Pengaruh Naungan Yang Berbeda Terhadap Jumlah Stomata Dan Ukuran Porus Stomata Daun Zephyranthes Rosea Lindl
Pengaruh Naungan Yang Berbeda Terhadap Jumlah Stomata Dan Ukuran Porus Stomata Daun Zephyranthes Rosea Lindl
Sri Haryanti *
*Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Soedharto, Kampus Universitas Diponegoro,
Tembalang, Semarang
Abstract
The aims of this experiment was to study the effect difference of shelter towards the sum of stomata and longth and
wide porus of stomata Zephyranthes rosea. The experiment was performent by using Randomized Complete Design
(3 treatment with 3 replicatesfor each treatment). experiment. The treatment was 1 paranet,2 paranets and control
(no paranet). Parameter was sum of leaf and wide of leaf. Data was analized by using Anova test. The result of this
experiment indicated that difference shelter was able to decreased of sum stomata at up surface leaf and influence to
wide porus stomata up surface, but not influence to length porus stomata up and under and wide under surface leaf.
Abstrak
Penelitian ini untuk mengetahui efek perbedaan naungan yang berbeda terhadap distribusi stomata dan panjang serta
lebar porus stomata daun tanaman Zephyranthes rosea. Penelitian dilaksanakan menggunakan rancangan acak
lengkap (3 perlakuan dengan 3 kali ulangan pada masing-masing perlakuan). Perlakuan meliputi naungan 1 paranet,
naungan 2 paranet dan kontrol (tanpa paranet). Parameter yang diamati adalah jumlah stomata dan panjang serta
lebar porus stomata daun. Data dianalisis dengan analisis variaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa naungan
yang berbeda dapat menurunkan jumlah stomata dan berpengaruh terhadap lebar porus stomata permukaan atas
daun, namun tidak berpengaruh terhadap panjang porus stomata permukaan atas dan bawah serta lebar porus
permukaan bawah daun.
41
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010
asimilasi nitrogen, baik yang masih berada menyebabkan tumbuhan cocok ternaungi dapat
dalam tanah maupun yang telah sampai ke bertahan hidup pada kondisi ternaungi
jaringan tanaman. (intensitas cahaya rendah) saat tumbuhan cocok
Sinar matahari yang ditangkap klorofil terbuka tidak dapat bertahan hidup
menaikkan tingkat energi elektron-elektron yang (lakitan,1993).
dihasilkan dari oksidasi air dalam proses Tanaman yang tumbuh pada lingkungan
fotosintesis. Energi yang dihasilkan dapat berintensitas cahaya rendah memiliki akar yang
digunakan tumbuhan untuk keperluan biologis lebih kecil, jumlahnya sedikit dan tersusun dari
atau sintesis makromolekul dan pembelahan sel. sel yang berdinding tipis. Hal ini terjadi akibat
Misalnya pembelahan pada sistem ontogenetik terhambatnya translokasi hasil fotosintesis dari
stomata yang berdasarkan cara pembelahan sel akar. Ruas batang tanaman lebih panjang
induk penjaga yang berhubungan dengan arah tersusun dari sel-sel berdinding tipis, ruang antar
dinding sel yang memotong bagian tersebut dari sel lebih besar, jaringan pengangkut dan penguat
meristemoid (Fahn, l992). Menurut lebuh sedikit. Daun berukuran lebih besar, lebih
Dwijoseputro, 1978 umumnya tanaman darat tipis dan ukuran stomata lebih besar, sel
mempunyai stomata pada permukaan daun epidermis tipis, tetapi jumlah daun lebih sedikit,
bagian bawah ,rata-rata sel penutup berbentuk ruang antar sel lebih banyak. Percobaan dengan
ginjal misalnya melinjo, jadam ,pinang dll. daun iris yang ditumbuhkan pada intensitas yang
Namun beberapa tanaman ada yang stomatanya berbeda-beda menunjukkan bahwa jumlah
di permukaan atas daun misalnya Begonia dan stomata berkurang dengan menurunnya
Coleus. Tanaman yang stomatanya ada di intensitas cahaya. Stomata tersebar dengan jarak
permukaan atas dan bawah daun misalnya yang lebih kurang sama, jarak melebarnya khas
Zephyranthes rosea, Geranium, terung, jagung, bagi spesies tumbuhan tertentu dan sisi daun.
Typha, alang-alang dsb. Beberapa teori stomata adalah: 1. terhambatnya
Tanggapan terhadap peningkatan pertambahan stomata karena differensiasi yang
intensitas cahaya berbeda antara tumbuhan yang telah ada, 2. pembentukan stomata bersama
cocok untuk kondisi ternaungi (shade plant; dengan sel-sel yang mengelilinginya sebagai
indor plant); dengan tumbuhan yang bisa bagian dari pola perkembangan yang sama, 3.
tumbuh pada kondisi tidak ternaungi. Tumbuhan induksi pola stomata oleh pola jaringan dasar
cocok ternaungi menunjukkan laju fotosintesis yaitu mesofil (Fahn, l992).
yang sangat rendah pada intensitas cahaya tinggi. Intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat
Laju fotosintesis tumbuhan cocok ternaungi menurunkan laju fotosintesis hal ini disebabkan
mencapai titik jenuh pada intensitas cahaya yang adanya fotooksidasi klorofil yang berlangsung
lebih rendah, laju fotosintesis lebih tinggi pada cepat, sehingga merusak klorofil. Intensitas
intensitas cahaya yang sangat rendah, titik cahaya yang terlalu rendah akan membatasi
kompensasi cahaya lebih rendah dibanding fotosintesis dan menyebabkan cadangan
tumbuhan cocok terbuka. Dari uraian di atas makanan cenderung lebih banyak dipakai
42
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010
daripada disimpan. Pada intensitas cahaya yang fotosintesis merupakan proses hidrolisa yang
tinggi kelembaban udara berkurang,sehingga memerlukan air. Kisaran defisit air dan potensial
proses transpirasi berlangsung lebih cepat (3). air daun bervariasi menurut : umur tanaman,
Respon untuk beradaptasi merupakan posisi daun dalam tajuk dan kondisi
pengendali yang halus atas resistansi terhadap pertumbuhan. Jumlah siklus defisit yang dialami
kerusakan struktur klorofil daun. Resistensi itu tanaman pada kondisi yang berbeda akan
terjadi mungkin berbalik (biasanya bersifat menunjukkan pengaruh yang berbeda pula. Pada
fisiologis) atau tidak berbalik (biasanya bersifat tanaman kapas yang tumbuh pada growth
morfologis) (Treshow, 1970). chamber (terkontrol) pada potensial air daun 16
Penghalangan cahaya matahari oleh para- bar mengakibatkan menutupnya stomata. Jika
para atau naungan akan mengurangi laju tanaman yang sama ditanam di lapangan terbuka
fotosintesis. Radiasi sinar matahari dapat sampai 27 bar namun belum menunjukkan
memberikan efek tertentu pada tumbuhan bila menutupnya stomata walaupun juga mengalami
cahaya tersebut diabsorbsi. Secara fisiologis kekeringan.
cahaya mempunyai pengaruh baik langsung Stomata mempunyai mekanisme
maupun tidak langsung. Pengaruh secara penyesuaian terhadap perubahan kandungan air
langsung melalui fotosintesis dan secara tidak tanah, yang dipengaruhi oleh kapasitas tanah
langsung melalui pertumbuhan dan penyimpan air. Kenaikan pH lingkungan sangat
perkembangan tanaman akibat respon metabolik baik bagi kegiatan enzim posporilase guna
yang langsung ( Fitter dan Hay, 1991). mengubah amilum dalam sel penutup stomata
Menurut Fitter dan Hay, l99l daun dari menjadi glukosa-l-pospat. Hal ini menyebabkan
kebanyakan spesies menyerap lebih dari 90% naiknya nilai osmosis sel-sel penutup yang
cahaya ungu dan biru, demikian pula untuk kemudian menyebabkan masuknya air dari sel
cahaya jingga dan merah. Pada membran tetangga ke sel penutup. Tambahan air ini
tilakoid setiap foton dapat mengeksitasi satu mengakibatkan turgor pada dinding-dinding sel
elektron dari karotenoid atau klorofil. Cahaya penutup yang tipis (porus) dan membukalah
hijau, kuning, jingga dan merah dipantulkan stomata (Dwijoseputro, l978). Bertambah dan
oleh kedua pigmen ini. Secara tidak langsung berkurangnya ukuran apertur sel penjaga adalah
naungan sangat mempengaruhi kelembaban dan akibat perubahan tekanan turgor. Pada Vicia
kandungan air tanah, sehingga dapat faba ditemukan rata-rata volume sel penjaga
mempengaruhi perluasan daun maupun adalah 4,8 x 10-12 liter peraparat stomata pada
distribusi stomata pada permukaannya. Menurut keadaan terbuka dan 2,6 x 10-12 liter saat
Jumin, l992, jika melebihi potensial air daun 18 tertutup. Sel penjaga banyak mengandung
bar laju penurunan perluasan daun menjadi mitokondria, unsur ER, benda golgi dan
maksimum, dan setelah melewati 19 bar sampai berbagai ukuran vakuola. Walaupun plastida
40 bar kecepatan fotosintesis menurun drastis. pada sel penjaga berisi beberapa grana dan fret,
Hal ini berhubungan proses biokimia, karena
43
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010
jumlah total fotosintesis yang terjadi cukup Metode yang dipakai untuk mengamati
untuk menyokong fungsi sel tersebut (Fahn,l992) stomata di permukaan daun adalah metode
replika yaitu sebagai berikut :
METODOLOGI Mula-mula daun diolesi kutek yang
Penelitian dilakukan di rumah kawat Jurusan berwarna transparan. Dibiarkan mengering
Biologi MIPA UNDIP bulan Oktober 2009 (tunggu) 10-15 menit. Setelah kering
sampai Februari 2010 . olesan kutek ditempeli potongan selotip
1. Bahan dan alat warna transparan dan diratakan , lalu
Bahan yang dipakai adalah tanaman dikelupas secara perlahan –lahan. Hasil
Zephyranthes rosea. Alat yang kelupasan tersebut lalu ditempelkan pada
diperlukan adalah : pot, cetok, paranet, gelas benda.Pengamatan jumlah stomata
penggaris kutek, selotip, gunting, dengan mikroskop.
mikrometer, mikroskop, gelas benda dan Pengukuran porus stomata
penutup, label dilakukan setelah peneraan mikrometer
2. Penanaman. sbb:
Bibit tanaman yang berupa umbi Mula-mula okuler mikrometer
Zephyranthes rosea ditanan dalam pot. dipasang pada okuler, dicari bayangannya.
Setiap pot berisi 10 . Untuk Selanjutnya obyekmikrometer
pemeliharaan setiap hari tanaman ditempatkan pada meja benda, dicari
disiram air sebanyak 300 mL. Setelah bayangannya. Bayangan kedua
umur 2 minggu mulai diberi perlakuan mikrometer tersebut dihimpitkan mulai 0.
yaitu: Jumlah skala dihitung dari 0 sampai pada
Teduh : naungan paranet 2 skala yang berimpit. Nilai skala okuler
lapis adalah jumlah perbandingan dari skala
Sedang : naungan paranet l lapis tersebut. Ukuran panjang atau lebar porus
Panas : tanpa naungan (kontrol) pengamatan preparat adalah jumlah skala
3. Pengamatan. okulermikrometer yang terhitung
Pengamatan dilakukan setelah tanaman dikalikan nilai skala okuler hasil peneraan
umur 5 bulan. Parameter yang diamati 4. Data yang diperoleh dianalisis dengan
pada penelitian ini adalah jumlah stomata Anova pada taraf uji 5%. Bila terdapat
daun panjang dan lebar porus stomata beda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut
daun baik permukaan atas maupun bawah. BNT
44
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010
70
Jumlah Stomata / bdg pandang
60
60 56
50
42
38
40 Permukaan atas
31 30
30 Permukaan bawah
20
10
0
teduh Sedang Panas
Perlakuan
45
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010
perkembangan tanaman akibat respon menunjukkan respon yang sama. Hal ini
metabolik yang langsung.Hal inilah yang tentu saja sangat dipengaruhi oleh hasil
menyebabkan perkembangan dan pola produksi bahan kering yang dipakai untuk
induksi stomata berbeda pada permukaan respirasi ,sehingga menghasilkan ATP
atas daun. Jumlah stomata per mm2 pada namun karena perlekatan dinding dalam di
Zephiranthes rosea adalah 70 di permukaan ujung porus yang sangat kuat maka
atas dan 50 di bawah. Pola distribusi stomata pengaruhnya masih sama. Pola pembelahan
hasil pengamatan permukaan bawah tidak daun dikotil pada perkembangan daun
menunjukkan beda nyata. Hal ini karena berlanjut pada lapisan terluar meristem
permukaan bawah daun pada naungan yang marginal yang membelah antiklinal dan
berbeda sifatnya tetap ternaungi karena letak tidak tergantung pada lapisan sel di
daun yang melengkung dan sebagian
bawahnya misalnya palisade parenkim
horisantal, sehingga pola distribusi inisiasi
(Fahn,l992). Namun hal ini juga
sel induk stomata tetap sama (Fahn, l992).
berhubungan dengan peluasan
Perlakuan naungan yang berbeda
permukaan daun yang berasosiasi dengan
menunjukkan hasil atau respon berbeda tidak
peningkatan jumlah dan ukuran kloroplas
nyata terhadap panjang porus stomata daun
tanaman di permukaan atasnya. Hal ini dapat serta jumlah klorofil yang terdapat pada
dilihat dalam tabel 2. Panjang porus stomata palisade dan spons parenkim maupun
rata-rata sama, tanaman yang tumbuh pada pada sel penutup stomata.
intensitas cahaya yang rendah sampai tinggi
Tabel 2. Ukuran panjang dan lebar porus stomata permukaan atas daun (mikron)
parameter Teduh Sedang Panas
Panjang 78,75 a 74,55 a 76,60 a
Lebar 10,50 b 13,65 ab 5,25 a
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata pada taraf siknifikasi 95%
46
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010
90
78,75 76,6
80 74,55
pjg dan lebar porus stomata 70
60
(mikron)
50 Panjang
40 Lebar
30
20 13,65
10,5
10 5,25
0
Teduh Sedang Panas
perlakuan
Gambar 2 : Histogram ukuran panjang dan lebar porus stomata permukaan atas daun setelah
perlakuan
Tabel 3. Ukuran panjang dan lebar porus stomata permukaan bawah daun (mikron)
Parameter Teduh Sedang Panas
Panjang 83,95 a 77,70 a 74,55 a
Lebar 7,35 a 17,85 a 3,15 a
Keterangan : angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan hasil
yang tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%
90 83,95
77,7
pjg dan lebar porus stomata
80 74,55
70
60
(mikron)
50 Panjang
40 Lebar
30
17,85
20
7,35
10 3,15
0
Teduh Sedang Panas
perlakuan
Gambar : Histogram panjang dan lebar porus stomata permukaan bawah daun setelah perlakuan
Lebar porus stomata pada naungan mengadakan fotosintesis, torgor sel penutup,
yang berbeda menunjukkan pengaruh yang suhu yang makin naik dan energi yang dapat
berbeda nyata. Hal ini sangat dipengaruhi melenturkan dinding porus bagian tengah
adanya cahaya yang diserap kloroplas yang dari stomata permukaan atas daun.
47
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Vol. XVIII, No. 1, Maret 2010
48