TIAN
TIAN
TUGAS A
Rencanakan Dermaga laut yang terletak di lokasi sesuai peta sebagai Dermaga baru.
a. Arah angin
b. Keadaan tinggi gelombang
c. Perbedaan pasang surut
d. Kemungkinan adanya perluasan Dermaga
e. Luas perairan di muka Dermaga untuk memutar kapal
f. Keamanan terhadap kebakaran
g. Strategi
h. Pemeriksaan keadaan tanah
1. Arah Angin
Arah angin diukur 25o dari arah utara searah jarum jam. Arah angin laut yang
digunakan adalah angin dari arah laut pada titik yang direncanakan akan dibangun
Dermaga seperti pada gambar Peta pada Lampiran.
Ini penting karena sangat menentukan dan dapat menyebabkan kapal tidak
melakukan bongkar muat.
Gelombang/ombak dapat terjadi jika keadaan yang seimbang dari permukaan air
laut mengalami perubahan yang disebabkan karena:
Gerakan kapal
Gempa bumi
Letusan gunung berapi
Tiupan angin
Gelombang yang disebabkan oleh tiupan angin sangat penting untuk diketahui agar
dalam kolam Dermaga dapat diusahakan air berada dalam kondisi tenang.Tinggi
gelombang yang terjadi dalam kolam disyaratkan melebihi 30 cm atau tergantung kapal
yang berlabuh.
Berikut ini adalah tabel kriteria besar gelombang yang cukup agar suatu jenis kapal
dapat melakukan bongkar muat dengan aman
Tabel 1 - Tinggi gelombang yang diperkenankan dikaitkan dengan besar ukuran dan
jeniskapal
Ukuran Kapal Ukuran Tinggi Gelombang
Kapal : 1000 DWT Maks. 0,2 m
Barang Kapal : (1000-3000) DWT Maks. 0,6 m
padat umum Kapal : (1300-15000)DWT Maks. 0,8 m
Kapal Ro/Ro (Roll on/Roll off) Maks. 0,2 m
Barang
Kapal Tanker (uk. 50.000 DWT) Maks. 1,2 m
Cair/gas
LASH (Lighter Aboard Ship)
Barang Kapal Peti Kemas
Maks 0,6
Khusus BACAT (Barge Aboard
Catamaran)
Sumber : “Perencanaan Dermaga” oleh Soedjono Kramadibrata, hal 144
Untuk tinggi gelombang yang terjadi pada suatu titik P dalam kolam Dermaga
dapat juga dihitung dengan rumus (formula Stevenson).
Hp=H [√ b
B ( √ )]
−0.027 4 √ D 1+
b
B
… … … … … … … … … … … … … … … ….(1)
dimana:
HP = tinggi gelombang di titik P di dalam Dermaga (m)
H = tinggi gelombang di mulut Dermaga (m)
b = lebar mulut (m)
B = lebar kolam Dermaga di titik P, yaitu panjang busur lingkaran dengan
jari-jari Ddan pada pusat titik tengah mulut (m)
D = jarak dari mulut ke titik P (m)
Catatan: Persamaan diatas tidak berlaku untuk titik yang berjarak kurang dari 15 m
dari mulut.
H Breakwater
Hp Kolam Dermaga
P
B
Dermaga
Bila ternyata dalam perhitungan HP> Hizin = 0.2 m, maka perlu dipasang
“Breakwater” agar air dalam kolam Dermaga lebih tenang. Breakwater dipengaruhi
olehombak, berupa:
Gaya tekan hidrostatik, yang besarnya tergantung dari naik dan turunnya ombak.
Gaya tekan dinamis, yang menjelma dengan pecahnya ombak.
Terjadinya pasang surut disebabkan oleh gaya tarik pergerakan deklinasi dari
benda-benda angkasa dari suatu sistem tata surya. Akibat terjadinya pasang surut ini,
terjadi ketidak-tetapan ketinggian muka air terhadap suatu posisi di daratan.Dalam
menentukan lokasi perlabuhan perlu diperhatikan arus pasang surutnya karena dapat
merusak dasar dan konstruksi breakwater.
Perencanaan dermaga
Penambahan bangunan-bangunan sipil
Perluasan Dermaga
Kemungkinan pembangunan dock untuk perbaikan, perawatan untuk pembuatan kapal,
dll.
Untuk memutar kapal, diperlukan diameter minimum 20% lebih panjang dari
panjang kapal terbesar yang menggunakannya. (sumber : ”Perencanaan Dermaga” hal 37
oleh Bambang Triatmodjo)
Jadi,
D=20 % L+ L… … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … .. … … … … … … . ( 2 )
dimana:
L = Panjang kapal
Dalam perencanaan tugas ini, dipakai ukuran kapal yang terbesar yaitu
TANKER/LIQUID CARRIER :70000DWT dengan L = 244 m, jadi:
D = 20% L + L
20
D = (244 m) + 244 m
100
= 292,8 m
Rmin =½.D
Rmin = ½ (292,8 m)
= 146,4m
Rmin
7. Strategi
Pada perencanan Dermaga, tidak hanya diperlukan strategi ekonomi, tapi perlu
pula strategi pertahanan dan keamanan.Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, kita
dapat membuat beberapa sketsa rencana penempatan Dermaga yang tepat dan mendekati
sempurna.Perlu pula diperhatikan jaringan lalu lintas yang sudah ada agar tidak terganggu.
Untuk mendapatkan parameter tanah c, γ, dan φ perlu diambil contoh tanah asli dan
diuji di laboratorium dengan menggunakan Triaxial Test. Contoh tanah tidak terganggu
harus mewakili dengan baik tanah di kedalaman tempat asalnya. Untuk
mempertahankan kondisi tersebut harus dilakukan teknik tertentu, seperti boring.
Setelah didapat parameter tanahnya, maka dapat ditentukan jenis konstruksi pondasi yang
akan digunakan.
Penentuan jenis kapal keruk yang dipakai
PERHITUNGAN GELOMBANG
Pada perencanaan Dermaga ini, data mengenai gelombang tidak diperoleh.
Untuk itu diperlukan menghitung “fetch efektif” guna memperoleh data tersebut. Fetch
adalah jarak antara terjadinya angin sampai lokasi gelombang tersebut. Dengan
diperolehnya fetch efektif, ditambah data mengenai kecepatan angin berhembus, maka
dapat diketahui tinggi gelombang pada lokasi Dermaga dengan menggunakan grafik
(terlampir).
Cara perhitungan/pembuatan fetch efektif yaitu:
a. Dari lokasi yang akan direncanakan dibuat Dermaga, ditarik garis lurus yang sejajar
arah angin yang ada.
b. Dari garis tersebut, dapat dilihat 2 kemungkinan:
Garis tersebut akan mengenai daratan
Garis tersebut tidak akan mengenai daratan
c. Selanjutnya buat garis lurus yang membentuk sudut 45˚ dengan garis sejajar arah angin
tersebut, kearah kiri dan kanan.
d. Sudut 45˚ tersebut kemudian dibagi dalam beberapa segmen yang sudutnya 5˚
sehingga terdapat beberapa garis lurus.
e. Apabila dari garis-garis lurus tersebut ada garis yang tidak mengenai daratan/pulau,
diganti dengan garis yang baru dengan sudut tertentu dengan arah kedaratan/pulau.
f. Ukur panjang garis dari lokasi Dermaga sampai ke ujung seberang yang berpotongan
tegak lurus dari arah angin (Xi).
g. Hitung cosinus sudut tersebut.
h. Buat dalam bentuk tabel.
Catatan:
Garis yang mengenai daratan adalah garis dimana jika mengena daratan maka arah
anginnya akan kembali.
Garis yang tidak mengenai daratan adalah garis dimana jika tidak mengena daratan
maka arah angin akan terus.
Peta yang digunakan untuk menghitung fetch efektif perlu diperhatikan skalanya.
Dalam tugas ini, peta yang digunakan dicetak sehingga skalanya menjadi 1:15000 (1
cm pada peta = 1500 meter di lapangan). Hal ini dapat diperiksa pada skala batang
yangada pada peta seperti pada Gambar 3.
Perhitungan selanjutnya dibuat dalam bentuk tabel seperti pada tabel 2.1.
Ri Ri . Cos
No. Α Cos α
cm Km α
Fetch Efektif =
∑ Ri cos α
∑ cos α
31,84
=
16,9024
= 1.8838 km