Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Usaha ini dilatarbelakangi oleh semakin berkembangnya perekonomian di daerah


Kabupaten Lamongan. Hal itu dapat dilihat dengan perkembangan pusat bisnis dan
perkantoran di pusat kota Lamongan. Hal itu membuat peluang bisnis Kedai Kopi
Suruput terbuka lebar seiring dengan taraf hidup masyarakat di
Kabupaten Lamongan. Berkembanganya gaya hidup dan kebiasaan orang untuk
ngobrol-ngobrol dan berkumpul sambil minum kopi mendorong terciptanya usaha
ini. Banyaknya pekerja dan anak muda di Lamongan tentunya membutuhkan ruang
untuk bisa berkumpul dan berinteraksi, dan jawabannya adalah dengan dibangunnya
usaha Kedai Kopi Suruput ini.

Selain itu kami juga melihat belum ada tempat khusus yang menyediakan kopi
sebagai produk utamanya. Kebanyakan kedai saat ini sudah ada di Lamongan hanya
menyediakan makanan dan minuman yang standar yang hampir sama di setiap
kedai.

Konsep usaha kami untuk merangkul semua kalangan mulai dari orang tua, pekerja,
mahasiswa dan yang lainnya bisa berkumpul mengobrol-ngobrol. Dengan
menyediakan banyak varian rasa dan jenis kopi membuat usaha ini sangat strategis
ditambah dengan suguhan makanan tradisional dengan tempat yang nyaman dengan
tambahan konsep tradisional di tempatnya.
1.2  Gambaran Umum Potensi Ekonomi

Melimpahnya potensi kopi di berbagai penjuru nusantara, ternyata cukup


memudahkan para pelaku usaha untuk bisa memenuhi kebutuhan bahan baku kopi
bagi perkembangan bisnis yang sedang mereka rintis. Tercatat sebagai salah satu
negara penghasil kopi di kelas dunia, tentunya para pelaku usaha bisa memanfaatkan
kekayaan alam Indonesia tanpa harus mengimpor bahan baku kopi dari pasar luar
negeri.

Selain itu, kopi merupakan salah satu minuman favorit bagi seluruh kalangan
masyarakat. Tidak hanya kaum pria saja yang menyukai minuman kopi sebagai
teman bergadang. Berbekal kreativitas para pelaku usaha dalam mengkombinasikan
menu varian kopi, sekarang ini anak muda, kaum wanita, bahkan orang tua, juga
menyukai aneka minuman kopi yang pilihannya semakin beragam. Kondisi ini
menjadikan prospek bisnis minuman kopi masih cukup bagus, karena peluang pasar
yang bisa Anda bidik sangatlah luas, sehingga Anda tidak perlu khawatir dengan
hadirnya cafe kopi modern yang membawa brand ternama dari luar negeri.

Saat ini kebiasaan “ngopi” atau ramai-ramai menikmati secangkir kopi bukan hanya
sebagai pemenuhan kebutuhan semata, namun juga mulai menjadi gaya hidup
tersendiri bagi sebagian besar masyarakat di penjuru nusantara. Tidak heran bila
fenomena tersebut kini juga dimanfaatkan banyak orang untuk mendatangkan
untung besar dengan membuka usaha kedai kopi.

Mengisi waktu luang sembari menikmati secangkir kopi bersama keluarga atau
teman memang sangat menyenangkan. Siapa sangka, kebiasaan ini ternyata juga
mampu melahirkan peluang bisnis yang menarik dengan keuntungan mengesankan.
Melihat besarnya animo masyarakat terhadap aneka jenis minuman kopi, bisnis
kedai kopi tak pernah sepi pelanggan, meski berada di tengah gempuran coffeshop
yang belakangan ini mulai bermunculan. Tentu ini sebuah peluang bagus bagi para
pemula yang ingin terjun di dunia usaha.
1.3  Gambaran Umum Industri

Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil,
Vietnam dan Colombia. Dari total produksi, sekitar 67% kopinya diekspor sedangkan
sisanya (33%) untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tingkat konsumsi kopi
dalam negeri berdasarkan hasil survei LPEM UI tahun 1989 adalah sebesar 500
gram/kapita/tahun. Dewasa ini kalangan pengusaha kopi memperkirakan tingkat
konsumsi kopi di Indonesia telah mencapai 800 gram/kapita/tahun. Dengan
demikian dalam kurun waktu 20 tahun peningkatan konsumsi kopi telah mencapai
300 gram/kapita/tahun.

Strata Industri kopi dalam negeri sangat beragam, dimulai dari unit usaha berskala
home industry hingga industri kopi berskala multinasional. Produk-produk yang
dihasilkan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kopi dalam negeri,
namun juga untuk mengisi pasar di luar negeri. Hal tersebut menunjukkan bahwa
konsumsi kopi di dalam negeri merupakan pasar yang menarik bagi kalangan
pengusaha yang masih memberikan prospek dan peluang sekaligus menunjukkan
adanya kondisi yang kondusif dalam berinvestasi dibidang industri kopi.

Selain Coffezone yang menawarkan konsep waralaba, terdapat juga warung kopi
lainnya yang berekspansi secara terpusat. Mulai dari merek internasional seperti
Starbucks dan Coffee Bean, hingga merek lokal seperti Excelso dan Ngopi Doeloe
menjamur di berbagai wilayah di Indonesia.

Pada tahun 2012, permintaan kopi dalam negeri Indonesia telah mencapai lebih dari
250 ribu ton. Segmen bisnis kedai kopi pun selalu tumbuh lebih dari 10% dalam
beberapa tahun terakhir. Kondisi ini menandakan bahwa bisnis kedai kopi memiliki
potensi untuk dimasuki oleh para pelaku usaha. Meskipun begitu, masih terdapat
kritik dan kekhawatiran terhadap bisnis kedai kopi.

Pengamat bisnis franchise internasional, Evi Diah Puspitawati, menilai bahwa para
pengusaha masih harus waspada terhadap pertumbuhan bisnis kedai kopi. Ia
khawatir bahwa pertumbuhan kedai kopi saat ini lebih sekedar trend dimana
nongkrong di kedai kopi menjadi trend dan khawatir trend tersebut akan berakhir
dalam waktu dekat.

BAB II

ASPEK UMUM ORGANISASI

2.1  Nama Unit Usaha

“KEDAI KOPI SURUPUT”


2.2  Legalitas Usaha

Izin usaha merupakan suatu bentuk persetujuan atau pemberian izin dari pihak
berwenang atas penyelenggaraan suatu kegiatan usaha oleh seorang pengusaha atau
suatu perusahaan. Bagi pemerintah, pengertian usaha dagang adalah suatu alat atau
sarana untuk membina, mengarahkan, mengawasi, dan menerbitkan izin-izin usaha
perdagangan. Agar kegiatan usaha lancar, maka setiap pengusaha wajib untuk
mengurus dan memiliki izin usaha dari instansi pemerintah yang sesuai degan
bidangnya. Jenis izin usaha yg dikeluarkan oleh pemerintah yang menyangkut izin
usaha perdagangan.

a.       SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)

SIUP adalah surat izin yg diberikan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk kepada
pengusaha untuk melaksanakam kegiatan usaha di bidang perdagangan dan jasa.
SIUP diberikan kepada para pengusaha, baik perseorangan, firma, CV, PT, koperasi,
BUMN, dsb.

Kewajiban pemilik atau pemegang SIUP antara lain:

1)       melapor kepada kepala kantor wilayah departemen perdagangan atau kepala


kantor departemen perdagangan yg menerbitkan SIUP apabila perusahaan tidak
melakukan lagi kegiatan perdagangan atau menutup perusahaan disertai dgn
pengembalian SIUP, dan

2)       melapor kepada kepala kantor wilayah departemen perdagangan setempat


mengenai hal berikut:

perusahaan.

b.      penghentian kegiatan atau penutupan cabang atau perwakilan perusahaan.

Formulir SIUP berwarna putih untuk perusahaan kecil, biru untuk perusahaan
menengan, dan kuning untuk perusahaan besar.
Penggolongan SIUP

Berdasarkan besarnya jumlah Modal dan Kekayaan Bersih di luar tanah dan
bangunan atau jumlah modal disetor dalam akta pendirian/perubahan, maka
penggolongan SIUP dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu :

1)       SIUP BESAR, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan
bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai diatas
Rp.500.000.000,- (limaratus juta rupiah).

2)       SIUP MENENGAH, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan


kekayaan bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan
nilai diatas Rp.200.000.000,- (duartus juta rupiah) s/d Rp. 500.000.000,- (limaratus
juta rupiah).

3)       SIUP KECIL, diberikan kepada perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan
bersih atau modal disetor dalam AKTA PENDIRIAN/PERUBAHAN dengan nilai sampai
dengan Rp.200.000.000- (duartus juta rupiah).

2.3  Organisasi

Nama Usaha    : Kedai Kopi Suruput

Jenis Usaha     : Kuliner

Alamat                        : Jl. Asalam No.26, Gerendeng, Kec. Karawaci, Kota Tangerang, Banten
15113

2.4  Sumber Daya Manusia

Untuk mendukung kelangsungan usaha ini dibutuhkan beberapa elemen Sumber


Daya Manusia (SDM) yang terkait didalamnya. Adapun Sumber Daya Manusia (SDM)
yang terlibat dalam kelangsungan usaha ini, yaitu:

1)      Distributor

Agar usaha ini dapat bertahan dan berjalan dengan baik, maka kami melakukan
kerjasama dengan distributor-distributor kopi lainnya, sehingga bahan-bahan dari
kopi ini mudah didapatkan. Distributor yang kami maksud merupakan orang yang
memasok barang-barang yang kami butuhkan seperti pabrik kopi maupun toko kopi
yang menjual segala bahan yang kami butuhkan.

2)      Tenaga Kerja

Dalam bisnis jualan kopi ini kita tidak memerlukan sumber daya manusia yang ahli
dan skill yang khusus seperti sarjana dll, akan tetapi yang diperlukan adalah orang
yang mau bekerja secara tekun / telaten, sabar, kerja keras dan tidak gengsi karena
ini merupakan pekerjaan remeh menurut pandangan masyarakat tertentu.
3)      Masyarakat Sekitar

Selain SDM dari distributor dan tenaga kerja selanjutnya masyarakat juga berperan
penting dalam kelancaran usaha ini, karna kita juga harus memiliki hubungan baik
dengan masyarakat setempat, karna apabila kita tidak mempunyai hubungan baik
maka bisa saja usaha kita tidak disenangi sehingga dapat terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Sehingga disinilah kita sebagai wirausaha harus mempunyai sikap yang
baik dan jujur terhadap siapa saja.

BAB III

ASPEK PEMASARAN

3.1  Permintaan

a.         Perkembangan Permintaan Saat ini

Dewasa ini, kalau kita cermati, permintaan akan minuman kopi semakin meningkat
seiring dengan berkembangnya gaya hidup masyarakat yang cenderung mencontoh
gaya hidup orang barat dan juga kebiasan masyarakat yang senang berkumpul dan
ngobrol-ngobrol sambil minum kopi.

b.        Prospek permintaan di masa yang akan datan

Dengan meningkatnya pendapatan, aktivitas masyarakat dan gaya hidup membuat


minum kopi akan menjadi kebiasaan dari masyarakat. Selain itu kedepannya minum
kopi akan menjadi trend seiring dengan semakin banyaknya aktivitas seseorang yang
biasanya membutuhkan minuman yang mampu membuatnya kembali segar dalam
beraktivitas, yang menjadi salah satu pilihannya adalah kopi. Banyaknya varian menu
kopi membuat orang-orang tertarik untuk terus mencoba semua rasa kopi yang ada.

3.2  Penawaran

a.         Perkembangan penawaran saat ini

Di Kuningan sendiri penawaran disektor usaha kedai memang sudah sangat


berkembang pesat dengan semakin banyaknya bermunculan warung kopi dan
franchise kopi instan yang ada. Tapi untuk kedai kopi sendiri, di Kuningan masih
belum ada penawarannya, sehingga usaha kami ini masih merupakan satu-satunya di
Kuningan yang memberikan lebih banyak kelebihan di banding warung dan franchise
kopi yang sudah ada saat ini.

b.        Prospek penawaran di masa yang akan datang

Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha Kedai Kopi  pada masa yang akan
datang, maka perlu adanya penawaran produk yang memberikan nilai lebih dan
manfaat bagi konsumen. Penawaran tersebut akan semakin variatif maupun lebih
kompetitif karena sudah ditunjang dengan perangkat teknologi informasi yang
memberikan kemudahan bagi bagi penjual maupun pembeli dalam
melakukan transaksi atau sebatas bertukar informasi. Oleh karena itu, bagi
pelaku usaha di sektor ini harus mampu melakukan penawaran yang inovatif untuk
menarik pasar.

3.3  Analisis Kelayakan Pemasaran

1.      Strategi Pemilihan Tempat Usaha

Untuk usaha Kedai Kopi Suruput ini, kami berencana untuk membangunnya di
Jalan menuju ke arah Alun-alun Lamongan. Lokasi ini dipilih karena menjadi salah
satu pusat kuliner di Lamongan. Selain itu harga sewa tanah relatif murah.

2.      Strategi Product

Kedai kopi suruput ini akan memfokuskan pada produk minuman kopi dengan varian
rasa dan jenis kopi dengan berbagai teknik penyajian, seperti :

·      Kopi Hitam Areng

·      Kopi Hitam Tutu

·      Kopi Hitam standar

·      Kopi Tubruk

·      kopi coklat

·      kopi luwak

·      kopi Arabica

·      Espresso
·      Machiato

·      Caffe Latte

·      Cappuccino

·      Marachino, kopi moka

·      Melya (kopi dengan madu)

·      ice cappuccino

Selain produk Kopi, kami juga akan menyediakan makanan pendamping seperti :

·      Aneka Gorengan

·      Pisang Bakar

·      Singkong Bakar

·      Ubi Rebus

·      Singkong Rebus

·      Kacang rebus

·      Tape Singkong goreng

·      Cilok Rebus

·      Cilok Bakar

·      Cilok Goreng

·      Sorabi Manis

·      Sorabi Buah

·      Sorabi Asin Aneka Rasa

3.      Strategi Harga

Demi bersaing dengan usaha sejenis, Kedai Kopi Suruput mematok harga produk
yang terjangkau. Jadi patokan harga untuk tiap produk adalah menyesuaikan untuk
yang berpendapatan menengah.

Berikut ini patokan harga produk Kedai Kopi Suruput :

       Untuk semua varian jenis dan rasa kopi, kita banderol dengan harga yang paling
murah sekitar Rp 5.000,- dan harga termahal sekitar Rp 20.000,-.

·         Untuk makanan pendamping kita akan patok harga dengan menjualnya dengan
sistem paket, mulai dari yang paket Rp 5.000,- sampai paket termahal sekitar Rp
20.000,-.

4.      Strategi Promosi

Untuk membuat usaha Kedai Kopi Suruput ini berkembang cepat, kami rencananya
memiliki strategi promosi sebagai berikut :

·      Melakukan promosi dengan membuat selebaran yang akan dibagikan ke kantor-


kantor, sekolah, kampus, komunitas-komunitas, dan umum.

·      Melakukan promosi melalui media social

·      Mengadakan acara rutin mingguan seperti acara music untuk menarik minat
konsumen.

·      Melakukan promosi dengan memberikan penawaran yang menarik/khusus


kepada komunitas-komunitas yang banyak di Kuningan, seperti komunitas Motor,
Superter Bola, Komunitas Hobi, dan lainnya.

·      Mengundang pihak TV nasional untuk meliput kedai kopi di acaranya, sehingga


Kedai Kopi Suruput lebih cepat dikenal masyarakat luas.
3.4  Analisis Persaingan

Umumnya di lokasi ini masih sedikit usaha yang sejenis, sehingga masih memberikan
peluang atau kesempatan yang lebih luas untuk menarik pelanggan. Atas dasar
itulah, pemilik usaha berani membuka usaha yang sejenis karena dinilai permintaan
akan adanya usaha ini lebih besar daripada penawaran yang telah tersedia di daerah
tersebut.

3.5  Program Pemasaran

Supaya berhasil, perusahaan harus melakukan tugasnya melebihi pesaing dalam


memuaskan konsumen sasaran. Maka strategi pemasaran harus disesuaian menurut
kebutuhan konsumen maupun strategi pesaing. Merancang stategi yang kompetitif
dimulai dengan melakukan analisis terhadap pesaing. Perusahaan secara terus-
menerus membandingkan nilai dan kepuasan pelanggan dengan nilai yang diberikan
oleh produk, harga, distribusi dan promosinya terhadap pesaing dekatnya dengan
cara ini, perusahaan dapat melihat seberapa besar keuntungan serta kerugian
potensial.

Strategi yang kompetitif yang diambil oleh perusahaan tergantung posisi industrinya.
Sebuah perusahaan yang menguasai sebuah pasar dapat memilih satu atau beberapa
strategi pemimpin pasar (market leader). 

BAB IV

ASPEK TEKNIS DAN OPERASI

4.1  Rencana Pengembangan

Kedai Kopi Suruput ini, kami berencana untuk mengembangkannya menjadi


beberapa cabang di Lamongan. Bukan hanya di Lamongan saja, mungkin kami juga
akan membuka cabang di berbagai daerah di Indonesia jika usaha ini benar-benar
diminati.

4.2  Rencana Pengoperasian Usaha

Kedai Kopi Suruput ini, kami berencana untuk membangunnya di Jalan menuju ke


arah Alun-alun Lamongan. Lokasi ini dipilih karena menjadi salah satu pusat kuliner di
Lamongan. Selain itu harga sewa tanah relatif murah.

4.3  Pengaturan Persediaan Bahan Baku

Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu
perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan
persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu
sisi dan pelayanan kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini
berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis ( operation, marketing, dan finance).
Berkaitan dengan persediaan ini terdapat konflik kepentingan diantara fungsi bisnis
tersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang rendah, sedangkan
Marketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan yang tinggi agar kebutuhan
konsumen dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi.

Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah
persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses
produksi maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama dari
pengendalian persediaan adalah agar perusahaan selalu mempunyai persediaan
dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam spesifikasi atau mutu
yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat terjamin (tidak terganggu).

Persediaan bahan baku di usaha ini kami dapat langsung dari distributor-distributor
kopi atau toko kopi yang ada di Indonesia.

BAB V

ASPEK KEUANGAN

5.1  Kebutuhan Dana Investasi

a.       Investasi harga tetap

Investasi ini mencapai Rp 10.400.000,-

b.      Biaya pra operasi

Biaya pra operasi mencapai Rp 68.800.000,- yang digunakan untuk proses pembelian
tanah dan mendirikan bangunan.

c.       Modal kerja

Modal kerja digunakan untuk membiayai seluruh aktiva lancar yang mencapai
Rp 18.000.000,-

Total kebutuhan dana Investasi = Rp 86.800.000,-

5.2  Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana

a.       Modal sendiri

Modal sendiri Rp 0,-

b.      Pinjaman

Pinjaman Rp 86.800.000,-
5.3  Proyeksi Keuangan

a.       Proyeksi pendapatan

• Pendapatan per hari                       Rp 2.000.000

• Pendapatan per bulan                    Rp 50.000.000

• Pendapatan per tahun                    Rp 600.000.000

b.      Proyeksi biaya per tahun

• Pengadaan Kopi dan Makanan      Rp 380.000.000

• Gaji karyawan

- 1  Pimpinan                               Rp 24.000.000

- 6 Pelayan                                  Rp 72.000.000

Jumlah gaji karyawan        Rp 96.000.000

• Biaya listrik                                    Rp 12.000.000

• PBB                                                Rp 2.400.000

• PPn                                                 Rp 120.000.000

• Biaya Telp.                                     Rp 4.000.000

Jumlah Biaya                      Rp 234.400.000

c.       Proyeksi rugi / laba Perhitungan laba /rugi yaitu dengan menghitung selisih dari
pendapatan dengan pengeluaran.

Laba/Rugi     = Pendapatan – Pengeluarn

= Rp 600.000.000 – Rp 234.400.000

= Rp 365.600.000
Dengan demikian laba yang diperoleh per tahun dalam penjualan buah adalah
sebesar Rp 365.600.000.

d.      Proyeksi kemampuan pelunasan hutang

Hutang dilunasi dalam jangka waktu 3 tahun dengan bunga 12 % per tahun.

·         Jumlah Aktiva Tetap             Rp 68.800.000

·         Aktiva Lancar

• Kas                                                 Rp 15.000.000

• Bahan Kopi                        Rp 2.000.000

• Bahan Makanan                 Rp 1.000.000 +

Total Aktiva Lancar    Rp 18.000.000

Total Aktiva                         Rp 86.800.000

BAB VI

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL

6.1  Penambahan Devisa

Devisa memiliki beberapa fungsi meliputi :

1)      Alat pembayaran hutang luar negeri

2)      Alat transaksi pembayaran barang dan jasa luar negeri (perdagangan, ekspor,
impor, dan seterusnya).

3)      Alat transaksi pembiayaan hubungan dengan luar negeri seperti membiayai


kedutaan, misi budaya, hadiah atau bantuan

4)      Sebagai sumber pendapatan negara

Didalam usaha bisnis kopi ini tidak memerlukan adany penambahan devisa, jadi tidak
perlu menjelaskan sumber-sumber devisa.

6.2  Penyerapan Tenaga Kerja

Penyerapan tenaga kerja merupakan jumlah tertentu dari tenaga kerja yang
digunakan dalam suatu unit usaha tertentu atau dengan kata lain penyerapan tenaga
kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha. Dalam
penyerapan tenaga kerja ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal tersebut antara lain tingkat pertumbuhan ekonomi,
tingkat inflasi, pengangguran dan tingkat bunga. Dalam dunia usaha tidaklah
memungkinkan mempengaruhi kondisi tersebut, maka hanyalah pemerintah yang
dapat menangani dan mempengaruhi faktor eksternal. Dengan melihat keadaan
tersebut maka dalam mengembangkan sektor industri kecil dapat dilakukan dengan
menggunakan faktor internal dari industri yang meliputi tingkat upah, produktivitas
tenaga kerja, modal, serta pengeluaran tenaga kerja non upah.

Tenaga yang kami butuhkan yaitu berasal dari masyarakat sekitar yang kebanyakan
adalah siswa yang putus sekolah atau pengangguran.

6.3  Dampak Terhadap Lingkungan Masyarakat

Kedai kopi seruput ini memiliki dampak terhadap masyarakat sekitar yang merasa
terganggu dengan adanya pelanggan-pelanggan yang biasanya sering ramai pada
saat-saat jam istirahat.

6.4  Dampak Terhadap Industri Lain

Kedai kopi suruput kami tidak memiliki dampak terhadap industri lain.

BAB VII

PENUTUP

1.1  Kesimpulan

Kedai Kopi Suruput memiliki wilayah yang cukup strategis, sehingga dapat dijangkau
oleh semua kalangan. Harga yang ditawarkan juga relatif murah. Peluang usaha kopi
di Lamongan sangat luas sehingga kemungkinan besar usaha kami dapat diminati
oleh konsumen.

Anda mungkin juga menyukai