oleh aktivitas alamiah, emisi Gas Rumah Kaca akan terus bertambah dari
tahun ke tahun seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan
aktivitas antropogenik. Upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan
kegiatan-kegiatan mitigasi untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca yang
dihasilkan. Dengan ditetapkannya RAD-GRK, Provinsi Jawa Barat telah
berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan mitigasi pada berbagai sektor.
Tabel 1.1
Target dan Indikator TPB/SDGs Provinsi Jawa Barat
Berdasarkan Pilar Pembangunan
No. Pilar/Indikator Jumlah Indikator
PILAR SOSIAL
1 Tanpa Kemiskinan 16
2 Tanpa Kelaparan 13
3 Kehidupan Sehat Dan Sejahtera 18
4 Pendidikan Berkualitas 11
5 Kesetaraan Gender 7
Jumlah Pilar Sosial 65
PILAR EKONOMI
7 Energi Bersih Dan Terjangkau 6
8 Pekerjaan Layak Dan Pertumbuhan Ekonomi 13
9 Industri, Inovasi, Dan Infrastruktur 7
10 Berkurangnya Kesenjangan 8
17 Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan 2
Jumlah Pilar Ekonomi 36
PILAR LINGKUNGAN
6 Air Bersih Dan Sanitasi Layak 4
11 Kota Dan Permukiman Yang Berkelanjutan 5
12 Kosumsi Dan Produksi Yang Bertanggung Jawab 5
13 Penanganan Perubahan Iklim 4
14 Ekosistem Lautan 7
15 Ekosistem Daratan 10
Jumlah Pilar Lingkungan 35
PILAR HUKUM
Perdamaian Keadilan Dan Kelembagaan Yang
16 11
Tangguh
Jumlah 4 pilar 147
Sumber: Studi Baseline Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan di Provinsi Jawa Barat, 2018
Tabel 1.2
Target Pencapaian Indikator Tujuan 1 Tanpa Kemiskinan
TARGE SUMBER BASELINE Proyeksi Pencapaian
KODE INDIKATOR SATUAN
T DATA (2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 1.2 Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi laki-laki, perempuan dan anak-anak dari semua usia, yang hidup dalam kemiskinan di semua dimensi,
sesuai dengan definisi nasional
Persentase
penduduk yang
hidup di bawah
Persentas
. 1.2.1* garis kemiskinan BPS 9.57 8.77 7.83 7.32 6.97 6.27 5.74 5.21 4.69
e
nasional, menurut
jenis kelamin dan
kelompok umur.
Target 1.3 Menerapkan secara nasional sistem dan upaya perlindungan sosial yang tepat bagi semua, termasuk kelompok yang paling miskin, dan pada tahun 2030 mencapai
cakupan substansial bagi kelompok miskin dan rentan.
Proporsi peserta
jaminan kesehatan Dinas Persentas
* 1.3.1.(a) 60 65 70 85 85 90 95 95 95
melalui SJSN Kesehatan e
Bidang Kesehatan.
Proporsi peserta
Dinas
Program Jaminan Persentas
* 1.3.1.(b) Tenaga 12.21 12.06 12.63 13.05 14.04 15.45 17.85 21.66 27.87
Sosial Bidang e
Kerja
Ketenagakerjaan.
Jumlah rumah
tangga yang
mendapatkan 4,139,86 6,265,77 7,116,01 7,201,20 7,201,20 7,201,20
. 1.3.1.(d) Dinsos Orang 599.696
bantuan tunai 2,825,431 0 1 5 7,201,200 0 0 0
bersyarat/ Program
Keluarga Harapan.
Target 1.4 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua laki-laki dan perempuan, khususnya masyarakat miskin dan rentan, memiliki hak yang sama terhadap sumber daya
ekonomi, serta akses terhadap pelayanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas tanah dan bentuk kepemilikan lain, warisan, sumber daya alam, teknologi baru, dan jasa keuangan
yang tepat, termasuk keuangan mikro.
Persentase
perempuan pernah
kawin umur 15-49
Persentas
* 1.4.1.(a) tahun yang proses BPS 79.57 78.09 79.57 81.05 82.53 84.01 85.49 86.97 88.45
e
melahirkan
terakhirnya di
fasilitas kesehatan.
Persentase anak
umur 12-23 bulan
Dinas Persentas 93.4
* 1.4.1.(b) yang menerima 93.4 93.8 94.3 94.8 95.3 95.5 96 96.3
Kesehatan e (2016)
imunisasi dasar
lengkap.
Tabel 1.3
Target Pencapaian Indikator Tujuan 2 Tanpa Kelaparan
TARGE SUMBER BASELIN Proyeksi Pencapaian
KODE INDIKATOR SATUAN
T DATA E (2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 2.1 Pada tahun 2030, menghilangkan kelaparan dan menjamin akses bagi semua orang, khususnya orang miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan, termasuk
bayi, terhadap makanan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun.
Prevalensi kekurangan gizi
Persentas
* 2.1.1.(a (underweight) pada anak BPS 11.3 10.8 10.3 9.8 9.3 8.8 8.3 7.8 7.3
e
) balita.
Prevalensi penduduk dengan
kerawanan pangan sedang
Presentas
. 2.1.2* atau berat, berdasarkan pada DKPP 29.23 12.84 10.5 10.5 9.5 9.5 8.5 8.5 7.5
e desa
Skala Pengalaman Kerawanan
Pangan.
Proporsi penduduk dengan
Persentas
* 2.1.2.(a asupan kalori minimum di BPS 11.08 11.25 11.42 11.59 11.76 11.93 12.1 12.27 12.44
e
) bawah 1400 kkal/kapita/hari.
Target 2.2 Pada tahun 2030, menghilangkan segala bentuk kekurangan gizi, termasuk pada tahun 2025 mencapai target yang disepakati secara internasional untuk anak pendek
dan kurus di bawah usia 5 tahun, dan memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui, serta manula.
Prevalensi stunting (pendek
Persentas 34.58
. 2.2.1* dan sangat pendek) pada anak BPS 34.58 34.56 34.53 34.51 34.49 34.47 34.45 34.43
e (2016)
di bawah lima tahun/balita.
Prevalensi stunting (pendek
Persentas 11.91
. 2.2.1.(a dan sangat pendek) pada anak BPS 11.91 12.11 12.29 12.47 12.63 12.79 12.94 13.08
e (2016)
) di bawah dua tahun/baduta.
Prevalensi malnutrisi (berat Kementria
badan/ tinggi badan) anak n Persentas
* 2.2.2* 25.56 25.1 24.8 23.2 22.3 21.4 19.3 18.7 17.5
pada usia kurang dari 5 Kesehatan e
tahun, berdasarkan tipe. RI
Prevalensi anemia pada ibu Dinas Persentas
* 2.2.2.(a 37.1 35.2 33.7 31.5 29.4 27.1 24.9 23.2 20
hamil. Kesehatan e
)
Persentase bayi usia kurang
Persentas
* 2.2.2.( dari 6 bulan yang BPS 59.82 59.13 59.82 60.51 61.2 61.89 62.58 63.27 63.96
e
b) mendapatkan ASI eksklusif.
Kualitas konsumsi pangan
yang diindikasikan oleh skor
Persentas
. 2.2.2.(c Pola Pangan Harapan (PPH) DKPP 81 84.3 85.2 85 85 86 87 88 89
e
) mencapai; dan tingkat
konsumsi ikan.
Target 2.3 Pada tahun 2030, menggandakan produktivitas pertanian dan pendapatan produsen makanan skala kecil, khususnya perempuan, masyarakat penduduk asli, keluarga
petani, penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang aman dan sama terhadap lahan, sumber daya produktif, dan input lainnya, pengetahuan, jasa keuangan, pasar,
dan peluang nilai tambah, dan pekerjaan non-pertanian.
Tabel 1.4
Target Pencapaian Indikator Tujuan 3 Kehidupan Sehat dan Sejahtera
Proyeksi Pencapaian
TARG KO SUMBE BASELINE
INDIKATOR SATUAN 201 20 20 202 202 202
ET DE R DATA (2015) 2016 2019
7 18 20 1 2 3
Target 3.1 Pada tahun 2030, mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup.
3.1. Dinas
100.000/kela
. 1* Angka Kematian Ibu (AKI). Kesehat 89 ( 2016) 89 88 87 86 85 84 83 82
hiran hidup
an
Dinas
Proporsi perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang proses
. 3.1. Kesehat Persentase 89,18 89 90 91 92 93
melahirkan terakhirnya ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih.
2* an
Persentase perempuan pernah kawin umur 15-49 tahun yang 79.5 81. 84. 85.4 86.9 88.4
* 3.1. BPS Persentase 79.57 78.09 82.53
proses melahirkan terakhirnya di fasilitas kesehatan. 7 05 01 9 7 5
2.(a)
Target 3.2 Pada tahun 2030, mengakhiri kematian bayi baru lahir dan balita yang dapat dicegah, dengan seluruh negara berusaha menurunkan Angka Kematian Neonatal
setidaknya hingga 12 per 1000 KH (Kelahiran Hidup) dan Angka Kematian Balita 25 per 1000.
Dinas
. 3.2. Angka Kematian Balita (AKBa) per 1000 kelahiran hidup. Kesehat Persentase 38 35 34 34 33 32 31 30 29
1* an
Dinas 1000/
. 3.2. Angka Kematian Neonatal (AKN) per 1000 kelahiran hidup. Kesehat kelahiran 17 14 14 13 13 12 12 11 11
2* an hidup
Dinas 1000/
3.2
* 3.2. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup. Kesehat kelahiran 4.19 4.01 3.63 5.2 5 4.8 4.6 4.4
5
2.(a) an hidup
Dinas
Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80% imunisasi dasar 90.
. 3.2. Kesehat Persentase 90.5 80 85 90 90 91 91.5 92
lengkap pada bayi. 5
2.(b) an
Target 3.3 Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria, dan penyakit tropis yang terabaikan, dan memerangi hepatitis, penyakit bersumber air, serta
penyakit menular lainnya.
Dinas
0.5 0.4
* 3.3. Kejadian Malaria per 1000 orang. Kesehat Persentase 1.44 0.41 0.67 0.46 0.31 0.22 0.1
7 5
3* an
Dinas
Kabupaten /
. 3.3. Jumlah kabupaten/kota yangmencapai eliminasi malaria Kesehat 21,2 (2013) 23 23 23 24 24 25 25 25
Kota
3.(a) an
Target 3.4 Pada tahun 2030, mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan
kesehatan mental dan kesejahteraan.
Proyeksi Pencapaian
TARG KO SUMBE BASELINE
INDIKATOR SATUAN 201 20 20 202 202 202
ET DE R DATA (2015) 2016 2019
7 18 20 1 2 3
Dinas
6.4 5.9
. 3.4. Persentase merokok pada penduduk umur ≤18tahun. Kesehat Persentase 7.2 (2013) 6.95 6.7 6.2 5.7 5.45 5
5 5
1.(a) an
Dinas
28.7 27. 31.9 31.8 31.8
. 3.4. Prevalensi tekanan darah tinggi. Kesehat Persentase 31.56 30.16 32.06 32
6 36 4 8 4
1.(b) an
Dinas
7.3 6.3
. 3.4. Prevalensi obesitas pada penduduk umur ≥18 tahun. Kesehat Persentase 8.83 8.33 7.83 6.83 5.83 5.33 4.83
3 3
1.(c) an
Target 3.7 Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan pendidikan, dan
integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional.
Angka prevalensi penggunaan metode kontrasepsi (CPR) semua
76. 79.
. 3.7. cara pada Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 tahun yang BKKBN Persentase 74.56 74.88 75.3 78.3 81.3 82.8 84.3
8 8
1.(a) berstatus kawin.
2.2 2.1
. 3.7. Total Fertility Rate (TFR). BPS Persentase 2.28 2.28 2.28 2.28 2.16 2.16 2.16
8 6
2.(a)
Target 3.8 Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan risiko keuangan, akses terhadap pelayanan kesehatan dasar yang baik, dan akses terhadap obat-obatan
dan vaksin dasar yang aman, efektif, berkualitas, dan terjangkau bagi semua orang.
Dinas
Jumlah penduduk yang dicakup asuransi kesehatan atau sistem
. 3.8. Kesehat Persentase 60 65 70 85 85 90 95 95 95
kesehatan masyarakat per 1000 penduduk.
2* an
Dinas
. 3.8. Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kesehat Persentase 60 65 70 85 85 90 95 95 95
2.(a) an
Target 3.a Memperkuat pelaksanaan the Framework Convention on Tobacco Control WHO di seluruh negara sebagai langkah yang tepat.
Tabel 1.5
Target Pencapaian Indikator Tujuan 4 Pendidikan Berkualitas
BASELINE Proyeksi Pencapaian
TARGET KODE INDIKATOR SUMBER DATA SATUAN
(2015)2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 4.1 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah tanpa dipungut biaya, setara, dan berkualitas,
yang mengarah pada capaian pembelajaran yang relevan dan efektif.
Badan Penelitian
Persentase SD/MI 65.5
. 4.1.1.(a) dan Pengembangan Persentase 65.5 69.7 73.9 78.1 82.3 86.5 90.7 95
berakreditasi minimal B. (2016)
Kemdikbud
Persentase SMP/MTs Badan Penelitian
berakreditasi minimal B. 72.8
. 4.1.1.(b) dan Pengembangan Persentase 72.8 76 79.2 82.4 85.6 88.8 92 95
(2016)
Kemdikbud
Persentase SMA/MA Badan Penelitian
berakreditasi minimal B.
. 4.1.1.(c) dan Pengembangan Persentase 68 (2016) 68 71.8 75.6 79.4 83.2 87 90.8 95
Kemdikbud
Angka Partisipasi Kasar (APK)
. 4.1.1.(d) Dinas Pendidikan Persentase 109.83 108.07 106.17 106.18 106.19 106.2 106.21 106.22 106.23
SD/MI/ sederajat.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
. 4.1.1.(e) Dinas Pendidikan Persentase 98.91 99.86 99.96 100.93 101.9 102.87 103.84 104.81 105.78
SMP/ MTs/sederajat.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
. 4.1.1.(f) Dinas Pendidikan Persentase 62.11 67.56 76.62 81.25 85.88 90.51 95.14 99.77 104.4
SMA/ SMK/MA/sederajat.
Rata-rata lama sekolah
. 4.1.1.(g) BPS Persentase 8.42 8.60 8.71 8.82 8.93 9.04 9.15 9.26 9.38
penduduk umur ≥15 tahun.
Target 4.2 Pada tahun 2030, menjamin bahwa semua anak perempuan dan laki-laki memiliki akses terhadap perkembangan dan pengasuhan anak usia dini, pengasuhan,
pendidikan pra-sekolah dasar yang berkualitas, sehingga mereka siap untuk menempuh pendidikan dasar.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
. 4.2.2.(a) Pendidikan Anak Usia Dini BPS Persentase 64.11 65.71 68.67 71.63 74.59 77.55 80.51 83.47 86.43
(PAUD).
Target 4.3 Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan laki-laki, terhadap pendidikan teknik, kejuruan dan pendidikan tinggi, termasuk universitas,
yang terjangkau dan berkualitas.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
. 4.3.1.(b) BPS Persentase 17,47 19,19 23.29 24.59 25.90 27.20 28.50 29.81 31.11
Perguruan Tinggi (PT).
Target 4.5 Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan, dan menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan pelatihan kejuruan, bagi
masyarakat rentan termasuk penyandang cacat, masyarakat penduduk asli, dan anak-anak dalam kondisi rentan.
Rasio Angka Partisipasi Murni
. 4.5.1* (APM) perempuan/laki-laki di Persentase 97.68 97.82 97.96 98.1 98.24 98.38 98.52 98.66 98.8
(1) SD/MI/ sederajat;
BPS
Rasio Angka Partisipasi Murni
. (APM) perempuan/laki-laki di 79.55 79.76 79.97 80.18 80.39 80.6 80.81 81.02 81.23
(2) SMP/MTs/sederajat;
Tabel 1.6
Target Pencapaian Indikator Tujuan 5 Kesetaraan Gender
TARGE BASELIN Proyeksi Pencapaian
KODE INDIKATOR SUMBER DATA SATUAN
T E (2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 5.1 Mengakhiri segala bentuk diskriminasi terhadap kaum perempuan dimanapun
Jumlah kebijakan yang responsif
. 5.1.1* gender mendukung pemberdayaan DP3AKB dokumen 4 0 2 0 1 0 1 0 1
perempuan.
Target 5.2 Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap kaum perempuan di ruang publik dan pribadi, termasuk perdagangan orang dan eksploitasi seksual, serta berbagai
jenis eksploitasi lainnya.
Tabel 1.7
Target Pencapaian Indikator Tujuan 6 Air Bersih dan Sanitasi Layak
Proyeksi Pencapaian
TARGE BASELINE
KODE INDIKATOR SUMBER DATA SATUAN
T (2015)
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 6.1 Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan merata terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi semua
Kementerian
Kapasitas prasarana air baku untuk
Pekerjaan Umum
melayani rumah tangga, perkotaan dan
* 6.1.1.(b dan Perumahan Persentase 30 35 37 37 40 38.42 40.29 40.81 41.56
industri, serta penyediaan air baku
) Rakyat: Laporan
untuk pulau-pulau.
Tahunan
Target 6.2 Pada tahun 2030, mencapai akses terhadap sanitasi dan kebersihan yang memadai dan merata bagi semua, dan menghentikan praktik buang air besar di tempat
terbuka, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan kaum perempuan, serta kelompok masyarakat rentan
Kota Bandung,
Proporsi rumah tangga (RT) yang
Kabupaten 155.6 176.9 198.2 219.5
. terlayani sistem pengelolaan air limbah Persentase 9.09 NA NA NA 240.80
6.2.1.(f) Bandung, Kota 0 0 0 0
terpusat.
Cirebon
Proyeksi Pencapaian
TARGE BASELINE
KODE INDIKATOR SUMBER DATA SATUAN
T (2015)
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 6.3 Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi, menghilangkan pembuangan, dan meminimalkan pelepasan material dan bahan kimia
berbahaya, mengurangi setengah proporsi air limbah yang tidak diolah, dan secara signifikan meningkatkan daur ulang, serta penggunaan kembali barang daur ulang yang aman
secara global.
Target 6.4 Pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan efisiensi penggunaan air di semua sektor, dan menjamin penggunaan dan pasokan air tawar yang berkelanjutan
untuk mengatasi kelangkaan air, dan secara signifikan mengurangi jumlah orang yang menderita akibat kelangkaan air.
Tabel 1.8
Target Pencapaian Indikator Tujuan 7 Energi Terbarukan
Proyeksi Pencapaian
BASELINE
TARGET KODE INDIKATOR SUMBER DATA SATUAN
(2015)
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 7.1 Pada tahun 2030, menjamin akses universal layanan energi yang terjangkau, andal dan modern.
Kementerian ESDM/
. 7.1.1* Rasio elektrifikasi. persentase 93.71 97.84 99.87 100 100 100 100 100 100
Dinas ESDM
Kementerian ESDM/
. 7.1.1.(a) Konsumsi listrik per kapita. kWh 1,120 1,184 1,231 1,376 1,452 1,553 1,553 1,657 1,766
Dinas ESDM
Target 7.2 Pada tahun 2030, meningkat secara substansial pangsa energi terbarukan dalam bauran energi global.
Target 7.3 Pada tahun 2030, melakukan perbaikan efisiensi energi di tingkat global sebanyak dua kali lipat.
Tabel 1.9
Target Pencapaian Indikator Tujuan 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
TARGE SUMBER BASELIN Proyeksi Pencapaian
KODE INDIKATOR SATUAN
T DATA E (2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Target 8.1 Mempertahankan pertumbuhan ekonomi per kapita sesuai dengan kondisi nasional dan, khususnya, setidaknya 7 persen pertumbuhan produk domestik bruto per
tahun di negara kurang berkembang.
Laju pertumbuhan
Persentas
* 8.1.1* PDRB per kapita. BPS 5.04 5.67 5.29 >5 >5 >5 >5 >5 >5
e
(ADHK)
PDRB per kapita. Juta
* 8.1.1.(a BPS 32.65 34.88 37.18 39.48 41.78 44.08 46.38 48.68 50.98
(ADHB) Rupiah
)
Target 8.3 Menggalakkan kebijakan pembangunan yang mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja layak, kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong
formalisasi dan pertumbuhan usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk melalui akses terhadap jasa keuangan.
Proporsi lapangan
kerja informal
sektor non- Persentas
. 8.3.1* BPS 8.57 7.33 6.40 5.47 4.54 3.61 2.68 1.75 0.82
pertanian, e
berdasarkan jenis
kelamin.
Persentase tenaga Persentas
. 8.3.1.(a BPS 49.61 51.36 50.22 51.36 52.5 53.64 54.78 55.92 57.06
kerja formal. e
)
Persentase tenaga
Persentas
. 8.3.1.(b kerja informal BPS 2.80 3.60 3.01 3.60 4.19 4.78 5.37 5.96 6.55
e
) sektor pertanian.
8.3.1.(c Persentase akses
) UMKM (Usaha
. Mikro, Kecil, dan BJB Orang 8.365 14.868 11.996 16.352 19.224 22.096 24.968 27.84 30.712
Menengah) ke
layanan keuangan
Target 8.5 Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan tetap dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua perempuan dan laki-laki, termasuk bagi pemuda dan penyandang
difabilitas, dan upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
Upah rata-rata per Disnakertra
. 8.5.1* Rupiah 13.483 15.339 16.604 18.050 19.496 20.942 22.388 23.834 25.280
jam pekerja. ns
Tingkat
pengangguran
terbuka Persentas
. 8.5.2* BPS 8.72 8.89 8.55 8.72 8.38 8.55 8.21 8.38 8.04
berdasarkan jenis e
kelamin dan
kelompok umur.
Persentase setengah Persentas
. 8.5.2.(a BPS 8.31 6.18 6.30 8.31 6.18 6.30 8.31 6.18 6.30
pengangguran. e
)
Tabel 1.10
Target Pencapaian Indikator Tujuan 9 Industri, Inovasi dan Infrastruktur
SUMBER BASELINE Proyeksi Pencapaian
TARGET KODE INDIKATOR SATUAN
DATA (2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
9, Industri, Inovasi, dan Infrastruktur
Target 9,1 Mengembangkan infrastruktur yang berkualitas, andal, berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan lintas batas, untuk mendukung pembangunan
ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan fokus pada akses yang terjangkau dan merata bagi semua,
Dinas 3
* 9,1,2,(b) Jumlah dermaga penyeberangan, unit 3 3 3 3 3 3 3 3
Perhubungan (2015)
* 9,1,2,(c) Jumlah pelabuhan strategis, BPS lokasi 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Target 9,2 Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan, dan pada tahun 2030, secara signifikan meningkatkan proporsi industri dalam lapangan kerja dan produk
domestik bruto, sejalan dengan kondisi nasional, dan meningkatkan dua kali lipat proporsinya di negara kurang berkembang,
Proporsi nilai tambah sektor
* 9.2.1* industri manufaktur terhadap BPS Persentase 4.25 10.08 14.33 18.58 22.83 27.08 31.33 35.58 39.83
PDB dan perkapita.
Laju pertumbuhan PDB industri
* 9.2.1.(a) BPS Persentase 31.09 28.56 26.03 23.5 20.97 18.44 15.91 13.38 10.85
manufaktur.
Target 9.4 Pada tahun 2030. meningkatkan infrastruktur dan retrofit industri agar dapat berkelanjutan. dengan peningkatan efisiensi penggunaan sumberdaya dan adopsi yang
lebih baik dari teknologi dan proses industri bersih dan ramah lingkungan. yang dilaksanakan semua negara sesuai kemampuan masing-masing.
Persentase Perubahan Emisi
9.4.1(a) LKPJ 2017 Persentase 10.23 11.45 12.56 13.67 14.78 15.89 17 18.11 19.22
CO2/Emisi Gas Rumah Kaca.
Target 9.c Secara signifikan meningkatkan akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi. dan mengusahakan penyediaan akses universal dan terjangkau Internet di
negara-negara kurang berkembang pada tahun 2020.
Proporsi penduduk yang terlayani
9.c.1* BPS Persentase 59.5 60.99 62.48 63.97 65.46 66.95 68.44 69.93 71.42
mobile broadband.
Proporsi individu yang
* 9.c.1.(a) menguasai/memiliki telepon BPS Persentase 24.45 27.92 31.39 34.86 38.33 41.8 45.27 48.74 52.21
genggam.
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Tabel 1.11
Target Pencapaian Indikator Tujuan 10 Berkurangnya Kesenjangan
SUMBER BASELINE Proyeksi Pencapaian
TARGET KODE INDIKATOR SATUAN
DATA (2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
10. Berkurangnya Kesenjangan
Target 10.1 Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan mempertahankan pertumbuhan pendapatan penduduk yang berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang
lebih tinggi dari rata-rata nasional.
10.1.1* Koefisien Gini. BPS Persentase 0.426 0.402 0.403 0.402 0.378 0.379 0.378 0.354 0.355
Persentase penduduk yang hidup
di bawah garis kemiskinan
10.1.1.(a) BPS Persentase 9.57 8.77 7.83 7.32 6.97 6.27 5.74 5.21 4.69
nasional, menurut jenis kelamin
dan kelompok umur.
10.1.1.(c) Jumlah desa tertinggal. Kemendesa Desa 1355 1220 1085 950 815 680 545 410 275
* 10.1.1.(d) Jumlah Desa Mandiri BPS Persentase 6.52 10.00 13.48 16.96 20.44 23.92 27.40 30.88 34.36
Target 10.3 Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi kesenjangan hasil, termasuk dengan menghapus hukum, kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan
mempromosikan legislasi, kebijakan dan tindakan yang tepat terkait legislasi dan kebijakan tersebut.
634
10.3.1.(a) Indeks Kebebasan Sipil. Komnas HAM pengaduan 634 100 100 100 100 100 100 100
(2016)
Jumlah penanganan pengaduan
10.3.1.(b) pelanggaran Hak Asasi Manusia Biro Hukum Kasus - - - - 20 25 30 35 40
(HAM).
Target 10.4 Mengadopsi kebijakan, terutama kebijakan fiskal, upah dan perlindungan sosial, serta secara progresif mencapai kesetaraan yang lebih besar.
Proporsi peserta Program Jaminan 37.64
10.4.1.(b) BPS Persentase 37.64 38.44 39.24 40.04 40.84 41.64 42.44 43.24
Sosial Bidang Ketenagakerjaan. (2016)
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Tabel 1.12
Target Pencapaian Indikator Tujuan 11. Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan
INDIKATO SUMBER BASELINE Proyeksi Pencapaian
TARGET KODE SATUAN
R DATA (2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
11. Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan
Target 11.1 Pada tahun 2030, menjamin akses bagi semua terhadap perumahan yang layak, aman, terjangkau, dan pelayanan dasar , serta menata kawasan kumuh.
Proporsi
rumah
tangga
yang
memiliki
akses Disperki Persenta 92.69 – 93.30 – 93.89 – 94.49 – 95.09 - 95.70 – 96.32 – 97.59 – 98.24 –
11.1.1.(
terhadap m se 93.29 93.89 94.48 95.09 95.70 96.33 96.98 98.34 99.05
a)
hunian
yang layak
dan
terjangkau
.
Target 11.4 Mempromosikan dan menjaga warisan budaya dunia dan warisan alam dunia.
Jumlah
kota
pusaka di
kawasan
perkotaan
kota/
11.4.1.( metropolita 1 1 1 1 1 1 1 1 1
kawasan
a) n, kota
besar, kota
sedang
dan kota
kecil.
Target 11.5 Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah kematian dan jumlah orang terdampak, dan secara substansial mengurangi kerugianekonomi relatif terhadap
PDB global yang disebabkan oleh bencana, dengan fokus melindungi orang miskin dan orang-orang dalam situasi rentan.
Jumlah
korban
meninggal,
152.063
hilang dan 152.063 50.195 45.000 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000
. 11.5.1* BPBD Orang (325,5)
terkena (325,5) (105,9) (93,7) (82,2) (71,0) (60,1) (49,5) (39,1)
(2016)
dampak
bencana
per
Target 11.6 Pada tahun 2030, mengurangi dampak lingkungan perkotaan per kapita yang merugikan, termasuk dengan memberi perhatian khusus pada kualitas udara, termasuk
penanganan sampah kota.
Persentase
sampah Dinas
Persenta
* 11.6.1.( perkotaan Lingkung 65.65 66.26 67.1 70 72 74 76 78 80
se
a) yang an Hidup
tertangani.
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018
Tabel 1.13
Target Pencapaian Indikator Tujuan 12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
SUMBER BASELINE Proyeksi Pencapaian
TARGET KODE INDIKATOR SATUAN
DATA (2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
12. Kosumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
Target 12.4 Pada tahun 2020 mencapai pengelolaan bahan kimia dan semua jenis limbah yang ramah lingkungan, di sepanjang siklus hidupnya, sesuai kerangka kerja
internasional yang disepakati dan secara signifikan mengurangi pencemaran bahan kimia dan limbah tersebut ke udara, air, dan tanah untuk meminimalkan dampak buruk
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Jumlah peserta PROPER yang
* 12.4.1.(a) DLH & KLHK Kegiatan / Usaha 197 372 389 390 400 410 420 430 440
mencapai minimal ranking BIRU.
Jumlah limbah B3 yang terkelola
dan proporsi limbah B3 yang
. 12.4.2.(a) DLH & KLHK Perusahaan 197 372 NA NA NA NA NA NA NA
diolah sesuai peraturan
perundangan (sektor industri).
Target 12.5 Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi produksi limbah melalui pencegahan, pengurangan, daur ulang, dan penggunaan kembali.
. 12.5.1 Jumlah TPS3R yang dibangun Disperkim Unit 17 24 4 2 10 10 10 10 10
Jumlah timbulan sampah yang
* 12.5.1.(a) Disperkim 30 34 47.2 61.5 74.7 87.9 101.1 114.3
didaur ulang.
Target 12.8 Pada tahun 2030, menjamin bahwa masyarakat di mana pun memiliki informasi yang relevan dan kesadaran terhadap pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup
yang selaras dengan alam.
Jumlah fasilitas publik yang
* 2.8.1.(a) menerapkan Standar Pelayanan LKPJ Persentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Masyarakat (SPM) dan teregister.
Tabel 1.14
Target Pencapaian Indtikator Tujuan 13 Penanganan Perubahan Iklim
SUMBER BASELINE Proyeksi Pencapaian
TARGET KODE INDIKATOR SATUAN
DATA (2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
13. Penanganan Perubahan Iklim
Target 13.1 Memperkuat kapasitas ketahanan dan adaptasi terhadap bahaya terkait iklim dan bencana alam di semua negara.
Dokumen strategi pengurangan
Bappeda/
* 13.1.1* risiko bencana (PRB) tingkat Dokumen 5 5 5 5 7 7 7 7 7
DLH
nasional dan daerah.
Jumlah korban meninggal, hilang 152.063
152.063 50.195 45.000 40.000 35.000 30.000 25.000 20.000
* 13.1.2* dan terkena dampak bencana per BPBD Orang (325,5)
(325,5) (105,9) (93,7) (82,2) (71,0) (60,1) (49,5) (39,1)
100.000 orang. (2016)
Target 13.2 Mengintegrasikan tindakan antisipasi perubahan iklim ke dalam kebijakan, strategi dan perencanaan nasional.
Dokumen Biennial Update Report Bappeda/
* 13.2.1* Dokumen 1 1 3 5 7 9 11 13 15
(BUR) Indonesia. DLH
Dokumen pelaporan penurunan 1 1 3 5 7 9 11 13 15
* 13.2.1.(a) BPBD Dokumen
emisi gas rumah kaca (GRK).
Jumlah kota/kabupaten yang Bappeda/
13.2.2. Kab/Kota 0 0 2 4 6 8 10 12 14
memiliki RAD-GRK DLH
Tabel 1.15
Target Pencapaian Indikator Tujuan 14. Ekosistem Lautan
SUMBER BASELINE Proyeksi Pencapaian
TARGET KODE INDIKATOR SATUAN
DATA (2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
14. Ekosistem Lautan
14.2.1.(a) Tersedianya kerangka kebijakan, dan
instrumen terkait penataan ruang laut KKJI - KKP 1 0 0 1 0 0 0 0 0
nasional.
Target 14.5 Pada tahun 2020, melestarikan setidaknya 10 persen dari wilayah pesisir dan laut, konsisten dengan hukum nasional dan internasional dan berdasarkan informasi
ilmiah terbaik yang tersedia.
Target 14.b Menyediakan akses untuk nelayan skala kecil (small-scale artisanal fishers) terhadap sumber daya laut dan pasar.
14.b.1* Ketersediaan kerangka hukum/
1
regulasi/ kebijakan/ kelembagaan yang
* JDIH Dokumen (2011) 1 1 1 1 1 1 1 1
mengakui dan melindungi hak akses
Perda No 7
untuk perikanan skala kecil.
* 4.b.1.(b) Jumlah nelayan yang terlindungi. KKJI - KKP Orang 35000(2016) 35000 19000 15000 12000 8000 6000 4000 2000
Tabel 1.16
Target Pencapaian Indikator Tujuan 15. Ekosistem Daratan
INDIKATO SUMBER SATUA BASELINE Proyeksi Pencapaian
TARGET KODE
R DATA N (2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
15. Ekosistem Daratan
Target 15.1 Pada tahun 2020, menjamin pelestarian, restorasi dan pemanfaatan berkelanjutan dari ekosistem daratan dan perairan darat serta jasa lingkungannya, khususnya
ekosistem hutan, lahan basah, pegunungan dan lahan kering, sejalan dengan kewajiban berdasarkan perjanjian internasional.
Proporsi
tutupan
hutan
15.1.1 Dishut/ Persen
terhadap 22.02 22.02 22.02 22.02 22.02 22.02 22.02 22.02 22.02
.(a) KLHK tase
luas lahan
keseluruha
n.
Luas
15.1.2
taman DLH ha 121.5 151.23 151.23 152 153 154 155 156 157
.
kehati
Target 15.2 Pada tahun 2020, meningkatkan pelaksanaan pengelolaan semua jenis hutan secara berkelanjutan, menghentikan deforestasi, merestorasi hutan yang terdegradasi
dan meningkatkan secara signifikan aforestasi dan reforestasi secara global.
Proporsi
lahan kritis
terhadap Dishut/ Persen
15.3.1 9.24 9.24 8.78 8.78 7.31 5.85 4.39 2.93 1.46
luas lahan KLHK tase
keseluruha
n.
Proporsi
luas lahan
kritis yang
direhabilita Dishut/ Persen
15.3.1 3.0 3.8 5.4 5.9 6.4 6.9 7.4 7.9 5.9
si terhadap KLHK tase
.(a)
luas lahan
keseluruha
n.
Target 15.3 Pada tahun 2020, menghentikan penggurunan, memulihkan lahan dan tanah kritis, termasuk lahan yang terkena penggurunan, kekeringan dan banjir, dan berusaha
mencapai dunia yang bebas dari lahan terdegradasi.
Proporsi
lahan kritis
terhadap Dishut/ Persen
15.3.1 9.24 9.24 8.78 8.78 7.31 5.85 4.39 2.93 1.46
luas lahan KLHK tase
keseluruha
n.
Tabel 1.17
Target Pencapaian Indikator Tujuan 16 Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh
BASELINE Proyeksi Pencapaian
TARGET KODE INDIKATOR SUMBER DATA SATUAN
(2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
16. PERDAMAIAN KEADILAN DAN KELEMBAGAAN YANG TANGGUH
Target 16.2 Menghentikan perlakuan kejam, eksploitasi, perdagangan, dan segala bentuk kekerasan dan penyiksaan terhadap anak.
16.2.3.(a) Proporsi perempuan dan laki-
laki muda umur 18-24 tahun
. yang mengalami kekerasan Kesbangpol persentase 33.5 29.15 29.15 29.15 29.15 29.15 29.15 29.15 29.15
seksual sebelum umur 18
tahun.
Target 16.3 Menggalakkan negara berdasarkan hukum di tingkat nasional dan internasional dan menjamin akses yang sama terhadap keadilan bagi semua.
Jumlah orang atau kelompok
masyarakat miskin yang
. 16.3.1.(b) Biro Hukum Perkara 40 (2016) 40 54 40 60 70 80 90 100
memperoleh bantuan hukum
litigasi dan non litigasi.
Target 16.6 Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel, dan transparan di semua tingkat.
Persentase peningkatan Opini
Wajar Tanpa Pengecualian
(WTP) atas Laporan Keuangan
. 16.6.1.(a) Inspektorat WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Kementerian/ Lembaga dan
Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kabupaten/ Kota).
Persentase peningkatan Sistem
Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah (SAKIP)
. 16.6.1.(b) Biro Dalbang Nilai (Predikat) 70.06(BB) 80,03 (A) 81,69 (A) 83,4(A) 85(A) 86.7(A) 88.3(A) 90(A) 91.7(A)
Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah (Provinsi/
Kabupaten/Kota).
Persentase instansi pemerintah
yang memiliki nilai Indeks
Reformasi Birokrasi Baik
16.6.1.(d) Biro Dalbang Nilai (Kategori) 50,41(CC) 67,63(B) 71,64(BB) 75.65 79.7 83.7 87.7 91.7 95.7
Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah Daerah (Provinsi/
. Kabupaten/ Kota).
Target 16.7 Menjamin pengambilan keputusan yang responsif, inklusif, partisipatif dan representatif di setiap tingkatan.
Persentase keterwakilan
perempuan di Dewan
16.7.1.(a) Perwakilan Rakyat (DPR) dan Sekretariat DPRD Persentase 20 20 20 20 30 30 30 30 30
Dewan Perwakilan Rakyat
. Daerah (DPRD).
Tabel 1.18
Target Pencapaian Indikator Tujuan 17 Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan
SUMBER BASELINE Proyeksi Pencapaian
TARGET KODE INDIKATOR SATUAN
DATA (2015) 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan
Target 17.1 Memperkuat mobilisasi sumber daya domestik, termasuk melalui dukungan internasional kepada negara berkembang, untuk meningkatkan kapasitas lokal bagi
pengumpulan pajak dan pendapatan lainnya.
17.1.1* Total pendapatan pemerintah
sebagai proporsi terhadap PDB Bapenda Persentase 1.05 1.03 1.01 0.92 0.90 0.88 0.87 0.86 0.85
menurut sumbernya.
Rasio penerimaan pajak terhadap
17.1.1.(a) Bapenda Persentase 0.96 0.95 0.92 0.85 0.83 0.82 0.80 0.79 0.78
PDB.
Sumber: Perangkat Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat 2018.
Tabel 1.19
Sandingan Indikator RPJMD Terhadap Indikator SDGs Provinsi Jawa Barat Pilar Sosial
NO
KODE
NO INDIKATOR SDGs INDIKATOR INDIKATOR RPJMD SUMBER DATA
INDIKATOR IKU/IKK/IKP
RPJMD
Persentase penduduk yang hidup di
bawah garis kemiskinan nasional,
1 1.2.1* A.1.AKM.7 Tingkat Kemiskinan IKU BPS
menurut jenis kelamin dan kelompok
umur.
Proporsi peserta jaminan kesehatan
2 1.3.1 (a) melalui Persentase penduduk dengan jaminan kesehatan IKP Dinas Kesehatan
SJSN Bidang Kesehatan
Proporsi peserta Program Jaminan Sosial Besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta
3 1.3.1.(b) A.2.UWND.1.5 IKP BPS
Bidang Ketenagakerjaan. program Jamsostek
Jumlah rumah tangga yang
4 1.3.1.(d) mendapatkan bantuan tunai A.2.UWD.6.1 Persentase PMKS yang memperoleh bantuan sosial IKK Dinsos
bersyarat/Program Keluarga Harapan.
Persentase perempuan pernah kawin
umur
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
5 1.4.1 (a) 15-49 tahun yang proses melahirkan A.2.UWD.2.12 IKK BPS
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
terakhirnya di fasilitas kesehatan
(kelompok penduduk 40% terbawah)
Persentase anak umur 12-23 bulan yang
Cakupan Desa/kelurahan Universal Child
6 1.4.1 (b) menerima imunisasi dasar lengkap A.2.UWD.2.13 IKK Dinas Kesehatan
Immunization (UCI)
(kelompok penduduk 40% terbawah)
Prevalensi penggunaan metode
kontrasepsi (CPR) semua cara pada Cakupan ketersediaan dan distribusi alat dan obat
7 1.4.1.(c) Pasangan Usia Subur (PUS) usia 15-49 A.2.UWND.8.10 kontrasepsi untuk memenuhi permintaan IKK BKKBN Jawa Barat
tahun yang berstatus kawin. (kelompok masyarakat
penduduk 40% terbawah)
Persentase rumah tangga yang memiliki
Proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan
akses terhadap layanan sumber air
8 1.4.1.(d) A.2.UWD.3.1.15 terhadap air minum layak, perkotaan dan IKK BPS
minum layak. (kelompok penduduk 40%
perdesaan
terbawah)
Persentase rumah tangga yang memiliki
9 1.4.1.(e) akses terhadap layanan sanitasi layak. A.2.UWD.3.1.7 Persentase rumah tinggal bersanitasi IKK BPS
(kelompok penduduk 40% terbawah)
Persentase rumah tangga kumuh
Persentase luasan permukiman kumuh di kawasan
10 1.4.1.(f) perkotaan. (kelompok penduduk 40% A.2.UWD.4.6 IKK BPS
perkotaan
terbawah)
Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
11 1.4.1.(g) SD/MI/sederajat. (kelompok penduduk A.2.UWD.1.4.1 Dinas Pendidikan
( Kewenangan Kab/Kota)
40% terbawah)
NO
KODE
NO INDIKATOR SDGs INDIKATOR INDIKATOR RPJMD SUMBER DATA
INDIKATOR IKU/IKK/IKP
RPJMD
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs/sederajat. (kelompok Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
12 1.4.1.(h) A.2.UWD.1.4.2 Dinas Pendidikan
penduduk ( Kewenangan Kab/Kota)
40% terbawah)
Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/MA/sederajat. (kelompok Angka Partisipasi Murni (APM)
13 1.4.1.(i) A.2.UWD.1.4.3 IKK Dinas Pendidikan
penduduk SMA/SMK/MA/Paket C
40% terbawah)
Persentase penduduk umur 0-17 tahun
14 1.4.1.(j) dengan kepemilikan akta kelahiran. A.2.UWND.6.2 Akurasi Data Kependudukan IKP BPS
(kelompok penduduk 40% terbawah)
Persentase rumah tangga miskin dan
rentan yang sumber penerangan
15 1.4.1.(k) utamanya listrik baik dari PLN dan A.2.UP.4.1 Persentase rumah tangga pengguna listrik IKK BPS
bukan PLN. (kelompok penduduk 40%
terbawah)
Dokumen strategi pengurangan risiko
Tingkat Pengarusutamaan Pengurangan Risiko
16 1.5.3* bencana (PRB) tingkat nasional dan IKP BPBD
Bencana di Sektor Pembangunan
daerah.
Prevalensi Kekurangan Gizi (underweight
A.1.AKM.14
17 2.1.1.(a) ) Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan IKK BPS
A.1.AKM.15
pada anak balita.
Prevalensi penduduk dengan kerawanan
pangan sedang atau berat, berdasarkan
18 2.1.2* A.1.AKM.30 Penanganan daerah rawan pangan IKK DKPP
pada Skala Pengalaman Kerawananan
pangan.
Proporsi penduduk dengan asupan
19 2.1.2.(a) kalori minimum di bawah 1.400 A.2.UWD.2.15 Pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita IKK BPS
kkal/kapita/hari.
Prevalensi stunting (pendek dan sangat A.1.AKM.14
20 2.2.1* Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan IKK BPS
pendek) pada anak balita. A.1.AKM.13
Prevalensi stunting (pendek dan sangat A.1.AKM.14
21 2.2.1.(a) Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan IKK BPS
pendek) pada anak baduta. A.1.AKM.14
Prevalensi malnutrisi/ wasting (berat
A.1.AKM.14
22 2.2.2* badan/tinggi badan) anak pada usia Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan IKK Kementrian Kesehatan RI
A.1.AKM.15
kurang dari 5 tahun, berdasarkan tipe.
23 2.2.2.(a) Prevalensi anemia pada ibu hamil. Meningkatnya jumlah posyandu mandiri Dinas Kesehatan
NO
KODE
NO INDIKATOR SDGs INDIKATOR INDIKATOR RPJMD SUMBER DATA
INDIKATOR IKU/IKK/IKP
RPJMD
(i)Kualitas konsumsi pangan yang
diindikasikan oleh skor Pola Pangan
25 2.2.2.(c) A.2.UP.8.2 Pencapaian skor Pola Pangan Harapan (PPH) IKK DKPP
Harapan (PPH); dan (ii) tingkat konsumsi
ikan
1. Produksi Pertanian (Pangan, Holtikultura,
Nilai Tambah Pertanian dibagi jumlah
Perkebenunan, Peternakan, Perikanan)
26 2.3.1* tenaga kerja di sektor pertanian (rupiah IKP BPS
2. Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kapasitas
per tenaga kerja)
Kelembagaan Penyuluhan
Penetapan kawasan pertanian pangan Tingkat kesesuaian pemfaatan ruang dengan
30 2.4.1 DKPP
berkelanjutan. rencana tata ruang
Jumlah varietas unggul tanaman dan Sertifikasi Varietas tanaman
2.5.1* DKPP
hewan untuk pangan yang dilepas. pangan/holtikultura/perkebunan/peternakan
Proporsi hewan ternak dan sejenisnya,
diklasifikasikan menurut tingkat risiko
2.5.2* Produksi Komoditas Peternakan DKPP
kepunahan: berisiko, tidak berisiko, dan
risiko yang tidak diketahui.
31 3.1.1* Angka Kematian Ibu (AKI). A.2.UWD.2.5. Angka Kematian Ibu per 100,000 kelahiran hidup IKU Dinas Kesehatan
NO
KODE
NO INDIKATOR SDGs INDIKATOR INDIKATOR RPJMD SUMBER DATA
INDIKATOR IKU/IKK/IKP
RPJMD
39 3.7.2.(a) Total Fertility Rate (TFR). A.2.UWND.8.2 Total Fertility Rate (TFR) IKK BPS
Jumlah penduduk yang dicakup
asuransi kesehatan atau sistem
40 3.8.2* Persentase penduduk dengan jaminan kesehatan IKP Dinas Kesehatan
kesehatan masyarakat per 1000
penduduk.
Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional
41 3.8.2.(a) Persentase penduduk dengan jaminan kesehatan IKP Dinas Kesehatan
(JKN).
Persentase merokok pada penduduk
Persentase Rumah tangga yang berprilaku Hidup
42 3.a.1* umur IKP BPS
Bersih dan Sehat (PHBS)
≥15 tahun.
Persentase ketersediaan obat dan vaksin
Persentase ketersediaan obat esensial di instalasi
3.b.1.(a) di IKP Dinas Kesehatan
farmasi kabupaten/kota
Puskesmas.
Persentase SD/MI berakreditasi minimal
4.1.1.(a) Kewenangan Kab/Kota Dinas Pendidikan
B.
Persentase SMP/MTs berakreditasi
46 4.1.1.(b) minimal Kewenangan Kab/Kota Dinas Pendidikan
B.
Persentase SMA/MA berakreditasi
47 4.1.1.(c) minimal Kewenangan Provinsi Dinas Pendidikan
B.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
48 4.1.1.(d) A.2.UWD.1.0 Angka partisipasi kasar (Kewenangan Kab/Kota) Dinas Pendidikan
SD/MI/sederajat.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
49 4.1.1.(e) A.2.UWD.1.1 Angka partisipasi kasar (Kewenangan Kab/Kota) Dinas Pendidikan
SMP/MTs/sederajat.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
4.1.1.(f) A.2.UWD.1.2 APK SMA/SMK Sederajat IKK Dinas Pendidikan
SMA/SMK/MA/sederajat.
Rata-rata lama sekolah penduduk umur
51 4.1.1.(g) ≥15 A.1.AKM.12 Rata - rata Lama Sekolah (RLS) IKU BPS
tahun.
Angka Partisipasi Kasar (APK)
4.2.2.(a) A.2.UWD.1.2 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) IKK BPS
PendidikanAnak Usia Dini (PAUD).
NO
KODE
NO INDIKATOR SDGs INDIKATOR INDIKATOR RPJMD SUMBER DATA
INDIKATOR IKU/IKK/IKP
RPJMD
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
56 perempuan/laki-laki di (1) A.2.UWD.1.4.1 BPS
(Kewenangan Kab/Kota)
SD/MI/sederajat
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
57 perempuan/laki-laki di (2) A.2.UWD.1.4.2 BPS
(Kewenangan Kab/Kota)
SMP/MTs/sederajat
4.5.1*
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM)
Angka Partisipasi Murni (APM)
58 perempuan/laki-laki di (3) A.2.UWD.1.4.3 IKK BPS
SMA/SMK/MA/Paket C
SMA/SMK/MA/sederajat
Rasio Angka Partisipasi Murni (APM)
59 perempuan/laki-laki di (4) Perguruan Kewenangan Pusat BPS
Tinggi
Persentase angka melek aksara
60 4.6.1.(a) penduduk A.2.UWD.1.18 Angka Melek Huruf (AMH) IKK Dinas Pendidikan
umur ≥15 tahun.
1. Cakupan Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan yang mendapatkan Penanganan
Pengaduan oleh Petugas terlatih di dalam Unit
Jumlah kebijakan yang responsif gender
76 5.1.1* Pelayanan Terpadu IKP DP3AKB
mendukung pemberdayaan perempuan.
2. Cakupan Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan yang mendapatkan Layanan Bantuan
Hukum
Cakupan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
Prevalensi kekerasan terhadap anak
77 5.2.1.(a) yang mendapatkan Penanganan Pengaduan oleh IKP DP3AKB
perempuan.
Petugas terlatih di dalam Unit Pelayanan Terpadu
Persentase korban kekerasan terhadap Cakupan perempuan dan anak korban kekerasan
5.2.2.(a) perempuan yang mendapat layanan A.2.UWND.2.7 yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh IKP DP3AKB
komprehensif. petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu
Proporsi perempuan umur 20-24 tahun
yang berstatus kawin atau berstatus
Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang istrinya
79 5.3.1* hidup A.2.UWND.8.12
dibawah 20 tahun
bersama sebelum umur 15 tahun dan
sebelum umur 18 tahun.
Tabel 1.20
Sandingan Indikator RPJMD Terhadap Indikator SDGs Provinsi Jawa Barat Pilar Ekonomi
NO
KODE
NO INDIKATOR SDGs INDIKATOR INDIKATOR RPJMD SUMBER DATA
INDIKATOR IKU/IKK/IKP
RPJMD
1 7.1.1* Rasio elektrifikasi. A.2.UP.4.1 Rasio Elektrifikasi Rumah Tangga IKP Kementerian ESDM/ Dinas ESDM
2 7.1.1.(a) Konsumsi listrik per kapita. A.2.UP.4.1 Konsumsi Listrik Per Kapita IKK Kementerian ESDM/ Dinas ESDM
6 7.2.1* Bauran energi terbarukan. Bauran energi terbarukan Kementerian ESDM/ Dinas ESDM
7 7.3.1* Intensitas energi primer. Intensitas energi primer Kementerian ESDM/ Dinas ESDM
NO
KODE
NO INDIKATOR SDGs INDIKATOR INDIKATOR RPJMD SUMBER DATA
INDIKATOR IKU/IKK/IKP
RPJMD
Program Peningkatan Kualitas dan
15 8.5.1* Upah rata-rata per jam pekerja Disnakertrans
Produktivitas Tenaga Kerja
Tingkat pengangguran terbuka
16 8.5.2* berdasarkan jenis kelamin dan A.1.AKM.19 Tingkat pengangguran terbuka IKU BPS
kelompok umur
17 8.5.2.(a) Persentase setengah pengangguran Tingkat pengangguran terbuka IKU BPS
Persentase usia muda (15-24) yang
18 sedang tidak sekolah, bekerja atau Program Peningkatan Kesempatan Kerja Disnakertrans
8. 6.1*
mengikuti pelatihan (NEET)
1. Jumlah Event Pariwisata
2. Jumlah Event promosi pariwisata
3. Jumlah kunjungan wisatawan
21 8.9.1.(a) Jumlah wisatawan mancanegara A.2.UP.1.1 IKK Parbud Jabar Dalam Angka
mancanegara ke Jawa Barat
4. Jumlah kunjungan wisatawan
Nusantara ke Jawa Barat
1. Jumlah Event Pariwisata
2. Jumlah Event promosi pariwisata
Jumlah kunjungan wisatawan 3. Jumlah kunjungan wisatawan
22 8.9.1.(b) A.2.UP.1.2 IKK Parbud Jabar Dalam Angka
nusantara. mancanegara ke Jawa Barat
4. Jumlah kunjungan wisatawan
Nusantara ke Jawa Barat
Jumlah kantor bank per 100.000 Jumlah kantor bank per 100.000
26 8.10.1* BPS
penduduk dewasa penduduk dewasa
31 9.1.2.(b) Jumlah dermaga penyeberangan. A.2.UWND.9.4 Jumlah dermaga penyeberangan Dinas Perhubungan
32 9.1.2.(c) Jumlah pelabuhan strategis. A.2.UWND.9.4 Jumlah pelabuhan Dinas Perhubungan
Proporsi nilai tambah sektor industri PDRB sektor industri non-migas
33 9.2.1* manufaktur terhadap PDB dan A.1.AKM.42 Jumlah Unit usaha Industri IKK BPS
perkapita. PMA sektor Industri
NO
KODE
NO INDIKATOR SDGs INDIKATOR INDIKATOR RPJMD SUMBER DATA
INDIKATOR IKU/IKK/IKP
RPJMD
1. Nilai Tambah PDRB sektor industri
Laju pertumbuhan PDB industri non-migas
34 9.2.1.(a) A.1.AKM.42 IKP BPS
manufaktur. 2. Jumlah Unit usaha Industri
3. Nilai PMA sektor Industri
Persentase Perubahan Emisi
37 9.4.1.(a) Penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) IKK
CO2/Emisi Gas Rumah Kaca.
1. Proporsi rumah tangga dengan akses
internet
Proporsi penduduk yang terlayani 2. Indeks Sistem Pemerintahan Berbasis
38 A.2.UWND.10.4 IKK
mobile broadband. Elektronik
9.c.1*
3. Jumlah Layanan Informasi Publik yang
Disediakan Pemerintah Daerah BPS
Proporsi individu yang Program Pengembangan Komunikasi,
39 9.c.1.(a) menguasai/memiliki telepon A.2.UWND.10.3 Informasi, Media Massa dan Pemanfaatan BPS
genggam. Teknologi Informasi
41 10.1.1* Koefisien Gini. A.1.AKM.4 Indeks Gini BPS
Persentase penduduk yang hidup di
Persentase keluarga miskin dan kelompok
bawah garis kemiskinan nasional,
42 10.1.1.(a) A.1.AKM.7 rentan yang meningkat produktivitas IKK BPS
menurut jenis kelamin dan kelompok
sosial ekonominya
umur.
Jumlah daerah tertinggal yang Persentase tingkat perkembangan desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah
43 10.1.1.(b) IKP
terentaskan. mandiri Tertinggal dan Transmigrasi
Persentase tingkat perkembangan desa Kementerian Desa Pembangunan Daerah
44 10.1.1.(c) Jumlah desa tertinggal IKP
mandiri Tertinggal dan Transmigrasi
Persentase tingkat perkembangan desa
45 10.1.1.(d) Jumlah desa mandiri IKP BPS
mandiri
47 10.3.1.(a) Indeks Kebebasan Sipil. Program Kesatuan Bangsa dan Politik Komnas HAM
NO
KODE
NO INDIKATOR SDGs INDIKATOR INDIKATOR RPJMD SUMBER DATA
INDIKATOR IKU/IKK/IKP
RPJMD
Jumlah penanganan pengaduan
Program Penataan Peraturan Perundang-
48 10.3.1.(b) pelanggaran Hak Asasi Manusia Biro Hukum
undangan, Kesadaran Hukum dan HAM
(HAM).
Sandingan Indikator RPJMD Terhadap Indikator SDGs Provinsi Jawa Barat Pilar Ekonomi
Tabel 1.21
Sandingan Indikator RPJMD Terhadap Indikator SDGs Provinsi Jawa Barat Pilar Lingkungan
NO
KODE
NO INDIKATOR SDGs INDIKATOR INDIKATOR RPJMD IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
INDIKATOR
RPJMD
Persentase rumah tangga yang
1 6.1.1.(a) memiliki akses terhadap layanan Cakupan Pelayanan Air Minum IKK BPS
sumber air minum layak.
Kapasitas prasarana air baku untuk
melayani rumah tangga, perkotaan Persentase peningkatan kapasitas Kementerian Pekerjaan Umum dan
2 6.1.1.(b)
dan industri, serta penyediaan air sumber daya air Perumahan Rakyat: Laporan Tahunan
baku untuk pulau-pulau.
1. Presentase Pengurangan Luas
Persentase rumah tangga yang
Kawasan Permukiman Kumuh
4 6.2.1.(b) memiliki akses terhadap layanan A.2.UWD.3.1.7 IKK Dinas Kesehatan
2. Cakupan Pelayanan Air Limbah
sanitasi layak.
Domestik
1. Presentase Pengurangan Luas
Jumlah desa/kelurahan yang
Kawasan Permukiman Kumuh
5 6.2.1.(c) melaksanakan Sanitasi Total IKP Dinas Kesehatan
2. Cakupan Pelayanan Air Limbah
Berbasis Masyarakat (STBM).
Domestik
Jumlah desa/kelurahan yang Open
Persentase Penduduk Yang
6 6.2.1.(d) Defecation Free (ODF)/ Stop Buang IKP Dinas Kesehatan
Menggunakan Jamban Sehat
Air Besar Sembarangan (SBS).
Jumlah kabupaten/kota yang
terbangun infrastruktur air limbah Cakupan Pelayanan Air Limbah
7 6.2.1.(e) IKP Disperkim
dengan sistem terpusat skala kota, Domestik
kawasan dan komunal.
Proporsi rumah tangga yang terlayani
Cakupan Pelayanan Air Limbah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota
8 6.2.1.(f) sistem pengelolaan air limbah IKP
Domestik Cirebon
terpusat.
Jumlah kabupaten/kota yang
ditingkatkan kualitas pengelolaan
Cakupan Pelayanan Air Limbah
9 6.3.1.(a) lumpur tinja perkotaan dan IKP Disperkim
Domestik
dilakukan pembangunan Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Proporsi rumah tangga yang terlayani Cakupan pelayanan air limbah
10 6.3.1.(b)
sistem pengelolaan lumpur tinja. domestik
Pembinaan,pengawasan dan
Pengendalian dan penegakan hukum
11 6.4.1.(a) pengendalian pengusahaan air tanah Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat
bagi penggunaan air tanah.
di Jawa Barat
Proporsi rumah tangga yang memiliki
12 11.1.1.(a). akses terhadap hunian yang layak A.2.UWD.4.1 Rasio rumah layak huni Disperkim
dan terjangkau.
NO
KODE
NO INDIKATOR SDGs INDIKATOR INDIKATOR RPJMD IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
INDIKATOR
RPJMD
Jumlah kota pusaka di kawasan
13 11.4.1.(a). perkotaan metropolitan, kota besar, Program Pengembangan Nilai Budaya Disparbud
kota sedang dan kota kecil.
1. Tingkat Pengarusutamaan
Jumlah korban meninggal, hilang Pengurangan Risiko Bencana di Sektor
14 11.5.1*. dan terkena dampak bencana per A.2.UWD.6.8 Pembangunan IKP BPBD
100.000 orang. 2. Tingkat Pengurangan Korban Jiwa
Akibat Bencana Alam
Persentase sampah perkotaan yang Cakupan Pelayanan Persampahan
15 11.6.1.(a). A.2.UWD.3.1.17 IKK Dinas Lingkungan Hidup
tertangani. (Perkotaan)
1. Indeks Kualitas Air
2. Indeks Kualitas Udara
Jumlah peserta Proper yang
16 12.4.1.(a) 3. Tingkat Penurunan Emisi Gas IKK DLH & KLHK
mencapai minimal ranking BIRU.
Rumah Kaca Bidang Pengelolaan
Limbah dan Sampah
Jumlah limbah B3 yang terkelola dan
proporsi limbah B3 yang diolah Jumlah limbah B3 yang dikelola
17 12.4.2.(a) A.2.UWD.5.11 KLHK/DLH
sesuai peraturan perundangan (Kewenangan Pusat)
(sektor industri).
Cakupan Pelayanan Persampahan
18 12.5.1 Jumlah TPS3R yang dibangun Disperkim
(Perkotaan)
Jumlah timbulan sampah yang Cakupan Pelayanan Persampahan
19 12.5.1.(a) A.2.WND.5.44 Disperkim
didaur ulang. (Perkotaan)
Jumlah fasilitas publik yang Program Koordinasi dan Fasilitasi
20 12.8.1.(a) menerapkan Standar Pelayanan Penyelenggaraan Pemerintahan dan DPMPTSP
Masyarakat (SPM) dan teregister. Pembangunan
1. Tingkat Pengarusutamaan
Dokumen strategi pengurangan risiko
Pengurangan Risiko Bencana di Sektor
21 13.1.1*. bencana (PRB) tingkat nasional dan IKP BPBD
Pembangunan
daerah.
2. Tingkat pemulihan Pasca Bencana
1. Tingkat Pengarusutamaan
Jumlah korban meninggal, hilang
Pengurangan Risiko Bencana di Sektor
22 13.1.2*. dan terkena dampak bencana per A.2.UWD.6.8 IKP BPBD
Pembangunan
100.000 orang.
2. Tingkat pemulihan Pasca Bencana
Dokumen Biennial Update Report
23 13.2.1*. Kewenangan Pusat KLHK/DLH
(BUR) Indonesia.
Tingkat Penurunan Emisi Gas Rumah
Dokumen pelaporan penurunan emisi
24 13.2.1.(a). A.2.UWND.5.9 Kaca Bidang Pengelolaan Limbah dan IKK DLH
gas rumah kaca (GRK).
Sampah
Jumlah kota/kabupaten yang Tingkat Penurunan Emisi Gas Rumah
25 13.2.2 DLH
memiliki RAD-GRK Kaca
NO
KODE
NO INDIKATOR SDGs INDIKATOR INDIKATOR RPJMD IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
INDIKATOR
RPJMD
Tersedianya kerangka kebijakan, dan
26 14.2.1 (a) instrumen terkait penataan ruang Kewenangan Pusat KKP/KKJI
laut nasional.
Jumlah luas kawasan konservasi Jumlah Kawasan Konservasi pesisir
27 14.5.1* IKP KKP/KKJI
perairan. dan pulau-pulau kecil yang dikelola
Ketersediaan kerangka hukum/
regulasi/ kebijakan/ kelembagaan Persentase Pelanggaran Kelautan dan
28 14.b.1* IKP JDIH/DISKANLA
yang mengakui dan melindungi hak Perikanan yang Ditangani
akses untuk perikanan skala kecil.
29 14.b.1.(b) Jumlah nelayan yang terlindungi. Produksi Perikanan Tangkap IKP KKP/KKJI
Tabel 1.22
Sandingan Indikator RPJMD Terhadap Indikator SDGs Provinsi Jawa Barat Pilar Hukum & Tata Kelola
NO
KODE
NO INDIKATOR SDGs INDIKATOR INDIKATOR RPJMD IKU/IKK/IKP SUMBER DATA
INDIKATOR
RPJMD
Proporsi perempuan dan laki-laki 1. Cakupan Perempuan dan Anak Korban
muda umur 18-24 tahun yang Kekerasan yang mendapatkan Penanganan
mengalami kekerasan seksual Pengaduan oleh Petugas terlatih di dalam Unit
1 16.2.3.(a) sebelum umur 18 tahun. Pelayanan Terpadu IKP Kesbangpol
2. Cakupan Perempuan dan Anak Korban
Kekerasan yang mendapatkan Layanan Bantuan
Hukum
Jumlah orang atau kelompok
Cakupan Perempuan dan Anak Korban
masyarakat miskin yang memperoleh
2 16.3.1.(b) Kekerasan yang mendapatkan Layanan Bantuan IKP Biro Hukum
bantuan hukum litigasi dan non
Hukum
litigasi.
Persentase peningkatan Opini Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP) atas
Tingkat Kesesuaian Pelaporan Kinerja Dan
3 16.6.1.(a) Laporan Keuangan Kementerian/ IKK Inspektorat
Keuangan
Lembaga dan Pemerintah Daerah
(Provinsi/Kabupaten/Kota).
Persentase peningkatan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Nilai hasil evaluasi SAKIP Perangkat Daerah
4 16.6.1.( b) (SAKIP) Kementerian/Lembaga dan Biro Dalbang
Provinsi Jawa Barat
Pemerintah Daerah (Provinsi/
Kabupaten/Kota).
Persentase instansi pemerintah yang
1. Tingkat Kesesuaian Perencanaan Daerah dan
memiliki nilai Indeks Reformasi
Perencanaan Perangkat Daerah
7 16.6.1.(d) Birokrasi Baik Kementerian/Lembaga IKK Biro Dalbang
2. Tingkat Kesesuaian Pelaporan Kinerja Dan
dan Pemerintah Daerah (Provinsi/
Keuangan Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota).
Persentase keterwakilan perempuan
di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Persentase partisipasi perempuan di lembaga
8 16.7.1.(a) A.2.UWND.2.2 IKK Sekretariat DPRD
dan Dewan Perwakilan Rakyat pemerintah
Daerah (DPRD).
Persentase keterwakilan perempuan
Presentase partisipasi perempuan di lembaga
9 16.7.1.(b) sebagai pengambilan keputusan di A.2.UWND.2.1 IKK BKD
pemerintah
lembaga eksekutif (Eselon I dan II).
10 16.7.2.(a) Indeks Lembaga Demokrasi. Program Kesatuan Bangsa dan Politik IKK BPS
Indeks Kebebasan Sipil.
11 16.7.2.(b) Program Kesatuan Bangsa dan Politik BPS
12 16.7.2.(c) Indeks Hak-hak Politik. Program Kesatuan Bangsa dan Politik Kesbangpol
Tabel 1.23
Target dan Realisasi Indikator Kinerja Pembangunan RPJMN
untuk Provinsi Jawa Barat 2015-2019
1 Pertumbuhan 5,5 5,04 < 6,6 5,67 < 7,1 5,29 < 7,8 7,7
ekonomi (%)
2 Tingkat 8,9 9,57 < 8,2 8,77 < 7,6 8,22 < 6,9 6,3
kemiskinan
(%)
3 Tingkat 8.6 8,72 < 8.3 8,89 < 8,0 7,83 > 7,7 7,4
pengangguran
(%)
Sumber: Buku III RPJMN 2015-2019 dan BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2017
Tabel 1.24
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional Pada Buku III RPJMN
Di Provinsi Jawa Barat
Kegiatan Strategis Jangka Menengah Nasional Evaluasi Keterangan
di Jawa Barat
Tercapai Belum
PERKERETAAPIAN PERUNTUKKAN BAGI
PENGANGKUTAN PENUMPANG DAN BARANG
1 Pembangunan Jalur KA Bandung-
Tanjungsari-Sumedang-Kertajati-
Kadipaten-Cirebon
2 Pembangunan Jalur KA Bogor-Sukabumi-
Cianjur-Padalarang
3 Pembangunan jalur ganda KA antara
Padalarang - Bandung - Cicalengka (KA
Perkotaan Bandung termasuk elektrifikasi)
4 Pembangunan jalur KA baru lingkar luar
Jabodetabek antara Parungpanjang -
Citayam
5 Pembangunan double-double track (DDT)
antara Manggarai –Jatinegara – Bekasi –
Cikarang
6 Lanjutan pembangunan shortcut antara
Cibungur - Tanjung Rasa
7 Pembangunan jalur KA antara Cangkring -
Pelabuhan Cirebon
8 Elektrifikasi rei ganda KA Cikarang-
Cikampek
9 Reaktivasi jalur KA antara Rancaekek -
Tanjung. Sari
10 Pembangunan jalur KA baru antara
Tanjung Sari – Kertajati
11 Reaktivasi jalur KA antara Cirebon -
Kadipaten dan pembangunan jalur KA
baru antara Kadipaten - Bandara Kertajati
12 Reaktivasi jalur KA antara Banjar –Kroya
13 Reaktivasi jalur KA antara Banjar -
Pangandaran – Cijulang
14 Pembangunan monorail Bandung Raya
(Pemprov Jabar, KPS)
15 Pembangunan Jalur KA ganda Parsial
Jalur KA Cisomang-Cikadongdong
16 Pembangunan Jalur KA ganda Jalur
Cikadongdong-Padalarang
17 Pembangunan Jalur KA ganda KA
Parungpanjang-Tenjo
AIR MINUM
1 Pembangunan Sistem Penyediaan Air √ Tidak ada
Minum Pondok Gede Bekasi data
SANITASI
1 Pengelolaan Persampahan Kota Bandung √ Batal
(PLTSa Gedebage) dilaksanakan
2 Pembangunan Pengelolaan dan √ Pembangunan
Pengolahan Akhir Persampahan Wilayah sedang
Bogor dan Depok (TPPAS Regional Nambo) berjalan
3 √ Pembangunan
Pembangunan TPA Legok Nangka sedang
berjalan
PENDIDIKAN
1 Pendidikan gratis SD, SLTP, SLTA √ BOS Provinsi
diseluruh jawa barat, beasiswa pendidikan SD/sederajat,
untuk pemuda, tenaga medis, keluarga SMP/sederajat
atlit , SMA/SMK/
sederajat
2 Pembangunan dan pengembangan SMK √
kelautan
3 BOS untuk SMA, SMK √
4 √ Kewenangan
Pendirian akademi komunitas
pusat
5 √ Kewenangan
Penegerian Politeknik Negeri Subang
pusat
KESEHATAN
1 Pembangunan RS Pratama di Rancabuaya- √ Sumber dana
Kab. Garut, Cidaun-Kab. Cianjur, APBN
Cipatujah-Kab. Tasikmalaya.
2 Pengembangan RS Daerah RSUD Garut, √
RSUD Cililin-Kab. Bandung, RSUD
Sukabumi.
PERUMAHAN
1 Pembangunan rumah layak huni bagi √
rakyat miskin dan buruh (masyarakat
berpenghasilan rendah / MBR)
d. Berkesinambungan
− Memperhatikan daya dukung dan daya tampung (Low Carbon
Development).
− Selaras dengan agenda pembangunan global dan nasional.
Tabel 1.25
Proyeksi Target Indikatif Pembangunan 2020-2024
Uraian Pertumbuhan Kemiskinan Pengangguran Ketimpangan
Ekonomi
Kondisi Saat 5,27%* 9,82% 5,13% 0,389
Ini (2018)
Sasaran dalam 5,2-5,6% 8,5-9,5% 4,8-5,2% 0,38-0,39
RKP 2019
Sasaran dalam 4,5-5,5%** ≤5% ≤5% 0,36
RPJPN
2005-2025
Proyeksi 4,2 %*** 8,21% 5,02% 0,387
Baseline SDGs
2024
Sasaran Dalam 5,7% 5,0-5,7% 4,0-4,6% 0,371-0,373
RPJMN
2020-2024****
Sumber: Bappenas, 2018
Keterangan:
*) Kuartal II 2018
**) Tertulis: setara negara berpendapatan menengah
***) Laju pertumbuhan PDB per kapita
****) Skenario moderat
Gambar 1
Kerangka Pembangunan Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024
Berikut ini akan dibahas lebih detail mengenai kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang yang erat kaitannya dengan perencanaan pembangunan.
Kebijakan dan strategi pengembangan wilayah bertujuan untuk
meminimalisasi kesenjangan kesejahteraan masyarakat antar wilayah, dalam
hal ini kesenjangan antarwilayah baik antar Kabupaten/Kota maupun antara
wilayah perkotaan dan perdesaan.
Kebijakan dan strategi pengembangan wilayah terdiri dari:
a. Pembagian 6 (enam) Wilayah Pengembangan (WP)
WP dilaksanakan untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan
pembangunan dan merealisasikan rencana tata ruang, serta merupakan
penjabaran dari Kawasan Strategis Nasional (KSN) dan Kawasan Andalan
pada sistem nasional. Strategi:
1. menetapkan konsep pemerataan pengembangan wilayah
2. menetapkan tema, fokus dan rencana pengembangan di setiap WP.
Gambar 2
Peta Rencana Struktur Ruang Provinsi Jawa Barat 2009-2029
Gambar 3
Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Jawa Barat 2009-2029
Gambar 4
Peta Arahan Penanganan Kawasan Strategis Provinsi Jawa Barat 2009-2029
Tabel 2
Hasil Telaahan Struktur Ruang
Waktu Sumber Dana Pemerintah
2009-2013 201 201 202 202 Sumbe
Instansi APBD APBD
No Program Utama Lokasi 3- 8- 3- 8- r Dana
Pelaksana 201 201 201 201 Kab/ Provins APBN
2009 201 202 202 202 Swasta
0 1 2 3 Kota i
8 3 8 9
- Pengembangan Infrastruktur Strategis
A. INFRASTRUKTUR JALAN
1. Pembangunan Jalan - Jl. Tol Cileunyi–Sumedang- Kemen. PUPR,
Tol Dawuan Dinas Bina
X X X X
Marga Dan
Penataan Ruang
- Jl. Tol Cikopo-Palimanan Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Cikarang-Tj.Priok Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Bekasi-Cawang- Kemen. PUPR
X X
Kp.Melayu
- Jl. Tol Serpong-Cinere Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Cimanggis-Cibitung Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Depok-Antasari Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Bogor Ring Road Kemen. PUPR X X X
- Jl. Tol Ciawi-Sukabumi Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Bojonggede-Balaraja Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Sukabumi-Ciranjang Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Ciranjang-Padalarang Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Dalam Kota Bandung Kemen. PUPR,
(Terusan Pasteur – Ujung Dinas Bina
X X X X
Berung – Cileunyi, Ujung Berung Marga Dan
– Gedebage – Majalaya) Penataan Ruang
- Jl. Tol Kanci-Pejagan- Kab. Kemen. PUPR
X X
Cirebon
- Jl. Tol Soreang-Pasirkoja Kemen. PUPR,
Dinas Bina
X X X X
Marga Dan
Penataan Ruang
- Jl. Tol Subang – Patimban Kemen. PUPR X X
- Akses Pelabuhan Patimban Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Cinere-Jagorawi Kemen. PUPR X X
- Jl. Tol Cibitung-Cilincing Kemen. PUPR X X
- Jl.Tol Jakarta- Cikampek II Sisi Kemen. PUPR
X X
Selatan
- Jl. Tol Jakarta- Cikampek II Kemen. PUPR
X X
Elevated
- Jl. Tol Jatiasih – Cipularang- Kemen. PUPR
X X
Sadang
Tabel 3
Hasil Telaahan Pola Ruang
Waktu Sumber Dana Pemerintah Sumber
Instansi 2009-2013 2013- APBD
No. Program Utama Lokasi 2018- 2023- 2028- APBD Dana
Pelaksana Kab/ APBN
2023 2028 2029 Provinsi Swasta
2009 2010 2011 2012 2013 2018 Kota
- Pencapaian
45% Kawasan
Lindung
A. Peningkatan
luasan kawasan
lindung hutan
1. Mengubah Jawa Barat KLHK, Dishut X X
fungsi kawasan
budidaya yang
memiliki
kesesuaian
aspek fisik
menjadi
kawasan
berfungsi
lindung
2 Penataan Batas Jawa Barat KLHK, Dishut X X
Kawasan
Lindung
B. Peningkatan
fungsi kawasan
lindung
1. Optimalisasi Jawa Barat Dishut, DTPH, X X
pengelolaan Disbun
hutan rakyat
2. Konservasi Jawa Barat Dishut, DTPH, X X
lahan pertanian Disbun
di kawasan
rawan bencana.
3. Penerapan pola Jawa Barat DLH, Perhutani, X X X X
Produksi Bersih Dishut, DESDM,
(Clean Disperindag,
Development BKPPMD
Mechanism/
CDM) &
Tanggung
Jawab Sosial
- Pelaksanaan
Prinsip-prinsip
Mitigasi
Bencana
1. Tahap
Pencegahan
dan Mitigasi
a. Penyiapan Jawa Barat BPBD, X X
pranata resiko
bencana tingkat
Provinsi dan
Kabupaten/Kota
- Perwujudan
Ruang
Investasi
Sektor
Perekonomian
A. Industri
1 Pengembangan Kab. Bogor, Kab. Kemen X X
Kawasan Bekasi, Kab. Perindustrian,
Peruntukan Karawang, Kab. Disperindag,
Industri (KPI) Purwakarta, Kab. DPMPTSP
Subang, Kab.
Indramayu,
Kabupaten
Cirebon, Kota
Cirebon, Kab
Majalengka.
B. PERDAGANGAN
1. Pembangunan PKN, PKW Kemen
pusat distribusi Perindustrian, X X
regional Disperindag
C. PARIWISATA
1. Peningkatan Jawa Barat Kemen.
infrastruktur Pariwisata,
pendukung Disparbud,
X X X X
pariwisata
berstandar
internasional
2. Pengembangan Jawa Barat Disparbud ,
Destinasi DBMPR,
X X X X
Wilayah Disperkim,Setda,
Unggulan DPMPTSP
3. Pengembangan Jawa Barat Kemenpar,
X X
desa wisata Disparbud,
D. Pertanian
Tabel 4
Identifikasi RPJMD Daerah Lain
1 Provinsi DKI 2017- Visi: Jakarta kota maju, lestari Perda DKI Jakarta
Jakarta 2022 dan berbudaya yang warganya No. 1 Tahun 2018
terlibat dalam mewujudkan tentang Rencana
keberadaban, keadilan dan Pembangunan
kesejahteraan bagi semua. Jangka Menengah
Daerah tahun
Misi: 2017-2022
1. Menjadikan Jakarta kota yang
aman, sehat, cerdas,
berbudaya, dengan
memperkuat nilai-nilai
kekeluarga dan memberikan
ruang kreativitas melalui
kepemimpinan yang
melibatkan, menggerakkan
dan memanusiakan.
Misi:
2. Membangun dan
meningkatkan kualitas
infrastruktur.
5. Meningkatkan kualitas
pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi
Sumber:
- Perda Provinsi DKI Jakarta No. 1 Tahun 2018 tentang RPJMD Provinsi DKI Jakarta
- Perda Provinsi Banten No 7 Tahun 2017 tentang RPJMD Provinsi Banten
Tabel 1.1
Korelasi Visi dan Misi RPJMD Jawa Barat terhadap Pencapaian TPB
Tabel diatas telah menunjukkan bahwa visi dan misi rancangan RPJMD
telah berpihak pada pencapaian TPB, namun demikian kondisi pencapaian
TPB Jawa Barat saat ini masih relatif rendah, yaitu dari 183 indikator TPB
level provinsi yang dianalisis, terdapat 70 indikator yang sudah dilaksanakan
dan sudah mencapai target nasional (38,25%), 27 indikator yang sudah
dilaksanakan dan perlu peningkatan (14,75%), 33 indikator yang sudah
dilaksanakan dan belum mencapai target nasional (18,03%) dan 53 indikator
yang belum memiliki data (28,96%). Tentu saja, RPJMD perlu mencermati
pencapaian indikator-indikator tersebut, terutama 33 indikator yang sudah
dilaksanakan dan belum mencapai target nasional (18,03%). Khusus untuk
53 indikator yang belum memiliki data (28,96%), tentunya RPJMD harus
memprogramkan kegiatan pengumpulan data dari 53 indikator tersebut,
sehingga tidak ada lagi data yang kosong.
Tabel 1.7 telah menunjukkan bahwa misi RPJMD telah berpihak pada
pencapaian TPB, namun demikian ada rekomendasi KLHS terhadap misi
RPJMD dengan tujuan mempertajam misi tersebut demi untuk
memaksimalkan pencapaian TPB, yaitu:
a. Misi 1: semula Membentuk Manusia Pancasila yang Bertaqwa Melalui
Peningkatan Peran Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban
menjadi Membentuk Manusia Pancasila yang Bertaqwa Melalui
Peningkatan Peran Masjid dan Tempat Ibadah Sebagai Pusat Peradaban
dan Pusat Kesalehan Sosial.
b. Misi 2: semula Melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas, bahagia
dan produktif menjadi Melahirkan manusia yang berbudaya, berkualitas,
berkepedulian sosial, bahagia dan produktif.
c. Misi 3: semula Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan
Pembangunan Berbasis Lingkungan dan Tata Ruang yang Berkelanjutan
menjadi Mempercepat Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan
Berbasis Lingkungan, Rendah Karbon, Ketahanan Bencana, dan Tata
Ruang yang Berkelanjutan.
d. Misi 4: semula Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha
Ekonomi Umat yang Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi
Digital dan Kolaborasi Dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku
Pembangunan menjadi Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing
Usaha Ekonomi Umat yang Sejahtera, Adil, dan Menjaga Lingkungan
Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi Dengan Pusat-Pusat
Inovasi Serta Pelaku Pembangunan
Tabel 1.2
Adaptasi Rekomendasi KLHS kedalam RPJMD
Provinsi Jawa Barat Tahun 2018-2023
Misi 2: Melahirkan Manusia yang Berbudaya, Berkualitas, Bahagia dan Produktif Melalui Peningkatan Pelayanan Publik yang Inovatif
KESE 1.3.1 (a) Masih Meningkatkan Dinas 1. Indeks Rendah Pelayana Menin Meningk Meningkat a. Progra Progra Program Persentase
HATA Proporsi rendah pelayanan Keseha Kesehatan nya n gkatny atnya kan Meningk m m Sumber Kab/Kota Yang
N peserta dalam jaminan tan di Provinsi kualitas kesehata a Kualitas kualitas atkan Pelayan Pelayan Daya Mendapatkan
jaminan penanga kesehatan Jawa , n di Jawa kebah Kesehat dan kualitas an an Kesehata Pembiayaan
kesehatan nan untuk Barat pemera Barat agiaan an Pemerataa layanan Keseha Keseha n Kesehatan
melalui tingkat keluarga Pra terus taan pada saat dan Masyara n kesehat tan tan
SJSN Bidang kematia Sejahtera, meningkat dan ini keseja kat dan Pelayanan an yang
Kesehatan. n yang Keluarga dari tahun keterja menunju hteraa Jangka Kesehatan berdaya
masih Sejahtera I ke tahun, ngkaua kan n uan saing
tinggi, dan Keluarga di tahun n belum Masya Pelayan
pelayan Sejahtera II 2013 kesehat optimalny rakat an
an terutama di sebesar an a Kesehat
kesehat Kab.Kuningan, 73,06 dan pelayana an
an yang Kab.Sumedang meningkat n
belum , Kota Cirebon, terus kesehata
optimal, Kota sampai n yang
peningk Sukabumi, tahun ditandai
atan Kab.Bandung 2017 dengan
kesehat Barat, menjadi Indeks
an Kab.Karawang, 80,72. Kesehata
pendud Kab.Cirebon, Tren n belum
uk Kab.Subang, positif ini optimal
belum Kota menunjuk dan
optimal, Tasikmalaya, kan masih
serta Kab.Bogor, semakin perlu
kepeduli Kab.Garut, baiknya ditingkatk
an Kab.Ciamis, derajat an,
terhada Kab.Indramay kesehatan dengan
p u, Kota masyaraka capaian
kesehat Banjar, t Jawa sebesar
an ibu Kab.Purwakart Barat. 80,72
dan bayi a, poin pada
yang Kab.Majalengk tahun
masih a, & 2017,
kurang. Kab.Tasikmala masih
Kota/Ka ya. Melalui tingginya
bupaten kegiatan Angka
lainnya pendataan Kematian
yang masyarakat Ibu (AKI)
masih agar tepat dan
membut sasaran, Angka
uhkan kecepatan Kematian
upaya layanan yang Bayi
penanga baik di rumah (AKB) dan
nan sakit atau rasio
dengan pelayanan balita per
upaya kesehatan satuan
tambah lainnya. posyandu
an yang
dalam cenderun
mencap g
ai target menurun.
indeks
kesehat
an yang
baik
adalah
Kab.Ku
ningan,
Kab.Su
medang,
Kota
Cirebon,
Kota
Sukabu
mi,
Kab.Ban
dung
Barat,
Kab.Kar
awang,
Kab.Cire
bon,
Kab.Sub
ang,
Kota
Tasikma
laya,
Kab.Bog
or,
Kab.Gar
ut,
Kab.Cia
mis,
Kab.Ind
ramayu,
Kota
Banjar,
Kab.Pur
wakarta,
Kab.Maj
alengka,
&
Kab.Tasi
kmalaya
, Perlu
upaya
tambah
an
untuk
mencap
ai target
Stop
Buang
Air
Besar
Sembar
angan
harus
mencap
ai 5000
desa.
Kerenta
nan
bencana
tinggi
terdapat
di
wilayah
pantai
utara
dan
Cekung
an
Bandun
g. Selain
itu
peisisr
selatan
meliputi
Kab.Pan
gandara
n,
Kab.Suk
abumi &
Kab.Tasi
kmalaya
.
Persentase
Kabupaten
Kota dengan
minimal 50 %
puskesmas
sesuai standar
Persentase
Rumah Sakit
siap Akreditasi
Persentase
kab/kota
memiliki
laboratorium
kesehatan
terakreditasi
Persentase
Rekomendasi
Izin Rumah
Sakit Kelas B
dan Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan
Tingkat
Provinsi yang
diterbitkan
Persentase
jumlah dokter,
dokter gigi,
bidan, perawat,
sanitarian,
promkes,
nutrisionis di
jawa barat
menjadi juara
tingkat
nasional
Rasio dokter,
dokter spesialis
dan tenaga
kesehatan
lainnya
3.1.2 * 1. Pada Rendah Permasal Menin Meningk Meningkat a. Progra Progra Program Jumlah
Persentase tahun nya ahan gkatny atnya kan Meningk m m Kesehata Kabupaten/Kot
perempuan 2012, kualitas pelayana a Kualitas kualitas atkan Pelayan Pelayan n a Dengan
pernah puskesma , n kebah Kesehat dan kualitas an an Masyarak Persentase
kawin umur s/puskes pemera kesehata agiaan an Pemerataa layanan Keseha Keseha at Persalinan Di
15-49 tahun mas taan n di Jawa dan Masyara n kesehat tan tan Fasilitas
yang proses keliling di dan Barat keseja kat dan Pelayanan an yang Pelayanan
melahirkan Jawa keterja pada saat hteraa Jangka Kesehatan berdaya Kesehatan
terakhirnya Barat rata- ngkaua ini n uan saing Minimal 88%
di fasilitas rata n menunju Masya Pelayan
kesehatan. melayani kesehat kan rakat an
56.462 an belum Kesehat
orang optimalny an
penduduk a
dalam satu pelayana
tahun. n
Sedangkan kesehata
pada n yang
tahun ditandai
2017, dengan
puskesma Indeks
s/puskes Kesehata
mas n belum
keliling di optimal
Jawa dan
Barat rata- masih
rata perlu
melayani ditingkatk
44.782 an,
orang dengan
penduduk capaian
dalam satu sebesar
tahun. 80,72
poin pada
tahun
2017,
masih
tingginya
Angka
Kematian
Ibu (AKI)
dan
Angka
Kematian
Bayi
(AKB) dan
rasio
balita per
satuan
posyandu
yang
cenderun
g
menurun.
Hal
tersebut
disebabka
n karena
masih
rendahny
a
kualitas,
pemerata
an dan
keterjang
kauan
pelayana
n
kesehata
n,
terbatasn
ya tenaga
kesehata
n dan
distribusi
yang
tidak
merata,
perilaku
masyarak
at yang
kurang
menduku
ng pola
hidup
bersih
dan
sehat,
kinerja
pelayana
n
kesehata
n yang
rendah
Jumlah
Kabupaten/Kot
a Dengan
Pemberian FE
3.2.2 *Angka Jumlah 1. Permasal Menin Meningk Meningkat a. Progra Progra Program Jumlah
Kematian kematian Rendah ahan gkatny atnya kan Meningk m m Kesehata Kematian Bayi
Neonatal bayi di nya pelayana a Kualitas kualitas atkan Pelayan Pelayan n
(AKN) per Provinsi kualitas n kebah Kesehat dan kualitas an an Masyarak
1000 Jawa , kesehata agiaan an Pemerataa layanan Keseha Keseha at
kelahiran Barat pemera n di Jawa dan Masyara n kesehat tan tan
hidup. selama taan Barat keseja kat dan Pelayanan an yang
tahun dan pada saat hteraa Jangka Kesehatan berdaya
2012-2017 keterja ini n uan saing
masih ngkaua menunju Masya Pelayan
mengalami n kkan rakat an
fluktuasi, kesehat belum Kesehat
jumlah an. optimalny an
kematian a
bayi pelayana
tertinggi n
sebesar kesehata
4.803 n yang
kasus di ditandai
Tahun dengan
2012, dan Indeks
terendah Kesehata
sebesar n belum
1.321 optimal
kasus di dan
Tahun masih
2014. perlu
Adapun ditingkatk
rasio an,
kematian dengan
bayi capaian
sebesar sebesar
5,2 di 80,72
tahun poin pada
2012 dan tahun
kondisi 2017,
akhir di masih
tahun tingginya
2016 Angka
sebesar Kematian
3,93. Ibu (AKI)
dan
Angka
Kematian
Bayi
(AKB) dan
rasio
balita per
satuan
posyandu
yang
cenderun
g
menurun.
Hal
tersebut
disebabka
n karena
masih
rendahny
a
kualitas,
pemerata
an dan
keterjang
kauan
pelayana
n
kesehata
n,
terbatasn
ya tenaga
kesehata
n dan
distribusi
yang
tidak
merata,
perilaku
masyarak
at yang
kurang
menduku
ng pola
hidup
bersih
dan
sehat,
kinerja
pelayana
n
kesehata
n yang
rendah
Rasio Kematian
Bayi
3.2.2 (b) Meningkatkan Posyan Rasio Rendah Permasal Menin Meningk Meningkat a. Progra Progra Program Persentase
Persentase pelayanan du, Posyandu nya ahan gkatny atnya kan Meningk m m Pelayana Desa/Keluraha
kabupaten/ posyandu di Petugas di Jawa kualitas pelayana a Kualitas kualitas atkan Pelayan Pelayan n n Yang
kota yang tingkat Posyan Barat , n kebah Kesehat dan kualitas an an Kesehata Mencapai Uci
mencapai lingkungan du, mencapai pemera kesehata agiaan an Pemerataa layanan Keseha Keseha n >90%
80% terutama di Kelura 1 : 80, taan n di Jawa dan Masyara n kesehat tan tan
imunisasi Kab.Kuningan, han, dengan dan Barat keseja kat dan Pelayanan an yang
dasar Kab.Sumedang Dinas range 82 – keterja pada saat hteraa Jangka Kesehatan berdaya
lengkap , Kota Cirebon, Keseha 88. Rasio 1 ngkaua ini n uan saing
pada bayi. Kota tan, : 80 n menunju Masya Pelayan
Sukabumi, Puskes artinya kesehat kan rakat an
Kab.Bandung mas rata rata an belum Kesehat
Barat, setiap satu optimalny an
Kab.Karawang, Posyandu a
Kab.Cirebon, melayani pelayana
Kab.Subang, 80 orang n
Kota balita. kesehata
Tasikmalaya, Berapa n yang
Kab.Bogor, jumlah ditandai
Kab.Garut, sasaran dengan
Kab.Ciamis, yang Indeks
Kab.Indramay dilayani Kesehata
u, Kota desa n belum
Banjar, Posyandu optimal
Kab.Purwakart tergantung dan
a, pada masih
Kab.Majalengk proses perlu
a, & musyawar ditingkatk
Kab.Tasikmala ah an,
ya; desanya, dengan
Meningkatkan kondisi capaian
pemberian serta sebesar
edukasi potensi 80,72
kesehatan ibu wilayahny poin pada
dan anak a tahun
melalui termasuk 2017,
kegiatan jumlah masih
sosialisasi penduduk tingginya
imunisasi dan dan Angka
vaksin, jaraknya. Kematian
meningkatkan Biasanya Ibu (AKI)
kerjasama satu dan
perlibatan ibu posyandu Angka
PKK sebagai bisa Kematian
penggerak melayani Bayi
edukasi 50 -100 (AKB) dan
kesehatan balita. rasio
bayi. Berarti balita per
rasio satuan
Posyandu posyandu
terhadap yang
penduduk cenderun
saat ini di g
Jawa barat menurun.
sudah Hal
dalam tersebut
kisaran disebabka
50-100 n karena
masih
rendahny
a
kualitas,
pemerata
an dan
keterjang
kauan
pelayana
n
kesehata
n,
terbatasn
ya tenaga
kesehata
n dan
distribusi
yang
tidak
merata,
perilaku
masyarak
at yang
kurang
menduku
ng pola
hidup
bersih
dan
sehat,
kinerja
pelayana
n
kesehata
n yang
rendah
Jumlah
Kematian Bayi
3.3.3 * Meningkatkan Dinas a. Permasal Menin Meningk Meningkat a. Progra Progra Program Persentase
Kejadian gerakan Keseha Masih ahan gkatny atnya kan Meningk m m Pencegah Kab/kota yang
Malaria per pencegahan tan tingginy pelayana a Kualitas kualitas atkan Penceg Penceg an Dan sudah
1000 orang. penyakit a n kebah Kesehat dan kualitas ahan ahan Pengenda eliminasi
menular dan penyaki kesehata agiaan an Pemerataa layanan dan dan lian malaria
tidak menular, t n di Jawa dan Masyara n kesehat Pengen Pengen Penyakit
meningkatkan menula Barat keseja kat dan Pelayanan an yang dalian dalian
gerakan hidup r dan pada saat hteraa Jangka Kesehatan berdaya Penyaki Penyaki
sehat tidak ini n uan saing t t
(olahraga menula menunju Masya Pelayan Menula Menula
rutin, stop r kan rakat an r dan r dan
merokok, belum Kesehat Tidak Tidak
menjaga optimalny an Menula Menula
kebersihan a r r
lingkungan, pelayana
menjaga n
kebersihan kesehata
tempat tinggal, n yang
melakukan ditandai
penghijauan di dengan
sekitar tempat Indeks
tinggal agar Kesehata
mendapatkan n belum
udara yang optimal
sehat), dan
meningkatkan masih
pemerataan perlu
tenaga ditingkatk
kesehatan, an,
meningkatkan dengan
pelayanan capaian
fasilitas sebesar
kesehatan(pus 80,72
kesmas, poin pada
klinik, rumah tahun
sakit, dan 2017,
dokter masih
praktik); tingginya
meningkatkan Angka
layanan Kematian
kesehatan Ibu (AKI)
(ambulance dan
gratis, tenaga Angka
kesehatan Kematian
siaga, Bayi
pemeriksaan (AKB) dan
gratis di rasio
tingkat balita per
lingkungan) satuan
terutama di posyandu
Kab.Kuningan, yang
Kab.Sumedang cenderun
, Kota Cirebon, g
Kota menurun.
Sukabumi, Hal
Kab.Bandung tersebut
Barat, disebabka
Kab.Karawang, n karena
Kab.Cirebon, masih
Kab.Subang, rendahny
Kota a
Tasikmalaya, kualitas,
Kab.Bogor, pemerata
Kab.Garut, an dan
Kab.Ciamis, keterjang
Kab.Indramay kauan
u, Kota pelayana
Banjar, n
Kab.Purwakart kesehata
a, n,
Kab.Majalengk terbatasn
a, & ya tenaga
Kab.Tasikmala kesehata
ya n dan
distribusi
yang
tidak
merata,
perilaku
masyarak
at yang
kurang
menduku
ng pola
hidup
bersih
dan
sehat,
kinerja
pelayana
n
kesehata
n yang
rendah
3.4.1 (a) Masih Permasal Menin Meningk Meningkat meningk Progra Progra Program Persentase
Persentase rendah ahan gkatny atnya kan atkan m m Kesehata Rumah tangga
merokok nya pelayana a Kualitas kualitas kemandi Promos Promos n yang
pada perilak n kebah Kesehat dan rian i i Masyarak berprilaku
penduduk u hidup kesehata agiaan an Pemerataa masyara Keseha Keseha at Hidup Bersih
umur bersih n di Jawa dan Masyara n kat tan dan tan dan Sehat
≤18tahun. dan Barat keseja kat dan Pelayanan dalam Progra (PHBS)
sehat pada saat hteraa Jangka Kesehatan upaya m
ini n uan kesehat Keseha
menunju Masya Pelayan an tan
kan rakat an promotif Masyar
belum Kesehat dan akat
optimalny an preventif
a
pelayana
n
kesehata
n yang
ditandai
dengan
Indeks
Kesehata
n belum
optimal
dan
masih
perlu
ditingkatk
an,
dengan
capaian
sebesar
80,72
poin pada
tahun
2017,
masih
tingginya
Angka
Kematian
Ibu (AKI)
dan
Angka
Kematian
Bayi
(AKB) dan
rasio
balita per
satuan
posyandu
yang
cenderun
g
menurun.
Hal
tersebut
disebabka
n karena
masih
rendahny
a
kualitas,
pemerata
an dan
keterjang
kauan
pelayana
n
kesehata
n,
terbatasn
ya tenaga
kesehata
n dan
distribusi
yang
tidak
merata,
perilaku
masyarak
at yang
kurang
menduku
ng pola
hidup
bersih
dan
sehat,
kinerja
pelayana
n
kesehata
n yang
rendah
3.4.1 (b) Masih Permasal Menin Meningk Meningkat meningk Progra Progra Program Persentase
Prevalensi rendah ahan gkatny atnya kan atkan m m Kesehata Rumah tangga
tekanan nya pelayana a Kualitas kualitas kemandi Promos Promos n yang
darah tinggi. perilak n kebah Kesehat dan rian i i Masyarak berprilaku
u hidup kesehata agiaan an Pemerataa masyara Keseha Keseha at Hidup Bersih
bersih n di Jawa dan Masyara n kat tan dan tan dan Sehat
dan Barat keseja kat dan Pelayanan dalam Progra (PHBS)
sehat pada saat hteraa Jangka Kesehatan upaya m
ini n uan kesehat Keseha
menunju Masya Pelayan an tan
kan rakat an promotif Masyar
belum Kesehat dan akat
optimalny an preventif
a
pelayana
n
kesehata
n yang
ditandai
dengan
Indeks
Kesehata
n belum
optimal
dan
masih
perlu
ditingkatk
an,
dengan
capaian
sebesar
80,72
poin pada
tahun
2017,
masih
tingginya
Angka
Kematian
Ibu (AKI)
dan
Angka
Kematian
Bayi
(AKB) dan
rasio
balita per
satuan
posyandu
yang
cenderun
g
menurun.
Hal
tersebut
disebabka
n karena
masih
rendahny
a
kualitas,
pemerata
an dan
keterjang
kauan
pelayana
n
kesehata
n,
terbatasn
ya tenaga
kesehata
n dan
distribusi
yang
tidak
merata,
perilaku
masyarak
at yang
kurang
menduku
ng pola
hidup
bersih
dan
sehat,
kinerja
pelayana
n
kesehata
n yang
rendah
3.7.2 (a) a. Permasal Menin Meningk Meningkat b. Progra Progra Program Jumlah
Total Rendah ahan gkatny atnya kan Meningk m m Kesehata Kabupaten/Kot
Fertility Rate nya pelayana a Kualitas kualitas atkan Sumber Sumber n a Dengan
(TFR). (TD) kualitas n kebah Kesehat dan ketersed Daya Daya Masyarak Persentase
, kesehata agiaan an Pemerataa iaan Keseha Keseha at Persalinan Di
pemera n di Jawa dan Masyara n sarana tan tan Fasilitas
taan Barat keseja kat dan Pelayanan dan Pelayanan
dan pada saat hteraa Jangka Kesehatan prasara Kesehatan
keterja ini n uan na Minimal 88%
ngkaua menunju Masya Pelayan kesehat
n kan rakat an an
kesehat belum Kesehat
an. optimalny an
a
pelayana
n
kesehata
n yang
ditandai
dengan
Indeks
Kesehata
n belum
optimal
dan
masih
perlu
ditingkatk
an,
dengan
capaian
sebesar
80,72
poin pada
tahun
2017,
masih
tingginya
Angka
Kematian
Ibu (AKI)
dan
Angka
Kematian
Bayi
(AKB) dan
rasio
balita per
satuan
posyandu
yang
cenderun
g
menurun.
Hal
tersebut
disebabka
n karena
masih
rendahny
a
kualitas,
pemerata
an dan
keterjang
kauan
pelayana
n
kesehata
n,
terbatasn
ya tenaga
kesehata
n dan
distribusi
yang
tidak
merata,
perilaku
masyarak
at yang
kurang
menduku
ng pola
hidup
bersih
dan
sehat,
kinerja
pelayana
n
kesehata
n yang
rendah
3.8.2 Terbata Permasal Menin Meningk Meningkat a. Progra Progra Program Persentase
*Cakupan snya ahan gkatny atnya kan Meningk m m Sumber Kab/Kota Yang
Jaminan tenaga pelayana a Kualitas kualitas atkan Sumber Sumber Daya Mendapatkan
Kesehatan kesehat n kebah Kesehat dan kualitas Daya Daya Kesehata Pembiayaan
Nasional an dan kesehata agiaan an Pemerataa layanan Keseha Keseha n Kesehatan
(JKN). distribu n di Jawa dan Masyara n kesehat tan tan
si tidak Barat keseja kat dan Pelayanan an yang
merata pada saat hteraa Jangka Kesehatan berdaya
ini n uan saing
menunju Masya Pelayan
kan rakat an
belum Kesehat
optimalny an
a
pelayana
n
kesehata
n yang
ditandai
dengan
Indeks
Kesehata
n belum
optimal
dan
masih
perlu
ditingkatk
an,
dengan
capaian
sebesar
80,72
poin pada
tahun
2017,
masih
tingginya
Angka
Kematian
Ibu (AKI)
dan
Angka
Kematian
Bayi
(AKB) dan
rasio
balita per
satuan
posyandu
yang
cenderun
g
menurun.
Hal
tersebut
disebabka
n karena
masih
rendahny
a
kualitas,
pemerata
an dan
keterjang
kauan
pelayana
n
kesehata
n,
terbatasn
ya tenaga
kesehata
n dan
distribusi
yang
tidak
merata,
perilaku
masyarak
at yang
kurang
menduku
ng pola
hidup
bersih
dan
sehat,
kinerja
pelayana
n
kesehata
n yang
rendah
Persentase
Penduduk
Yang Menjadi
Peserta
3.a.1 * Masih Permasal Menin Meningk Meningkat meningk Progra Progra Program Persentase
Persentase rendah ahan gkatny atnya kan atkan m m Kesehata Rumah tangga
merokok nya pelayana a Kualitas kualitas kemandi Promos Promos n yang
pada perilak n kebah Kesehat dan rian i i Masyarak berprilaku
penduduk u hidup kesehata agiaan an Pemerataa masyara Keseha Keseha at Hidup Bersih
umur ≥15 bersih n di Jawa dan Masyara n kat tan dan tan dan Sehat
tahun. dan Barat keseja kat dan Pelayanan dalam Progra (PHBS)
sehat pada saat hteraa Jangka Kesehatan upaya m
ini n uan kesehat Keseha
menunju Masya Pelayan an tan
kan rakat an promotif Masyar
belum Kesehat dan akat
optimalny an preventif
a
pelayana
n
kesehata
n yang
ditandai
dengan
Indeks
Kesehata
n belum
optimal
dan
masih
perlu
ditingkatk
an,
dengan
capaian
sebesar
80,72
poin pada
tahun
2017,
masih
tingginya
Angka
Kematian
Ibu (AKI)
dan
Angka
Kematian
Bayi
(AKB) dan
rasio
balita per
satuan
posyandu
yang
cenderun
g
menurun.
Hal
tersebut
disebabka
n karena
masih
rendahny
a
kualitas,
pemerata
an dan
keterjang
kauan
pelayana
n
kesehata
n,
terbatasn
ya tenaga
kesehata
n dan
distribusi
yang
tidak
merata,
perilaku
masyarak
at yang
kurang
menduku
ng pola
hidup
bersih
dan
sehat,
kinerja
pelayana
n
kesehata
n yang
rendah
PENDI 1.4.1 (h) Upaya Meningkatkan Dinas APM Rendah Sedangka Menin Meningk Menyeleng a. Harapan Lama
DIKAN Angka tambah bantuan Pendidi SMP/MTs nya n nilai gkatny atnya garakan Meningk Sekolah
Partisipasi an jaminan kan sebesar tingkat APM a Aksesibi Pendidika atkan
Murni (APM) untuk pendidikan 73,54 di partisip menunju Kebah ltas dan n yang Kualitas
SMP/MTs/s meningk gratis 12 tahun asi kkan tren agiaan Mutu Berkualita Pendidik
ederajat. atkan tahun bagi 2012, pendidi kenaikan dan Pendidi s, Merata an yang
tingkat anak kurang terus kan di dari Keseja kan dan berdaya
partisip mampu meningkat tingkat tahun ke hteraa Terjangka saing
asi terutama di dan pendidi tahun n u dan
pendud Kab.Cianjur, menjadi kan pada Masya mendor
uk Kab.Garut, 80,29 di meneng seluruh rakat ong
adalah Kab.Purwakart tahun ah jenjang pengem
di a, 2017. pendidika bangan
Kab.Cia Kab.Sukabumi Indikator n. Angka pendidik
njur, , Kab.Subang, ini Partisipas an
Kab.Gar Kab.Bandung merupaka i sekolah vokasi
ut, Barat dan n yang yang
Kab.Pur Kab.Majalengk kewenanga paling menjang
wakarta, a; n rendah di kau
Kab.Suk Meningkatkan kabupaten Provinsi seluruh
abumi, pemerataan /kota Jawa wilayah
Kab.Sub kualitas sesuai Barat
ang, pendidikan di dengan UU yaitu
Kab.Ban Provinsi Jabar No. 23 pada
dung terutama Tahun kelompok
Barat untuk 2014. usia 19-
dan Kab.Cianjur, 24 tahun
Kab.Maj Kab.Garut, atau pada
alengka, Kab.Purwakart jenjang
Masih a, pergurua
belum Kab.Sukabumi n tinggi
meratan , Kab.Subang,
ya akses Kab.Bandung
dan Barat dan
partisip Kab.Majalengk
asi a; pemerataan
pendidik jumlah guru
an berkualitas di
terutam seluruh
a di kota/kabupate
pendidik n di Provinsi
an Jawa Barat;
meneng menambah
ah dan jumlah
tinggi; sekolah yang
Daya layak dan
dukung jarak tempuh
lahan yang efektif di
terbang Kab.Cianjur,
un di Kab.Garut,
Provinsi Kab.Purwakart
Jawa a,
Barat Kab.Sukabumi
masih , Kab.Subang,
relatif Kab.Bandung
cukup Barat dan
untuk Kab.Majalengk
pengem a;
bangan meningkatkan
pemban bantuan
gunan penambahan
dengan sarana
catatan prasarana
tidak penunjang
menggu sekolah untuk
nakan pengembangan
kawasa akademis dan
n fungsi non akademis
lindung, murid;
Kerenta Meningkatkan
nan kerjasama
bencana antara dinas
tinggi sosial dan
terdapat dinas
di pendidikan
wilayah dalam hal
pantai pemberian
utara pendidikan
dan bagi anak
Cekung putus sekolah
an dan anak
Bandun jalanan;
g. Selain meningkatkan
itu layanan
peisisr pendidikan
selatan bagi kaum
meliputi diffable;
Kab.Pan Meningkatkan
gandara dana
n, pendidikan
Kab.Suk sebesar target
abumi & 20%;
Kab.Tasi Meningkatkan
kmalaya kerjasama
. antara
Provinsi Jawa
Barat dan
daerah dalam
pemberian
bantuan
pendidikan;
Mengembangk
an sekolah
yang
berwawasan
lingkungan di
Provinsi Jawa
Barat
terutama
Kab.Cianjur,
Kab.Garut,
Kab.Purwakart
a,
Kab.Sukabumi
, Kab.Subang,
Kab.Bandung
Barat dan
Kab.Majalengk
a;
Mengembangk
an sekolah
tanggap
bencana di
daerah rawan
bencana yaitu
pesisir utara,
Cekungan
Bandung,
Pesisir Selatan
Kab.Panganda
ran,
Kab.Sukabumi
&
Kab.Tasikmala
ya;
Meningkatkan
edukasi hidup
sehat melalui
pendidikan
sekolah
formal,
Meningkatkan
edukasi
menjaga
kualitas
lingkungan
melalui
pendidikan
sekolah formal
Persentase
Sekolah yang
menjadi
Sekolah SMA
dengan
Akreditasi B
Persentase
Sekolah yang
menjadi
Sekolah SMA
dengan
Akreditasi B
Persentase
Sekolah yang
menjadi
Sekolah SMA
dengan
Akreditasi B
SOSIA 1.5.1 (a) Tingkat Meningkatkan BPBD; Struktur Belum a. Menin Meningk Menguran Meningk Progra Progra Program Persentase
L Jumlah kesenja kesiapan SDM Dinas geologi optimal Pertumbu gkatny atnya gi Risiko atkan m m Penangan keluarga
lokasi ngan tanggap DAS, yang nya han dan a daya ketangg Bencana mitigasi Penang Penang an Fakir miskin dan
penguatan yang bencana di DLH, bersifat penang pemerata dukun uhan dan anan anan Miskin kelompok
penguranga terjadi daerah risiko Dinas kompleks anan an g dan terhada penangg Fakir Fakir rentan yang
n risiko di bencana tinggi Kehuta menjadika bencan pembang daya p ulangan Miskin Miskin meningkat
bencana beberap pesisir utara, nan n sebagian a sosial unan tampu bencana bencana produktivitas
daerah. a Cekungan wilayah sesuai ng sosial
kota/Ka Bandung, Jawa daya lingku ekonominya
bupaten pesisir selatan; Barat dukung ngan
perlu Meningkatkan memiliki dan daya
ditanga upaya mitigasi tingkat tampung
ni bencana kerentana lingkunga
secara melalui n yang n
fokus; penghijauan tinggi dari
Kota lingkungan, ancaman
Bandun penanaman bencana
g pohon bakau alam.
memiliki pinggir pantai; Jawa
koefisie menjaga biota Barat
n gini laut dan secara
tertinggi terumbu geologi
; PDRB karang; terletak di
cukup Meningkatkan sebelah
tinggi kebersihan utara lajur
namun kualitas pertemuan
kesenja lingkungan; dua
ngan Menjaga lempeng
juga kebersihan aktif yang
tinggi DAS saling
(kuadra bertumbuk
n II) an. Kedua
yaitu lempeng
Kota tektonik
Bandun yang
g, saling
Bekasi, bertumbuk
Karawa an
ng, tersebut
Purwak adalah
arta, lempeng
dan Indo-
Cirebon. Australia
upaya dengan
tambah lempeng
an Eropa-
untuk Asia.
memper Sumber-
cepat sumber
penanga potensi
nan penyebab
kesenja bencana
ngan alam di
dengan Jawa
PDRB Barat yang
rendah perlu
dan diwaspadai
kesenja adalah 7
ngan gunung
tinggi di api aktif, 5
Kota sesar aktif
Bogor, serta
Kota aktivitas
Sukabu lempeng
mi, tektonik di
Kab.Bog selatan
or, Kota Jawa
Cimahi, Barat.
Kota Wilayah
Bandun Jawa
g, Kota Barat
Bekasi, terletak
Kota pada jalur
Banjar, Circum
Kota Pacific dan
Depok, mediteran,
Kab.Pan sehingga
gandara sebagian
n, besar
Kab.Suk wilayahny
abumi, a
Kab.Su termasuk
medang, daerah
Kab.Maj labil yang
alengka, ditandai
Kab.Ban dengan
dung masih
Barat, banyaknya
Kab.Cia gunung
mis, berapi
Kab.Cire yang
bon, masih
Kab.Ku aktif
ningan, bekerja
Kab.Sub sehingga
ang, memiliki
Kab.Gar resiko
ut, Kota gempa
Tasikma bumi.
laya, Bahaya
dan lingkunga
Kota n beraspek
Sukabu geologi
mi; yang
Kerenta sering
nan terjadi di
bencana Jawa
tinggi Barat
terdapat antara lain
di masalah
wilayah kegempaa
pantai n, letusan
utara gunungapi
dan dan aliran
Cekung lahar,
an longsor
Bandun (gerakan
g. Selain tanah),
itu perubahan
peisisr garis
selatan pantai dan
meliputi erosi
Kab.Pan tebing
gandara sungai.
n, Sumber
Kab.Suk penyebab
abumi & bencana
Kab.Tasi lainnya
kmalaya adalah
. Daya tingginya
dukung intensitas
lahan curah
terbang hujan
un yang
masih memicu
relatf gerakan
cukup tanah
untuk terutama
pengem di wilayah
bangan Jawa
pemban Barat
gunan. bagian
selatan,
serta
banjir di
wilayah
pantai
utara dan
Cekungan
Bandung.
Selain itu,
wilayah
Jawa
Barat
bagian
Selatan
secara
geologis
memiliki
kerentana
n terhadap
bencana
Tsunami.
Kawasan
rawan
bencana
banjir di
Jawa
Barat
terkonsent
rasi di
Pesisir
Pantai
Utara
Jawa
Barat yang
meliputi
Kabupaten
Bekasi,
Karawang,
Subang,
Indramayu
, Cirebon
(DAS
Cimanuk
dan
Cipunagar
a),
Cekungan
Bandung
(DAS
Citarum),
dan
Kabupaten
Ciamis
(DAS
Citanduy).
Rawan
Bencana
Tsunami,
terutama
terjadi di
Palabuhan
Ratu
(Kabupate
n
Sukabumi)
,
Pangandar
an
(Kabupate
n
Pangandar
an), dan
Kabupaten
Tasikmala
ya.
Berdasark
an peta
kawasan
rawan
bencana
tsunami,
terdapat
tiga
tingkat
kerawanan
yakni
rendah
(26,5%),
menengah
(34,5%),
dan tinggi
(40%).
Tsunami
umumnya
disebabka
n oleh
gempa
bumi
dasar laut.
Lebih dari
2/3 dari
wilayah
Jawa
Barat
dikategorik
an
berpotensi
rawan
bencana
gerakan
tanah,
dengan
proporsi:
25,9%
sangat
rendah;
25,5%
rendah;
40,4%
menengah;
dan 7,3%
tinggi.
10.1.1 * Meningkatkan Dinas Indeks a. a. Menin Meningk Memperce Meningk Progra Progra Program Indeks Gini
Koefisien pertumbuhan Industr Gini Masih Kemiskin gkatny atnya pat atkan m m Perlindun
Gini. PDRB pada i, Dinas Provinsi tingginy an, a upaya Penanggul Perlindu Perlind Perlind gan dan
sektor industri Pariwis Jawa a pengangg kebah penangg angan ngan ungan ungan Jaminan
dan pariwisata ata, Barat tingkat uran dan agiaan ulangan kemiskina Sosial dan dan Sosial
di mencapai Dinas masuk kemiski masalah dan kemiski n secara bagi Jamina Jamina
garis PDRB Pertani kategori nan sosial keseja nan terpadu Masyara n n
provinsi yaitu an ketimpang dan hteraa kat Sosial Sosial
32,65 juta an sedang pengan n Miskin
rupiah per karena gguran Masya
kapita di Kota berada rakat
Bogor, Kota pada
Sukabumi, kisaran
Kab.Bogor, 0,3 sampai
Kota Cimahi, 0,5. Pada
Kota Bandung, tahun
Kota Bekasi, 2012
Kota Banjar, sebesar
Kota Depok, 0,42 dan
Kab.Panganda turun
ran, menjadi
Kab.Sukabumi sebesar
, 0,40 di
Kab.Sumedang tahun
, 2013 dan
Kab.Majalengk 2014.
a, Namun
Kab.Bandung angka ini
Barat, meningkat
Kab.Ciamis, kembali
Kab.Cirebon, pada
Kab.Kuningan, tahun
Kab.Subang, 2015
Kab.Garut, menjadi
Kota 0,43,
Tasikmalaya, menurun
dan Kota kembali
Sukabumi; tahun
Meningkatkan 2016
investasi pada menjadi
sektor 0,40 dan
pengembangan di tahun
pertanian, 2017
kelautan dan sedikit
perikanan, mengalami
industri kecil penurunan
menengah, 0,01
dan KUKM di persen
Kota Bogor, sehingga
Kota menjadi
Sukabumi, 0,39
Kab.Bogor, persen.
Kota Cimahi, Dengan
Kota Bandung, semakin
Kota Bekasi, menurunn
Kota Banjar, ya Gini
Kota Depok, Ratio ini
Kab.Panganda dapat
ran, diartikan
Kab.Sukabumi bahwa
, distribusi
Kab.Sumedang pendapata
, n
Kab.Majalengk penduduk
a, Jawa
Kab.Bandung Barat
Barat, semakin
Kab.Ciamis, merata.
Kab.Cirebon, Bila
Kab.Kuningan, dibanding
Kab.Subang, kan
Kab.Garut, dengan
Kota nasional,
Tasikmalaya, indeks gini
dan Kota Provinsi
Sukabumi; Jawa
Pengembangan Barat
jalur produksi, memiliki
distribusi angka
hingga yang sama
marketing yaitu 0,39.
untuk produk Angka
- produk nasional
bernilai jual tahun
dan 2017 tidak
menumbuhka bergerak
n ekonomi dari angka
daerah di Kota tahun
Bogor, Kota sebelumny
Sukabumi, a atau
Kab.Bogor, dengan
Kota Cimahi, kata lain
Kota Bandung, tidak
Kota Bekasi, mengalami
Kota Banjar, penurunan
Kota Depok, sebagaima
Kab.Panganda na Provinsi
ran, Jawa
Kab.Sukabumi Barat.
, Indeks gini
Kab.Sumedang kabupaten
, /kota di
Kab.Majalengk Provinsi
a, Jawa
Kab.Bandung Barat
Barat, tahun
Kab.Ciamis, 2016 yang
Kab.Cirebon, lebih besar
Kab.Kuningan, dari indeks
Kab.Subang, gini
Kab.Garut, Provinsi
Kota Jawa
Tasikmalaya, Barat
dan Kota sebesar
Sukabumi 0,40
Meningkatkan adalah:
pelayanan Kota
rehabilitasi Bogor,
korban Kota
kekerasan; Sukabumi,
Meningkatkan Kota
kesehatan Bandung,
pikiran dan Kota
jiwa melalui Cimahi,
gotong royong dan Kota
lingkungan, Tasikmala
peningkatan ya.
interaksi
sosial, aktif di
kegiatan
lingkungan;
Meningkatkan
layanan
bantuan
hukum bagi
MBR
Program Persentase
Industri Industri kreatif
Pariwisat yang
a dikembangkan
Kontribusi
Pariwisata
terhadap PDRB
c. b. Meningkat c. Progra Progra Program Laju
Infrastr Meningk kan daya Mengem m m Pembang pertumbuhan
uktur atnya saing bangkan Pemba Pemba unan Sektor Industri
penduk peran industri klaster ngunan ngunan Industri
ung industri industri, Industr Industr Logam,
kawasa dan kemitra i, i Mesin,
n perdaga an dan Progra Alat
industri ngan pemanfa m Transport
yang dalam atan Pemba asi dan
belum stabilita teknolog ngunan Elektroni
terinteg s i Industr ka
rasi perekon i (ILMATE)
mengak omian Logam,
ibatkan Jawa Mesin,
tingginy Barat Alat
a biaya Transp
logistik ortasi
dan dan
ketimpa Elektro
ngan nika
pengem (ILMAT
bangan E),
kawasa Progra
n m
industri Pemba
Cakupan
Perempuan
dan Anak
Korban
Kekerasan
yang
mendapatkan
Layanan
Bantuan
Hukum
Persentase
penyelenggaraa
n bantuan
hukum dan
HAM yang
difasilitasi
10.3.1 (c) Masih Sumber Menin Meningk Menguatk Meningk Progra Progra Program Cakupan
Jumlah banyak permasal gkatny atnya an Peran atkan m m Perlindun Perempuan
penanganan nya ahan a Pengaru Keluarga ketahan Pening Pening gan dan Anak
pengaduan jumlah sosial Kebah sutama dan an katan katan Perempu Korban
pelanggaran kekeras bisa agiaan an Kesetaraa keluarga Kualita Kualita an dan Kekerasan
Hak Asasi an terjadi dan Gender n Gender serta s Hidup s Hidup Anak yang
Manusia terhada dari Keseja dan Peran dan dan mendapatkan
(HAM) p proses hteraa Perlindu dan Perlind Perlind Layanan
perempuan peremp sosial n ngan Perlindu ungan ungan Bantuan
terutama uan kemasyar Masya Anak ngan Peremp Peremp Hukum
kekerasan dan akatan rakat Peremp uan uan
terhadap anak dan uan dan dan dan
perempuan. bencana Anak Anak Anak
(TD) alam. lintas lintas
Penyanda daerah daerah
ng Kabupa Kabupa
Masalah ten/Kot ten/Kot
Kesejahte a a
raan
Sosial
(PMKS) di
Jawa
Barat
mengala
mi
peningkat
an. Hal
tersebut
disebabka
n karena
masih
tingginya
tingkat
kemiskin
an dan
pengangg
uran,
belum
optimalny
a
penangan
an
bencana
sosial,
masih
rendahny
a
penangan
an kasus-
kasus
kekerasaa
n anak,
perempua
n dan
human
trafficking
, belum
optimalny
a
penangan
an PMKS
melalui
rehabilita
si sosial,
pemberda
yaan
sosial,
penangan
an Fakir
Miskin
serta
Perlindun
gan dan
Jaminan
Sosial,
dan
masih
rentan
terhadap
konflik
sosial dan
kurangny
a
pemanfaa
tan
Potensi
Sumber
Kesejahte
raan
Sosial
(PSKS).
1.2.1 * Meningkatkan Dinas 1. Kurang Permasal Menin Meningk Memperce a. Progra Progra Program Persentase
Persentase bantuan Sosial Pemerinta nya ahan gkatny atnya pat Meningk m m Pelayana Penduduk
penduduk jaminan sosial h Provinsi pemanf sosial a upaya Penanggul atkan Ketaha Ketaha n Miskin
yang hidup bagi MBR, Jawa aatan muncul kebah penangg angan Kemam nan nan Rehabilit
di bawah meningkatkan Barat dari Potensi diakibatk agiaan ulangan kemiskina puan Keluarg Keluarg asi Sosial
garis bantuan tahun ke Sumber an karena dan kemiski n secara Ekonom a dan a dan
kemiskinan kebutuhan tahun Kesejah perbedaa keseja nan terpadu i bagi Kesejah Kesejah
nasional, pokok bagi telah teraan n yang hteraa Masyara teraan teraan
menurut keluarga Pra melaksana Sosial mencolok n kat Keluarg Keluarg
jenis Sejahtera, kan upaya (PSKS) antara Masya Miskin a a
kelamin dan Meningkatkan penanggul nilai rakat
kelompok keterampilan angan dalam
umur. SDM kemiskina masyarak
masyarakat n, jumlah at dengan
miskin agar penduduk realita
siap untuk miskin yang ada.
menjadi pada Sumber
tenaga kerja tahun permasal
yang terampil, 2012 ahan
Meningkatkan mencapai sosial
keterampilan 4.485.654 bisa
berwirausaha jiwa dan terjadi
di Kota Bogor, menurun dari
Kota menjadi proses
Sukabumi, 3,774 juta sosial
Kab.Bogor, jiwa pada kemasyar
Kota Cimahi, bulan akatan
Kota Bandung, September dan
Kota Bekasi, tahun bencana
Kota Banjar, 2016. alam.
Kota Depok, Pemerinta Penyanda
Kab.Panganda h Jawa ng
ran, Barat Masalah
Kab.Sukabumi dapat Kesejahte
, menurunk raan
Kab.Sumedang an jumlah Sosial
, penduduk (PMKS) di
Kab.Majalengk miskin Jawa
a, dari 9,89 Barat
Kab.Bandung persen mengala
Barat, pada mi
Kab.Ciamis, tahun peningkat
Kab.Cirebon, 2012 an. Hal
Kab.Kuningan, menjadi tersebut
Kab.Subang, 7,83 disebabka
Kab.Garut, persen n karena
Kota pada masih
Tasikmalaya, tahun tingginya
2017. tingkat
kondisi a
makro pemanfaa
ekonomi tan
nasional, Potensi
hal ini Sumber
diperkuat Kesejahte
dengan raan
terjadinya Sosial
kenaikan (PSKS)
harga
pangan
terutama
beras
sebagai
komponen
utama
konsumsi
masyaraka
t miskin
sebesar
24,58
persen
dari 65
persen
bahan
makanan
pada
penghitun
gan garis
kemiskina
n dari
bulan
Februari –
September
2017.
Cakupan
ketersediaan
data terpilah
yang up to date
pada 27
kabupaten/kot
adi Jawa Barat
TENA 8.3.1* - Peningkatan Dinas Berdasark Tingkat Pengangg Menin Menuru Memperlu Meningk Progra Progra Program Persentase
GA Proporsi Tingkat angka Ketena an data Pengan uran gkatny nnya as atkan m m Pelatihan Tenaga Kerja
KERJ lapangan Partisip partisipasi gakerja BPS, dari gguran merupaka a Tingkat Kesempata Kapasit Pening Pening dan yang
A kerja asi kerja an 35.353.19 Terbuk n salah kebah Pengang n Kerja as dan katan katan Produktiv Tersertifikasi
informal Angkata mencapai 1 jiwa a (TPT) satu agiaan guran dan Keteram Kualita Kualita itas
sektor n Kerja 80%, penduduk yang masalah dan Peluang pilan s dan s dan Tenaga
nonpertania (TPAK) Peningkatan usia kerja tinggi penting keseja Usaha Angkata Produk Produk Kerja
n, yang lapangan ini sebesar yang hteraa n Kerja tivitas tivitas
berdasarkan rendah pekerjaan, 22.391.00 8,89 harus n yang Tenaga Tenaga
jenis Pengembangan 3 jiwa persen segera Masya berbasis Kerja Kerja
kelamin. kewirausahaa adalah di dituntask rakat digital
n berbasis angkatan tahun an, dan
ekonomi lokal; kerja 2016 dimana teknolog
Pengembangan (terdiri berdasark i untuk
SDM yang dari yang an data memenu
kreatif, inovatif bekerja BPS hi
dan produktif dan tercatat Kebutuh
di Provinsi mencari terjadi an
Jawa Barat kerja) dan penuruna Pasar
melalui 12.962.18 n tingkat
kegiatan 8 jiwa pengangg
Pelatihan bukan uran
keterampilan angkatan terbuka
sebelum terjun kerja (TPT) dari
ke lapangan (terdiri Februari
tenaga kerja, dari Tahun
Pendidikan mereka 2012
informal yang sebesar 9,
(kursus) bersekolah 84 persen
sesuai , menjadi
kebutuhan mengurus 8,16
lapangan rumah persen
pekerjaan, tangga dan pada
Sertifikasi lainnya). bulan
keterampilan, Penduduk Februari
Pelatihan yang Tahun
ketrampilan bekerja 2018 dan
gratis sejumlah selama
(membuat kue, 20.551.57 lima
memasak, 5 jiwa tahun
membuat terdiri dari terakhir
kerajinan) oleh 13.531.80 terjadi
PKK ; Program 6 jiwa laki- penuruna
pengembangan laki dan n
lapangan kerja 7.019.769 pengangg
sektor jiwa uran
informal perempua sebesar
melalui n. 1,68
kegiatan persen.
Mengembangk Meskipun
an pertanian terjadi
berdaya jual penuruna
tinggi, n secara
Mengembangk persentas
an tambak e namun
perikanan secara
bernilai jual absolut
tinggi jumlah
pengangg
uran
masih
tinggi
yaitu
sebesar
1,86 juta
orang
pada
Februari
Tahun
2018 hal
ini
disebabka
n karena
adanya
keterbata
san
kesempat
an kerja
baru
serta
tidak
adanya
link and
macth
antara
kompeten
si yang
dimiliki
tenaga
kerja
dengan
pasar
kerja.
Ketersedi
aan
lapangan
pekerjaan
yang
terbatas,
banyak
PHK,
kurangny
a minat
pencari
kerja
untuk
usaha
mandiri
menjadi
faktor-
faktor
pemicu
angka
pengangg
uran
tinggi di
Jawa
Barat
8.3.1* Tingkat Tingkat Pengangg Menin Menuru Memperlu Mengem Progra Progra Program Persentase
Persentase Partisipasi Partisip uran gkatny nnya as bangkan m m Pelatihan Tenaga Kerja
tenaga kerja Angkatan asi merupaka a Tingkat Kesempata Inkubat Pening Pening dan yang
formal. Kerja Angkat n salah kebah Pengang n Kerja or katan katan Produktiv Tersertifikasi
mengalami an satu agiaan guran dan Bisnis Kualita Kualita itas
penurunan Kerja masalah dan Peluang s dan s dan Tenaga
dan juga (TPAK) penting keseja Usaha Produk Produk Kerja
peningkata yang yang hteraa tivitas tivitas
n, dimana rendah harus n Tenaga Tenaga
pada sebesar segera Masya Kerja Kerja
tahun 60,65 dituntask rakat
2012 persen an,
sebesar di dimana
63,78 tahun berdasark
persen, 2016 an data
menurun BPS
di tahun tercatat
2013 terjadi
menjadi penuruna
63,01 n tingkat
persen, pengangg
pada uran
tahun terbuka
2014 dan (TPT) dari
tahun Februari
2015 Tahun
menurun 2012
menjadi sebesar 9,
62,77 84 persen
persen dan menjadi
60,34 8,16
persen dan persen
meningkat pada
di tahun bulan
2016 dan Februari
2017 Tahun
menjadi 2018 dan
60,65 dan selama
63,34 lima
persen tahun
terakhir
terjadi
penuruna
n
pengangg
uran
sebesar
1,68
persen.
Meskipun
terjadi
penuruna
n secara
persentas
e namun
secara
absolut
jumlah
pengangg
uran
masih
tinggi
yaitu
sebesar
1,86 juta
orang
pada
Februari
Tahun
2018 hal
ini
disebabka
n karena
adanya
keterbata
san
kesempat
an kerja
baru
serta
tidak
adanya
link and
macth
antara
kompeten
si yang
dimiliki
tenaga
kerja
dengan
pasar
kerja.
Ketersedi
aan
lapangan
pekerjaan
yang
terbatas,
banyak
PHK,
kurangny
a minat
pencari
kerja
untuk
usaha
mandiri
menjadi
faktor-
faktor
pemicu
angka
pengangg
uran
tinggi di
Jawa
Barat
8.3.1 (b) Penyera Pengangg Terwuj Jawa Mengemba Revitalis Progra Progra Program Persentase
Persentase pan uran udnya Barat ngkan asi m m pelatihan SDM TPH yang
tenaga kerja tenaga merupaka pertu sebagai inovasi lahan, Pening Pening tanaman Terampil
informal kerja n salah mbuha daerah untuk dukung katan katan pangan
sektor pada satu n pertania peningkat an Produk Produk dan
pertanian. sektor masalah ekono n, an infrastr si dan si dan hortikult
pertani penting mi Kelauta produksi/ uktur, Nilai Nilai ura
an yang yang n dan produktivit pemanfa Tamba Tamba
mengal harus berkua perikan as dan atan h h
ami segera litas an yang nilai ilmu Tanam Tanam
penuru dituntask dan mandiri tambah pengeta an an
nan an, berday untuk hasil huan Pangan Pangan
dimana a saing mencap pertanian dan dan dan
berdasark serta ai serta teknolog Hortiku Hortiku
an data mengu kedaula kelautan i, serta ltura ltura
BPS rangi tan dan pengem
tercatat dispari pangan perikanan bangan
terjadi tas sumber
penuruna ekono saya
n tingkat mi manusia
pengangg .
uran
terbuka
(TPT) dari
Februari
Tahun
2012
sebesar 9,
84 persen
menjadi
8,16
persen
pada
bulan
Februari
Tahun
2018 dan
selama
lima
tahun
terakhir
terjadi
penuruna
n
pengangg
uran
sebesar
1,68
persen.
Meskipun
terjadi
penuruna
n secara
persentas
e namun
secara
absolut
jumlah
pengangg
uran
masih
tinggi
yaitu
sebesar
1,86 juta
orang
pada
Februari
Tahun
2018 hal
ini
disebabka
n karena
adanya
keterbata
san
kesempat
an kerja
baru
serta
tidak
adanya
link and
macth
antara
kompeten
si yang
dimiliki
tenaga
kerja
dengan
pasar
kerja.
Ketersedi
aan
lapangan
pekerjaan
yang
terbatas,
banyak
PHK,
kurangny
a minat
pencari
kerja
untuk
usaha
mandiri
menjadi
faktor-
faktor
pemicu
angka
pengangg
uran
tinggi di
Jawa
Barat
8.6.1* Kurang Pengangg Menin Menuru Memperlu Meningk Progra Progra Program Persentase
Persentase nya uran gkatny nnya as atkan m m Pelatihan Tenaga Kerja
usia muda minat merupaka a Tingkat Kesempata Kapasit Pening Pening dan yang
(15-24 pencari n salah kebah Pengang n Kerja as dan katan katan Produktiv Tersertifikasi
tahun) yang kerja satu agiaan guran dan Keteram Kualita Kualita itas
sedang tidak untuk masalah dan Peluang pilan s dan s dan Tenaga
sekolah, usaha penting keseja Usaha Angkata Produk Produk Kerja
bekerja atau mandiri yang hteraa n Kerja tivitas tivitas
mengikuti harus n yang Tenaga Tenaga
pelatihan segera Masya berbasis Kerja Kerja
(NEET). dituntask rakat digital
an, dan
dimana teknolog
berdasark i untuk
an data memenu
BPS hi
tercatat Kebutuh
terjadi an
penuruna Pasar
n tingkat
pengangg
uran
terbuka
(TPT) dari
Februari
Tahun
2012
sebesar 9,
84 persen
menjadi
8,16
persen
pada
bulan
Februari
Tahun
2018 dan
selama
lima
tahun
terakhir
terjadi
penuruna
n
pengangg
uran
sebesar
1,68
persen.
Meskipun
terjadi
penuruna
n secara
persentas
e namun
secara
absolut
jumlah
pengangg
uran
masih
tinggi
yaitu
sebesar
1,86 juta
orang
pada
Februari
Tahun
2018 hal
ini
disebabka
n karena
adanya
keterbata
san
kesempat
an kerja
baru
serta
tidak
adanya
link and
macth
antara
kompeten
si yang
dimiliki
tenaga
kerja
dengan
pasar
kerja.
Ketersedi
aan
lapangan
pekerjaan
yang
terbatas,
banyak
PHK,
kurangny
a minat
pencari
kerja
untuk
usaha
mandiri
menjadi
faktor-
faktor
pemicu
angka
pengangg
uran
tinggi di
Jawa
Barat
8.8.1 (a) Program Pengangg Menin Menuru Memperlu Meningk Progra Progra Program Persentase
Jumlah penjaminan uran gkatny nnya as atkan m m Pengawas perusahaan
perusahaan sosial bidang merupaka a Tingkat Kesempata Kapasit Perlind Perlind an yang
yang ketenagakerjaa n salah kebah Pengang n Kerja as dan ungan ungan Ketenaga menerapkan
menerapkan n melalui satu agiaan guran dan Keteram dan dan kerjaan norma
norma K3. kegiatan : masalah dan Peluang pilan Pengem Pengem ketenagakerjaa
(TD) penting keseja Usaha Angkata bangan bangan n
yang hteraa n Kerja Lembag Lembag
harus n yang a a
segera Masya berbasis Ketena Ketena
dituntask rakat digital gakerja gakerja
an, dan an an
dimana teknolog
berdasark i untuk
an data memenu
BPS hi
tercatat Kebutuh
terjadi an
penuruna Pasar
n tingkat
pengangg
uran
terbuka
(TPT) dari
Februari
Tahun
2012
sebesar 9,
84 persen
menjadi
8,16
persen
pada
bulan
Februari
Tahun
2018 dan
selama
lima
tahun
terakhir
terjadi
penuruna
n
pengangg
uran
sebesar
1,68
persen.
Meskipun
terjadi
penuruna
n secara
persentas
e namun
secara
absolut
jumlah
pengangg
uran
masih
tinggi
yaitu
sebesar
1,86 juta
orang
pada
Februari
Tahun
2018 hal
ini
disebabka
n karena
adanya
keterbata
san
kesempat
an kerja
baru
serta
tidak
adanya
link and
macth
antara
kompeten
si yang
dimiliki
tenaga
kerja
dengan
pasar
kerja.
Ketersedi
aan
lapangan
pekerjaan
yang
terbatas,
banyak
PHK,
kurangny
a minat
pencari
kerja
untuk
usaha
mandiri
menjadi
faktor-
faktor
pemicu
angka
pengangg
uran
tinggi di
Jawa
Barat
b. Jaminan
sosial
ketenagakerjaa
n
Cakupan
ketersediaan
data terpilah
yang up to date
pada 27
kabupaten/kot
adi Jawa Barat
Pekerj 6.1.1 (a) Belum Meningkatkan Dinas Jumlah Cakupa Pengolaha Menin Meningk Meningkat Meningk Progra Progra Program Prosentase
aan Persentase optimal konservasi DAS, rumah n n sampah gkatny atkan kan atkan m m Bina peningkatan
Umum rumah nya DAS di daerah Dinas tangga pelayan terpadu a daya ketersed kelestarian kelestari Pengem Pengem Konstruk kualitas
dan tangga yang pemenu tangkapan Lingku pengguna an air antar dukun ian air dan an dan bangan bangan si pelaksanaan
Tata memiliki han terutama ngan air minum minum lintas g dan untuk pendayagu perlindu , , Sumber Konstruksi
Ruang akses sanitasi wilayah defisit Hidup, bersih di belum daerah, daya menunj naan ngan Pengelo Pengelo Daya Air Sumber Daya
terhadap layak air melingkupi Dinas tahun optimal pembang tampu ang sumber terhada laan laan Air
layanan dalam Kab.Subang, PU & 2014 dan unan ng produkti daya air p dan dan
sumber air mencap Kab.Karawang, Tata sebesar masih sanitasi lingku fitas Sumber Konser Konser
minum ai target Kab.Indramay Raung, 65,19 perlu baik ngan ekonomi Daya Air vasi vasi
layak. 100%; u, Kab.Bekasi, PDAM, persen, ditingk individual dan Situ, Situ,
Kota/Ka Kota Depok, Dinas meningkat atkan maupun domesti Sungai, Sungai,
bupaten Kota Bekasi, Kehuta di tahun dengan komunal, k Pantai, Pantai,
dengan Kota Bandung, nan; 2015 melihat pelayana dan dan
ketercap Kota Bogor, BPDAS menjadi target n air Sumber Sumber
aian Kota Cimahi, 68,30 Univers minum, Daya Daya
akses dan Kota persen dan al air bersih Air Air
air Cirebon; meningkat Access. dan air lainnya lainnya
minum Meningkatkan kembali di Cakupa baku
rendah kerjasama tahun n harus
adalah kemitraan 2016 dan pelayan dioptimal
Kota antar 2017 an air kan
Cimahi, pemangku menjadi minum terutama
Kabupat kepentingan 68,81 baru penyebar
en BBWS, PDAM, persen dan mencap an dan
Indrama DLH, BPDAS 71,57 ai distribusi
yu, Dinas persen. 73,17 guna
Kabupat SDA,Dinas Sedangkan persen memenuh
en Kehutanan, untuk di i
Karawa Dinas PU; jumlah tahun kebutuha
ng, Membangun rumah 2017. n
Kabupat pintu air baru tangga Akar masyarak
en dari daerah pengguna masala at. Begitu
Bogor,K surplus air ke air minum h juga
ota daerah defisit layak di terkait dengan
Tasikma air meliputi tahun masala air
laya, Kab.Subang,K 2014 h limbah
Kab.Pan ab.Karawang, sebesar cakupa domestik
gandara Kab.Indramay 65,01 n harus
n dan u, Kab.Bekasi, persen, pelayan dikelola
Kab.Suk Kota Depok, meningkat an air secara
abumi; Kota Bekasi, di tahun minum, tepat
Kota/Ka Kota Bandung, 2015 antara guna
bupaten Kota Bogor, menjadi lain:
dengan Kota Cimahi, 67,20 1)
pencapa dan Kota persen dan Kualita
ian Cirebon dari terus s air
sanitasi daerah meningkat baku
dibawah sekitarnya; di tahun rendah
setiap optimal
tahunny , baik
a di di
setiap PDAM
Kabupat maupu
en/Kota n pada
; lembag
Kabupat a
en/Kota pengelo
dengan la
potensi SPAM
peningk yang
atan dikelola
timbula masyar
n akat.
sampah 4)
yang Keterba
tinggi tasan
adalah pendan
Kab.Ban aan
dung, APBD
Kab.Ban untuk
dung mening
Barat, katkan
Kab.Bek cakupa
asi, n
Kab.Bog pelayan
or, an air
Kab.Kar minum.
awang, Belum
Kota semua
Bandun pemeri
g, Kota ntah
Bekasi, kab/kot
dan a
Kota memilik
Depok; i
Target kebijak
peningk an dan
atan rencana
sanitasi pemenu
baru han
mencap kebutu
ai 66,25 han air
% dari minum
target
100%,
Target
desa/kel
urahan
dengan
stop
BABS
masih
rendah;
Peningk
atan
rumah
layak
huni
belum
optimal;
beberap
a
kota/ka
bupaten
yang
akan
terlamp
aui daya
tampun
gnya
pada
tahun
2024
meliputi
Kabupat
en
Bogor,
Kota
Bogor,
Kota
Bandun
g, Kota
Bekasi,
Kota
Depok
dan
Kota
Cimahi;
Defisit
air
berada
di
Kabupat
en
Subang,
Kabupat
en
Karawa
ng,
Kabupat
en
Indrama
yu,
Kabupat
en
Bekasi,
Kabupat
en
Cirebon,
Kota
Depok,
Kota
Bekasi,
Kota
Bandun
g, Kota
Bogor,
Kota
Cimahi,
dan
Kota
Cirebon.
Indeks
Pemakaian Air
Jumlah
pelayanan
ketersediaan
air baku
b.
Meningk
atkan
pengelol
aan
layanan
air
untuk
domesti
k,
industri
dan
pertania
n
b.
Meningk
atkan
kinerja
jaringan
irigasi
6.5.1 (f) Pengolaha Menin Meningk Meningkat Meningk Progra Progra Program Jumlah
Jumlah n sampah gkatny atkan kan atkan m m Kelembag lembaga di
wilayah terpadu a daya ketersed kelestarian kelestari Pengem Pengem aan Wilayah Sungai
sungai yang antar dukun ian air dan an dan bangan bangan Sumber
memiliki lintas g dan untuk pendayagu perlindu , , Daya Air
partisipasi daerah, daya menunj naan ngan Pengelo Pengelo
masyarakat pembang tampu ang sumber terhada laan laan
dalam unan ng produkti daya air p dan dan
pengelolaan sanitasi lingku fitas Sumber Konser Konser
daerah baik ngan ekonomi Daya Air vasi vasi
tangkapan individual dan Situ, Situ,
sungai dan maupun domesti Sungai, Sungai,
danau. (TD) komunal, k Pantai, Pantai,
pelayana dan dan
n air Sumber Sumber
minum, Daya Daya
air bersih Air Air
dan air lainnya lainnya
baku
harus
6.5.1 (g) Aspek Pengolaha Menin Meningk Meningkat a. Progra Progra Program Jumlah
Kegiatan perenca n sampah gkatny atkan kan Meningk m m Peningka Kelembagaan
penataan naan terpadu a daya ketersed kelestarian atkan Pengelo Pengelo tan Irigasi yang
kelembagaa tata antar dukun ian air dan kelestari laan laan Kapasitas terbina dengan
n sumber ruang lintas g dan untuk pendayagu an dan Kelemb Kelemb Kelembag baik
daya air. terkend daerah, daya menunj naan perlindu agaan, agaan, aan
(TD) ala pembang tampu ang sumber ngan Data Data Irigasi
pada unan ng produkti daya air terhada dan dan
keterse sanitasi lingku fitas p Sistem Sistem
diaan baik ngan ekonomi Sumber Informa Informa
rencana individual dan Daya Air si si
rinci maupun domesti Sumber Sumber
dari komunal, k Daya Daya
Rencan pelayana Air Air
a Tata n air
Ruang minum,
Wilayah air bersih
(RTRW) dan air
Provinsi baku
Jawa harus
Barat dioptimal
Tahun kan
2009- terutama
2029, penyebar
yaitu an dan
Rencan distribusi
a Tata guna
Ruang memenuh
untuk i
24 kebutuha
Kawasa n
n masyarak
Strategi at. Begitu
s juga
Provinsi dengan
(KSP) air
yang limbah
belum domestik
seluruh harus
nya dikelola
disusun secara
, dan tepat
masih guna
berupa
hasil
kajian
yang
belum
ditetap
kan
dalam
peratur
an
daerah.
Salah
satu
kendala
pada
kegiata
n
penyus
unan
KSP
adalah
belum
terbitny
a
pedoma
n
penyus
unan
KSP.
Setelah
pedoma
n
penyus
unan
KSP
terbit
pada
tahun
2016,
kajian
RTR
KSP
perlu
disesua
ikan
dengan
pedoma
n
tersebu
t, dan
perlu
menyes
uaikan
pula
dengan
peruba
han
substan
si KSP
dalam
Revisi
RTRW
Provinsi
Jawa
Barat
Tahun
2009-
2029
b.
Meningk
atkan
pengelol
aan
layanan
air
untuk
domesti
k,
industri
dan
pertania
n
c.
Meningk
atkan
kinerja
jaringan
irigasi
b.
Meningk
atkan
pengelol
aan
layanan
air
untuk
domesti
k,
industri
dan
pertania
n
c.
Meningk
atkan
kinerja
jaringan
irigasi
6.2.1.(b) Meningkatkan Dinas Rumah Cakupa Pengolaha Menin Meningk Meningkat a. Progra Progra Program Persentase
Persentase pelayanan PU dan Tangga n n sampah gkatny atnya kan Meningk m m Pembinaa penurunan
rumah sanitasi Tata Bersanitas pelayan terpadu a daya kualitas kualitas atkan Pengen Pengen n dan konsentrasi
tangga yang lumpur tinja Ruang i di tahun an air antar dukun lingkun lingkunga pengelol dalian dalian Pengenda Parameter COD
memiliki dalam 2014 limbah lintas g dan gan n aan Pencem Pencem lian (mg/L)
akses lingkungan sebesar domesti daerah, daya hidup permukim limbah aran aran Pencemar
terhadap permukiman 60,96 k baru pembang tampu dan an domesti dan dan an Air,
layanan mencapai persen, mencap unan ng pengend k Kerusa Kerusa Sampah
sanitasi 100% di meningkat ai sanitasi lingku alian kan kan dan B3
layak. Kab.Tasikmala di tahun 67,01 baik ngan dampak Lingku Lingku
ya, 2015 persen individual perubah ngan ngan
Kab.Sukabumi menjadi di maupun an iklim Hidup Hidup
, 70,79 tahun komunal, untuk
Kab.Panganda persen, 2017. pelayana kesejaht
ran dan Kota dan Akar n air eraan
Tasikmalaya; meningkat masala minum, masyara
Meningkatkan kembali di h dari air bersih kat
pelayanan tahun cakupa dan air
sanitasi 2016 n baku
limbah rumah menjadi pelayan harus
tangga 75,67 an air dioptimal
mencapai persen. limbah kan
100% di Sedangkan domesti terutama
lingkungan Cakupan k yang penyebar
permukiman Pelayanan belum an dan
di Air Limbah optimal distribusi
Kab.Tasikmala Domestik , yaitu: guna
ya, di tahun 1) memenuh
Kab.Sukabumi 2013 Masih i
, sebesar tingginy kebutuha
Kab.Panganda 63,40 a angka n
ran dan Kota persen, Buang masyarak
Tasikmalaya; terus Air at. Begitu
Meningkatkan meningkat Besar juga
hidup bersih sampai Sembar dengan
dan sehat; tahun angan air
Stop BABS 2017 (BABS). limbah
menjadi 2) domestik
67,01 Rendah harus
persen. nya dikelola
pengeta secara
huan tepat
dan guna
kesadar
an
masyar
akat
tentang
Perilak
u
Hidup
Bersih
Dan
Sehat
(PHBS),
terutam
a
menyan
gkut
limbah.
3)
Rendah
nya
komitm
en
kepala
daerah
terhada
p
penting
nya
mendidi
k
masyar
akat
untuk
ber-
PHBS.
4)
Masih
rendah
nya
kualitas
dan
kapasit
as
infrastr
uktur
pengola
han
limbah
setemp
at.
5)
Masih
terbata
snya
regulasi
pengelo
laan air
limbah
di
tingkat
kabupa
ten/kot
a.
6)
Belum
ada
unit
kerja
khusus
untuk
pengelo
laan
limbah.
7)
Masih
rendah
nya
kualitas
dan
kapasit
as
infrastr
uktur
pengola
han
limbah
setemp
at.
8)
Belum
ada
unit
kerja
khusus
untuk
pengelo
laan
limbah.
9)
Masih
rendah
nya
tingkat
pelayan
an
limbah
terpusa
t.
10)
Tinggin
ya
pencem
aran
lingkun
gan
akibat
limbah
yang
tidak
terolah
di IPAL
dan
IPLT
dan/at
au
kebocor
an
tangki.
11)
Masih
terbata
snya
regulasi
pengelo
laan air
limbah
di
tingkat
kabupa
ten/kot
a.
12)
Terbata
snya
pendan
aan di
tingkat
kab/kot
a untuk
pemban
gunan
infrastr
uktur
pengola
han
limbah
sistem
terpusa
t.
13)
Rendah
nya
komitm
en
kepala
daerah
terhada
p
pengelo
laan
limbah.
11.6.1 (a) Mengembangk Dinas Cakupan Cakupa Pengolaha Menin Meningk Meningkat a. Progra Progra Program Persentase
Persentase an TPA konsep Lingku layanan n n sampah gkatny atnya kan Meningk m m Peningka peningkatan
sampah waste to energi ngan persampah pelayan terpadu a daya kualitas kualitas atkan Pengen Pengen tan sampah yang
perkotaan untuk TPA Hidup an an antar dukun lingkun lingkunga pengelol dalian dalian Pelayana terolah di
yang kawasan & perkotaan persam lintas g dan gan n aan Pencem Pencem n TPA/TPST
tertangani. perkotaan Dinas terus pahan daerah, daya hidup permukim limbah aran aran Pengelola Regional
meliputi Kota PU dan meningkat perkota pembang tampu dan an domesti dan dan an
Bandung, Kota Tata dari 64,88 an unan ng pengend k Kerusa Kerusa Sampah
Bogor, dan Ruang persen di mencap sanitasi lingku alian kan kan Regional
Kota Depok; tahun ai baik ngan dampak Lingku Lingku
meningkatkan 2014 67,11 individual perubah ngan ngan
layanan menjadi persen maupun an iklim Hidup Hidup
persampahan 67,11 di komunal, untuk
di persen di tahun pelayana kesejaht
kabupaten/kot tahun 2017. n air eraan
a sedang dan 2017. Akar minum, masyara
kecil dengan Berdasark masala air bersih kat
tingkat an tabel di h dan air
layanan 80% atas, terkait baku
di pencapaia belum harus
Kab.Bandung, n cakupan optimal dioptimal
Kab.Bandung layanan nya kan
Barat, persampah pelayan terutama
Kab.Bekasi, an di an penyebar
Kab.Bogor, tahun persam an dan
Kab.Karawang 2016 tidak pahan distribusi
dan kabupaten mencapai perkota guna
lainnya; target yang an, memenuh
menerapkan telah antara i
pengurangan ditetapkan lain: kebutuha
sampah dari . Pada 1) n
sumber Tahun Perilak masyarak
dengan konsep 2017 u at. Begitu
minimal 3R; dilakukan masyar juga
mengembangk perubahan akat dengan
an TPS3R target membu air
berbasis desa RPJMD, ang limbah
dari target sampah domestik
tahun sembar harus
2017 angan dikelola
sebesar serta secara
69-70% belum tepat
berubah ada guna
menjadi kesadar
66,78% an
disebabka dalam
n karena mengur
ada angi
permasala dan
11.1.1 (a) Meningkatkan Dinas Dalam Pengolaha Menin Meningk Meningkat a. Progra Progra Program Presentase
Persentase kualitas Peruma kurun n sampah gkatny atnya kan Meningk m m Pembinaa Pengurangan
rumah lingkungan han waktu terpadu a daya kualitas kualitas atkan Pengen Pengen n dan Luas Kawasan
tangga permukiman; dan RPJMD antar dukun lingkun lingkunga pengelol dalian dalian Pengemb Permukiman
kumuh Tidak Kawasa 2013-2018 lintas g dan gan n aan Pencem Pencem angan Kumuh
perkotaan. direkomendasi n direncanak daerah, daya hidup permukim limbah aran aran Kawasan
kan Permuk an pembang tampu dan an domesti dan dan Permuki
membangun iman perbaikan unan ng pengend k Kerusa Kerusa man
bangunan 100.000 sanitasi lingku alian kan kan
permukiman unit baik ngan dampak Lingku Lingku
baru secara Rutilahu individual perubah ngan ngan
masif di dengan maupun an iklim Hidup Hidup
Kabupaten perincian komunal, untuk
Bogor, Kota sebanyak pelayana kesejaht
Bogor, Kota 80.000 n air eraan
Bandung, Kota unit minum, masyara
Bekasi, Kota kategori air bersih kat
Depok dan rutilahu dan air
Kota Cimahi perdesaan baku
dikarenakan yang harus
daya tampung berada di dioptimal
lahan rawan 18 kan
terlampaui; kabupaten terutama
Penataan dan penyebar
kawasan sebanyak an dan
kumuh di 20.000 distribusi
Provinsi Jawa unit guna
Barat kategori memenuh
rutilahu i
perkotaan kebutuha
yang n
berada di masyarak
9 kota. at. Begitu
Sampai juga
dengan dengan
tahun air
2017 telah limbah
diselesaika domestik
n harus
perbaikan dikelola
Rutilahu secara
sebanyak tepat
127.163 guna
unit
rumah dan
pada
tahun
2018 telah
tersedia
anggaran
perbaikan
Rutilahu
yang
bersumber
dari APBN,
APBDP
dan APBD
Kab/Kota
untuk
perbaikan
51.337
unit. Jika
terlaksana
semua
maka
sampai
dengan
tahun
2018 telah
dilaksanak
an
perbaikan
sebanyak
178.500
unit.
Sekalipun
jumlah
perbaikan
melebihi
jumlah
yang
dijanjikan
Gubernur
Jawa
Barat,
kebutuhan
perbaikan
rumah
tidak layak
huni
masih
cukup
besar di
Jawa
Barat.
Berdasark
an data
TNP2K,
masih ada
sekitar
191.507
unit
rumah
tidak layak
huni yang
perlu
ditangani.
Permu 11.1.1 (a) Penghas Meningkatkan Dinas Cakupan Cakupa Pengolaha Menin Meningk Meningkat a. Progra Progra Program Tingkat
kiman Proporsi il capian rumah Peruma rumah n n sampah gkatny atnya kan Meningk m m pengelola kepuasan
rumah timbula layak huni han layak huni rumah terpadu a daya kualitas kualitas atkan Pening Pening an dan pelayanan
tangga yang n mencapai 7,7 dan di Jawa layak antar dukun lingkun lingkunga pengelol katan katan pelayana penghunian
memiliki sampah %; Kawasa Barat huni di lintas g dan gan n aan Kapasit Kapasit n rumah susun
akses terbesar Menigkatkan n terus Jawa daerah, daya hidup permukim limbah as as perumah
terhadap di Jawa pelayanan Permuk meningkat Barat pembang tampu dan an domesti Kelemb Kelemb an
hunian yang Barat pengelolaan iman dari 92,41 sebesar unan ng pengend k agaan agaan
layak dan adalah persampahan persen 93,12 sanitasi lingku alian dan dan
terjangkau. Kota di pada persen baik ngan dampak Partisip Partisip
Bandun permukiman tahun di individual perubah asi asi
g, Kota terutama di 2014 Tahun maupun an iklim Masyar Masyar
Bogor, Kota/Kabupat menjadi 2017, komunal, untuk akat akat
Kota en Kota 92,78 ini pelayana kesejaht
Tasikml Bandung, Kota persen berarti n air eraan
aya, Bogor, Kota pada masih minum, masyara
Kota Tasikmlaya, tahun belum air bersih kat
Cirebon, Kota Cirebon, 2016. mencap dan air
Kota Kota ai baku
Sukabu Sukabumi, target harus
mi, Kota Kota Depok, RPJMD dioptimal
Depok, dan Kota 2013- kan
dan Bekasi; 2018 terutama
Kota Meningkatkan sebesar penyebar
Bekasi; rumah layak 93,30- an dan
3. Daya huni berbasis 93,89 distribusi
dukung kebencanaan persen guna
lahan di daerah memenuh
terbang pantai utara, i
un Cekungan kebutuha
DDLB Bandung dan n
Provinsi pantai selatan masyarak
Jawa meliputi at. Begitu
Barat Kab.Panganda juga
secara ran, dengan
keseluru Kab.Sukabumi air
han dan limbah
adalah Kab.Tasikmala domestik
4,18 ya; Menjaga harus
yang kebersihan dikelola
termasu lingkungan secara
k dalam (perilaku tepat
daya hidup bersih guna
dukung dan sehat);
lahan Meningkatkan
bangun pelayanan
an sarana lumpur
relatif tinja dan
cukup limbah rumah
untuk tangga;
pengem Meningkatkan
bangan ruang terbuka
pemban hijau di
gunan; kawasan
Kerenta permukiman
nan
bencana
tinggi
berada
di
wilayah
pantai
utara,
Cekung
an
Bandun
g dan
pantai
selatan
meliputi
Kab.Pan
gandara
n,
Kab.Suk
abumi
dan
Kab.Tasi
kmalaya
; daya
dukung
fungsi
lindung
di
Provinsi
Jawa
Barat
kurang
baik.
Cakupa
n rumah
layak
huni
masih
memiliki
gap
pencapa
ian
sebesar
7,7%
Ketent 1.5.1 (a) Kerenta Meningkatkan BPBPD, Berdasark Mening Pengendal Menin Meningk Menguran a. Progra Progra Program Tingkat sadar
raman Jumlah nan mitigasi Dinas an data katnya ian gkatny atnya gi Risiko Meningk m m Kerentan risiko bencana
, lokasi bencana bencana di Lingku dari Badan risiko pemanfaa a daya ketangg Bencana atkan Pengur Pengur an
Keterti penguatan tinggi daerah ngan Nasional bencan tan ruang dukun uhan mitigasi angan angan terhadap
ban penguranga berada berisiko tinggi Hidup Penanggul a akibat dan g dan terhada dan Kerenta Kerenta bencana
Umum n risiko di terkena angan belum pengawas daya p penangg nan nan
dan bencana wilayah bencana di Bencana optimal an tampu bencana ulangan Bencan Bencan
Perlin daerah. (TD) pantai wilayah pantai (BNPB) nya penataan ng bencana a a
dunga utara, utara, tahun kesiapsi ruang, lingku
n Cekung Cekungan 2013, agaan penangan ngan
Masya an Bandung dan Provinsi dan an
rakat Bandun pantai selatan Jawa tanggap kebencan
g dan meliputi Barat darurat aan tetap
pantai Kab.Panganda dikategorik bencan menjadi
selatan ran, an sebagai a perhatian
meliputi Kab.Sukabumi daerah utama
Kab.Pan dan dengan untuk
gandara Kab.Tasikmala Indeks lima
n, ya; Risiko tahun
Kab.Suk Meningkatkan Bencana kedepan
abumi indeks yang
dan ketahanan Tinggi.
Kab.Tasi bencana di Kondisi ini
kmalaya Sukabumi, menuntut
; konflik Kota pemerinta
pemanfa Tasikmalaya, han
atan Kota Banjar, & daerah
sumber Kab.Panganda dan
daya ran; masyaraka
alam Mengurangi t Provinsi
antara tumpang Jawa
pertania tindih Barat
n dan pemanfaatan untuk
kehutan lahan dapat
an, kehutanan melakukan
energi untuk lahan tindakan
berbasis pertanian kesiapsiag
geologi karena akan aan,
dan mengurangi maupun
sumber kekuatan bersiap
daya air, fungsi hutan pada saat
pertamb untuk terjadi
angan menahan run bencana
dan off water; dan pasca
kehutan Mengurangi bencana
an di tumpang
Kab.Bog tindih energi
or, berbasis
Kab.Ban geologi dan
persentase
posko
kesiapsiagaan
yang terbentuk
Persentase
Norma, standar
dan prosedur
dalam
Penanggulanga
n bencana
1.5.2 (a) Mening Pengendal Menin Meningk Menguran a. Progra Progra Program Tingkat sadar
Indeks risiko katnya ian gkatny atnya gi Risiko Meningk m m Kerentan risiko bencana
bencana risiko pemanfaa a daya ketangg Bencana atkan Pengur Pengur an
pada bencan tan ruang dukun uhan mitigasi angan angan terhadap
pusatpusat a akibat dan g dan terhada dan Kerenta Kerenta bencana
pertumbuha belum pengawas daya p penangg nan nan
n yang optimal an tampu bencana ulangan Bencan Bencan
berisiko nya penataan ng bencana a a
tinggi. (TD) kesiapsi ruang, lingku
agaan penangan ngan
dan an
tanggap kebencan
b. Indeks Risiko
Menuru Bencana (IRB)
nkan
titik
terdamp
ak
banjir,
genanga
n, dan
kekering
an
11.5.1* Mening Pengendal Menin Meningk Menguran a. Progra Progra Program Tingkat
Jumlah katnya ian gkatny atnya gi Risiko Meningk m m Kedarura penanganan
korban risiko pemanfaa a daya ketangg Bencana atkan Pening Pening tan dan kedaruratan
meninggal, bencan tan ruang dukun uhan mitigasi katan katan Logistik dan
hilang dan a akibat dan g dan terhada dan Sarana Sarana Bencana pemenuhan
terkena belum pengawas daya p penangg dan dan logistik
dampak optimal an tampu bencana ulangan Prasara Prasara bencana
bencana per nya penataan ng bencana na na
100.000 kesiapsi ruang, lingku Penang Penang
orang. (TD) agaan penangan ngan gulang gulang
dan an an an
tanggap kebencan Bencan Bencan
darurat aan tetap a a
bencan menjadi
a perhatian
utama
untuk
b. Program Tingkat
Menuru Rehabilit Rehabilitasi
nkan asi dan dan
titik rekonstru Rekonstruksi
terdamp ksi Pasca Pasca bencana
ak Bencana
banjir,
genanga
n, dan
kekering
an
11.5.1 (a) Mening Pengendal Menin Meningk Menguran Meningk Progra Progra Program Indeks Risiko
Indeks katnya ian gkatny atnya gi Risiko atkan m m Peningka Bencana (IRB)
Risiko risiko pemanfaa a daya ketangg Bencana mitigasi Pening Pening tan SDM
Bencana bencan tan ruang dukun uhan dan katan katan dan
Indonesia a akibat dan g dan terhada penangg SDM SDM Kelembag
(IRBI). (TD) belum pengawas daya p ulangan dan dan aan
optimal an tampu bencana bencana Kelemb Kelemb penanggu
nya penataan ng agaan agaan langan
kesiapsi ruang, lingku Penang Penang bencana
agaan penangan ngan gulang gulang
dan an an an
tanggap kebencan Bencan Bencan
darurat aan tetap a a
bencan menjadi
a perhatian
utama
persentase
fasilitator
destana yang
terbentuk
persentase
posko
kesiapsiagaan
yang terbentuk
Persentase
Norma, standar
dan prosedur
dalam
Penanggulanga
n bencana
11.5.1 (c) Mening Pengendal Menin Meningk Menguran a. Progra Progra Program Tingkat sadar
Jumlah katnya ian gkatny atnya gi Risiko Meningk m m Kerentan risiko bencana
sistem risiko pemanfaa a daya ketangg Bencana atkan Pengur Pengur an
peringatan bencan tan ruang dukun uhan mitigasi angan angan terhadap
dini cuaca a akibat dan g dan terhada dan Kerenta Kerenta bencana
dan iklim belum pengawas daya p penangg nan nan
serta optimal an tampu bencana ulangan Bencan Bencan
kebencanaa nya penataan ng bencana a a
n. (TD) kesiapsi ruang, lingku
agaan penangan ngan
dan an
tanggap kebencan
11.b.2* Mening Pengendal Menin Meningk Menguran a. Progra Progra Program persentase
Dokumen katnya ian gkatny atnya gi Risiko Meningk m m Peningka fasilitator
strategi risiko pemanfaa a daya ketangg Bencana atkan Pening Pening tan SDM destana yang
penguranga bencan tan ruang dukun uhan mitigasi katan katan dan terbentuk
n risiko a akibat dan g dan terhada dan SDM SDM Kelembag
bencana belum pengawas daya p penangg dan dan aan
(PRB) optimal an tampu bencana ulangan Kelemb Kelemb penanggu
tingkat nya penataan ng bencana agaan agaan langan
daerah. (TD) kesiapsi ruang, lingku Penang Penang bencana
agaan penangan ngan gulang gulang
dan an an an
tanggap kebencan Bencan Bencan
darurat aan tetap a a
bencan menjadi
a perhatian
utama
untuk
lima
tahun
kedepan
persentase
posko
kesiapsiagaan
yang terbentuk
Lingku 12.3.1 Emisi Meningkatkan Dinas Cakupan Menuru Saat ini, Menin Meningk Meningkat Meningk Progra Progra Program Persentase
ngan Komposisi gas pengawasan Lingku Pelayanan nnya kualitas gkatny atnya kan upaya atkan m m Pembinaa penurunan
Hidup limbah rumah pengolahan ngan Air Limbah kualitas lingkunga a daya kualitas mitigasi upaya Pengelo Pengelo n dan konsentrasi
makanan kaca limbah dan Hidup, Domestik air n hidup dukun lingkun dan penurun laan laan Pengenda Parameter COD
(dibandingka pencapa sampah Dinas di tahun akibat baik g dan gan adaptasi an emisi DAS DAS lian (mg/L)
n berat ian industri; Kota Perindu 2013 pencem kualitas daya hidup perubahan gas dan dan Pencemar
sampah penurun Bandung, Kota strian, sebesar aran air, udara tampu dan iklim rumah Konser Konser an Air,
keseluruhan an emisi Bogor, Kota Dinas 63,40 oleh maupun ng pengend kaca vasi vasi Sampah
) (TD) gas Tasikmlaya, Kebersi persen, limbah tutupan lingku alian pada Sumber Sumber dan B3
rumah Kota Cirebon, han terus domesti lahan ngan dampak sektor Daya Daya
kaca Kota dan meningkat k, semakin perubah kehutan Alam Alam
sudah Sukabumi, Persam sampai industri menurun. an iklim an, dan dan
melebihi Kota Depok, pahan tahun , Pengelola untuk pertania Ekosist Ekosist
target dan Kota 2017 pertani an kesejaht n, emnya emnya
tingkat Bekasi; menjadi an, lingkunga eraan energi,
penurun Mengembangk 67,01 peterna n hidup masyara transpor
an emisi an kawasan persen kan, secara kat tasi, dan
gas industri dan berkelanj pengelol
rumah berwawasan pertam utan aan
kaca; lingkungan bangan perlu limbah
Timbula (pengolahan menjadi domesti
n limbah, perhatian k, serta
sampah, penghijauan kedepan adaptasi
penghas sekitar dan terhada
il industri, harus p
timbula peduli dilakukan dampak
n pengolahan secara perubah
sampah sampah, seimbang an iklim
terbesar menjaga dan
di Jawa kebersihan holistik
Barat industri) bersamaa
adalah n dengan
Kota pembang
Bandun unan
g, Kota ekonomi
Bogor, dan
Kota sosial.
Tasikml Berbagai
aya, aktivitas
Kota yang
Cirebon, dilakukan
Kota harus
Sukabu dipastika
mi, Kota n agar
Depok, tidak
dan mengakib
Kota atkan
Bekasi; terlampa
Beban uinya
pencem daya
ar, dukung
pencem dan daya
aran tampung
yang lingkunga
tinggi n
berdasa sehingga
rkan menimbul
BOD, kan
COD, kerusaka
TSS n
terdapat ekosistem
di Kota dan
Bandun pencemar
g, Kota an. Fokus
Cimahi, utama
Kota lainnya
Depok, adalah
Kota menganti
Bekasi, sipasi
dan dampak
Kota dari
Bogor. perubaha
Proyeksi n iklim
beban dengan
pencem melakuka
ar terus n upaya
meningk mitigasi
at setiap dan
tahun; adaptasi
Pencem perubaha
aran n iklim.
udara Dampak
bahwa perubaan
beban iklim
emisi dapat
tersebar meningka
paling tkan
tinggi di kerusaka
daerah n
perkota lingkunga
an, n, risiko
yaitu bencana,
Kota dan
Bandun kerugian
g dan ekonomi
Kota serta
Cimahi; menurun
konflik kan
pemanfa tingkat
atan kesehata
sumber n
daya masyarak
alam at.
antara Pengolaha
pertania n sampah
n dan terpadu
kehutan antar
an, lintas
energi daerah,
berbasis pembang
geologi unan
dan sanitasi
sumber baik
daya air, individual
pertamb maupun
angan komunal,
dan pelayana
kehutan n air
an di minum,
Kab.Bog air bersih
or, dan air
Kab.Ban baku
dung harus
Barat dioptimal
dan kan
Kab.Pur terutama
wakarta; penyebar
Defisit an dan
air distribusi
berada guna
di memenuh
Kabupat i
en kebutuha
Subang, n
Kabupat masyarak
en at. Begitu
Karawa juga
ng, dengan
Kabupat air
en limbah
Indrama domestik
yu, harus
Kabupat dikelola
en secara
Bekasi, tepat
Kabupat guna
en
Cirebon,
Kota
Depok,
Kota
Bekasi,
Kota
Bandun
g, Kota
Bogor,
Kota
Cimahi,
dan
Kota
Cirebon.
12.4.2 (a) Menuru Saat ini, Menin Meningk Meningkat a. Progra Progra Program Persentase
Jumlah nnya kualitas gkatny atnya kan Meningk m m Pembinaa penurunan
limbah B3 kualitas lingkunga a daya kualitas kualitas atkan Pengen Pengen n dan konsentrasi
yang air n hidup dukun lingkun lingkunga pengelol dalian dalian Pengenda Parameter COD
terkelola dan akibat baik g dan gan n aan Pencem Pencem lian (mg/L)
proporsi pencem kualitas daya hidup permukim limbah aran aran Pencemar
limbah B3 aran air, udara tampu dan an domesti dan dan an Air,
yang diolah oleh maupun ng pengend k Kerusa Kerusa Sampah
sesuai limbah tutupan lingku alian kan kan dan B3
peraturan domesti lahan ngan dampak Lingku Lingku
perundanga k, semakin perubah ngan ngan
n (sektor industri menurun. an iklim Hidup Hidup
industri). , Pengelola untuk
(TD) pertani an kesejaht
an, lingkunga eraan
peterna n hidup masyara
kan, secara kat
dan berkelanj
pertam utan
bangan perlu
menjadi
perhatian
kedepan
dan
harus
dilakukan
secara
seimbang
dan
holistik
bersamaa
n dengan
pembang
unan
ekonomi
dan
sosial.
Berbagai
aktivitas
yang
dilakukan
harus
dipastika
n agar
tidak
mengakib
atkan
terlampa
uinya
daya
dukung
dan daya
tampung
lingkunga
n
sehingga
menimbul
kan
kerusaka
n
ekosistem
dan
pencemar
an. Fokus
utama
lainnya
adalah
menganti
sipasi
dampak
dari
perubaha
n iklim
dengan
melakuka
n upaya
mitigasi
dan
adaptasi
perubaha
n iklim.
Dampak
perubaan
iklim
dapat
meningka
tkan
kerusaka
n
lingkunga
n, risiko
bencana,
dan
kerugian
ekonomi
serta
menurun
kan
tingkat
kesehata
n
masyarak
at.
Pengolaha
n sampah
terpadu
antar
lintas
daerah,
pembang
unan
sanitasi
baik
individual
maupun
komunal,
pelayana
n air
minum,
air bersih
dan air
baku
harus
dioptimal
kan
terutama
penyebar
an dan
distribusi
guna
memenuh
i
kebutuha
n
masyarak
at. Begitu
juga
dengan
air
limbah
domestik
harus
dikelola
secara
tepat
guna
15.9.1 (a) Menyusun Dinas Mening Saat ini, Menin Meningk Meningkat Meningk Progra Progra Program Persentase
Dokumen dokumen Kehuta katnya kualitas gkatny atnya kan atkan m m Pelestaria peningkatan
rencana pengaturan nan, kerusak lingkunga a daya kualitas pengelolaa kualitas Pengen Pengen n luasan Taman
pemanfaatan dan Dinas an n hidup dukun lingkun n DAS, penyele dalian dalian Keanekar Keanekaragam
keanekaraga pengendalian Lingku sumber baik g dan gan konservasi nggaraa Pencem Pencem agaman an Hayati
man hayati. pemanfaatan ngan daya kualitas daya hidup sumber n aran aran Hayati (KEHATI)
keanekaragam Hidup; alam air, udara tampu dan daya alam penataa dan dan
an hayati; Dinas dan maupun ng pengend dan n ruang Kerusa Kerusa
Meningkatkan Kelauta keanek tutupan lingku alian keanekara kan kan
anggaran n dan aragam lahan ngan dampak gaman Lingku Lingku
untuk Perikan an semakin perubah hayati ngan ngan
konservasi dan an hayati menurun. an iklim beserta Hidup Hidup
keanekaragam akibat Pengelola untuk ekosistem
an hayati; kerusak an kesejaht nya
Menanam an lingkunga eraan
tanaman lahan n hidup masyara
bakau di secara kat
pesisir pantai berkelanj
utara dan utan
selatan; perlu
Menjaga biota menjadi
laut dan perhatian
terumbu kedepan
karang; dan
Revitalisasi harus
dan reboisasi dilakukan
tutupan lahan secara
hijau seimbang
dan
holistik
bersamaa
n dengan
pembang
unan
ekonomi
dan
sosial.
Berbagai
aktivitas
yang
dilakukan
harus
dipastika
n agar
tidak
mengakib
atkan
terlampa
uinya
daya
dukung
dan daya
tampung
lingkunga
n
sehingga
menimbul
kan
kerusaka
n
ekosistem
dan
pencemar
an. Fokus
utama
lainnya
adalah
menganti
sipasi
dampak
dari
perubaha
n iklim
dengan
melakuka
n upaya
mitigasi
dan
adaptasi
perubaha
n iklim.
Dampak
perubaan
iklim
dapat
meningka
tkan
kerusaka
n
lingkunga
n, risiko
bencana,
dan
kerugian
ekonomi
serta
menurun
kan
tingkat
kesehata
n
masyarak
at.
Pengolaha
n sampah
terpadu
antar
lintas
daerah,
pembang
unan
sanitasi
baik
individual
maupun
komunal,
pelayana
n air
minum,
air bersih
dan air
baku
harus
dioptimal
kan
terutama
penyebar
an dan
distribusi
guna
memenuh
i
kebutuha
n
masyarak
at. Begitu
juga
dengan
air
limbah
domestik
harus
dikelola
secara
tepat
guna
15.1.1 Mening Saat ini, Menin Meningk Meningkat Meningk Progra Progra Program Persentase
Anggaran katnya kualitas gkatny atnya kan atkan m m Pembinaa peningkatan
pemerintah kerusak lingkunga a daya kualitas pengelolaa kualitas Pengen Pengen n desa
daerah an n hidup dukun lingkun n DAS, penyele dalian dalian Konserva berbudaya
untuk sumber baik g dan gan konservasi nggaraa Pencem Pencem si lingkungan
konservasi daya kualitas daya hidup sumber n aran aran Lingkung
dan alam air, udara tampu dan daya alam penataa dan dan an untuk
keanekaraga dan maupun ng pengend dan n ruang Kerusa Kerusa Masyarak
man hayati keanek tutupan lingku alian keanekara kan kan at dan
aragam lahan ngan dampak gaman Lingku Lingku Mitra
an semakin perubah hayati ngan ngan Lingkung
hayati menurun. an iklim beserta Hidup Hidup an
akibat Pengelola untuk ekosistem
kerusak an kesejaht nya
an lingkunga eraan
lahan n hidup masyara
secara kat
berkelanj
utan
perlu
menjadi
perhatian
kedepan
dan
harus
dilakukan
secara
seimbang
dan
holistik
bersamaa
n dengan
pembang
unan
ekonomi
dan
sosial.
Berbagai
aktivitas
yang
dilakukan
harus
dipastika
n agar
tidak
mengakib
atkan
terlampa
uinya
daya
dukung
dan daya
tampung
lingkunga
n
sehingga
menimbul
kan
kerusaka
n
ekosistem
dan
pencemar
an. Fokus
utama
lainnya
adalah
menganti
sipasi
dampak
dari
perubaha
n iklim
dengan
melakuka
n upaya
mitigasi
dan
adaptasi
perubaha
n iklim.
Dampak
perubaan
iklim
dapat
meningka
tkan
kerusaka
n
lingkunga
n, risiko
bencana,
dan
kerugian
ekonomi
serta
menurun
kan
tingkat
kesehata
n
masyarak
at.
Pengolaha
n sampah
terpadu
antar
lintas
daerah,
pembang
unan
sanitasi
baik
individual
maupun
komunal,
pelayana
n air
minum,
air bersih
dan air
baku
harus
dioptimal
kan
terutama
penyebar
an dan
distribusi
guna
memenuh
i
kebutuha
n
masyarak
at. Begitu
juga
dengan
air
limbah
domestik
harus
dikelola
secara
tepat
guna
9.4.1* Rasio Meningkatan Dinas Menuru Saat ini, Menin Meningk Meningkat Meningk Progra Progra Program Persentase
Emisi penurunan Lingku nnya kualitas gkatny atnya kan upaya atkan m m Mitigasi ketersediaan
emisi gas ngan kualitas lingkunga a daya kualitas mitigasi upaya Pengen Pengen dan data
rumah kaca; Hidup, udara n hidup dukun lingkun dan penurun dalian dalian Adaptasi inventarisasi
Meningkatkan Dinas ambien baik g dan gan adaptasi an emisi Pencem Pencem Perubaha dan mitigasi
kerjasama Kehuta dan kualitas daya hidup perubahan gas aran aran n Iklim GRK
antara dinas nan, mening air, udara tampu dan iklim rumah dan dan kabupaten/kot
lingkungan Dinas katnya maupun ng pengend kaca Kerusa Kerusa a
hidup,dinas Pertam emisi tutupan lingku alian pada kan kan
perindustrian anan gas lahan ngan dampak sektor Lingku Lingku
dan dinas rumah semakin perubah kehutan ngan ngan
perhubungan kaca menurun. an iklim an, Hidup Hidup
untuk Pengelola untuk pertania
mengawasi an kesejaht n,
peningkatan lingkunga eraan energi,
emisi gas n hidup masyara transpor
rumah kaca secara kat tasi, dan
dan berkelanj pengelol
mengendalika utan aan
n penyebab perlu limbah
emisi dari menjadi domesti
industri perhatian k, serta
ataupun kedepan adaptasi
kendaraan; dan terhada
Meningkatkan harus p
tutupan lahan dilakukan dampak
hijau, secara perubah
Meningkatkan seimbang an iklim
ruang terbuka dan
hijau terutama holistik
di Kota bersamaa
Bandung dan n dengan
Kota Cimahi pembang
unan
ekonomi
dan
sosial.
Berbagai
aktivitas
yang
dilakukan
harus
dipastika
n agar
tidak
mengakib
atkan
terlampa
uinya
daya
dukung
dan daya
tampung
lingkunga
n
sehingga
menimbul
kan
kerusaka
n
ekosistem
dan
pencemar
an. Fokus
utama
lainnya
adalah
menganti
sipasi
dampak
dari
perubaha
n iklim
dengan
melakuka
n upaya
mitigasi
dan
adaptasi
perubaha
n iklim.
Dampak
perubaan
iklim
dapat
meningka
tkan
kerusaka
n
lingkunga
n, risiko
bencana,
dan
kerugian
ekonomi
serta
menurun
kan
tingkat
kesehata
n
masyarak
at.
Pengolaha
n sampah
terpadu
antar
lintas
daerah,
pembang
unan
sanitasi
baik
individual
maupun
komunal,
pelayana
n air
minum,
air bersih
dan air
baku
harus
dioptimal
kan
terutama
penyebar
an dan
distribusi
guna
memenuh
i
kebutuha
n
masyarak
at. Begitu
juga
dengan
air
limbah
domestik
harus
dikelola
secara
tepat
guna
CO2/Emisi Menuru Saat ini, Menin Meningk Meningkat Meningk Progra Progra Program Persentase
Gas Rumah nnya kualitas gkatny atnya kan upaya atkan m m Mitigasi ketersediaan
Kaca dengan kualitas lingkunga a daya kualitas mitigasi upaya Pengen Pengen dan data
nilai tambah udara n hidup dukun lingkun dan penurun dalian dalian Adaptasi inventarisasi
sektor ambien baik g dan gan adaptasi an emisi Pencem Pencem Perubaha dan mitigasi
industri dan kualitas daya hidup perubahan gas aran aran n Iklim GRK
manufaktur. mening air, udara tampu dan iklim rumah dan dan kabupaten/kot
(TD) katnya maupun ng pengend kaca Kerusa Kerusa a
emisi tutupan lingku alian pada kan kan
gas lahan ngan dampak sektor Lingku Lingku
rumah semakin perubah kehutan ngan ngan
kaca menurun. an iklim an, Hidup Hidup
Pengelola untuk pertania
an kesejaht n,
lingkunga eraan energi,
n hidup masyara transpor
secara kat tasi, dan
berkelanj pengelol
utan aan
perlu limbah
menjadi domesti
perhatian k, serta
kedepan adaptasi
dan terhada
harus p
dilakukan dampak
secara perubah
seimbang an iklim
dan
holistik
bersamaa
n dengan
pembang
unan
ekonomi
dan
sosial.
Berbagai
aktivitas
yang
dilakukan
harus
dipastika
n agar
tidak
mengakib
atkan
terlampa
uinya
daya
dukung
dan daya
tampung
lingkunga
n
sehingga
menimbul
kan
kerusaka
n
ekosistem
dan
pencemar
an. Fokus
utama
lainnya
adalah
menganti
sipasi
dampak
dari
perubaha
n iklim
dengan
melakuka
n upaya
mitigasi
dan
adaptasi
perubaha
n iklim.
Dampak
perubaan
iklim
dapat
meningka
tkan
kerusaka
n
lingkunga
n, risiko
bencana,
dan
kerugian
ekonomi
serta
menurun
kan
tingkat
kesehata
n
masyarak
at.
Pengolaha
n sampah
terpadu
antar
lintas
daerah,
pembang
unan
sanitasi
baik
individual
maupun
komunal,
pelayana
n air
minum,
air bersih
dan air
baku
harus
dioptimal
kan
terutama
penyebar
an dan
distribusi
guna
memenuh
i
kebutuha
n
masyarak
at. Begitu
juga
dengan
air
limbah
domestik
harus
dikelola
secara
tepat
guna
9.4.1 (a) Menuru Saat ini, Menin Meningk Meningkat Meningk Progra Progra Program Persentase
Persentase nnya kualitas gkatny atnya kan upaya atkan m m Mitigasi ketersediaan
Perubahan kualitas lingkunga a daya kualitas mitigasi upaya Pengen Pengen dan data
Emisi udara n hidup dukun lingkun dan penurun dalian dalian Adaptasi inventarisasi
CO2/Emisi ambien baik g dan gan adaptasi an emisi Pencem Pencem Perubaha dan mitigasi
Gas Rumah dan kualitas daya hidup perubahan gas aran aran n Iklim GRK
Kaca. (TD) mening air, udara tampu dan iklim rumah dan dan kabupaten/kot
katnya maupun ng pengend kaca Kerusa Kerusa a
emisi tutupan lingku alian pada kan kan
gas lahan ngan dampak sektor Lingku Lingku
rumah semakin perubah kehutan ngan ngan
kaca menurun. an iklim an, Hidup Hidup
Pengelola untuk pertania
an kesejaht n,
lingkunga eraan energi,
n hidup masyara transpor
secara kat tasi, dan
berkelanj pengelol
utan aan
perlu limbah
menjadi domesti
perhatian k, serta
kedepan adaptasi
dan terhada
harus p
dilakukan dampak
secara perubah
seimbang an iklim
dan
holistik
bersamaa
n dengan
pembang
unan
ekonomi
dan
sosial.
Berbagai
aktivitas
yang
dilakukan
harus
dipastika
n agar
tidak
mengakib
atkan
terlampa
uinya
daya
dukung
dan daya
tampung
lingkunga
n
sehingga
menimbul
kan
kerusaka
n
ekosistem
dan
pencemar
an. Fokus
utama
lainnya
adalah
menganti
sipasi
dampak
dari
perubaha
n iklim
dengan
melakuka
n upaya
mitigasi
dan
adaptasi
perubaha
n iklim.
Dampak
perubaan
iklim
dapat
meningka
tkan
kerusaka
n
lingkunga
n, risiko
bencana,
dan
kerugian
ekonomi
serta
menurun
kan
tingkat
kesehata
n
masyarak
at.
Pengolaha
n sampah
terpadu
antar
lintas
daerah,
pembang
unan
sanitasi
baik
individual
maupun
komunal,
pelayana
n air
minum,
air bersih
dan air
baku
harus
dioptimal
kan
terutama
penyebar
an dan
distribusi
guna
memenuh
i
kebutuha
n
masyarak
at. Begitu
juga
dengan
air
limbah
domestik
harus
dikelola
secara
tepat
guna
c. Menata c.
kawasan Memper
permukiman kuat
kumuh pemerin
perdesaan tahan
dengan prinsip desa
konservasi dan
pengelolaan
bencana
Energi 7.1.2 (b) Kegiatan Meningkatkan Kement a. Revitalisa Terwuj Meningk Meningkat a. Progra Progra Program Persentase
dan Rasio pertamb energi gas erian Mening si udnya atnya kan akses Meningk m m Pengemb Energi Baru
Sumb penggunaan angan terbarukan; Energi katnya jaringan percep infrastr layanan at Pengem Pengelo angan dan
er gas rumah Persenta Mengembangk dan penggu kereta atan uktur listrik dan investas bangan laan dan Terbarukan
Daya tangga. (TD) se an energi gas Sumber naan api, pertu energi pemanfata i Energi Sumber Konserva
Miner kegiatan berbahan gas Daya air pembang mbuha listrik an sumber pemanfa Daya si Energi
al pertamb metan (sumber Mineral tanah unan n dan yang EBT atan Mineral
angan air lindi) & b. jalan dan pemer menduk sumber dan
tanpa untuk jaringan Pemeri Instalas jembatan ataan ung EBT Geologi
izin di gas rumah ntah i tenaga serta pemba pertumb
Provinsi tangga Daerah listrik pelabuha nguna uhan
Jawa belum n dan n yang ekonomi
Barat terstan bandar berkel dan
mencap dardisa udara, anjuta akses
ai si penyediaa n listrik
82,99% c. n listrik terhada
pada Belum serta p
tahun merata pemanfaa rumah
2014 nya tan energi tangga
dan akses baru dan hingga
menuru terhada terbaruka ke
n di p n menjadi pelosok
tahun layanan fokus
2015 listrik lima
menjadi d. tahun
79,88%, Pemanf kedepan.
tetapi aatan Komunik
kembali energi asi dan
naik final telekomu
pada belum nikasi
tahun efisien menjadi
2016 dan daya
menjadi minimn dukung
82,86%. ya untuk
Dampak pemanf pembang
utama aatan unan dan
berupa baru pemerata
tergangg dan an
unya terbaru pembang
keaneka kan unan di
ragama Jawa
n Barat
hayati;
Anggara
n untuk
bidang
Energi
dan
Sumber
Daya
Mineral
perlu
diefisien
kan dan
dioptim
alkan
dalam
pemban
gunan
di
Provinsi
Jawa
Barat;
Pencapa
ian gap
rasio
elektrifi
kasi
sebesar
1,13%
f.Penyiapan
profil investasi
konservasi
energi sebagai
pedoman
investasi
untuk proyek
konservasi
energi
Komu 17.8.1 (a) Anggara Meningkatkan Dinas a. Revitalisa Terwuj Meningk Memperce a. Progra Progra Program Nilai Indeks
nikasi Persentase n untuk pendanaan Komuni Belum si udnya atnya pat Memper m m Pengelola Kepuasan
dan kabupaten bidang untuk kasi adanya jaringan percep pemban pembangu kuat Pening Pening an dan Masyarakat
Intern 3T yang komuni kebutuhan dan Standar kereta atan gunan nan desa ekonomi katan katan Pengemb (IKM) terhadap
et terjangkau kasi dan telekomunikas Informa Operasi api, pertu dan desa Infrastr Infrastr angan Layanan
layanan internet i di si onal pembang mbuha pember dan uktur uktur Informasi Informasi dan
akses tidak Kabupaten/Ko Prosedu unan n dan dayaan kawasa Perdesa Perdesa Komunik Komunikasi
telekomunik terinden ta tertinggal r pada jalan dan pemer masyara n an an asi Publik
asi universal tifikasi dan terpencil; beberap jembatan ataan kat desa perdesa Publik
dan internet. pada Meningkatkan a serta pemba an
laporan jaringan layanan pelabuha nguna
keuanga komunikasi TI n dan n yang
n dalam dan intenet di bandar berkel
LKPJ Kabupaten/Ko udara, anjuta
daerah; ta tertinggal penyediaa n
Belum dan terpencil n listrik
optimal serta
nya pemanfaa
pemenu tan energi
han baru dan
kebutuh terbaruka
an n menjadi
telekom fokus
unikasi; lima
Belum tahun
optimal kedepan.
nya Komunik
pengem asi dan
bangan telekomu
teknlogi nikasi
informa menjadi
si dan daya
komuni dukung
kasi untuk
dalam pembang
interaks unan dan
i antara pemerata
pemerin an
tah, pembang
masyara unan di
kat dan Jawa
pelaku Barat
usaha;
Belum
optimal
nya
pembiay
aan
untuk
pemenu
han
kebutuh
an
telekom
unikasi
b. b. Persentase
Kurang Memper diseminasi
nya kuat informasi dan
kuantit pemerin partisipasi
as, tahan kemitraan
kualitas desa komunikasi
dan yang
peningk dilaksanakan
atan
Persentase
media
komunikasi
publik yang
dimanfaatkan
Persentase
persidangan
Komisi
Informasi
melalui
mediasi dan
ajudikasi non
litigasi
Misi 4: Meningkatkan Produktivitas dan Daya Saing Usaha Ekonomi Umat yang Sejahtera Dan Adil Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Kolaborasi
dengan Pusat-Pusat Inovasi Serta Pelaku Pembangunan.
Kehut 6.5.1 (e) Daya Meningkatkan Dinas Kerusakan Kontrib Pada Terwuj Jawa Mengemba Revitalis Progra Progra Program Berkurangnya
anan Luas tampun rehabilitasi Kehuta kawasan usi sektor udnya Barat ngkan asi m m Rehabilit luas lahan
pengembang g lahan hutan di Kota nan, hutan sektor kehutana pertu sebagai inovasi lahan, Pemanf Pemanf asi Hutan kritis
an hutan kabupat Sukabumi, Dinas adalah kehuta n masih mbuha daerah untuk dukung aatan aatan dan
serta en/kota Kab.Purwakart Lingku luas nan terdapat n pertania peningkat an Sumber Sumber Lahan
peningkatan yang a dan Kota ngan kerusakan terhada permasal ekono n, an infrastr Daya Daya
hasil hutan daya Cirebon; Hidup, kawasan p PDRB ahan mi Kelauta produksi/ uktur, Hutan Hutan
bukan kayu tampun Mengendalika Dinas hutan stagnan yang yang n dan produktivit pemanfa dan dan
(HHBK) gnya n konversi Pertam dibagi di 0,08 ditandai berkua perikan as dan atan Pember Pember
untuk akan lahan di Kota anan dengan persen oleh litas an yang nilai ilmu dayaan dayaan
pemulihan terlamp Cirebon luas dari menurun dan mandiri tambah pengeta Masyar Masyar
kawasan aui pada melalui kawasan tahun nya berday untuk hasil huan akat akat
DAS. (TD) tahun pengendalian hutan 2014- rehabilita a saing mencap pertanian dan
2024, pertumbuhan dikalikan 2016 si hutan serta ai serta teknolog
yaitu penduduk; 100 dan lahan mengu kedaula kelautan i, serta
Kabupat Pemanfaatan persen. kritis, rangi tan dan pengem
en perizinan Pada dan rata- dispari pangan perikanan bangan
Bogor, sinergis tahun rata daya tas sumber
Kota dengan 2014 serap ekono saya
Bogor, rencana ruang sebesar tenaga mi manusia
Kota di Provinsi 1,22 kerja
Bandun Jawa Barat; persen, sektor
g, Kota Meningkatkan menurun kehutana
Bekasi, konservas di tahun n
Kota lahan hutan; 2015 menurun,
Depok Meningkatkan menjadi hal ini
dan ruang terbuka 0,45 disebabka
Kota hijau; persen, n oleh
Cimahi; Menurunkan dan rendahny
daya tumpang menurun a
dukung tindih kembali di produktiv
fungsi pemanfaatan tahun itas hasil
lindung lahan 2016 hutan,
di pertanian di menjadi tumpang
Provinsi dalam 0,02 tindih
Jawa kawasan persen kewenang
Barat hutan dan an dalam
kurang energi berbasis hal
baik; geologi dan pembentu
Sumber sumber daya kan
daya air; perhutan
hutan Menurunkan an social
tingkat atau
kerusak mengendalika
an n aktivitas
hutan di pertambangan
Provinsi di kawasan
Jawa hutan di
Barat Kab.Bogor,
adalah Kab.Bandung
sebesar Barat, dan
1,22%; Kab.Purwakart
Konflik a;
pemanfa Meningkatkan
atan tutupan lahan
Sumber hutan 0,25%
Daya per tahun;
Alam Menurunkan
terjadi luas lahan
tumpan kritis 0,27 %
g tindih per tahun
pemanfa
atan
lahan
antara
pertania
n dan
kawasa
n hutan,
energi
berbasis
geologi
dan
sumber
daya air
dan izin
pertamb
angan
dan
sektor
kehutan
an di
Kab.Bog
or,
Kab.Ban
dung
Barat,
dan
Kab.Pur
wakarta;
Kota/Ka
bupaten
dengan
tingkat
rehabilit
asi
lahan
rendah
dan
lahan
kritis
yang
tinggi
yaitu
Kota
Sukabu
mi dan
Purwak
arta;
Rehabili
tasi
lahan
rendah
terdapt
di Kota
Cirebon,
Kab.Maj
alengka,
Kuninga
n,
Indrama
yu,
Pangand
aran,
Banjar.
Kota
Tasikma
laya,
Sumeda
ng,
Ciamis.
Kab.Tasi
kmalaya
, Garut;
Peningk
atan
tutupan
lahan
hutan
sebesar
0,25%
per
tahun;
Penurun
an 0,27
% per
tahun
untuk
luas
lahan
kritis.
2.4.1 Meningkatkan Dinas Menuru Pada Terwuj Jawa Menyediak Meningk Progra Progra Program Penurunan
Penetapan kawasan Pertani nnya sektor udnya Barat an pangan atkan m m Konsums konsumsi
kawasan pertanian an luas pertanian pertu sebagai berkualita ketersed Pening Pening i dan Beras (persen)
pertanian pangan lahan terjadi mbuha daerah s bagi iaan, katan katan pengemb
pangan berkelanjutan; pertani beberapa n pertania masyaraka akses, Produk Produk angan
berkelanjuta Menyusun an permasal ekono n, t distribu si si sumber
n. peraturan ahan mi Kelauta si, Produk Produk daya
legal untuk yang yang n dan keaman tifitas tifitas manusia
lahan ditandai berkua perikan an, dan dan dan
pertanian oleh litas an yang penguat Nilai Nilai
pangan kontribus dan mandiri an Tamba Tamba
berkelanjutan i sektor berday untuk cadanga h h
di Provinsi pertanian a saing mencap n, serta Produk Produk
Jawa Barat. terhadap serta ai konsum Peterna Peterna
PDRB mengu kedaula si kan kan
tidak rangi tan pangan
stabil, dispari pangan yang
menurun tas beragam
nya ekono
kontribus mi
i sektor
perkebun
an
terhadap
PDRB;
dan
produksi
tanaman
pangan
mengala
mi
fluktuasi,
hal
tersebut
disebabka
n oleh
masih
rendahny
a
produktiv
itas
komodita
s
pertanian
dan nilai
tambah
petani,
belum
optimalny
a
aktivitas
ekonomi
pertanian
dari hulu
ke hilir,
terganggu
nya
ekosistem
pangan,
pertanian
dan
perikanan
,
kuantitas
dan
kualitas
sumberda
ya
pertanian
belum
optimal,
ketersedia
an data
pertanian
belum
memadai,
rendahny
a
penguasa
an dan
pemanfaa
tan
teknologi
budidaya
pertanian
,
tingginya
gangguan
hama dan
penyakit
tanaman
pertanian
dan
perkebun
an, serta
peternaka
n
Keamanan
pangan segar
Panga 2.1.1 Defisit Meningkatkan Dinas Rendah Pada Terwuj Jawa Menyediak Meningk Progra Progra Program Penurunan
n Prevalensi pangan jaringan irigasi Pertani nya bidang udnya Barat an pangan atkan m m Konsums konsumsi
Ketidakcuku adalah di daerah an, kesadar ketahana pertu sebagai berkualita ketersed Ketaha Ketaha i dan Beras (persen)
pan Kota surplus Dinas an n pangan mbuha daerah s bagi iaan, nan nan pengemb
Konsumsi Bekasi, pangan Keseha masyar masih n pertania masyaraka akses, Pangan Pangan angan
Pangan Kota terbesar tan akat terdapat ekono n, t distribu sumber
(Prevalence Bandun terdapat terhada beberapa mi Kelauta si, daya
of g, Kota meliputi p pola masalah yang n dan keaman manusia
Undernouris Depok, Kabupaten konsum yang berkua perikan an, dan
hment). (TD) Kab.Bog Garut, si ditandai litas an yang penguat
or, Kabupaten pangan oleh Skor dan mandiri an
Kab.Bek Indramayu, yang Pola berday untuk cadanga
asi, Kota Kabupaten berpeng Pangan a saing mencap n, serta
Bogor, Subang, aruh Harapan serta ai konsum
Kota Kab.tasikmala terhada Provinsi mengu kedaula si
Cimahi, ya, p gizi Jawa rangi tan pangan
Kab.Ban Kab.Karawang, Barat dispari pangan yang
dung, Kab.Cianjur, masih di tas beragam
Kota Kab.Sukabumi bawah ekono
Cirebon, dan rata-rata mi
Kota Kab.Majalengk nasional,
Tasikma a (dilakukan hal ini
laya, untuk disebabka
Kota meningkatkan n oleh
Sukabu produksi masyarak
mi,dan pertanian dan at miskin
Kab.Ban men supply rawan
dung pangan ke pangan
Barat; daerah defisit masih
Daya pangan); tinggi,
tampun Meningkatkan ketersedia
g lahan jalur distribusi an
kabupat pangan dari pangan di
en/kota daerah Jawa
yang surplus Barat
daya pangan ke masih
tampun daerah defisit mengala
gnya pangan yaitu mi
akan Kota ketimpan
terlamp Bekasi,Kota gan,
aui pada Bandung, Kota keanekar
tahun Depok, agaman
2024, Kab.Bogor, konsumsi
yaitu Kab.Bekasi, pangan
Kabupat Kota Bogor, masih
en Kota Cimahi, rendah,
Bogor, Kab.Bandung, Ketidakst
Kota Kota Cirebon, abilan
Bogor, Kota harga
ian Kota
status Tasikmalaya,
mutu Kota
sungai Sukabumi,dan
dan Kab.Bandung
waduk Barat
di
Provinsi
Jawa
Barat
masih
tidak
sesuai
dengan
target
pencapa
ian;
Kerenta
nan
bencana
tinggi
berada
di
wilayah
pantai
utara,
Cekung
an
Bandun
g dan
pantai
selatan
meliputi
Kab.Pan
gandara
n,
Kab.Suk
abumi
dan
Kab.Tasi
kmalaya
;
Penurun
an
prevelns
i balita
penderit
a gizi
buruk
sebesar
5% per
tahun;
Peningk
atan
kualitas
pangan
mencap
ai 99,7%
Peningkatan
konsumsi
Pangan hewani
Keamanan
pangan segar
Peningkatan
konsumsi
Pangan hewani
Peningkatan
konsumsi
Sayur dan
buah
Keamanan
pangan segar
2.2.2 (c) Skor PPH Skor Pada Terwuj Jawa Menyediak Meningk Progra Progra Program Rasio
Kualitas Jawa Pola bidang udnya Barat an pangan atkan m m ketersedi komposisi PPH
konsumsi Barat Pangan ketahana pertu sebagai berkualita ketersed Ketaha Ketaha aan dan ketersediaan
pangan yang tahun Harapa n pangan mbuha daerah s bagi iaan, nan nan distribusi terhadap PPH
diindikasika 2013 n masih n pertania masyaraka akses, Pangan Pangan konsumsi
n oleh skor sebesar Provinsi terdapat ekono n, t distribu
Pola Pangan 74,90, Jawa beberapa mi Kelauta si,
Harapan menurun Barat masalah yang n dan keaman
(PPH) menjadi 74 masih yang berkua perikan an, dan
mencapai; di tahun di ditandai litas an yang penguat
dan tingkat 2014. bawah oleh Skor dan mandiri an
konsumsi Namun rata- Pola berday untuk cadanga
ikan. pada rata Pangan a saing mencap n, serta
tahun- nasiona Harapan serta ai konsum
tahun l Provinsi mengu kedaula si
berikutnya Jawa rangi tan pangan
meningkat Barat dispari pangan yang
sehingga masih di tas beragam
mencapai bawah ekono
84,30 di rata-rata mi
tahun nasional,
2017. Skor hal ini
PPH ini disebabka
menunjuk n oleh
kan masyarak
tingkat at miskin
keragaman rawan
konsumsi pangan
pangan di masih
tinggi,
- Kacang-
kacagan
- Gula
- Sayur dan
Buah
Persentase
daerah rawan
pangan yang
diintervensi
Rasio
Cadangan
Pangan
Pemerintah
Daerah (CPPD)
dari angka
Ideal
persentase
peningkatan
jumlah
lumbung
pangan
masyarakat
Stabilitasi
Harga dan
Pasokan
Pangan (CV) :
- Beras
- Cabe Merah
KUKM 8.3.1 (c) Anggara Meningkatkan Dinas Pada Persent Terjadiny Terwuj Meningk Meningkat Meningk Progra Progra Program Jumlah
Persentase n untuk kewirausahaa Kopera tahun ase a udnya atnya kan daya atkan m m pendidika wirausaha
akses UMKM Bidang n dan KUKM si dan 2012 koperas penuruna pertu kualitas saing kualitas Pening Pengem n dan baru
(Usaha Koperasi yang unggul UKM, jumlah i aktif n mbuha iklim Koperasi kelemba katan bangan pelatihan
Mikro, Kecil, dan serta Dinas koperasi di yang realisasi n usaha dan Usaha gaan, Investa Kewira perkoper
dan Usaha kompetitif Perindu Jawa masih penanam ekono dan Kecil dukung si usahaa asian dan
Menengah) Kecil melalui stian, Barat terbilan an modal mi investas an Daerah n dan wirausah
ke layanan Meneng penciptaan Dinas sebanyak g kecil asing yang i pembiay Keungg a
keuangan. ah kelompok Pertani 24.916 selama yang berkua aan ulan
belum usaha, an, unit tahun disebabka litas usaha Kompet
secara edukasi Dinas Koperasi 2012- n oleh dan dan itif
efisien kewirausahaa Kelauta dengan 2017, realisasi berday peningk Kopera
dan n, pemetaan n dan jumlah dengan investasi a saing atan si,
optimal jaringan Perikan koperasi persent di serta akses Usaha
untuk pemasaran, an yang aktif ase kabupate mengu pasar Kecil
pemban mengelola sebesar tertingg n/kota rangi (Off dan
gunan keuangan 14.042 i belum dispari Taker & Meneng
di berbasis unit sebesar merata, tas Promosi) ah
Provinsi business plan; Koperasi 64,02 ketersedia ekono
Jawa Meningkatkan Aktif. persen an dan mi
Barat, bantuan Tahun di kualitas
akses modal bagi 2017 tahun infrastruk
modal KUKM; jumlah 2017 tur
terhada Meningkatkan koperasi penunjan
p kerjasama aktif g
KUKM, antara sebanyak investasi
pengem perbankan 16.539 belum
bangan dan KUKM; unit merata,
SDM Meningkatkan koperasi dinamika
untuk kualitas sosial
KUKM sumber daya mempeng
manusia yang aruhi
terampil dan kepastian
berjiwa dan
wirausaha keamana
untuk n
pengembangan berusaha,
KUKM melalui belum
kegiatan optimalny
pelatihan a serapan
berbasis tenaga
kelompok kerja
usaha; lokal
meningkatkan pada
produk perusaha
berbasis an/kegiat
ekonomi lokal an
yang bernilai PMA/PM
jual; Pemetaan DN
potensi daerah
dan
pengembangan
wilayah
berbasis
ekonomi lokal
untuk
meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi di
Provinsi Jawa
Barat
Kelaut 14.b.1 (b) Kerenta Meningkatkan Dinas Berdasark Nilai Pada Terwuj Jawa Mengemba Revitalis Progra Progra Program Laju
an & Jumlah nan bantuan Kelauta an rata- Tukar sektor udnya Barat ngkan asi m m Pengawas penanganan
Perika nelayan bencana sarana- n dan rata nilai Nelayan perikanan pertu sebagai inovasi lahan, Pengelo Pengelo an kasus
nan yang tinggi prasarana perikan tukar yang dan mbuha daerah untuk dukung laan laan Sumberd pelanggaran
terlindungi. berada tangkap an & nelayan cenderu kelautan n pertania peningkat an Sumber Sumber aya sektor kelautan
di perikanan selama ng terdapat ekono n, an infrastr daya daya Kelautan dan perikanan
wilayah untuk periode turun permasal mi Kelauta produksi/ uktur, Kelauta Kelauta dan
pantai nelayan; tahun pada ahan yang n dan produktivit pemanfa n dan n dan Perikana
utara, Meningkatkan 2011 – periode yang berkua perikan as dan atan Perikan Perikan n
Cekung keterampilan 2017 2013- ditandai litas an yang nilai ilmu an an
an dan adalah 2017 oleh dan mandiri tambah pengeta
Bandun produktifitas sebesar sebesar turunnya berday untuk hasil huan
g dan nelayan; 100,4 yang 0,63 Nilai a saing mencap pertanian dan
pantai Meningkatkan menunjuk persen Tukar serta ai serta teknolog
selatan edukasi kan bahwa Nelayan, mengu kedaula kelautan i, serta
meliputi mitigasi nelayan hal rangi tan dan pengem
Kab.Pan bencana dan secara tersebut dispari pangan perikanan bangan
gandara penyelamatan relatif disebabka tas sumber
n, diri di daerah mampu n oleh ekono saya
Kab.Suk rentan memenuhi eksploitas mi manusia
abumi bencana kebutuhan i ruang
dan meliputi hidupnya laut yang
Kab.Tasi pantai utara walaupun berlebiha
kmalaya dan pantai nilainya n dan
; selatan relatif tingginya
Anggara Kab.Panganda terbatas, tingkat
n untuk ran, namun pencemar
bidang Kab.Sukabumi terjadi an
kelauta dan penurunan mengakib
n dan Kab.Tasikmala sebesar atkan
perikan ya;Meningkatk 0,63 penuruna
an; an edukasi persen per n laju
Peningk kewirausahaa tahun tangkapa
atan n pemanfaatan n (fish
sarana potensi landing)
dan kelautan dan dan
prasara perikanan di kerusaka
na pantai utara n
tangkap dan pantai lingkunga
, selatan n wilayah
peningk pesisir,
atan pelabuha
jalur n
distribu perikanan
si Jawa
produks Barat
i belum
dimanfaat
kan
secara
optimal
dan
masih
terbatasn
ya
pemenuh
an sarana
prasarana
perikanan
budidaya
dan
tangkap
(lahan,
kapal,
dll),
pemasara
n hasil
kelautan
dan
perikanan
masih
bersifat
individu,
belum
terintegra
si secara
sistemati
k antara
hulu dan
hilir,
masih
rendahny
a tingkat
pengguas
aan
teknologi
oleh
nelayan,
dan
pencemar
an
perairan
umum
dan laut
Pariwi 8.9.1 (a) Daya Meningkatkan Dinas Jumlah a. Permasal Terwuj Tercapai Meningkat a. Progra Progra Program Persentase seni
sata Jumlah dukung pengembangan Pariwis wisatawan Kurang ahan lain udnya nya kan Mengem m m Pemasara budaya dan
wisatawan bangun destinasi ata; mancaneg nya yang pertu pariwisa keunggula bangkan pengem pengem n destinasi
mancanegar an yang pariwisata Dinas ara pada dukung penting mbuha ta n daya destinas bangan bangan Pariwisat wisata yang
a. relatif terintegrasi PU dan tahun an adalah n sebagai tarik dan i destina destina a dipromosikan
cukup (infrastruktur, Tata 2012 infrastr belum ekono sumber promosi pariwisa si si
untuk sarana Ruang sebanyak uktur menguatn mi pertumb wisata ta dan wisata wisata
pengem prasarana, 1.905.378 (akses, ya yang uhan produk
bangan dan promosi orang dan transpo pariwisat berkua ekonomi wisata
pemban pariwisata); pada rtasi, a sebagai litas inklusif serta
gunan; Meningkatkan tahun petunju pendoron dan meningk
Kerenta kualitas 2013 k g berday atkan
nan lingkungan di terjadi mencap terciptany a saing kualitas
bencana lokasi penurunan ai a serta ekonomi
tinggi pariwisata di menjadi lokasi) perekono mengu kreatif
berada Provinsi Jawa 1.004.301 yang mian rangi
di Barat; orang terinteg inklusif, dispari
wilayah Penataan wisatawan rasi di hal tas
pantai ruang dan sejak lokasi- tersebut ekono
utara, destinasi tahun lokasi disebabka mi
Cekung pariwisata 2014 wisata n oleh
an sesuai rencana jumlahnya masih
Bandun pemanfaatan terus lemahnya
g dan ruang; meningkat konektivit
pantai Menjaga hingga as
selatan kebersihan tahun infrastruk
meliputi lingkungan 2017 tur
Kab.Pan (pengelolaan menjadi transport
gandara sampah di 4.984.035 asi
n, lokasi orang. menuju
Kab.Suk pariwisata); Kenaikan destinasi
abumi Mengembanga jumlah wisata,
dan n pariwisata wisatawan terbatasn
Kab.Tasi tanggap mancaneg ya atraksi
kmalaya terhadap ara pada di
bencana di tahun destinasi
pantai selatan 2017 wisata
meliputi sangat yang
Kab.Panganda signifikan menekan
ran, bila lama
Kab.Sukabumi dibanding kunjung
dan kan wisatawa
Kab.Tasikmala jumlah n, belum
ya; wisatawan terinterna
Meningkatkan mancaneg lisasinya
kerjasama ara tahun nilai-nilai
pemerintah, 2015 yang hospitalit
asosiasi sebanyak y di
pariwisata masyarak
b.
Peningk
atan
promosi
Perind 9.2.1* Daya Menurunkan Dinas Persentase a. Pada Terwuj Meningk Meningkat Mengem Progra Progra Program Pertumbuhan
ustria Proporsi dukung beban Perindu pertumbu Menuru sektor udnya atnya kan daya bangkan m m Pembang PMA/PMDN
n nilai tambah bangun pencemar yang strian; han nnya industri pertu peran saing klaster Pengem Pengem unan Sektor Industri
sektor an yang disebabkan Dinas industri di kontrib terdapat mbuha industri industri industri, bangan bangan Industri Agro, Kimia,
industri relatif oleh industri Lingku Provinsi usi beberapa n dan kemitra Perdag Perdag Agro, Tekstil dan
manufaktur cukup di Kota ngan Jawa sektor permasal ekono perdaga an dan angan angan Kimia, Aneka
terhadap untuk Bandung, Kota Hidup; Barat industri ahan mi ngan pemanfa Dalam Dalam Tekstil
PDB dan per pengem Cimahi, Kota Dinas tahun terhada yang yang dalam atan Negeri Negeri dan
kapita. bangan Depok, Kota PU dan 2013 dan p ditandai berkua stabilita teknolog Aneka
pemban Bekasi, dan Tata tahun PDRB. dengan litas s i
gunan; Kota Bogor. Ruang 2014 Kontrib menurun dan perekon
Daya Menurunkan sebesar usi nya berday omian
tampun bahan 12,21 sektor pertumbu a saing Jawa
g lahan pengahasil persen, industri han serta Barat
kabupat emisi meningkat menuru sektor mengu
en/kota pencemaran menjadi n dari industri, rangi
yang udara di Kota 16,76 43,22 hal dispari
daya Bandung dan persen persen tersebut tas
tampun Kota Cimahi; pada di disebabka ekono
gnya Meningkatkan tahun tahun n oleh mi
akan pengawasan 2015, dan 2013 produk
terlamp pengolahan menurun menjadi industri
aui pada limbah dan kembali 42,29 berdaya
tahun sampah pada persen saing
2024, industri; Kota tahun di rendah
yaitu Bandung, Kota 2016 tahun akibat
Kabupat Bogor, Kota menjadi 2017 biaya
en Tasikmlaya, 8,87 ekonomi
Bogor, Kota Cirebon, persen tinggi
Kota Kota (pajak
Bogor, Sukabumi, dan biaya
Kota Kota Depok, distribusi)
Bandun dan Kota sehingga
g, Kota Bekasi; mengakib
Bekasi, Meningkatkan atkan
Kota produktifitas pertumbu
Depok industri han
dan terhadap sektor
Kota PDRB sebesar industri
Cimahi; 4,25% per melambat
Beban tahun; ,
pencem Mengembangk infrastruk
ar, an kawasan tur
pencem industri penduku
aran berwawasan ng
yang lingkungan kawasan
tinggi (pengolahan industri
berdasa limbah, yang
rkan penghijauan belum
rumah an SDM
kaca sektor
sudah industri
melebihi yang
target kompeten
tingkat dan
penurun tersertifik
an emisi asi
gas
rumah
kaca;
Timbula
n
sampah,
penghas
il
timbula
n
sampah
terbesar
di Jawa
Barat
adalah
Kota
Bandun
g, Kota
Bogor,
Kota
Tasikml
aya,
Kota
Cirebon,
Kota
Sukabu
mi, Kota
Depok,
dan
Kota
Bekasi;
Peningk
atan
nilai
tambah
sektor
industri
terhada
p PDRB
sebesar
4,25%
per
tahun
Keuan 17.1.1 (a) Kota/Ka Meningkatkan Dinas Terwuj Meningk Meningkat Mengem Progra Progra Program Rasio
gan Rasio bupaten kapasitas Keuang udnya atnya kan daya bangkan m m Pengelola Efektivitas PAD
penerimaan yang aparatur an pertu peran saing klaster Pengem Pengem an Lingkup
pajak masih pengelola mbuha industri industri industri, bangan bangan Pendapat Pendapatan I
terhadap memiliki keuangan n dan kemitra Perdag Perdag an
PDB. PDRB di sesuai standar ekono perdaga an dan angan angan Daerah I
bawah kompetensi; mi ngan pemanfa Dalam Dalam
PDRB Meningkatkan yang dalam atan Negeri Negeri
Jawa transparansi berkua stabilita teknolog
Barat dan litas s i
antara accountable dan perekon
lain dalam berday omian
Kab.Cia pengelolaan a saing Jawa
njur, keuangan dan serta Barat
Kab.Tasi kekayaan mengu
kmalaya daerah; rangi
, Meningkatkan dispari
Kab.Gar pertumbuhan tas
ut, PDRB ekono
Kab.Ku mencapai mi
ningan, 32,65 juta
Kab.Cire rupiah per
bon, kapita melalui
Kab.Maj sektor industri
alengka, dan pariwisata
Kota di ab.Cianjur,
Banjar, Kab.Tasikmala
Kab. ya, Kab.Garut,
Subang, Kab.Kuningan,
Kab.Suk Kab.Cirebon,
abumi, Kab.Majalengk
Kab.Cia a, Kota Banjar,
mis, Kab. Subang,
Kab.Ban Kab.Sukabumi
dung , Kab.Ciamis,
Barat, Kab.Bandung
Kab.Pan Barat,
gandara Kab.Panganda
n, ran,
Kab.Su Kab.Sumedang
medang, , Kota Depok,
Kota Kota
Depok, Tasikmalaya,
Kota Kab.Bandung,
Tasikma Kota Bekasi,
laya, Kota
Kab.Ban Sukabumi,
dung, Kab.Bogor,
Kota
Program Rasio
Pengelola Efektivitas PAD
an Lingkup
Pendapat Pendapatan II
an
Daerah II
Rasio
Efektivitas
Dana
Perimbangan
Rasio
Efektivitas
Lain-lain
Pendapatan
Daerah yang
Sah
Laju
Pertumbuhan
PAD Lingkup
Pendapatan II
Misi 5: Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Inovatif dan Kepemimpinan yang Kolaboratif Antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota
Kepeg 16.6.1.(d) Belum Program Badan Provinsi Reform Dalam Terwuj Terwuju Meningkat a. Progra Progra Program Persentase
awaia Persentase optimal Koordinasi dan Kepega Jawa asi pelaksana udnya dnya kan Memper m m Peningka dokumen
n instansi nya Fasilitasi waian Barat birokra an good inovasi penerapan kuat Pembin Pembin tan kinerja
pemerintah integrasi Penyelenggara Daerah memiliki si reformasi govern tata reformasi kelemba aan aan Akuntabil Perangkat
yang dan an indeks belum birokrasi ance kelola birokrasi gaan dan dan itas Daerah
memiliki kerjasa Pemerintahan reformasi terealis di Jawa dan pemerin dan Pengem Pengem Kinerja Provinsi Jawa
nilai Indeks ma dan birokrasi asi Barat whole tahan tatalaks bangan bangan dan Barat yang
Reformasi antara Pembangunan; BB pada secara masih of yang ana Aparat Aparat Penyelen disusun sesuai
Birokrasi instansi, Program tahun optimal terjadi govern smart, pemerin ur ur ggaraan peraturan
Baik belum pengelolaan 2017 Reform permasal ment bersih tahan Reformas perundang-
Kementerian optimal keuangan dan asi ahan dan berbasis i undangan
/Lembaga nya kekayaan birokra yang akuntab kan e- Birokrasi
dan peningk daerah melalui si perlu el governm
Pemerintah atan kegiatan terutam mendapat ent
Daerah kapasita Meningkatkan a dari perhatian
(Provinsi/Ka s kinerja kapasitas parame , yaitu
bupaten/Kot pemerin aparatur ter masih
a). tah pengelola manaje kurangny
daerah, sesuai standar men a
belum kompetensi; kepega sosialisasi
optimal Program waian dan
nya Perencanaan, masih kualitas
konsiste Pengendalian memerl serta
nsi dan Evaluasi ukan jangkaua
dalam Pembangunan peningk n layanan
penegak Daerah; atan. informasi
kan Meningkatkan Perlu bagi
hukum kepegawaian dilakuk publik
pemerintah an atas hasil
daerah yang secara pembang
mencintai khusus unan
lingkungan progra daerah
(pengurangan m- yang
penggunaan progra dilaksana
produk m yang kan,
plastik, menunj masih
menjaga ang rendahny
kebersihan reforma a
lingkungan, si profesion
pengurangan birokra alisme
penggunaan si aparatur
kendaraan sehingg dan
pribadi, a masih
melakukan amanat terdapatn
penghijauan di undang ya sarana
lingkungan - prasarana
kantor undang pemerinta
instansi kerja) tentang h yang
harus kurang
terlaksa memadai,
nanya belum
reforasi optimalny
birokra a
si bisa pengelola
tercapai an
kekayaan
/aset
pemerinta
h daerah,
kualitas
pelayana
n publik,
pelayana
n data
perencan
aan,
pelaksana
an
monitorin
g dan
evaluasi,
penataan
sistem
manajem
en SDM
aparatur,
penataan
peraturan
perundan
g-
undangan
, dan
kolaboras
i
pembang
unan
dengan
pemerinta
h pusat
dan
kabupate
n/kota
16.6.1.(b) Nilai Belum Dalam Terwuj Terwuju Meningkat a. Progra Progra Program Persentase
Persentase SAKIP optimal pelaksana udnya dnya kan Memper m m Peningka Perangkat
peningkatan Pemerinta nya an good inovasi penerapan kuat Pembin Pembin tan Daerah yang
Sistem h Daerah pelaksa reformasi govern tata reformasi kelemba aan aan Kualitas nilai SAKIP-nya
Akuntabilita Provinsi naan birokrasi ance kelola birokrasi gaan dan dan Akuntabil adalah ≥ A
s Kinerja Jawa tata di Jawa dan pemerin dan Pengaw Pengaw itas Lingkup
Pemerintah Barat kelola Barat whole tahan tatalaks asan asan Kinerja Bidang
(SAKIP) mengalami pemeri masih of yang ana Lingkup Pemerintahan
Kementerian peningkata ntahan terjadi govern smart, pemerin Bidang dan
/Lembaga n yang yang permasal ment bersih tahan Pemerint Kesejahteraan
dan signifikan bersih, ahan dan berbasis ahan dan Masyarakat
Pemerintah dari CC di efektif, yang akuntab kan e- Kesejahte
Daerah Tahun demokr perlu el governm raan
(Provinsi/Ka 2014 atis, mendapat ent Masyarak
bupaten/Kot menjadi dan perhatian at
a). sebesar A terperc , yaitu
di Tahun aya masih
2016 dan kurangny
2017. a
Prestasi ini sosialisasi
menunjuk dan
kan bahwa kualitas
kinerja serta
pemerinta jangkaua
h daerah n layanan
Jawa informasi
Barat bagi
semakin publik
baik, atas hasil
akuntabel pembang
dan unan
program daerah
yang yang
dilaksanak dilaksana
an dapat kan,
mencapai masih
sasaran rendahny
a
profesion
alisme
aparatur
dan
masih
terdapatn
ya sarana
prasarana
pemerinta
h yang
kurang
memadai,
belum
optimalny
a
pengelola
an
kekayaan
/aset
pemerinta
h daerah,
kualitas
pelayana
n publik,
pelayana
n data
perencan
aan,
pelaksana
an
monitorin
g dan
evaluasi,
penataan
sistem
manajem
en SDM
aparatur,
penataan
peraturan
perundan
g-
undangan
, dan
kolaboras
i
pembang
unan
dengan
pemerinta
h pusat
dan
kabupate
n/kota
16.6.1.(d) Provinsi Belum Dalam Terwuj Terwuju Meningkat a. Progra Progra Program Indeks
Persentase Jawa optimal pelaksana udnya dnya kan Memper m m Peningka Reformasi
instansi Barat nya an good inovasi penerapan kuat Pembin Pembin tan Birokrasi
pemerintah memiliki pelaksa reformasi govern tata reformasi kelemba aan aan Akuntabil
yang indeks naan birokrasi ance kelola birokrasi gaan dan dan itas
memiliki reformasi tata di Jawa dan pemerin dan Pengaw Pengaw Kinerja
nilai Indeks birokrasi kelola Barat whole tahan tatalaks asan asan dan
Reformasi BB pada pemeri masih of yang ana Penyelen
Birokrasi tahun ntahan terjadi govern smart, pemerin ggaraan
Baik 2017 yang permasal ment bersih tahan Reformas
Kementerian bersih, ahan dan berbasis i
/Lembaga efektif, yang akuntab kan e- Birokrasi
dan demokr perlu el governm
Pemerintah atis, mendapat ent
Daerah dan perhatian
(Provinsi/Ka terperc , yaitu
bupaten/Kot aya masih
a). kurangny
a
sosialisasi
dan
kualitas
serta
jangkaua
n layanan
informasi
bagi
publik
atas hasil
pembang
unan
daerah
yang
dilaksana
kan,
masih
rendahny
a
profesion
alisme
aparatur
dan
masih
terdapatn
ya sarana
prasarana
pemerinta
h yang
kurang
memadai,
belum
optimalny
a
pengelola
an
kekayaan
/aset
pemerinta
h daerah,
kualitas
pelayana
n publik,
pelayana
n data
perencan
aan,
pelaksana
an
monitorin
g dan
evaluasi,
penataan
sistem
manajem
en SDM
aparatur,
penataan
peraturan
perundan
g-
undangan
, dan
kolaboras
i
pembang
unan
dengan
pemerinta
h pusat
dan
kabupate
n/kota
Belum Dalam Terwuj Terwuju Meningkat Meningk Progra Progra Program Persentase
sinkron pelaksana udnya dnya kan atkan m m Penataan penataan
nya an good inovasi kerjasama koordin Perenca Perenca Kelembag kelembagaan
implem reformasi govern tata pembangu asi, naan, naan, aan berbasis
entasi birokrasi ance kelola nan integrasi Pengen Pengen kinerja
peratur di Jawa dan pemerin dan dalian dalian
an Barat whole tahan sinkroni dan dan
antara masih of yang sasi Evalua Evalua
tingkat terjadi govern smart, antar si si
pusat permasal ment bersih tingkat Pemba Pemba
dan ahan dan pemerin ngunan ngunan
daerah yang akuntab tahan Daerah Daerah
perlu el
mendapat
perhatian
, yaitu
masih
kurangny
a
sosialisasi
dan
kualitas
serta
jangkaua
n layanan
informasi
bagi
publik
atas hasil
pembang
unan
daerah
yang
dilaksana
kan,
masih
rendahny
a
profesion
alisme
aparatur
dan
masih
terdapatn
ya sarana
prasarana
pemerinta
h yang
kurang
memadai,
belum
optimalny
a
pengelola
an
kekayaan
/aset
pemerinta
h daerah,
kualitas
pelayana
n publik,
pelayana
n data
perencan
aan,
pelaksana
an
monitorin
g dan
evaluasi,
penataan
sistem
manajem
en SDM
aparatur,
penataan
peraturan
perundan
g-
undangan
, dan
kolaboras
i
pembang
unan
dengan
pemerinta
h pusat
dan
kabupate
n/kota
Persentase
penguatan
kelembagaan
berbasis
kinerja
16.6.1.(b) Nilai Belum Dalam Terwuj Terwuju Meningkat Meningk Progra Progra Program Persentase
Persentase SAKIP optimal pelaksana udnya dnya kan atkan m m Peningka Perangkat
peningkatan Pemerinta nya an good inovasi kerjasama koordin Pembin Pembin tan Daerah yang
Sistem h Daerah pelaksa reformasi govern tata pembangu asi, aan aan Kualitas nilai SAKIP-nya
Akuntabilita Provinsi naan birokrasi ance kelola nan integrasi dan dan Akuntabil adalah ≥ A
s Kinerja Jawa tata di Jawa dan pemerin dan Pengaw Pengaw itas Lingkup
Pemerintah Barat kelola Barat whole tahan sinkroni asan asan Kinerja Bidang
(SAKIP) mengalami pemeri masih of yang sasi Lingkup Pemerintahan
Kementerian peningkata ntahan terjadi govern smart, antar Bidang dan
/Lembaga n yang yang permasal ment bersih tingkat Pemerint Kesejahteraan
dan signifikan bersih, ahan dan pemerin ahan dan Masyarakat
Pemerintah dari CC di efektif, yang akuntab tahan Kesejahte
Daerah Tahun demokr perlu el raan
(Provinsi/Ka 2014 atis, mendapat Masyarak
bupaten/Kot menjadi dan perhatian at
a). sebesar A terperc , yaitu
di Tahun aya masih
2016 dan kurangny
2017. a
Prestasi ini sosialisasi
menunjuk dan
kan bahwa kualitas
kinerja serta
pemerinta jangkaua
h daerah n layanan
Jawa informasi
Barat bagi
semakin publik
baik, atas hasil
akuntabel pembang
dan unan
program daerah
yang yang
dilaksanak dilaksana
an dapat kan,
mencapai masih
sasaran rendahny
a
profesion
alisme
aparatur
dan
masih
terdapatn
ya sarana
prasarana
pemerinta
h yang
kurang
memadai,
belum
optimalny
a
pengelola
an
kekayaan
/aset
pemerinta
h daerah,
kualitas
pelayana
n publik,
pelayana
n data
perencan
aan,
pelaksana
an
monitorin
g dan
evaluasi,
penataan
sistem
manajem
en SDM
aparatur,
penataan
peraturan
perundan
g-
undangan
, dan
kolaboras
i
pembang
unan
dengan
pemerinta
h pusat
dan
kabupate
n/kota