Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MERAIH KASIH ALLAH DENGAN IKHSAN

Disusun oleh :

KELOMPOK 4
ROSSA MELINDA
VIVI FAJRI RAHMAWATI
M.EKI FAHREZA
IBNU DAVIN ADITYA

Kelas 12 b farmasi

SMK YARSI MEDIKA

1
DAFTAR ISI
COVER JUDUL........................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................................3
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................................................................4
A. PENGERTIAN IKHSAN..................................................................................................................4
B. WUJUD ATAU ASPEK DALAM IKHSAN....................................................................................6
C. . KELEBIHAN DAN PENGHAYATAN IHSAN DALAM KEHIDUPAN....................................7
BAB III
PENUTUP DAN KESIMPULAN.................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................................9

2
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Sebaliknya,
seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan kesempatan yang sangat mahal
untuk menduduki posisi terhormat di mata Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Rasulullah Salallahu ‘Alaihi
Wasallam pun sangat menaruh perhatian akan hal ini, sehingga seluruh ajaran-ajarannya mengarah
kepada satu hal, yaitu mencapai ibadah yang sempurna dan akhlak yang mulia.Latar belakang terbuatnya
makalah ini karena banyaknya seorang muslim yang memandang ihsan itu hanya sebatas akhlak yang
utama saja, yang seharusnya dipandang sebagai bagian dari akidah dan bagian terbesar dari
keislamannya. Karena, Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu iman, Islam, dan ihsan, seperti
yang telah diterangkan oleh Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wassallam.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN IKHSAN

Ihsan ( ‫ناسح‬I ) adalah kata dalam bahasa Arab yang berarti “kesempurnaan” atau “terbaik.” Dalam
terminologi agama Islam, Ihsan berarti seseorang yang menyembah Allah seolah-olah ia melihat-Nya, dan
jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa
sesungguhnya Allah melihat perbuatannya.
Ihsan adalah lawan dari isa'ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia mencurahkan kebaikan dan
menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain. Mencurahkan kebaikan kepada hamba-hamba Allah
dengan harta, ilmu, kedudukan dan badannya.Islam dibangun di atas tiga landasan utama, yaitu
Iman,Islam, dan Ihsan. Oleh karenanya, seorang muslim hendaknya tidak memandang ihsan itu hanya
sebatas akhlak yang utama saja, melainkan harus dipandang sebagai bagian dari akidah dan bagian.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur`an mengenai hal ini:
“Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri…” (al-Isra’: 7)“…Dan berbuat
baiklah (kepada oraang lain) seperti halnya Allah berbuat baik terhadapmu….” (al-Qashash:77)
Ibnu Katsir mengomentari ayat di atas dengan mengatakan bahwa kebaikan yang dimaksud dalam ayat
tersebut adalah kebaikan kepada seluruh makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya.Kepada siapa saja
kita harus berbuat ihsan
kalau dilihat dari objeknya, tentu yang pertama kepada Allah swt, lalu ihsan kepada makhluk-Nya.
Ihsan kepada Allah swt, artinya menyembah dan beribadah hanya kepada-Nya semata, baik ibadah yang
bersifat mahdhoh ( murni ) seperti salat, zakat, puasa dan sejenisnya, ataupun ibadah ghoiru mahdhoh
(umum) seperri ibadah sosial, belajar mengajar, berdagang adan sejenisnya.
Berdasarkan pengertian hadist tentang ihsan di atas, ihsan kepada Allah swt di bagi atas dua tingkatan:
Beribadah kepada Allah swt, seakan-akan melihat-Nya. Tingkatan ini tingkatan yang tertinggi, karena
berangkat dari sikap membutuhkan, harapan dan kerinduan dengan cara menuju dan berusaha
mndekatkan diri kepada-Nya.
Kedua, berribadah dengan penuh keyakinan bahwa Allah swt melihatnya. Ini lebih rendah dari tingkatan
diatas. Karena sikap ihsannya didorong dari rasa diawasi dan takut akan hukuman. Kedua jenis ihsan
inilah yang akan menghantarkan pelakunya kepada puncak keikhlasan dalam beribadah kepada Allah swt
dan jauh dari motif riya’.

4
Ihsan kepada sesama makhluk ciptaanNya. Dalam QS Al-Qashash:77, Allah swt berfirman yang artinya
“dan berbuat baiklah (kepada yang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan “. Dari berbagai ayat dan hadist, berbuat ihsan dilakukan kepada semua makhluk ciptaan Allah.
Lebih konkritnya adalah sebagai berikut:
Ihsan kepada orang tua. Q.S. Al-Isra’ : 24 yang artinya “ Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu tidak menyembah selain Dia, dan hendaknya kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
baiknya ...”.
Ihsan kepada anak yatim. Berbuat baik kepada anak yatim dengan cara menyantuninya dan mendidiknya.
Hadist riwayat Al-Bukhori, Abu Dawud dan At-Tirmidzi yang artinya “ Aku dan orang yang memelihara
anak yatim di surga kelak akan seperti ini( seraya nabi menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya)".
Ihsan kepada fakir miskin. Berbuat baik dengan cara memberi bantuan disaat mereka membutuhkannya.
Sabda Beliau saw yang artinya “ orang-orang yang menolong janda dan orang miskin, seperti orang yang
berjuang di jalan Allah (HR Muslim dari sahabat Abi Hurairah).
Ihsan kepada tetangga. Ihsan ini meliputi tetangga dekat ataupun tetangga jauh. Rasul saw bersabda “
Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman “ sahabat bertanya : “ siapa yang tidak beriman ya
Rasulullah ?. Belaiu menjawab “ seseorang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya “. (HR Asy-
syaikhani).
Ihsan kepada tamu,Secara umum dengan cara menghormati dan menjamunya. Rasulullah saw bersabda “
Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia hormati tamunya (HR Jama’ah kecuali
An-Nasa’i).
Dalam Q.S. al-Baqarah/2:83 Allah Swt. memerintahkan Bani Israil agar menyembah Allah Swt., berbuat
baik (Ihsan) kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Agar
bertuturkata yang baik kepada manusia, tetapi mereka tetap membangkang.
Rasulullah menegaskan bahwa Allah Swt. menyuruh kita berlaku Ihsan dalam segala hal dan kepada
semua makhluk Allah Swt. Ihsan adalah berbuat baik dengan penuh keikhlasan, yang digambarkan dalam
hadis seakan-akan kita melihat Allah Swt., atau setidaknya merasa dilihat oleh Allah Swt.Q.S. al-
Baqarah/2:83
Banyak ayat dan hadis yang memerintahkan agar kita berbuat Ihsan. Salah satu ayat yang akan kita bahas
lebih lanjut terkait dengan perintah Ihsan adalah firman Allah Swt. dalam Q.S. al-Baqarah/2:83 berikut.

َّ ‫اس حُ ْسنًا َوأَقِي ُموا ال‬


‫وا‬QQُ‫صاَل ةَ َوآت‬ ِ َّ‫ق بَنِي إِ ْس َرائِي َل اَل تَ ْعبُ ُدونَ إِاَّل هَّللا َ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن إِحْ َسانًا َو ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َم ٰى َو ْال َم َسا ِكي ِن َوقُولُوا لِلن‬ ْ َ‫َوإِ ْذ أ‬
َ ‫خَذنَا ِميثَا‬
َ‫ْرضُون‬ ْ َ ْ ‫اَّل‬ َّ ُ
ِ ‫ال َّز َكاةَ ث َّم تَ َول ْيتُ ْم إِ قَلِياًل ِمن ُك ْم َوأنتُ ْم ُمع‬
Artinya:
“Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil, “Janganlah kamu menyembah selain Allah
Swt., dan berbuat baiklah kepada kedua orangtua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-oang miskin. Dan
bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah salat, dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian

5
kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi)
pembangkang.
B. WUJUD ATAU ASPEK DALAM IKHSAN

Ihsan meliputi tiga aspek yang fundamental. Ketiga hal tersebut adalah ibadah, muamalah, dan akhlak.
Ketiga hal inilah yang menjadi pokok bahasan dalam ihsan
1. Ibadah
Kita berkewajiban ihsan dalam beribaah, yaitu dengan menunaikan semua jenis ibadah, seperti shalat,
puasa, haji, dan sebagainya dengan cara yang benar, yaitu menyempurnakan syarat, rukun, sunnah, dan
adab-adabnya. Hal ini tidak akan mungkin dapat ditunaikan oleh seorang hamba, kecuali jika saat
pelaksanaan ibadah-ibadah tersebut ia dipenuhi dengan cita rasa yang sangat kuat (menikmatinya), juga
dengan kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa memantaunya hingga ia merasa bahwa ia sedang dilihat
dan diperhatikan oleh-Nya. Minimal seorang hamba merasakan bahwa Allah senantiasa memantaunya,
karena dengan inilah ia dapat menunaikan ibadah-ibadah tersebut dengan baik dan sempurna
2. Muamalah
Dalam bab muamalah, ihsan dijelaskan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. pada surah An-Nisaa’ ayat 36, yang
berbunyi sebagai berikut, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatupun dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin, tetangga yang dekat maupun yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu.”
3. Akhlak
Ihsan dalam akhlak sesungguhnya merupakan buah dari ibadah dan muamalah. Seseorang akan mencapai
tingkat ihsan dalam akhlaknya apabila ia telah melakukan ibadah seperti yang menjadi harapan
Rasulullah dalam hadits yang telah dikemukakan di awal tulisan ini, yaitu menyembah Allah seakan-akan
melihat-Nya, dan jika kita tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Allah senantiasa melihat kita.
Jika hal ini telah dicapai oleh seorang hamba, maka sesungguhnya itulah puncak ihsan dalam ibadah.
Pada akhirnya, ia akan berbuah menjadi akhlak atau perilaku, sehingga mereka yang sampai pada tahap
ihsan dalam ibadahnya akan terlihat jelas dalam perilaku dan karakternya

.
6
C. KELEBIHAN DAN PENGHAYATAN IHSAN DALAM KEHIDUPAN

Adapun ciri-ciri Kelebihan Ihsan :


1.)sentaati perintah dan larangan Allah SWT dengan ikhlas
2.)senantiasa amanah ,jujur dan menepati janji
3.)Serasakan nikmat dan haus akan ibadah
4.)Mewujudkan keharmonisan masyarakat
5.)Mendapat ganjaran pahala dari Allah SWT.

Cara Penghayatan Ihsan Dalam kehidupan:


1.)Menyembah dan beribadah kepada Allah
2.)Memelihara kesucian aqidah tidak terbatal
3.)Mengerjakan ibadah fardhu ain dan sunat
4.)Hubungan baik dengan keluarga, tetangga dan masyarakat
5.)Bersyukur atas nikmat Allah SWT

7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Dan juga
sebagai puncak prestasi dalam ibadah, muamalah, dan akhlak. Oleh karena itu, semua orang yang
menyadari akan hal ini tentu akan berusaha dengan seluruh potensi diri yang dimilikinya agar sampai
pada tingkat tersebut. Siapapun kita, apapun profesi kita, di mata Allah tidak ada yang lebih mulia dari
yang lain, kecuali mereka yang telah naik ketingkat ihsan dalam seluruh sisi dan nilai hidupnya.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://artikel pendidikanrpp.blogspot.com/2016/02/makalah-meraih-kasih-allah-dengan -ikhsan


https://sites.google.com/site/andrirohiman81/rangkumanpai/meraih kasih allah dengan ikhsan
https://www.jelinfo.net/2016/10/pengertian-meraih-kash-allah-dengan-ikhsan.manfaat.html

Anda mungkin juga menyukai