Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TAFSIR SURAT AL-ZALZALAH

DOSEN PENGAMPU:

JAINAL ABIDIN, M.Pd.I.

DISUSUN OELH:

➢ SELVI TRI NOVIANTI

➢ ACHMAD UBAIDILAH BAIHAQ

➢ IMDATUN NASHIKIN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MA’ARIF MAGETAN

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Al-Qur'an merupakan wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
bukti akan kebenaran diutusnya beliau sebagai Rasul. Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad tersebut untuk disampaikan kepada umat manusia agar dijadikan sebagai pedoman
dan petunjuk, Untuk dapat memahami Al-Qur'an dengan benar sebagai pedoman dan petunjuk
tidak hanya cukup dengan memiliki disiplin ilmu yang terkait dengan al-Qur'an. Tetapi
membutuhkan suatu metode atau pendekatan yang tepat agar bisa sampai kepada pemahaman
yang mengarah kepada sesuatu yang seharusnya di kehendaki oleh Allah, meskipun tidak ada
yang bisa memastikan apa yang didapatkannya merupakan pemahaman yang paling tepat sesuai
yang di kehendak oleh Allah SWT.Kali ini penulis akan mengulas mengenai surat Al-Zalzalah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Surat Al-Zalzalah?
2. Bagaimana isi Surat Al-Zalzalah dan artinya?
3. Bagaimana asbabun nuzulnya Surat Al-Zalzalah?
4. Bagaimana penafsiran per ayat Surat Al-Zalzalah?
5. Bagaimana munasabah Surat Al-Zalzalah?

1.3 Tujuan Masalah


1. Mengetahui pengertian Surat Al-Zalzalah?
2. Mengetahui isi Surat Al-Zalzalah dan artinya?
3. Mengetahui asbabun nuzulnya Surat Al-Zalzalah?
4. Mengetahui penafsiran per ayat Surat Al-Zalzalah?
5. Mengetahui munasabah Surat Al-Zalzalah?
BAB II
Surat Al-Zalzalah

2.1 Pengertian surat Al-Zalzalah

Surah Az-Zalzalah (bahasa Arab:‫ )الزلزلة‬adalah surat ke-99 dalam Al-Qur'an. Surat ini
terdiri atas 8 ayat dan tergolong pada surat Madaniyah. Surat ini diturunkan setelah surah An-
Nisa'. Nama Az-Zalzalah diambil dari kata Zilzaal yang berarti 'goncangan' dan terdapat pada
ayat pertama surat ini.

2.2 Isi surat Al-Zalzalah dan artinya

Berikut ini isi Surat Al-Zalzalah dan artinya dalam bahasa Indonesia:

ِ
ُ ‫إِ َذا ُزلْ ِزلَت ْاْل َْر‬
‫ض ِزلَْزا ََلَا‬
"Apabila bumi diguncangkan dengan guncangan yang dahsyat,"

‫ض أَثْ َقا ََلَا‬ ِ ‫وأ‬


ُ ‫َخَر َجت ْاْل َْر‬
ْ َ
"Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya,"

ِْ ‫ال‬
‫اْلنْ ٰس ُن َما ََلَا‬ َ َ‫َوق‬
"Dan, manusia bertanya, Apa yang terjadi pada bumi ini?"

‫َخبَ َارَها‬
ْ‫ثأ‬ُ ‫يَ ْوَمئِ ٍذ ُُتَ ِد‬
"Pada hari itu bumi menyampaikan beritanya,"

‫ك أ َْو ٰحى ََلَا‬ َّ ‫ِِب‬


َ َّ‫َن َرب‬
"Karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) padanya."

‫اًت لَُُِيْوا أ َْع ٰملَ ُه ْم‬


‫َّاس أَ ْشتَ ا‬
ُ ‫ص ُد ُر الن‬
ٍِ
ْ َ‫يَ ْوَمئذ ي‬
"Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan berkelompok-kelompok, untuk
diperlihatkan kepada mereka (balasan) semua perbuatannya."
َ ‫فَ َم ْن يَ ْع َم ْل ِمثْ َق‬
‫ال َذ َّرةٍ َخ ْ اُيا يََرهُۥ‬
"Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya."

َ ‫َوَم ْن يَ ْع َم ْل ِمثْ َق‬


‫ال َذ َّرةٍ َشًّرا يََرهُۥ‬
"Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya."

2.3 Asbabun Nuzul surat Al-Zalzalah

Mayoritas ulama berpendapat bahwa surat ini turun sebelum hijrah. Termasuk surat
makkiyah. Namun ada pula sebagian ulama yang berpendapat bahwa surat ini turun setelah
hijrah. Khususnya ayat 7 – 8.

Ibnu Katsir, Sayyid Qutb dan Buya Hamka termasuk ulama yang berpendapat surat ini
makkiyah. Sedangkan Syaikh Wahbah Az Zuhaili termasuk ulama yang berpendapat surat ini
madaniyah.

Dalam Tafsir Al Munir, Syaikh Wahbah Az Zuhaili menyebutkan asbabun nuzul Surat Al
Zalzalah. Bahwa orang-orang kafir bertanya tentang hari kiamat dan hari perhitungan. Oleh
karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan surat ini. Menjelaskan kepada mereka
tentang tanda-tanda hari kiamat agar mereka mengetahui bahwa hari kiamat itu hanya Allah yang
tahu kapan datangnya.

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu mengatakan terkait turunnya surat ini. “Idza Zulzilat turun
sementara saat itu Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu sedang duduk menangis.”

Secara umum, surat ini berbicara tentang kondisi mencekam hari kiamat. Mulai
terjadinya gempa dan guncangan dahsyat di bumi hingga perginya manusia ke padang mahsyar
hingga mendapat balasan atas sekecil apa pun perbuatannya.

2.4 Tafsir surat Al-Zalzalah

Tafsir surat Al Adiyat ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran,
Tafsir Al Azhar, Tafsir Al Munir dan Tafsir Al Misbah. Ia bukan tafsir baru melainkan ringkasan
kompilasi dari tafsir-tafsir tersebut. Juga ditambah dengan referensi lain seperti Awwal Marrah
at-Tadabbar al-Qur’an dan Khawatir Qur’aniyah.
Surat Al Zalzalah ayat 1

ِ
ُ ‫إِ َذا ُزلْ ِزلَت ْاْل َْر‬
‫ض ِزلَْزا ََلَا‬
Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat).

Kata idzaa (‫ )إذا‬digunakan Al Quran untuk sesuatu yang pasti akan terjadi. Berbeda
dengan kata in (‫ )إن‬yang biasa digunakan untuk sesuatu yang belum atau jarang terjadi. Dengan
demikian, ayat ini mengisyaratkan bahwa keguncangan bumi ini pasti terjadi.

Ibnu Abbas menafsirkan ayat ini. Yakni bumi bergerak dan bergetar di bagian bawahnya
hingga menimbulkan gempa yang dahsyat.

Surat Al Zalzalah ayat 2

‫ض أَثْ َقا ََلَا‬ ِ ‫وأ‬


ُ ‫َخَر َجت ْاْل َْر‬
ْ َ
Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya.

Pengulangan kata al ardl (‫ )األرض‬pada ayat kedua ini menunjukkan bahwa guncangan
atau gempa ini terjadi di seluruh wilayah bumi. Bukan hanya sebagian wilayah sebagaimana
gempa bumi yang kita ketahui saat ini.

Ibnu Katsir mengatakan bahwa sebagian ulama salaf menafsirkan, bumi mengeluarkan
orang-orang mati dari dalam perutnya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

ِ
ْ َّ‫ت َما ف َيها َوََتَل‬
‫ت‬ ْ ‫ َوأَلْ َق‬. ‫َّت‬ ُ ‫َوإِ َذا ْاْل َْر‬
ْ ‫ض ُمد‬
Dan apabila bumi diratakan, dan dilemparkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong.
(QS. Al Insyiqaq: 3-4)

Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran menjelaskan, hari itu adalah hari kiamat.
Bumi bergetar dan berguncang dengan sekeras-kerasnya sehingga apa yang terkandung di
dalamnya termuntahkan seluruhnya. Baik yang berupa jasad-jasad berbagai makhluk maupun
barang tambang. Seakan-akan dengan termuntahkannya semua itu, bumi menjadi ringan dari
beban-beban berat yang dikandungnya selama ini.

Surat Al Zalzalah ayat 3

ِْ ‫ال‬
‫اْلنْ َسا ُن َما ََلَا‬ َ َ‫َوق‬
Dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”
Manusia bertanya-tanya keheranan. Mereka heran mengapa terjadi guncangan hebat dan
gempat dahsyat padahal sebelumnya bumi tenang-tenang saja. Manusia hidup nyaman di atasnya.
Namun sekarang bumi berguncang hebat dan mengeluarkan semua isinya.

Surat Al Zalzalah ayat 4

‫َخبَ َارَها‬
ْ‫ثأ‬ُ ‫يَ ْوَمئِ ٍذ ُُتَ ِد‬
Pada hari itu bumi menceritakan beritanya.

Pertanyaan dan keheranan itu tidak berlangsung lama. Ia segera terjawab karena pada
hari itu bumi menyampaikan beritanya. Yakni mengenai sebab keguncangan dahsyat tersebut.

Bumi juga memberitakan apa yang terjadi di atas permukaanya. Tentang perbuatan
manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda sehubungan dengan ayat ini:

َ ‫َخبَ َارَها أَ ْن تَ ْش َه َد َعلَى ُك ِل َعْب ٍد أ َْو أ ََم ٍة ِِبَا َع ِم َل َعلَى ظَ ْه ِرَها أَ ْن تَ ُق‬
‫ول َع ِم َل َك َذا َوَك َذا يَ ْوَم َك َذا َوَك َذا‬ ْ ‫فَِإ َّن أ‬
‫َخبَ ُارَها‬ ِ ِ َ َ‫ق‬
ْ ‫ال فَ َهذه أ‬
“Sesungguhnya berita bumi adalah bila ia mengemukakan persaksian terhadap setiap
hamba laki-laki dan perempuan tentang apa yang telah dikerjakannya di atas permukaannya.
Bumi mengatakan bahwa Fulan telah mengerjakan anu dan anu di hari anu. Demikianlah yang
dimaksud dengan beritanya.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad, menurut Tirmidzi hasan shahih)

Sebagian ulama mengatakan bahwa akhbaarahaa (‫ )أخبارها‬tidak berarti bumi berbicara.


Tetapi memberikan isyarat yang dengannya manusia tahu apa makna beritanya. Sebagaimana
lampu merah memberitakan harus berhenti dan lampu hijau memberitakan harus jalan.

Surat Al Zalzalah ayat 5

‫ك أ َْو َحى ََلَا‬ َّ ‫ِِب‬


َ َّ‫َن َرب‬
karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.

Bumi bisa menceritakan beritanya karena Allah-lah yang memerintahkan dan


mengizinkannya. “Yakni Tuhannya telah berfirman kepada bumi ‘berbicaralah kamu’ maka
bumi pun dapat berbicara,” kata Ibnu Abbas menjelaskan.

Surat Al Zalzalah ayat 6

‫َّاس أَ ْشتَا اًت لَُُِيْوا أ َْع َما ََلُْم‬


ُ ‫ص ُد ُر الن‬
ٍِ
ْ َ‫يَ ْوَمئذ ي‬
Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya
diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.

Kata yashdur (‫ )يصدر‬artinya keluar dari satu tempat berkumpul, baik untuk kembali ke
tempat semula maupun menuju tempat lain.

Ibnu Katsir menjelaskan, manusia kembali dari mauqif hisab (tempat penghisaban) dalam
keadaan bercerai-berai dan bermacam-macam. Ada yang celaka, ada yang berbahagia. Yang
celaka, karena melihat balasan amal mereka memasukkan ke neraka. Yang berbahagia, karena
melihat balasan amal mereka memasukkan ke surga.

Surat Al Zalzalah ayat 7

َ ‫فَ َم ْن يَ ْع َم ْل ِمثْ َق‬


ُ‫ال ذَ َّرةٍ َخ ْ اُيا يََره‬
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya.

Kata dzarrah (‫ )ذرة‬digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang terkecil. Semut kecil
pada awal kehidupannya disebut dzarrah. Biji sawi juga disebut dzarrah. Debu yang terlihat saat
cahaya matahari menerobos melalui celah atau jendela juga disebut dzarrah.

Kata yarah (‫ )يره‬berasal dari kata ra’a (‫ )رأى‬yang artinya melihat. Awalnya adalah
melihat dengan mata kepala. Namun kata ini juga berarti mengetahui.

Amal kebaikan sekecil apa pun, di akhirat nanti akan terlihat balasannya. Dan amal di
sini tak hanya berupa perbuatan fisik tetapi juga pekerjaan hati termasuk niat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan umatnya untuk tidak


menyepelekan amal kebaikan sekecil apa pun.

‫اك بَِو ْج ٍه طَْل ٍق‬ ِ ِ ِ


َ ‫الَ َُْتقَر َّن م َن الْ َم ْع ُروف َشْي ئاا َولَ ْو أَ ْن تَ ْل َقى أ‬
َ ‫َخ‬
Jangan sekali-kali kamu meremehkan sesuatupun dari kebaikan meskipun hanya menyambut
saudaramu dengan wajah yang berseri-seri. (HR. Muslim)

ٍ‫اتَّ ُقوا النَّار ولَ ْو بِ ِش ِق َتَْرة‬


َ ََ
Hindarilah neraka, sekalipun dengan (menyedekahkan) sebutir kurma. (HR. Bukhari)

‫ فَِإ ْن ََلْ ََِي ْد فَبِ َكلِ َم ٍة طَيِبَ ٍة‬، ٍ‫َّار َولَ ْو بِ ِش ِق َتََْرة‬
َ ‫َح ُد ُك ُم الن‬ َّ َ ‫فَ ْليَ ت َِّق‬
َ ‫َي أ‬
Maka hendaklah kalian menghindari neraka, sekalipun dengan (menyedekahkan) sebutir kurma.
Jika tidak mampu, maka dengan mengucapkan kalimat thayyibah. (HR. Bukhari)

Surat Al Zalzalah ayat 8

َ ‫َوَم ْن يَ ْع َم ْل ِمثْ َق‬


ُ‫ال ذَ َّرةٍ َشًّرا يََره‬
Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya pula.

Demikian pula amal keburukan sekecil apa pun, di akhirat nanti akan terlihat balasannya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengingatkan umatnya untuk tidak meremehkan dosa,
meskipun itu dosa kecil.

‫اَّللِ طَالِباا‬ ِ ‫َي عائِ َشةُ إِ ََّي ِك وُُمقَّر‬


َّ ‫ات اْل َْع َم ِال فَِإ َّن ََلَا ِم َن‬َََ َ َ
Hai Aisyah, jauhilah dosa-dosa kecil, karena sesungguhnya kelak Allah akan menuntutnya. (HR.
Ibnu Majah, Ad Darimi dan Ibnu Hibban)

ِ َّ ‫وب فَِإ ََّّنُ َّن ََْيتَ ِم ْع َن َعلَى‬


ِ ُ‫الذن‬ ِ ‫إِ ََّي ُكم وُُمقَّر‬
ُّ ‫ات‬
ُ‫الر ُج ِل َح ََّّت يُ ْهلكْنَه‬ َََْ
Hindarilah dosa-dosa kecil, karena sesungguhnya dosa-dosa kecil itu bila menumpuk pada diri
seseorang, niscaya ia akan membinasakannya. (HR. Ahmad dan Baihaqi)

Penutup Tafsir Surat Al Zalzalah

Sayyid Qutb menyebut surat ini mengguncang hati. Bagaimana tidak, bagi orang yang
memahami isinya dan mengetahui kedalaman bahasanya, terbayang betapa dahsyat saat kiamat
tiba. Bumi berguncang sehebat-hebatnya dan mengeluarkan segala isinya. Lalu setelah manusia
dibangkitkan dan dihisab, mereka berhamburan dalam berbagai kondisinya.

Ada yang menampakkan wajah-wajah ceria. Ada yang menampakkan wajah-wajah penuh
derita. Pada hari itu semua manusia mengetahui balasan amalnya. Sekecil apa pun amal itu. Baik
sekecil debu maupun lebih kecil lagi, semua ada balasannya.

Maka mereka yang wajahnya ceria, karena melihat balasan amal kebaikannya yang
membawa ke surga. Sedangkan mereka yang wajahnya penuh derita, karena melihat amal
keburukannya yang menyeret ke neraka.

Demikian Surat Al Zalzalah mulai dari terjemahan, asbabun nuzul hingga tafsirnya.
Semoga Allah senantiasa memberikan taufiq-Nya sehingga kita memperbanyak amal kebaikan
dan menghindari keburukan, sekecil apa pun itu. Wallahu a’lam bish shawab
2.5 Munasabah Surat Al-Zalzalah

Dalam riwayat Ibnu Abbas dapat lihat bahwa surat Al-Zalzalah ini turun sesudah surat
An-Nisa’(surat ke 4 dalam mushaf Al-Qur’an) dan sebelumnya surat Al-Hadid (surat ke 57
dalam mushaf Al-Qur’an) dari segi perurutan penulisannya dalam mushaf Usmani, surat ini
merupakan surat yang ke 99, sedangkan surat ke 89 adalah surat Al-Bayyinah (bukit) dan surat
yang ke 100 adalah surat Al-Adiyat (kuda perang yang berlari kencang).

Munasabah surat ini dengan surat sebelumnya (menurut tertib Usmani) adalah sebagai
berikut: pada surat sebelumnya, yakni surat Al-Bayyinah Allah menurunkan ayat-ayat tentang
balasan bagi orang-orang yang beriman dan pembalasan untuk kaum kafir. Sedangkan untuk
surat ini (Al-Zalzalah) Allah menjelaskan saat dan tanda-tanda datangnya balasan dan
pembalasan tersebut.

Munasabah surat ini dengan surat sesudahnya, dalam surat Al-Adiyyat digambarkan
hiruk pikuk, kekalutan dan ketakutan yang dialami manusia ketika terjadinya kiamat dan
goncangan bumi dan peristiwa kiamat itu terjadi demikian mendadak, sedangkan dalam surat ini
(Al-Zalzalah) Allah menggambarkan bagaimana goncangan jiwa dialami saat kiamat, khususnya
mereka yang selama ini mengandalkan kekuatan diri atau kelompoknya terlepas dari bantuan
Allah, keadaan kiamat sedemikian cepat dan mendadak, manusia ketika itu sedang lengah tidur
dengan nyenyak diwaktu pagi, kemudian mereka terbangun, mereka yang tadinya suatu
kelompok besar tidak kuasa menghadapi musuh, karna kuatnya musuh dan peristiwa
mendadaknya kiamat diumpamakan dalam bentuk serangan tentara berkuda.

Al-Bazzar, Ibnu Abi Hatim, dan Al Hakim meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang berkata,
suatu ketika Rasul mengirim suatu pasukan, akan tetapi sampai sebulan kemudian beliau tidak
mendapat kabar tentang pasukan itu maka turunlah surat ini.

Surat ini juga mengandung sumpah Allah, bahwa manusia itu sungguhlah mengingkari
nikmat, yang tak tahu berterimakasih, mahluk yang amat loba terhadap harta dan bertabiat kikir.
Dalam surat ini Allah mengancam manusia itu dengan azab yang amat dahsyat. Dalam surat Al-
Zalzalah Allah menegaskan pembalasan yang akan diberikan terhadap kebajikan dan kejahatan.
Sedangkan dalam surat Al-Adiyat Allah menghardik orang-orang yang mengutamakan hidup
dunia dari pada akhirat, serta tidak mengajarkan kebajikan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Surat Al-Zalzalah merupakan surah yang ke-99 di dalam Al-Qur’an. Surah Al-Zalzalah ini
berjumlah 8 ayat dan digolongkan sebagai surah Madaniyah. Al-Zalzalah sendiri bermakna
kegoncangan. Adapun yang menjadi pokok kandungan dari surah Al-Zalzalah ayat 1 hingga 8 ini
sebagai berikut:

• Pada hari kiamat, bumi akan mengalami kegoncangan yang amat sangat hebat.

• Di hari tersebut bumi akan besaksi atas kehendak Allah SWT.


• Di hari tersebut manusia dikumpulkan untuk kemudian dihitung atau dihisab segala amal
perbuatan baik buruk maupun baik yang mereka lakukan saat hidup di dunia.

• Surah ini juga mengandung peringatan mengenai balasan atas perbuatan baik atau buruk
walau sangat kecil sekalipun.

3.2 Saran

Tulisan ini dimaksudkan sekedar ikut memberikan sedikit penjelasan dalam rangka
menjelaskan mengenai Surat Al-Zalzalah ayat 1-8. Akhirnya mengingat bahwa segala sesuatu
tidak ada yang sempurna, maka jika para pembaca ada yang menjumpai kekeliruan pada
penulisan ini, asupan pikiran dan saran dari para pembaca merupakan ilmu bagi penulis. Harapan
kami semoga pembaca puas dengan adanya makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim.

https://bersamadakwah.net/surat-al-zalzalah/

Anda mungkin juga menyukai