DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OELH:
➢ IMDATUN NASHIKIN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Al-Qur'an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
bukti akan kebenaran diutusnya beliau sebagai Rasul. Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad tersebut untuk disampaikan kepada umat manusia agar dijadikan sebagai pedoman
dan petunjuk, Untuk dapat memahami Al-Qur'an dengan benar sebagai pedoman dan petunjuk
tidak hanya cukup dengan memiliki disiplin ilmu yang terkait dengan al-Qur'an. Tetapi
membutuhkan suatu metode atau pendekatan yang tepat agar bisa sampai kepada pemahaman
yang mengarah kepada sesuatu yang seharusnya di kehendaki oleh Allah, meskipun tidak ada
yang bisa memastikan apa yang didapatkannya merupakan pemahaman yang paling tepat sesuai
yang di kehendak oleh Allah SWT.Kali ini penulis akan mengulas mengenai surat Al-Zalzalah.
Surah Az-Zalzalah (bahasa Arab: )الزلزلةadalah surat ke-99 dalam Al-Qur'an. Surat ini
terdiri atas 8 ayat dan tergolong pada surat Madaniyah. Surat ini diturunkan setelah surah An-
Nisa'. Nama Az-Zalzalah diambil dari kata Zilzaal yang berarti 'goncangan' dan terdapat pada
ayat pertama surat ini.
Berikut ini isi Surat Al-Zalzalah dan artinya dalam bahasa Indonesia:
ِ
ُ إِ َذا ُزلْ ِزلَت ْاْل َْر
ض ِزلَْزا ََلَا
"Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat,"
ِْ ال
اْلنْ ٰس ُن َما ََلَا َ ََوق
"Dan, manusia bertanya, Apa yang terjadi pada bumi ini?"
َخبَ َارَها
ْثأُ يَ ْوَمئِ ٍذ ُُتَ ِد
"Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya,"
Mayoritas ulama berpendapat bahwa surat ini turun sebelum hijrah. Termasuk surat
makkiyah. Namun ada pula sebagian ulama yang berpendapat bahwa surat ini turun setelah
hijrah. Khususnya ayat 7 – 8.
Ibnu Katsir, Sayyid Qutb dan Buya Hamka termasuk ulama yang berpendapat surat ini
makkiyah. Sedangkan Syaikh Wahbah Az Zuhaili termasuk ulama yang berpendapat surat ini
madaniyah.
Dalam Tafsir Al Munir, Syaikh Wahbah Az Zuhaili menyebutkan asbabun nuzul Surat Al
Zalzalah. Bahwa orang-orang kafir bertanya tentang hari kiamat dan hari perhitungan. Oleh
karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan surat ini. Menjelaskan kepada mereka
tentang tanda-tanda hari kiamat agar mereka mengetahui bahwa hari kiamat itu hanya Allah yang
tahu kapan datangnya.
Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu mengatakan terkait turunnya surat ini. “Idza Zulzilat turun
sementara saat itu Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu sedang duduk menangis.”
Secara umum, surat ini berbicara tentang kondisi mencekam hari kiamat. Mulai
terjadinya gempa dan guncangan dahsyat di bumi hingga perginya manusia ke padang mahsyar
hingga mendapat balasan atas sekecil apa pun perbuatannya.
Tafsir surat Al Adiyat ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran,
Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Ia bukan tafsir baru melainkan ringkasan
kompilasi dari tafsir-tafsir tersebut. Juga ditambah dengan referensi lain seperti Awwal Marrah
at-Tadabbar al-Qur’an dan Khawatir Qur’aniyah.
Surat Al Zalzalah ayat 1
ِ
ُ إِ َذا ُزلْ ِزلَت ْاْل َْر
ض ِزلَْزا ََلَا
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat).
Kata idzaa ( )إذاdigunakan Al Quran untuk sesuatu yang pasti akan terjadi. Berbeda
dengan kata in ( )إنyang biasa digunakan untuk sesuatu yang belum atau jarang terjadi. Dengan
demikian, ayat ini mengisyaratkan bahwa keguncangan bumi ini pasti terjadi.
Ibnu Abbas menafsirkan ayat ini. Yakni bumi bergerak dan bergetar di bagian bawahnya
hingga menimbulkan gempa yang dahsyat.
Pengulangan kata al ardl ( )األرضpada ayat kedua ini menunjukkan bahwa guncangan
atau gempa ini terjadi di seluruh wilayah bumi. Bukan hanya sebagian wilayah sebagaimana
gempa bumi yang kita ketahui saat ini.
Ibnu Katsir mengatakan bahwa sebagian ulama salaf menafsirkan, bumi mengeluarkan
orang-orang mati dari dalam perutnya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
ِ
ْ َّت َما ف َيها َوََتَل
ت ْ َوأَلْ َق. َّت ُ َوإِ َذا ْاْل َْر
ْ ض ُمد
Dan apabila bumi diratakan, dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong.
(QS. Al Insyiqaq: 3-4)
Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran menjelaskan, hari itu adalah hari kiamat.
Bumi bergetar dan berguncang dengan sekeras-kerasnya sehingga apa yang terkandung di
dalamnya termuntahkan seluruhnya. Baik yang berupa jasad-jasad berbagai makhluk maupun
barang tambang. Seakan-akan dengan termuntahkannya semua itu, bumi menjadi ringan dari
beban-beban berat yang dikandungnya selama ini.
ِْ ال
اْلنْ َسا ُن َما ََلَا َ ََوق
Dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”
Manusia bertanya-tanya keheranan. Mereka heran mengapa terjadi guncangan hebat dan
gempat dahsyat padahal sebelumnya bumi tenang-tenang saja. Manusia hidup nyaman di atasnya.
Namun sekarang bumi berguncang hebat dan mengeluarkan semua isinya.
َخبَ َارَها
ْثأُ يَ ْوَمئِ ٍذ ُُتَ ِد
Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.
Pertanyaan dan keheranan itu tidak berlangsung lama. Ia segera terjawab karena pada
hari itu bumi menyampaikan beritanya. Yakni mengenai sebab keguncangan dahsyat tersebut.
Bumi juga memberitakan apa yang terjadi di atas permukaanya. Tentang perbuatan
manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda sehubungan dengan ayat ini:
َ َخبَ َارَها أَ ْن تَ ْش َه َد َعلَى ُك ِل َعْب ٍد أ َْو أ ََم ٍة ِِبَا َع ِم َل َعلَى ظَ ْه ِرَها أَ ْن تَ ُق
ول َع ِم َل َك َذا َوَك َذا يَ ْوَم َك َذا َوَك َذا ْ فَِإ َّن أ
َخبَ ُارَها ِ ِ َ َق
ْ ال فَ َهذه أ
“Sesungguhnya berita bumi adalah bila ia mengemukakan persaksian terhadap setiap
hamba laki-laki dan perempuan tentang apa yang telah dikerjakannya di atas permukaannya.
Bumi mengatakan bahwa Fulan telah mengerjakan anu dan anu di hari anu. Demikianlah yang
dimaksud dengan beritanya.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad, menurut Tirmidzi hasan shahih)
Kata yashdur ( )يصدرartinya keluar dari satu tempat berkumpul, baik untuk kembali ke
tempat semula maupun menuju tempat lain.
Ibnu Katsir menjelaskan, manusia kembali dari mauqif hisab (tempat penghisaban) dalam
keadaan bercerai-berai dan bermacam-macam. Ada yang celaka, ada yang berbahagia. Yang
celaka, karena melihat balasan amal mereka memasukkan ke neraka. Yang berbahagia, karena
melihat balasan amal mereka memasukkan ke surga.
Kata dzarrah ( )ذرةdigunakan untuk menggambarkan sesuatu yang terkecil. Semut kecil
pada awal kehidupannya disebut dzarrah. Biji sawi juga disebut dzarrah. Debu yang terlihat saat
cahaya matahari menerobos melalui celah atau jendela juga disebut dzarrah.
Kata yarah ( )يرهberasal dari kata ra’a ( )رأىyang artinya melihat. Awalnya adalah
melihat dengan mata kepala. Namun kata ini juga berarti mengetahui.
Amal kebaikan sekecil apa pun, di akhirat nanti akan terlihat balasannya. Dan amal di
sini tak hanya berupa perbuatan fisik tetapi juga pekerjaan hati termasuk niat.
فَِإ ْن ََلْ ََِي ْد فَبِ َكلِ َم ٍة طَيِبَ ٍة، ٍَّار َولَ ْو بِ ِش ِق َتََْرة
َ َح ُد ُك ُم الن َّ َ فَ ْليَ ت َِّق
َ َي أ
Maka hendaklah kalian menghindari neraka, sekalipun dengan (menyedekahkan) sebutir kurma.
Jika tidak mampu, maka dengan mengucapkan kalimat thayyibah. (HR. Bukhari)
Demikian pula amal keburukan sekecil apa pun, di akhirat nanti akan terlihat balasannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan umatnya untuk tidak meremehkan dosa,
meskipun itu dosa kecil.
Sayyid Qutb menyebut surat ini mengguncang hati. Bagaimana tidak, bagi orang yang
memahami isinya dan mengetahui kedalaman bahasanya, terbayang betapa dahsyat saat kiamat
tiba. Bumi berguncang sehebat-hebatnya dan mengeluarkan segala isinya. Lalu setelah manusia
dibangkitkan dan dihisab, mereka berhamburan dalam berbagai kondisinya.
Ada yang menampakkan wajah-wajah ceria. Ada yang menampakkan wajah-wajah penuh
derita. Pada hari itu semua manusia mengetahui balasan amalnya. Sekecil apa pun amal itu. Baik
sekecil debu maupun lebih kecil lagi, semua ada balasannya.
Maka mereka yang wajahnya ceria, karena melihat balasan amal kebaikannya yang
membawa ke surga. Sedangkan mereka yang wajahnya penuh derita, karena melihat amal
keburukannya yang menyeret ke neraka.
Demikian Surat Al Zalzalah mulai dari terjemahan, asbabun nuzul hingga tafsirnya.
Semoga Allah senantiasa memberikan taufiq-Nya sehingga kita memperbanyak amal kebaikan
dan menghindari keburukan, sekecil apa pun itu. Wallahu a’lam bish shawab
2.5 Munasabah Surat Al-Zalzalah
Dalam riwayat Ibnu Abbas dapat lihat bahwa surat Al-Zalzalah ini turun sesudah surat
An-Nisa’(surat ke 4 dalam mushaf Al-Qur’an) dan sebelumnya surat Al-Hadid (surat ke 57
dalam mushaf Al-Qur’an) dari segi perurutan penulisannya dalam mushaf Usmani, surat ini
merupakan surat yang ke 99, sedangkan surat ke 89 adalah surat Al-Bayyinah (bukit) dan surat
yang ke 100 adalah surat Al-Adiyat (kuda perang yang berlari kencang).
Munasabah surat ini dengan surat sebelumnya (menurut tertib Usmani) adalah sebagai
berikut: pada surat sebelumnya, yakni surat Al-Bayyinah Allah menurunkan ayat-ayat tentang
balasan bagi orang-orang yang beriman dan pembalasan untuk kaum kafir. Sedangkan untuk
surat ini (Al-Zalzalah) Allah menjelaskan saat dan tanda-tanda datangnya balasan dan
pembalasan tersebut.
Munasabah surat ini dengan surat sesudahnya, dalam surat Al-Adiyyat digambarkan
hiruk pikuk, kekalutan dan ketakutan yang dialami manusia ketika terjadinya kiamat dan
goncangan bumi dan peristiwa kiamat itu terjadi demikian mendadak, sedangkan dalam surat ini
(Al-Zalzalah) Allah menggambarkan bagaimana goncangan jiwa dialami saat kiamat, khususnya
mereka yang selama ini mengandalkan kekuatan diri atau kelompoknya terlepas dari bantuan
Allah, keadaan kiamat sedemikian cepat dan mendadak, manusia ketika itu sedang lengah tidur
dengan nyenyak diwaktu pagi, kemudian mereka terbangun, mereka yang tadinya suatu
kelompok besar tidak kuasa menghadapi musuh, karna kuatnya musuh dan peristiwa
mendadaknya kiamat diumpamakan dalam bentuk serangan tentara berkuda.
Al-Bazzar, Ibnu Abi Hatim, dan Al Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata,
suatu ketika Rasul mengirim suatu pasukan, akan tetapi sampai sebulan kemudian beliau tidak
mendapat kabar tentang pasukan itu maka turunlah surat ini.
Surat ini juga mengandung sumpah Allah, bahwa manusia itu sungguhlah mengingkari
nikmat, yang tak tahu berterimakasih, mahluk yang amat loba terhadap harta dan bertabiat kikir.
Dalam surat ini Allah mengancam manusia itu dengan azab yang amat dahsyat. Dalam surat Al-
Zalzalah Allah menegaskan pembalasan yang akan diberikan terhadap kebajikan dan kejahatan.
Sedangkan dalam surat Al-Adiyat Allah menghardik orang-orang yang mengutamakan hidup
dunia dari pada akhirat, serta tidak mengajarkan kebajikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Surat Al-Zalzalah merupakan surah yang ke-99 di dalam Al-Qur’an. Surah Al-Zalzalah ini
berjumlah 8 ayat dan digolongkan sebagai surah Madaniyah. Al-Zalzalah sendiri bermakna
kegoncangan. Adapun yang menjadi pokok kandungan dari surah Al-Zalzalah ayat 1 hingga 8 ini
sebagai berikut:
• Pada hari kiamat, bumi akan mengalami kegoncangan yang amat sangat hebat.
• Surah ini juga mengandung peringatan mengenai balasan atas perbuatan baik atau buruk
walau sangat kecil sekalipun.
3.2 Saran
Tulisan ini dimaksudkan sekedar ikut memberikan sedikit penjelasan dalam rangka
menjelaskan mengenai Surat Al-Zalzalah ayat 1-8. Akhirnya mengingat bahwa segala sesuatu
tidak ada yang sempurna, maka jika para pembaca ada yang menjumpai kekeliruan pada
penulisan ini, asupan pikiran dan saran dari para pembaca merupakan ilmu bagi penulis. Harapan
kami semoga pembaca puas dengan adanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim.
https://bersamadakwah.net/surat-al-zalzalah/