Dosen Pengampu :
Oleh:
Bahtiar : 190105020302
BANJARMASIN
2021
KATA PENGANTAR
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat berguna bagi kami semua
dalam memenuhi tugas dari mata kuliah Etika Bisnis Syariah dan semoga segala
yang tertuang dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi
para pembaca dalam rangka membangun khasanah keilmuan. Makalah ini di
sajikan khusus dengan tujuan untuk memberi arahan dan tuntunan agar yang
membaca bisa menciptakan hal-hal yang lebih bermakna.
Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua, karena kesempurnaan
hanya milik Allah SWT semata.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, pada saat ini kegiatan bisnis khususnya
dalam bidang pemasaran akan selalu semakin meningkat. Persaingan dalam dunia
bisnis pun semakin kuat, sehingga akan membuat pelaku bisnis mencari strategi-
strategi yang tepat untuk memasarkan produknya dan memenangkan persaingan
untuk memaksimalkan pendapatan atau laba.
Pemasaran memiliki peranan yang sangat penting bagi pelaku bisnis. Sebagai
seorang pebisnis muslim, kita harus memahami kalau dalam ajaran Islam dianjurkan
agar para umatnya untuk melakukan perlombaan dalam mencai kebaikan di sela hal
berbisnis.
Terlihat jelas bahwa konsep persaingan bisnis berbasis Al-Qur’an adalah
sebuah konsep persaingan yang menganjurkan para pebisnis untuk bersaing secara
positif dengan memberikan konstribusi yang baik dari bisnisnya bukan untuk
menjatuhkan pebisnis lainnya dan menganjurkan pebisnis untuk tidak merugikan
dan memudharatkan pebisnis lainnya. Selain itu, Al-Qur’an juga memberikan
konsep untuk tidak melakukan persaingan dalam hal mendapatkan kekayaan
sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan nilai-nilai Islami. Karena hal itu akan
membuatnya lalai hingga lupa dengan kewajibannya sebagai hamba Allah.
Oleh karena itu, walaupun sedang mengalami kondisi persaingan penting
sekali bagi pebisnis Muslim untuk memahami konsep persaingan yang dianjurkan
dalam islam agar tidak merugikan orang lain serta terjatuh persaingan yang tidak
sehat kemudian mewajibkan kepada umatnya untuk senantiasa bekerja dalam
memenuhi segala kebutuhan hidup mereka. Persaingan dalam usaha menurut
syari’at Islam bahwasannya bersaing haruslah secara sehat, adil dan jujur serta
menjalin silatuhrahmi agar dapat mempererat ikatan persaudaraan. Jadi, kebebasan
individu dalam hal persaingan dibatasi oleh kaidahkaidah Islam dan akhlak, atau
dengan kata lain masih dikendalikan oleh aqidah, karena dengan aqidahlah
seseorang bisa merekflesikan persaingan yang sesuai dengan ajaran Islam(Stefhani,
2019, hlm. 1–5)
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian persaingan bisnis?
2. Bagaimana persaingan bisnis dalam islam?
3. Bagaimana persaingan usaha yang sehat?
4. Apa saja pelanggaran dalam persaingan usaha?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian persaingan bisnis
2. Mengetahui bagaimana persaingan bisnis dalam islam
3. Mengetahui bagaimana persaingan usaha yang sehat
4. Mengetahui apa saja pelanggaran dalam persaingan usaha
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
diinginkan oleh konsumen, pangsa pasar, peringkat survei, atau sumber daya yang
dibutuhkan sehingga bisa dikatakan dengan persaingan bisnis. Dalam mengenal
bisnis kita perlu memahami definisi bisnis itu sendiri, oleh sebab itu penting untuk
diketahui apa yang dimaksud dengan bisnis tersebut. Bisnis adalah suatu organisasi
yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk
mendapatkan laba. Dalam arti luas bisnis adalah istilah umum yang menggambarkan
semua aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan
seharihari.
Persaingan bisnis dapat disebabkan oleh kesalahan strategi yang mana
kesalahan tersebut dapat dipelajari dan dimanfaatkan oleh pelaku bisnis lainnya
sebagai peluang yang mampu mencuri perhatian konsumen. Akan tetapi, diluar itu
semua persaingan menjadi hal yang wajar dalam dunia bisnis dan pelaku bisnis pun
sudah sadar penuh akan resiko tersebut. Untuk itu, tidak heran jika sudah
sewajarnya pelaku bisnis mengerti, memahami dan menyusun strategi dengan hati-
hati serta bijak. Dengan demikian, persaingan bisnis dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan bersama atau bertanding diantaranya pengusaha atau pebisnis yang satu
dengan pengusaha atau pebisnis yang lain di dalam memenangkan pangsa pasar dan
mencari keuntungan, dalam upaya melakukan, menawarkan produk barang dan jasa
kepada konsumen dengan berbagai strategi pemasaran yang diterapkan.(Stefhani,
2019, hlm. 16–18)
4
lain masih dikendalikan oleh aqidah, karena dengan aqidahlah seseorang bisa
merefleksikan persaingan yang sesuai dengan ajaran Islam.
Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan.” (QS AlQashash: 77).
ىز
ُ شُ ُّْشىاْ فًِ ٍََْا ِم ِب َها َو ُميُىاْ ٍِِ ِ ّز أشقِ ِۖۦه َوإِىَ أٍ ِه ٱى
ُ ىَل فَٱٍأ َ ه َُى ٱىهرِي َجعَ َو ىَ ُن ٌُ أٱْل َ أز
ٗ ُض ذَى
Artinya: “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah
di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya kepada-
Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.” (QS. Al-Mulk:15).
Setelah ditegaskan bahwa Allah adalah Maha luas pengetahuanNya, kini
diuraikan kembali tentang Kuasa-Nya. Dialah Allah yang menjadikan bumi untuk
kamu yang mudah dijelajahi untuk melakukan aneka aktifitas yang bermanfaat,
maka jelajahilah di segala penjurunya, berkelanalah ke seluruh pelosoknya, dan
makanlah sebagian dari rezekiNya yang disediakan untuk kamu, serta bersyukurlah
dengan segala karunia-Nya itu. Dan karena pada akhirnya, hanya kepada-Nyalah
kamu kembali setelah dibangkitkan.
5
Keyakinan bahwa rezeki semata mata dari Allah SWT akan menjadi
kekuatan dasar bagi seorang pebisnis muslim. Keyakinan ini menjadi landasan
sikap tawakal yang kokoh dalam berbisnis. Selama berbisnis, ia akan senantiasa
menyandarkan segala sesuatunya hanya kepada Allah semata. Bila bisnisnya
mengalami kemenangan dalam persaingan, ia akan bersyukur. Sebaliknya jika
sedang mengalami kegagalan dalam bersaing, ia akan bersabar. Intinya, segala
keadaan iahadapi dengan sikap positif tanpa meningggalkan halhal prinsip yang
telah Allah perintahkan kepadanya. Dalam hal ini, seorang muslim akan
memandang berbisnis sebagai pelaksanaan perintah Allah untuk bertebaran di muka
bumi dalam mencari karunia-Nya. Karena itu, tidak terpikir olehnya untuk
menghalalkan segala cara untuk sekedar memenangkan persaingan. Baginya, yang
disebut dengan persaingan adalah berebut menjadi yang terbaik. Terbaik di hadapan
Allah yang dicapai dengan sekuat tenaga untuk tetap setia menaati setiap aturan-
Nya dalam berbisnis, sedangkan terbaik di hadapan manusia dengan menjalankan
bisnis dengan produk yang bermutu, harga bersaing, dan dengan pelayanan
total.(Stefhani, 2019, hlm. 19–20)
Dalam semua hubungan, kepercayaan adalah unsur dasar. Kepercayaan
diciptakan dari kejujuran. Kejujuran adalah satu kualitas yang paling sulit dari
karakter untuk dicapai didalam bisnis, keluarga, atau dimanapun gelanggang tempat
orang-orang berminat untuk melakukan persaingan dengan pihak-pihak lain. Selagi
kita muda kita diajarkan, di dalam tiap-tiap kasus ada kebajikan atau hikmah yang
terbaik. Kebanyakan dari kita didalam bisnis mempunyai satu misi yang terkait
dengan rencana-rencana. Kita mengarahkan energi dan sumber daya kita ke arah
tujuan keberhasilan misi kita yang kita kembangkan sepanjang perjanjian-
perjanjian. Para pemberi kerja tergantung pada karyawan, para pelanggan
tergantung pada para penyalur, bank-bank tergantung pada peminjam dan pada
setiap pelaku atau para pihak sekarang tergantung pada para pihak terdahulu dan ini
akan berlangsung secara terus menerus.
Oleh karena itu kita menemukan bahwa bisnis yang berhasil dalam masa
yang panjang akan cenderung untuk membangun semua hubungan atas mutu,
kejujuran dan berinteraksi dengan orang-orang yang jujur dalam melaksanakan
6
strategi bisnis. Dalam dunia bisnis kepercayaan sangat penting artinya. Tanpa
didasari atas rasa saling percaya, maka transaksi bisnis tidak akan bisa terlaksana.
Akan tetapi, dalam dunia bisnis juga kita dilarang untuk terlalu cepat percaya pada
orang lain, karena hal ini rawan terhadap penipuan. Maka, kita dianjurkan untuk
melihat track record lawan binis kita sebelumnya. Dalam ajaran Islam, setiap
muslim yang ingin berbisnis maka dianjurkan untuk selalu melakukan persaingan
yang sehat, jujur, berprilaku baik, simpatik dan adil.(Latif, 2017, hlm. 163–164)
Artinya: Dan janganlah kamu makan harta di antara kamu dengan jalan yang batil,
dan (janganlah) kamu menyuap dengan harta itu kepada para hakim, dengan
maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa,
padahal kamu mengetahui.
Selain itu juga, berbeda dengan sistem kapitalisme dan komunisme yang
melarang terjadinya monopoli, di dalam ajaran Islam siapapun boleh berbisnis
tanpa peduli apakah dia satu-satunya penjual atau pembeli, asalkan dia tidak
melakukan ikhtikar, yaitu mengambil keuntungan di atas keuntungan normal
dengan cara menjual lebih sedikit barang untuk harga yang lebih tinggi atau dalam
istilah ekonominya monopoly’s rent.(Latif, 2017, hlm. 164)
7
perdagangan. Adanya persaingan yang sehat akan menguntungkan semua pihak
termasuk konsumen dan pengusaha kecil, dan produsan sendiri, karena akan
menghindari terjadinya konsentrasi kekuatan pada satu atau beberapa usaha
tertentu. Dalam dunia yang penuh persaingan sang pelaku bisnis tidak boleh
terlambat dalam bertindak, tetapi tidak boleh bermain kotor dengan sesama pelaku
bisnis. Maksudnya adalah, dalam berbagai kiat ataupun strategi yang
dikembangkan di dalam bisnis tidak akan pernah merugikan apalagi mematikan
pelaku bisnis yang lain. Yang besar memayungi yang kecil, yang kuat mengangkat
yang lemah. Inilah arti kebersamaan yang saling menunjang dan saling
menguntungkan antara pelaku bisnis yang ada di pasar bebas. Dan yang terbaik
adalah menawarkan kerjasama “win-win solution” dengan pelaku bisnis yang
bersedia bekerja sama. Sikap sejati inilah yang disebut dengan brotherhood
economic. Artinya menjalankan ekonomi dengan penuh persaudaraan. Mungkin di
era-globalisasi dengan ciri utama pesaing bebas “free fight liberalisme”, banyak
pelaku bisnis yang memincingkan mata namun dalam sejarah cukup banyak bukti
yang menyatakan bahwa kemenangan sejati adalah kemenangan dalam melawan
keserakahan (hawa nafsu) Di sinilah makna jihad yang paling besar, yaitu menang
melawan hawa nafsu.(Latif, 2017, hlm. 174)
Saat ini banyak pelanggaran etika bisnis dan persaingan yang tidak sehat dalam
upaya penguasaan pangsa pasar semakin memberatkan para pengusaha kalangan
8
bawah yang kurang memiliki kemampuan bersaing dengan perusahaan-perusahaan
yang besar. Perlu adanya sanksi yang tegas mengenai pelanggaran etika bisnis yang
terjadi, agar dapat mengurangi terjadinya pelanggaran etika bisnis dalam dunia
usaha. Berdasarkan undangundang No. 5 Tahun 1999 tentang laranagan praktek
monopoli dan persaingan usaha tidak sehat, dinyatakan bahwa:
Monopoli adalah penguasaan atas produksi dan atau pemasaran barang dan
atau atas penggunaan jasa tertentu oleh satu pelaku usaha atau satu kelompok pelaku
usaha (Pasal 1 angka 1).
Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antara pelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang atau jasa yang dilakukan
dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat persaingan usaha
(Pasal 1 angka 6).
Berikut ini beberapa pelanggaran etika bisnsis dalam dunia usaha adalah:
1. Monopoli adalah struktur pasar yang ditandai oleh adanya seorang produsen
tunggal, atau menahan barang untuk tidak beredar di pasar supaya naik
harganya. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan monopolis tidak ada
barang substitusinya. Dengan monopoli maka dapat menyebabkan tidak
adanya persaingan dalam bisnis. Kondisis pasar ditentukan oleh satu
perusahaan (monopolis) yang memiliki kekuatan pasar (market power) yang
amat tinggi. Dari sisi struktur pasar, jenis pasar monopoli ini jarang ditemui
terutama di negara-negara maju yang menganut ekonomi pasar dan memiliki
peraturan anti rust.
2. Oligopoli, adalah struktur pasar di mana hanya ada sejumlah kecil perusahaan
yang memproduksi hampir semua output industri dan mempunyai keputusan
yang saling mempengaruhi. Adanya ketidaksempurnaan dan hambatan dalam
memperoleh informasi mengenai produk, Adanya kemampuan pengendalian
harga tetapi sedikit. Sebagian produk didiferensiasikan tetapi sedikit sehingga
adanya sedikit perbedaan produk antara produsen. Dalam praktek oligopoli
pasar dikuasi oleh segelintir pengusaha, bukan karena ada kolusi dengan
9
pemerintah melainkan karena kolusi diantara segelintir pengusaha untuk
menguasai dan mendikte pasar
3. Persaingan usaha tidak sehat dapat dipahami sebagai kondisi persaingan
diantara pelaku usaha yang berjalan secara tidak fair. Sebagaimana yang
dijelaskan dalam Pasal 1 angka 6 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999
Persaingan usaha tidak sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa yang
dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat
persaingan usaha. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diperoleh gambaran
bahwa persaingan antar pelaku usaha dalam menjalankan kegiatannya
dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum, implikasinya akan
menghambat persaingan usaha secara sehat. Persaingan usaha tidak sehat
merupakan dampak dari praktek persaingan usaha. Kondisi persaingan usaha
dalam beberapa hal memiliki juga aspek-aspek negatif, salah satunya apabila
suatu persaingan dilakukan oleh pelaku ekonomi yang tidak jujur,
bertentangan dengan kepentingan publik. Resiko ekstrim dari persaingan ini
tentunya adalah kemungkinan ditempuhnya praktek-praktek curang (unfair
competition) karena persaingan dianggap sebagai kesempatan untuk
menyingkirkan pesaing dengan cara apapun.(Latif, 2017, hlm. 169–170)
Persaingan Usaha Tidak Sehat adalah persaingan antar pelaku usaha dalam
menjalankan kegiatan produksi dan atau pemasaran barang atau jasa yang
dilakukan dengan cara tidak jujur atau melawan hukum atau menghambat
persaingan usaha.18 Dan sebelum diberlakukan peraturan perundang-undangan
terkait dengan larangan monopoli dan persaingan tidak sehat, syariah telah
menetapkan beberapa prisnsip dasar larangan transaksi yang kedepan harus
dijadikan sebagai kerangka rujukan dalam perumusan hukum ini. Ruang
lingkup larangan tersebut baik disebabkan oleh faktor keharaman zatnya (haram
li dzatihi) maupun keharaman selain zatnya (haram li ghairihi) yang langsung
terkait dengan prilaku usaha.(05.2 bab 2.pdf, t.t., hlm. 21–22)
10
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Oleh karena itu kita menemukan bahwa bisnis yang berhasil dalam masa
yang panjang akan cenderung untuk membangun semua hubungan atas mutu,
11
kejujuran dan berinteraksi dengan orang-orang yang jujur dalam melaksanakan
strategi bisnis. Dalam dunia bisnis kepercayaan sangat penting artinya. Tanpa
didasari atas rasa saling percaya, maka transaksi bisnis tidak akan bisa
terlaksana. Akan tetapi, dalam dunia bisnis juga kita dilarang untuk terlalu cepat
percaya pada orang lain, karena hal ini rawan terhadap penipuan. Maka, kita
dianjurkan untuk melihat track record lawan binis kita sebelumnya. Dalam
ajaran Islam, setiap muslim yang ingin berbisnis maka dianjurkan untuk selalu:
melakukan persaingan yang sehat, jujur, berprilaku baik, simpatik dan adil.
Yang besar memayungi yang kecil, yang kuat mengangkat yang lemah.
Inilah arti kebersamaan yang saling menunjang dan saling menguntungkan
antara pelaku bisnis yang ada di pasar bebas. Dan yang terbaik adalah
menawarkan kerjasama “win-win solution” dengan pelaku bisnis yang bersedia
bekerja sama. Sikap sejati inilah yang disebut dengan brotherhood economic.
Artinya menjalankan ekonomi dengan penuh persaudaraan. Mungkin di era-
globalisasi dengan ciri utama pesaing bebas “free fight liberalisme”, banyak
pelaku bisnis yang memincingkan mata namun dalam sejarah cukup banyak
bukti yang menyatakan bahwa kemenangan sejati adalah kemenangan dalam
12
melawan keserakahan (hawa nafsu) Di sinilah makna jihad yang paling besar,
yaitu menang melawan hawa nafsu.
Saat ini banyak pelanggaran etika bisnis dan persaingan yang tidak sehat
dalam upaya penguasaan pangsa pasar semakin memberatkan para pengusaha
kalangan bawah yang kurang memiliki kemampuan bersaing dengan
perusahaan-perusahaan yang besar. Perlu adanya sanksi yang tegas mengenai
pelanggaran etika bisnis yang terjadi, agar dapat mengurangi terjadinya
pelanggaran etika bisnis dalam dunia usaha.
13
DAFTAR PUSTAKA
14