Anda di halaman 1dari 15

Nama : Muhammad Syarfan Isyroq

NPM : 193110617
Kelas : 6C
Aspek Hukum Dalam Pembangunan

Tugas 1

1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis kontrak (tambahkan selain yang telah dijelaskan pada Perpres No.16
Tahun 2018)!
Ketentuan/
No Jenis Kontrak Definisi/Pengertian Karakteristik Contohnya
kontrak
Berdasarkan Pasal
1319 KUHPerdata
A. dan Artikel 1355
NBW (kontrak
menurut namanya)
1. Kontrak Nominaat Kontrak yang dikenal dalam BW Kontrak nya Apabila seseorang ingin
(Bernama). misalnya sewa menyewa, dilakukan meminjamkan sesuatu
persekutuan perdata, hibah, berdasarkan kepada orang lain dalam
penitipan barang, pinjam pakai, hasil tenggat waktu tertentu
pinjam meminjam, pemberian kesepakatan
kuasa, penanggungan utang, dan bersama.
perdamaian.
2. Kontrak Kontrak yang timbul, tumbuh, Kongsi dalam suatu
Innominaat (Tidak dan berkembang dalam usaha
Bernama). masyarakat. Yang termasuk
dalam kontrak innominaat
adalah leasing, beli sewa,
franchise, joint venture, kontrak
karya, keagenan, production
sharing, dan lain-lain.
Berdasarkan kontrak merupakan penggolongan Perjanjian yang
menurut aspek perjanjian dari aspek tidak tujuannya bukan untuk
larangannya diperkenankannya para pihak kriminal
B. untuk membuat perjanjian yang
bertentangan dengan Undang-
undang, kesusilaan, dan
ketertiban umum.
Berdasarkan Perpres
C. no 70 tahun 2012
pasal 54 ayat 1-2
1. Kontrak pengadaan kontrak pengadaan barang/jasa Pihak penyedia jasa
pekerjaan tunggal yang hanya terdiri dari 1(satu) memberikan kontrak
pekerjaan perencanaan, pekerjaan kepada
pelaksanaan atau pengawasan. konsultan perencana
untuk melakukan
perencanaan
2. Kontrak pengadaan merupakan kontrak pengadaan Penyedia jasa
pekerjaan pekerjaan konstruksi yang memberikan pekerjaan
terintegrasi. bersifat kompleks dengan untuk melakukan
menggabungkan kegiatan perencanaan,
perencanaan, pelaksanaan pelaksanaan, dan
dan/atau pengawasan. pengawasan kepada PT.
Waskita Karya
Berdasarkan Kontrak
D. Menurut Sumber
Hukumnya (Sudikno
Mertokusumo)
1. Perjanjian/kontrak Suatu kontrak yang dimana Contohnya yaitu ikatan
yang bersumber dari merupakan hukum keluarga. pernikahan
hukum keluarga
2. Perjanjian/kontrak Suatu kontrak yang Contohnya seperti
yang bersumber dari berhubungan dengan peralihan membeli tanah dengan
kebendaan hukum benda, misalnya sistem kontrak pada
peralihan hak milik. pihak yang ingin
menjual tanah tersebut.
3. Perjanjian/kontrak
yang bersumber dari
hukum acara
4. Perjanjian/kontrak
yang bersumber dari
hukum publik
5. Perjanjian Suatu kontrak perjanjian yang Yaitu apabila kita sudah
obligatoir menimbulkan kewajiban menyetujui kontrak kerja
maka kita wajib
melaksanakan pekerjaan
kita pada pihak terkait
tersebut.
Berdasarkan Kontrak
E.
Menurut Sifatnya
1. Kontrak/perjanjian Suatu kontrak/perjanjian yang Perjanjian pembebanan
kebendaan ditimbulkan hak kebendaan, jaminan dan penyerahan
diubah atau dilenyapkan hal ini hak milik.
untuk memenuhi perikatan.
2. Kontrak obligatoir Suatu kontrak/perjanjian yang Kontrak pekerjaan di
menimbulkan kewajiban bagi sebuah perusahaan
para pihak yang terlibat.
Berdasarkan Kontrak
F.
Menurut Bentuknya
1. Kontrak lisan Suatu kontrak dimana kontrak - Pak Heri berjanji akan
tersebut hanya berdasarkan memberikan upah per
kesepakatan antar pihak hari sebesar Rp.150.000
kepada tukang
dirumahnya
2. Kontrak tertulis Suatu kontrak yang dibuat oleh Akta tanah yang ditanda
para pihak dalam bentuk tangan oleh para pihak
tulisan. yang terkait.
2. Jelaskan perbandingan terkait sanksi/hukuman pada UUJK No.18 tahun 1999 dengan UUJK No. 2
Tahun 2017 !
No UU No. 18 Tahun 1999 UU No. 2 Tahun 2017 Keterangan
1. Sistematika Undang – Undang
Terdiri dari 12 Bab dan 46 Pasal Terdiri dari 14 Bab dan 106 Pasal Perubahan dari segi
 BAB I Ketentuan Umum  BAB I Ketentuan Umum sistematika Undang
 BAB II Asas Dan Tujuan  BAB II Asas Dan Tujuan – Undang, dengan
 BAB III Usaha Jasa  BAB III Tanggung Jawab penambahan 2 bab
Konstruksi Dan Kewenangan dan 60 pasal
 BAB IV Pengikatan Pekerjaan  BAB IV Usaha Jasa
Konstruksi Konstruksi
 BAB V Penyelenggaraan  BAB V Penyelenggaraan
Pekerjaan Konstruksi Jasa Konstruksi
 BAB VI Kegagalan Bangunan  BAB VI Keamanan,
 BAB VII Peran Masyarakat Keselamatan, Kesehatan, Dan
 BAB VIII Pembinaan Keberlanjutan Konstruksi
 BAB IX Penyelesaian  BAB VII Tenaga Kerja
Sengketa Konstruksi
 BAB X Sanksi  BAB VIII Pembinaan
 BAB XI Ketentuan Peralihan  BAB IX Sistem Informasi
 BAB XII Ketentuan Penutup Jasa Konstruksi
 BAB X Peran Masyarakat
 BAB XI Penyelesaian
Sengketa
 BAB XII Sanksi
Administratif
 BAB XIII Ketentuan
Peralihan
 BAB XIV Ketentuan Penutup
2. Asas Jasa Konstruksi
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Pada Undang–Undang Nomor 2 Penambahan
yang pada awalnya sebagaimana Tahun 2017 ditambah dengan asas beberapa poin
tercantum dalam Undang-Undang kesetaraan, profesionalitas, mengenai asas jasa
Nomor 18 Tahun 1999 berlandaskan kebebasan, pembangunan konstruksi
asas kejujuran dan keadilan, manfaat, berkelanjutan dan wawasan
keserasian, keseimbangan, lingkungan.
kemandirian, keterbukaan, kemitraan,
keamanan, dan keselamatan demi
kepentingan masyarakat, bangsa, dan
negara
No UU No. 18 Tahun 1999 UU No. 2 Tahun 2017 Keterangan
3. Tujuan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
Pengaturan jasa konstruksi bertujuan Penyelenggaraan jasa konstruksi
untuk : bertujuan untuk :
a. Memberikan arah a. Memberikan arah
pertumbuhan dan pertumbuhan dan
perkembangan jasa konstruksi perkembangan jasakonstruksi
untuk mewujudkan struktur untuk mewujudkan struktur
usaha yang kokoh, handal, usaha yang kokoh, handal,
berdaya saing tinggi, dan hasil berdaya saing tinggi, dan hasil
pekerjaan jasa konstruksi yang pekerjaan jasa konstruksi
berkualitas yang berkualitas
b. Mewujudkan tertib b. Mewujudkan ketertiban
penyelenggaraan pekerjaan penyelenggaraan jasa
konstruksi yang menjamin konstruksi yang menjamin
kesetaraan kedudukan antara kesetaraan kedudukan antara
pengguna jasa dan penyedia pengguna jasa dan penyedia
jasa dalam hak dan kewajiban, jasa dalam menjalankan hak
serta meningkatkan kepatuhan dan kewajiban, serta
pada ketentuan peraturan meningkatkan kepatuhan
perundang – undangan yang sesuai dengan ketentuan
berlaku peraturan perundang –
c. Mewujudkan peningkatan undangan
peran masyarakat di bidang c. Mewujudkan peningkatan
jasa konstruksi partisipasi masyarakat di
bidang jasa konstruksi
d. Menata system Jasa
Konstruksi yang mampu
mewujudkan keselamatan
public dan menciptakan
kenyamanan lingkungan
terbangun
e. Menjamin tata kelola
penyelenggaraan jasa
konstruksi yang baik
f. Menciptakan integrasi nilai
tambah dari sepuluh tahapan
penyelenggaraan Jasa
Konstruksi

4. Tanggung Jawab dan Kewenangan


Belum membahas mengenai Membahas mengenai tanggung Penambahan Bab
tanggung jawab dan kewenangan jawab dan kewenangan yang dan pasal baru pada
yang dimiliki Pemerintah Pusat, dimiliki Pemerintah Pusat, UU No.2 Tahun
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Provinsi, dan 2017
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Pemerintah Daerah
di bidang Jasa Konstruksi Kabupaten/Kota di bidang Jasa
Konstruksi (BAB III Pasal 4 – 10)
5. Jenis Usaha Jasa Konstruksi
Jenis usaha konstruksi terdiri dari Jenis usaha konstruksi meliputi :
usaha perencanaan konstruksi, usaha a. Usaha jasa konsultansi
pelaksanaan konstruksi, dan usaha konstruksi
pengawasan konstruksi yang masing- b. Usaha pekerjaan konstruksi
masing dilaksanakan oleh perencana, c. Usaha pekerjaan konstruksi
pelaksana, dan pengawas terintegrasi
konstruksi
6. Sifat, Klasifikasi, dan Layanan Usaha
 Usaha perencanaan konstruksi  Sifat usaha jasa konsultansi Penambahan sifat,
memberikan layanan jasa konstruksi : umum dan spesialis. danklasifikasi
perencanaan meliputi : rangkaian  Klasifikasi usaha jasa usaha,serta
kegiatan dari studi pengembangan konsultansi konstruksi meliputi penambahan
sampai dengan penyusunan arsitektur, rekayasa, rekayasa layanan usaha
document kontrak kerja konstruksi. terpadu, dan arsitektur lanskap berdasarkan sifat
 Usaha pelaksanaan konstruksi dan perencanaan wilayah. usaha tersebut
memberikan layanan jasa  Layanan usaha jasa konsultansi
pelaksanaan meliputi : rangkaian konstruksi bersifat umum :
kegiatan dari penyiapan lapangan pengkajian,perencanaan,
sampau dengan penyerahan hasil perancangan,pengawasan,
akhir pekerjaan konstruksi. dan/atau manajemen
 Usaha pengawasan konstruksi penyelenggaraan konstruksi.
memberikan layanan jasa  Layanan usaha jasa konsultansi
pengawasan meliputi : pengawasan konstruksi bersifat spesialis :
baik keseluruhan maupun sebagian survey, pengujian teknis,
pekerjaan pelaksanaan muai dari dan/atau analisis.
penyiapan lapangan sampai
penyerahan hasil akhir konstruksi.
7. Bentuk dan Kualifikasi Usaha
 Bentuk usaha perseorangan selaku  Usaha jasa konstruksi berbentuk
pelaksana hanya dapat usaha perseorangan atau badan
melaksanakan pekerjaan konstruksi usaha, baik berbadan hukum
yang beresiko kecil, teknologi maupun tidak.
sederhana, biaya kecil  Kualifikasi usaha bagi badan
 Bentuk usaha perseorangan selaku usaha : kecil, menengah, besar;
perencana hanya dapat dinilai berdasarkan penjualan
melaksanakan pekerjaan sesuai tahunan, kemampuan keuangan,
bidang keahliannya. ketersediaan tenaga kerja
 Pekerjaan beresiko besar dan/atau konstruksi, kemampuan
beteknologi tinggi dan/atau biaya penyediaan peralatan konstruksi
besar hanya dapat dilaksanakan oleh  Kualifikasi usaha menentukan
badan usaha berbentuk perseroan batasan kemampuan dan
terbatas atau badan segmentasi pasar usaha.
usaha asing yang dipersamakan.
8. Segmentasi Pasar Jasa Konstruksi
Belum membagi segmentasi pasar Segmentasi pasar jasa konstruksi
jasa konstruksi secara jelas dibagi secara jelas berdasarkan
bentuk dan kualifikasi usaha jasa
konstruksi (Pasal 21 – 25)
9. Persyaratan Usaha, Keahlian, dan Keterampilan Jasa Konstruksi
Perencana, pelaksana, dan pengawas  Setiap usaha perseorangan wajib Penambahan
konstruksi berbentuk badan usaha memiliki Tanda Daftar Usaha persyarata usaha
harus : Perseorangan jasa konstruksi bagi
a. Memenuhi ketentuan tentang  Setiap badan usaha wajib usaha perseorangan
perizinan usaha bidang jasa memiliki Izin Usaha dan
konstruksi Sertifikat Badan Usaha
b. Memiliki sertifikat, klasifikasi,
dan kualifikasi perusahaan jasa
konstruksi
10. Badan Usaha Jasa Konstruksi Asing dan Usaha Perseorangan Jasa Konstruksi Asing
Belum membahas mengenai Membahas mengenai kewajiban Penambahan bagian
kewajiban badan usaha jasa badan usaha jasa konstruksi asing dan pasal baru pada
konstruksi asing atau usaha atau usaha perseorangan asing UU No.2 Tahun
perseorangan asing yang melakukan yang melakukan usaha di wilayah 2017
usaha di wilayah Indonesia Indonesia
11. Pengembangan Usaha Jasa Konstruksi
 Usaha perencanaan dan  Pengembangan jenis usaha jasa
pengawasan konstruksi konstruksi dapat dilakukan
dikembangkan ke arah usaha yang melalui usaha penyediaan
bersifat umum dan spesialis bangunan gedung dan usaha
 Usaha pelaksanaan konstruksi peyediaan bangunan sipil
dikembangkan ke arah usaha yang  Usaha penyediaan bangunan
bersifat umum dan spesialis, dan dibiayai melalui investasi yang
perseorangan yang bersumber dari pemerintah
berketerampilan kerja pusat, pemerintah daerah, badan
 Pengembangan usaha jasa usaha, dan/atau masyarakat
konstruksi diperlukan dukungan
melalui peningkatan akses terhadap
sumber pendanaan serta kemudahan
persyaratan dalam pendanaan
 Pengembangan jenis usaha
pertanggungan untuk mengatasi
resiko yang timbul dan tanggung
jawab hokum kepada pihak dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi
atau akibat dari kegagalan bangunan
12. Pengembangan Usaha Berkelanjutan
Belum membahas mengenai  Pengembangan usaha
pengembangan usaha berkelanjutan, berkelanjutan bertujuan :
pengembangan usaha dan tanggung a. Meningkatkan tata kelola
jawab hukum kepada pihak lain telah usaha yang baik
disebutkan dalam pengembangan b. Memiliki tanggung jawab
usaha jasa konstruksi professional termasuk
tanggung jawab badan usaha
terhadap masyarakat
 Pengembangan usaha
berkelanjutan diselenggarakan
oleh asosiasi badan usaha jasa
konstruksi
13. Pihak dalam pekerjaan konstruksi
 Pihak dalam pekerjaaan konstruksi  Pihak dalam pekerjaan
: pengguna jasa dan penyedia jasa konstruksi : pengguna jasa dan
 Pengguna jasa dapat menunjuk penyedia jasa
wakil untuk melaksanakan  Pengguna jasa dan penyedia jasa
kepentingannya dalam pekerjaan terdiri atas orang perseorangan
konstruksi atau badan
 Pengguna jasa harus memiliki  Tidak membahas mengenai
kemampuan membayar biaya jasa kemampuan membayar biaya
konstruksi yang didukung dengan jasa konstruksi pengguna jasa
dokumen pembuktian dari lembaga  Tidak membahas mengenai
perbankan dan/atau lembaga layanan jasa yang dilakukan
keuangan bukan bank penyedia jasa
 Layanan jasa dilakukan oleh tiap-
tiap penyedia jasa secara terpisah
dalam pekerjaan konstruksi
14. Pemilihan Penyedia Jasa
 Pemilihan yang didasarkan atas  Pemilihan Penyedia Jasa
persaingan yang sehat dilakukan menggunakan sumber
secara umum, terbatas, ataupun pembiayaan dari keuangan
langsung. Dalam pelelangan umum Negara dilakukan dengan cara
setiap penyedia jasa yang tender atau seleksi, pengadaan
memenuhi kualifikasi yang diminta secara elektronik, penunjukan
dapat mengikutinya. langsung, dan pengadaan
 Pemilihan penyedia jasa harus langsung sesuai dengan
mempertimbangkan kesesuaian ketentuan peraturan perundang-
bidang, keseimbangan antara undangan.
kemampuan dan beban kerja, serta  Pemilihan Penyedia Jasa dan
kinerja penyedia jasa. penetapan Penyedia Jasa dalam
pengikatan hubungan kerja Jasa
Konstruksi dilakukan dengan
mempertimbangkan kesesuaian
antara bidang usaha dan ruang
lingkup pekerjaan, kesetaraan
antara kualifikasi usaha dan
beban kerja, kinerja Penyedia
Jasa, pengalaman menghasilkan
produk konstruksi sejenis.
15. Kontrak Kerja Konstruksi
Kontrak kerja konstruksi sekurang- Kontrak Kerja Konstruksi paling
kurangnya harus mencakup uraian sedikit harus mencakup uraian
mengenai : mengenai:
a. para pihak, yang memuat secara a. para pihak, memuat secara
jelas identitas para pihak; jelas identitas para pihak;
b. rumusan pekerjaan, yang b. rumusan pekerjaan, memuat
memuat uraian yang jelas dan rinci uraian yang jelas dan rinci
tentang lingkup kerja, nilai tentang lingkup kerja, nilai
pekerjaan, dan batasan waktu pekerjaan, harga satuan,
pelaksanaan; lumsum, dan batasan waktu
c. masa pertanggungan dan/atau pelaksanaan;
pemeliharaan, yang memuat c. masa pertanggungan, memuat
tentang jangka waktu tentang jangka waktu
pertanggungan dan/atau pelaksanaan dan pemeliharaan
pemeliharaan yang menjadi yang menjadi tanggung jawab
tanggung jawab penyedia jasa; Penyedia Jasa;
d. tenaga ahli, yang memuat d. hak dan kewajiban yang
ketentuan tentang jumlah, setara, memuat hak Pengguna
klasifikasi dan kualifikasi tenaga Jasa untuk memperoleh hasil
ahli untuk melaksanakan pekerjaan Jasa Konstruksi dan
konstruksi. kewajibannya untuk memenuhi
e. hak dan kewajiban, yang ketentuan yang diperjanjikan,
memuat hak pengguna jasa untuk serta hak Penyedia Jasa untuk
memperoleh hasil pekerjaan memperoleh informasi dan
konstruksi serta kewajibannya imbalan jasa serta kewajibannya
untuk memenuhi ketentuan yang melaksanakan layanan Jasa
diperjanjikan serta hak penyedia Konstruksi;
jasa untuk memperoleh informasi e. penggunaan tenaga kerja
dan imbalan jasa serta konstruksi, memuat kewajiban
kewajibannya melaksanakan mempekerjakan tenaga kerja
pekerjaan konstruksi. konstruksi bersertifikat;
f. cara pembayaran, yang memuat f. cara pembayaran, memuat
ketentuan tentang kewajiban ketentuan tentang kewajiban
pengguna jasa dalam melakukan Pengguna Jasa dalam melakukan
pembayaran hasil pekerjaan pembayaran hasil layanan Jasa
konstruksi; Konstruksi, termasuk di
g. cidera janji, yang memuat dalamnya jaminan atas
ketentuan tentang tanggung jawab pembayaran;
dalam hal salah satu pihak tidak g. wanprestasi, memuat
melaksanakan kewajiban ketentuan tentang tanggung
sebagaimana diperjanjikan; jawab dalam hal salah satu pihak
h. penyelesaian perselisihan, yang tidak
memuat ketentuan tentang tata cara melaksanakan kewajiban
penyelesaian perselisihan akibat sebagaimana diperjanjikan;
ketidaksepakatan; h. penyelesaian perselisihan,
i. pemutusan kontrak kerja memuat ketentuan tentang tata
konstruksi, yang memuat ketentuan cara penyelesaian perselisihan
tentang pemutusan kontrak kerja akibat ketidaksepakatan;
konstruksi yang timbul akibat tidak i. pemutusan Kontrak Kerja
dapat dipenuhinya kewajiban salah Konstruksi, memuat ketentuan
satu pihak; tentang pemutusan Kontrak
j. keadaan memaksa (force Kerja Konstruksi yang timbul
majeure), yang memuat ketentuan akibat tidak dapat dipenuhinya
tentang kejadian yang timbul di luar kewajiban salah satu pihak;
kemauan dan kemampuan para j. keadaan memaksa, memuat
pihak, yang menimbulkan kerugian ketentuan tentang kejadian yang
bagi salah satu pihak. timbul di luar kemauan dan
k. kegagalan bangunan, yang kemampuan para pihak yang
memuat ketentuan tentang menimbulkan kerugian bagi
kewajiban penyedia jasa dan/atau salah satu pihak;
pengguna jasa atas kegagalan k. Kegagalan Bangunan,
bangunan; memuat ketentuan tentang
l. perlindungan pekerja, yang kewajiban Penyedia Jasa
memuat ketentuan tentang dan/atau Pengguna Jasa atas
kewajiban para pihak dalam Kegagalan Bangunan dan jangka
pelaksanaan keselamatan dan waktu pertanggungjawaban
kesehatan kerja serta jaminan Kegagalan Bangunan;
sosial; l. pelindungan pekerja, memuat
m. aspek lingkungan, yang memuat ketentuan tentang kewajiban
kewajiban para pihak dalam para pihak dalam pelaksanaan
pemenuhan ketentuan tentang keselamatan dan kesehatan
lingkungan. kerja serta jaminan sosial;
m. pelindungan terhadap pihak
ketiga selain para pihak dan
pekerja, memuat kewajiban para
pihak dalam hal terjadi suatu
peristiwa yang menimbulkan
kerugian atau menyebabkan
kecelakaan dan/atau kematian;
n. aspek lingkungan, memuat
kewajiban para pihak dalam
pemenuhan ketentuan tentang
lingkungan;
o. jaminan atas risiko yang
timbul dan tanggung jawab
hukum kepada pihak lain dalam
pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi atau akibat dari
Kegagalan Bangunan; dan
p. pilihan penyelesaian sengketa
konstruksi.
16. Penyedia Jasa dan Subpenyedia Jasa
Belum diatur untuk wajib Dalam penyelenggaraan Jasa
menyerahkan hasil pekerjaannya Konstruksi, Penyedia Jasa
dan/atau Subpenyedia Jasa wajib
menyerahkan hasil pekerjaannya
secara tepat biaya, tepat mutu, dan
tepat waktu sebagaimana
tercantum dalam Kontrak Kerja
Konstruksi.
17. Pembiayaan Jasa Konstruksi
Tidak diatur secara spesifik tentang Diatur dengan cukup jelas dan
pembiayaan jasa konstruksi rinci
18. Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan
Tidak diatur secara spesifik tentang Diatur dengan cukup jelas dan Penambahan bab
standar keamanan, keselamatan, rinci baru
kesehatan, dan keberlanjutan
konstruksi
19. Kegagalan Bangunan
 Pengguna jasa dan penyedia jasa  Dalam hal penyelenggaraan Jasa
wajib bertanggung jawab atas Konstruksi tidak memenuhi
kegagalan bangunan. Standar Keamanan,
 Kegagalan bangunan yang menjadi Keselamatan, Kesehatan, dan
tanggung jawab penyedia jasa Keberlanjutan, Pengguna Jasa
ditentukan terhitung sejak dan/atau Penyedia Jasa dapat
penyerahan akhir pekerjaan menjadi pihak yang
konstruksi dan paling lama10 bertanggung jawab terhadap
(sepuluh) tahun. Kegagalan Bangunan.
 Kegagalan bangunan ditetapkan  Kegagalan Bangunan
oleh pihak ketiga selaku penilai ditetapkan oleh penilai ahli.
ahli.  Penilai ahli ditetapkan oleh
Menteri.
 Menteri harus menetapkan
penilai ahli dalam waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kerja
terhitung sejak diterimanya
laporan mengenai terjadinya
Kegagalan
Bangunan.
20. Penilai Ahli
Tidak diatur secara spesifik tentang Diatur dengan cukup jelas dan
penilai ahli rinci
21. Jangka Waktu dan Pertanggungjawaban Kegagalan Bangunan
Tidak diatur secara spesifik tentang Diatur dengan cukup jelas dan
jangka waktu dan rinci
pertanggungjawaban kegagalan
bangunan
22. Tenaga Kerja Konstruksi
Tidak diatur secara spesifik tentang Diatur dengan cukup jelas dan Penambahan bab
tenaga kerja konstruksi rinci baru
23. Peran Masyarakat
Diatur dengan cukup jelas dan rinci Tidak diatur secara spesifik
tentang peran masyarakat
24 Pembinaan
Pemerintahan melakukan pembinaan Pemerintahanmelakukan Penambahan bab
dalam bentuk pengaturan, pembinaan dalam bentuk baru
pemberdayaan, dan pengawasan penetapan pedoman,
Penyelenggaraan kebijakan,
pemantauan dan evaluasi,
penyelenggaraan pemberdayaan.
25 Penyelesaian Sengketa
Sengketa yang terjadi dalam Kontrak  Sengketa yang terjadi dalam Penambahan bab
Kerja Konstruksi Kontrak Kerja Konstruksi baru
diselesaikan dengan prinsip dasar diselesaikan dengan prinsip
musyawarah untuk dasar musyawarah untuk
mencapai kemufakatan. mencapai kemufakatan.
 Tahapaupaya penyelesaian
sengketa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
meliputi:
a. mediasi;
b. konsiliasi; dan
c. arbitrase.

26 Sanksi
 Tidak diatur secara spesifik  Mengatur secara spesifik Perbedaan judul
tentang sanski pihak-pihak yang tentang sanksi pihak-pihak bab
terlibat dalam pekerjaan yang terlibat dalam pekerjaan
konstruksi konstruksi
 Menjelaskan tentang akibat,  Tidak menjelaskan tentang
hukuman, dan denda akibat akibat, hukuman,
sanksi dan denda akibat sanksi
27 Ketentuan Peralihan
 Ketentuan peraturan perundang- Lembaga yang dibentuk
undangan yang berdasarkan peraturan
mengatur kegiatan jasa konstruksi pelaksanaan dari Undang-
yang telah ada sepanjang tidak Undang Nomor 18 Tahun
bertentangan dengan UU ini 1999 tentang Jasa Konstruksi
dinyatakan tetap berlaku sampai (Lembaran Negara Republik
diadakali peratuan pelaksanaan Indonesia Tahun 1999 Nomor
yang baru UU ini. 54, Tambahan Lembaran
 Penyedia jasa yang telah Negara Republik Indonesia
memperoleh perizinan sesuai Nomor 3833), tetap
dengan bidang usahanya dalam menjalankan tugas sertifikasi
waktu 1 (satu) tahun dan registrasi badan usaha dan
menyesuaikan dengan tenaga kerja konstruksi
ketentuan UU ini, terhitung sampai dengan terbentuknya
sejak diundangkannya. lembaga sebagaimana
dimaksud dalam UU ini.

28 Ketentuan Penutup
 Penyedia jasa yang telah  Undang-Undang Nomor
memperoleh perizinan sesuai 18 Tahun 1999 tentang
dengan bidang usahanya JasaKonstruksi (Lembaran
dalam waktu 1 (satu) tahun NegaraRepublik Indonesia
menyesuaikan dengan Tahun 1999 Nomor 54,
ketentuan dalam UU ini, Tambahan Lembaran
terhitung sejak Negara Republik Indonesia
diundangkannya. Nomor 3833), dicabut dan
 UU ini mulai berlaku 1 (satu) dinyatakan tidak berlaku.
tahun terhitung sejak  Peraturan pelaksanaan dari
diundangkannya. Undang-Undang ini harus
ditetapkan paling lama 2
(dua) tahun terhitung sejak
UU ini diundangkan. UU ini
mulai berlaku pada
tanggal diundangkan.

3. Apa maksud/tujuan jaminan pekerjaan proyek konstruksi secara umum? Jelaskan tentang
jenis- jenis jaminan pada proyek konstruksi (dalam bentuk tabel)!
Maksud/tujuan
 yaitu agar dalam melakukan pekerjaan tersebut pelaksana mengerjakan suatu pekerjaan
konstruksi tersebut dengan serius dan agar tidak ada kesalahpahaman diantara kedua belah
pihak apabila terjadi kecacatan/cidera dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut dan juga
dengan menggunakan jaminan juga sudah termasuk ke dalam peraturan-peraturan
konstruksi yang berlaku.
Risiko yang Besarnya
No. Jenis Jaminan Definisi
dijamin jaminan
1. Jaminan Merupakan jaminan yang  mengundurkan diri setelah  Bank Garansi sebesar
Penawaran (Bid secara khusus dipersyaratkan memasukan penawaran. nilai jaminan.
Bond) oleh Panitia Tender untuk
melihat keseriusan dari masing-  tidak menyerahkan jaminan  Surety Bond :
masing Peserta Tender untuk pelaksanaan setelah besarnya ganti rugi
mengikuti jalannya proses dinyatakan sebagai sebesar selisih
tender, besarya nilai jaminan pemenang tender oleh jumlah harga
sebesar 1% sampai dengan 5% obligee. penawaran pemenang
dari nilai penawaran. pertama dengan
 tidak bersedia jumlah penawaran
menandatangani kontrak pemenang kedua
setelah dinyatakan sebagai dengan
pemenang tender oleh maksimum sebesar
obligee. nilai jaminan.
2. Jaminan Merupakan jaminan atas  Principal Wanprestasi  Bank Garansi :
Pelaksanaan kesanggupan principal untuk (gagal melaksanakan sebesar nilai jaminan.
(Performance melaksanakan pekerjaan secara kewajiban-kewajiban yang
Bond) fisik sesuai dengan ketentuan seharusnya dilaksanakan  Surety Bond :
yang diperjanjikan dalam sebagaimana diatur dalam kerugian dihitung
kontrak. Besarnya nilai jaminan kontrak). dengan cara
sesuai dengan ketentuan dalam menunjuk pihak
kontrak, biasanya sebesar 5%  Principal tidak ketiga untuk
sampai dengan 10% dari nilai memperpanjang jaminan meneruskan
kontrak dengan periode jaminan pelaksanaan apabila jangka pekerjaan yang
sesuai dengan jangka waktu waktu pelaksanaan belum selesai.
kontrak. pekerjaan telah
diperpanjang sesuai dengan  besarnya ganti rugi
kesepakatan antara sebesar selisih antara
principal dan obligee. nilai kontrak
principal dengan
obligee dibandingkan
dengan nilai kontrak
principal pengganti
dengan obligee
dengan maksimum
sebesar nilai jaminan.
3 Jaminan Uang Merupakan jaminan atas  Principal tidak  Bank Garansi :
Muka kesanggupan principal untuk melaksanakan sebesar nilai jaminan
(Advance mengembalikan uang muka kewajibannya sesuai
Payment Bond) yang telah diterimanya dari dengan kontrak.  Surety Bond : surety
obligee sesuai dengan ketentuan akan mengembalikan
yang diperjanjikan dalam  Uang muka tidak / belum uang muka kepada
kontrak. Besarnya nilai jaminan dikembalikan sampai obligee maksimum
sesuai dengan jumlah uang dengan batas waktu yang sebesar nilai uang
muka yang diterima dengan diperjanjikan. muka dengan
periode jaminan sesuai dengan ketentuan jumlahnya
jangka waktu kontrak. akan diperhitungkan
dengan tingkat
prestasi kerja yang
telah dilaksanakan
oleh principal
(dikurangi dengan
jumlah pengembalian
uang muka yang
telah diangsur oleh
principal).
4. Jaminan Merupakan jaminan atas  Principal tidak  Bank Garansi :
Pemeliharaan kesanggupan principal untuk memperbaiki kerusakan- sebesar nilai jaminan.
(Maintenance
Bond) memperbaiki kerusakan- kerusakan yang terjadi
kerusakan pekerjaan setelah selama masa pemeliharaan.  Surety Bond : sebesar
pelaksanaan pekerjaan selesai biaya yang
sesuai dengan ketentuan yang dibutuhkan untuk
diperjanjikan dalam kontrak. memperbaiki
Jaminan ini diterbitkan sebagai kerusakan-kerusakan
pengganti dari nilai retensi tersebut, maksimum
(jumlah uang yang ditahan oleh sebesar nilai jaminan.
obligee pada masa
pemeliharaan maksimal sebesar
5% dari nilai kontrak).
5 Jaminan Merupakan jaminan yang biasa  Resiko jaminan terlalu  sebesar nilai jaminan
Pembayaran digunakan dalam bentuk besar apabila terjadi
(Payment
Guarantee) kontrak Pra Pendanaan Penuh kecacatan pada konstruksi
dari Penyedia Jasa (Contractor's
Full Prefinance) dimana seluruh
pekerjaan dibiayai terlebih
dahulu oleh penyedia jasa, masa
untuk menjamin penyedia jasa
mendapatkan pembayaran atas
pekerjaannya maka pengguna
jasa harus memberikan jaminan
pembayaran kepada penyedia
jasa.

4. Jelaskan pengertian PHO dan FHO!


Jawab :
PHO (Provisional Hand Over) adalah suatu kegiatan serah terima seluruh pekerjaan yang
dilakukan secara resmi dari penyedia jasa (pelaksana) kepada direksi pekerjaan setelah diteliti
terlebih dahulu oleh Panitia Penilai Hasil Pekerjaan.
Serah terima sementara pekerjaan dilakukan apabila pekerjaan fisik sudah selesai seratus
persen. Tetapi untuk menetapkan pekerjaan selesai seratus persen dan dapat diterima, maka
perlu suatu kegiatan pemeriksaan.
FHO (Final Hand Over-FHO) adalah suatu kegiatan serah terima akhir pekerjaan yang
dilakukan secara resmi dari penyedia jasa kepada direksi pekerjaan setelah penyedia jasa
menyelesaikan semua kewajibannya selama masa pemeliharan.

Ruang lingkup FHO dan juga PHO mencakup mutu dalam hal administrasi, visual dan
kuantitas. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan (PPHP) yang bertugas memeriksa administrasi
hasil pekerjaan Pengadaan Barang/Jasa mulai dari identifikasi kebutuhan hingga serah terima
pembayaran.

5. Apa perbedaan CCO (Contract Change Order), Adendum dan Amandemen. Jelaskan!
CCO (Contract Change Oreder) adalah proses perhitungan tambah atau kurang dalam suatu
pekerjaan dengan tanpa merubah isi dari kontrak dan nilai jumlah kontrak.
Adendum adalah sesuatu yang ditambahkan ke dokumen tertulis yang sudah ada sebelumnya
dan biasanya berupa sebuah kontrak. Biasanya, ini berupa penjelasan yang lebih rinci tentang
sesuatu yang telah dicatat dalam kontrak.
Amandemen adalah perubahan pada suatu undang-undang atau dasar hukum tertulis.

Perbedaan
No.
CCO Adendum Amandemen
Biasanya menyangkut - Perubahan biasanya - Perubahan pada pasal-
perubahan penambahan menyangkut perubahan pasal dalam pokok
ataupun pengurangan dokumen DKH, SSUK, pekerjaan
1 dalam lingkup dan item SSKK, spesifikasi , gambar - Merupakan kelanjutan
pekerjaan. dan dokumen lain CCO
- Merupakan kelanjutan
CCO
Digunakan dalam Digunakan dalam kontrak Digunakan dalam bidang
2
kontrak pekerjaan pekerjaan hukum

Anda mungkin juga menyukai